Anda di halaman 1dari 26

METODE SISTEMATIS PEMBUATAN

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM

Oleh
Alfie Fiandra Garcia (0706260774)
Amanda Puspita Jelita (0706260780)
Awaludin Wibawa (0706260925)

Pembimbing
drg. Muslita, Sp Pros

DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
JUNI 2011

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1

Ilmu Gigi Tiruan.....................................................................................4


2.1.1 Klasifikasi...................................................................................4
2.1.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.................................................6

2.2

Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam..............................................7


2.2.1 Keuntungan Penggunaan GTSKL...........................................8
2.2.2 Kerugian Penggunaan GTSKL................................................8
2.2.3 Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan GTSKL 9
2.2.4 Komponen GTSKL...................................................................9
2.2.4 Komponen GTSKL...................................................................9

BAB 3 PEMBAHASAN.......................................................................................19
3.1

Metode Sistematis Pembuatan Desain Gigi Tiruan Sebagian


Kerangka Logam..................................................................................19
3.1.1 Surveying................................................................................. 19
3.1.2 Penentuan Rest Pendukung.................................................... 21
3.1.3 Penentuan Pelat Proksimal dan Konektor Minor.................21
3.1.4 Penentuan Retention Mesh..................................................... 22
3.1.5 Penentuan Konektor Mayor................................................... 22
3.1.6 Penentuan Retainer Direk....................................................... 22

3.2

Bracing dan Resiprokasi......................................................................23

3.3

Gaya dan Pergerakan yang Bekerja pada GTSKL...........................23


3.3.1 Tekanan Vertikal......................................................................23
3.3.2 Pergerakan Horizontal.............................................................24
3.3.3 Pergerakan Rotasional.............................................................24

BAB I
PENDAHULUAN
2

Gigi tiruan sebagian kerangka logam (GTSKL) merupakan salah satu jenis gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) yang digunakan untuk menggantikan kehilangan gigi. GTSKL
memiliki beberapa komponen yaitu konektor mayor, konektor minor, rest, retainer direk,
retainer indirek, dan basis gigi tiruan yang mendukung satu atau beberapa gigi pengganti.
GTSKL cukup sering digunakan karena memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan GTSL lainnya.1 Keuntungan tersebut di antaranya adalah memiliki basis yang tipis
(lebih nyaman saat digunakan), tidak mudah patah atau rusak, memiliki konduktivitas termis
yang baik, dan memiliki cengkram dengan stabilitas yang besar sehingga beban mukosa akan
menjadi lebih ringan. Akan tetapi, pembuatan desain GTSKL dapat menjadi cukup rumit bagi
dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi. Masalah ini disebabkan bukan karena
ketidakpahaman akan konsep dasar, tetapi justru karena tidak tahu harus memulai darimana
dan bagaimana cara membuat desain yang sistematik tersebut.1-2
Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah-langkah
pembuatan GTSKL secara runut dan sistematis sehingga memudahkan dokter gigi dan
mahasiswa kedokteran gigi untuk membuat desain GTSKL.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3

2.1

Ilmu Gigi Tiruan


Ilmu gigi tiruan (Prosthodontics) merupakan cabang kedokteran gigi yang
secara khusus berhubungan dengan penggantian gigi dan struktur oral. 1 Gigi tiruan
dapat membantu pasien terutama dengan mengembalikan fungsi stomatognati. Berikut
merupakan fungsi gigi tiruan, yaitu3-4:
1. Mastikasi, kemampuan pengunyahan meningkat dengan menggantikan ruang
tidak bergigi dengan gigi tiruan.
2. Estetik, penggantian kehilangan gigi dengan gigi tiruan akan memberikan
penampilan wajah yang alami. Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan
kehilangan gigi akan memberikan dukungan bagi bibir dan pipi dan memperbaiki
penampilan wajah yang kempot atau kempis yang terjadi karena kehilangan gigi
3. Fonetik, dengan menggantikan kehilangan gigi, terutama gigi anterior, pasien akan
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam fungsi bicara dengan meningkatkan
kemampuan pengucapan huruf-huruf yang memiliki bunyi desisan dan desahan.
4.

Percaya diri, pasien merasa percaya diri setelah fungsi-fungsi tersebut di atas
telah ditingkatkan atau diperbaiki.

