Anda di halaman 1dari 14

Laporan Strategi Bisnis

“Procker & Gamble (P&G)”


(Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Strategi Bisnis)

Dosen Pengampu : Dr. Oviyan Patra., ST.,MT


Tanggal : Selasa, 28 Mei 2019

Disusun Oleh :
Annisa Fridayanti Utami
2513161129

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2019
I. Pendahuluan
Procter & Gamble berhasil meningkatkan penjualan bersih sebesar 3% menjadi $ 78,9
miliar dan peningkatan 4% di unit volume (Deloitte, 2010). Di bawah lingkungan yang tidak
menguntungkan dari resesi global, P & G telah berhasil mempertahankan kenaikan positif sejak
Krisis Keuangan dan terus posisi produsen produk konsumen terbesar dunia. Dalam daftar Fortune
P & G termasuk perusahaan yang dikagumi untuk tahun 2010, P & G adalah peringkat Keenam di
antara dunia korporasi (Fortune, 2010). Produk dari P & G melayani 4,2 miliar dari 6,5 miliar orang
di dunia yang digunakan setiap hari(P & G, 2010).
Tujuan dari laporan ini adalah untuk melakukan penelitian mendalam berpusat pada
perusahaan Procter & Gamble dengan sejumlah kerangka teoritis. Pada awal laporan, sejarah
singkat dari P & G akan disajikan dan menunjukkan beberapa tantangan strategis yang dihadapi
perusahaan. Kedua, akan ada Pastle Analisis dari kondisi lingkungan eksternal perusahaan saat ini.
Kemudian, efektivitas perusahaan dan keberlanjutan strategi saat akan dianalasis, diikuti oleh
rekomendasi untuk P & G strategi, disertai dengan penjelasan dan justifikasi yang tepat.
Industri konsentrasi P & G adalah Parfum, Kosmetik dan Persiapan Toilet Lainnya (OSHA,
2010). Ini akan didefinisikan sebagai Produk Personal Industri. Pasar personal dunia akan dianggap
sebagai keseluruhan dan pasar dapat dikategorikan ke dalam enam segmen, meliputi perawatan
rambut, make-up, perawatan kulit, kebersihan pribadi, kebersihan mulut, dan wewangian (Graul et
al, 2006).

