Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa di sebut dengan PKL adalah salah
satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program
pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu.
Disamping dunia usaha, Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) Dapat memberikan
keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena keahlian yang tidak
diajarkan di sekolahan bias didapat didunia usaha , sehingga dengan adanya
Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan mutu dan relevensi
Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk mengembangkan suatu
system yang mantap antara dunia pendidikan dan dunia usaha.
Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak di
daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas
140 hektar ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin
yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang". Di dalamnya, terdapat berbagai
koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. . Kebun Binatang
Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia. Taman

Margasatwa

Ragunan di resmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada tanggal 22
Juni 1966.
Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi Primates. Di
dalam ordo ini termasuk lemur, tarsius, monyet, kera, dan juga manusia. Kata ini
berasal dari kata bahasa Latin primates yang berarti "yang pertama, terbaik,
mulia". Colin

Grovesmencatat

sekitar

350 spesies primata

dalam Primate

Taxonomy.
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang
berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah
tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya
diselubungi oleh membran amniotik. Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur)

meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar


memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan
mamalia.
Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu (asal
epidermal), sedangkan hewan lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah
vertebrata yang dapat terbang, karena

mempunyai sayap yang

merupakan

modifikasi anggota gerak anterior.


Mamalia adalah hewan yang menyusui anaknya. Umumnya mamalia ini
berkembang biak dengan cara melahirkan, dan tubuhnya tertutupi oleh rambut.
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan dalam melaksanakan praktik kerja lapangan ( PKL ) yaitu
untuk mengetahui pengelolaan dan penyediaan pakan di taman margasatwa
ragunan, untuk mengetahui sistem pemberian pakan dan cara pemeliharaan hewan
satwa yang baik serta mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
yang sesungguhnya dan sebagai salah satu syarat tugas yang harus di laksanakan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh dari praktik kerja lapangan ini adalah
mahasiswa dapat mengetahui keanekaragaman satwa yang belum diketahui
sebelumnya, dapat mengetahui cara meracik pakan hingga memberikan pakan
kepada satwa, dapat mengetahui tingkah laku satwa, dapat mengetahui cara
management kandang yang baik pada satwa serta dapat menambah pengalaman
untuk dapat diterapkan nanti ketika di lapangan ataupun sudah berada di dunia
kerja yang berkaitan dengan hewan satwa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di manamana, aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup
tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengan
kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat. Warna dan suara beberapa
aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak diantaranya
mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan makanan
sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan. Kata aves berasal dari kata
latin dipakai sebagai nama Klas, sedang Ornis dari kata Yunani dipakai dalam
Ornithology berarti ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1984)
Menurut (Jasin, 1984) aves memiliki ciri-ciri umum diantaranya adalah :
1.

Tubuh terbungkus oleh bulu.


2. Mempunyai dua pasang anggota (extremitas), anggota anterior
(sepasang) mengalami modifikasi sebagai sayap, sedang sepasang
anggota posterior disesuaikan untuk hinggap dan berenang (web)
masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar terbungkus oleh kulit yang
menanduk dan bersisik.
3. Skeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna, pada mulut
terdapat bagian yang terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang
terbungkus oleh lapisan zat tanduk pada burung yang terdapat pada
masa ini tidak bergigi, tempurung kepala memiliki sebuah condylus
occipitalis, lehernya sangat fleksibel, tulang pembentuk pelvicus
bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbungka;
tulang sternum membesar dan biasanya memiliki suatu cuatan sebelah
median, jumlah vertebrae ekor sedikit dan mengalami pemadatan.

4. Cor terdiri atas 4 ruangan yakni dua auriculus dan dua ventricula hanya
archus aorticus aorticus kanan yang masih ada, erythrocynya berinti,
berbentuk oval dan convex.
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel
pada costae dan berhubungan dengan kantung udara (saccus
pneumaticus) yang meluas pada alat-alat dalam, memiliki kotak suara
atau syrinx pada dasar trachea.
6. Tidak memiliki vesica urinaria; zat-zat ekskresi setengah padat; pada
hewan betina biasanya hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri
7.

Memiliki 12 nervi cranialis.

8.

Suhu tubuh tetap (homoiothermis).

9.

Fertilisasi terjadi di dalam tubuh.