2.1.1 Klasifikasi Gigi Tiruan


Ilmu gigi tiruan dapat dibagi berdasarkan jenisnya yaitu ilmu gigi
tiruan cekat dan gigi tiruan lepasan. 1 Gigi tiruan cekat dapat didefinisikan
sebagai gigi tiruan sebagian yang dipasang secara permanen dengan semen
pada gigi asli atau akar yang dipersiapkan dan merupakan pendukung utama
gigi tiruan.5-6 Gigi tiruan cekat meliputi mahkota tiruan dan gigi tiruan
jembatan (gambar 2.1 dan 2.2).1,6 Mahkota tiruan merupakan restorasi
ekstrakoronal cekat yang disementasi dan menyelubungi atau menutupi
permukaan luar dari mahkota klinis (gambar 2.1). Gigi tiruan jembatan
merupakan gigi tiruan yang secara permanen menempel pada gigi yang tersisa
(gigi penjangkaran) dan berfungsi untuk menggantikan satu atau beberapa gigi
(gambar 2.2).7

Gambar 2.1. Mahkota tiruan penuh metal pada gigi molar kedua rahang atas.7

Gambar 2.2. Komponen gigi tiruan jembatan (bridge).7

Berbeda dengan gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan merupakan gigi
tiruan yang menggantikan satu/beberapa/seluruh gigi yang dapat dilepas dan
dipasang sendiri oleh pemakainya. Gigi tiruan lepasan terdiri dari gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) dan gigi tiruan penuh (GTP). GTSL merupakan gigi
tiruan yang digunakan untuk menggantikan satu atau beberapa gigi (gambar
2.3), sedangkan GTP adalah gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan
seluruh gigi pada satu atau kedua rahang (gambar 2.4).1,5,6

Gambar 2.3. Gigi tiruan sebagian kerangka logam, salah satu jenis gigi tiruan sebagian
lepasan.1

Gambar 2.4. Gigi tiruan penuh dengan basis yang terbuat dari resin akrilik.8

2.1.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)


GTSL dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan dan
desainnya, yaitu9:
1. Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik (acrylic removable partial denture)
2. Gigi tiruan sebagian kerangka logam/GTSKL (cast metal framework
removable partial denture)
3. Gigi tiruan sebagian fleksibel (flexible framework removable partial
denture)
4. Gigi tiruan vitallium/nylon (Vytallium/nylon removable partial denture)
Dari berbagai macam GTSL yang ada, yang paling sering dipakai adalah
GTSL akrilik dan gigi tiruan sebagian kerangka logam (GTSKL). GTSL
akrilik memiliki basis yang terbuat dari resin akrilik yang terbentuk melalui
penggabungan beberapa molekul metil metakrilat sehingga membentuk
polimer polimetil metakrilat atau PMMA.10-11 Penjelasan mengenai GTSKL
akan dijabarkan pada poin berikutnya. GTSL akrilik sering digunakan karena
memiliki beberapa keuntungan di antaranya8,10-12:
1. Biaya pembuatan yang murah
2. Mudah

dalam

pembuatannya

dan

mudah

dilakukan

reparasi

(memungkinkan diadakannya perluasan dan penyesuaian protesa secara


sederhana).
3. Memiliki warna yang sama dengan warna gingivamenguntungkan dari
segi estetik.

Selain memiliki banyak kelebihan, gigi tiruan akrilik juga memiliki beberapa
kekurangan, yaitu8,10-14:
1. Mudah rusak atau patah karena tekanan ringan.
2. Lebih mudah mengalami perubahan bentuk dan warna.
3. Dapat menyebabkan iritasi, inflamasi, reaksi alergi pada mukosa mulut
4. Cara bersandar pada elemen-elemen yang kurang baik serta menutupi
gingival palatinal dan lingual bila kebersihan mulut tidak optimal akan
terdapat retensi makanan, pembentukan plak, gingivitis marginalis dan
karies.
5. Pada gigi tiruan yang ditunjang secara menyeluruh oleh mukosa (mucosa
borne denture) protesa tertekan ke dalam mukosa oleh pengaruh gaya
kunyah jaringan periodonsium dari elemen gigi yang masih ada mudah
terkena trauma. Pengaruh merugikan ini dikenal dengan istilah gum
stripper. Pencegahan dilakukan dengan membuat tepi protesa yang tidak
menekan tepi gingiva.
6. Bagian rahang tidak bergigi yang tertutup oleh sadel akan menerima beban
yang berat, terutama jika terdapat elemen yang asli sebagai antagonis.
Setelah selang beberapa waktu, pembebanan ini akan menyebabkan
peningkatan resorpsi pada tulang yang terletak di bawahnya. Beban
tersebut akan bertambah berat jika terdapat hubungan yang abnormal
antara daya menunjang dan gaya yang bekerja pada pelat.
2.2

Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam


GTSKL merupakan salah satu jenis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).
GTSL merupakan bagian dari ilmu gigi tiruan (prosthodontics). GTSKL merupakan
salah satu GTSL yang paling sering digunakan selain GTSL akrilik. 1 GTSKL dapat
terbuat dari berbagai macam logam, di antaranya8,10:
1. Logam campur emas kuning
2. Logam campur emas putih
3. Logam baja tahan karat
4. Logam campur kobalt kromium
Di antara bahan-bahan tersebut, bahan yang paling sering digunakan adalah kobalt
kromium. Bahan tersebut tersedia dalam bentuk wrought wire (kawat logam yang
7