II. Sejarah Procker & Gamble C.o


P & G didirikan oleh Willian Procter (pembuat lilin) dan James Gamble (pembuat sabun)
pada tahun 1837 di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat.Pada tahun 1858-1859, penjualan P&G
berhasil mencapai $1 juta. Di titik ini, P&G memiliki sekitar 80 karyawan yang bekerja di sana.
Pada masa Perang Saudara Amerika Serikat, P&G memenangkan kontrak untuk
menyuplai sabun dan lilin kepada Tentara Union. Selain memberikan profit tambahan, kontrak
tersebut secara tidak langsung juga memperkenalkan prodk P&G ke tentara-tentara di seluruh
wilayah Amerika Serikat.
Pada tahun 1880, Procter & Gamble mulai memasarkan sebuah produk baru berupa sabun
yang dapat mengambang di atas air. Perusahaan menyebut sabun itu sebagai Ivory. William Arnett
Procter, cucu dari William Procter, mulai mengembangkan program bagi hasil ke tenaga kerja
P&G pada tahun 1887. Dengan memberikan saham kepada pekerja, ia secara tepat memperkirakan
risiko mogok kerja (strike) dari pekerja menjadi kecil.
Perusahaan mulai membangun pabrik di lokasi lain di seantaro Amerika Serikat seiring
dengan meningkatnya demand. Perusahaan juga mulai melakukan diversifikasi produk. Pada tahun
1911, P&G memproduksi Crisco, sejenis minyak yang terbuat dari lemak nabati alih-alih lemak
binatang. Ketika radio menjadi populer di tahun 1920-an dan 1930-an, perusahaan menyeponsori
beberapa acara. Acara-acara yang disponsori oleh P&G ini di kemudian hari disebut sebagai acara
"opera sabun".
Perusahaan juga mengembangkan usahanya ke negara lain, baik dalam hal manufaktur
maupun penjualan produk, dan menjadi sebuah perusahaan internasional saat
mengakuisisi Thomas Hedley Co.sebuah perusahaan yang berbasis di Newcastle upon Tyne,
Inggris. Akibat akuisisi ini, P&G memiliki jaringan yang kuat dengan wilayah Barat Daya Inggris.
Di saat yang sama, P&G juga banyak meluncurkan produk-produk baru dan mulai
mengembangkan produksinya ke area baru. Perusahaan memperkenalkan deterjen "Tide" pada
tahun 1946 dan "Prell" di tahun 1947. Pada 1955, P&G mulai menjual pasta gigi pertama yang
mengandung fluoride, yang dikenal sebagai "Crest". Pada tahun 1955, perusahaan melebarkan
sayap usahanya dengan membeli Charmin dan mulai memproduksi tissu toilet dan produk kertas
lainnya. Pada tahun 1960 perusahaan meluncurkan "Downy" pelembut pakaian dan "Bounce" di
tahun 1972.
Salah satu produk inovatif yang diluncurkan P&G adlaah "Pampers" yang pertama kali
dijual pada tahun 1961. Produk popok sekali pakai sudah diluncurkan sebelumnya oleh Johnson &
Johnson, namun kurang populer. Produk ini menyediakan alternatif popok bayi yang ketika itu
banyak menggunakan kain yang lebih mudah bocor dan sulit dibersihkan.
P&G juga membeli beberapa perusahaan dan mendiversifikasi lini produknya serta secara
signifikan meningkatkan profit. Akuisisi ini termasuk pembelian Folgers Coffee, Norwich Eaton
Pharmaceuticals (produsen Pepto-Bismol), Richardson-Vicks, Noxell (Noxzema), Old Spice, Max
Factor, Iams, serta beberapa lainya. Pada tahun 1994 perusahaan mengalami kerugian besar akibat
skandal yang dilakukanBankers Trust. Pada tahun 1996 P&G juga terkena skandal ketika Food and
Drug Administrationmenyetujui produk baru perusahaan, Olestra, untuk diluncurkan ke pasar.
Produk ini adalah produk pengganti lemak untuk memasak chip kentang dan makanan lainnya.
Ketika itu, produk ini diketahui dapat memicu anal leakage dan masalah gastrointestinal pada
manusia.
Pada tahun 2005, P&G mengumumkan akuisisi Gillete, dan membentuk perusahaan barang
konsumen terbesar di dunia, menempatkan Unilever di tempat kedua. Akuisisi ini disetujui
oleh Uni Eropa danFederal Trade Commission, dengan syarat P&G menjual merek-merek yang
menjual produk sejenis dengan merek yang baru dibeli. P&G setuju dan menjual SpinBrush,
Rembrandt, Soft & Dri, dan Dry Idea. Kedua perusahaan secara resmi digabung pada 1 Oktober
2005. Pada tahun 2008, P&G mengembangkan usahanya pada industri rekaman dengan melakukan
sponsorship bersama sebagai bentuk endorsement untuk TAG Body Spray.

III. Visi dan Misi Procker & Gamble C.o


 VISI
Dapat diakui sebagai sebagai perusahaan Consumen Good yang memberikan layanan terbaik di
dunia konsumen.

 MISI
Menyediakan produk bermerek dan pelayanan kualitas unggul dan nilai yang meningkatkan
kehidupan konsumen didunia, sekarang dan generasi yang akan datang.

