Alkes Nyeri Dada Apt 52
Alkes Nyeri Dada Apt 52
PENDAHULUAN
1.1. Nyeri
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat subjektif.Keluhan sensorik yang dinyatakan
seperti pegal, linu, ngilu, keju, kemeng, cangkeul, dan seterusnya dapat dianggap sebagai
modalitas nyeri.
Walaupun rasa nyeri hanya salah satu rasa protopatik (primer), namun pada
hakekatnya apa yang tersirat dalam rasa nyeri itu adalah rasa majemuk yang diwarnai oleh
nyeri, panas / dingin dan rasa tekan.
Pada peninjauan selanjutnya nyeri harus dimengerti sebagai pengertian yang
mewwakili rasa majemuk, yaitu kombinasi segala komponen rasa protopatik (kepekaan
terhadap rangsangan sakit dan suhu yang daya pembedanya rendah atau dikurangi).
Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila
seseorang merasakan nyeri, maka perilakunya akan beubah (Muttaqin A., 2008).
Nyeri dapat digolongkan ke dalam tiga jenis utama : tertusuk, terbakar, dan aching
pain. Istilah lain yang digunakan untuk melukiskan berbagai jenis nyeri termasuk nyeri
berdenyut, nyeri memualkan, nyeri kram, nyeri tajam, nyeri elektris, dan sebagainya,
kebanyakan sudah diketahui oleh hampir setiap orang.
1. Nyeri tertusuk : dirasakan bila suatu jarum ditusukkan ke dalam kulit atau bila
kulit dipotong dengan pisau. Ia juga sering dirasakan bila daerah kulit yang luas
mengalami iritasi kuat.
2. Nyeri terbakar : seperti dinyatakan oleh namanya, jenis nyeri yang dirasakan bila
kulit terbakar. Ia dapat nyeri sekali dan merupakan jenis nyeri yang paling besar
kemungkinan untuk menyebabkan penderitaan.
3. Aching pain : tidak dirasakan di permukaan tubuh, tetapi merupakan suatu nyeri
dalam dengan berbagai tingkat gangguan. Aching pain dengan intensitas rendah di
daerah tubuh yang tersebar luas dapat bersatu menjadi suatu sensasi yang sangat
tidak enak (Guyton, 1991).
1
1.1.
Nyeri Dada
Nyeri dada memiliki karakteristik yaitu rasa yang tidak nyaman yang terjadi pada area
sekitar toraks atau diyakani berasal dari bagian struktur tubuh yang terlokalisasi.Adanya
tanda-tanda nyeri hebat yang dialami oleh penderita, dapat mengancam jiwa penderita.Dalam
menegakkan diagnosa nyeri dada seringkali terasa kompleks atau samar-samar dan hal ini
disebabkan karena lokasi anatomi yang kurang jelas.
Nyeri dapat timbul dari berbagai rongga viscera pada rongga toraks dan secara
kualitatif hampir sama dengan dengan dinding dada dan menunjukkan tumpang tindih pada
pola rujukan, lokasi, dan kualitas, dan letaknya yang berdekatan dengan beberapa organ dan
menimbulkan berbagai persepsi rasa nyeri pada bagian visera yang dimaksud.
Berikut ini merupakan macam-macam nyeri dada :
a. Nyeri iskemik miokard tipikal (nyeri jantung)
Iskemia miokard adalah diagnosis klinis, yang dibuat berdasarkan anamnesis dan
didukung
oleh
ditemukannya
faktor
risiko
untuk
penyakit
coroner
atermatosa.Terdapat dua nyeri dada iskemik yaitu angina dan infark miokard.
b. Nyeri pleuritik
Nyeri pleuritik adalah nyeri dada yang tajam, menjepit, dieksaserbasi oleh
respirasi, khususnya inspirasi dalam.Bila berat, penderita harus bernapas pendekpendek untuk mengurangi nyeri. Ada dua penyebab : nyeri pelural dan nyeri
perikardial.
Nyeri pleural : merupakan jenis pleuritis yang dirasakan di salah satu sisi dada, tidak
dipengaruhi oleh posisi tubuh. Bisa terdengar pleural rub. Diagnosis ditegakkan
dengan menemukan gejala dan tanda lain yang berhubungan. Pleuritis terjadi
pneumonia (demam, batuk, takipnea, sianosis, tanpa pernapasan bronkial) dan
pneumotoraks (tidak terdengar suara napas).
Nyeri perikardial : seperti peluritis, nyeri perikardial diperberat oleh inspirasi dalam,
namun lokasinya di dada bagian tengah, dipengaruhi oleh posisi tubuh, biasanya lebih
berat bila berbaring dan berkurang bila duduk. Bisa tedengar pericardial rub pada
auskultasi, yang bisa berhubunga dengan posisi, agak terlokalisir atau intermiten.
Pericarditis terjadi pada infeksi virus, pasca infark miokard dan pada penyakit
autoimun.
Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin dan/atau implant yang tidak mengandung
obat yabg digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. Alat kesehatan dapat juga mengandung obat yang tidak mencapai
kerja utama pada atau dalam tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi, atau
metabolisme tetapi dapat membantu fungsi yang diinginkan dari alat kesehatan dengan cara
tersebut (Permenkes No 1190 tahun 2010).
Berdasarkan PERMENKES No. 1190 tahun 2010 Tentang Izin Edar Alat Kesehatan
Pasal 3 menyatakan alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud
oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia dengan satu atau
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit;
b. Diagnosis, pemantauan, perlakuan, pengurangan dan kompensasi kondisi sakit;
c. Penyelidikan, penggantian, pemodifiksiam,, mendukung anatau proses
fisiologis;
d. Mendukung atau mempertahankan;
e. Menghalangi pembuahan;
f. Desinfeksi alat kesehatan;
3
kesehatan dibagi
BAB II
JENIS-JENIS PENYAKIT
2.1. Efusi Pleura
Pleura adalah membran tipis terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura
parietalis.Kedua lapisan ini bersatu di daerah hilus arteri dan mengadakan peneterasi
dengan cabang utama bronkus, arteri, vena bronkialis, serabut saraf dan pembuluh getah
bening.
Pleura seringkali mengalami patogenesis seperti terjadinya efusi cairan, misalnya
hidrotoraks bila rongga pleura berisi darah, kilotoraks (cairan limfe), piotoraks atau
empyema thorachis bila berisi nanah, pneumotoraks bila berisi udara.
Penyebab dari kelainan patologi pada rongga pleura bermacam-macam, terutama
karena infeksi tuberculosis atau non-tuberkulosis, keganasan, trauma dan lain-lain.
Proses penumpukan cairan pleura dapat disebabkan oleh peradangan. Bila proses
radang oleh kuman piogenik akan berbentuk pus / nanah, sehingga terjadi empyema /
piotoraks. Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura dapat menyebabkan
hemotoraks.
Proses terjadinya pneumotoraks karena pecahnya alveoli dekat pleura parietalis
sehingga udara akan masuk ke dalam rongga pleura. Proses ini sering disebabkan oleh
trauma dada atau alveoli pada daerah tersebut yang kurang elastis lagi seperti pada pasien
emfisema paru.
Efusi cairan dapat berbentuk transudat, terjadinya karena penyakit lain bukan karena
primer paru seperti gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik, dialysis
peritoneum, hipoalbunemia oleh berbagai keadaan, pericarditis konstriktiva, keganasan,
atelectasis paru dan pneumotoraks.
Efusi eksudat terjadi bila ada proses peradangan yang menyebabkan permeabilitas
kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat
atau kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura. Penyebab pleuritis
eksudativa yang paling sering adalah karena Mycobacterium Tuberculosis dan dikenal
sebagai pleuritis eksudativa tuberkulosa. Sebab lain seperti parapneuonia, parasit (amuba,
paragonimiosis, ekinokkokus), jamur, pneumonia atipik (virus, mikoplasma, fever,
legionella), keganasan paru, proses imunologik seperti pleuritis lupus, pleuritis rematoid,
sarkoidosis, radang sebab lain seperti pankreatitis, asbestosis, pleuritis uremia dan akibat
radiasi.
2.1.2. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan keluhan (anamnesis) dan pemeriksaan
fisik.Terdapat beberapa tanda dan gejala pada efusi tergantung pada penyakit yang
mendasarinya, tetapi tanda dan gejala yang sering terjadi dyspnea, batuk, dan nyeri dada
pleuritik.
Posteroanterior dan radiograf dari tulang rusuk dada biasanya menunjukkan adanya
dari efusi pleura, tetapi jika tanda-tanda yang ada meragukan untuk dilakukannya
penegakkan diagnosa, maka dapat dilakukan ultrasound atau Computed Tomografi (CT)
Scan untuk menunjukkan adanya efusi yang berukuran kecil sekalipun dan untuk
membedakan cairan pleura dari pleural yang kental.
Interaksi ini akan menentukan identifikasi dan bentuk manifestasi dari pneumonia, berat
ringannya penyakit, diagnose empiris, rencana terapi secara empiris serta prognosis dari
pasien.
Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui
droplet
sering
disebabkan
Streptococcus
pneumonia,
melalui
selang
infus
oleh
2.2.2. Diagnosa
Penegakan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan kepada pemberian terapi yaitu
dengan cara mencakup bentuk dan luas penyakit, tingkat berat penyakit, dan perkiraan jenis
kuman penyebab infeksi. Dugaan mikroorganisme penyebab infeksi akan mengarahkan
kepada pemilihan terapi empiris antibiotik yang tepat. Seringkali bentuk pneumonia mirip
meskipun disebabkan oleh kuman yang berbeda.Diagnosis pneumonia didasarkan kepada
riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesis ditujukan untuk mengetahui kemunginan kuman penyebab yang berhubungan
dengan faktor infeksi:
a. Evaluasi faktor pasien/predisposisi: PPOK (H.influenzae), penyakit kronik (kuman
jamak), kejang/tidak sadar (aspirasi gram negatif, anaerob), penurunan imunitas, (kuman
gram negatif, Pneumocystic carinii, CMV, Legionella, jamur, Mycobacterium),
kecanduan obat bius (Staphylococcus).
b. Lokasi infeksi: PK (Streptococcus pneumonia, H.influenzae, M.pneumoniae), rumah
jompo, PN (Staphylococcus aureus, gram negatif).
c. Usia pasien: bayi (virus), muda (M.pneumoniae), dewasa (S.pneumoniae).
d. Awitan: cepat, akut dengan rusty coloured sputum(S.pneumoniae); perlahan, dengan
batuk, dahak sedikit (M.pneumoniae)
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam, sesak
nafas, tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak, ronki nyaring, suara pernafasan
bronchial).Bentuk klasik pada pneumonia komunitas primer berupa bronkopneumonia,
9
pneumonia lobaris, atau pleuropneumonia.Gejala yang tidak khas di jumpai pada pneumonia
komunitas yang sekunder (didahului penyakit dasar paru) ataupun pneumonia nosokomial.
Dapat diperoleh bentuk manifestasi lain infeksi paru seperti efusi pleura, pneumotorks. Pada
pasien pneumonia nokosomial atau dengan gangguan imun dapat dijumpai gangguan
kesadaran oleh hipoksia.Warna, konsistensi dan jumlah sputum penting untuk diperhatikan.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menilai keparahan
penyakit. Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebagai berikut:2
a. Analisis gas darah untuk menilai keparahan dan memandu pemberian oksigen.
b. Hitung sel darah-jumlah leukosit 15 x 10 9/L 4 x 109/L merupakan tanda infeksi
bakteri; jumlah sel darah > 20 x 109/L merupakan tanda prognosis yang buruk.
Hemoglobin untuk mendeteksi hemolisis.
c. Ureum, elektrolit, dan tes fungsi hati untuk mencari penyakit ginjal atau hati sebagai
dasar atau penyerta.
d. Pewarnaan Gram dan kultur sputum-tetapi batuk tidak produktif pada pasien, hasilnya
e.
f.
g.
h.
Gambar 2.4 Radiograf pasien pneumonia oleh infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa
Menunjukkan infiltrasi besar-besaran di bagian paru kanan atas (gambar a) dan konsolidasi
disertai kekruhan pada toraks menggunakan CT scan (gambar b)
2.3. Tuberkulosis
Tuberkulosis
Mycobacterium
adalah
penyakit
tuberculosis,
yang
menular
sebagian
langsung
besar
yang
(80%)
disebabkan
menyerang
oleh
paru-
sampai
beberapa
tahun).TB
timbul
berdasarkan
kemampuannya
untuk
2.3.1. Diagnosis
Gejala yang dialami oleh penderita TB pada orang dewasa umumnya mengalami batuk
dan berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk
darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri
dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat pada malam hari, walaupun tanpa kegiatan, demam yang disertai dengan meriang
lebih dari sebulan.
Untuk pemeriksaan awal dilakukan anamnesis terlebih dahulu, dan kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik, untuk menunjang apakah terdapat gangguan pada bagian paru-paru
penderita dilakukan Chest X-Ray dan test BTA.
c. Gas Darah
d. Plasma D-dimer
e. Scan ventilasi dan perfusi paru-paru
f. Angiografi paru
g. Ekokardiografi
2.5. Kanker Paru-Paru
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah.Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan
dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran.
Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli
radiologi diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli
rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya.
Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru
untuk mendapatkan diagnosispasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuandiagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan
penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya
meskipun tidak dapat menyembuhkannya.
Pilihan terapi harusdapat segera dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru
terhadap berbagai jenis pengobatan.Bahkan dalam beberapa kasus penderita kanker paru
membutuhkan
penangan
sesegera
mungkinmeski
diagnosis
pasti
belum
dapat
ditegakkan.Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luarparu (metastasis tumor
di paru).Dalam pedomanpenatalaksanaan ini yang dimaksud dengan kanker paru ialah kanker
paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus
(bronchogenic carcinoma).
Menurut konsep masa kini kanker adalah penyakit gen. Sebuah sel normal dapat menjadi
sel kanker apabila oleh berbagai sebabterjadi ketidak seimbangan antara fungsi onkogen
dengan gen tumor suppresor dalam proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel.Perubahan
atau
mutasi
gen
yang
menyebabkan
terjadinya
hiperekspresionkogen
dan/atau
kurang/hilangnya fungsi gen tumor suppressor menyebabkan sel tumbuh dan berkembang tak
terkendali. Perubahan ini berjalan dalam beberapa tahap atau yang dikenal dengan proses
multistep carcinogenesis. Perubahan pada kromosom, misalnya hilangnya heterogeniti
kromosom atau LOH juga diduga sebagai mekanismeketidak normalan pertumbuhan sel pada
sel kanker. Dari berbagai penelitian telah dapat dikenal beberapa onkogen yang berperan
13
dalam proses karsinogenesis kanker paru, antara lain gen myc, gen
k-ras sedangkan
kelompok gen tumor suppresor antaralain, gen p53, gen rb. Sedangkan perubahan kromosom
pada lokasi 1p, 3p dan 9p sering ditemukan pada sel kanker paru.
Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenisbahan yang dikandung
asap rokok itu bersifat karsinogenesis. Secara epidemiologik juga terlihat kaitan kuat antara
kebiasaanmerokok dengan insidens kanker paru, maka tidak dapat disangkallagi
menghindarkan asap rokok adalah kunci keberhasilanpencegahan yang dapat dilakukan.
Keterkaitan rokok dengan kasuskanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang
perempuanperokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada merekayang tidak
terpajan kepada asap rokok. Dengan dasar penemuan di atas adalah wajarbahwa pencegahan
utama kanker paru berupa upaya memberantas kebiasaanmerokok.Menghentikan seorang
perokok aktif adalah sekaligusmenyelamatkan lebih dari seorang perokok pasif.Pencegahan
harusdiusahakan sebagai usaha perang terhadap rokok dan dilakukan terus menerus.
2.5.1. Diagnosa dan Penentuan Stadium Kanker
Tujuan pemeriksaan diagnosis adalah untuk menentukan jenis histopatologi kanker, lokasi
tumor serta penderajatannya yang selanjutnya diperiukan untuk menetapkan kebijakan
pengobatan.
2.5.1.1. Deteksi Dini
Keluhan dan gejala penyakit ini tidak spesifik, seperti batuk darah,batuk kronik, berat
badan menurun dan gejala lain yang juga dapat dijurnpai pada jenis penyakit paru
lain.Penernuan dini penyakit ini berdasarkan keluhan saja jarang terjadi, biasanya keluhan
yang ringan terjadi pada mereka yang telah memasuki stage II dan III.Di Indonesia kasus
kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah berada pada staging lanjut.Dengan
rneningkatnya kesadaran masyarakat tentang penyakit ini, disertai dengan meningkatnya
pengetahuan dokter dan peralatan diagnostik maka pendeteksian dini seharusnya dapat
dilakukan.
Sasaran untuk deteksi dini terutama ditujukan pada subyekdengan risiko tinggi yaitu:
Laki -laki, usia lebih dari 40 tahun, perokok
Paparan industri tertentu dengan satu atau lebih gejala: batuk darah, batuk kronik, sesak
napas,nyeri dada dan berat badan menurun.
Golongan lain yang perlu diwaspadai adalah perempuan perokok pasif dengan salah satu
gejala di atas dan seseorang yangdengan gejala klinik : batuk darah, batuk kronik, sakit dada,
penurunan beratbadan tanpa penyakit yang jelas. Riwayat tentanganggota keluarga dekat
yang menderita kanker paru juga perlu jadifaktor pertimbangan. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan untuk deteksi dini ini, selainpemeriksaan klinis adalah pemeriksaan radio toraks
dan pemeriksaansitologi sputum. Jika ada kecurigaan kanker paru, penderita sebaiknya segera
dirujuk ke spesialis paru agar tindakan diagnostic lebih lanjut dapat dilakukan lebih cepat dan
terarah.
2.5.1.2.
Gambaran Klinik
a) Anamnesis
Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru
lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan
didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktorfaktor lain yang sering
sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama
dapat berupa :
Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)
Batuk darah
Sesak napas
Suara serak
Sakit dada
Sulit / sakit menelan
Benjolan di pangkal leher
Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri
yang
hebat
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di
luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran
hepar atau patah tulang kaki.
Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :
Berat badan berkurang
Nafsu makan hilang
Demam hilang timbul
Sindrom paraneoplastik, seperti "Hypertrophic pulmonary osteoartheopathy",
trombosis vena perifer dan neuropatia.
b) Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti.Hasil yang
didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan.Tumor paru
ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada
pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai
akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan memberikan
hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan data untuk
penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB atau tumor diluar paru. Metastasis
ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar, pemeriksaan funduskopi
15
Gambaran Radiologis
Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang mutlak
dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta penentuan stadium
penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru yaitu Foto toraks PA/lateral,
bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, Bone survey, USG abdomen dan Brain-CT
dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran tumor dan metastasis.
a. Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa
tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan
adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto
tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar
dan metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk menentukan N
agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja.
Kewaspadaan dokter terhadap kemungkinan kanker paru pada seorang penderita
penyakit paru dengan gambaran yang tidak khas untuk keganasan penting
diingatkan.Seorang penderita yang tergolong dalam golongan resiko tinggi (GRT)
dengan diagnosis penyakit paru, harus disertai difollow-up yang teliti. Pemberian
OAT yang tidak menunjukan perbaikan atau bahkan memburuk setelah 1bulan harus
menyingkirkan kemungkinan kanker paru, tetapi lain masalahnya pengobatan
pneumonia yang tidak berhasil setelah pemberian antibiotik selama 1 minggu juga
harus menimbulkan dugaan kemungkinan tumor dibalik pneumonia tersebut
Bilafoto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan
pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan
foto toraks agar bila ada tumor primer dapat diperlihatkan.Keganasan harus difikirkan
bila cairan bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik.
b. CT-Scan toraks : Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara
lebih baik daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih
kecil dari 1 cm secara lebih tepat.Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga
tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor
intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke
mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan,
keterlibatan KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih baik
karena pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya
mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner.
c. Pemeriksaan radiologik lain : Kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah
tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan
pemeriksaan radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di
tulang kepala / jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi
metastasis diseluruh jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya
metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut.
2.6. Pneumototaks
Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara yang terperangkap di rongga pleura
akibat robeknya pleura visceral, dapat terjadi spontan atau karena trauma, yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan negatif intrapleura sehingga mengganggu
proses pengembangan paru.
Pneumotoraks terjadi karena trauma tumpul atau tembus toraks. Dapat pula terjadi karena
robekan pleura viseral yang disebut dengan barotrauma, atau robekan pleura mediastinal yang
disebut dengan trauma trakheobronkhial. (American College of Surgeons Commite on
Trauma, 2008)
Rhea (1982), membuat klasifikasi pneumotoraks atas dasar persentase pneumotoraks,
kecil bila pneumotoraks <20 %, sedang bila pneumotoraks 20-40 % dan besar bila
pneumotoraks >40%.
Pneumotoraks dibagi menjadi simple pneumotoraks, tension pneumotoraks, dan open
pneumotoraks.
1. Simple peumotoraks (American College of Surgeons Commite on Trauma, 2008)
adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra toraks yang
progresif. Adapun Manifestasi klinis yang dijumpai :
a. Paru pada sisi yang terkena akan kolaps, parsial atau total
b. Tidak dijumpai mediastinal shift
c. Dijumpai hipersonorpada daerah yang terkena,
d. Dijumpai suara napas yang melemah sampai menghilang pada daerah yang
terkena
e. Dijumpai kolaps paru pada daerah yang terkena.
17
2. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenai sebagian besar paru (>
50% volume paru).
beberapa
jenis
pneumotoraks
yang
dikelompokkan
berdasarkan
penyebabnya:
1. Pneumotoraks primer: terjadi tanpa disertai penyakit paru yang mendasarinya
2. Pneumotoraks sekunder: merupakan komplikasi dari penyakit paru yang
mendahuluinya
3. Pneumotoraks traumatik: terjadi akibat cedera traumatik pada dada.Traumanya
bisa bersifat menembus(luka,tusuk,peluru atau tumpul(benturan pada kecelakaan
bermotor). Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis
tertentu (misal torakosentesis) (Alsegaf, 2004).
2.8.2. Patologi
Patologi adalah perjalanan klinis suatu penyakit dari awal sampai akhir. Apabila
pneumotoraks terjadi ketika udara dalam rongga pleura memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada udara dalam paru sebelahnya. Udara memasuki rongga pleura dari tempat ruptur
pleura yang bekerja seperti katup satu arah. Kesulitan dalam proses ekspirasi akan mengarah
pada terperangkapnya udara didalam pulmo, yang dikenal sebagai hiperinflasi. Rongga besar
berisi udara yang terperangkap. Pada foto polos thorax, tampak sebagai lesi yang timbul di
parenkim pulmo yang normal, yang dibatasi oleh membran fibrous yang tipis dan irreguler.
Pada keadaan infeksi, selain terisi udara, juga akan terisi cairan. Selain dapat menimbulkan
obstruksi pada jaringan pulmo yang berdekatan, juga dapat menimbulkan tekanan pada
pulmo kontralateral sehingga menggangu fungsinya. Dapat disimpulkan, bahwa bahkan
jaringan pulmo yang tidak terpengaruh. Langsung, akan menjadi kurang efektif. Sebagian
besar membesar dalam waktu lama. Namun terdapat kasus dimana membesar dalam waktu
19
singkat, sehingga secara cepat akan mempengaruhi parenkim pulmo di sekitarnya. Selain
dengan terapi yang bersifat invasif, dapat menghilang atau mengecil baik secara spontan atau
setelah terjadi infeksiatau perdarahan (Pratama, 2014)
2.8.3. Gejala
Berdasarkan anamnesis, gejala dan keluhan yang sering muncul adalah (Sudoyo dkk.,
2006) (Alsagaff, 2009):
1. Sesak napas, didapatkan pada hampir 80-100% pasien. Seringkali sesak dirasakan
mendadak dan makin lama makin berat. Penderita bernapas tersengal, pendekpendek, dengan mulut terbuka.
2. Nyeri dada, yang didapatkan pada 75-90% pasien. Nyeri dirasakan tajam pada sisi
yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan.
3. Batuk-batuk, yang didapatkan pada 25-35% pasien.
4. Denyut jantung meningkat.
5. Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
6. Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien, biasanya
pada jenis pneumotoraks spontan primer.
Berat ringannya keadaan penderita tergantung pada tipe pneumotoraks tersebut,
(Sudoyo dkk., 2006):
1. Pneumotoraks tertutup atau terbuka, sering tidak berat
2. Pneumotoraks ventil dengan tekanan positif tinggi, sering dirasakan lebih berat
3. Berat ringannya pneumotoraks tergantung juga pada keadaan paru yang lain serta
ada tidaknya jalan napas.
4. Nadi cepat dan pengisian masih cukup baik bila sesak masih ringan, tetapi bila
penderita mengalami sesak napas berat, nadi menjadi cepat dan kecil disebabkan
pengisian yang kurang.
2.8.4. Diagnosa
a) Anamnesa
Sulit bernafas yang timbul mendadak dengan disertai nyeri dada yang
terkadang dirasakan menjalar ke bahu. Dapat disertai batuk dan terkadang terjadi
hemoptisis. Perlu ditanyakan adanya penyakit paru atau pleura lain yang
mendasari pneumotorak.
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Sesak nafas dan takikardi yang dapat disertai sianosis
pada pneumotorak ventil atau ada penyakit dasar paru.
a. Inspeksi : Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiper ekspansi
dinding dada), Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal,
Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat , deviasi trakhea, ruang
interkostal melebar,
b. Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar,
Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat , Fremitus suara melemah
atau menghilang pada sisi yang sakit
c. Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak
menggetar, Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura
tinggi,
Pada
tingkat
yang
berat
terdapat
gangguan
respirasi/sianosis, gangguanvaskuler/syok.
d. Auskultasi : Pada bagian yang sakit, suara napas melemah sampai menghilang,
Suara vokal melemah dan tidak menggetar serta bronkofoni negative.
(Alsagaff, 2009)
c) Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Rontgen
2. Analisa Gas Darah
21
2.7.1.1.
penyakit jantung koroner bermacam-macam, mulai dari asimptomatik sampai fatal. Angina
pektoris merupakan nyeri dada kardiak yang disebabkan oleh insufisiensi pasokan oksigen
miokardium. Pasien seringkali mengemukakan rasa ditekan berat atau diremas yang timbul
setelah aktivitas atau stress emosional. Nyeri dada merupakan dan diaforesis merupakan 2
gejala paling umum dari infark miokard. Menurut Kannel dan Abbott, kejadian infark
miokard tidak disadari oleh pasien, dan hal ini ditemukan pada pemeriksaan
elektrokardiografi (EKG).
2.7.1.2.
Stenosis Aorta
Penyebab stenosis aorta meliputi katup bikuspid kongenital, sklerosis aorta, demam
rematik. Penyakit jantung koroner seringkali ada bersamaan dengan sklerosis aorta. Nyeri
dada aorta stenosis bergantung pada aktivitas. Tanda dan gejala dari gagal jantung juga dapat
dijumpai. Pada pemeriksaan fisik dijumpai murmur ejeksi sistolik yang paling jelas didengar
di ruang antar iga kedua kanan yang menjalar ke karotis. Yang selanjutnya dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan menggunakan elektrokardiografi (EKG), ekokardiografi, dan
radiografi dada untuk menggambarkan terjadinya kelainan pada jantung.
2.7.1.3.
Kardiomiopati Hipertrofi
2.7.1.4.
