DI SUSUN :
D3 KEPERAWATAN TINGKAT II
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
Jl. Kubah Putih No. 7 Rt. 001/014 Kel. Jati Bening Kec. Pondok Gede Kota Bekasi,
TAHUN 2020/2021
1. Pengertian Nyeri Akut
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang
pasien di rumah sakit(Perry & Potter, 2009).
Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada
persepsinya.Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri. Secara
sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik
secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan
jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa, menderita yang akhirnya
akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis, dan lain-lain (Perry & Potter, 2009).
Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit
atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengsn intensitas yang bervariasi
(ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan
menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan
pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang
mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut
jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor (Mubarak et al., 2015).
a. Nyeri Somatik,jika organ yang terkena adalah organ soma seperti kulit, otot,
sendi, tulang, atau ligament karena di sini mengandung kaya akan nosiseptor.
Terminologi nyeri muskuloskeletal diartikan sebagai nyeri somatik.
Nosiseptor disini menjadi sensitif terhadap inflamasi, yang akan terjadi jika
terluka atau keseleo. Selain itu, nyeri juga bias terjadi akibat iskemik, seperti
pada kram otot. Hal inipun termasuk nyeri nosiseptif. Gejala nyeri somatik
umumnya tajam dan lokalisasinya jelas, sehingga dapat ditunjuk dengan
telunjuk. Jika kita menyentuh atau menggerakanbagian yang cedera, nyerinya
akan bertambah berat (Perry & Potter, 2009).
b. Nyeri viseral, jika yang terkena adalah organ-organ viseral atau organ dalam
yang meliputi rongga toraks (paru dan jantung), serta rongga abdomen (usus,
limpa, hati dan ginjal), rongga pelvis (ovaruim, kantung kemih dan
9
kandungan). Berbeda dengan organ somatik, yang nyeri kalau diinsisi, digunting atau
dibakar, organ somatik justru tidak. Organ viseral akan terasa sakit kalau mengalami
inflamasi, iskemik atau teregang. Selain itu nyeri viseral umumnya terasa tumpul,
lokalisasinya tidak jelas disertai dengan rasa mual - muntah bahkan sering terjadi nyeri
refer yang dirasakan pada kulit. (Perry & Potter, 2009).
3. Tanda dan Gejala Nyeri Akut
tidak tersedia
Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses
berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, dan diaphoresis.
Nyeri ulu hati bukanlah merupakan suatu diagnosis medis, tapi merupakan gejala dari
suatu penyakit. Nyeri ulu hati dapat terjadi akibat adanya peradangan pada mukosa
lambung.Keluhan nyeri ulu hati adalah keluhan fisik subjektif yang dirasakan oleh
pasien di daerah epigastrium. Epigastrium adalah bagian abdomen tengah atas. Nyeri
pada daerah epigastrium adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan
10
pada daerah tengah atas perut(Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata K, & Setiadi,
whisky, vodka dan gin. Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
c. Penyebab gastritis paling sering yaitu infeksi oleh bakteri H. Pylori, namun
dapat terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting alkali
11
iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung
produksi limfosit dari kelenjar timus dan kelenjar limfe. Penurunan produksi
et al., 2010).
(nociception) (Perry & Potter, 2009). Mekanisme Nyeri Akut melalui proses
a. Transduksi adalah proses di mana suatu stimulus kuat dubah menjadi aktivitas
listrik yang biasa disebut potensial aksi. Dalam hal nyeri akut yang disebabkan
potensial aksi (impuls listrik). Perubahan zat-zat kimia menjadi impuls listrik
12
b. Konduksi adalah proses perambatan dan amplifikasi dari potensial aksi atau
impuls listrik tersebut dari nosiseptor sampai pada kornu posterior medula
c. Modulasi adalah proses inhibisi terhadap impuls listrik yang masuk ke dalam
kornu posterior, yang terjadi secara spontan yang kekuatanya berbeda- beda
neuron kedua terjadi dikornu posterior medula spinalis, dari mana ia naik
sistem limbik.
e. Persepsi adalah proses yang sangat kompleks yang sampai saat ini belum
diketahui secara jelas. Namun, yang dapat disimpulkan di sini bahwa persepsi
13
a. Tahap perkembangan
akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak – anak
dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri
untuk mereka. Di sisi lain, prevalensi nyeri ada individu lansia lebih tinggi karena
penyakit akut atau kronis dan degenerative yang diderita. Walaupun ambang batas
nyeri tidak berubah karena penuaan, efek analgesik yang diberikan menurun
b. Jenis kelamin
menganggap bahwa seorang anak laki – laki harus berani dan tidak boleh
menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
Namun, secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
c. Keletihan
koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap individu yang menderita
penyakit dalam jangka waktu lama. Apabila keletihan disertai kesulitan tidur,
maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri seringkali lebih
diabandingkan pada akhir hari yang melelahkan (Perry & Potter, 2009).
