LARUTAN
Kelompok : X-A
Anggota :
1. Maulana Adi Wibowo
2. Rizuana Nadifatul M.
3. Angga Septian E.
4. Rio Sanjaya
5. Thea Prastiwi Soedarmodjo
Tanggal percobaan
: 17 Oktober 2013
Dosen Pembimbing
: Ir. Elly Agustiani, M.Eng
Asisten Laboratorium : Dennis Farina Nury
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari
duaatau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Suatu larutan
dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan tidak jenuh.Fasa
larutan dapat berupa fasa gas, cair atau fasa padat yang bergantung pada
sifat kedua komponen pembentuk larutan. Apabila fasa larutan dan fasa
zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak
umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya
(Prof. Dr. Soekarjo, 1989).
II.1.2 Jenis-Jenis Larutan
Kemungkinan larutan banyak sekali, tetapi yang penting ialah
larutan biner. Dari ini ada 9 kemungkinan yaitu :
a) Larutan gas dalam gas
b) Larutan cairan dalam gas
c) Larutan zat padat dalam gas
d) Larutan gas dalam zat padat
e) Larutan cairan dalam zat padat
f) Larutan zat padat dalam zat padat
g) Larutan gas dalam cairan
h) Larutan cairan dalam cairan
i) Larutan zat padat dalam cairan
Dari ke sembilan kemungkinan ini jenis larutan yang penting ialah a, g,
h, dan i. Penjelasan dari jenis-jenis larutan diatas yaitu :
a)
Larutan Gas dalam Gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifatsifat larutan adalah aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar. Dalam hal
ini berlaku Hukum Dalton untuk tekanan total dan Hukum Amagat untuk
volume total.
b)
Larutan Cairan/Zat Padat dalam Gas
Larutan ini terjadi bila cairan menguap atau zat padat menyublim dalam
suatu gas, jadi larutanya berupa uap dalam gas. Jumlah uap yang terjadi
terbatas, karena tekanan uap zatcair dan zat padat tertentu untuk tiap
temperatur.
d/e) Larutan Gas/Cairan dalam Zat Padat
Ada kemungkinan gas dan cairan terlarut dalam zat padat, seperti
larutnya H2 dalam Pd dan benzene dalam iodium
f)
Larutan Zat Padat dalam Zat Padat
g)
Larutan antara zat padat dan zat padat dapat berupa campuran
sebagian atau sempurna.Bila bercampur sempurna, tidak dipengaruhi
temperatur tetapi bila bercampur sebagian dipengaruhi oleh temperature.
Larutan Gas dalam Cairan
Kelarutan gas dalam cairan tergantung jenis gas, jenis pelarut, tekanan
dan temperatur.
Daya larut N2, H2, O2, dan He dalam air kecil, sedang HCl dan NH3
besar. Ini disebabkan karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air,
sedang gas kedua bereaksi membentuk asam klorida dan amonium
hidroksida.Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya N 2,O2, dan CO2 lebih
mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedang NH 3 dan H2S lebih
mudah larut dalam air daripada dalam alcohol (Prof. Dr. Soekarjo, 1989)..
C=k.P
Menurut hukum Henry, daya larut gas dalam zat cair berbanding
lurus dengan tekanan gas di atas zat cair pada kesetimbangan. Secara
matematis dapat dituliskan :
C
= konsentrasi gas
P
= tekanan kesetimbangan
k
= tetapan, yang besarnya tergantung jenis gas dan satuan C dan P.
Hukum di atas juga berlaku untuk campuran gas.Di sini P adalah tekanan
parsial gas. Jadi :
= k1 . P1
= k2 .P2 dan seterusnya.
CNH3 C total
CNH3 = PNH3 .k
Bila gasnya bereaksi dengan pelarut, seperti NH 3 dalam air, hukum
di atas hanya berlaku untuk NH3 yang tidak beraksi dalam air.
Pengaruh temperature cukup besar, bila temperatur naik daya larut
gas berkurang.
Koefisien daya larut, yaitu banyaknya gas dalam cc (direduksi pada 0 oC
76 cm Hg) yang larut dalam 1 cc pelarut pada temperatur tertentu dan
tekanan 1 atm, harganya makin turun bila temperatur naik (Prof. Dr.
Soekarjo, 1989).
Tabel II.1.1 Koefisien Daya Larut Gas Dalam H2O.
Gas
0oC
10oC
25oC
50oC
100oC
CO2
N2
1,713
0,02354
1,194
0,01861
0,759
0,01434
0,436
0,01088
_
0,0095
H2
O2
0,02148
0,04758
0,01955
0,03802
0,01754
0,02831
0,01608
0,02090
0,0160
0,0170
toluena
Air
alkohol
Air
metil alkohol
Air
aseton
Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur,
Contoh : Air
nitro benzene
Air
kloro benzene
(Prof. Dr. Soekarjo, 1989).