IV. Posisi Perusahaan dan Tantangan Strategis


P&G apabila dibandingkan dengan kompetitornya berada dalam peringkat pertama,
kususnya di wilayah Amerika Serikat. Dewasa ini, P&G sebagai perusahaan multinasional, dalam
usaha memperluas pasar yang dikuasainya, khususnya pada lini shampoo, dihadapkan kepada
berbagai bentuk persaingan yang datang dari para pesaingnya. Para pesaingnya, baik itu yang
datang dari pesaing lama maupun pesaing baru merupakan ancaman terhadap pertumbuhan pangsa
pasar produknya, yakni Pantene Pro-V. Terbukti dengan menurunnya jumlah pangsa pasar Pantene
Pro-V yang pada tahun 1999 telah menguasai pasar sebesar 20 % menjadi 18,84 % di tahun 2001.
Sementara itu, pesaing lamanya, yakni Sunsilk yang merupakan produk dari Unilever, pangsa
pasarnya terus mengalami peningkatan dari 32 % di tahun 1999 menjadi 37,22 % di tahun 2001.
Belum lagi munculnya produk baru dari Grup Wings, yaitu Emeron yang menguasai pasar sebesar
3,61 % dan diperkirakan akan mengalami peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Untuk menanggulangi masalah-masalah di atas, P&G berusaha untuk mengkomunikasikan
produknya kepada konsumen dengan mengandalkan beberapa kebijakan, di antaranya melalui
keputusan produk individual. Perusahaan dapat mengambil keputusan yang berhubungan dengan
pemasaran suatu produk dengan menggunakan keputusan produk individual. Keputusan produk
individual menyangkut keputusan atribut produk, merek, kemasan, label, dan keputusan mengenai
pelayanan terhadap konsumen (Armstrong & Kotler, 2000 : 226).
Seandainya konsumen merasa puas atas kualitas dari masing-masing unsur keputusan
produk individual shampoo, yaitu Pantene Pro-V, maka cenderung akan berpengaruh terhadap
perilaku pasca pembelian konsumen, sehingga mereka akan melakukan pembelian ulang (repeated
buying) yang nantinya para konsumen tersebut diharapkan mampu menjadi konsumen yang loyal.
Loyalitas konsumen merupakan salah satu syarat utama untuk menuju sukses bagi semua
jenis bisnis. Mereka yang dikategorikan sebagai konsumen yang loyal ini adalah mereka yang
sangat puas dengan produk tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkan
produk tersebut kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya, konsumen yang loyal tersebut
akan memperluas “kesetiaan” mereka dengan mengkonsumsi produk-produk lain dari produsen
yang sama. Pada akhirnya, mereka adalah konsumen yang loyal (setia) kepada produsen tertentu
untuk selamanya (Jennie Siat, 1997 : 11). Memelihara loyalitas konsumen dalam era bisnis pada
masa kini merupakan tuntutan yang harus segera dilaksanakan karena pada dasarnya, melalui
terpeliharanya loyalitas konsumen, maka perusahaan akan dapat survive menghadapi semaraknya
persaingan yang terjadi.
Saat ini perusahaan telah memasarkan lebih dari 300 merek yang telah tersebar di lebih
dari 160 negara. Perusahaan beroperasi di lebih dari 80 negara melalui Market Development
Organization “MDO”. MDO meliputi pelanggan ritel yang resmi, saluran dagang dan tim khusus
untuk negara yang bekerja untuk membangun merek perusahaan di pasar lokal. MDO diorganiasi
mencakup tujuh wilayah, yaitu Amerika Utara, Eropa Barat, Asia Utara-Timur, Amerika Latin,
Eropa Timur dan Tengah, Timur Tengah, Afrika, Cina dan ASEAN, Australia, India.
Perusahaan dikelompokkan menjadi tiga Global Business Units : P&G Beauty; P&G
Family Health; and P&G Household Care. Dalam P&G Beauty unit, meliputi Retail and
Professional Hair Care, Skin Care, Feminine Care, Cosmetics, Fine Fragrances and Personal
Cleansing. Hair Care merupakan bisnis utama dan Feminine Care merupakan bisnis utama lainnya.
Merek dalam P&G Beauty antara lain Pantene, Wella, Olay, Always and Head & Shoulders.
P&G Family Health, perusahaan menawarkan produk perawatan kesehatan mencakup Oral
Care, Pharmaceuticals, Personal Health and Pet Health and Nutrition. Merek P&G Family Health
meliputi Actonel, Crest, Iams, Pampers, Bounty and Charmin brands.
P&G Household Care, terdiri dari Fabric Care and Home Care,mencakup Tide, Ariel,
Downy dan Dawn. Dalam Snacks and Coffee, perusahaan membagi menjadi dua kategori, yaitu
Salted Snacks and Coffee. Dua merek dalam Snacks and Coffee - Pringles dan Folgers.
Pada 27 January 2005, Procter & Gamble bekerjasama dengan The Gillette Company. The
Gillette Company merupakan perusahaan yang menghasilkan produk untuk pria, misalnya silet,
pisau cukur dan tempat penyimpanan peralatan dan juga tersedia untuk produk wanita. Gillette juga
menyediakan batu baterai alkalin dan sikat gigi yang mampu masuk ke pasar global.