Aves mempunyai beberapa mekanisme yang mengatur pertukaran panas

dengan lingkungan. Vasodilatasi dan vasokontriksi mempengaruhi pertukaran


panas dan bisa juga mempengaruhi suhu regional di dalam tubuhnya. Kekuatan
atau daya insulasi lapisan bulu atau rambut tergantung pada berapa banyak udara
diam yang terjerat dalam lapisan tersebut. Dengan demikian, sebagian besar
mamalia dan burung darat bereaksi terhadap keadaan dingin dengan menegakkan
bulu (Campbell, 2004).
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam
beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung
memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka
kuat namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi berat burung adalah tidak
adanya beberapa organ. Burung betina, misalnya memiliki satu ovarium. Selain
itu, burung modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang mengurangi bobot
kepala(Campbell, 2004).
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk
penerbangan yang efisien. Yang paling utama di antara semua ini adalah sayap.
Meskipun sekarang sayap itu memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk
mencari makanan yang cocok dan berlimpah, mungkn saja sayap itu dahulu

timbul sebagai adaptasi yang membantu mereka meloloskan diri dari pemangsa
(Kimball, 2009).
Gorila adalah jenis primata yang terbesar. Makanan gorila terdiri dari sayursayuran, walaupun kadang juga makan serangga. Karena itu gorila dapat
digolongkan sebagai binatang omnivora. Gorila berasal dari hutan tropis diAfrika.
97-98% DNA gorila identik dengan DNA manusia. Gorila adalahspesies kedua
setelah simpanse yang

terdekat

dengan manusia.

Ada

dua

spesies

dalam genus gorila, yaitu gorila timur (eastern gorila) dan gorilla barat (western
gorila) (Groves, C.P. 2005).
Gorila kebanyakan makan tumbuh-tumbuhan. Setiap hari gorila butuh
sekitar 25 kilogram makanan yang teriri dari daun-daunan, bunga-bungan, bijibijian, batang dan tangkai pohon, dan kuncup bunga. Kadang-kadang, gorila juga
makan semut dan sejenis rayap. Karean mendapat cairan cukup dari makanannya,
gorila sangat jarang minum (Nurcahyo, A. 2001).
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain
adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi
seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo
tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu
pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Subordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir
tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki
sedikit sekali kelenjar kulit. (Modesto, S.P, 1999).
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama
sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak
mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan
setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna
dan bernafas dengan paru-paru. (Gauthier, J.A.; Kluge, A.G.; Rowe, T,1988).

Reptil adalah salah satu jenis vertebrata atau hewan yang memiliki tulang
belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di sekujur tubuhnya. Reptil termasuk
tetrapoda, yaitu hewan yang memilikli empat kaki. Pada umumnya reptil
berkembang biak dengan cara bertelur, yang mana telurnya akan diselubungi oleh
membran amniotik. Keberadaan reptil sangatlah banyak di jumpai, semua benua
pasti terdapat reptil kecuali benua atlantik.
Adapun ciri-ciri hewan reptil yaitu sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Reptil memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.


Reptil ditutupi oleh sisik.
Reptil bernapas dengan paru-paru.
Kebanyakan reptil bertelur. Beberapa reptil, seperti ular boa, melahirkan

hidup muda.
5) Hampir semua reptil berdarah dingin. Salah satu pengecualian adalah penyu
belimbing, yang dapat mengatur suhu tubuhnya untuk beberapa derajat.
Reptil dapat di kelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Ordo Crocodilia (contohnya ialah buaya, garhial, caiman, dan alligator):
Jumlahnya sekitar 23 spesies.
2. Ordo Sphenodontia (contohnya yaitu tuatara Selandia Baru): Jumlahnya
sekitar 2 spesies
3. Ordo Squamata (contohnya ialah kadal, ular dan amphisbaenia wormlizards: jumlahnya sekitar 7.900 spesies.
4. Ordo Testudinata (contohnya ialah kura-kura, penyu, dan terrapin):
jumlahnya sekitar 300 spesies.
Mamalia adalah hewan vertebrata yang memiliki Glandula Mamae atau
kelenjar susu yang tubuhnya tertutu dengan rambut. Mamalia secara lambat laun
berevolusi dari Reptilia (Otyloseuris yaitu Therapsida) yang merupakan nenek
Moyang dari Mamalia pada akhir zaman Trissic dan permulaan dari Jurassic.
Kelompok fauna ini menempatkan ukuran badan yang sangat besar. Salah satu
jenis dari mamalia ini muncul terakhir yang dikenal dengan Homo Sapiens=
Manusia. (Fleagle J. G, 1988)
Mamalia hidup di darat dan ada yng hidup di air tawar maupun air laut.
Jenis mamalia ada yang Karnivora, Herbivora, Omnivora. Modifikasi bentuk
dalam niche yang khusus di dalam Ekosistem merupakan adaptasi struktur, juga
dialami oleh manusia. Modifikasi bentuk dan nice di dalam ekosistem yang

merupakan adaptasi struktur, juga dialami oleh manusia. (Thomas Geissmann,


1986)
Ciri-ciri hewan Mamalia adalah sebagai berikut:

Secara umum dapat dibedakan atas kepala, leher, batang tubuh, ekor dan
anggota gerak 2 pasang (anggota gerak depan dan belakang), pada
manusia ini disebut sepasang tangan (Superior) dan sepasang kaki

(Inferior)
Kelenjar susu terdapat di dada, perut dan ketiak yang mengeluarkan susu
sesudah melahirkan Kelenjar ini merupakan deruvatif dari kelenjar

keringat, juga memiliki kelenjar-kelenjar lain.


Semua mamalia memiliki rambut, setidaknya pada satu siklus hidupnya.
Bukan bulu misalnya pada ikan paus hanya beberapa helai rambut

ditenggorokan yang akan hilang setelah Dewasa.


Jalan tegak, dimana tungkai ada di bawah tubuh, berpadunya tulang di

gelang bahu (pada Reptilia ini tidak terjadi).


Tulang memanjang dengan adanya lapisan Epifisis.
Homoithermus ,berdarah panas .suhu umumnya dipertahankan sekitar 360.
Ruas tulang leher ada 7 ruas dan hanya paka kukang dan ikan duyung

keadan nya lain.


Bernafas hanya dengan paru-paru ,Larynx mempunyai pita suara.
Rongga dada dan perut telah terpisah oleh Diafragma= Sekat rongga badan
Mempunyai 2 Condylil (Tonjolan ganda di belakang kepala). Ruas

pertama tulang leher disebut ATLAS berbentuk Cincin.


Rahang bawah dibentuk oleh satu tulang tunggal.
Tiga tulang pendengaran.
Langit langit Scundair yang bertulang.
Gigi Marginal dengan rongga gigi, Heterodontia, diphyyodontis (2

generasi gigi).
Mempunyai otak yang besar pada Primata otak kecil (Cerebelummnya

berkembang dengan baik) Mempunya 12 Nervi Crenialis.


Pembuahan di dalm tubuh, melahirkan anak yang hidup (Vivipar),

mempunyai placenta tetapi masih ada yang bertelur ( Ordo Monotremata).


Mempunyai Vesica Urinaria (Kantong air seni).

BAB III
MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktik kerja lapangan ini dilaksanakan selama sebulan dimulai
dari tanggal 15 juni 15 juli 2016, kegiatan dilakukan pada pukul 07.00 14.00
WIB Yang bertempat di kebun binatang ragunan jakarta selatan.
3.2 Materi
Adapun alat yang digunakan pada saat praktik di smutzher adalah pisau,
tempat pakan, troli, talenan, pengki dan sapu lidi. Sedangkan bahan yang
digunakan antara lain air, karbol, buah buahan, roti, madu dan telur.
Adapun alat yang digunakan pada saat praktik di reptil adalah alat semprot,
pisau, tempat pakan, talenan, dan sapu lidi. Sedangkan bahan yang digunakan
antara lain air, ayam, buah buahan.
Adapun alat yang digunakan pada saat praktik di Aves adalah selang air,
sapu lidi, pisau, talenan dan tempat pakan. Sedangkan bahan yang digunakan
antaralain daging sapi, ikan, itik hidup,jangkrik, udang, buah buahan, dan air.
Adapun alat yang digunakan pada saat praktik di mamalia karnivora
(Harimau Sumatra) adalah selang air, pisau, talenan, dan sapu lidi. Sedangkan
bahan yang digunakan antaralain daging babi, daging sapi, daging ayam dan air.
Adapun alat yang digunakan pada saat praktik di mamalia herbivora (rusa)
adalah selang air, pisau, talenan, dan sapu lidi. Sedangkan bahan yang digunakan
antaralain rumput, buah - buahan dan air.
3.3 Metoda
3.3.1 Gibbon
Adapun langkah kerja yang di lakukan pada saat di gibbon adalah
sanitasi kandang terlebih dahulu, sanitasi dilakukan pada pukul 07.30 WIB.

sebelum kandang dibersihkan satwa digiring masuk ke dalam kandang yang


berada di dalam atau kandang tertutup, selanjutnya kandang peragaan mulai
dibersihkan dari kotoran dan sisa sisa makanan menggunakan sapu lidi
dengan cara dikumpulkan lalu diangkut menggunakan pengki, setelah itu
dimasukkan ke tempat sampah. Kemudian setelah selesai membersihkan
kandang peragaan yang dilakukan selanjutnya adalah