sudah jadi) dan cast alloy (logam tuang).8,10-11 GTSKL memiliki beberapa keuntungan
dan kerugian dibanding GTSL lainnya. Keuntungan dan kerugian penggunaan
GTSKL akan dijelaskan sebagai berikut .
2.1.1 Keuntungan Penggunaan GTSKL
GTSKL memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut15-17:
1. Perawatan geligi yang rusak dengan GTSKL merupakan perawatan untuk
mempertahankan gigi-geligi tersebut, bertentangan dengan GT basis
akrilik yang pada jangka waktu lama tidak mendukung stabilitas dari sisa
gigi-geligi.
2. GT ini lebih banyak membantu mempertahankan dan memulihkan oklusi
dan artikulasi dibandingkan dengan protesa plat sebagian dari akrilik.
Cengkramnya menjamin suatu stabilitas yang lebih besar sehingga GT ini
kurang terbenam dalam mukosa. Adanya penunjang oleh gigi geligi
beban pada mukosa akan menjadi lebih ringan diharapkan resorpsi
prosesus alveolaris juga berkurang.
3. Logam memiliki sifat yang tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya
tetap licin dan mengkilat serta tidak menyerap saliva sehingga membuat
deposit makanan dan kalkulus sulit melekat.
4. Tidak mudah berubah warna dan tidak mudah patah atau rusak.
5. Memiliki konduktivitas termal yang baik.
6. Desain basisnya dapat dibuat cukup tipis.
7. Biokompatibilitasnya tinggi dan tidak menyebabkan reaksi alergi
2.1.2 Kerugian Penggunaan GTSKL
GTSKL memiliki beberapa kerugian sebagai berikut15-17:
1. Reparasi GTSKL relatif sulit walaupun masih terdapat kemungkinan
dilakukan koreksi reparasi dan perluasan. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya jumlah elemen penyangga yang potensial, pelaksanaan teknis
yang sulit, dan biaya yang relatif mahal.
2. Biaya pembuatan GTSKL lebih mahal jika dibandingkan dengan GTSL
akrilik.
3. Kemungkinan terlihatnya bagian cengkram tidak estetik mengganggu
penampilan pasien.
8

2.1.3 Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTSKL


Dalam pembuatan GTSKL terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan di antaranya1:
1. Panjang diastema
2. Jumlah diastema dan keharusan untuk memperpanjang lengkung gigi
3. Resorpsi tulang alveolar
4. Kondisi gigi yang tersisa
5. Kondisi/keutuhan gigi penyangga
6. Keinginan pasien
7. Usia pasien
8. Kesehatan umum
9. Biaya yang tersedia
2.1.4 Komponen GTSKL
Komponen GTSKL terdiri dari konektor mayor, konektor minor, rest,
retainer direk, komponen stabilisasi dan resiprokasi, retainer indirek, dan basis
yang mendukung elemen gigi. Masing-masing komponen memiliki beberapa
kemungkinan desain. Komponen-komponen tersebut masing-masing akan
memberikan satu atau beberapa fungsi berikut ini1,18-19:
1. Dukungan
2. Retensi
3. Bracing
4. Resiprokasi
5. Retensi indirek
6. Estetik atau oklusi (menggantikan kehilangan gigi)
7. Penghubung
8. Stabilitas

Gambar 2.5. Komponen GTSKL. 1. Konektor mayor tipe lingual bar; 2a. Konektor minor
tempat menempelnya basis akrililik; 2b. Konektor minor, pelat proksimal yang merupakan
bagian dari clasp assembly.; 2c.konektor minor yang berfungsi untuk menghubungkan rest
dengan konektor mayor; 3. Rest oklusal; 4. Lengan retainer direk; 5 komponen stablisisasi
atau resiprokasi; dan 6. Retainer indirek yang terdiri dari konektor minor dan rest oklusal.1

A. Konektor Mayor1,20-21
Konektor mayor meruapakan dari GTSKL yang menghubungkann
bagian-bagian dari gigi tiruan yang terdapat pada salah satu sisi lengkung
rahang dengan sisi yang berseberangan. Konektor mayor digunakan untuk
menyatukan, distribusi beban, dan untuk mencegah rotasi. 1 Konektor
mayor memiliki peranan penting untuk mendistribusikan tekanan oklusal
yang diberikan kepada GTSKL pada lengkung gigi.20 Penentuan bentuk
konektor mayor harus kaku dan mampu meneruskan beban oklusi &
mastikasi. Terdapat berbagai macam konektor mayor yaitu21:
* Pada maksila
a) Palatal plate
b) Palatal strap

