Dokumen - Tips - Tugas 3 Industri Oleokimia Kelompok 5
Dokumen - Tips - Tugas 3 Industri Oleokimia Kelompok 5
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Clarissa (1206238974)
Evania Hutasoit (1206248483)
Haqqyana (1206262090)
Jason G. Jonathan (1206238904)
Kasandika Ganiarsa (1206250304)
TEKNOLOGI BIOPROSES
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
NOVEMBER, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Industri Oleokimia. Makalah Industri
Oleokimia ini berisikan informasi-informasi yang berkaitan dengan Fatty Alkohol dengan
mengupas secara lebih mendalam mengenai turunan dari fatty alkohol, metode yang digunakan
untuk menghasilkan fatty alkohol maupun senyawa turunannya, katalis yang biasa digunakan
dengan efek penggunaan katalis tersebut, serta mengenai salah satu contoh turunan fatty alkohol
seperti surfaktan dan FAME.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami, Dr. Dianursanti S.T., M.T.
dan Ir. Rita Arbianti M. Si. yang telah membimbing kami selama pembelajaran dalam mata
kuliah Industri Oleokimia dan pembuatan makalah ini, juga kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, serta pihak-pihak yang telah kami jadikan
referensi untuk dapat lebih mengembangkan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, sekian ,dan selamat membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang..1
Tujuan Penulisan...1
Rumusan Masalah.2
Metode Penulisan..2
Bab II Pembahasan
Soal Nomor 1.......3
Soal Nomor 2...3
Soal Nomor 3...4
Soal Nomor 4...4
Soal Nomor 5...5
Soal Nomor 6...5
Soal Nomor 7...5
Bab III Penutup
Kesimpulan...33
Daftar Pustaka34
BAB I
PENDAHULUAN
umum?
Apakah yang dimaksud dengan TRPTC dan tahapan-tahapan reaksi hidrogenasi dengan
menggunakan TRPTC?
Apa saja senyawa turunan Fatty Alkohol dan kegunaannya baik dalam kehidupan sehari-
BAB II
PEMBAHASAN
Soal 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fatty alcohol secara umum dan metode TRPTC!
Jawaban:
Fatty alcohol merupakan oleokimia dalam bentuk alcohol alifatis yang diturunkan dari
bahan baku nabati, dimana dalam hal ini dapat berupa lemak alam ataupun minyak alam. Bahan
baku nabati yang umum digunakan dalam proses produksi fatty alcohol adalah minyak kelapa
dan minyak inti sawit. Minyak nabati halus ini pertama dikonversi menjadi methyl ester atau
asam lemak yang kemudian menghasilkan gliserin mentah. Methyl ester intermediate atau asam
lemak kemudian difraksinasi dan dihidrogenasi untuk menghasilkan fatty alcohol. Dalam proses
industri, fatty alcohol sering kali didistilasi dan difraksinasi terlebih dahulu untuk mencapai
distribusi panjang rantai karbon yang memenuhi kebutuhan industri.
Fatty alcohol ditemukan pada berbagai jenis panjang rantai karbon, mulai dari panjang
rantai normal, bercabang (mono- atau isoprenoid-), jenuh atau tidak jenuh dan kadang-kadang
dengan fungsi alkohol sekunder atau bahkan tersier. Fatty alcohol dengan panjang rantai normal
dapat dibagi menjadi saturated fatty alcohol dan unsaturated fatty alcohol, bergantung pada ada
atau tidaknya ikatan rangkap pada fatty alcohol. Fatty alcohol yang tidak memiliki ikatan
rangkap dikenal dengan saturated fatty alcohol (fatty alcohol jenuh), sementara yang memiliki
ikatan rangkap dikenal dengan unsaturated fatty alcohol (fatty alcohol tak jenuh). Formula
umum untuk unsaturated fatty alcohol adalah sebagai berikut.
