2 sks teori
Pustaka
Basuki, S., 2006, Ilmu Ukur Tanah, Cetakan pertama,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Frick, H., 1984, Ilmu dan Alat Ukur Tanah, edisi ke dua,
Kanisius, Yogyakarta.
Irvine, William, 1974, Surveying for Constructions,
McGraw-Hill Book Company, London.
Irvine W, TM, 1995, Penyigian untuk konstruksi, Penerbit
ITB, Bandung
Wongsotjitro, S, 1980, Ilmu Ukur Tanah, Kanisius
Yogyakarta
Posisi titik pada peta yang berupa bidang datar dinyatakan dengan
koordinat kartesian (X,Y)
Bahan Ajar D-IV TPPIS
Berdasarkan isinya :
Peta umum (topografi)
Peta khusus (tematik)
Berdasarkan skalanya :
Skala kecil ( < 1:250.000)
Skala sedang (1:50.000 1:250.000)
Skala besar (1:5000 1:50.000)
Skala sangat besar/peta teknik
(>1:5000)
Berdasarkan penyajiannya :
Peta garis
Peta foto
Peta digital
Berdasarkan hirarkinya :
Peta manuskrip
Peta dasar
Peta induk
Peta turunan
10
11
12
Skala Peta
Merupakan perbandingan antara ukuran di peta dengan di permukaan
bumi.
Skala peta dapat dinyatakan dalam beberapa cara :
a.
Angka perbandingan, misal 1: 1000
b.
Perbandingan nilai, misal 1 cm untuk 1 km
c.
Skala bar atau skala garis
13
LEGENDA PETA
Legenda peta memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta
yang penting diketahui : jalan setapak, jalan raya, sungai,
pemukiman, ladang, sawah, dan lainnya.
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam
informasi peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara
tertentu, yaitu:
Simbol: digunakan untuk
membedakan berbagai obyek,
misalnya jalan, sungai, rel dan
lain-lainnya.
Warna: digunakan untuk
membedakan atau
memerincikan lebih jauh dari
simbol suatu obyek, misalnya
laut yang lebih dalam diberi
warna lebih gelap, berbagai
kelas jalan diberi warna yang
Bahan Ajar D-IV TPPIS
berbeda-beda dll.`
14
Pemetaan Teristris
Merupakan pemetaan yang
pengukurannya langsung
dilakukan di permukaan bumi
dengan peralatan tertentu
Teknik pemetaan terus
berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu dan
teknologi.
Pemetaan teristris
Pengukuran di Lapangan
Penggambaran
-Kerangka peta
-Detail
-Konturing
-editing
Peta
15
16
17
Kesalahan-kesalahan pengukuran
Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan
dengan peralatan dalam suatu lokasi.
Kesalahan pengamatan digolongkan dalam 3 jenis :
Kesalahan kasar
Kesalahan sistemik
Kesalahan random
Sumber kesalahan antara lain :
Dari si pengukur
Dari alat ukur yang digunakan
Dari alam
Bahan Ajar D-IV TPPIS
18
19
b
a
a
sin =
b
b
sec =
c
c
cos =
b
b
cos ec =
a
a
tg =
c
c
cot g =
a
1
Luas .segitigaAB C = a.b. sin
2
20
B
a
c
A
c
A
b
C
b
Sudut lancip dan tumpul
Kaidah sinus
Kaidah luas
a
b
c
=
=
sin A sin B sin C
1
Luas ABC = ab sin C
2
Rumus Tangen
Kaidah cosinus
a 2 = b 2 + c 2 2bc * cosA
A B a b c
tan
cot
=
2 a +b 2
21
Azimut
Azimut adalah sudut arah yang dimulai dari arah utara
berputar searah putaran jarum jam.
Arah utara merupakan arah kutub utara bola bumi atau arah
meridian. (arah ini ditentukan secara astromomis)
Untuk kepentingan praktis digunakan azimut kompas atau
azimut magnetis.
Azimut harus ditentukan terlebih dahulu sebelum
pengukuran karena akan dipakai untuk menentukan posisi
dari titik-titik yang akan diukur selanjutnya.
22
23
AB
YA
XB = XA + dAB sin AB
YB = YA + dAB cos AB
dAB
AB
A
X
XA
(XB X A)
= arctg
(YB YA )
XB
d AB = ( X B X A ) 2 + (YB YA ) 2
24
= B 0 A0
P
B
PQ = AZIMUTH
BIDANG
PQ
25
00
10 = 60 menit
1 = 60 detik
270 0
90 0
180 0
3370 17
360 29
200 15
= 150 0 15'
= 300 0 48'
1700 30
26
(+ ) elevasi
Bid. Horisontal
(- ) depresi
garis bidik
27
2
1
Titik
28
U
B
YB
YA
X B = X A + x
x = S AB sin AB
YB = YA + y
y = S AB cos AB
X B = X A + S AB sin AB
Y B = Y A + S AB cos AB
AB
X
XA
XB
U
U
BC ?
AB
1800
AB
B
AB
30
PA
= 13201833,
= 16401418,
= 21001717,
= 24604255,
6404255,
31
AB
A
Bahan Ajar D-IV TPPIS
32
33