Kenaikan temperatur dapat memperbesar daya larut, seperti pada
fenol-air.Namun halini tidak selalu demikian.(Sukardjo, 1989).Selain itu,
masih ada beberapa macam penggolongan lain teradap larutan.
Berdasarkan banyak jenis zat yang menyusun larutan, dikenal larutan
biner (tersusun dari dua jenis zat); larutan terner (3 jenis zat penyusun);
larutan kuarterner (4 jenis zat penyusun) (Prof. Dr. Soekarjo, 1989).
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal larutan elektrolit (larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit (larutan
yang tidak dapat mengantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari
kemampuan suatu zat melarut ke dalam sejumlah pelarut pada suhu
tertentu, larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh
( masih dapat larut).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute
yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c.
Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang
mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila
bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).
(Prof. Dr. Soekarjo, 1989)
2. Stabil (tidak menyerap H2O dan CO2; tidak bereaksi dengan udara, tidak
mudahmenguap, tidak terurai, mudah dan tidak berubah pada
pengeringan). Zat yang stabil berarti memiliki rumus kimia dan akan
memudahkan penimbangan.
3. Memiliki bobot molekul (BM; Mr) atau bobot ekuivalen (BE) tinggi.
4. Larutannya bersifat stabil.
Dalam hal tingkat kemurnian, reagen yang digunakan untuk
analisis kuantitatif harus mempunyai spesifikasi reagen-analar (AR).
Selain syarat-syarat tersebut harus dipenuhi, kesalahan-kesalahan selama
proses pembuatan seperti pengeringan, pengukuran (penimbangan) dan
pemindahan zat juga harus dihindarkan kecuali karena kesalahan alat,
dengan demikian, larutan yang diperoleh akan terukur secara teliti dan
tepat dan melalui pengemasan atau penyimpanan yang baik akan
bertahan lama (yanneparkeybum, 2010).
Suatu zat yang memenuhi syarat-syarat diatas, dapat dilarutkan
dan menghasilkan larutan baku (molaritas atau normalitasnya) disebut
larutan larutan baku primer.Disamping larutan baku primer, dikenal juga
larutan baku sekunder. Larutan sekunder kebakuannya (kapasitas
molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer, jika
suatu larutan baku sekunder bersifat stabil dan dikemas atau disimpan
dengan benar, maka larutan ini dapat berfungsi sebagai larutan baku dan
langsung dapat digunakan tanpa harus dibakukan lagi (yanneparkeybum,
2010).
Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit
NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat
NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.
Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat,
isopropanol atau DMF.
d. tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang
diketahui kemurniannya.
e. Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air,
menyerap CO2 pada waktu penimbangan
(yanneparkeybum, 2010)
Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO 4
(oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak dipeerlukan
indikator , karena titran bertindak sebagai indikator (auto indikator).
Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO 4
harus distandarisasi, antara lain dengan arsen(III) oksida (As 2O3) dan
Natrium oksalat (Na2C2O4). Permanganometri dapat digunakan untuk
penentuan kadar besi, kalsium dan hidrogen peroksida. Pada penentuan
besi, pada bijih besi mula-mula dilarutkan dalam asam klorida, kemudian
semua
besi
direduksi
menjadi
Fe 2+,
baru
dititrasi
secara
permanganometri.Sedangkan pada penetapan kalsium, mula-mula
.kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat kemudian endapan
dilarutkan dan oksalatnya dititrasi dengan permanganate ( Day&
Underwood, 2002).
Titrasi dengan iodium ada dua macam yaitu iodimetri (secara
langsung), dan iodometri (cara tidak langsung). Dalam iodimetri iodin
digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam iodometri ion iodida
digunakan sebagai reduktor.Baik dalam iodometri ataupun iodimetri
penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya I 2 yang bebas.Dalam
iodometri digunakan larutan tiosulfat untuk mentitrasi iodium yang
dibebaskan.Larutan natrium tiosulfat merupakan standar sekunder dan
dapat distandarisasi dengan kalium dikromat atau kalium iodidat (Day&
Underwood, 2002).
Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses
iodometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sabagai
pentahidrat Na2S2O3.5H2O.larutan tidak boleh distandarisasi dengan
penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer, larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang
lama.Tembaga murni dapat digunakan sebagi standar primer untuk
natrium tiosulfat (Day& Underwood, 2002).
II.1.4 Analisi Volumetri
Megukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan
dengan menimbang berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri.
