Dibuat oleh
RESKI ADE PUTERA
13008041
BAB I
I – 1 CARA MEMPERGUNAKAN MIKROSKOP
I – 2 PEMAKAIAN MIKROSKOP
Semakin kecil nilai daya pisah, akan semakin kuat kemampuan lensa untuk
memisahkan dua titik yang berdekatan pada preparat sehingga struktur benda terlihat
lebih jelas. Daya pisah dapat diperkuat dengan memperbesar indeks bias atau
menggunakan cahaya yang memiliki panjang gelombang (λ) pendek. Biasanya, untuk
meningkatkan indeks bias pada perbesaran 10 x 100 digunakan minyak imersi.
Pada percobaan ini, mikroskop digunakan untuk mengamati bentuk granula dari
tepung – tepung, bentuk serat dari berbagai bahan, dan bentuk hablus – hablus dari
beberapa zat kimia dengan hasil sebagai berikut:
Dari hasil percobaan didapatkan data bahwa semua jenis tepung yang diuji pada
percobaan ini memiliki hilus. Tapi pada saat mengamati dengan mikroskop, ada
beberapa sel dari beberapa jenis tepung yang tidak kelihatan hilusnya. Kekurang
akuratan ini kemungkinan disebabkan karena keterbatasan perbesaran mikroskop dan
sel yang diuji itu juga kebetulan memiliki ukuran sel yang sangat kecil sehingga harus
menggunakan perbesaran yang lebih lagi untuk dapat melihatnya dengan jelas. Untuk
beberapa sel tepung, terutama granula tepung beras, bentuk dan struktur sel tunggalnya
agak sulit diamati karena sebagian besarnya saling melekat satu sama lain sehingga
kelihatan sangat rapat. Kemungkinan terbesar penyebabnya adalah karena ketika
mengambil sampel untuk preparat, jumlah tepung yang diambil terlalu banyak.
Dari keempat garnula tepung yang diamati tadi, jenis tepung yang paling jelas
terlihat di mikroskop adalah tepung kentang dengan perbesaran 1000x. Pada kondisi ini,
baik hilus, maupun tekstur permukaan granulanya agak jelas kelihatan sehingga mudah
diamati.
Perbesara
Bahan Pengamatan
n
Sel Berbentuk seperti benang yang berwarna
ungu dan sebagian hijau (sedikit)
Dindingnya berwarna gelap dan sedikit tebal
Pada bagian tengah terdapat lumen yang
Serat Kapas 450x
berwarnahitam (gelap) dan bentuknya mengikuti
bentuk serat
Bentuk tiap selnya kelihatan polos dan struktur
lebih rincinya tidak kelihatan
Mayoritas bagian tubuh serat berwarna kuning
Serat berbentuk benang yang dapat bersilangan
Terdapat lumen di tengah - tengah serat yang
Serat Wol 450x bentuknya megikuti bentuk serat dan berwarna
gelap
ada serat yang lumennya tidak kelihatan,
sehingga hanya seperti bercak - bercak garis saja
Bagian serat tengah agak sedikit kehijauan
Dindingnya agak tebal
Serat Sutera 450x Warnanya agak bening
ada bagian di tengah serat yang menyerupai
lumen, tapi bukan lumen
Pada pengamatan bentuk serat berbagai bahan ini, dapat teramati bahwa serat
kapas dan serat wol memiliki lumen di bagian tengah dari seratnya. Sedangkan serat
sutera tidak memiliki lumen. Akan tetapi, pada pengamatan di bawah mikroskop dengan
perbesaran 450x, terlihat berkas gelap yang terdapat di tengah – tengah serat.
Kemungkinan berkas itu adalah bagian lain dari serat sutera yang mirip dengan lumen.
Warna dari setiap serat yang diamati dengan mikroskop hampir selalu sama dengan
warna benang sumber sampelnya yang terlihat.
Pada umumnya hablus – hablus Kristal yang terbentuk pada percobaan ini
berbentuk bangun tiga dimensi yang bersegi – segi. Kristal yang terbentuk berikatan
antara satu dengan lainnya kecuali hablus dari Ag2Cr2O7 yang kelihatan tunggal.
Warna dari Kristal – Kristal yang teramati mayoritas bening, namun sedikit ada warna
yang terlihat. Tapi, pada Ag2Cr2O7 warna merahnya sangat jelas kelihatan.
Pada pengamatan Ag2Cr2O7 di bawh mikroskop, terlihat ada zat – zat ( struktur
Kristal ) lain yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan Kristal Ag2Cr2O7
sendiri. Kemungkinan besar Kristal yang berwarna hitam tersebut adalah pengotor atau
zat – zat lain yang terdapat di dalam sampel.