Gambar 2.6 Palatal strap.1

c) Anterior/posterior palatal bar


d) Skeletal design
10

e) Horshoe design
f) Labial bar
* Pada mandibula
a) Lingual plate

Gambar 2.7 Lingual plate.1

b) Lingual bar
c) Sublingual bar
d) Kennedy bar (lingual bar + continuous clasp)
e) Labial bar
B. Konektor Minor
Konektor minor merupakan komponen yang menghubungkan
antara konektor mayor atau basis gigi tiruan GTSKL dengan bagian lain
dari gigi tiruan seperti lengan cengkram, retainer indirek, dan rest oklusal.
Konektor minor dapat juga diartikan sebagain komponen yang
menghubungkan komponen GTSKL lainnya dengan konektor mayor.17
Pada beberapa desain cengkram, konektor minor juga berfungsi sebagai
alat resiprokasi. Pertemuan atau junction antara konektor minor dan rest
harus memiliki ketebalan minimal 1,5 mm. Konektor minor juga harus
memiliki jarak minimal 5 mm dengan komponen vertikal lainnya.19
C. Rest22
Rest merupakan komponen GTSKL yang memindahkan gaya ke
bawah sumbu gigi penyangga. Permukaan gigi yang dipreparasi sebagai
tempar rest disebut rest seat. Pada kasus tooth borne GTSL semua tekanan
harus ke gigi penyangga, sedangkan pada tooth-tissue borne GTSL, hanya
11

sebagian dari tekanan yang diteruskan ke gigi penyangga sedangkan


sebagian yang lain diteruskan ke residual ridge. Terdapat 3 jenis utama
rest yang digunakan dalam rencana perawatan GTSKL yaitu: rest oklusal,
rest lingual atau singulum, dan rest insisal.
1. Rest oklusal22
Rest ini disebut rest oklusal karena terletak pada permukaan
oklusal gigi posterior. Terdapat beberapa faktor yang menentukan
support & retensi rest oklusal yaitu: fit (pas atau tidaknya). Ukuran,
bentuk, dan lokasi rest oklusal. Evaluasi pas/tidaknya rest oklusal
dapat dilakukan dengan melihat gap atau celah antara rest & tempat
rest di gigi penyangga. Jika tidak pasbeban oklusal tidak dapat
disalurkan dengan baik ke gigi penyangga. Hal ini dapat disebabkan:

Proyeksi permukaan dalam claspsolusi: hilangkan

Interferensi dari basis resin GTS dekat dengan badan cengkram


solusi: hilangkan

Deformasi cengkram/restsolusi: hilangkan jika sedikit,


refabrikasi jika jelas. Jika deformasi diperbaiki dengan bending,
resiko fraktur/redeformasi meningkat. Pendekatam ternbaik: buat
ulang.
Pada saat dilakukan evaluasi ukuran rest oklusal perlu

diperhatikan bahwa beban oklusal didistribusikan ke gigi penyangga


melalui rest oklusal & tempat rest pada tooth borne GTSL. Untuk
mencegah fraktur rest oklusalukuran spesifik dianjurkan. Ukuran
tersebut yaitu:

Lebar bukolingual minimal: 2-2,5 mm dan maksimal: 1/3 mahkota/


dari jarak cusp tips.

Lebar mesiodistal: 1/3-1/2 mahkota. Ketebalan 1-1,5 mm


Evaluasi bentuk rest oklusal dilakukan dengan memperhatikan:

Bentuk dasar rest: berbentuk saucer/spoon shape, Inklinasi sumbu


horizontal rest oklusal: < 90

Hubungan rest & konektor minor membulat


12

Evaluasi lokasi rest oklusal: bounded saddle cek dengan cusp


bukal gigi palsu.

free end saddle: cek dengan menekan gigi palsu paling distal. Jika
gerak, solusi: rest mesial, eksstensi basis, eliminasi kontak oklusal.

Gambar 2.8. Rest oklusal.1

2. Rest lingual atau singulum22


Rest lingual atau singulum merupakan rest yang terletak pada
permukaan lingual gigi anterior, umumnya gigi kaninus maksila. Gigi
kaninus maksila sering digunakan karena bentuk morfologinya
memudahkan pembentukan rest seat yang baik dengan preparasi
minimal. Walaupun rest lingual dapat dibuat dengan baik, rest oklusal
pada premolar pertama lebih diutamakan karena rest oklusal terletak
pada arah yang lebih menguntungkan (hampir horizontal) dan rest seat
lebih mudah untuk dibuat.
Akan tetapi, rest lingual lebih diutamakan dibanding rest
insisal. Rest lingual terletak lebih dekat dengan sumbu rotasional gigi
penyangga. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi bila rest
lingual diindikasikan:

Singulum cukup menonjol sehingga mudah dilakukan preparasi

Pasien memiliki oral hygiene yang baik

Indeks karies pasien rendah


Dalam prosedur preparasi rest lingual perlu diperhatikan

beberapa hal sebagai berikut:

Rest lingual harus memiliki bentuk V ketika dilihat secara cross


sectional.

Preparasi tersebut harus menghasilkan dinding lingual yang relatif

13

tegak dimulai dari singulum dan memanjang ke arah insisal.

Dinding yang tersisa harus berasal dari puncak singulum dan


miring secara labiogingival ke arah sumbu pusat gigi.

