Tugas Ini Disusun Sebagai Salah Satu Bentuk Penugasan Dalam Praktik Profesi Ners
Departemen Keperawatan Gerontik
Oleh :
NIM : 20650205
Untuk memenuhi tugas praktik Profesi Ners Departemen Keperawatan Gerontik Di Wisma
Pandu pada tanggal 12 Oktober – 28 Oktober 2020 di UPT PSTW Magetan.
Penyusun,
C. Klasifikasi
1. Nyeri akut
Selang waktunya lebih singkat dengan tanda – tanda klinis antara laina
berkeringat banyak, tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan respon
pasien, umunya menaggis, teriak atau mengusap daerah yang nyeri.
2. Nyeri kronik
Mempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih dari
enam bulan.
3. Nyeri intensitasnya
- nyeri berat ( 7 – 10 )
- nyeri sedang ( 3 – 6 )
- nyeri ringan ( 0 – 3 )
4. Nyeri berdasarkan tempatnya
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam
waktu lama.
c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali. Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang,
kemudian timbul lagi.
d. Artritis Gout (Pirai). Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih
banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai
usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
menopause.
D. Patofisiologi
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa
rute saraf dan akhirnya samapai didalam massa berwarna abu – abu di medula
spinalis. Terdapat tesan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor, mencegah
stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan
kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks cerebral, maka otak
menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang
pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri.
Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi
atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang mengahasilkannyeri.
E. Patwhay
Jejas
Nyeri kronik/akut
G. Pemeriksaan Penunjang
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit saat diagnosis dibuat dan
termasuk kedalam kelompok yang mana sesuai dengan kondisi tersebut.
a. Pendidikan pada pasien mengenal penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan
dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap
berobat dalam jangka waktu yang lama.
b. OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) diberikn sejak dini untuk mengatasi nyeri
sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.
c. DMARD (Desease Modifying Antirheumatoid Drugs) digunakan untuk melindungi
rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat athritis reumatoid. Keputusan
penggunaannya tergantung pertimbangan risiko manfaat oleh dokter.
e. Pembedahan Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta
terdapat alasan yang cukup kuat. Dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis
pengobatan ini pada pasien arthritis reumatoid umumnya bersifat orthopedic,
misalnya sinovectomi, artrodesis, memperbaiki deviasi ulnar. Untuk menilai
kemajuan pengobata dipakai parameter:
3) Kekuatan menggenggam
5) Peningkatan LED
A. Pengkajian Keperawatan
a. Status kesehatan
- Faktor pencetus
- Keluhan utama
- Timbulnya keluhan
- Diagnosa medik
- Pernah dirawat
- Operasi
- Riwayat alergi
- Status imunisasi
- Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T )
- Lokasi
- Intensitas
- Respon nyeri.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan
membran mukosa
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperwatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Salemba Medika. Jakarta.
Judith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria
hasil NOC. EGC. Jakarta