V. Pestle Analisis
Analisis Pestle akan dilakukan untuk menguji lingkungan eksternal saat ini untuk P & G di
pasar dunia yaitu:
1. Politik
P&G beroperasi di lebih dari seratus negara benua yang berbeda, P & G harus berurusan
dengan pola politik setiap negara yang khas mempengaruhi kegiatan usahanya. Di satu sisi,
perusahaan harus berurusan dan beradaptasi dengan tekanan politik di negara-negara yang
berbeda. Di sisi lain, berkaitan dengan ukuran korporasi, memainkan peran integral bekerja
sama dengan dan mempengaruhi pemerintah daerah.
2. Ekonomis
Ekonomi dunia adalah menyajikan pola peremajaan dari resesi dan dunia permintaan
diperkirakan tumbuh di tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat
memiliki harapan yang relatif positif pada kinerja penjualan. Namun, perkembangan di
pasar yang berbeda dapat bervariasi karena situasi pembangunan yang tidak seimbang di
berbagai daerah.
3. Sosial
Perusahaan harus memperhatikan berbagai norma-norma sosial selama operasi di luar
negeri karena latar belakang budaya terkemuka di pasar yang berbeda. Untuk produk
personal, kebutuhan sosial berkembang dengan waktu. Misalnya, permintaan untuk
perawatan pria meningkat beberapa tahun terakhir.
4. Teknologi
Teknologi sebagai ukuran pasar produk personal sangat besar, pemain utama dalam industri
ini berinvestasi secara signifikan untuk mendapatkan keuntungan teknologi dalam rangka
mempertahankan dan memperluas posisi pasar. Akibatnya, teknologi yang diterapkan
dalam industri ini berkembang relatif cepat.
5. Hukum
P & G memiliki untuk mematuhi peraturan perundang-undangan nasional yang berbeda
pada produk personal, proses produksi, dan operasi bisnis.
6. Etis
Etis Karena produk pribadi sangat penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat, kualitas
Productsare sangat penting untuk merek. Setiap skandal tentang produk dapat
menyebabkan kerusakan yang signifikan pada citra merek.