Jika dilihat dari arah lingual, rest lingual harus berbentuk bulan
sabit.

Sudut yang tajam harus dihilangkan karena dapat berperan sebagai


pusat tekanan.

Gambar 2.9. Rest lingual1

3. Rest insisal22
Rest insisal merupakan rest yang terletak pada tepi insisal gigi
anterior. Rest ini dapat digunakan secara efektif bila gigi penyangga
sehat dan restorasi tuang tidak diindikasikan. Rest insisal biasanya
digunakan pada kaninusa mandibula, tetapi dapat pula digunakan pada
kaninus maksila. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan rest insisal:

Jika gigi tersebut tidak akan dipasang cengkram tetapi memerlukan


rest insisal, rest tersebut harus dipasang pada tempat yang paling
tidak mengganggu secara estetik (umumnya pada distoinsisal)

Incisal rest seat harus menyerupai torehan kecil berbentuk V yang


terletak 1,5 2 mm dari sudut proksimal insisal gigi.

Bagian terdalam dari preparasi harus mengarah ke sumbu pusat


gigi secara mesiodistal.

Torehan tersebut harus membulat dan memanjang sedikit ke


permukaan labial.

14

Gambar 2.10. Rest insisal.1

D. Retainer Direk
Retainer dapat didefinisikan sebagai semua jenis cengkram,
attachment, alat, dan sebagainya, yang digunakan untuk fiksasi, stabilisasi,
atau retensi dari suatu gigi tiruan. Fungsi utama retainer direk pada GTSL
adalah support, retensi, dan bracing. Retainer direk dapat dibagi menjadi 2
jenis utama yaitu retainer direk intrakoronal dan ekstrakoronal.21
Retainer direk intrakoronal terletak pada kontur normal dari gigi
penyangga dan berfungsi untuk menahan dan menstabilisasi GTSL.
Retainer ini memiliki dua komponen, yaitu: patrix, yaitu komponen yang
menempel pada GTSL dan matrix yaitu komponen logam yang merupakan
wadah yang meliputi komponen patrix dan terletak pada kontur normal
gigi yang telah dipreparasi.22 Komponen patrix dan matrix sering dikenal
sebagai komponen male dan female (kunci dan gembok).21 Retainer
direk intrakoronal dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara
pembentukannya dan kesesuaian daya tahan antar komponen, yaitu:
1. Precision attachment, yaitu jika komponen terbuat dari logam melalui
teknik pengerjaan dengan ketelitian tinggi.
2. Semiprecision attachment, yaitu jika komponen male dan female-nya
memiliki presisi yang kurang baik (tidak melalui proses dengan
ketelitian tinggi). Komponen tersebut biasanya berasal dari wax atau
plastik yang kemudian dicor pada logam.
Berbeda dengan retainer direk intrakoronal, retainer ekstrakoronal
memiliki komponen yang seluruhnya terletak di luar kontur normal gigi
penyangga.

Komponen

tersebut

berfungsi

untuk

menahan

dan

menstabilkan GTSL ketika gaya yang mengangkat GTSL terjadi. Retainer

15

direk ekstrakoronal dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: extracoronal


attachment dan retentive clasp assemblies.
E. Retainer Indirek1
Retainer indirek adalah rest yang paling ujung dari kedua sisi
dalam bentuk rest oklusal tambahan atau rest kaninus. 1 Komponen retainer
indirek, terdiri dari :
1. Satu atau lebih rest
2. Konektor minor
3. Proximal plate
Keefektifan retainer indirek dipengaruhi oleh :
1. Jarak retainer indirek dari garis fulkrum. Tiga hal yang harus
diperhatikan adalah :
a) Panjang basis area edentulous free end
b) Lokasi garis fulkrum
c) Sejauh apa retainer indirek ditempatkan dari garis fulkrum
2. Kekakuan konektor yang mendukung retainer
3. Keefektifan dari permukaan gigi penyangga. Retainer indirek harus
ditempatkan dengan tepat pada dudukan resr sehingga tidak akan
terjadi pergerakan gigi atau terpelesetnya rest. Gigi yang berinklinasi
dan gigi yang lemah tidak boleh digunakan sebagai tempat retainer
indirek
Fungsi utama retainer indirek adalah ia secara efektif mengaktifkan
retainer direk untuk mencegah pergerakan basis menjauhi jaringan
mukosa.
Fungsi tambahan retainer indirek adalah :
1. Mengurangi kemiringan antero-posterior dari gigi penyangga utama
terutama pada gigi yang terisolir.
2. Membantu stabilisasi dari pergerakan horizontal gigi tiruan dan dapat
berperan sebagai guiding plane tambahan.
3. Membantu stabilisasi gigi anterior yang mendukung retainer indirek
terhadap pergerakan lingual.
4. Dapat berfungsi sebagai rest tambahan untuk mendukung bagian dari
16