CH3(CH2)xCH=CH(CH2)y-CH2OH
Alkohol lemak dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok utama yaitu alkohol lemak
rantai panjang (> C20), alkohol lemak rantai pendek (C20) dan alkohol lemak rantai bercabang
(-iso dan -anteiso). Sebagian alkohol lemak> C20 dilaporkan diperoleh dari tanaman terestrial
(Treignier et al. 2006). Namun begitu, kandungannya dapat diketahui tergantung pada spesies
tumbuhan dan bagian tertentu pada suatu tanaman tersebut (Mudge & Norris 1997).
Fatty alcohol merupakan bagian dari asam lemak dan fatty aldehid. Fatty alcohol
biasanya mempunyai atom karbon dalam jumlah genap. Fatty alcohol dengan molekul yang
kecil pada umumnya digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan pelarut dalam industri,
sementara itu fatty alcohol dengan molekul yang lebih besar diaplikasikan dalam produksi bahan
bakar. Fatty alcohol pada umumnya diproduksi dengan menggunakan bahan dasar metil ester,
dikarenakan metil ester akan menghasilkan persentase fatty alcohol yang tinggi. Terdapat tiga
proses produksi fatty alcohol yang secara luas telah digunakan, yakni sebagai berikut.
sedangkan hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak dan lemak menghasilkan lemak
alami, sehingga selanjutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai proses produksi fatty alcohol
dengan menggunakan hidrogenasi methyl ester. Proses pembuatan fatty alcohol dari minyak dan
lemak nabati secara umum dapat dilihat pada ilustrasi berikut,
Gambar 1. Proses Produksi Fatty Alcohol dengan Bahan Baku Minyak dan Lemak Nabati
Sumber: Anonim, 2012
Sementara itu, proses pembuatan fatty alcohol dari metil ester dapat dilihat berdasarkan
skema berikut ini.
Proses produksi tersebut di kenal dengan metanolisis, namun seiring dengan bertambah
besarnya kapasitas produksi biodiesel, maka harga dari bahan baku dan katalis yang dibutuhkan
semakin tinggi, sehingga menyebabkan produk aplikasi dari fatty alcohol yakni biodiesel sulit
bersaing dengan diesel berbasis petroleum karena mahalnya harga produksi. Selain itu, proses
produksi dengan metanolisis juga membutuhkan temperature dan tekanan yang tinggi untuk
menginaktivasi katalis, yang menyebabkan harga produksi semakin mahal. Oleh karena itu, saat
ini mulai dikembangkan uatu metode untuk mendesain dan mensintesis suatu system katalis yang
stabil, mudah dipisahkan, dan dapat digunakan kembali (reusable), sehingga thermoregulated
phase-transfer catalyst (TRPTC) mulai diperkenalkan.
TRPTC memiliki karakteristik proses yang dapat dideskripsikan sebagai berikut: pada
temperature yang lebih rendah daripada CPT (Cloud Point Temperature), katalis akan tetap
berada pada fasa cair. Tetapi, ketika katalis dipanaskan dan mencapai temperature lebih tinggi
dari CPT, maka katalis akan berpindah menjadi fasa organik. Sehingga, katalis dan reagent akan
berada pada fasa yang sama dan reaksi akan berlangsung pada fasa organik. Ketika reaksi telah
selesai, sistem kemudian didinginkan sehingga temperature kembali menjadi di bawah CPT, dan
katalis akan kembali ke fasa cair. Oleh karena itu, TRPTC adalah kombinasi antara reaksi
Soal 2. Apa saja material yang dibutuhkan dalam memulai produksi Fatty Alkohol?