1.1 Kesimpulan
1. Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah :
2. Mikroskop memiliki tiga lensa ( untuk mikroskop majemuk ) pada umumnya,
yaitu lensa okuler yang dekat ke mata, lensa obyektif yang dekat ke objek, dan
lensa kondensor untuk meneruskan dan membiaskan cahaya agar terpusat ke
diafragma dan obyek.
3. Mikroskop memberikan perbesaran sesuai dengan hasil perkalian antara
perbesaran lensa okuler dan perbesaran lensa obyektif.
4. Jenis tepung – tepungan memiliki bentuk dan struktur yang bervariasi, begitu
juga dengan warnanya. Beberapa tepung dapat dilihat hilusnya dengan jelas, dan
beberapa tepung lainnya tidak begitu jelas. Letak dari hilusnya juga berbeda –
beda.
5. Bentuk serat dari bahan ayng berbeda juga berlainan. Begitu juga dengan warna
dan letak lumennya. Tapi pada percobaan ini, serat yang mempunyai lumennya
sama – sama memiliki lumen di bagian tengah serat.
6. Struktur Kristal dari bahan – bahan yang berbeda – beda akan memberikan
warna dan bentuk yang berbeda pula. Ada Kristal yang terbentuk melalui
pengeringan, dan ada pula yang terbentuk melalui reaksi.
1.1 Referensi
BAB II
I – 3 PEMBUATAN SUATU PREPARAT YANG BERWARNA
I – 5 PEMBUATAN PREPARAT BERWARNA MENURUT GRAM
Dari percobaan itu, dapat diidentifikasi dua macam bakteri dengan ciri – ciri:
Bakteri pertama berbentuk bulat dan berkoloni banyak (staphylococcus) dan bakteri
kedua berbentuk tabung dan tidak berkoloni (E. coli).
Dari segi warna seharusnya ada dua macam warna yang terlihat / berbeda.
Namun pada kenyataannya, pada percobaan ini hanya dapat teramati satu warna saja
diantara kedua mikroba sampel. Mungkin dalam mengamati perbedaan warna yang
sangat tipis itu dibutuhkan suatu pengamatan yang lebih teliti lagi. Tapi, kalau
diperhatikan lebih baik lagi, warna dari Escherichia coli sedikit lebih lunak dari pada S.
aureus. Kesalahan mungkin terjadi pada saat proses pewarnaan, yang mana pewarnaan
belum sempurna terserap oleh bakteri, tapi sudah dicuci sehingga warna yang teramati
menjadi tidak akurat.
Dari sana dapat disimpulkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus merupakan
bakteri gram positif dan Escherichia coli bakteri gram negatif.
Pada pembuatan preparat, dilakukan fiksasi di atas nyala api. Ini bertujuan untuk
memastikan bekteri yang akan diamati melekat pada kaca objek dan tidak terlepas saat
pencucian, serta tidak merubah struktur dari bakteri tersebut.
2.4 Kesimpulan
1. Escherichia coli berbentuk memanjang sedangkan Staphylococcus aureus
membentuk koloni seperti anggur.
2. Fuchsin basa memberikan warna ungu kemerahan pada Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli.
3. Sedangkan Kristal violet memberikan warna ungu agak kebiruan (gelap)
4. Fuchsin basa dan Kristal violet merupakan pewarna positif karena memberikan
warna pada mikrobanya (dapat diserap mikroba)
5. Dari hasil pewarnaan gram, didapatkan bakteri Escherichia coli berbentuk
batang, merah keunguan dan solitaire. Sedangkan Staphylococcus aureus
berbentuk bulat berkoloni, dan berwarna keunguan.
6. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif, dan Staphylococcus aureus
merupakan bakteri gram positif.
2.5 Referensi
BAB III
I – 6 PEMBUATAN PREPARAT TETESAN BERGANTUNG
3.1 Tujuan Percobaan
• Mampu membuat preparat tetesan bergantung
• Mengidentifikasi bakteri pada preparat tetesan bergantung dan mengamati
perbedaannya
3.4 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, tampak bahwa keempat bakteri yang
diamati berbentuk tabung dan semuanya tidak berkoloni
2. Pergerakan dari bakteri:
• Pseudomonas bergerak cepat, lurus dan kadang berputar seperti gasing
• Proteus sp. Bergerak cepat, lurus dan bias berputar
• Escherichia coli bergerak cepat dan bias melipat
• Bacillus mycoides dapt bergerak tapi sangat lambat, dan juga bias bergerak
seperti ulat dan kesegala arah
3.5 Referensi
BAB IV
I – 7 CARA MEWARNAI SPORA
4.1 Tujuan Percobaan
• Mampu mewarnai spora dengan benar
• Mengidentifikasi bentuk dan letak spora
Dinding spora relatif tidak dapat ditembus, ini pula yang mencegah hilangnya
zat warna spora setelah melalui pencucian dengan alkohol yang cukup lama untuk
menghilangkan zat warna sel vegetatif. Sel vegetatif akhirnya dapat diberi zat warna
kontras. Spora biasanya diwarnai dengan hijau malachit atau carbol fuchsin. Spora
kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori
membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali
mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan
dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan
mengambil warna biru dari methylen blue.
Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya spora
di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora yang
garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel bakteri, sehingga menyebabkan
pembengkakan sel bakteri.
Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna utama
dapat masuk masuk ke dalam spora sehingga berwarna hijau.melalui pendinginan warna
utama akan terperangkap di dalam spora,dengan pencucian zat warna utama yang ada
pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat pewarnaan kedua (safranin), sel
vegetatif akan berwarna merah.
Bakteri penghasil spora tahan terhadap pewarnaan. Oleh karena itu, setelah
diwarnai oleh suatu warna, misalnya malachite green, akan mengikat kuat senyawa
pewarna. Untuk pewarnaan selanjutnya, cat tersebut (misalnya safranin) sel spora tidak
dapat menerimanya karena sudah terikat dengan cat pertama. Akhirnya warna bakteri
spora adalah hijau.
Bakteri yang tidak berspora cenderung tidak tahan pengecatan karena hanya
memiliki sel vegetatif. Saat diwarnai oleh malachite, sel vegetatif dapat mengikat warna
tetapi dapat luntur setelah dilunturkan karena ikatannya tidak kuat. Setelah pewarnaan
selanjutnya dengan safranin, sel vegetatif mudah mengikat warna kembali. Oleh karena
itu, hasil pewarnaan akhir adalah merah muda dari safranin.
4.4 Kesimpulan
1. Warna sel yang teramati di bawah mikroskop adalah merah dan warna sporanya
adalah hijau.
2. Letak sel ada yang di dalam sel da nada yang di luar sel. Spora yang berada di
dalam sel kemungkinan masih belum siap untuk perkembangbiakan.
4.5 Referensi
BAB V
II – 2 CARA MENGGESERKAN SUSPENSI BAKTERI DENGAN SUDIP
DRIGALSKI
II – 3 CARA MENGGESERKAN SUSPENSI BAKTERI DENGAN JARUM
LENGKUNG
II – 4CARA PENGENCERAN DENGAN AGAR – AGAR
5.1 Tujuan Percobaan
• Menggeserkan dan meratakan suspense bakteri denagn sudip drigalski
• Mengambil koloni yang tumbuh sendiri untuk pemurnian lebih lanjut
• Menggeserkan dan meratakan suspense bakteri di dalam cawan petri yang telah
dibagi dua
• Membuat berbagai suspense bakteri hasil pengenceran
• Mencampurkan dan menuangkan agar – agar ke tabung dan cawan petri
Keempat area ditumbuhi oleh ketiga jenis mikroba, dan didominasi oleh Serratia
marcescens yang berwarna merah. Hasil pertumbuhan mikroba – mikroba itu sangat
rapat. Ketiga mikroba dapat tumbuh pada penanaman ini, namun jumlahnya sangat
tidak seimbang. Itu karena jumlah dari S. marcescens yang tumbuh begitu
mendominasi.
• Pengamatan penggeseran bakteri dengan jarum lengkung
Sumber biakan : suspense bakteri
Waktu inkubasi : 48 jam
Karakteristik koloni bakteri :
S.
marcescens E. coli sarcina
warna merah putih tidak
form circular circular
elevation convex convex terlihat
margin entire entire
Dominasi hampir sama, dan kepadatannya juga agak kurang. Dari ciri – ciri
yang didapatkan, dapat diketahui bahwa bakteri I adalah Serratia marcescens dan
bakteri II adalah Escherichia coli.
Pengenceran ke - 1 dan ke – 2
Media biakan : agar kaldu
Waktu inkubasi : 48 jam
Karakteristik :
I II
warna merah putih
sirkue sirkue
form
r r
elevati
flat flat
on
margin entire entire
Pada pengenceran pertama dan kedua, hasil yang didapatkan hamper sama, yaitu
biakan didominasi oleh bakteri berwarna merah (Serratia marcescens) dan kepadatannya
pun juga tinggi. Kepadatan yang terlihat pada pengenceran pertama dan kedua ini lebih
tinggi dibandingkan dengan pengenceran ke – 0. Hal ini mungkin terjadi karena
ketidaksempurnaan saat penanaman di dalam agar saat pengenceran ke-0 tadi.