konektor mayor.
5. Berfungsi sebagai indikasi pertama untuk kebutuhan reline basis. Jika
basis berkurang dukungannya maka retainer indirek menjadi tidak pas.
Retainer indirek dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Rest oklusal tambahan
Pada kehilangan gigi baik maksila maupun madibula kelas I,
rrest oklusal tambahan ditempatkan pada ridge marginal mesial gigi P1
pada setiap regio. Untuk rest oklusal pada kehilangan gigi kelas II
ditempatkan pada ridge marginal P1 di sisi yang berlawanan dengan
ruang edentulous.
2. Perpanjangan oklusal rest ke gigi kaninus
Perpanjangan jari cengkram dari rest premolar ditempatkan
pada lingual slope yang telah dipreparasi pada gigi kaninus terdekat.
Perpanjagan ini berguna untuk memberikan efek retensi indirek dengan
meningkatkan jarak dari garis fulkrum. Cara ini dapat diaplikasikan
jika P1 dapat digunakan atau memenuhi syarat sebagai gigi
penjangkaran. Jarak anterior ke garis fulkrum adalah jarak diantara rest
mesiooklusal dan ujung anterior dari perpanjangan jari cengkeram.
3. Rest kaninus
Saat ridge marginal mesial dari gigi P1 terlalu dekat garis
fulkrum atau saat gigi saling overlap sehingga garis fulkrum tidak
terjangkau, sebuah rest dari kaninus terdekat dapat digunakan.
4. Singulum bar
Secara teknis, singulum bar dan plate lingual bukan merupakan
retainer indirek karena terletak pada inklinasi lingual gigi anterior yang
tidak dipreparasi. Pada gigi tiruan lepas sebagian kelas I dan kelas II,
singulum bar atau plate lingual dapat memperluas efektifitas dari
retainer indirek jika digunakan dengan rest terminal pada setiap
sisinya.
Selain berbagai macam jenis retainer indirek di atas, rest tambahan
yang berada di depan garis fulkrum dapat berfungsi sebagai retainer
indirek. Pada kasus dengan kehilangan seluruh gigi posterior rahang atas
17

sehingga hanya tersisa gigi anterior dibutuhkan dukungan dari rugae. Oleh
karena itu, ditempatkan palatal coverage karena dibutuhkan retensi
tambahan. Jika tidak menggunakan palatal coverage maka harus
menggunakan retainer indirek dengan jenis konektor mayor yang lain.
F. Saddle
Sadel merupakan komponen gigi tiruan yang terletak berdekatan
pada jaringan mukosa dan merupakan tempat di mana elemen gigi
prostetik terpasang. Sadel menghubungkan elemen gigi prostetik tersebut
dengan konektor minor yang akan menghubungkan basis gigi tiruan
dengan konektor mayor. Oleh karena itu basis gigi tiruan berfungsi sebagai
penghubung.1,17

BAB 3
18

PEMBAHASAN

3.1

Metode Sistematis Pembuatan Desain GTSKL


Dalam Pembuatan desain GTSKL dapat menjadi rumit bagi dokter gigi dan
mahasiswa kedokteran gigi. Oleh karena itu, diperlukan metode sistematis untuk
pembuatan desain GTSKL yang akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1.1 Surveying1
Tahapan surveying sangat penting untuk menciptakan diagnosis dan
rencana perawatan yang efektif. Tujuan surveying adalah sebagai berikut1:
1. Menentukan jalur pemasangan yang paling sesuai yang dapat meniadakan
atau meminimalkan gangguan atau interferensi terhadap pemasangan dan
pelepasan dibuat parael terhadap jalur pemasangan.
2. Mengidentifikasi permukaan proksimal gigi yang sudah atau harus dibuat
paralel sehingga dapat berfungsi sebagai guiding plane selama
pemasangan dan pelepasan
3. Menemukan dan mengukur area gigi yang dapat digunakan untuk retensi
4. Menentukan apakah gigi dan dan area tulang yang mengganggu perlu
dihilangkan melalui pembedahan atau dengan memilih jalur pemasangan
yang berbeda.
5. Untuk menentukan jalur pemasangan yang paling sesuai yang akan
memungkinkan penempatan retainer dan gigi buatan untuk hasil yang
paling estetis.
6. Memberikan pemetaan akurat dari persiapan pada mulut yang harus
dilakukan.
7. Menggambarkan ketinggian kontur pada gigi penyangga dan untuk
menemukan area-area undercut gigi yang tidak diinginkan yang harus
dihindari, dihilangkan, atau diblokir.
8. Merekam posisi cetakan gigi dalam kaitannya dengan jalur pemasangan
untuk rujukan pada kasus selanjutnya.
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu
1. Penentuan saddle/gigi yang akan diganti21:
a) Menggantikan gigi
19

b) GT untuk splint oklusal.