14
Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi, pencahayaan dan
dukungan dari keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang
nyeri yang lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari
e. Gaya koping
nyeri..Seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus internal merasa bahwa diri
seseorang yang mengontrol nyeri dengan lokus eksternal lebih merasa bahwa
bertanggung jawab terhadap nyeri yang dirasakanya. Oleh karena itu, koping
f. Makna nyeri
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara
kesan ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan. Derajat dan kualitas
nyeri yang dipersepsikan pasien berhubungan dengan makna nyeri (Perry &
Potter, 2009).
g. Ansietas
15
Individu yang sehat secara emosional, biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri
sedang hingga berat daripada individu yang memiliki status emosional yang kurang
ansietas yang tinggi. Nyeri yang tidak kunjung hilang sering kali menyebabkan psikosis
16
FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL
KEPERAWATAN MATERNITAS
A. DATA UMUMKLIEN
1. InitialKlien : Ny.D
2. Usia : 42Tahun
3. Statusperkawinan : Menikah
C. RIWAYATGINEKOLOGI
1. HPHT : 25-10-2020
2. TaksiranPartus : 02-08-2021
3. BB sebelumhamil: 69 kg
17
Tgl TD TB/BB TFU Presentasi DJJ UsiaGe Keluhan Data Lain
Janin stasi
6. Dada:
18
7. Eliminasi
a. Urine : Kebiasaan BAK:BAK normal 4-5 x /hari,warna kuning tidak
menggunakan alat bantu
b. BAB : Kebiasaan BAB:BAB normal 1-2 x/.hari, konsistensi lunak, warna
kuning
Intensitas : sering
9. Mobilisasi danlatihan
11. Keadaanmental
12. Abdomen
a. Uterus
b. Pigmentasi
a. Vagina : varises Ya
c. Keputihan : Ya
a. Ekstremitasatas
b. Ekstremitas bawah
F. PEMERIKSAANPENUNJANG
Klien tidak melakukan tidak melakukan pemeriksaan laboratorium
G. KESIMPULAN
20
Ny. D Datang kepuskesmas Bahagia pada hari Rabu tanggal 02 Agustus 2021 , untuk
memeriksa kandungan usia 7 bulan , setelah di lakukan pengkaian ibu mengeluh nyeri
pada pinggangnya, kakinya keram dan ibu tidak mengatakan sulit tidur pada malam hari,
ibu mengatakan hamilan anak pertama dengan operassi SC, dari hasil pengkaian di
dapatkan data klien tampak meringis, pucat, terdapat kantung mata, TTV TD :
104/75mmHg, Nadi: 80x/menit, Suhu:36,5°C, RR : 18x/menit
I. DATA FOKUS
21
II. ANALISA DATA
DO :
- Klien tampak meringis sambil
memegang pinggangnya
- Skala nyerisedang(4)
TD :120/70 mmhg
Nadi :80x/menit
Suhu :36,5°C
RR :16x/menit
2 DS: Gangguan pola tidur perubahan Fisiologi
- Klien mengatakan susah tidur karna ( kehamilan )
kaki sering keram
DO :
- Klien sering terbangun pada malam
hari
NO DIAGNOSA
TUJUAN DAN
TGL KEPERAWA RENCANA TINDAKAN
KRITERIA HASIL
TAN (SDKI)
-Edukasi
1.Jelaskan penyebab,periode, dan
pemicu nyeri
2.Jelaskan strategi meredakan nyeri
3.Ajarkan tekhnik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
V. IMPLEMENTASI
24
08.10 2. Mengidentifikasi factor penggangu
tidur
Hasil : yang mengganggu tidur pasien adalah
pencahayaan dan suhu ruangan
4. Memodifikasi lingkungan
menetapkan jadwal tidur rutin
09.00 hasil : klien menggunakan selimut 2 lapis
dan di minta untuk tidur mlai jam 21.00
1.
25
VI. EVALUASI
Td : 110/80 mmHg
N : 95x/menit
Rr : 19 x/menit
S : 36.3`C
P: Pertahankan intervensi(1-6)
S:
Klien mengatakan pinggangnya masih sakit
04/08-
2021 1. 11.30 -Klien mengatakan kaki masih sering keram
26
O:
1.Pasien masih tampak lebih sheat
2.skala nyeri sedang ( 3)
3. Pasien masih sedikit meringis sambal
memegang pinggangnya
4.Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80mmhg
Nadi : 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu tubuh: 36,2℃
A:Nyeri akut teratasi
P: pertahankan intervensi
27
RESUME KEPERAWATAN
Usia : 42Tahun
Data Subjektif
Data Objektif
Diagnosa Keperawatan
Kriteria Hasil :
Intervensi Keperawatan
Observasi
1.Identifikasi pola aktifitas dan tidur
2. identifikasi factor penggangu tidur
3.identifikasi makanan dan minuman yang mengganu tidur
Terapeutik
1.modifikasi lingkungan
2. tetapkan jadwal tidur rutin
3. lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
Edukasi
1.Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama sakit
2. anjurkan menghindari makanan dan minuman yang menggangu tidur
28
Implementasi Keperawatan
4. Memodifikasi lingkungan
menetapkan jadwal tidur rutin
hasil : klien menggunakan selimut 2 lapis dan di minta untuk tidur mlai jam 21.00
Evaluasi
S:
Klien mengatakan pinggangnya masih sakit
-Klien mengatakan kaki masih sering keram
O:
1.Pasien masih tampak lebih sheat
2.skala nyeri sedang ( 3)
3. Pasien masih sedikit meringis sambal memegang pinggangnya
4.Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80mmhg
Nadi : 80 x/menit
RR: 20 x/menit
Suhu tubuh: 36,2℃
P: pertahankan intervensi
29