SKRIPSI
Gigi
DINATA
NIM : 040600142
Departemen Pedodonsia
Tahun 2009
Viii + 24 halaman
bagian enamel, dentin, atau enamel dentin dari dua atau lebih gigi ya ng
berdekatan
a menghasilkan struktur yang abnormal. Anomali ini bersifat sehingg
u
nilateral atau bilateral
, terjadi pada gigi desidui dan gigi permanen, antara gigi no
rmal dan gigi supernu
merari. Prevalensi gigi fusi diperkirakan sekitar 0,5% - 2,
5% pada gigi desidui
dan 0,1% pada gigi permanen.
banyak ahli
Etiologi gigi fusi masih belum diketahui
mengem sebagai akibat
sepenuhnya, ukakan pendapat yang berbeda-beda, antara
gaya fis a benih yang
lain menyatakan
berdekatan, sehingga berkontak dan menyatu. Pendapat yang lain mengatakan
anomali ini timbul secara kebetulan, herediter dan rasial ras merupakan faktor
Gigi fusi dapat dibedakan dari geminasi yaitu dari perhitungan jumlah
gigi dan gambaran radiografi. Jika gigi mengalami fusi, akan terjadi pengurangan
jumlah gigi, sebaliknya jumlah gigi akan bertambah pada geminasi. Gambaran
radiografi
akan memperlihatkan akar gigi yang terpisah pada fusi dan satu akar tunggal
pada geminasi.
bergantung pada lokasi dan perluasannya antara lain, pemisahan gigi baik
disertai restorasi alternatif atau fisur silen, pemisahan disertai pembedahan gigi
supernumerari,
ntal, endodonsi, ortodonsi, pencabutan (ekstraksi) periodo
disert
ai perawatan prostetik
.
Daftar
Rujukan : 22 ( 1979 - 2008 )
PERNYATAAN PERSETUJUAN
1. drg.T.Hermina M
NIP : 130 892 565 .................................................
TIM PENGUJI SKRIPSI
TIM PENGUJI
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan ridho Nya, skripsi ini
dapat diselesaikan dan disusun untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu syarat
Medan.
Di kesempatan ini juga, penulis ingin mengucapka terima kasih yang tak
terhingga kepada :
yang bersedia untuk memberikan bimbingan juga saran kepada penulis selama
ni selesai
hingga skripsi i dengan baik
Eddy Dahar, drg., M.Kes sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
Utara, khususnya Departemen Pedodonsia yang telah mendidik dan membantu dan
Rasa hormat & terima kasih yang tak terhingga penulis persembahkan
kepada keluarga tercinta, papa Iskandar Dinata SH,MM, dan mama Ernawati
Ulfa karena
berkat kasih sayang merekalah saya dapat hadir di dunia ini dan dapat
Paling teristimewa buat suamiku tercinta Ismail Fahmi,SE , thanks for all
your supported, dengan cinta dan semangat yang diberikannya skripsi ini bisa
Seluruh teman-temanku stambuk 2004 mandiri dan reguler yang tidak dapat
disebutkan satu per satu, yang tak terlupakan khusus buat kakakku tersayang
kak Isabel
angytelah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan i ini.
pemikirbermanfaat dan an yang berguna bagi pengembangan ilmu nya bagi saya,
Penulis,
NIM : 040600142
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
6. Gigi Geminasi yang tidak sempurna pada insisivus lateral kanan bawah.............10
8. Gambaran klinis dan radiografi gigi geminasi dengan mahkota yang bifid ........12
11. Radiograf menunjukkan benih gigi kaninus terhalang oleh gigi supernumerari ..15
12. Semen ionomer kaca ditempatkan pada cacat akar setelah pemisahan gigi fusi...16
14. Radiograf menunjukkan ruang yang cukup untuk erupsi gigi kaninus................ 16
18. Gamsaluran akar yang terpisah ...... baran radiograf setelah ..................19
PENDAHULUAN
Anomali gigi yang melibatkan perubahan pada jumlah, ukuran, bentuk dan
struktur gigi merupakan tantangan bagi praktisi kedokteran gigi. Salah satu anomali
bentuk gigi adalah gigi ganda (fusi dan geminasi).1 Fusi dan geminasi m erupakan
2.3
tipe anomali
dental yang umum pada gigi desidui dan gigi permanen. Ni k-Hussein
dan Abdul
Majid (1996) dalam analisis pada 65 anak dengan anomali de ntal pada
gigi desidui
mengamati bahwa gigi ganda terdapat 75% kasus dan seleb ihnya
adalah dental yang lain, dari jumlah tersebut 94% adalah fusi dan 6
4
anomalinsi gigi fusi diperkirakan sekitar 0,5%-2,5% pada gigi desidui, s% geminasi.