Jawaban:
Material utama yang secara umum digunakan dalam proses produksi fatty alcohol adalah
asam lemak metil ester (Liu et al., 2010). Asam lemak metil ester yang digunakan disiapkan dari
minyak kedelai dengan menggunakan transesterifikasi menggunakan methanol pada suhu 65oC
selama 4 jam dengan memanfaatkan katalis NaOH (Natrium Hidroksida). Penggunaan NaOH
sebagai katalis dikarenakan dapat memberikan asam lemak metil ester dengan yield terbaik dan
sudah memenuhi karakteristik dari standar nasional (Farid Mulana, 2011). Selain itu, material
lain yang digunakan adalah tetrahydrofursn, triethylamine, dan catechol yang terlebih dahulu
didistilasi di atas CaH2 (Kalsium Hibrida) di bawah tekanan yang dikurangi, serta poly(ethylene
glycol) alkyl esters yang terlebih dahulu didehidrasi menggunakan saringa molecular 3A
sebelum digunakan. Bahan kimia lain yang digunakan adalah reagen dari kelas yang diperoleh
secara komersial dan digunakan tanpa praperlakukan.
Soal 3. Apa saja metode-metode dalam memproduksi Fatty Alkohol yang digunakan secara
umum?
Jawaban:
Fatty alcohol dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai jenis metode. Diantara
metode-metode tersebut, ada metode yang menggunakan bahan baku yang berasal dari alam, ada
pula yang menggunakan bahan baku turunan minyak bumi atau berbasis petrokimia. Berikut
merupakan penjelasan mengenai beberapa metode umum yang digunakan untuk memproduksi
fatty alcohol:
1.
Hidrogenasi Asam Lemak dan Metil Ester dari Minyak dan Lemak
Alkohol yang dihasilkan merupakan rantai karbon yang linear (>99%), dan
merupakan alkohol primer. Untuk meproduksi alkohol C12-C14, minyak yang dapat
digunakan hanya minyak kelapa dan minyak palm kernel. Untuk memproduksi alkohol
C16-C18, digunakan minyak palm dan minyak kacang kedelai, sedangkan untuk alkohol
C20-C22 umumnya digunakan rapseed oil atau minyak raps yang kaya asam erukat.
1.1.
Proses Hidrogenasi
Proses hidrogenasi dalam skala besar yang umum digunakan ialah sebagai
berikut:
Hidrogenasi Suspensi
Proses hidrogenasi suspensi dapat diaplikasikan untuk FAME maupun
asam lemak. Hidrogen dan FAME yang telah dipanaskan dimasukkan sebagai
feed secara terpisah ke bagian bawah reactor (bottom). Reaksi dikondisikan
pada suhu 250C-300C pada tekanan 25MPa, dengan keberadaan katalis besi
bubuk.
Hidrogen yang kelebihan berperan mensirkulasi campuran yang
direaksikan. Campuran produk kemudian terbagi menjadi fase gas dan fase
cair. Fase gas akan masuk kembali ke dalam reaktor. Produk mentah yang
Hidrogenasi Trickle-Bed
Proses hidrogenasi trickle-bed merupakan proses yang sesuai untuk zat
yang tidak dapat menguap, misalnya wax esters dan asam lemak. Efek korosif
dari asam dapat dicegah dengan keberadaan amina. Katalis yang digunakan
umumnya besi, kromium, atau besi/zink. Reaksi dlakukan pada suhu 2030MPa pada suhu sekitar 250C
Gambar 5. Diagram Alir dari Hidrogenasi FAME dengan Metode Gas-Phase dan Trickle-Bed; a. Heater, b.
Reaktor, c. Cooler, d. Separator, e. Flash drum
Sumber: http://www.zenitech.com/
2.
Metode Ziegler
Metode Ziegler merupakan salah satu metode untuk memproduksi fatty alchohol
yang menggunakan bahan baku senyawa kimia yaitu etilen, dimana etilen digunakan
sebagai blok pembangun untuk menyusun rantai hidrokarbon dari C 2 hingga C20. Rantai
hidrokarbon akan semakin panjang dengan menambahkan etilen ke senyawa
organometallic, misalnya triethyl aluminium.
Unit etilen dimasukkan diantara rantai alkil yang akan diperpanjang dengan
alumunium, menghasilkan trialkyl aluminium
3.
