Dampak Kura-Kura Ocean Park Terhadap Lingkungan Pantai Kartini
Dampak Kura-Kura Ocean Park Terhadap Lingkungan Pantai Kartini
Lingkungan
Muhammad Bagas Ramadan
Jepara memilik pantai wisata bahari yang terkenal dan berpotensi untuk
dikembangkan. Pengembangan pantai di jepara cukup besar yaitu pantai kartini
jepara, pantai kartin mulai banyak berkembang dari tahun 2003 hingga sekarang.
Pengembangan pantai kartini yang cukup besar dan dapat dilihat kasat mata
yaitu berupa aquarium raksasa berbentuk kura - kura yang disebut kura - kura
ocean park jepara.
Dampak baik wisata kura kura ocean park yaitu dari segi peningkatan
ekonomi di wilayah pantai kartini. Setelah pesat pertumbuhan di sektor ekonomi
wilayah pantai kartini munculah dampak baru yaitu dampak buruk dilingkungan
pantai kartini yang menyangkut dengan ekosistem pantai kartini yang berjalan
tidak selaras.
Permasalahan dari penelitian ini berupa penjabaran masalah yang sedang
dihadapi pantai kartini dengan adanya kura - kura ocean park jepara dan
tambahan saran untuk melangkah ke ranah yang lebih harmonis dengan
lingkungan binaan pantai kartini jepara.
selesai.
(suaramerdeka25februari2011)
Kura - kura Ocean Park memang
memberikan kesan angin segar
dalam
bidang
kepariwisataan
kabupaten jepara di bidang ekonomi,
dari segi pendapan dinas pariwisata
sendiri mendapat keuangan yang
signifikan diri tahun 2011, juga
berpengaruh nya pedagang dan
pengusaha yang berada didalam
kawasan tersebut. Berpengaruhnya
pedagang dan pengusaha
yang
dikawasan pantai kartini, memiliki
dampak yang besar juga bagi
lingkungan pantai kartini. Persaingan
Ekonomi yang Telah Menimbulkan
Dampak Baru. Dampak - dampak
baru tersebut yaitu: Dampak Sosial,
Dampak Lingkungan.
Ekologi
Ekologi
berasal
dari
kata eko berarti
rumah
tangga,
dan logy berarti
ilmu,
ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungannya.
Lingkungan hidup adalah sistem
yang merupakan kesatuan ruang
terdiri dari semua benda, daya,
makhluk hidup, termasuk manusia
dengan
perilakunya
yang
mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan
manusia
serta
makhluk hidup lainnya.Landasan
ilmu lingkungan adalah ekologi yang
mengajarkan
bahwa
ada
ketergantungan
antara
semua
komponen (Sudharto P.Hadi,2013 : 3
).Menurut sudharto P. Hadi evolusi
memperhatikan
daya
dukungnya
sehingga
keberlanjutan
aktivitas
manusia tetap berlangsung.
Pariwisata
Bahari
dan
Kawasan
Kegiatan
pariwisata
merupakan salah satu bentuk
aktivitas manusia, seperti
dijelaskan
olehMichael
Chubb, et. al., (1981 dalam
Sari,
2004)
yang
mengklasifikasikan aktivitas
manusia menjadi lima hal
yaitu rekreasi, kebutuhan
fisik, spiritual, pekerjaan dan
pendidikan, serta tugas-tugas
keluarga
dan
kemasyarakatan.