Vasospasme Koroner
23
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada wanita dibawah 50 tahun dan biasanya terjadi
pagi hari, saat baru bangun tidur. Dirasakan nyeri dada iskemik berulang yang berbeda dari
angina tipikal pada saat istirahat. Spasme koroner dapat terlihat jelas pada angiografi.
2.7.1.5.
Diseksi Aorta
Pasien diseksi aorta biasnya mengeluh nyeri dada hebat akut anterior menjalar ke
belakang atas. Hipertensi sering dijumpai dan merupakan faktor resiko. Pemeriksaan fisik
menunjukan adanya murmur insufisiensi aorta.
2.7.1.6.
Nyeri
dada
prolaps
katup
mitral
bersifat
tajam
di
apeks.
2.7.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fungsi jantung dapat digunakan untuk menentukan status kesehatan
seseorang. Bergantung tujuan pemeriksaan yang dilakukan, yaitu untuk menentukan tingkat
kebugaran seseorang atau untuk mendeteksi atau membuat diagnosis adanya kelainan sistem
kardiovaskular yang dapat dimulai dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Di
samping itu dapat pula dilakukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang utama
untuk penyakit kardiovaskular adalah elektrokardiogram, rontgen dada, dan ekokardiogram.
Alat kesehatan yang digunakan untuk mendukung pemeriksaan penunjang penyakit
kardiovaskular meliputi alat kesehatan non-invasif dan invasif.
Alat kesehatan non-invasif untuk penyakit kardiovaskular yaitu:
1. Elektrokardiografi (EKG)
2. Chest X-Ray
3. Echocardiogram
4. Exercise Stress Test (EST)
5. MRI for Cardiac
6. Magnetic Resonance Angiography
Alat kesehatan Kardiovaskular (CV) yang memerlukan tindakan invasif, antara lain:
1. PCI (Percutaneous Coronary Intervention)
2. Cardiac Catheterization
2.8. Penyakit Gastroesofagus
Beberapa penelitian menunjukkan kurang lebih 60% dari penderita nyeri dada
disebabkan nyeri yang berasal dari esophagus (sebagian besar karena refluks asam lambung
yang dikenal dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Oleh karena itu, pasien
mengalami nyeri dada dengan hasil pemerikasaan jantung negatif sering dirujuk ke spesialis
penyakit pencernaan untuk memeriksa esofagus sebagai sumber nyeri dada. (Sami, et al.,
2012)
2.8.1. Refluks Esofagus
Refluks esophagus (GERD), menyebabkan rasa terbakar di retrosternal, berjalan di
epigastrium ke atas. Bisa disertai dengan sering bersendawa, odinofagia, atau jika terjadi
striktur disfagia. Refluks khususnya terjadi pada orang dewasa dengan obesitas yang
merokok, sama seperti penyakit koroner. (Setiati et al, 2014)
2.8.2. Spamse Esofagus
Spasme esofagus, sering diawali dengan refluks esofagus, sulit dibedakan dengan
nyeri jantung, karena menyebabkan perasaan sesak/berat di retrosternal yang bisa menjadi
parah. Namun nyeri ini biasanya berkurang dengan pemberian antasida. Kunci diagnosis
nyeri gastrointestinal adalah adanya hubungan dengan makanan, dan tidak ada hubungan
antara onset nyeri dengan aktivitas. (Setiati et al, 2014)
25
BAB III
ALAT KESEHATAN
c.1.
Chest X-Ray
X-ray paling lama digunakan dan sering kali digunakan dalam membantu penegakan
diagnosa. Chest X-ray menggunakan radiasi ion dengan tingkat yang kecil untuk mendapat
gambar bagian dalam dari dada.Chest X-ray merupakan pemeriksaan penunjang yang noninvasif.Chest X-ray memiliki fungsi untuk membantu mengevaluasi paru, jantung, dan
dinding dada dan juga dapat digunakan untuk mendiagnosis nafas pendek, batuk yang
persisten, demam, nyeri dada atau adanya kerusakan disekitar area dada.Selain itu, X-ray juga
dapat digunakan dalam penegakkan diagnosa berbagai macam penyakit paru seperti
pneumonia, emphysema, dan kanker.Karena Chest X-ray cepat dan mudah, sehingga sering
digunakan untuk kondisi darurat dan menegakkan diagnosa dengan cepat.
Chest X-ray terdiri atas bagian wall-mounted, bagian kotak yang terdapat dari film X-ray,
atau plat khusus yang merekam gambar digital.
Mesin X-ray yang ringan dan mudah dipindahkan kemanapun dapat digunakan untuk
mendiagnosis pasien di ruang gawat darurat.
X-ray merupakan hasil bentukan dari sinar radiasi atau gelombang radio. X-ray akan
melewati suatu objek, meliputi bagian tubuh. Dengan hati-hati ditujukan kepada bagian tubuh
yang akan diperiksa, mesin X-ray akan menghasilkan pancaran radiasi ke tubuh, sehingga
akan merekam gambar pada film fotografi atau detektor special.
Perbedaan-perbadaan bagian tubuh yang menyerap sinar X akan bermacam-macam.
Tulang yang merupakan bagian padat akan menyerap banyak radiasi dibandingkan dengan
jaringan lunak, seperti lemak, otot, dan organ yang lebih mudah untuk melewati bagian
tersebut. Sebagai hasinlnya, tulang akan berwarna putih pada X-ray, jaringan lunak akan
memberikan hasil berupa bayangan abu-abu dan udara akan berwarna hitam.
Pada Chest X-ray, tulang rusuk, dan tulang belakang akan menyerap banyak radiasi dan
tampak berwarna putih atau sinar abu-abu pada gambar. Jaringan paru akan menyerap sesikit
radiasi dan akan tampak gelap pada gambar.
c.1.1.
Mekanisme Alat
X-ray merupakan hasil bentukan dari sinar radiasi atau gelombang radio. X-ray akan
melewati suatu objek, meliputi bagian tubuh. Dengan hati-hati ditujukan kepada bagian tubuh
yang akan diperiksa, mesin X-ray akan menghasilkan pancaran radiasi ke tubuh, sehingga
akan merekam gambar pada film fotografi atau detektor special.
Perbedaan-perbadaan bagian tubuh yang menyerap sinar X akan bermacam-macam.
Tulang yang merupakan bagian padat akan menyerap banyak radiasi dibandingkan dengan
jaringan lunak, seperti lemak, otot, dan organ yang lebih mudah untuk melewati bagian
tersebut. Sebagai hasinlnya, tulang akan berwarna putih pada X-ray, jaringan lunak akan
memberikan hasil berupa bayangan abu-abu dan udara akan berwarna hitam.
Pada Chest X-ray, tulang rusuk, dan tulang belakang akan menyerap banyak radiasi dan
tampak berwarna putih atau sinar abu-abu pada gambar. Jaringan paru akan menyerap sesikit
radiasi dan akan tampak gelap pada gambar.
c.1.2.
Ada dua cara dalam melakukan Chest X-ray, pertama pengambilan gambar dari
belakang dan yang kedua dari bagian sisi tubuh lain, pasien akan berdiri berlawanan dar arah
pelat alat rekam. Pasien yang tidak dapat berdiri maka diposisikan dengan berbaring pada
meja X-ray. Pasien akan diminta untuk tidak bergerak dan menahan nafas untuk beberapa
saat sampai gambar X-ray diambil, hal ini dilakukan untuk menurunkan kemungkinan
ketidakjelasan pada hasil gambar. Untuk pemeriksaan keseluruhan Chest X-ray dengan
berbagai posisi bagian tubuh, membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
27
c.1.3.
Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
1. Tidak terdapat radiasi tertinggal pada tubuh pasien setelah dilakukan pemeriksaan
x-ray.
2. Tidak menimbulkan efek samping
3. Peralatan X-ray murah dan seringkali tersedia pada ruang gawat darurat.
4. Digunakan dalam penegakkan diagnosis dalam kondisi yang darurat karena mudah
dan cepat.
b) Kekurangan
1. Adanya kemungkinan untuk timbul kanker akibat dari paparan radiasi, namun
manfaat yang dihasilkan dalam penegakkan diagnosa lebih bersar dibandingkan
dengan kerugian yang masih potensial.
2. Besarnya radiasi yang akan dipaparkan tergantung pada prosedur apa yang
dilakukan.
3. Tidak disarankan untuk pasien wanita dengan kondisi yang hamil, karena dapat
membahayakan janin.
Penyerapan sinar-X oleh tubuh manusia pada proses photo Rontgen dapat dijelaskan
sebagai berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat komplek. Oleh sebab
itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak sama, misalnya tulang akan
lebih banyak menyerap sinar-X dibanding dengan otot atau daging. Bagian tulang yang sakit
atau daging akan lebih besar menyerap sinar-X dibanding kondisi normal. Usia juga akan
menjadi penyebab perbedaan penyerapan sinarX. Tulang orang tua yang telah kekurangan
kalsium, maka penyerapan sinar-X akan berkurang dibanding tulang anak muda.3
Sinar-x adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 sampai 0,01 nm dan energinya berkisar antara 120 eV sampai
120 keV. Sinar-x umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan kristalografi sinarX.4Sinar-x yang digunakan dalam penyinaran medis adalah sinar-X bremsstrahlung.Sinar ini
dapat dihasilkan melalui pesawat sinar-x yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung
sinar-x, sumber tegangan tinggi dan unit pengatur. Terjadi radiasi yang dikenal dengan
bremstrahlung yaitu elektron yang mendekati atom target (anoda) akan berinteraksi
dengan inti atom bahan anoda, maka elektron mengalami perlambatan akibat adanya gaya
tarik elektrostatik antara elektron dengan inti atom sehingga mengeluarkan radiasi dan
bersifat kontinyu.
c.2.