gigi perFusi dapat dibedakan dari geminasi yaitu dari jumlah gigi, fus
merupakemperlihatkan akar gigi yang terpisah pada fusi dan satu akar ran
radiografi akan m
7
tunggal pada geminasi.
pendapat yang berbeda-beda. Beberapa penulis menyatakan sebagai akibat gaya fisik
yang menyebabkan nekrosis jaringan epitel di antara dua atau lebih benih
4,8
yang berdekatan, sehingga berkontak dan menyatu. Penulis lainnya
mengatakan, gigi
fusi timbul secara kebetulan, dan faktor herediter serta ras juga berperan . Fusi
dapat terjadi dari dua gigi normal atau penyatuan antara gigi normal dengan gigi
9,11,14
supernumerari. Selain itu fusi dapat terjadi secara sempurna atau
Bila fusi sempurna (total) benih gigi terlihat jelas secara klinis, menghasilkan
mahkota klinis yang besar tanpa pemisahan (groove) yang jelas. Fusi tidak
3
sempurnadengan
secaraadanya
klinis ditandai
indentasi atau groove yang membagi mahkota.
membutuhkan
angan dengan berbagai perawatan secara multidisipliner.
3,4 pertimb
tepat melalui
saan klinis dan radiografis dan intervensi yang tepat pemerik
kan halmerupa
yang sangat
enting.p
11
klinis, detiologi iagnosa banding gigi fusi serta perawatan gigi fusi disipliner
Gigi fusi merupakan suatu anomali jaringan keras gigi. Mayoritas gigi fusi
.1 Definisi
gigi yang be
rdekatan sehingga menghasilkan struktur dental abnormal.
11-13
P enyatuan
dapat m
menyebabkan penundaan resorpsi akar karena masa akar yang lebih besar dan
aan relatif
peningkatan akar area terhadap
permuk mahkota gigi permanen
4
penggantinya.
g terjadi pada
Grahnen dan Granath (1961) melaporkan bahwa fusi lebih serin
gigi des rior, terutama
idui daripada permanen, dan umumnya pada segmen ante
13,16
antara g . Gigi fusi
igi insisivus lateralis dan kaninus mandibula pada gigi desidui
seringka g berlebih dan
li dihubungkan dengan masalah, estetis, periodontal ruang yan
pembent supernumerari
ukan karies pada garis fusi. Gigi fusi yang terjadi dengan gigi
sangat s n klinis yang
ulit untuk dibedakan dengan gigi geminasi karena gambara
hampir
9,10,13
sama.
gandaan gigi
Chaudhry dkk (1997) menyimpulkan bahwa anomali peng
mempen , estetis, dan
garuhi susunan dan interdigitasi gigi, kesimetrisan lengkung
masalah
4
periodontal.
2.2 Etiologi
berspekulasi bahwa tekanan yang dihasilkan oleh sejumlah gaya fisik akan
memperlama kontak antara gigi yang sedang berkembang dan mengakibatkan gigi
spekulatif, kemungkinan
meyakini bahwa gigi fusi berasal dari sejumlah aksi fisik yang menyebabkan benih
ini memungkinkan organ enamel dan papila dental kedua gigi menyatu dan
membentuk 3,4,9-11,13
gigi fusi.
tahap pe rkembangan ketika penyatuan terjadi.9,13,15 Bila fusi terjadi secara sempurna
maka secara klinis akan menghasilkan satu mahkota yang besar tan pa
rbedaanidens
rasialcukup
pada jelas.
ins 11,14,15
16
Gambar 2. Gigi Fusi sempurna
2.3 Pemeriksaan klinis
klinis dan radiografis. Secara klinis mahkota gigi terlihat besar dan lebar mesiodistal
17
yang berlebih, terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk akar dan saluran
akar yang multipel, dan terlihat tidak menarik. Selain itu, gigi fusi ini dapat
nya diastema.