Dimana
aktivitas manusia tersebut
sebagai suatu perjalanan
yang
dilakukan
untuk
sementara
waktu,
yang
diselenggarakan dari suatu
tempat ke tempat lain,
dengan maksud bukan untuk
berusaha (business) atau
mencari nafkah di tempat
yang
dikunjungi,
tetapi
sematamata
untuk
menikmati
perjalanan
tersebut guna pertamasyaan
dan rekreasi atau untuk
memenuhi keinginan yang
beraneka ragam (Yoeti, 1985:
109). Kemudian di dalam
Undang-Undang Nomor 9
Tahun
1990
dinyatakan
bahwa
yang
dimaksud
dengan
wisata
adalah
kegiatan perjalanan atau
sebagian
dari
kegiatan
tersebut
yang
dilakukan
Gambar 2.1:
Pan Cosmism Yang Terjadi Di Area Pantai
Kartini Tahap Awal Menuju Ke Akhir
Gambar 2.3:
Antroposentris tahap awal menuju ke akhir
Gambar 2.2 :
Antroposentris tahap awal
Ketika
masuknya
kelembagaan
dinas
pariwisata dan kebudayaan
di kawasan pantai kartini
jepara
itu
menandakan
bahwa
wilayah
pantai
tersebut menjadi wilayah
pantai yang resmi milik pem
kab jepara yang dinaungi
dinas pariwisata. Pemkab
jepara kemudian melakukan
zonasi terhadap masyakat
asli dengan wilayah pantai
yang diperuntukan untuk
wisata.
Setelah
zonasi
tersebut terbentuk kemudian
timbuh
budaya
Gambar 2.4 :
Antroposentris tahap akhir
2.2
Dampak Pembangunan
Pembangunan merupakan
suatu proses perubahan
yang
dikehendaki
dan
disusun
dalam
suatu
perencanaan.
Disamping
tujuan-tujuan
yang
direncanakan
dan
dikehendaki
tersebut,
pembangunan
dapat
mengakibatkan
terjadinya
dampak pada lingkungan
(Soekanto, 1997:488-489).
Pembangunan
merupakan
aktivitas
manusia
untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
seperti
disampaikan
Suratmo
(2007:2)
dapat
mengakibatkan
dampak
berupa
perubahan
yang
terjadi dalam lingkungan.
Kemudian
dampak
pembangunan
terhadap
lingkungan ialah perbedaan
antara kondisi lingkungan
sebelum ada pembangunan
dan yang diperkirakan akan
ada
setelah
ada
pembangunan (Soemarwoto,
2007:39). Dengan demikian
dampak
pembangunan
pada
hakekatnya
merupakan
suatu
perubahanantara
kondisi
lingkungan sebelum ada
pembangunan dan setelah
ada pembangunan.
Lingkungan hidup dapat
didefinisikan sebagai segala
sesuatu di sekitar objek yang
saling
mempengaruhi.
Segala sesuatu yang berada
dalam
suatu
lingkungan
dapat dibagi menjadi dua,
yaitu sumber daya alam dan
sistem hubungan antara
sumber daya alam tersebut.
Lingkungan alam adalah
suatu
kesatuan
areal
tertentu
dengan
segala
sesuatu yang berada dalam
dan sistem hubungan satu
sama lainnya. Disini manusia
a.
b.
c.
Lingkungan
fisik,yakni
semua
benda matiyang ada
di sekelilingmanusia;
Lingkungan biologis,
yaitu segala sesuatu
di sekeliling manusia
yang
berupa
organisme
yang
hidup
(disamping
manusia itu sendiri);
Lingkungan sosial,
yang
terdiri
dariorang-orangbaik
individualmaupunkel
ompokyangberadadi
sekitarmanusia.
Berdasarkan
pengertian
ini,
makamasyarakatseb
agai
komponen
dalam
lingkungan
termasuk
yangmenerimadamp
ak
pembangunan.
Hubungan
antaratujuan
aktivitasmanusiaden
gan dampak pada
lingkungan
dilihat pada
dapat
Gambar 2.5
Sumber: Suratmo ( 2007:7) :
Skema Hubungan Antara Tujuan
Aktivitas Manusia Dengan Dampak
Pada Lingkungan
Gambar 2.6
Skema Hubungan dampak yang berada
dalam Pantai kartini Jepara
menyatakan
bahwa
pariwisata sebagai suatu
kegiatan
yang
secara
langsung
menyentuh
masyarakat
membawa
berbagai dampak. Dampak
pariwisata
terhadap
masyarakat
dan
daerah
tujuan wisata, yaitu: dampak
terhadap sosial ekonomi,
dampak terhadap sosial
budaya
dan
dampak
terhadap lingkungan fisik.