Computed tomography (CT) scan pada area dada digunakan untuk pemeriksaan
penunjang jika ditemukannya suatu gambaran uji dan membantu untuk penegakkan diagnosa
yang disebabkan oleh batuk yang tidak diketahui penyebabnya, nafas yang pendek, nyeri
dada, atau demam. CT scan akan menghasilkan data yang cepat, tidak menimbulkan rasa
sakit, non-invasive dan akurat. Karena dapat untuk mendeteksi nodule yang sangat kecil yang
terdapat pada paru, CT scan dada merupakan pemeriksaan yang sangat efektif untuk
mendiagnosa adanya kanker paru pada kondisi dini sehingga dapat disembuhkan.
CT scan sama halnya dengan X-rays, akan menghasilkan beberapa gambar dari organ
dalam tubuh. CT scan dapat menggambarkan organ dalam, tulang, jaringan lunak dan
pembuluh darah yang secara khusus tersedia secara rinci dibandingkan dengan X-rays
traditional, terutama jaringan lunak dan pembuluh darah.
31
CT scanning, kumpulan x-ray akan mengarah dan rotasi detektor dari x-ray akan
mengelilingi penderita, diukur kadar radiasi yang ada dalam tubuh penderita. Selain itu, meja
baring akan berpindah selama scan, kumpulan x-ray akan ikut beredar secara spiral. Program
komputer yang khusus akan memproses sejumlah besar data yang akan menghasilkan
perpotongan garis dua dimensi yang menggambarkan tubuh penderita, yang ditampilkan pada
monitor. Gambar CT terkadang dibandingkan dengan sepotong roti yang dipotong sangat
tipis.Ketika potongan gambar disusun kembali dengan menggunakan software komputer,
hasilnya adalah pandangan multidimensi yang sangat rinci dari seluruh tubuh.
a)
12. Dosis rendah CT scan dada menggunakan dosis rendah radiasi dari CCT dada
konvensial.
b) Kekurangan
1. Dapat menyebabkan kanker akibat paparan berlebihan karena radiasi, namun
keuntungan yang didapatkan masih lebih besar dibandingkan dengan resiko yang
terjadi.
2. Dosis efektif dari radiasi yang diperlukan sangat beragam.
3. Apabila penderita adalah seorang wanita wajib melaporkan kepada petugas tentang
kemungkinan dia sedang hamil.
4. Pada umumnya CT scan tidak direkomendasikan pada wanita hamil kecuali jika
memang dalam kondisi yang sangat mendesak karena memiliki resiko potensial
terhadap janin yang dikandungnya.
5. Pada penderita yang memiliki fungsi ginjal yang menurun, bahan pewarna dapat
memperburuk kondisi ginjal yang dideritanya.
6. MRI (magnetic resonance imaging) lebih baik dibandingkan dengan CT untuk
menggambarkan jaringan lunak yang abnormal.
7. Meskipun hasil yang didapat dari CT scan sangat cepat, adanya pergerakan pernafasan
dapat mengakibatkan gambar yang dihasilkan buram
c.3.
Biopsi
Bagian-Bagian Alat
Jarum biopsi memiliki panjang beberapa inci dan lebarnya seperti kertas
klip.Jarumnya berongga yang digunakan untuk mengambil specimen jaringan.
Beberapa tipe jarum yang digunakan meliputi :
a. Jarum yang halus (fine needle) yang melekat pada jarum suntik, lebih kecil dari
jarum biasanya digunakan untuk mengambil darah.
b. Jarum inti (core needle)
c. Alat vacum, yang digunakan untuk mengambil jaringan.
kemampuan transduser lain. Transduser akan mengirimkan frekuensi gelombang suara yang
berasal dari jaringan tubuh. Prinsip kerja dari alat ini sama dengan prinsip kerja sonar yang
digunakan oleh kapal dan kapal selam.
Ultrasound akan langsung menghasilkan gambar ang dapat terlihat dari layar tampilan
seperti monitor komputer. Gambar yang dihasilkan ini berdasarkan pada amplitude
(kekerasan suara), frekuensi dan waktu yang dibutuhkan untuk ultrasound mengirimkan
sinyal dari bagian tubuh pasien seperti struktur tubuh, jaringan tubuh ke transduser. Sejumlah
gel akan dioleskan ke kulit pasien untuk memungkinkan gelombang suara akan terpancar ke
transduser dengan baik.
c.3.2.
Mekanisme Alat
1. Aspiration needle, jarum halus dan syringe akan menarik cairan atau kelompok sel.
2. Jarum inti biopsi akan otomatis teraktivkan sehingga akan menggerakkan jarum dan akan
mengisi rongga jarum, atau wadah dangkal menuju inti jaringan. Bagian luar akan bergerak
maju untuk mengambil jaringan dan menyimpannya pada rongga jarum. Proses ini akan
dilakukan dalam beberapa kali.
3. Vakum biopsi, jarum yang diletakkan pada bagian jaringan yang abnormal. Perangkat
vakum kemudian diaktifkan, menarik jarungan ke dalam rongga jaru dan kemudian akan
memotong dengan lapisan luarnnya. Jaringan tersebut akan tertarik melalui rongga jarum.
Prosedur ini dilakukan beberapa kali.
c.3.3.
Untuk nodul yang berukuran kecil dan letaknya dibagian dalam dari paru atau
pembuluh darah, saluran nafas atau saraf, disarankan untuk menggunakan metode CT karena
lebih aman.
Dibuat luka kecil pada bagian kulit untuk memasukkan jarum biopsi, sehingga tenaga
kesehatan dapat mengambil specimen jaringan atau nodul untuk dilakukan analisis.
Setelah dilakukan pengambilan spesimen maka jarum biopsi dikeluarkan.Bagian kulit
ditutup namun tidak memerlukan adanya jahitan.
Untuk biopsi pleura, rongga jarum dimasukkan melalui kulit bagian belakang dan
bagian rongga dada.Ketika jarum telah menjangkau dinding dada, diambil tiga sampel
jaringan untuk dianalisis.
Untuk mengambil sampel jaringan dapat dilakukan dengan dua metode :
1. Fine needle aspiration, a fine gauge needle dan syringe digunakan untuk
memindahkan dan kumpulan sel.
2. Core needle biopsi, mekanisme automatis akan teraktivasi, jarum akan berpindah
dan terisi dengan jaringan inti pleura pada bagian tersebut. Bagian terluar secara cepat
akan memotong jaringan dan dipindahkan ke wadah. Proses ini diulang selama 6 kali.
37
b) Kekurangan
Prosedur ini memiliki resiko untuk terjadi infeksi.
Perdarahan.
Batuk berdarah (hemoptysis).
Kebocoran udara di dalam rongga paru-paru menyebabkan gagal paru sehingga
dianggap berbahaya.
5. Pasien wanita hamil harus menginformasikan kepada dokter ataupun teknolog
Xray. Perlu dilihat informasi lebih lanjut tentang keamanan sinar X pada
kehamilan.
6. Prosedur ini melibatkan paparan sinar X. Namun resiko radisi tidak menjadi
perhatian utama jika dibandingkan dengan manfaat dari prosedur ini. Perlu
dilihat informasi lebih lanjut tentang keamanan tentang dosis radiasi.
7. Biopsi ini memerlukan biaya yang mahal, sehingga untuk melakukan
pengangkatan pada jaringan abnormal yang kecil tidak cost-effektif.
pada
permukaan
tubuh.
Pengukuran
ini
membentuk
dasar
dari
elektrokardiogram (EKG). Dasar EKG adalah konsep segitiga sama sisi (segitiga
Einthoven), dengan jantung sebagai sumber arus pada pusatnya.
39
penting mengenai hal ini telah diperoleh untuk mendapatkan hasil yang efisien dan analisa
pola EKG yang akurat waktunya.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik
jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektrodaelektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan
menimbulkan kelainan gambar EKG. EKG hanyalah salah satu alat bantu dalam menegakkan
diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang
penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit jantung mungkin
mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya individu yang normal mungkin
mempunyai gambaran EKG yang abnormal.
Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil karena
41
Dengan
percepatan
elektron
tersebutmaka
akan
terjadi
tumbukan
tak
43
ini
akan
menghasilkansuatu
gelombang
elektromagnetik
yang
panjang
a) Kelebihan
Sangat berguna dalam diagnosis darurat, dan pemeriksaan menggunakan X-ray cepat
dan mudah.
Peralatan X-ray yang relatif murah sehingga banyak tersedia di ruang gawat darurat,
ruangan dokter, pusat perawatan rawat jalan, rumah jompo dan lokasi lainnya.
b) Kekurangan
Dapat meningkatkan terjadinya resiko kanker kulit.
Tidak bisa digunakan untuk wanita yang sedang hamil karena dapat membahayakan
janin.