Akurasinya sama dengan metode gravimetri, analisi volumetric juga
dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan
bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan
dalam buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak
diketahui (analit) kemudian dihitung, maka syaratnya adalah reaksi harus
berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada
reaksi samping, selain itu jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih,
maka harus dapat diketahui dengan suhu indikator (Day& Underwood,
2002).
II.1.5 Kelarutan
Senyawa
Nitrit
Asetat
Klorida
Bromida
Iodida
Sulfat
Sulfit
Sulfida
Fosfat
Karbonat
Oksalat
Oksida
Hidroksida
Kelarutan
Semua larut kecuali Ag+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Bi3+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Cu3+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+
Semua larut kecuali Ag+, Hg22+, Pb2+, Bi3+
Semua larut kecuali Ba+, Sr2+, Pb2+, (Ca2+
sedikit larut)
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+,
Ba2+, Sr2+, Ca2+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+
Semua tidak larut kecuali Na +, K+, Ba2+, Sr2+,
Ca2+
Semua tidak larut kecuali Na+, K+, NH4+,
Ba2+, Sr2+, (Ca2+ sedikit larut)
CH3COOH(aq) H+(aq)+CH3COO(aq)
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul
CH3COOH yang terlarut dan ion-ion H+ dan CH3COO-. Molekul senyawa
CH3COOH tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehinggga akan
menjadi penghambat bagi ion-ion H +dan CH3COO-untuk menghantarkan
arus listrik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa larutan elektrolit
lemah daya hantar listriknya kurang kuat. Senyawa nonelektrolit adalah
senyawa yang di dalam air tidak terion, sehingga partikel-partikel yang
ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa yang terlarut
(Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936).
Dalam larutan tidak terdapat ion, sehingga larutan tersebut tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Kecuali asam atau basa, senyawa
kovalen adalah senyawa nonelektrolit, misalnya: C6H12O6, CO(NH2)2,
CH4, C3H8, C13H10O (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936).
Radius Vanderwaals
: 0,235 nm
Radius ionic
: 0.133 (+1)
Isotop
:5
Energi ionisasi pertama
: 418,6 kJ/mol
Ditemukan oleh
: Sir Davy pada tahun 1808
Simbol kimia K berasal dari kata kalium yang berasal dari bahasa
Latin, yang mungkin berakar dari kata Arab qali, yang berarti alkali (basa).
Kalium adalah logam lunak putih keperakan dan merupakan anggota
kelompok alkali dari tabel sistem periodik. Kalium berwarna keperakan
ketika pertama kali dipotong, tetapi dengan cepat akan teroksidasi
sehingga berwarna kusam. Untuk menghindari oksidasi, kalium biasanya
disimpan dalam minyak atau gemuk (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Kalium cukup ringan sehingga mengapung dalam air. Saat terkena
air, unsur ini akan bereaksi dengan melepaskan hidrogen disertai api
berwarna ungu. Sebagian besar kalium terjadi pada kerak bumi sebagai
mineral, seperti feldspar dan tanah liat. Kalium dilepaskan dari mineral
yang lapuk sehingga menjelaskan mengapa terdapat cukup banyak
kalium di laut 0,75 g/liter (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Kalium mempunyai fungsi bagi tubuh manusia maupun
pemanfatanya dalam dunia industri. Kalium atau potassium (K) adalah
mineral yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, Manfaat
kesehatan yang didapat dari kalium termasuk untuk mengatasi stroke,
tekanan darah,gelisah, cemas dan stres, kekuatan otot, metabolisme,
jantung dan juga masalah gangguan ginjal. Namun fungsi atau manfaat
kalium tidak hanya sampai di situ saja, mineral ini juga sangat membatu
untuk keseimbangan air, fungsi elektrolit, sistem saraf, dan manfaat
kesehatan lainnya secara umum yang berkaitan dengan zat atau mineral
kalium. Kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot,
kalium juga dimanfaatkan oleh sistem saraf otonom (SSO), yang
merupakan pengendali detak jantung, fungsi otak, dan proses fisiologi
penting lainnya. Kalium ditemukan di hampir seluruh tubuh dalam bentuk
elektrolit dan banyak terdapat pada saluran pencernaan. Sebagian besar
kalium tersebut berada di dalam sel, sebagian lagi terdapat di luar sel.
Mineral ini akan berpindah secara teratur dari dan keluar sel, tergantung
kebutuhan tubuh (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Kekurangan nutrisi jenis apapun dalam tubuh sangat kurang baik
dan kalium bukanlah perpanjangan dalam masalah ini.kekurangan
konsumsi kalium dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan dan
kelemahan otot-otot (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Pola makan seimbang harus mengandung banyak kalium yang
wajar, sesuai dengan rekomendasi dari para ahli kesehatan.Untuk daftar
sumber makanan paling penting yang mengandung kalium, mineral ini
bisa di peroleh dari buah jeruk, sayuran dan biji-bijian (Ripani, 2011).