Proses Oxo
Proses oxo pada pelaksanaannya menggunakan olefin, khususnya alfa olefin. Alfa
Olefin tersebut berasal dari SHOP (Shell Higher Olefin Process) yang merupakan reaksi
oligomerisasi etilen. Olefin diproduksi secara luas dengan rantai karbon yang bervariasi.
Selanjutnya, alfa olefin dikonversi menjadi olefin linear internal dengan proses yang
cukup rumit yaitu isomerisasi, disproporsionasi, atau methathesis.
Internal olefin yang dihasilkan dari proses SHOP kemudian dikonversi menjadi
modified OXO process yang memproduksi alkohol dengan cabang 20%
4.
5.
Soal 4. Apakah yang dimaksud dengan TRPTC dan tahapan-tahapan reaksi hidrogenasi dengan
menggunakan TRPTC?
Jawaban:
Katalis merupakan suatu zat atau senyawa yang dapat mempercepat reaksi sehingga
reaksi tidak memerlukan keadaan operasi yang tinggi. Katalis memungkinkan reaksi dapat
berlangsung dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh energi
aktivasi reaksi yang menjadi lebih rendah karena penambahan katalis. Salah satu contoh katalis
yang saat ini sedang berkembang dan banyak digunakan adalah Thermoregulated Phase-Transfer
Catalyst, untuk reaksi pembentukan FAME atau Fatty Acid Methyl Ester dimana reaksi
hidrogenasi digunakan. Thermoregulated Phase-Transfer Catalyst atau yang biasa disebut dengan
TRPTC merupakan reaksi monophasic yang dikombinasikan dengan separasi biphasic, dimana
konstribusi dari untuk pemisahan dan pemakaian kembali dari katalis yang digunakan. TRPTC
ini sudah berhasil digunakan dalam reaksi hidrogenasi dari olefin rantai karbon panjang dengan
Nilai cloud points diukur berdasarkan literature, dimana untuk tipe I, berikut adalah halhal yang perlu diperhatikan:
H3PO4: 7,4 s.
Cloud Points: 103oC.
Untuk tipe II, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
H3PO4: 10,26 s.
Cloud Points: 112oC.
Untuk tipe III, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
H3PO4: 10,10 s.
Cloud Points: 106oC.
Untuk tipe IV, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
H3PO4: 7,18 s.
Cloud Points: 107oC.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa produksi senyawa turunan fatty alcohol
melibatkan reaksi yang berbeda-beda untuk setiap jalurnya. Senyawa turunan, sifat, aplikasi,
proses pembuatannya akan dijelaskan sebagai berikut:
Guerbet Alcohols
Guerbet Alcohols ditemukan oleh Marcel Guerbet melalui reaksi kondensasi aldol pada
temperatur tinggi dan keberadaan katalis basa. Hasil dari reaksi tersebut adalah alkohol yang
memiliki berat molekul lebih besar dari alkohol biasa.
Alkyl Chlorides
Alkyl Chlorides adalah salah satu senyawa dari kelas alkil halid dimana atom halogen,
dalam hal ini Cl, berikatan dengan orbital sp3 dari gugus alkil.
Esters
Ester adalah senyawa organik dimana hidrogen pada senyawa grup karboksil diganti
dengan gugus hidrokarbon.
Sifat Ester
Ester memiliki sifat sebagai berikut:
Memiliki kepolaran yang lebih tinggi dari eter namun lebih rendah dari alkohol
Dalam ikatan hidrogen dapat menjadi aseptor tetapi tidak dapat menjadi donor.
Dapat larut dalam air
Volatil. Lebih volatil dibandingkan asam karboksilat lain dengan berat molekul yang
sama
Aplikasi Ester
Pada keadaan bebas di alam, ester adalah senyawa yang menghasilkan aroma dari
buah. Pada industri, ester dian gunakan sebagai fragrance dan bahan baku dari produksi
poliester. Contoh dari produk poliester adalah polyethylene terephthalate, acrylate esters,
dan cellulose acetate.
Soal 6. Bagaimana peranan dan mekanisme kerja dari surfaktan pada deterjen?
Jawaban:
Surfaktan adalah kelompok surface active substancesi yang sering digunakan sebagai
pembersih. Kebanyakan surfaktan memiliki kemampuan degreasing atau wash active. Peranan
surfaktan adalah menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat membasahi bahan atau
permukaan, memisahkan dan membungkus kotoran, serta mencegah redeposisi kotoran pada
permukaan atau bahan.
Peranan tersebut dimungkinkan karena surfaktan adalah senyawa yang memiliki dua
ujung yang berbeda, ujung hidrofilik dan ujung hidrofobik. Pada awalnya, surfaktan akan
membentuk misel melalui ujung hidrofiliknya dengan air sementara ujung hidrofobiknya akan
menolak air. Saat bertemu dengan noda, ujung hidrofobik akan berikatan dengan unsur C dan H
dalam noda. Karena peristiwa tersebut, surfaktan yang dicampurkan ke air kemudian dialirkan ke
bahan atau permukaan dapat menarik noda dari bahan atau permukaan tersebut. Mekanisme
kerja surfaktan tidak melibatkan pertukaran elektron dan hanya interaksi antara ekor hidrofobik
dan hidrofilik surfaktan, air, dan noda. Untuk membersihkan noda, surfaktan tidak memerlukan
pretreatment khusus, namun kondisi suhu tinggi dan proses mekanik dapat mempercepat kerja
surfaktan.
Soal 7. Bagaimana hasil analisis dari percobaan yang dilakukan dan jelaskan secara mendetail?
Jawaban:
Pengaruh Katalis yang Berbeda pada Hasil Hidrogenasi
Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1, beberapa katalis thermoregulated phase-transfer
(TPS), yakni katalis Pd/I, Pd/II, Pd/III, dan Pd/IV, yang diuji menunjukkan kinerja katalitik yang
lebih baik daripada katalis biasa, Pd/C dan PdCl2. Hal ini bisa disebabkan, pada suhu reaksi,
katalis TPS dapat larut dalam fasa organik dan reaksi yang dihasilkan berlangsung secara
homogen, sedangkan penggunaan katalis Pd/C dan PdCl2 menyebabkan reaksi berlangsung
dalam sistem dua fasa padat-cair. Hal ini mengindikasikan bahwa hidrogenasi FAME dapat
dilakukan dengan menggunakan katalis TPS. Secara umum, katalisis yang melibatkan palladium
dalam bilangan oksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siklus Pd0/PdII konvensional
memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan berbagai reaksi.
Dari katalis TPS yang diteliti, Pd/IV menunjukkan kinerja katalitik terbaik dengan nilai
hidroksil 160 dan nilai iodin 0 (dengan nilai hidroksil teoritis, 203 mg KOH/g), namun hasil
penelitian pada katalis lainnya tidak memuaskan. Katalis Pd/I memiliki aktivitas hidrogenasi
yang lebih rendah (93 OH.V), sedangkan katalis TPS lainnya yakni katalis Pd/II dan Pd/III
menunjukkan aktivitas hidrogenasi paling lemah, masing-masing dengan nilai hidroksil hanya 19
dan 10. Hal ini bisa disebabkan oleh resistansi sterik P-ligan. Dengan meningkatkan
volume/ukuran gugus substituen P-ligan, resistansi sterik suatu kompleks katalis juga semakin
tinggi sehingga dapat menghambat reaksi hidrogenasi.
Penggunaan katalis PdCl2 dan Co-asetat tidak menunjukkan adanya reaksi hidrogenasi
yang terjadi. Katalis Co-asetat menunjukkan bilangan iod yang paling tinggi, yakni 115 I.V. Hal
ini mengindikasikan bahwa aktivitas hidrogenasi asam lemak jenuh oleh katalis Co-asetat
BAB III
PENUTUP
Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk memproduksi fatty alkohol.
Metode-metode tersebut antara lain hidrogenasi asam lemak dan metil ester dari minyak
dan lemak, metode ziegler, metode oxo, hidrolisis wax ester menggunakan minyak dan
bumi.
Reaksi hidrogenasi merupakan salah satu contoh reaksi yang digunakan untuk
menghasilkan fatty alkohol. Untuk mempercepat reaksi dengan keadaan operasi yang
rendah, maka digunakan katalis. Salah satu contoh katalis yang saat ini sedang
berkembang dan banyak digunakan adalah Thermoregulated Phase-Transfer Catalyst,
permukaan yang memiliki noda, noda tersebut akan terbawa oleh air.
Katalis TPS, Pd/IV, menunjukkan kinerja katalitik yang efisien dan efektif.
Resistansi sterik nonionik P-ligan mempengaruhi kinerja kompleks logam dalam
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Fatty Alcohol [PDF]. http://ocw.usu.ac.id/course/download/4140000062teknologi-oleokimia/tkk322_handout_fatty_alkohol.pdf, accessed online 11th November
2014, 9.42 PM.
Anonim.
2013.
Reaksi
Esterifikasi.
[online]
tersedia
di:
http://www.ilmukimia.org/2013/03/reaksi-esterifikasi.html (diakses pada 7 November
pukul 18.30)
Anonim.
Surfactants.
[online]
tersedia
di:
http://www.ecoforum.dk/detergents/index_files/Page718.htm (diakses pada 8 November pukul 7.00)
Almawin. How Do You Obtain the Fatty Alcohol Sulphates? [online] tersedia di:
http://www.almawin-usa.com/cms/faqs/69-how-do-you-obtain-the-fatty-alcoholsulphates (diakses pada 6 November pukul 22.00)
Bai, Liang Ju, et al., 2013. Developing a Synthetic Approach with Thermoregulated PhaseTransfer Catalysis: Facile Access to Metal-Mediated Living Radical Polymerization of
Methyl Methacrylate in Aqueous/Organic Biphasic System, [online] Macromolecules,
2013, 46 (6), pp 20602066.
Ball, David W. et al. 2014. The Basics of General, Organic, and Biological Chemistry v.1.0.
[online] tersedia di: http://catalog.flatworldknowledge.com/bookhub/reader/2547?e=gobch15_s07#gob-ch15_s07_t01 (diakses pada 7 November 2014 pukul 18.00)
Clark,
Jim.
2004.
Introducing
Esters.
[online]
http://www.chemguide.co.uk/organicprops/esters/background.html
November 2014 pukul 19.30)
tersedia
di:
(diakses pada 6
Handyan Cxindiya Chemicals Co., Ltd. 2004. Fatty Alcohol Ethoxylates CAS 37335-03-8
(Pesticide
Emulsifier
AEO/JFC
Series.
[online]
tersedia
di:
http://www.xdychem.com.cn/en/cplb1/Fatty%20Alcohol%20Ethoxylates%20CAS
%2037335-03-8/ (diakses pada 6 November 2014 pukul 21.20)
Helmag
Company.
Fatty
Alcohol
Ethoxylate.
[online]
tersedia
di:
http://www.helmag.com/products/chemicals/products/details/product/fatty_alcohol_ethox
ylate/ (diakses pada 6 November pukul 20.00)
Helmenstine,
Anne
Marie.
2014.
Ester
Definition.
[online]
tersedia
di:
http://chemistry.about.com/od/chemistryglossary/g/Ester-Definition.htm (diakses pada 7
November 2014 pukul 17.00)
Husin, Husni., 2012. Katalis Bimetal Cu-Cr/Diatomea untuk Hidrogenasi Minyak Sawit. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol. (4) No.2, 2012