0
engaruhi akan
menunju
a b
17
Gambar 3 a dan b. Dua contoh gigi fusi posterior pada gigi permanen.
Merupakan hal yang sangat penting untuk mempertimbangkan pemeriksaan
dokter gigi merencanakan perawatan pada saat yang sesuai. Secara radiografis,
4
dentin gigi fusi selalu tampak menyatu pada sejumlah daerah (Gambar 4 a). Gigi
fusi dapat
17
memiliki saluran akar yang terpisah (Gambar 4 b) atau saluran akar yang sama.
Pada beberapa keadaan, saluran akar yang terpisah pada bagian gigi fusi yang
lebih k oronal menyatu menjadi satu saluran pada bagian Situasi yang
sebalikn radikuler. ya juga dapat terjadi, dan beberapa gigi fusi an akar
10,17,18
yang terpisah
memiliki salur di bagian radikuler dan bahkan dapat memiliki ah.
Shafer, Hine, dan Levy (1974) mengklasifikasikan gigi yang menyatu atau
gigi ganda berdasarkan asalnya yaitu gigi fusi dan geminasi yang merupakan
anomali morfologi gigi yang terjadi akibat dari gangguan perkembangan selama
pembentukan gigi.16 Fusi dapat dibedakan dari geminasi melalui ga mbaran klinis
yaitu dari jumlah gigi dan gambaran radiografi dari akar gigi yang terpisah atau satu
akar tun
7,13,19
ggal.
g timbul dari
Gigi geminasi adalah anomali perkembangan bentuk gigi
kegagal ghasilkan dua
yan an usaha satu benih gigi tunggal untuk memisah, sehingga
mahkot na fusi adalah
5,6
men a (bifid). Anomali ini jelas sangat berbeda dengan fusi,
penyatu berkontak
kare an dari dua atau lebih benih gigi yang berdekatan
dan menyatu
sehingga
Derajat pemisahan gigi geminasi bisa sempurna atau tidak tergantung pada
15
invaginasi di mahkota dan atau di akar. Hal ini juga terjadi pada fusi, dapat secara
3
sempurna atau tidak berdasarkan tahap perkembangan ketika penyatuan terjadi.
sama dengan pasangannya, masing-masing gigi memiliki satu akar dan satu saluran
15
akar.
Jumlah gigi dihitung menjadi dua gigi yang disebut dengan gigi supernumerari
(Gambar 5). Jika pemisahannya tidak sempurna, maka dihasilkan satu mahkota yang
4
besar dan memiliki satu saluran akar. Secara klinis berupa mahkota yang lebih
besar dari gigi tetangganya dan jumlah gigi dikatakan normal karena tidak terjadi
1,6
pengurangan jumlah gigi yang ada (Gambar 6).
hampir sama dengan geminasi yang tidak sempurna, menghasilkan mahkota yang
lebih be sar dari gigi tetangganya, dan sangat sulit untuk gigi fusi yang
a.
6
Gambar 5.Gambaran klinis dan radiografis gigi geminasi sempurna.
Prevalensi gigi geminasi lebih sering terjadi pada pada gigi desidui daripada
gigi permanen yaitu sekitar 1% pada gigi desidui dan 0,1% pada gigi permanen
5
dalam kelompok Kaukasia. Hal ini sama keadaannya dengan gigi fusi, ini
lebih sering
ditemukan pada gigi desidui terutama pada gigi insisivus dan kaninus
Anomali gigi fusi dan gigi geminasi ini dapat menimbulkan beberapa
masalah klinis, terutama bila gigi anterior terlibat, menyebabkan susunan gigi
5
tidak estetis, keterlibatan periodontal dan terhambatnya erupsi gigi tetangganya.
bila fusi terjadi secara sempurna maka secara klinis akan menghasilkan satu
mahkota yang besar tanpa pemisahan (groove) yang jelas, tetapi fusi tidak
ditandai dengan
3
indentasi atau groove yang membagi mahkota. Sedangkan pada geminasi
pemisahan yang sempurna maka gigi dihitung menjadi dua gigi yang disebut dengan
4,18
dihasilkan satu mahkota yang besar . Fusi mempunyai dua akar dan dua saluran
akar dan geminasi mempunyai satu akar dan satu saluran akar.