3.5.6. Hasil Chest X-ray
45
c.6. Ekokardiografi
Tes Ekokardiografi atau USG jantung merupakan suatu alat penting untuk
mengevaluasi struktur dan fungsi dari jantung dan pembuluh darah yang terkait. Tes ini cepat,
mudah, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Evaluasi ini menggunakan gelombang ultrasonik
untuk menghasilkan gambar jantung Anda.Echo seringkali digabungkan dengan Doppler
ultrasound dan Doppler berwarna untuk mengevaluasi aliran darah melalui klep-klep jantung.
menggunakan
gel
untuk
menggerakkan
alat
yang
menyerupai
mikrofon
yang
dinamakan transducer pada daerah dada. Hal ini memungkinkan Dokter Anda melihat
tampilan jantung Anda beserta katupnya secara live.Tidak ada radiasi yang terjadi pada
pemeriksaan USG jantung, sehingga teknologi ini dapat digunakan pada semua orang dari
segala usia.
c.6.1. Manfaat
Manfaat dari alat ini antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9.
campak atau rubela dapat menyebabkan kerusakan pada arteri koroner, dsb)
c.6.2. Cara Kerja Alat
1. Anda akan terbaring pada satu sisi bagian tubuh atau punggung
2. Seorang operator akan menaruh cairan (jelly) khusus pada bagian atas probe dan akan
meletakkan diatas wilayah dada.
3. Dengan menggunakan gelombang suara Ultra-High-Frequency akan menggambil
gambar dari hati anda serta klep (valve) jantung anda, pada penggunaan alat ini tak
akan menggunakan sinar-X.
4. Pergerakan (denyut) dari jantung atau hati anda dapat dilihat pada suatu layar video.
Sebuah video atau foto dapat membuat gambar dari pergerakan (denyut) tadi. Anda
dapat pula mengamatinya pada saat test ini berlangsung, dan biasanya mengambil
waktu kurang lebih 15-20 menit.
5. Dalam test ini anda tak akan merasa sakit dan tidak mempunyai efek samping.
6. Selanjutnya dokter akan memberitahukan hasil pemeriksaan tersebut.
7. Gelombang suara tadi akan mengambil gambar hati atau jantung anda secara jelas dan
ketika pemeriksaan telah selesai maka operator tadi akan mencabut probe yang
sebelumnya digunakan untuk melihat pergerakan hati atau jantung anda.
8. Setelah itu anda akan menunjukkan tanda-tanda ingin batuk, sebagai tanda bahwa
pemeriksaan telah selesai.
c.6.3. Hasil Elektrokardiografi
1. Bentuk dan ukuran jantung.
2. Seberapa baik jantung pasien bisa bekerja.
3. Jika pasien memiliki masalah dengan katup jantung.
4. Jika dinding atau bagian otot jantung lemah dan tidak bekerja dengan benar.
5. Jika pasien memiliki gumpalan darah atau emboli
47
Gambar
3.16
3D
Echocardiography
c.6.4. Jenis Ekokardiografi
Ada beberapa tipe-tipe echocardiograms:
Transesophageal
echocardiogram
(TEE): Tes
informasi apakah jantung anda memiliki asupan darah dan oksigen dari sirkulasi saat terjadi
stress fisik yang mungkin tidak muncul pada EKG saat istirahat. Pemeriksaan ini juga dapat
memberikan informasi penting apabila ada kelainan dari irama jantung dan tekanan darah.
Beberapa kondisi yang memerlukan test treadmill yaitu :
49
1.
Apabila Anda dicurigai memiliki penyakit jantung koroner (PJK), yang terkadang
tidak muncul pada EKG saat istirahat.
Pasien dibawa ke ruang treadmill dimana nadi dan tekanan darah saat istirahat akan
direkam. Elektroda ditempelkan pada dada dan dihubungkan dengan EKG pada
mesin pemeriksaan.
Tes ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yaitu exercise stress test, Anda akan
diminta untuk berjalan diatas treadmill dengan prosedur latihan spesifik, dimulai dari
langkah lambat. The Bruce Protocol, protokol yang paling sering digunakan,
memiliki total 7 tahapan dengan peningkatan kecepatan secara periodik dan inklinasi
kecuraman setiap 3 menit. Tekanan darah, denyut jantung, dan EKG Anda akan
dipantau dan direkam secara bersamaan, pada saat istirahat, dan setiap 3 menit dalam
setiap tahapan latihan. Dokter akan bertanya kepada Anda sebelum suatu tahapan
ekstrim.
Bagian kedua dari tes ini adalah periode pemulihan atau fase slowing down.
Kecepatan akan diturunkan secara bertahap dalam 10 menit. Tekanan darah, denyut
jantung, dan EKG Anda akan tetap dipantau selama bagian kedua ini berlangsung.
Protokol latihan yang paling sering digunakan adalah protokol Bruce yang memiliki total
7 tahapan dengan peningkatan kecepatan secara periodik dan inklinasi kecuraman setiap 3
menit. Tekanan darah, denyut jantung, dan EKG Anda akan terus dipantau dan direkam
secara bersamaan pada saat istirahat dan setiap 3 menit dalam setiap tahapan latihan. Dokter
akan bertanya kepada anda sebelum suatu tahapan berakhir apakah masih sanggup untuk
melanjutkan ke tahapan berikutnya. Tes ini akan dihentikan apabila target denyut nadi telah
tercapai, atau apabila anda mengalami gejala seperti nyeri dada, pusing, kenaikan tekanan
darah yang berlebihan, atau kelelahan yang ekstrim. Bagian kedua dari tes ini adalah periode
pemulihan atau fase slowing down. Kecepatan treadmill akan diturunkan secara bertahap
hingga akhirnya dihentikan. Tekanan darah, denyut jantung, dan EKG akan tetap dipantau
51
selama bagian kedua ini berlangsung. Pada saat Anda merasa lelah, tidak sehat atau tidak
dapat melanjutkan pemeriksaan tolong beritahu dokter atau petugas untuk menghentikan
pemeriksaan. Harap diingat bahwa jika Anda berhenti tes, anda tidak dapat mengulang atau
meneruskan tes lagi.
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai
arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat
MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan magnet . Demikian juga arah
spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan magnet. Saat diberikan frequensi
radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya
dengan bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya
pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan.
Sewaktu radio frequensi dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan
magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya.
Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan
diper-kuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal
yang diperoleh dari berbagai irisan.
c.9. Magnetic Resonance Angiography (MRA)
c.9.1. Prinsip Kerja
Adapun prinsip kerja dari alat MRA ini adalah saat pasien dimasukkan ke dalam alat
MRI, maka struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia yang sebelumnya memiliki medan
magnet dengan arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan berubah kea rah yang
sejajar dengan medan magnet. Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar
dengan arah medan magnet. Saat diberikan frequensi radio, maka atom H akan mengabsorpsi
energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H akan
mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan
lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Selanjutnya ketika frequensi radio dihentikan
maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet. Pada saat kembali inilah,
atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Lalu digunakan detektor yang khusus
untuk mendeteksi energi yang berupa sinyal. Hasil didapatkan dari komputer yang mengolah
dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal.
c.9.2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan alat MRA antara lain merupakan salah satu teknik pencitraan non invasif
yang tidak melibatkan paparan radiasi pengion, kemudian prosedur pelaksanaanya lebih
mudah dan sederhana serta biaya pemerikasaan lebih murah dibandingkan angiografi
tradisional. Sedangkan kekurangan MRA yakni terdapat resiko reaksi alergi ketika bahan
kontras disuntikkan.
53
c.10.
PCI (Percutaneous Coronary Intervention), atau yang dikenal juga dengan coronary
angioplasty, merupakan prosedur terapi untuk membuka penyempitan (stenotic) pembuluh
darah arteri jantung pada kasus penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh terjadinya
penumpukan
kolesterol
pada
dinding
pembuluh
darah.
Percutaneus
Coronary
tersumbat dengan memasukkan balon atau stent melalui kateter yang dimaksukkan ke dalam
lumen arteri melalui insisi kecil pada kulit. Adanya kolesterol menyebabkan aliran darah
tidak lancar dan fungsi jantung menjadi terganggu sehingga berpotensi menyebabkan
serangan jantung . PCI dilakukan dengan memasukkan catheter yang telah dilengkapi dengan
balloon khusus dan stent yang akan diarahkan ke titik terjadinya penyumbatan di dalam
pembuluh darah arteri untuk membuka penyumbatan tersebut dan mengembalikan aliran
pembuluh darah arteri ke jantung. Tindakan PCI ini biasanya dilakukan oleh interventional
cardiologist. Dengan dilakukannya primary PCI, gejala dari penyakit jantung koroner, seperti
nyeri dada (angina), sesak nafas (dyspnea), dan congestive heart failure dapat dikurangi dan
bahkan dihilangkan (Ellen et al, 2007).
55
c.11.
Cardiac Catheterization
Kateterisasi jantung biasanya dilakukan saat Anda masih terjaga, namun dalam
pengaruh obat bius. Sebuah akses intravena akan dimasukkan ke dalam tangan atau lengan,
dan akan digunakan untuk memberikan obat tambahan yang diperlukan selama tindakan
berlangsung. Dada Anda juga akan ditempelkan sadapan atau elektroda untuk memeriksa
detak jantung selama tindakan berlangsung.
Sesaat sebelum tindakan berlangsung, seorang perawat atau teknisi akan mencukur
rambut pada tempat dimana kateter akan dimasukkan. Sebelum kateter dimasukkan ke dalam
pembuluh arteri, Anda akan diberikan suntikan obat bius agar tidak merasa sakit. Anda dapat
merasakan nyeri seperti digigit semut sesaat sebelum terasa baal.
