Chapter II - 10 PDF
Chapter II - 10 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
keadaan
tertentu.
Stomatitis
angular,
sering
tidak
benar
pemilihan
metode
penilaian
status
gizi
harus
selalu
Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu untuk: (1) penapisan status gizi,
(2) survei status gizi, dan (3) pemantauan status gizi. Penapisan diarahkan pada
orang per orang untuk keperluan khusus. Survei ditujukan untuk memperoleh
gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu, serta faktor-faktor yang
berkaitan dengan itu. Pemantauan bermanfaat sebagai pemberi gambaran
perubahan status gizi dari waktu ke waktu (Arisman, 2009).
Ukuran antropometris bergantung pada kesederhanaan, ketepatan,
kepekaan, serta ketersediaan alat ukur; di samping keberadaan nilai baku acuan
yang akan digunakan sebagai pembanding. Jika nilai baku suatu negara
(Indonesia) belum tersedia, boleh digunakan baku Internasional. Pembolehan ini
didasarkan atas asumsi bahwa potensi tumbuh-kembang anak pada umumnya
serupa. Hubungan berbagai ukuran antropometris (terutama berat dan tinggi
badan) pada anak normal yang sehat secara relatif mantap. Baku acuan ditujukan
sebagai perbandingan semata, bukan menggambarkan keidealan. Interpretasi
perbandingan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan saat seseorang dipaksa
untuk memutuskan apakah nilai yang diharapkan itu harus 100% atau 90%, atau
dengan proporsi lain lagi. Sekedar pembakuan, WHO menganjurkan penggunaan
data dari NCHS sebagai acuan (Arisman, 2009).
Penilaian antropometris status gizi didasarkan pada pengukuran berat dan
tinggi badan, serta usia. Data ini dipakai dalam menghitung 3 macam indeks,
yaitu indeks (1) berat terhadap tinggi badan (BB/TB) yang diperuntukkan sebagai
petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang; (2) tinggi terhadap usia (TB/U)
yang digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi di masa lampau; dan (3)
berat terhadap usia (BB/U) yang menunjukkan secara sensitif gambaran status
gizi saat ini (saat diukur). Kekurangan tinggi terhadap usia meriwayatkan satu
masa ketika pertumbuhan tidak terjadi (gagal) pada usia dini selama periode yang
cukup lama (Soekirman, 2000 yang dikutip oleh Agustina, 2009).
Pertambahan berat badan merupakan parameter yang paling sesuai karena
cukup sensitif, erat hubungannya dengan konsumsi energi dan protein yang
merupakan dua jenis zat gizi yang paling sering menimbulkan masalah kesehatan
gizi pada skala nasional atau daerah luas regional di Indonesia. Parameter ini juga
tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih muda.
5) Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan
tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan tanggal
15 bulan yang bersangkutan.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan.
Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat
laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis
seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh
cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan
asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat
menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi.
Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan,
anta ra lain:
1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
karena perubahan-perubahan ko nsumsi makanan dan kesehatan.
2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara
periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan
secara meluas.
4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan
pengukur.
5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai
dasar pengisiannya.
6) Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,
berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai
70-80%),
Panti Asuhan
Panti Asuhan adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim
dan/atau piatu. Dimana anak-anak yatim dan/atau piatu (ataupun anak yang
dititipkan orang tuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan
itu,
Hurlock,
(1995)
laporan
hasil
penelitiannya
juga
menyimpulkan bahwa perawatan anak di Panti Asuhan ada persepsi yang tidak
baik, karena anak dipandang sebagai makhluk sosial. Padahal selain pemenuhan
kebutuhan fisiologis, anak membutuhkan kasih sayang bagi perkembangan psikis
yang sehat seperti halnya vitamin dan protein bagi perkembangan biologisnya.
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa jumlah anak-anak yang
terlantar semakin meningkat, sementara hanya sebagian kecil dari mereka (kirakira 15%) yang mampu ditampung di panti asuhan, baik swasta maupun
pemerintah. Realitas juga menunjukkan bahwa mereka yang beruntung (diasuh di
panti asuhan) saja menunjukkan perkembangan kepribadian dan penyesuaian
sosial yang kurang memuaskan, dapat dibayangkan keadaan yang lebih
memprihatinkan lagi pada anak-anak terlantar yang
belum terjangkau
anak-anak
tidak
mendapatkan
lingkungan
yang
sehat
bagi