Posisi gigi fusi biasanya terletak pada Gigi insisivus lateralis dan kaninus
5
mandibula.16 dan posisi gigi geminasi pada gigi insisivus dan kaninus maksila.
Akibat yang ditimbulkan pada gigi fusi adalah masalah estetis, perio-dontal,
geminasi dapat menyebabkan masalah susunan gigi yang tidak teratur, masalah
ruang, asimetris lengkung, penampilan yang tidak estetis, keterlibatan periodontal dan
5
terhambatnya erupsi gigi tetangganya. Gigi geminasi lebih sering menyebabkan
11
crowdi g.
Jumlah gigi fusi adalah bila penyatuan yang sempurna dihitung satu gigi, jika
tidak sempurna maka terdapat groove dan di hitung dua gigi, sama ya ketika gigi
fusi me haln nyatu dengan gigi supernumerari maka dihitung tetap gi. Sedangkan
dua gi
jumlah gigi pada geminasi adalah bila pemisahan yang sempurna menghasilkan gigi
18
supernumerari , jika tidak sempurna maka jumlah gigi dikatakan normal atau
tidak
6,13
terjadi pengurangan jumlah gigi yang ada.
Gambar 7. Geminasi (kiri) dan fusi
(kanan) pada gigi
20
insisivus sentralis (kiri)
BAB 4
penampilan,
alah periodontal. Fusi bukanlah kondisi
dan biasa, melainkan merup mas
ripada
lengkung gigidua
da gigi normal sehingga menyebabkan diastema. Masal ah
rowding
sebaliknya yaitulengkung
c gigi dapat terjadi jika fusi melibatkan satu gi gi
normalgidan
supe rnumerari.
satu gi
gigi permanen yang hilang. Ketika fusi terjadi pada gigi desidui, seringkali
beberapa gigi insisivus permanen tidak ada secara kongenital. Masalah ini
umumnya memiliki groove labial dan lingual yang berjalan secara vertikal pada
permukaan mahkota. Groove ini dapat terbentuk sangat jelas, terutama pada
kasus
fusi tidak sempurna. Karies dapat timbul karena groove tersebut sulit dibersihkan.
Penempatan fisur silen atau restorasi komposit pada groove ini akan menurunkan
resiko karies. Selain itu apabila groove berlanjut ke permukaan akar dapat
2
menyebabkan masalah periodontal.
lokasi dan perluasannya, antara lain: pemisahan gigi disertai restorasi ; pemisahan
endodon
periodonta ti; perawatan ortodonti; pencabutan (ekstraksi) an prostetik.
Depart ment Pedodonsia, Govt. Dental College Rohtak, gigi fusi pada
memperlihatkan lateralis kiri maksila yang bersatu dengan gigi , keluhan gigi
insisivus
umerari tidak mengalami karies, Tidak ada keluhan pada perkusi atau palpasi di
daerah sekitarnya. Tes pulpa termal dan elektrik dilakuka n pada gigi insisivus
lateralis kiri, insisivus lateralis kanan, insisivus lateralis mandibula dan pada gigi
periodontal,
Tujuan perawatan adalah untuk mencegah penyakit
perkem berikan jalur
bangan karies, meningkatkan status estetis pasien dan mem
erupsi y ahan gigi fusi
ang normal pada gigi kaninus. Perawatan dimulai dengan pemis
di bagi g, selanjutnya
an mahkota menggunakan bur intan yang tipis dan panjan
elevator sivus lateralis
digunakan untuk memisahkan gigi supernumerari dari gigi insi
namun t auh di bawah
idak berhasil. Hal ini menandakan tingkat penyatuan berada j
dari ya gigi dengan
ng diperkirakan, sehingga diputuskan untuk memisahkan
membu
ka flap periodontal setelah dilakukan anastesi lokal.