VI. Strategi Pemasaran


Dalam perkembangannya tersebut, tentu saja PT. P&G tidak lepas dari manajemen
pemasaran yang berada di dalam perusahaan PT. P&G bagaimana strategi demi strategi
diterapkan untuk memasarkan produk dari PT. P&G dan meraup bahkan lebih banyak lagi
konsumen, bagaimana strategi PT. P&G dalam menghadapi kompetitor terberatnya.
MARKET ORIENTATION
PT P&G sangat berusaha keras untuk menjadi perusahaan yang selalu berinovasi dalam
pengembangan produknya dan tentunya merebut pangsa pasar dengan menerapkan market
orientation yang berhasil. Market orientation merupakan salah satu budaya organisasi yang
memenuhi kriteria Resource-Based View sebagai sebuah resource dan yang mampu membentuk
kapabilitas organisasi. Budaya market orientation ditujukan untuk memberikan nilai yang terbaik
bagi konsumen melalui pemahaman kebutuhan konsumen, baik yang ekspresif maupun yang
latent, memahami pesaing, dan sinergi organisasi dari koordinasi individu dan bagian-bagian
dalam organisasi. Kapabilitas dalam memahami konsumen, memahami pesaing, dan
terbentuknya koordinasi dalam organisasi, yang diintegrasikan dengan resources lain, akan
menghasilkan advantages yang akan membawa organisasi unggul ditengah persaingan yang
semakin meningkat.Konsep-konsep yang bersaing yang telah digunakan oleh PT P&G pada
kegiatan pemasaran mencakup :
 Konsep Produksi.
Konsep itu menjelaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang tersedia dimana-
mana dan murah. Manajer dari bisnis yang berorientasi produksi berkonsentrasi pada mencapai
efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan ditribusi massal. Orientasi ini akan berhasil
bila masuk dalam negara-negara yang sedang berkembang. Dalam hal ini, PT P&G telah
berhasil mencapainya, dengan mendirikan PT P&G di Indonesia, memungkinkan perusahaan
tersebut untuk meraih peluang yang lebih besar, dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja
yang terjangkau, serta pangsa pasar yang luas, maka PT P&G dapat meningkatkan nilai
perusahaannya.
 Konsep Produk
Menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang menawarkan
fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif. Para manajer dalam organisasi ini
berfokus pada membuat produk yang superior dan meningkatkannya sepanjang waktu. PT
P&G berhasil menawarkan produk-produk yang berkualitas tinggi namun masi dapat
terjangkau oleh seluruh kalangan, misalnya saja dengan peluncuran produk Olay, dimana
produk tersebut menawarkan kelebihan yang tidak kalah dengan produk-produk mahal di
pasaran, namun dengan harga yang dapat dijangkau.
 Konsep Pemasaran Holistik
Keseluruhan perangkat kekuatan yang tampak dalam dasawarsa terkahir menuntut praktik
pemasaran dan bisnis baru. PT P&Gmemiliki kapabilitas baru yang dapat mengubah cara
mereka melakukan pemasaran. PT P&G membutuhkan pemikiran segar tentang bagaimana
beroperasi dan bersaing dalam lingkungan pemasaran baru. Para pemasar dalam abad ke-
duapuluh satu semakin menyadari kebutuhan untuk memiliki satu pendekatan kohesif yang
lebih lengkap yang melampaui aplikasi tradisional atas konsep pemasaran.
PT P&G selalu mengedepankan kebutuhan dan permintaan konsumen mereka, oleh karena
itu PT P&G senantiasa selalu melakukan R & D agar selalu dapat menciptakan inovasi terbaru
untuk memenuhi permintaan konsumen mereka. Sehingga secara otomatis perusahaan dapat
menciptakan loyalitas pada pelanggannya.
P&G Home Products Indonesia meluncurkan inovasi terbaru perawatan rambut: Pantene
Leave-On Hair Moisturizer. Pelembab rambut tanpa dibilas ini mampu mengurangi frizzy hair
- rambut berantakan, kering, sulit diatur dan ditata -- dengan cepat dan mudah. Hanya
diperlukan satu menit untuk mendapatkan kembali tampilan rambut yang indah dan rapi.
Inovasi paling baru dari salah satu raksasa toiletris ini makin memantapkan Pantene sebagai
produk perawatan rambut yang memahami kebutuhan konsumen. Dari penelitian yang
dilakukan Pantene ternyata 57% perempuan di Indonesia mengalami frizzy hair dan 88%
menyakini bahwa frizzy hair disebabkan faktor lingkungan dan rambut rusak. Acara
peluncuran produk ini juga menghadirkan tiga penata rambut ternama: Alfons, Willy Wahyudi
dan Firman. Bertajuk Go in Style, tiga penata rambut itu mendemokan cara kerja Pantene
Leave-On Hair Moisturizer pada tiga peragawati beken: Henidar Amroe, Karenina dan Imelda.
VII. Strategi SWOT
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Internal itu berkaitan dengan Kekuatan dan Kelemahan dari kondisi
Internal Perusahaan. Pada analisis Swot tentang lingkungan internal, kita mengetahui adanya
Strenght (kekuatan) dan Weakness (kelemahan). Seperti dunia ini diciptakan didalamnya
berpasang-pasangan, ketika suatu perusahaan berdiri, maka dia pasti mempunyai kekuatan dan
kelemahan, yang semua itu berjalan beriringan mengiringi perjalanan hidup perusahaan.