Pengenceran ketiga
Medium : agar kaldu
Waktu inkubasi : 48 jam
Karakteristik :
Pada pengenceran ketiga ini, tidak ada mikroba yang teramati atau tumbuh.
Kemungkinan mikroba yang tumbuh ada, tetapi sangat sedikit sehingga tidak dapat
diamati dengan mata telanjang koloninya. Dibandingkan dengan pengenceran –
pengenceran sebelumnya, sangat sedikitnya jumlah bakteri yang tumbuh di pengenceran
ketiga ini (atau mungkin tidak ada) dirasa cukp bias diterima karena dalam setiap
pengenceran, sampelnya diambil dari hasil pengenceran sebelumnya, dalam hal ini
pertama dan kedua, sehingga benar tidaknya hasil yang didapatkan bergantung dari
hasil sebelumnya. Kemungkinan lainnya adalah karena saat mengambil sampel dari
suspensi pengenceran kedua, suspensi itu tidak rata penyebaran mikrobanya sehingga
menyebabkan ada suatu daerah yang sangat padat sedang daerah lainnya sangat
renggang.
5.4 Kesimpulan
1. Bakteri yang tumbuh pada cawan petri dengan penggeseran sudip drigalski
adalah Escherichia coli, Serratia marcescens dan Sarcina sp.
2. Bakteri yang tumbuh pada cawan petri dengan penggeseran jarum lengkung
adalah Escherichia coli, dan Serratia marcescens.
3. Pengaruh arah geseran ada pada jumlah dan kepadatan bakteri yang tumbuh.
Semakin ke ujung dan belakangan digoreskan, semakin sedikit jumlah
koloninya.
4. Kepadatan bakteri semakin jarang dengan semakin belakangannya urutan
penggoresan (Urutan dari yang lebih padat adalah I, II, III, dan IV)
5. Ciri – ciri dari bakteri
• Escherichia coli berwarna putih, dominasi kecil dan berbentuk sirkuler
• Serrtia marcescens berwarna merah, koloni sirkuler dan sangat mendominasi
• Sarcina sp berwarna kuning koloni sirkuler, berjumlah sangat sedikit (dengan
sudip drigalski) dan tidak tumbuh pada penggoresan dengan jarum lengkung.
1. Pada proses pengenceran, bakteri yang tumbuh adalah Serratia marcescens dan
Escherichia coli.
2. Serratia marcescens mendominasi pertumbuhan bakteri pada pengenceran
dengan agar ini.
3. Semakin encer suatu suspense yang ditanam, jumlah mikroba yang tumbuh juga
semakin sedikit.
1.3 Refernsi
BAB VI
III – 7 PEMERIKSAAN AIR
Pengenceran ke – 1
Koloni I II III IV V
warna krem kuning pink pink kuning
spandl spindl irregule irregule irregule
form e e r r r
elevatio
n flat flat flat flat flat
margin entire entire raised raised raised
Jumlah koloni : 45
MPN : > 16000/100ml
Dominasi : Koloni I
Pengenceran ke – 2
Koloni I II III
warna Pink merah orange
circula circula irregule
form r r r
elevatio
n flat flat flat
margin raised entire raised
Jumlah koloni :8
MPN : > 16000/100ml
Dominasi : Koloni I
Dari percobaan yang dilakukan, dapat diamati bahwa bakteri paling banyak
tumbuh pada pengenceran pertama. Sedangkan pada pengenceran ke – 0, tidak
sebanyak itu. Ini kemungkinan disebabkan oleh karena pada saat pengambilan sampel
untuk pengenceran pertama, tidak sengaja ikut terambil bakteri dalam jumlah yang agak
banya. Selain itu, mungkin pada pengenceran pertama ini terjadi keseimbangan anta zat
makanan dengan jumlah bakterinya sehingga bakteri – bakteri dapat tumbuh dengan
subur.
6.4Kesimpulan
1. Air selokan tercemar oleh bakteri
2. Air minum Nestle bebas dari bakteri
3. Terdapat berbagai koloni bakteri pada agar kaldu
4. Perbandingan air selokan
5. Pengenceran-0 : TNTC/16000 = TNTC
Pengenceran – 1 : 45/16000 = 0,0028
6. Pengenceran – 2 : 8/16000 = 0,0005
7. Air minum : 1/11 = 0,0909
1.5 Referensi