II.I.8 SenyawaKromium(Cr)
Logam kromium bersifat keras, memiliki daya tahan tinggi terhadap
zat-zat kimia dan memiliki kilat tinggi sehingga dipakai sebagai pelapis
pada besi.Tingkat oksidasi utama bagi kromium adalah +2, +3, dan
+6.yang paling stabil adalah +3. senyawa Cr (IV) dan (V) mudah
Nomor Atom
24
Massa Atom
51,9961 g/mol
Nomor Atom
24
VI B, 4, d
Konfigurasi elektron
2, 8,13, 1
Afinitas electron
64,3 kJ / mol
249 pm
-1
-1.
(Swarat, 2003).
Tabel berikut merupakan kelimpahan dari unsur kromiumdalam
berbagai lingkungan. Nilai-nilai yang diberikan dinyatakan dalam satuan
ppb (bagian per miliar; 1 miliar = 10 9), baik dalam hal berat maupun
dalam hal jumlah atom. Nilai kelimpahan sulit untuk ditentukan dengan
pasti, sehingga semua nilai harus diperlakukan dengan hati-hati,
khususnya bagi unsur-unsur yang kurang umum(Ir. L. Setiono, 1989).
Tabel II.1.5. Kelimpahan Unsur Kromium (Cr)
1.
2.
3.
4.
5.
Tempat
Alam semesta
Matahari
Meteorit (karbon)
Ppb berat
15000
20000
3100000
Kerak batu
140000
55000
Air laut
0.6
0.071
Arus
0.02
manusia
30
6.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Variabel percobaan
Variabel percobaan yang digunakan dalam praktikum pembuatan
larutan adalah K2Cr2O7 2N 100ml.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Tabel IV.1.1 Pembuatan Larutan K2Cr2O7 2N
V K2Cr2O7
(ml)
100 ml
Mr K2Cr2O7
Ekuivale
n
Massa
K2Cr2O7
(gram)
Warna
294
9,8
Jingga
IV.2 Pembahasan
Larutan merupakan campuran yang homogen. Penyusun larutan
dapat berupa gas, cair maupun padat. Larutan terdiri atas dua komponen
penting yaitu zat pelarutyang memiliki proporsi lebih besar dan zat
terlarut yang proporsinya lebih kecil.
Dalam Percobaan ini, aquades bertindak sebagai zat pelarut dan
K2Cr2O7 bertindak sebagai zat terlarut.
Hasil dari percobaan pembuatan larutan K2Cr2O7 diperoleh 9,8 gram
massaK2Cr2O7 yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan yang didapat
dari perhitungan yang telah dilakukan. Diketahui volume K2Cr2O7 2N yang
diinginkan adalah 100 ml dengan Mr K2Cr2O7 adalah 294 dan besar
ekuivalen adalah 6. Pengetahuan tentang perhitungan sangat diperlukan
karena kesalahan dalam perhitungan dapat menyebabkan kesalahan
dalam pembuatan larutan.
Larutan yang dihasilkan pada percobaan ini adalah larutan
homogeny dengan warna jingga. Untuk memperoleh larutan yang
homogeny perlu dilakukan penambahan dan pengocokan aquades secara
bertahap. Sedangkan warna jingga yang dihasilkan berasal dari warna asli
padatan K2Cr2O7.
Kita mengetahui bahwa semua yang ada di alam ini memiliki
manfaat yang dapat digunakan untuk kesejahteraan internal maupun
kelompok manusia di muka bumi ini. Begitu pula dengan larutan kalium
dikromat. Dalam dunia industry dan kehidupan sehari-hari, penggunaan
dari kalium dikromat (K2Cr2O7) memberikan manfaat yang banyak dan
diperlukan untuk menunjang proses produksi. Pemanfaatan larutan kalium
dikromat (K2Cr2O7) di dunia industry dan kehidupan sehari-hari yaitu
penyamakan pada kulit, bahan celup pada lukisan, hiasan pada porselin,
percetakan, warna print, bahan untuk petasan, bahan pembuat korek api,
penjernihan minyak kelapa, lajan, spon, dan untuk baterai, serta
depolarisator pada selkering (Budavari, 1984).
Namun dibalik itu semua kalium dikromat (K2Cr2O7) juga mempunyai
pengaruh negatif terutama bagi internal tubuh manusia. Apalagi bila
penggunaan dari kalium dikromat yang tidak terkontrol dan tidak sesuai
prosedur, maka kalium dikromat akan menyebabkan dampak negative
BAB V
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.