Perlu dilihat hubungan antar rahang (ruangan yang tersedia) dengan
menggunakan artikulator

Gambar 3.1 Model kerja pada artikulator21

2. Penentuan support yang didapatkan gigi tiruan


Klasifikasi Beckett (1953), Craddock (1956), Osborne & lammie (1974):
a) Kelas I: dukungan berasal dari mukosa dan tulang di bawahnya
GT kelas I dapat menyebabkan perpindahan mukosa (mucosa
displacement) dan kehilangan tulang alveolar lebih lanjut

b) Kelas II: dukungan berasal dari gigi


GT kelas II mendapat support dari PDL gigi. Tekanan yang didapatkan
pada sumbu gigi disalurkan ke PDL sehingga mempertahankan tulang
alveolar. Merupakan dukungan yang paling baik: tooh support
(dukungan berasal dari gigi)
1) Occlusal rest
2) Incisal rest: appearance unacceptable
3) Cingulum rest
4) Milled crown
5) Overdenture
c) Kelas III: dukungan didapatkan dari kombinasi dari mukosa dan gigi
20

d) Kelas IV: dukungan berasal dari implan


3.1.2 Penentuan Rest Pendukung2
Rest pendukung ditentukan berdasarkan pedoman berikut ini:
1. Posisi Rest tergantung klasifikasi
2. Pada kasus tooth-borne, rest ditempatkan disebelah ruang edentulous
3. Pada kasus free-end, rest ditempatkan pada sisi yang menjauhi ruang
edentulous.
Penentuan rest pendukung dapat dengan jelas terlihat pada gambar berikut ini

Gambar 3.1. Penentuan posisi rest pendukung2

21

Gambar 3.2. Letak rest pendukung pada A. GTSKL rahang atas dan B. GTSKL rahang bawah1

3.1.3 Penentuan Pelat Proksimal dan Konektor Minor2


Penentuan pelat proksimal dan konektor mayor dilakukan dengan pedoman
sebagai berikut:
1. Semua rest yang terletak di sebelah area gigi penjangkaran harus
dihubungkan ke pelat proksimal.
2. Pada area free end, pelat proksimalnya tidak terhubung kepada rest. Rest
mesialnya terhubung dengan konektor minor.

22

3.1.4 Penentuan Retention Mesh2


Penentuan retention mesh dilakukan dengan pedoman sbb:
1. Pada area gigi penjangkaran, basis metal harus digunakan.
2. Pada area dengan kehilangan gigi yg banyak, area pasca ekstraksi yang
tidak sembuh, dan resorpsi yang banyak, harus digunakan basis akrilik.
3. Pada basis free end rahang atas mesh work nya harus dipanjangkan sampai
hamular notch. Akan tetapi pada mandibula, bagian-bagian tersebut hanya
sepanjang 2/3 ridge.
3.1.5 Penentuan Konektor Mayor2
Konektor mayor dipilih berdasarkan dukungan dan kekakuan yang
diperlukan untuk melindungi jaringan dan keterbatasan anatomik. Perlu
diperhatikan indikasi setiap jenis konektor mayor pada masing-masing rahang.
3.1.6 Penentuan Retainer Direk2
Retainer direk ditentukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut.
1. Pada ruang paradental tipe dari cengkram yang dipilih tidak begitu
penting. Gigi dan kontur jaringan dan estetik harus dipertimbangkan dan
sebisa mungkin cengkram yang digunakan harus sederhana.
2. Pada gigi penjangkaran pada kasus free end:
a) Jika

terdapat

undercut

distobukal,

lebih

dianjurkan

untuk

menggunakan proyeksi vertikal dari cengkram retentif


b) Jika terdapat undercut mesiobukal, diindikasikan untuk menggunakan
cengkram kawat
c) Setiap elemen retentif, harus diseimbangkan dengan elemen resiprokal
atau bracing. Plat lingual dapat digantikan.

3.2

Bracing dan Resiprokasi


Bracing merupakan komponen rigid yang berfungsi untuk menahan gaya
horizontal yang dapat memindahkan gigi tiruan baik dalam arah antero-posterior
maupun dalam arah lateral. Bracing pada gigi dapat dicapai dengan pemasangan
cengkram, rest, atau pelat. Bracing pada alveolar ridge dan palatum didapatkan
23

dengan meletakkan konektor mayor dan sayap flanges (perluasan basis).


3.3

Gaya dan Pergerakan yang Bekerja pada GTSKL23


GTSL adalah alat yang bergerak saat digunakan. Devan menyatakan:
1. Alam membutuhkan keseimbangan, begitupula dengan GTSL
2. Tekanan/gaya seharusnya jadi perhatian utama saat mendesain GTSL untuk
memastikan dinamika dari alat ini tanpa efek negatif kepada struktur pendukung.
Menurut Davis Henderson: stabilitas adalah karakteristik dari restorasi lepasan yang
menahan gaya yang dapat mengubah hubungan antara basis gigi tiruan dan tulang
pendukung. Terdapat gaya (tekanan) dan pergerakan pada GTSL yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
3.3.1 Tekanan Vertikal23
Tekanan vertikal merujuk pada pergerakan bodily yang didapat dari
dari saddle yang menjauhi/mendekati jaringan. Pergerakan saddle menjauhi
jaringan dapat terjadi pada kasus:
1. Terangkatnya saddle menjauhi jaringan secara menyeluruh, bukan 1 sisi
saja
2. Tekanan