Wisata pantai kartini memang
bermula dengan wisata alam bukan
dengan karya manusia lambat laun
wisata tersebut memang dibesarkan
menjadi wisata dengan karya
manusia yaitu berupa kura kura
resort.
Kura kura resort sendiri
menurut dinas kab jepara memberi
angin segar terhadap wisata Jepara
namun bila di telaah lebih lanjut
melalui pengelompokam dampak
akan terlihat juga dampak buruk dari
kebijakan tersebut Dampak yang
akan di jabarkan yaitu dampak
pariwisata,
dampak
ekonomi
pariwisata, dampak sosial pariwisata
Dampak
Ekonomi
Pariwisata Pantai Kartini
Dengan
Bertambahnya
Kura Kura Ocean Park
Menurut Sujarto
(1993:135) dampak ekonomi
adalah
pengaruh
suatu
aktivitas/kegiatan
terhadap
kondisi peningkatan taraf
hidup dan kesejahteraan
serta
produktifitas
masyarakat.
Adanya
pariwisata
mendatangkan
devisa
negara
dan
terciptanya
kesempatan
kerja
yang
berarti
mengurangi
jumlah
pengangguran sertaadanya
kemungkinan
bagi
masyarakat di daerah wisata
untuk
meningkatkan
pendapatan dan standar
hidup mereka
(DeKadt,
1979:11 dalam Tashadi, Ed.,
1994).
Dampak ekonomi
sendiri
terjadi
di
area
masyarkat yang merubah diri
yang
dahulu
nelayan
kemudian
sekarang
ini
menjadi
pedagang
dan
penjual jasa.
Gambar 2.7 :
Suasana Perdagangan Barang
Dan Jasa Di Area Pantai Kartini
Yang Tertata
Namum dampak
ekonomi yang bertumbuh
subuh perdagangan tersebut
merambah sampai ke dalam
area yang dilarang untuk
berdagang.
Gambar 2.8 :
Area Perdagangan Barang Dan
Jasa Di Area Pantai Kartini Yang
Kumuh Pantai Kartini Jepara
Dampak Sosial
Pariwisata Pantai Kartini
Dengan
Bertambahnya
Kura Kura Ocean Park
Martin (1998:171
dalam Pitana dan Gayatri,
2005:115)
menyatakan
dampak sosial pariwisata
selama ini lebih cenderung
mengasumsikan bahwa akan
terjadi perubahan sosial
akibat
kedatangan
wisatawan.
Pariwisata
berdampak
terhadap
stratifikasi dan mobilitas
sosial (Cohen, 1984 dalam
Pitana dan Gayatri, 2005:
117)
dengan
terjadinya
etimpangan/
kesenjangan
sosial dalam masyarakat.
Sebagaimana
disebutkan
oleh
Wiranatha (2008)
bahwa dampak pariwisata
terhadap
masyarakat
termasuk
terjadinya
kesenjangan
pendapatan/
kesejahteraan
masyarakat
antara pelaku pariwisata
dengan masyarakat lain
yang
tidak
bersentuhan
dengan pariwisata secara
langsung.
Begitu
juga
kawasan wisata sebagai
daerah
tujuan
wisata
memunculkan
aktivitas
ekonomi yang menjadi faktor
daya tarik penduduk yang
menurut Cohen (1984 dalam
Pitana dan Gayatri, 2005:
117) berdampak terhadap
migrasi dari dan ke daerah
pariwisata.
Dampak
perubahan
sosial
masyarakat pantai kartini
setelah adanya kura kura
ocean
park
terjadinya
kesenjangan sosial antar
warga
karena
terjadi
persaingan
bisnis
antar
warga. Adanya kesenjangan
lagi dari warga terhadap
dinas
pengelola
wisata
pantai kartini yaitu
Gambar 2.8 :
Skema Hubungan Sosial
Pariwisata Yang Buruk
Dampak
Pariwisata
Terhadap Lingkungan Fisik
Pantai
Kartini
Dengan
Bertambahnya Kura Kura
Ocean Park
permukiman
Kedua zona ini saling
berkaitan tetapi tidak memiki
hubungan yang baik.