1 STRENGHT (KEKUATAN)
Sebagai perusahaan multinational corporation, PT P&G memiliki beragam keunggulan internal
perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1 Memperkerjakan Pekerja Lokal, agar dapat membidik pasar lokal
2 Material atau bahan baku PT. P&G didapatkan dari berbagai belahan dunia.
3 Selalu melakukan analisis ketidakpastian untuk branding produk baru
4 Melakukan Riset Operasi.
5 Melakukan riset operasi untuk menjadikan inventory perusahaan agar lebih dinamis.
6 P&G bersedia mengutamakan insight langsung dari konsumen, dengan selalu
memperhatikan keinginan konsumen dan berusaha melakukan development sesuai dengan
kebutuhan konsumen mereka. Mengembangkan model simulasi design organisasi sebuah
perusahaan.
7 Memiliki diferensiasi produk yang beragam dan berbeda dari brand-brand lain.
8 Menciptakan diversifikasi produk dimana tidak hanya mengeluarkan produk kecantikan
dan perawatan tubuh, tetapi juga menciptakan produk-produk makanan, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
9 Keunggulan dibidang pemasaran adalah PT P&G memiliki konsep pemasaran yang baik,
salah satu strategi yang digunakan adalah Word of Mouth marketing yang terdiri dari 3 step
yaitu: Do Talking, Do the Selling
10 Sistem manajemen yang membebaskan pekerja untuk berinovasi baik secara individual
maupun kelompok. Research and Development yang baik dalam mengembangkan produk-
produknya.Melakukan manajemen pemasaran yang fokus pada pemasaran lokal untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat.Menekankan pada pengontrolan dan pengawasan
dalam lingkup kecil baik per level, tim kerja maupun individu.Memiliki teknologi canggih
dalam pengembangan produk.
2 WEAKNESS (KELEMAHAN)
PT P&G memiliki kelemahan dalam hal manajemen pada setiap lini produknya, karena
PT P&G memiliki cukup banyak diversifikasi produk, maka dalam pembagian manajemen
juga mengalami cukup banyak kendala, selain membutuhkan control management atau
pengawasan yang sulit, biaya yang ditimbulkan oleh perusahaan dalam hal beban gaji bagi
tenaga kerja yang sangat besar juga membuat pembengkakan biaya operasional perusahaan.PT
P&G menciptakan beragam inovasi untuk memenuhi permintaan konsumennya, akan tetapi
PT P&G melupakan satu hal bahwa perusahaan-perusahaan lain yang sejenis juga tidak kalah
dalam melakukan inovasi yang lebih beragam, sehingga PT P&G di mata konsumen tidak
dipandang sebagai perusahaan yang paling inovatif.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Eksternal ini merupakan analisis terhadap dunia pesaing perusahaan
dari arah mana saja. Termasuk di dalamnya mempelajari faktor-faktor eksternal terhadap
perusahaan, seperti risiko-risiko pasar perusahaan. Di dalam analisis Swot tentang Lingkungan
Eksternal, didalamnya terdapat Peluang dan Ancaman.
3 OPPORTUNITY (PELUANG)
Dengan menciptakan diferensiasi dan diversifikasi pada produk-produknya, maka PT P&G
mampu memperluas pangsa pasarnya di seluruh dunia. Luasnya pangsa pasar perusahaan,
tentu saja akan meningkatkan nilai perusahaan yang akan menguntungkan perusahaan juga
menguntungkan pemegang saham karena kenaikan EPS (Earning Per Share) nya.