Setelah Anda merasa baal, kateter akan dimasukkan. Akan dibuat suatu sayatan kecil,
biasanya di kaki untuk akses arteri. Sebuah selubung plastik akan dimasukkan melalui
sayatan kecil tersebut agar Dokter dapat memasukkan kateter.
Biasanya tindakan ini memakan waktu beberapa jam untuk pemulihan. Setelah
tindakan Anda selesai, Anda akan dibawa dengan brankard ke ruang pemulihan sambil
menunggu efek biusnya menghilang. Hal ini biasanya memakan waktu satu jam. Lapisan
plastik yang dimasukkan melalui lipat paha, leher atau lengan Anda akan segera dilepaskan
segera setelah tindakan selesai, kecuali apabila Anda memerlukan terapi pengencer darah.
Setelah meninggalkan ruang pemulihan, Anda akan dibawa ke ruang perawatan.
Setelah kateter dilepas, teknisi atau perawat akan memberikan tekanan pada tempat
pemasangan lapisan plastik tadi. Anda akan diminta berbaring lurus terlentang selama 1-6
jam setelah tindakan untuk menghindari perdarahan serius dan membantu pemulihan arteri.
kondisi yang Anda miliki saat kateterisasi jantung:
Angiogram koroner. Apabila Anda melakukan tes ini untuk memeriksa sumbatan
arteri jantung , zat warna akan disuntikkan melalui kateter dan pencitraan arteri
jantung akan diambil dengan sinar X. Dalam angiogram koroner, kateter biasanya
ditempatkan dalam arteri di lipat paha atau pergelangan tangan.
Kateterisasi jantung kanan. Tindakan ini memeriksa tekanan dan aliran darah
bagian kanan dari jantung. Untuk tindakan ini, kateter dimasukkan melalui arteri di
leher atau lipat paha. Kateter ini memiliki sensor khusus untuk mengukur tekanan dan
aliran darah di dalam jantung.
Biopsi jantung. Apabila Dokter ingin mengambil sampel jaringan dari jantung Anda
(biopsi), maka kateter biasanya akan ditempatkan di arteri leher. Kateter berukuran
kecil, dengan ujung seperti rahang (jaw-like tip) digunakan untuk memotong sampel
kecil jaringan dari jantung Anda. Anda akan merasakan tekanan saat kateter
digunakan, namun tidak akan merasakan jaringan tersebut dipotong.
Angioplasti Balloon dengan atau tanpa pemasangan stent. Tindakan ini digunakan
untuk membuka arteri yang sempit di dalam atau di dekat jantung Anda. Kateter akan
dimasukkan melalui arteri pada lipat paha. Sebuah kateter fleksibel, panjang akan
dijahit melalui arteri Anda ke arteri yang sempit. Kemudian, sebuah kateter balon
lebih kecil akan memandu melalui kateter yang fleksibel dan mengembang pada area
yang sempit untuk membukanya. Dalam banyak kasus, Dokter akan menempatkan
sebuah gulungan mesh (mesh coil) yang dinamakan stent pada porsi yang sempit
untuk membantu arteri tetap terbuka.
Balloon valvuloplasty. Tindakan ini dilakukan untuk membuka katup jantung yang
sempit. Pemasangan kateter akan bergantung pada masalah katup yang Anda punya.
Sebuah kateter akan dijahit sepanjang katup. Kemudian balon akan dikembangkan
untuk membuat katup terbuka dengan lebih mudah. Anda mungkin akan merasakan
tekanan saat kateter dimasukkan ke dalam tubuh, namun Anda akan merasa nyaman
dari pengobatan balon ini.
Penggantian katup. Tindakan ini hampir sama dengan ballon valvuloplasty, kecuali
katup buatan akan dipasang pada jantung untuk menggantikan katup yang sempit atau
bocor.
57
Meskipun Anda akan dibius, Anda akan tetap terjaga selama tindakan agar dapat
mengikuti instruksi. Selama tindakan, Anda mungkin akan diminta untuk mengambil
napas dalam, menahan napas, batuk atau menempatkan tangan pada berbagai posisi.
Meja pemeriksaan Anda juga dapat dimiringkan sewaktu-waktu.
Penjahitan kateter seharusnya tidak memberikan rasa nyeri, dan Anda tidak akan
merasakannya bergerak di dalam tubuh Anda. Beritahukan kepada tim medis apabila Anda
merasakan ketidaknyamanan.
c.11.1. Hasil
Apabila Anda mendapat angiogram koroner, hasilnya dapat memberitahukan apakah
Anda membutuhkan angioplasti atau stent, atau operasi yang lebih besar yang dinamakan
operasi bypass koroner. Pada beberapa kasus, angiogram dapat menunjukkan apakah
angioplasti dapat menjadi terapi efektif untuk membuka arteri yang menyempit. Apabila
Dokter menemukan hal ini, maka Dokter dapat melakukan tindakan angioplasti dengan atau
tanpa pemasangan stent secepatnya agar Anda tidak perlu melakukan kateterisasi jantung
lagi.
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagianbagian dalam tubuh.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film
agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah
bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD
atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan Jerman
pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan sebelumnya antara lain dari J.J
Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan
tersebut mengamati gerak elektron yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada
dalam tabung kaca yang hampa udara. Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa udara yang
di dalamnya terdapat filamen yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika
filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda diberi
beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan percepatan
elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna antara elektron dengan
anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X (Susanto, 2008).
Dari percobaan yang telah dilakukan, Rontgen meyakini bahwa sinar X dapat
menembus (menerobos) berbagai benda yang tak tembus oleh cahaya biasa. Sinar X dapat
menembus langsung daging, tapi berhenti pada tulang, Sinar X berjalan menurut garis lurus
dan tidak terbelokan oleh medan magnet maupun medan listrik. Dengan demikian terbukti
bahwa Sinar X bukanlah partikel yang bermuatan listrik.
Sinar-X adalah radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih pendek
dari cahaya dan dihasilkan dengan memborbarding suatu target dengan elektron kecepatan
tinggi. Target biasanya dibuat dari tungsten. Sinar-X adalah foton-foton berenergi tinggi (1
100 keV) dengan panjang gelombang dalam orde 1 . Sinar-X dihasilkan dari penembakan
suatu atom dengan elektron-elektron berenergi tinggi dengan cara memberi tegangan yang
cukup besar. Elektron-elektron ini menendang elektron yang terikat pada inti atom,
sehingga terjadi kekosongan pada kulit atom. Kekosongan ini langsung diisi oleh elektron
dari kulit atau orbital terluar. Pada saat perpindahan transisi elektron dari kulit terluar ke kulit
terdalam ini, dipancarkan tenaga yang merupakan gelombang elektromagnet yang disebut
dengan sinar-X (Syamsul Bahri, 2005).
59
lain yang berada di orbit yang lebih tinggi akan segera jatuh mengisi tempat kosong di orbital
yang lebih rendah yang telah ditinggalkan elektron. Karena elektron jatuh dari orbital yang
lebih tinggi ke orbital yang lebih rendah, maka dalam proses ini akan dilepaskan foton. pada
peristiwa ini, elektron yang jatuh tersebut berasal dari tingkat energi yang jauh lebih tinggi,
sehingga foton yang dihasilkan juga merupakan foton dengan energi yang cukup tinggi, yaitu
foton-foton sinar-X.
61
Peristiwa tumbukan yang sangat kuat dalam proses pembentukan sinar-X akan
menimbulkan panas. Untuk menghindari terjadinya pelelehan pada anode akibat panas ini,
pada mesin pemancar sinar-X terdapat sebuah motor yang memutar anode. Dengan demikian,
berkas elektron tidak selalu menumbuk bagian anode yang sama. Selain itu dalam mesin juga
terdapat minyak pendingin yang berfungsi menyerap panas.
Di sekeliling alat penghasil sinar-X ini, dipasangi sebuah penghalang tebal dari bahan
timbal. Ini untuk menjaga agar sinar-X tidak keluar memancar ke segala arah. Untuk
menyalurkan berkas sinar-X yang dihasilkan, dibuat sebuah lubang kecil di bagian lapisan
penghalang tersebut. Sebelum sinar-X ini mengenai tubuh pasien yang akan difoto, sinar-X
ini akan melewati sejumlah penyaring (filter) sesuai dengan kebutuhan.
Sebuah kamera di sisi lain pasien akan merekam pola sinar-X yang melewati tubuh
pasien. Kamera sinar-X ini menggunakan teknologi film yang sama dengan kamera film
biasa (bukan kamera digital). Bedanya adalah reaksi kimia pada film foto disebabkan oleh
sinar-X bukan sinar cahaya tampak seperti pada kamera film biasa.
Umumnya dokter menggunakan secara langsung hasil foto Rontgen tersebut dalam
bentuk film negatif. Anda pernah melihat film negatif dan cara kerjanya bukan? Kita biasa
menyebut film negatif tersebut dengan istilah klise foto. Pada film negatif ini, bagian yang
terkena banyak cahaya akan tampak lebih hitam dibandingkan dengan bagian yang lebih
sedikit dikenai cahaya. Benda-benda yang keras, seperti tulang, akan tampak putih pada film
sedangkan benda-benda yang lebih lunak, misalnya kulit, akan tampak hitam atau abu-abu.
c.12.2. Komponen
Untuk dapat menghasilkan suatu pencitraan sinar-X diperlukan beberapa instrumetasi
yang baku sebagai berikut :
a.