Dampak
pariwisata
terhadap
lingkungan fisik permukiman
di kawasan wisata adalah
penyediaan prasarana dan
sarana untuk menunjang
kegiatan permukiman di
kawasan wisata. Prasarana
permukiman yang harus
dilengkapi di dalam kawasan
wisata adalah kelengkapan
dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan
permukiman dapat berfungsi
sebagaimana
mestinya,
yaitu: jaringan jalan untuk
mobilitas
manusia
dan
menciptakan bangunan yang
teratur; dan jaringan air
bersih
untuk
memenuhi
kebutuhan wisatawan dan
masyarakat.
Sedangkan
sarana
lingkungan
permukiman sebagai fasilitas
penunjang yang berfungsi
untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan
ekonomi, sosial dan budaya
yaitu:
jaringan
saluran
pembuangan air limbah dan
tempat
pembuangan
sampah untuk kesehatan
lingkungan; dan jaringan
saluran air hujan untuk
pematusan (drainase) dan
pencegahan banjir setempat.
Lingkungan fisik
yang terkena dampak ada
zona yaitu zona kawasan
wisata
dan
zona
Gambar 2.9 :
Skema Hubungan Zona Wisata
Dengan Zona Permukiman
Diketahui
dari
penjelasan yang dipaparkan
sebelunya
dimana
masyarakat pesisir pantai
kartini hidup dari topangan
hasil peningkatan pariwisata
berupa penambahan kura
kura jepara ocean park.
Kesimpulan dari analisa
Manusia
dan
Lingkungan
memang
mempunyai tiga tahapan
yaitu
Pan
Cosmism
,
Antroposentris,
Holisme
Lingkungan
Di dalam pantai kartini
dengan penambahan kura
kura ocean park sendiri tentu
sudah bisa dikategorikan
mencapai
tahapan
antroposentris.
Dalam
masuknya
ke
tahapan
holisme lingkugan memang
tidaklah mudah karena untuk
menjadi
tahapan
ketiga
sendiri perlu waktu dan
kesadaran dari kedua belah
fihak untuk saling membantu
demi
ekosistem
pantai
kartini. Jika permasalahan
memang sudah temukan
masalahnya maka sebagai
fihak yang bertanggup jawab
dalam lingkungan binaan
tersebut
harus
segara
menemukan pemecahannya
agar
mencapai
tahapan
holisme lingkungan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Mengucapkan terima kasih
sebesar besar terhadap
kepada mitra Muhammad
Bagas yang terlibat dalam
proses peneltian :
Mitra Muhammad Bagas
Zamroni Listiaza (Kepala
Dinbinmar Pemkab Jepara )
Afirul (Kepala Penangung
Jawab Kura-Kura Ocean
Park)
Drs. Abdul Latief (Direktur
PT. Adhie Jaya Mukti)
DAFTAR PUSTAKA
pembangunan. Semarang :
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Soekanto, Soerjono, (1997).
Sosiologi Suatu Pengantar,
(EdisiBaru) Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soemarwoto,
O.
(1997).
Ekologi, Lingkungan Hidup
dan Pembangunan. Cetakan
Ketujuh (Edisi
Revisi).
Penerbit Djambatan. Jakarta.
Sujarto,
Djoko,
(1996).
Penataan Ruang
dalam
Pengembangan
Kota Baru, Jakarta: BPPT.
Suratmo, Gunarwan. (2007).
Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Cetakan
7.
Yogyakarta: gadjah Mada
university Press.
Tashadi, Ed., (1994). Dampak
Pengembangan Pariwisata
Terhadap Kehidupan Sosial
Budaya Daerah Istimewa
Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1990
,
tentang
pariwisata
Yogyakarta.
Jakarta:
Depdiknas.
Post.
Wiranatha, Agung Suryawan., 21
Januari 2008. Pengelolaan
Objek
Wisata
Berbasis
Masyarakat (Debat Publik), Bali