4 THREATS (ANCAMAN)
Dengan menciptakan beragam produk yang bervariasi, tidak menjadikan PT P&G sebagai
perusahaan yang menguasai pasar secara keseluruhan, bahkan semakin banyak perusahaan lain
menciptakan inovasi-inovasi produk yang hampir sama atau lebih inovatif dengan produk yang
diciptakan P(&)G, hal ini membuat P&G harus selalu dan secara terus-menerus melakukan
inovasi terbaru agar tidak kehilangan konsumennya.
Selain itu, ancaman produk-produk palsu yang menggunakan merek P&G sebagai label,
namun dengan harga yang sangat murah, dan tentu saja sangat jauh dari standar kualitas, hal
itu membuat P(&)G merasakan ancaman kehilangan konsumen yang loyal terhadap produk
perusahaan, atau bahkan perusahaan dapat kehilangan nama baiknya dan mengurangi
eksistensi P&G.

VIII. Analisis Pelanggan


Ketika seseorang memilih suatu produk, yang pasti terpikirkan adalah kualitas dari produk
tersebut. P(&)G menempatkan mutu sebagai ujung tombak pasar dalam
masyarakat. System merupakan landasan kebijakan terhadap pengawasan mutu yang memotivasi
Indonesia untuk bertindak memenuhi dan bahkan melampaui berbagai standar kualitas,
baik itu merupakan standar internasional maupun standar yang ditetapkan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Industri makanan dan minuman.
Dengan merombak product design and development-nya, dengan lebih
mengutamakan insight langsung dari konsumen. Jika semula mereka mengandalkan focus group
discussion untuk menggali insight dari konsumen, P&G kemudian menggunakan dua cara,
yaitu Living Itdan Working It. Living It adalah cara di mana para market researcher tinggal
bersama konsumen selama beberapa hari untuk menggali pengalaman mereka dalam menggunakan
produk-produk yang sudah ada, untuk kemudian mengambil insight tersebut sebagai dasar
pengembangan produk baru. Banyak produk yang sudah ada memiliki kelemahan tertentu yang
dapat diatasi dengan inovasi yang sederhana. Sedangkan Working it berarti para market
researcher terjun ke toko-toko untuk melihat bagaimana konsumen membandingkan produk
mereka dengan produk kompetitor, dan apa yang ada di pikiran konsumen selama pemilihan
tersebut.

IX. Analisis Pesaing


Selain pelanggan, P(&)G juga memiliki cukup banyak pesaing. Dalam hal ini, P(&)G telah
mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik pasar
atau segmen pasar tertentu :
 Ancaman persaingan segmen yang ketat. Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika ia
telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lbih tidak
menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, penambahan kapasitas pabrik dilakukan
secara besar-besaran, biaya tetap tinggi, hambatan keluar besar, atau pesaing memiliki
kepentingan yang besar untuk tinggal di dalam segmen tersebut. Kondisi itu akan
menyebabkan sering terjadinya perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk baru
sehingga akan menjadi sangat mahal bagi perusahaan untuk bersaing.
 Ancaman pendatang baru. Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan
untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki
hambatan untuk masuk yang tinggi dan hambatan untuk keluar yang rendah. Sedikit
perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang berkinerja buruk
dapat dengan mudah keluar. Kasus terburuk adalah jika hambatan untuk masuk rendah dan
hambatan untuk keluar tinggi. Perusahaan akan masuk dalam situasi yang menguntungkan,
namun sulit untuk keluar dari situasi buruk. Akibatnya adalah terjadinya kelebihan
kapasitas yang kronis dan penurunan harga dari penghasilan bagi semua pihak.
 Ancaman produk substitusi. Substitusi membatasi harga dan laba. Perusahaan harus
memantau secara dekat tren harga produk substitusi. Jika kemajuan teknologi atau
persaingan meningkat di industri substitusi tersebut, harga dan laba dalam segmen tersebut
cenderung menurun.
 Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli. Bargaining Power berkembang jika
merekalebih terkonsentrasi atau terorganisasi, produk tersebut merupakan bagian yang
signifikan dari biaya pembeli, produk tersebut tidk terdiferensiasi, biaya perpindahan ke
pemasok/produk lain rendah, pembeli peka terhadap harga karena laba yang rendah, atau
pembeli dapat melakukan integrasi ke hulu.
 Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok. Para pemasok cenderung menjadi
kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk yang
dipasok merupakan input yang penting, biaya berpindah pemasok tinggi, dan pemasok
dapat melakukan integrasi ke hilir.
DAFTAR PUSTAKA