utama

seperti

tekanan

fisik

pada

gigi

tiruan

harus

mempertimbangkan hal-hal sbb


a) Intimate contact
b) Menutupi area yang lebih luas
c) Posterior seal
d) Permukaan yang dipoles
Retainer direk dapat menyebabkan saddle menjauhi jaringan,
penggunaannya bergantung pada: jumlah, ukuran, dan lokasi saddle.
Ligamen periodontal memiliki resistensi yang lebih baik untuk menahan
tekanan mastikasi daripada residual ridge. Perbedaan dari transmisi
tekanan bergantung pada perbedaan resiliensi ligamen periodontal dan
mukosa penyangga gigi tiruan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan:
1. Distribusi tekanan yang luas
2. Physiologic basing
3. Stress equalizing

24

3.3.2 Pergerakan Horizontal23


Pergerakan horizontal merujuk pada pergerakan bodily secara lateral
dan pergerakan

anteroposterior. Pergerakan secara

lateral

ini lebih

menyebabkan masalah pada ridge yg resorpsi dan gigi penyangga yang lemah.
Hal ini dapat diatasi dengan resistensi yang diperolah dari bagian kaku gigi
tiruan seperti saddle dan konektor mayor. Alternatif yang dapat digunakan
yaitu:
1. Menggunakan elemen bracing kaku yang mendistribusi tekanan pada area
yg lebih luas
2. Reduksi tinggi cusp untuk mengurangi tekanan lateral
Pergerakan anteroposterior pada kasus free and dapat dibagi menjadi
pergerakan ke depan dan ke belakang. Pada kasus free end, pergerakan ke
depan dapat dicegah dengan:
1. Perpanjangan dari konektor mayor pada bagian anterior di palatal
2. Menggunakan konektor mayor linguoplate pada kasus mandibula
Pergerakan ke belakang dapat dicegah dengan:
1. Retromolar pad berbentuk buah pir
2. Konektor minor yang berkontak dengan permukaan mesiolingual gigi
penyangga
3. Dengan melingkari gigi penyangga dengan clasp lebih dari 180
3.3.3 Pergerakan Rotasional23
Pergerakan ini dapat meliputi antero-posterior dan lateral. Pergerakan
ini dapat dibedakan dengan pergerakan saddle menjauhi jaringan dari segi
kehilangan retensi. Pada kasus ini, kehilangan retensi hanya pada ujung distal
dengan reteainer direk masih pada tempatnya. Gerakan ini tidak dapat dicegah
karena kita tidak dapat menghentikan gaya yang keluar dari saddle. Untuk
meminimalisir hal ini, harus dilakukan pengukuran tertentu yang cermat dari
struktur pendukung yang tersisa.
Pada pengungkit kelas I di mana titik tumpu berada di antara lengan
kuasa dan lengan beban, untuk memperoleh keuntungan mekanis yang
maksimal, membutuhkan gaya yang minimal untuk mengungkit bar. Pada
GTSL, dengan menggeser resistensi ke arah anterior, keuntungan mekanis
25

dapat berkurang dengan konsekuansi gaya yang ditransmisikan pada ujung


anterior akan berkurang. Kita juga dapat memperluas distribusi tekanan
dengan melibatkan jumlah gigi yang lebih banyak untuk retensi indirek.
Seiring berjalannya waktu, resorpsi ridge terutama di ujung distal
menyebabkan saddle turun & berotasi sehingga seperti shinking seperti
tang ekstraksiterungkitcedera jaringan. Solusi: rest mesial (distribusi
beban lebih merata, tekanan pada gigi penyagga berkurang).
Pengungkit kelas II lebih menguntungkan karena resistensi lebih dekat
ke pusat rotasi daripada ujung cengkram. Kita juga dapat menambah rest
oklusal ke gigi tetangga untuk distribusi tekanan yang lebih merata. Sistem
RPI (rest, pelat proksimal, I-bar) adalah salah satu desain yang menggunakan
rest mesiooklusal & menyebabkan rotasi vertikal dari saddle ke mukosa tanpa
merusak struktur pendukung dari gigi penyangga. Penambahan retainer pada
anterior jika memungkinkan secara estetis, dapat mencegah rotasi pada ujung
anterior & meminimalisir sinking pada saddle distal. Rotasi lateral pada free
end saddle dapat dicegah pada sumbu sagital dapat dicegah dengan cross arch
bracing, untuk konektor mayor yang kaku yang diperpanjang sampai sisi
lengkung rahang yang berlawanan & seposterior mungkin & sebuah unit
retainer diletakkan pada ujung paling distal.

26

Anda mungkin juga menyukai