Akar gigi fusi dipisahkan dengan bur intan taper yang tipis. Semen
ionomer kaca digunakan menutupi pada akar gigi insisivus lateral setelah
pemisahan (Gambar
12). Selanjutnya flap di tutup kembali dan dijahit, seminggu kemudian pasien
diperiksa dan jahitan dibuka (Gambar 13). Rehabilitasi estetis gigi dilakukan setelah
satu bulan. Kontrol ulang menunjukkan gigi bersifat asimtomatis tanpa resorpsi
akar
patologis atau tanda kelainan jaringan apikal lainnya. Radiograf
ruang yang
Gambar 12. Semen ionomer kaca di Gambar 13. flap periodontal p dan
ditutu tempatkan pada cacat akar dijahit
11 11
kembali. setelah pemisahan gigi fusi.
permanen kiri
mandibula. Riwayat kesehatan pasien sangat baik, mahkota klinis gigi tersebut lebih
besar dan tidak umum, memperlihatkan groove yang jelas meluas hingga ke sulkus
Tidak ditemukan lesi karies pada aspek fasial dan lingual mahkota gigi.
Pemeriksaan radiografi menunjukkan fusi gigi dengan dua akar dan saluran akar
yang terpisah, tidak ada hubungan antara dua sistem saluran akar yang terpisah
17). Tidpalpasi tulang kortikal labial di daerah periapikal tidak ada Pada
perkusi ektrik memberikan hasil normal untuk gigi di sebelah mesial, s maupun
ementara gigi
sebelah
Gambar 16. Gigi fusi pada gigi insisivus Gambar 17. Radiografi menunjukkan
13
lateralis permanen kiri mandibula. dua akar dan saluran akar
13
yang terpisah.
periodontal dan perkembangan karies akibat groove bukal dan palatal serta untuk
menggunakan bur
ditempatkan kembali dan dijahit sehingga tepi gingival berada di sekitar batas
dibuka, tes pulpa elektrik memberikan hasil yang sama seperti pada awal.
Gigi sebelah distal yang non-vital diisolasi dengan rubber dam, jaringan
saluran akar
penda
n diirigasi dengan NaOCl 2,5%, kemudian diisi dengan 2 dan
Ca(OH)
gliserin. Tidak d iberikan antibiotik maupun analgesik. Pasien bali
i hariseperti pada
setelah kunjungan awal, pada
dengan mengulangi proses k
Ca(OH)irigas
2 unjungan pertama, saluran dan
akar diinstrumentasi lalu diisi gliserin.
gutta-percha
dengan Tiga hari kemudian, saluran akar diobturasi dengan (Gamba
klinis berada dalam batas normal. Selain itu gigi tidak menunjukkan resorpsi akar
atau alveolar yang patologis, tidak ada tanda-tanda kelainan periapikal dan restorasi
komposit anterior masih utuh. Meski pasien telah diberikan instruksi kebersihan
KESIMPULAN
benih gigi yang berdekatan. Penyatuan dapat terjadi secara sempurna atau
Gigi fusi yang tidak dirawat dapat menyebabkan masalah estetis, ruang
(spacing atau crowding), oklusi, karies dan periodontitis. Perawatan gigi fusi
gigi
supernumerari, perawatan periodontal, perawatan endodonti, perawatan
9 72
4. uble teeth in
Guimaraes Cabral LA, Firoozmand LM, Dias Almeida J. Do
p atol Oral Cir
rimary dentition : Report of two clinical cases. Med Oral P
with talons cusp - A rare case report. J Oral Health Comm Dent. 2007 ; 1
(2) : 40
42.
15. Hasan FS, AlSarraj F. Fusion of primary teeth : case report. Quint Int. 1989;
2002 : 26 31
Sci 2006 ; 48 :
39 41.
19. of an unusual
Prabhakar AR, Marwah N, Raju OS. Triple teeth : case
f
report usion of teeth. J Dent Child 2004; 71 (3) : 206 207.
20. H ral incisor
:A asyim H. Orthodontic treatment of fused and geminated
ccent ase report. J Contemp Dent Pract 2004 ; 5 (1) : 136 144