Ailawadi, K., Lehmann, D. dan Neslin, S. (2001) “Pasar Respon untuk Perubahan Kebijakan Utama di
Marketing Mix: Belajar dari Strategi Penetapan Harga Nilai Procter & Gamble”. Journal of Marketing.
Vol. 65 (Januari 2001), 44-61
Bartlett, C., Beamish, P. dan Choshal, S. (2008) Transnasional Manajemen: Teks, Kasus, dan Bacaan
dalam Manajemen Cross-Border (edisi ke-5). New York. McGraw-Hill / Irwin.
Baxter J. (ed) (2010a) “Laporan Pasar Plus 2010: Kosmetik & Fragrances” .23rd Edition Maret 2010. Key
Catatan Ltd
Baxter J. (ed) (2010b) “Pasar Laporan Plus 2010: Toiletries”. 23 Edisi Juni 2010. Key Catatan Ltd
Concordia, M., Levine, D., Martyn P, dan Sandholm, T. (2006) “Mengubah Game di Strategic Sourcing di
Procter & Gamble: Kompetisi Ekspresif Diaktifkan oleh Optimization”. Interface. Vol. 36, No. 1,
Januari-Februari 2006, pp. 55-68.
Datamonitor (2009) “Global Produk Pribadi: Industri Profil”. Datamonitor Co
Datamonitor (2010). Procter & Gamble Analisis SWOT [seri secara online]. Juli 2010: 1-11. Tersedia dari:
Bisnis Sumber Premier, Ipswich, MA. [10 Desember 2010]
Deloitte (2010) “Laporan Independen Kantor Akuntan Publik Terdaftar” di “P & G Laporan Tahunan
2010”.
Farasyn, I., Perkoz, K., dan Velde, W. (2008) “Spreadsheet Model untuk Pengaturan Persediaan Sasaran
di Procter & Gamble”. Interface. Vol. 38, No. 4, Juli-Agustus 2008, hlm 241-250.
Fortune (2010) “Perusahaan Paling Dikagumi di Dunia”. Tersedia di
<http://money.cnn.com/magazines/fortune/mostadmired/2010/index.html> [10 Desember 2010]

Galbraith, J (2009) Merancang organisasi matriks yang benar-benar bekerja: bagaimana IBM, Procter &
Gamble, dan desain lainnya untuk sukses. San Fransisco. Calif: Jossey-Bass, 2009.
Graul, L., Henricks, S., OLP, S. dan Strohecker, C. (2006) “Procter & Gamble, Unilever dan Industri
Produk Personal”. University of Maryland, University College.
Holt, D. dan Wigginton (2002) Manajemen Internasional (2nd ed). AS: Thomson Selatan-Barat.
OSHA (Occupational Keselamatan & Kesehatan Administrasi) “Kelompok Industri 284: Sabun, Deterjen,
Dan Persiapan Pembersihan; Parfum, kosmetik, dan Persiapan Toilet lain”. Tersedia di
<http://www.osha.gov/pls/imis/sic_manual.display?id=614&tab=description> [10 Desember 2010]

P & G (2010a) “P & G Laporan Tahunan 2010”.


P & G (2010b) “Merek”. Availble di <http://www.pg.com/en_US/brands/index.shtml> [8 Desember
2010]
P & G (2010c) “Tujuan & People: The Power of Purpose”. Tersedia di
<http://www.pg.com/en_US/company/purpose_people/index.shtml> [9 Desember 2010]
Peng, M. (2009) Manajemen Strategis global (2nd ed). Barat daya.
Wartzman, R. (2009) “Lafley pada Drucker: sebuah wawancara dengan AG Lafley, Chairman dan CEO
Procter & Gamble Co”. J. dari Acad. Menandai. Sci. (2009) 37: 12-16. Academy of Science Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai