Oleh
Lukmanul Hakim, M.Pd.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang dengan kebesaran dan keagungan-Nya telah
memberikan
sayang-Nya kepada seluruh alam, sehingga tak satu pun mahkluk di dunia
ini yang tercipta tanpa makna. Makna adalah apa yang ada dalam bahasa.
Pada bahasa itu, semua tersampaikan.
Bahasa Indonesia sebagai satu bahasa yang disepakati sebagai oleh
seluruh rakyat Indonesia memiliki arti yang penting. Hal ini ditandai dengan
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa nasional, dan
bahasa ilmu pengetahuan. Sebagai bahasa ilmu pengetahuan misalnya,
keberadaan bahasa Indonesia digunakan dalam di seluruh jenjang pendidikan,
dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam jenjang perguruan tinggi,
matakuliah Bahasa Indonesia menjadi salah satu Matakuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) yang wajib diberikan di semua jurusan. Hal ini sesuai
dengan amanah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan nasional dan ditegaskan kembali pada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 yang dipekurat dengan Surat Keputusan (SK) Dikti Nomor 43
Tahun 2006.
Bahasa Indonesia merupakan matakuliah yang didesain agar mahasiswa
memiliki keterampilan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam ranah membaca, berbicara, menyimak, dan menulis karya ilmiah.
Sejalan dengan uraian tersebut, maka dalam mata kuliah Bahasa Indonesia
yang dipelajari adalah bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan dunia
ilmu pengetahuan (kebutuhan akademik).
Handbook disusun sebagai salah satu bahan ajar yang diberikan pada
mahasiswa semester I/II di Universitas Teknologi Sumbawa dengan harapan
agar proses kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan
harapan yang diinginkan sebagaimana tuntunan dari pembelajaran bahasa
Indonesia di perguruan tinggi.
Wassalam
Januari 2015
Penyusun
|1|
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4
4
5
5
6
7
8
23
23
23
26
27
29
|2|
3.
4.
4.
...........................................................................................
|3|
BAB I
PENDAHULUAN
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
2. Pengantar Umum
Mata
kuliah
Bahasa
Indonesia
termasuk
dalam
Mata
kuliah
|4|
3. Tujuan Matakuliah
Mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan kepada mahasiswa
memiliki tujuan umum dan khusus.
a. Tujuan Umum
Sebagai matakuliah pengembangan keperibadian (MPK), tentu saja
memiliki tujuan umum yang meliputi: (1) Menumbuhkan kesetiaan terhadap
bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa
memelihara bahasa Indonesia. (2) Menumbuhkan kebanggan terhadap
bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa
mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas
bangsa. (3) Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma
bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong
untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan
yang berlaku.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa, calon
sarjana, terampil dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik apakah itu secara lisan, ataupun tertulis, sebagai pengungkapan
gagasan ilmiah.
4. Standar Kompetensi
a. Kompetensi Umum
Mahasiswa mampu mengungkapkan pikiran dan gagasan secara
efektif, efesien dan komuikatif dalam menulis ilmiah, laporan surat,
proposal, dan mampu berbahasa lisan dalam bahasa lisan secara spontan
dan terencana.
b. Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaaan kedudukan bahasa
Indonesia; sejarah Bahasa Indonesia, bahasa negara, bahasa persatuan,
bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan peran bahasa Indonesia
dalam pembangunan bangsa. Mampu menjelaskan ciri ragam bahasa ilmiah
dan
mengaplikasikannya
dalam
kinerja
akademik.
Mampu
menulis;
|5|
bermasyarakat,
semakin
bermanfaat
seseorang
di
tengah
Indonesia
dalam
perannya
sangat
memungkinkan
terciptanya
bahasa
Keperibadian
cerdas
Indonesia
adalah
dapat
membentuk
kemampuan
keperibadian
memanfaatkan
cerdas.
potensi
diri
|6|
Dalam bahasa komunikasi ilmiah, baik populer atau pun forum ilmiah,
perlu memerhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan komunikasi yang
baik, seperti: (1) mengembangkan komunikasi ilmiah dalam bentuk lisan dan
tulisan; (2) mengembangkan berbagai sikap, seperti pola berpikir dan sikap
kecendikian; (3) mengembangkan kecerdasan aktualisasi pembelajaran, serta
(4) mengembangkan kemampuan bahasa Indonesia sebagai bagian yang hidup
di tengah masyarakat.
agar
proses
pembelajaran
sesuai
dengan
tujuan
yang
telah
C. Ragam Bahasa
1. Pengertian Ragam Bahasa
2. Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Media
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
5. Ragam Bahasa Menurut Bidang Pemakaian
|7|
F. Perencanaan Karangan
1. Perencanaan Karangan
2. Tujuan Penulisan Karangan
3. Menentukan Jenis karangan
4. Macam-macam Karangan
5. Kerangka Karangan
Jenis Tagihan
Akumulasi dan proporsi Kehadiran
Keaktifan dalam diskusi dan preresentasi
Tugas-tugas (Makalah dan laporan kajian buku)
Ujian tengah semester (UTS)
Uian Akhir Semester (UAS)
TOTAL
Kontribusi
10 %
25 %
20 %
20 %
25 %
100 %
|8|
BAB II
SEJARAH, FUNGSI DAN KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. menjelaskan sejarah bahasa Indonesia;
b. menjelaskan momentum penting bahasa Indonesia;
c. menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara/nasional;
d. menjelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
|9|
dan
nusantara
Supinah
tidak
(1997)
menyebutkan
sepenuhnya menggunakan
bahwa
kawasan-
bahasa Melayu
|10|
penutur lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penutur bahasa Jawa dan
Sunda di seluruh kepulauan nusantara.
Keberadaan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia ditentukan oleh
banyak hal. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
a. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa kebudayaan
Sebagai bahasa kebudayaann, bahasa yang digunakan dalam
buku-buku yang dapat digolongkan sebagai hasil d a r i
karya
Kupang,
Ambon,
Menado,
dan
sebagainya.
Hasil
|11|
tidak
menjadi
bermasyarakat.
pemecah
Melalui
dan
merusak
jaminan
akan
tatan
sosial
terciptanya
Nasional/negara.
Diantara alasan diterimanya bahasa Melayu sebagai bahasa
Indonesia disebutkan Badudu (dalam Zahari, 2011) dengan beberapa
faktor diantaranya: (1) bahasa Melayu menjadi bahasa pergaulan,
perdagangan, dan perhububungan di seluruh kawasan nusantara, (2)
bahasa Melayu mudah dipelajari dan sederhana sistem gramatikalnya,
baik dari segi fonologis, morfologis, sintaksis (kalimatnya), (3) adanya
kesadaran dari suku Jawa dan Sunda sebagai suku bangsa mayoritas
untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia, (4) adanya
kesanggupan bahasa Melayu menjadi bahasa kebudayaan dalam arti
yang lebih luas dan akan berkembang menjadi bahasa yang sempurna.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka bahasa Melayu menjadi
bahasa
yang
disepakati
dan
digunakan
oleh
seluruh
lapisan
masyarakat.
|12|
bahasa
Indonesia
sangat
ditentukan
oleh
pemakaian
bahasanya.
Menurut
Nababan
sebagaimana
|13|
Melayu
(Bahasa
Indonesia)
pada
setiap
perundingan-
|14|
j)
(3)
mengusulkan
agar
ada
badan
yang
menangani
Tanggal 17 Agustus
1972,
perkembangan,
dan
pembinaan
bahasa
Indonesia.
Hal
itu
|15|
Dengan bahasa, segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan manusia dapat
tersampaikan. Bahasa Melayu merupakan lingua franca, bahasa perhubungan/
bahasa perdagangan yang digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Melalui
momentum Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa
pemersatu oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan dan fungsi yang penting terhadap diri bangsa Indonesia.
Kedudukan dapat diartikan sebagai status relatif bahasa sebagai sistem
lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial dan bahasa
komunitas
atau
masyarakat
yang
bersangkutan.
Sedangkan
fungsi
36 yang menetapkan
sebgai
bahasa
nasional,
bahasa
Indonesia
juga
negara,
bahasa Indonesia
yakni: (1) menjadi bahasa resmi negara; (2) menjadi bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan; baik formal atau nonformal; (3) menjadi bahasa resmi
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah, serta (4) menjadi alat pengembangan
kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
|16|
pengembangan bahasa
|17|
BAB III
ARTI, KARAKTERISTIK, DAN FUNGSI BAHASA
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. menjelaskan arti bahasa;
a. menjelaskan karakteristik bahasa;
b. mengaplikasikan fungsi bahasa sebagai sarana ekspresi;
2. Arti Bahasa
Bahasa adalah satu hal yang mendasar dalam kehidupan manusia.
Digunakan untuk mengkomunikasikan seluruh aktivitas kebutuhan manusia.
Bahasa dalam pengertian umum adalah sebagai alat komunikasi. Untuk
memperluas pemahaman tentang
bahasa, berikut
dipaparkan beberapa
|18|
3. Karakteristik Bahasa
Sebagai alat komunikasi yang di dalam ada aturan/kaidah yang
disepekati, bahasa juga sebagai sebagaimana disebutkan di atas sebagai
sebuah sistem lambang berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa bahasa
memiliki karakteristik sesuai dengan yang disebutkan.
a. Bahasa Bersifat Arbitrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, tidak statis, namun
lebih dinamis, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa
lambang tersebut mengonsepsi makna tertentu. Secara kongkret, alasan
kuda melambangkan sejenis binatang berkaki empat yang bisa
dikendarai adalah tidak bisa dijelaskan. Begitu juga dengan mawar
yang melambangkan tanda cinta tidak dapat dijelaskan.
Meskipun bahasa bersifat abritrer, tetapi juga bahasa bersifat
konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi
hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Apa yang
dilambangkan itulah yang disebut dengan makna. Makna inilah yang
diketahui oleh masyarakat di mana bahasa itu digunakan. Makna itu
juga akan mematuhi, misalnya, lambang buku hanya digunakan untuk
menyatakan tumpukan kertas bercetak yang dijilid, dan tidak untuk
melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia
telah melanggar konvensi itu.
b. Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur
yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir
tidak terbatas. Misalnya, dalam KBBI susunan WJS. Purwadarminta
menyebutkan bahwa bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih
23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat
|19|
jutaan kalimat yang tidak terbatas. Bahasa itu adalah hasil produksi
dari sekolompok masyarakat berdasarkan kesepakatannya.
c. Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari
berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Perubahan itu dapat terjadi pada tataran struktur, seperti pada bidang
fonologis, morfologis, sintaksis, semantik dan leksikon. Pada setiap
waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga
ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Karena
sifatnya dinamis, bahasa menjadi beragam sesuai dengan kebutuhan
penuturnya.
d. Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang
sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen
yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda,
maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis,
morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Sasak yang
digunakan di Lombok berbeda dengan yang digunakan di Sumbawa.
Bahasa Sumbawa di Sumbawa Besar berbeda dengan bahasa yang
digunakan di Sumbawa Barat. Begitu juga halnya dengan bahasa
Melayu yang digunakan di Malaysia berbeda dengan yang digunakan di
Berunai Darussalam.
e. Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia.
Hewan tidak mempunyai bahasa. Hewan hanya memiliki bahasa
komunikasi dalam bentuk isyarat dan bunyi. Hal tidak bersifat produktif
dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara
instingtif atau naluriah, tetapi dengan tahapan-tahapan tertentu melalui
proses
belajar.
4. Fungsi-Fungsi Bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran dan gagasan.
Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam
arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
|20|
hanya
membuat
si
pendengar
melakukan
sesuatu,
tetapi
dari
topik
ujaran
bahasa
berfungsi
referensial,
yaitu
|21|
untuk
pengetahuan
dan
membicarakan
lain-lain.
Tetapi
masalah
dalam
lain
seperti
fungsinya,
ekonomi,
bahasa
itu
|22|
BAB IV
RAGAM BAHASA
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. menjelaskan pengertian ragam bahasa;
b. memahami dan mengaplikasikan ragam bahasa berdasarkan media;
c. memahami dan mengaplikasikan ragam bahasa berdasarkan pesan
komunikasi;
d. memahami dan mengaplikasikan ragam bahasa berdasarkan penutur;
e. memahami dan mengaplikasikan ragam bahasa berdasarkan bidang
pemakaian.
|23|
|24|
b) Pelafalan singkatan
AC (ace atau ase)
TVI (tivi atau teve)
WC (wece atu wese)
TBC (tebece atau tebese)
c) Ragam bahasa lisan
Rahmawati sedang bikin skripsi (bentuk kata yang tindak berimbuhan).
Bini Pak Camat menghadiri undangan nikah (kosa kata yang tidak baku).
Di Sumbawa banyak ditemukan masyarakat miskin (unsur kalimat yang tidak
lengkap).
Berdasarkan contoh di atas, dapat dilihat ciri-ciri ragam bahasa
lisan, yakni: (a) memerlukan orang kedua/teman bicara, (b) tergantung
situasi, kondisi, ruang & waktu, )c) hanya perlu intonasi serta bahasa
tubuh, (d) berlangsung cepat, (e) sering dapat berlangsung tanpa alat
bantu, (f) kesalahan dapat langsung dikoreksi, (g) dapat dibantu dengan
gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan
kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan
penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh
penelitian,
dan
lain
sebagainya.
Ragam
bahasa
tulis
|25|
|26|
masyarakat menjadi bukan menjadi angin segar yang menyehatkan, tetapi darah segar
yang disaksikan melaui kenaikan BBM bulan lalu. Imbas dari kenaikan tersebut naiknya
harga barang dan sembakau, ongkos transportasi dan berbagai komoditas lainnya
semakin meningkat. Kisruh dan demonstransi menjadi aroma tak menyedapkan.
b. Ragam bahasa Pidato
Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh tujuan, situasi dan isi dari
pidato. Dalam pidato resmi, digunakan bahasa yang singkat, pengertian
jelas, maksud yang tidak mengambang, dilafalkan dengan intonasi yang
nyaring dan jelas.
Pidato ilmiah dapat terdiri atas: presentasi makalah, presentasi
skripsi, presentasi tesis dan disertasi, pidato pengukuhan guru besar.
Pada kegiatan ilmiah biasanya mengikuti standar yang telah ditetapkan
oleh masing-masing institusi/lembaga pendidikan. Untuk mendapat
hasil maksimal, presenter ilmiah harus memerhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan kemampuan teknis dan kemampuan unggulan prilaku.
1. Etika ilmiah, berkaitan dengan hal-hal, seperti: a) penggunaan ragam
bahasa ilmiah, (b) sikap objektif dengan kalimat terstruktur, (c)
mematuhi aturan formal presentasi ilmiah, (d) mengutip pemikiran,
konsep, data atau rujukan dari para ahli, (e) menggunakan data yang
relevan, (f) menjawab setiap pertanyaan penyimak (penguji/peserta
seminar) dengan jawaban yang logis dan mudah dipahami.
2. Ketentuan institusi/lembaga (universitas), berupa: format yang telah
ditetapkan institusi, baik prosedurnya atau hal-hal yang telah
dianjurkan oleh lembaga.
3. Kemampuan
personal,
berupa
sikap
sopan
santun,
simpatik,
|27|
melafalkan nama-nama
kota
seperti
Bogor,
Bandung,
vitamin,
video,
film,
fakultas.
Penutur
yang
tidak
Selain
itu,
bentuk
kata
dalam
kalimat
pun
sering
menentukan
jenis
ragam
bahasa
yang
digunakan dalam
|28|
pejabat,
(c)
komunikasi-komunikasi
resmi
seperti,
dalam
kehidupan
sehari-hari
banyak
pokok
persoalan
yang
dalam
digunakan
dalam
lingkungan
lingkungan
agama
berbeda
kedokteran,
dengan
bahasa
yang
hukum,
politik
atau
ungkapan yang
|29|
BAB V
EJAAN BAKU BAHASA INDONESIA
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. mengaplikasi pemakaian kapital;
b. mengaplikasikan penulisan huruf miring;
c. mengapilkasikan penulisan huruf tebal;
d. mengaplikasikan pemakaian kata dasar dan partikel;
e. mengapilkasikan bentuk singkat, singkatan dan akronim.
a. Huruf Kapital
1. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat.
Contoh: Kami mahasiswa fakultas Ekonomi dan Bisnis Universtitas
Teknologi Sumbawa.
2. Huruf kapital digunakan degan berkenaan dengan agama, kitab suci
atau nama Tuhan dan kata gantinya.
Contoh: Allah, Al Quran, Weda, Injil, Islam, Kristen, Tuhan Yang
Maha Pemurah, Tuhan, Engkau Yang Mengetahuiya. Ya Rabb,
bimbinglah hamba-Mu.
3. Huruf pertama kutipan langsung
Contoh:
Rektor berkata
Mahasiswa
harus
lebih
agresif
dibandingkan
dosennya.
Bagi mahasiwa yang tidak mampu biaya perkuliahan digratiskan
kata Dr. Zulkieflimanyah.
Apa pun yang terjadi, kita harus tetap di sini kata Bapak tadi.
|30|
pertama
yang
menyatakan nama
lembaga
pemerintah,
|31|
b. Huruf Miring
Digunakan dalam cetakan. Jika ditulis menggunakan tangan, maka
diberikan garis bawah. Huruf miring digunakan pada:
1. Menuliskan nama buku, majalah, nama surat kabar.
Contoh: Buku Komposisi karya Gorys Keraf, Majalah Republika 25
Juni 2015.
2. Memberikan penegasan terhadai kata atau frase yang dianggap
penting dalam satu tulisan.
Contoh: Dia mengalami penyakit gila akibat maut yang menimpa
keluarganya.
Kegiatan mahasiswa berbasis kemasyarakatan sangat ditunggutungu pemerintah.
3. Menuliskan kalimat asing, terkecuali yang telah disesuaikan.
Contoh: Akhir-akhir ini banyak orang mengalami penyakit Legionella
akibat kebiasaan merokok dan meminum alkohol berkadar tinggi.
c. Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan saat untuk menandai tandatanda yang dianggap penting atau mendapat perhatian, seperti: judul,
sub judul karangan atau kata yang menuntut perhatian khusus.
|32|
Kata Baku
Aktif
Aktivitas
Apotek
Analisis
Asas
Atlet
Atmosfer
Aktip
Aktifitas
Apotik
Analisa
Azas
Atlit
Atmosfir
Ekspor
Ekstrem
Ekuivale
Embus
Esai
Eksport
Ekstrim
Ekwivalen
Hembus
Esei
Aerobic
Akhir
Antarinstansi
Baut
Erobik
Ahir
Antar-instansi
Baud
Februari
Fiologi
Film
Fisik
Foto
Frekuensi
Pebruari
Phiolog
Filem
Phisik
Photo
Frekwensi
|33|
Definisi
Diesel
Dipersilakan
Dipindahkan
Dolar
Daftar
Definisi
Detail
Diagnosis
Diferensial
Difinisi
Disel
Dipersilahkan
Dipindah
Dollar
Daptar
Difinisi
Detil
Diagnose
Differensial
Rezeki
Risiko
Roboh
Rejeki
Resiko
Rubuh
Hafal
Hakikat
Hierarki
Hipotesis
Hapal
Hakekat
Hirarki
Hipotesa
Saksama
Sekretaris
Sintesis
Sistematis
Sistem
Spesies
Spiritual
Standardisasi
Subjek
Subjektif
Survei
Seksama
Sekertaris
Sintesa
Sistimatis
Sistim
Spesis
Spiritual
Standarisasi
Subyek
Subyektip
Survai
b. Partikel
1. Pengertian Partikel
Partikel adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan
tidak mempunyai arti leksikal (KBBI). Arti suatu kata tugas ditentukan
oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan
tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri, digunakan
dalam artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeksi.
Kata tugas dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a) Preposisi (kata depan); kata yang biasa terdapat di depan nomina.
Preposisi biasanya menjelaskan sebuah keterangan, seperti kata
dari, dengan, di, dan ke.
b) Konjungsi
(kata
sambung);
kata
atau
ungkapan
yang
(kata
sandang);
kata
yang
tidak
memiliki
arti
tapi
2. Macam-macam Partikel
Partikel meliputi kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk
dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya. Dalam
|34|
a. kah
Partikel -kah dalam kalimat interogatif dan berfungsi
untuk
b. lah
Partikel lah digunakan dalam kalimat imperatif atau deklaratif yang
berfungsi untuk:
1) Menghaluskan sedikit nada perintah dalam kalimat imperatif.
Misalnya: Pergilah sekarang, sebelum mereka datang ke sini!
2) Memberikan ketegasan yang lebih keras dalam kalimat deklaratif.
Misalnya: Mendengar ceritamu, jelaslah kamu yang bersalah.
c. tah
Partikel tah digunakan dalam kalimat interogatif. Bersifat retoris
penanya tidak berharap mendapat jawaban dan seolah hanya
bertanya pada diri sendiri. Partikel tah banyak digunakan dalam
sastra lama tapi kini tak banyak dipakai lagi. Contoh: Apatah artinya
hidup ini tanpa engkau?
*Partikel tah biasanya terdapat dalam karya sastra (roman) lama.
d. pun
Partikel pun digunakan dalam kalimat deklaratif yang berfungsi:
1) Mengeraskan arti kata yang diiringinya.
Misalnya: Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.
2) Menandakan perbuatan atau proses mulai berlaku atau terjadi
jika dipakai bersama lah.
Misalnya: Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan
derasnya.
|35|
Bentuk
singkat
biasanya
digunakan
untuk
mempermudah
bentuk singkat
dan singkatan,
penulisan akronim
biasa
|36|
BAB VI
PENULISAN KUTIPAN, CATATAN KAKI,
URAIAN NASKAH & DAFTAR PUSTAKA
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. memahami dan mengaplikasikan tata cara dalam penulisan kutipan
langsung dan tidak langsung;
b. memahami dan mengaplikasikan penulisan catatan naskah dan catatan
kaki;
c. memahami dan mengaplikasikan penulisan daftar pustaka.
2. Kutipan
a. Pengertian Kutipan
Dalam
penulisan
karya
ilmiah,
seorang
penulis
dituntut
untuk
|37|
pengarang (kalau lebih dari satu suku kata); tanda koma, tahun terbit,
titik dua (:), nomor halaman dalam kurung dan tanda titik di akhir.
Contoh:
Karya sastra sebagai deskripsi atas realitas sosial merupakan karya yang
imajinatif, menggunakan sistem kode. Sistem kode itu berupa kode bahasa, kode
budaya, dan kode sastra sebagaiman disebutkan Teeuw (1974: 331) menjadi satu
kesatuann yang tak bisa dipisahkan dalam rangkaiannya sebagai bagian dari teks
sastra. Tiga sistem itulah yang digunakan pengarang untuk menyampaikan
maksud dan pesan melalui karya sastra.
3. Sumber Acuan Dituliskan di tengah Kutipan
Penulisannya dilakukan dengan cara ditampilkan sebagain
kutipan sebagai argumentasi dari pemikiran (sesuai keperluan),
kemduian diikuti nama akhir pengarang (kalau lebih dari satu suku
kata), tanda koma, tahun terbit, tanda titik dua, dan nomor halaman
di dalam kurung, tanda koma, kemudian kutipan lanjutan.
Contoh:
Humanisme berkembang menjadi gerakan lintas budaya dan universal,
demikian dikatakan Hanafi dkk. (2007:211), dalam arti berbagai sikap dan
kualitas etis dari lembaga-lembaga politik yang bertujuan membentengi martabat
manusia. Humanisme merupakan kepercayaan yang menyatakan bahwa setiap
manusia harus dihormati sebagai seorang manusia seutuhnya, bukan karena dia
itu bijaksana atau bodoh, baik atau jelek, dan tanpa memandang agama atau
suku, laki-laki atau perempuan.
|38|
b. Jenis Kutipan
Kutipan dapat dibagi menjadi dua bentuk, yakni kutipan langsung
dengan kutipan tidak langsung. Pengarang menggunakan kutipan untuk
memperkuat gagasan yang ingin disampaikan.
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang langsung diambil persis
dari sumbernya (kutipan yang langsung dari pernyataan dan bahasa
asli pengarang (apa adanya). Kutipan langsung dikenal dengan istilah
wording. Penulisan dilakukan sebagai berikut.
1. Penulisannya terintergarasi dalam teks (spasinya sama) kemudian
diapit oleh tanda petik (...) dan diberikan tanda footnote/bodynote.
2. Kutipan langsung yang lebih dari lima baris ke atas dipisahkan d ari
teks, satu spasi dan margin masuk ke dalam teks sekitar lima
ketukan.
3. Kutipan langsung yang lebih dari lima baris dipisahkan dengan teks
(satu spasi),
sedangkan
tulisan
yang
kurang
dari
lima
baris
|39|
dengan mengambil
bagian yang dianggap penting dari satu pendapat atau pikiran dengan
catatan bahasa, kalimat berbeda dengan teks aslinya. Kutipan tidak
langsung dapat dibentuk dengan teknik pengutipan paraphrasing dan
summaring
1. Teknik pengutipan paraphrasing; pengutipan yang mengambil
gagasan utama (mind idea) dari sumber yang dirujuk. Struktur
bahasa dan diksi harus berbeda dengan sumber kutipan. Pada
kutipan tetap dicantumkan identitas sumber rujukan.
Contoh pengutipan dengan bentuk paraphrasing
Menurut Taufik dalam Zuhdi, dkk., (2011: 132), bahwa Tuan
Guru bagi masyarakat Sasak dianggap sebagai wakil Tuhan di
bumi, sebagai pelindung yang kata-kata dan pesan agama serta
moralnya harus mutlak diikuti jika menginginkan keselamatan
hidup. Karena takzim atas karismatik, masyarakat akhirnya
menerima apa saja yang ke luar dari mulut Tuan Guru tanpa
harus mempertimbangkan terlebih dahulu.
dari
sumber
rujukan.
Summaring
seperti
mengambil
|40|
berbeda
dengan
catatan
kaki.
Referensi
pada
catatan
kaki
|41|
|42|
|43|
buku;
(judul
artikel,
nama
jurnal,
volume.,
nomor
|44|
4. Catatan Kaki/Footnote
Sebagaimana dengan daftar pustaka, catatan kaki berfungsi untuk
memberi penjelasan tambahan yang lebih rinci mengenai satu rujukan
yang digunakan oleh seorang ketika ia mengutip satu rujukan. Perbedaan
yang paling mudah dibedakan adalah letak catatan kaki yang berada di
bawah naskah satu tulisan atau diakhri satu bab sebuah buku. Catatan
kaki lebih dikenal dengan footnote.
1. Fungsi Akademis
a) memberikan dukungan argumentasi/pembuktian
b) pembuktian (rujukan) naskah;
c) memperluas makna informasi (dalam naskah);
d) menunjukkan objektivitas;
e) menunjukkan nilai dari sumber rujukan;
f)
2. Fungsi Estetika
a) mempertinggi nilai keindahan;
b) membentuk variasi format;
c) memberikan kesan dinamis;
d) memberikan kesan dinamis;
e) menyenangkan pembaca.
|45|
Hoedoro Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta: Komunitas Bambu,
2011) hlm. 20-33.
2 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007) hlm. 207-210.
3Prof. Dr. H. Musril Zahari, M.Pd., Menjunjung Bahasa Persatuan: Sebuah Kumpulan Karangan,
(Jakarta: PT. Metros Pos, 2011) hlm. 30.
4Kinayati Djojosuroto, Filsafat Bahasa, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2006) hlm. 55-57.
Dalam catatan kaki digunakan beberapa istilah yang berasal dari
bahasa Latin, yakni Ibid., Op.Cit., dan Loc. Cit.
|46|
2. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki yang lain yang
menyelinginya.
3. Ibid diketik dengan huruf kapital di awal kata, dicetak miring,
dan diakhiri tanda titik.
4. Apabila referensi berikutnya dari jilid atau halaman yang lain,
urutan penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh penulisan Ibid.
_______________________
1 Burhan
Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: UGM Press, 1995) hlm. 24.
2 Ibid.
3 Ibid.,
hlm. 53-65.
4 Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Cultural Studies: Repsentasi Fiksi dan Fakta.,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) hlm. 240-245.
5 Ibid., 305.
penulisan:
nama
pengarang,
nama
panggilan/nama
Dr. Rachmat Djoko Prodopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapan Lainnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 35-40.
2 Dr. M.Rafiek, Teori Sastra; Kajian Teori dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2011)
hlm. 100.
3 Pradopo, Op.Cit., 45.
4 Rafiek, Op.Cit.
|47|
_______________________
1Rahman,
|48|
BAB VII
PERENCANAAN KARANGAN
1. Indikator Pembelajaran
Secara umum, melalui pembelajaran ini mahasiswa dapat:
a. memahami hakekat perencanaan karangan;
b. mahasiswa memahami tujuan dalam penulisan karangan;
c. mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis karangan ilmiah;
d. mahasiswa memahami dan mengaplikasikan jenis-jenis karya ilmiah;
e. mahasiswa mampu membuat perencanaan karangan;
|49|
Jika
karya
ilmiah
ditujukan
untuk
kalangan
profesional
umum.
Istilah
ilmiah
tidak
berarti
hasil
penelitian
atau
1. Hasil Laporan
Hasil laporan adalah tulisan yang dihasilkan dari laporan kegiatan baik
berupa
hasil
penelitian
atau
hasil
percobaan,
baik
di
lapangan,
|50|
|51|
3. Artikel Jurnal
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidang ilmu tertentu yang
diterbitkan dalam sebuah jurnal yang khusus menerbitkan bidang kajian
ilmu tersebut. Artikel jurnal diklasifikasikan ke dalam dua kategori:
pertama
artikel
ilmiah
yang
bertujuan
membuka
forum
diskusi,
dan
pemerhati
dalam
kajian
ilmu
tertentu
yang
sama-sama
a. Nama penulis
a) ditulis lengkap, tanpa gelar akademis atau gelar profesi untuk
mencegah timbulnya kesan senioritas,
b) boleh mencantumkan gelar kebangsawanan atau keagamaan,
c) jika ditulis dua orang atau lebih hanya mencantumkan penulis
utama disertai kata dkk, nama seluruh penulis lengkap boleh
dituliskan pada catatan kaki,
d) nama lembaga penulis dapat dituliskan tepat di bawah namanya
pada catatan kaki.
|52|
b. Abstrak
a) penyajian ringkas dari seluruh artikel, bukan komentar atau
pengantar,
b) diketik dengan spasi tunggal, ditempatkan menjorok lima ketikan
dari margin kiri maupun kanan,
c) kata kunci merujuk bidang ilmu yang dikaji, ditulis di bawah
abstrak.
c. Pendahuluan
a) menarik perhatian pembaca, mengacu pada permasalahan yang
dibahas, menekankan masalah yang kontroversial,
b) menyajikan sari artikel terdahulu, menyajikan pembahasan
masalah yang belum tuntas,
c) diakhiri dengan rumusan masalah atau tujuan singkat yang akan
dibahas.
d. Bagian inti
a) berisi
pembahasan,
analisis,
argumentasi,
komparasi,
dan
yang
bersifat
argumentatif,
analitis,
kritis,
|53|
data
yang
digunakan.
Pada
karya
ilmiah
(tesis)
yang
pengantar,
ucapan
terimakasih,
abstrak,
daftar
isi,
daftar
|54|
Karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) sangat tergantung pada jenis
penelitian yang digunakan, apakah tergolong penelitian kuantitatif atau
penelitian kualitatif*.
|55|
|56|
kemasyarakatan
secara
konkrit,
(b)
disusun
dengan
keterampilan
belajar
secara
mandiri,
aktual
dan
Dalam
hal
ini,
ilmiah
populer
merujuk
pada
siapa
pembacanya. Bentuk karya ilmiah populer mudah terlihat dari segi sasaran
konsumennya. Masyarakat umum adalah kelompok pertama yang membaca
karya ilmiah populer. Pembaca dapat berupa pembaca tingkat dasar/pemula
(siswa SLTA), tingkat menengah (SMA), dan tingkat lanjutan (Perguruan Tinggi/
Mahasiswa). Tujuan dari penulisan karya ilmiah populer adalah untuk
menambah pengetahuan dari pembaca. Adapun bentuk dari tulisan ilmiah
populer adalah: a) deskriptif-naratif, b) deskriptif-ekspositoris, dan c) deskriptifargumentatif.
Tulisan populer yang bentuknya deskriptif-naratif banyak dijumpai di
koran, majalah wanita atau majalah umum yang tingkat kebahasaannya
sangat mudah dipahami. Tulisan bentuk ini biasanya dikonsumsi oleh siswa
tingkat
dasar
(SMP/MTs),
dikarenakan
isi
dari
tulisan
lebih
banyak
yang
disampaikan.
Tulisan
deskriptif-naratif
lebih
relatif
mudah
|57|
berpikir dan daya kritis. Contoh berikut ini adalah model tulisan ilmiah
populer dengan deskriptif-naratif.
|58|
|59|
|60|
|61|
Di sini penulis akan sedikit mengingatkan selain upaya optimalisasi perikanan tangkap dan
pemacuan stok yang lestari SDI kita, kita terlebih pemerintah juga harus memperhatikan sektor-sektor
kelautan dan perikanan lain yang juga tak kalah pentingnya seperti:
1. Memperjelas batas wilayah perairan dan kedaulatan negara sehingga praktik klaim pulau dan
penyerobotan pulau-pulau terluar oleh negara lain bisa terhindari.
2. Penguatan hukum di bidang pengelolaan dan pengaman sumber daya kelautan dan perikanan
sehingga menekan praktek IUU Fishing, mafia perikanan seperti keterlibatan oknum-oknum pejabat.
3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan lainnya seperti tambang, sektor
pariwisata bahari, benda-benda berharga yang tenggelam (BMKT), energi arus laut, dan lain
sebagainya sehingga akan muncul sumber pendapatan baru bagi sektor kelautan dan perikanan.
4. Reformasi total di bidang kelautan dan perikanan dimulai dari SDM perikanan, sistem birokrasi dan
mindset masyarakat untuk gemar dan cinta pada kelautan dan perikanan.
5. Perkuatan infrastruktur dan SDM pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan
Kadang kita hanya berpikir untuk memberantas praktek-praktek yang lebih besar tapi kadang
mengabaikan permasalahan-permasalahan kecil yang padahal jika dibiarkan akan menumpuk dan
berakibat kerugian yang jauh lebih besar.
Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi inspirasi untuk menyelamatkan harta laut negeri yang kita
cintai ini. Kita harus kaya di negeri kita sendiri. Jangan menjadi tikus yang mati kelaparan dalam lumbung
padi. Kita harus memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya kelautan dan perikanan untuk
kesejahteraan negeri sendiri.
Sumber: Kompasiana.com
7. Perencanaan Karangan
Perencanaan karangan yaitu semua tahap persiapan yang harus
dilakukan dalam proses penulisan. Perencanaan karangan sebagai kegiatan
menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah
direncanakan. Dengan begitu, penulis harus menyiapkan secara benar hal-hal
yang ingin diungkapkan melalui tulisan.
Secara teoretis, perencanaan karangan terdiri atas tiga tahapan:
a. Tahap pra-penulisan
Seorang penulis dituntut untuk mempersiapkan bahan-bahan yang
akan dijadikan tulisan. Persiapan ini meliputi: menyusun daftar pustaka
sementara, dan menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan
kalimat tesis. Selain hal tersebut perlu diperhatikan dilakukan adalah:
1) menyusun
garis
besar
isi
dan
menyempurnakannya
menjadi
|62|
b. Tahap penulisan
Penulis dituntut untuk mengembangkan kerangka yang sudah
sebelumnya. Dengan kalimat, ungkapan, frase, kata-kata, penulis
mengembangkan kerangka tersebut menjadi paragraf sub bab, bab,
wacana, akhirnya menjadi karya tulis yang utuh. Hal-hal yang harus
dilakukan adalah:
1. Bagian pelengkap pendahuluan (halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel).
2. Bagian naskah utama, pendahuluan: (a) Latar belakang menguraikan
kesenjangan antara kondisi ideal dengan fakta, alasan mengapa topik
kajian perlu dibahas, studi pustaka sebagai landasan ideal dan
kesenjangannya dengan kenyataan yang dihadapi, (b) Masalah
berupa pertanyaan yang timbul sebagai konsekuensi pembahasan
pada latar belakang. (c) Tujuan menjelaskan upaya yang hendak
dicapai, (d) Pembahasan masalah menjelaskan bagaimana menjawab
masalah dan tujuan yang hendak dicapai atau ruang lingkup yang
hendak dibahas, dan metode pembahasan yang digunakan.
3. Bahasan utama: (a) Deskripsi teori menggambarkan teori variabel
pertama dan variabel kedua. (b) Metode penelitian, berupa penjelasan
dari jenis penelitian dan metode yang digunakan (metode deskriptif,
kualitatif, kuantitatif, dsb). Penjelasan metode pengumpulan data
yang digunakan (seperti observasi, wawancara, pengujian, angket)
serta hal-hal yang berkaitan dengan cara dalam menganalisis data.
(c) Pada bagian berikutnya, dilakukan pendeskripsian terhadap data
yang digunakan (deskripsi data) dan (d) Analisis data berdasarkan
metode yang digunakan dalam penelitian, serta (e) Hasil analisis yang
menyajikan temuan yang diperoleh berdasarkan analisis dari datadata yang sudah ada.
4. Simpulan dan saran: (a) Simpulan menyajikan penasiran atas hasil
analisis (b) Impilikasi penelitian, berkaitan dengan objek yang
menjadi sasaran dari penelitian, (c) Saran (rekomendasi) menyajikan
usulan kepada seseorang, sekelompok orang, atau pimpinan lembaga
untuk melakukan suatu perbaikan atas kekurangan yang ditemukan
dalam penelitian atau pembahasan.
5. Pelengkap simpulan (daftar pustaka, lampiran, indeks).
|63|
c. Tahap pasca-penulisan
Pada
tahap
ini,
penulis
mengurangi
segala
kekeliruan
dan
skunder
adalah
bukti
teoretik
yang
diproleh
dari
studi
|64|
kebermaknaan
data
atau
informasi
ini
diperlukan
|65|
domain
mulai
dipahami
secara
mendalam,
dan
selanjutnya
dibuat
kategorisasi
yang
relevan.
Kedalaman
|66|
|67|
b. Topik Karangan
Topik dapat diartikan sebagai segala hal yang ingin dibahas atau
pokok yang menjadi pembicaraan. Seorang penulis harus membatasi topik
yang menjadi pembahasannya. Topik bersifat implisit, karenanya penulis
harus menentukan topik yang ingin dibahasnya sebelum menulis karangan.
Dalam karya ilmiah, topik biasanya dapat disertamertakan menjadi judul.
Berdasarkan uraian tersebut, maka topik sangat spesifik dan dapat secara
langsung dijadikan judul karangan.
Adapun fungsi topik karangan adalah:
a) mengikat keseluruhan isi,
b) menjiwai
seluruh
pembahasan:
pendahuluan
(latar
belakang,
variabel:
topik
yang
terikat
dua
variabel,
|68|
Topik yang baik selain menarik untuk dibaca, dalam hal ini menyajikan
informasi dan yang universal, namun terbatas, tetapi juga topik itu dikuasai
oleh penulis. Topik yang dikuasai penulis akan memudahkan penulis dalam
mengeksplorasikan hal-hal yang terkait dengan objek yang menjadi
kajiannya. Salah satu dari penugasaan topik itu adalah didukung oleh datadata lapangan (primer dan skunder), serta menguasai teori-teori yang
relevan dengan kajian.
c. Judul Karangan
Topik ialah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan
dibahas. Setelah diperoleh topik yang sesuai, topik tersebut dinyatakan
dalam suatu judul yaitu nama atau title karangan.
Judul idealnya harus mencerminkan ide utama dengan menariknya dan
pernyataan singkat dari topik utama yang dapat mengidentifikasi konsep
dibahas dalam tulisan. Selain dapat memberikan informasi tentang yang
dibahas, judul juga dapat dimanfaatkan sebagai pernyataan isi materi
abstraksi dan jasa informasi. Judul yang baik dan singkat dapat digunakan
untuk keperluaan editorial dan running head. Judul yang baik tidak lebih
dari 10-12 kata.
Secara umum, kriteria judul yang baik, seperti: relevan dengan topik,
provokatif
dan
Sektor
UKM
Pengolahan
Hasil
Peternakan
sebagai
|69|
5. Jelas
Topik karangan yang jelas sangat membantu penulis mengendalikan
variabel. Indikator topik yang jelas ditandai berikut ini:
a. menggunakan kata lugas (denotasi),
b. fungsi setiap kata dapat diukur secara operasional,
c. tidak menggunakan kata kias,
d. hubungan variabel bebas dan terikat menunjukan arah yang
jelas.
Contoh:
|70|
d. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan singkat dari isi karya ilmiah, baik berupa
skripsi, tesis, dan disertasi atau pun karya eksposisi lainnya dalam
jurnal ilmiah yang memungkinkan pembaca dengan cepat menangkap
apa yang ingin disampaikan penulis. Sama halnya dengan judul, abstrak
juga harus singkat, ringkas dan padat, dapat memberikan informasi
umum dari isi artikel. Abstak biasanya tidak lebih dari 250-300 kata.
Untuk penulisan artikel konseptual, abstrak tidak lebih dari 75-100
kata. Penulis abstrak harus dapat mencantum kata kunci (keyword)
yang terdiri atas 3-5 frase untuk memudahkan pengideksan. Abstrak
memiliki beberapa karaktristik sebagai berikut.
1) Akurat, pastikan abstrak dapat melukiskan tujuan dari isi tulisan.
2) Ringkas dan spesifik, kalimat yang dibuat harus singkat dan utuh,
khususnya kalimat utama.
3) Jangan menilai, tulisan abstrak tidak dianjurkan untuk menilai atau
pun mengomentari tulisan.
4) Abstrak disajikan dalam bentul paparan informatif.
Dalam penulisan asbtrak pada artikel konseptual, hal-hal yang di
bawah ini penting untuk dimasukkan: (a) topik dalam satu kalimat, (b)
tujuan, hipotesis, ruang lingkup, (c) sumber dan metode penelitian, dan
(d) simpulan.
|71|
ABSTRAK
POLA INTERAKSI DALAM AL QURAN YANG TERCERMIN PADA AYAT-AYAT
BERBENTUK PERTANYAAN
Moh. Ainin & Iman Asrori
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Al quran adalah media interaksi antara Allah dan makhluk-Nya. Untuk itu,
penelitian ini bertujuan untuk memerikan pola interaksi yang ada di dalam kitab suci Al
Quran. Metode penelitian adalah kualitatif dan analisa isi. Hasil penelitian
menunjukkan adanya variasi tema interaksi, peserta interaksi adalah Alloh dan
makhluk-Nya, serta adanya kategori berdasarkan respon terhadap interaksi. Kategori
yang dibagi berdasarkan jenis respon adalah tanggapan berdasarkan asal muasal dan
berdasarkan hubungan pertanyaan dan tanggapan. Selain itu alasan terjadinya
interaksi juga tergantung adanya konteks. Latar belakang terjadinya interaksi dibagi
menjadi dua yaitu fisik dan non fisik. Terlebih lagi, pola interaksi mencakup satu
arah dan dua arah, demikian juga dengan strategi interaksi yang dibagi menjadi dua
yaitu langsung maupun tidak langsung.
Kata kunci: Pola interaksi, Quran, Pertanyaan, Pragmatik
Contoh (2) abstrak artikel konseptual lainnya
Pemuda dan Sektor UKM Pengolahan Hasil Peternakan sebagai Komponen
Pembangunan Perekonomian Masyarakat Sumbawa
Jumaedin, Rizka Oktapianti, & Siti Rahmatullah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknologi Sumbawa
ABSTRAK
Sosok Pemuda lebih dikenal dengan sosok pembaharun dalam segala bidang. Tulisan
ini bertujuan untuk melihat hubungan penting antara peran pemuda dalam sektor UKM
dalam usaha pengolahan hasil produksi peternakan. Metode yang digunakan adalah
kajian kepustakaan dan observasi langsung. Hasil dari penelitian ini adalah (1)
pentingya tata ruang padang penggembalaan dapat dilakukannya pembatasan padang
pengembalaan (2) perlu dilakukannya penambahan varian produk hasil turunan dari
sektor peternakan, (3) setiap produsen dapat menggunakan teknologi modern sebagai
alat untuk mendongkrak efisiensi dan nilai tambah. Hal itu dilakukan sebagai wujud
nyata pemuda dalam penyaluran kreativitas, inovasi dan keterampilan penggunaan
teknologi yang dapat meningkatkan mutu produk hasil peternakan menuju
pertumbuhan perekonomian daerah Sumbawa.
Kata Kunci: Pengembangan UKM, Peran Pemuda, dan Produk hasil peternakan.
|72|
|73|
10.
Kerangka Karangan
Kerangka karangan dikenal dengan istilah outline adalah rencana kerja
yang
memuat
garis-garis
besar
suatu
karangan.
Pada
awal
menyusun
kerangka
karangan,
ada
beberapa
hal
yang
|74|
c) Mengelompokkan
ide-ide
yang
sudah
terkumpul
sesuai
dengan
rumpunnya.
d) Selesaikan topik-topik ide itu ke dalam sub-sub topik yang lerbih rinci.
e) Semua sub-sub itu kemudian dinyatakan dalam bentuk pernyataan.
f)
hal-hal
yang
berisifat
kualitas,
kuantitas
dan
dan
kelengkapan idenya.
Berikut ini contoh kerangka sementara (kasar) dan kerangka hasil revisi.
|75|
proposal
kepada
perusahaan
yang
sudah
membangun kerjasama
2) Kegiatan Expo Budaya dan Bazar Buku
a. Tampilan seni tari Sumbawa
b. Tampilan tarapan kuda oleh pemuda dan pelajar Sumbawa
c. Pemberdayaan Unit Kegiatan Mahasiswa kampus-kampus
di Sumbawa
4. Sosialiasi dan Publikasi
a. Sosialisasi kegiatan AUYS 2016 melalui media cetak dan
elektronik
b. Menjalin komunikasi dengan perguruan Tinggi dengan peserta
AUYS
c. Menjalin silaturrahim dengan tokoh-tokoh pendidikan
5. Kegiatan Pelaksanaan AUYS 2016
a. Pengadministrasian anggaran dana
b. Kegiatan persiapan logistik dan tansportasi
c. Pelaksanaan AUYS 2016
|76|
BAB VIII
MENULIS RINGKASAN DAN RESENSI
Dunia akademis tidak lepas dari kegiatan tulis menulis. Hal ini
merupakan tuntunan dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Salah satu
yang akrab adalah istilah merangkum dan meresensi. Untuk kepentingan
akademik, keterampilan dalam meringkas/merangkum dan resensi akan
sangat menunjang proses dalam tugas-tugas akademik.
a. Menulis Ringkasan
Ringkasan adalah ikhtisar dari satu karya atau buku. Meringkas berarti
mengambil intisari atau hal-hal penting dari sebuah karya/buku. Beberapa
istilah yang berkaitan dengan ringkasan adalah ikhtisar, sinopsis, dan abstrak.
Ringkasan adalah jenis kegiatan dengan melakukan telaah dengan
meringkas. Meringkas merupakan aktivitas alih bahasa, summary. Maksudnya
adalah satu bentuk penyingkattan atas satu informasi dengan menyajikan
informasi-informasi penting dari dari satu permasalahan. Ringkasan adalah
bagian dari cara yang menyajikan suatu karangan yang panjang dengan
menyingkat hal-hal penting.
Istilah ringkasan bersinonim dengan kata-kata seperti ikhtisar sinopsis,
abstrak dan parafrase. Keempat
kata
itu
memiliki
kesamaan
makna.
|77|
|78|
b. Menulis Resensi
Menurut
KBBI
(2005)
resensi
adalah
pertimbangan
atau
pembicaraan tentang buku atau bisa juga disebut ulasan buku. Resensi
dalam bahasa Belanda resentie, dan bahasa Latin recensio, recensere, atau
revidere yang artinya mengulas kembali. Resensi adalah suatu penilaian
terhadap suatu karya yang dapat berupa buku, karya seni film, drama, dan
produk teknologi lainnya. Dalam penyajiannya, resensi menyampaikan
informasi atau pemahaman yang komprensif (mendalam) tentang apa yang
tampak dan terungkap dari sebuah produk/karya. Dengan kata lain,
resensi mencoba menilai kualitas buku, baik isi maupun perwajahan
disertai dengan alasan dan bukti. Tulisan mengenai resensi biasanya
terdapat pada surat kabar, majalah atau jurnal-jrunal ilmiah. Nama lain
dari resensi buku adalah Bedah Buku, Timbangan Buku, dan Launching
Buku.
Tujuan pokok penulisan resensi setidaknya mencakup tiga hal,
yakni: (1) memberikan sugesti kepada pembaca, (2) melukiskan dan
memaparkan pendapat dengan sebuah pertimbangan atau penilaian, dan
(3) menydorokan kriteria yang jelas dalam menguraikan satu telaah.
Secara umum, ada tiga fungsi resensi, yakni fungsi informatif,
komersial,
dan
akademik.
Fungsi
informatif,
menginformasikan
atau
lebih
lanjut.
Fungsi
komersial,
menekankan
pada
nilai
menekankan
|79|
umum,
penulisan
resensi
dalam
handbook
ini
lebih
difokuskan pada resensi buku. Pada resensi buku, dua hal penting yang
perlu diperhatikan, (1) menceritakan isi buku yang diresensi, (2) berisi
kupasan dan bahasa tentang isi buku sebagai hasil kerja analisis kritis
yang dengan perbandingan-perbandingan dengan karya lainnya.
Kualitas kupasan dan bahasa buku yang diresensi tergantung pada
ketajaman analisis dan tingkat kekritisan peresensi. Dalam meresensi
buku, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, sebagai berikut.
1) Buku yang mau diresensi untuk media sebaiknya buku yang aktual.
2) Buku yang diresensi adalah buku yang cukup baik, bermanfaat dan
layak aktual.
3) Buku yang diresensi memuat informasi penting bagi pembaca/masyarakat.
4) Pembahasan;
berisikan
komentar
ulasan
kritis
dan
penilaian
|80|
: B.B. Triatmoko
Penyunting
: Among Pulung
Penerbit
: Galang Press
Cetakan
: I (2012)
Ukuran
|81|
jurusan psikologi dengan kelihaian pada seni tari, dia-lah Anna, gadis cantik
anak dari keturuan keraton Solo yang juga buyut dari Mankunegara VII.
Selain Daniel, tidak ketinggalan juga Bukit, mahasiswa yang sama-sama
mimiliki kemampuan intelektual dan sekaligus teman kompetetif Daniel. Bukit
mengambil jurusan Matematika pada universitas yang sama. Pasca kelulusan
Bukit dan Daniel, kedua-duanya memiliki karir yang cemerlang. Daniel
diterima dilembaga riset internasional, sedangkan Bukit memilih untuk
melanjutkan ke Massachussette Institute of Technology MIT di Bostan dengan
studi Fisika. Di Amerika dia bertemu lagi dengan gadis yang yang sempat
membuatnya binarnya berpaduan ketika pertama kali bertemu dipernikahan
salah seorang keluarga ibunya. Dan kini, ia bertemu kembali dengan momen
yang tak pernah ia duga, bertemu pada saat gadis itu melakukan latihan tari
dan pentas kecil yang dihadiri oleh penari internasional. Dialah Anna, gadis
cantik nan jelita yang pernah membuatnya terpukau. Dia pula gadis yang
telah bertunangan dari sahabatnya, Daniel.
Membaca novel Tarian Badai karya Triatmoko mengajak kita pada satu
sisi kehidupan perjuangan mahasiswa, perjuangan meraih cita-cita untuk
menggulingkan pemerintahan Orde Baru . Novel tersebut juga mengajarkan
pada pembaca luhurnya nilai-nilai kesucian cinta. Bukan saja sekedar
romantik, tetapi esesensi cinta dalam satu perjuangan melawan kediktatoran.
Cinta yang dibingkai dengan ketulusan atas nama perjuangan. Ketulusan dan
keteguhan cinta yang membuat Daniel merelakan Anna menjadi milik
sahabatnya, Bukit. Keteguhan perjuangan dan kekuatan Daniel menerima
pernikahannya dengan Dian dan anaknya Bimo setelah gugur sahabat
setianya, Seto saat mendapat tembakan dari rezim militer. Semua berakhir
pada ketulusan dan kesucian cinta. Cinta yang membuahkan satu perjuangan.
Harga diri dan perlawanan terhadap segala keterjajahan dan penindasan.
Kisah heroik dan perjuangan cinta dihadirkan pengarang tidak saja
pada diri Bukit, Daniel dan Anna, tetapi Dian dan Seto sebagai satu keutuhan
yang melengkapi semangat perhelatan dalam menikmati perjuangan,
kebersamaan hingga berbuah pada mahligai rumah tangga. Perjuangan Dian
dan Setto juga tidak pernah lelah-lesu, ia juga turut dalam menggalang
kekuatan massa sebagai bentuk kontribusi dalam satu perjuangan
mewujudkan Indonesia yang kuat dan bermartabat.
Pengarang dengan gaya yang lugas dan berimaji, bukan saja pembaca
dibawa pada satu titik kesadaran untuk merasakan kehadiran tokohtokohnya, tetapi imaji yang membuat para mahasiswa khususnya aktivis
gerakan kembali mengingat memori 1998 sebagai manifestasi perjuangan
mahasiswa tempo dulu. Pembaca diajak untuk menyelami perjuangan
mahasiswa dan rakyat melawan pemerintahan rezim Orde Baru dengan
semangat tak pernah mundur. Selain itu, pembaca akan menemukan
perhelatan dan falsafah tarian Venus Sang Dewi Cinta yang diambil dari mitos
India sekaligus perwujudan ketabahan dan kekuatan primordial Ibu pertiwi
dalam menemukan hidupnya sekaligus pertarungan mempertahankan
identitas.
|82|
|83|
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, S. Takdir. 1986. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Dian
Rakyat: Jakarta.
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. Jakarta:
Pustaka.
____________. 2011. Bahasa Indonesia: Pemakai dan Pemakaiannya. Jakarta:
Badan Penembangan dan Pembinaan Bahasa.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Rineka Cipta: Jakarta
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi
ketiga. Jakarta: Pustaka.
Hs.,
Pengembangan
|84|
Positivisme
Interpretivisme
Realitas
Manusia
individu rasional
patuh hukum eksternal
tanpa kebebasan memilih
Ilmu
Tujuan penelitian
deduktif
bebas nilai
menjelaskan kehidupan sosial
memperkirakan serangkaian kejadian
|1|
Tabel 2.2
Metodologi Kuantitatif
tunggal;
Metodologi Kualitatif
Sifat realitas
Obyektif, sederhana,
indrawi berwujud
kesan
Peran nilai
Metode
Peranan peneliti
Generalisasi
dari
|2|
Tabel 2.3
Penelitian Kualitatif
|3|
W. Lawrence Neuman
(Social Research Methods: Qualitative anda Quantitative Approaches)
Tabel 1.1
Gaya Kualitatif
Bebas Nilai
Konteks bebas
Analisa Statistik
Analisa Tematik
Peneliti terlibat
|4|
Tabel 1.2
Penelitian Kualitatif
Teori dapat berupa sebab-akibat atau bukan sebabakibat dan sering berupa induktif
Prosedur adalah
diperhatikan
pengulangan
standar,
dan
|5|