Tabung sinar-X Tabung sinar-X berisi filament yang juga sebagai katoda dan
berisi anoda. Filamen terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat dari
logam anoda (Cu, Fe atau Ni). Anoda biasanya dibuat berputar supaya
b.
c.
Amerika Serikat dilaporkan adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebabkan oleh sinar-X,
sedang pada tahun 1902 angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun
1911 di Jerman juga dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X.
Meskipun beberapa efek merugikan dari sinar-X dan gamma telah teramati, namun upaya
perlindungan terhadap bahaya penyinaran sinar-X dan gamma belum terfikirkan. Marie
Curie, penemu bahan radioaktif Po dan Ra meninggal pada tahun 1934 akibat terserang oleh
leukemia. Penyakit tersebut besar kemungkinan akibat paparan radiasi karena seringnya
berhubungan dengan bahan-bahan radioaktif.
c.12.5. Hasil
Foto Schedel AP/Lateral
1. Besar dan bentuk calvaria normal/tidak
2. Tabula eksterna, diploe dan tabula interna ada fraktur ?, kalsifikasi ?
3. Vaskular marking (garis pembuluh darah) ada/tidak, banyak/sedikit,
4.
5.
6.
7.
8.
melebar/terputus
Convutional marking (bayangan girus dan sulkus) ada/tidak
Sutura coronalis, sutura sagitalis, sutura lambdoidea terlihat/tidak
Sella tursica, Proc. clinoideus anterior et posterior
Garis fraktur ada/tidak
SOL (space occupaying lesion)
?,
discus
normal/menyempit ?
4. Curva normal kurva Vt. Cervicalis, lordotik.
5. Alignment kedudukan corpus vertebra satu dg yg lain, bergeser/tidak ?
6. Foramen intervertebralis menyempit/ normal ?
Foto Thorax PA/AP
1. Soft tissue ada pembengkakan/tidak
2. Skeletal
3.
4.
5.
6.
(os
scapula,
os
clavicula,
ossa
costae) tdp
fraktur/destruksi/normal ?
ICS melebar/menyempit/normal ?
Trachea ? deviasi (tertarik/terdorong ?)/ di tengah ?
Cor cardiomegali/ normal ? ( CTR ?)
Aorta elongasi/dilatasi
a. Ukur jarak puncak aorta sampai ujung medial clavicula, jarak normal >
1 cm, < 1 cm berarti elongasi
b. Ukur jarak dari midline tubuh sampai pinggir arcus aorta (ke lateral
osteofit/tidak,
rata/tidak
7. Symphysis pubis normal < 1 cm, > 1 cm berarti symphysiolysis
Foto Genu AP/Lateral
1. Soft tissue pembengkakan/normal ?
2. Besar dan bentuk tulang femur distal, tibia dan fibula proksimal
3. Celah sendi normal, menyempit?
4. Garis fraktur, osteofit
5. Eminentia intercondylaris medial dan lateral terdapat perkapuran ?
6. Patella fraktur, dislokasi, terdapat perkapuran ?
Foto Shoulder AP, Foto Humerus AP/Lateral, Foto Antebrachii AP/Lateral, Foto
Manus AP/Lateral, Foto Femur AP/Lateral, Foto Cruris AP/Lateral, Foto Pedis
AP/Lateral, Foto Ankle Joint AP/Lateral
1. Soft tissue tdp pembengkakan/normal
2. Besar dan bentuk tulang
3. Celah sendi menyempit, melebar/normal
4. Garis fraktur, dislokasi dan osteofit
c.13. Endoskopi
Endoskopi adalah suatu prosedur medis yang dilakukan dengan alat/instrumen yang
disebut endoskop. Endoskop dimasukkan kedalam tubuh untuk melihat organ dalam dan
kadang-kadang digunakan dalam beberapa operasi.
67
c.13.1.
Jenis Endoskop
Berdasarkan pada daerah tubuh yang amati, endoskopi dapat dimasukkan ke dalam
mulut, anus, atau uretra. Kadang-kadang, endoskop dimasukkan melalui sayatan kecil di
kulit.
Tabel 1. Jenis Endoskop dan organ yang diamati
Jenis Endoskop
Kolonskop
Dimasukkan
Melalui
Sayatan
dikulit
Mulut
atau
hidung
Anus
Sistoskop
Uretra
Enteroskop
Mulut
anus
Mulut
Arthroskop
Bronkoskop
Esofagogastroduodenosko
p
Organ Tubuh
yang Diamati
Sendi
Nama Prosedur
Arthroskopi
Trakea
dan Brokoskopi, Bronkoskopi
bronkus
fleksibel
Kolon
dan Kolonskopi,
lower
usus besar
endoscopy
Kandung
Sistoskopi, sistouretroskopi
kemih
atau Usus halus
Enteroskopi
Esofagus,
Esofagogastroduodenoskopi
lambung, dan ,
upper
endoscopy,
usus duabelas
jari
Bagian dalam
uterus
Bagian dalam
perut
dan
panggul
atau Laring
Histeroskop
Vagina
Laparoskop
Sayatan
diperut
Laringoskop
Mulut
hidung
Sayatan
dibawah
tulang dada
Anus
Mediastinoskopi
Sigmoidoskop,
sigmoidoskop fleksibel
Thoracoskop
Sayatan
didada
panendoscopy, gastroskopi
Histeroskopi
Laparoskopi,
endoskopi
peritoneal
Laringoskopi
Mediastinum
Mediastinoskopi
Rektum
dan
sigmoid colon
(bagian bawah
usus besar)
Bagian antara
paru-paru dan
dinding dada
Sigmoidoskopi,
sigmoidoskopi
fleksibel,
proktosigmoidoskopi
Thoracoskopi, pleuroskopi
Persiapan
Arthroskopi
Puasa
Apakah biasanya
dilakukan di
ruang operasi?
Ya
Bronkoskopi
Puasa
Tidak
Eteroskopi
Puasa,
diet Tidak
cairan (asupan
cairan
yang
masuk
dibatasi) dan
obat pencahar
bila dimasukan
69
Jenis Anastesi
yang digunakan
Anastesi lokal dan
sedatif
Anastesi lokal dan
sedative
atau
anastesi sistemik
Sedatif
dan
anastesi sistemik
Estimasi Waktu
30-45 menit
30 menit sampai 2
jam
45-90 menit
Laringoskopi
melalui dubur
Puasa
Tidak
Upper endoscopy
Puasa
Tidak
Sigmoidoskopi
fleksibel
Diet
cairan, Tidak
obat pencahar
Kolonoskopi
Sitoskopi
Diet
cairan, Tidak
obat pencahar
Puasa
Kadang-kadang
Mediastinoskopi
Thorakoskopi
Laparoskopi
Puasa
Puasa
Puasa
Ya
Ya
Ya
15 menit sampai 1
jam
15-30 menit
15-30 menit
30-60 menit
15-30 menit
1-2 jam
2-3 jam
20 menit-1 jam
Kekurangan :
1. Endoskopi tidak dapat mendeteksi functional disease di GI tract.
2. Reaksi abnormal dari prosedur anastesi.
3. Setelah endoskopi, pasien mungkin merasa kembung dan mual dan mungkin juga
mengalami sakit tenggorokan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, Hood. Mukty, H. Abdul, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga University Press
Alsegaf,2004; Kamus Kedokteran; Edisi ke 29, Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
Pratama, Vindo Dwika. 2014. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS
PNEUMOTHORAKS DEXTRA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Surakarta.
Diakses
dari
American College Of Surgeons Commitee On Trauma, 2008, Trauma toraks. Dalam ATLS
Student Course Manual 8th edition. USA.
American Pharmacists Association, 2015,Drug Information Handbook with International
trade name index, United States.Lexicomp
BADRI, CHOLID , 1998, Aspek Pemeliharaan Sarana Radiasi, Instalasi Radioterapi
RS.Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Ruhyanudin, Faqih.,2006, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler, Malang : UMM Press
Orlolo, V., and Albarran J., W. (2010).Assesment of Acute Chest Pain. British Journal of
Cardiac Nursing. 5(12): 587-593.
Ellen C. Keeley, M.D., L. David Hillis, M.D. 2007.Primary PCI for Myocardial Infarction
with ST-Segment Elevation. N Engl J Med (356) 47-54.
Muttaqin, Arif., 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Salemba Medika, Jakarta
Guyton, Arthur C., 1991, Buku Teks Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta
Davey, Patrick, 2006, At a Glance Medicine, Erlangga, Jakarta
Setiati, Siti, dkk., 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI Jilid II, Interna Publishing,
Jakarta
Susanto, Feri. 2008. Aplikasi radiasi sinar-x di bidang kedokteran untuk Menunjang
kesehatan masyarakat . Tangerang : BATAN.
Suyatno, Sigit Bachtiar. 2011. ANALISIS PEMBENTUKAN GAMBAR DAN BATAS
TOLERANSI UJI KESESUAIAN PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK. PROSIDING
SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi
Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta.
Diakses
dari
http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File
absorber Cu dan Al, Jurnal Gradien Vol.1 No.1 Januari 2005 : 6-9
73