membersihkan

kandang yang di dalam. Kotoran dan sampah sampah disapu menggunakan


sapu lidi dan diangkut ke tong sampah menggunakan pengki, setelah bersih
dari sampah dan kotoran selanjutnya lantai di bersihkan dengan air yang
dicampur oleh karbol, siramkan ke lantai hingga merata lalu lantai disikat
hingga bersih. Setelah itu dibilas lg dengan air dari selang.
Kegiatan selanjutnya adalah meracik pakan satwa. Yang pertama siapkan
bak tempat pakan kemudian buah dan sayuran dikeluarkan dari lemari
pendingin, buah dan sayuran langsung dibersihkan terlebih dahulu
menggunakan air dari keran. Untuk buah yang ukurannya sedang jika sudah
dibersihkan selanjutnya ditempatkan ke tempat pakan dan buah yang
berukuran besar seperti semangka ataupun melon dipotong potong terlebih
dahulu. Kemudian untuk sayuran yang daunnya tidak bagus di pilih dan
dibuang, kemudian di tempatkan di tempat pakan. Pakan yang sudah selesai
diracik siap di berikan ke satwa. Pakan diberikan pada pukul 10.00 WIB
Kegiatan berikutnya dilakukan setelah jam istirahat yaitu memberikan
pakan tambahan berupa roti dengan madu ataupun telur rebus. Yang pertama
dilakukan adalah menyiapkan tempat pakan kemudian mulai mengoleskan
roti dengan madu lalu tutup dengan roti lagi setelah itu roti dipotong menjadi
4 bagian dan ditempatkan pada tempat pakan. Untuk telur direbus hingga
matang menggunakan panci yang berisikan air. Lalu telur diangkat dan
dipotong menjadi 2 ( dua ) bagian.
3.3.2 Gorilla
Adapun langkah kerja yang di lakukan pada saat di gorilla adalah yang
pertama dilakukan

yaitu

memberi susu dan biskuit kepada gorilla,

pemberian susu ditempatkan pada wadah atau teko yang berukuran 1 liter,
setelah itu diberikan biskuit. Selanjutnya sanitasi kandang, sebelum kandang

dibersihkan gorilla digiring keluar atau ke kandang yang lainnya terlebih


dahulu. Kemudian setelah gorilla digiring keluar kandang mulai dibersihkan
dari kotoran. Pembersihan dimulai dari menyapu kotoran dan sisa sisa
makanan yang ada di dalam kandang gorilla. Lalu dikumpulkan dan
diangkaut menggunakan pengki setelah itu di masukkan ke dalam tong
sampah yang sudah disediakan.
Selanjutnya kandang yang sudah dibersihkan dari sampah dan kotoran
tahap berikutnya membersihkan lantai dengan menggunakan karbol. Lantai
disemprot terlebih dahulu menggunakan selang air lalu siapkan air yang
dicampur dengan karbol. Kemudian siramkan keseluruh bagian lantai lalu
lantai disikat hingga benar benar bersih, kemudian dibilas kembali
menggunakan air.
Kegiatan selanjutnya yaitu meracik pakan untuk gorilla, yang pertama
menyiapkan wadah atau tempat pakan, lalu buah buahan dan sayuran
dikeluarkan dari lemari pendingin dan langsung dicuci. Buah buahan yang
sudah dicuci langsung dimasukkan kedalam wadah atau tempat pakan. Untuk
buah buahan yang ukurannya besar dipotong potong terlebih dahulu lalu
dimasukkan ke tempat pakan. Kemudian, untuk sayuran dipilih daun yang
kulitasnya masih bagus dan utuh baru setelah itu pilih dan pisahkan daun
yang tidak bagus. Setelah pakan selesai diracik, selanjutnya pakan diberikan
ke gorilla.
3.3.3

Reptil
Adapun langkah kerja yang di lakukan pada saat di reptil adalah yang

pertama meracik pakan untuk diberikan ke kura kura, bulus soft, iguana, soa
soa dan labi labi. siapkan wadah atau tempat pakan terlebih dahulu,
setelah itu potong - potong buah pepaya dan buah pisang menjadi bagian
bagian yang kecil. Setelah itu pakan dimasukkan ke tempat pakan dan siap
untuk diberikan ke satwa. Kemudian kegiatan selanjutnya memberi pakan
ular sanca, pakan yang diberikan yaitu ayam ukuran 2 kg sebanyak 2 ekor.
Pakan langsung diberikan secara bulat bulat kepada ular sanca.
Kegiatan selanjutnya memberi pakan ke biawak dan buaya, yang pertama
siapkan ayam sebanyak 5 ekor, lalu ayam tersebut dimatikan dengan cara
dipotong. Setelah ayam benar benar mati, ayam tersebut diambil dan

10

langsung dibersihkan dari darah menggunakan air. Tahap selanjutnya ayam di


potong bagian ujung sayapnya dan bagian yang dipotong tadi dibuang.
Kemudian buang bagian kulit dan usus ayam hingga yang tersisa hanya
dagingnya saja. Lalu ayam di potong potong menjadi beberapa bagian dan
ada beberapa bagian yang dagingnya dipisahkan dari tulangnya. Untuk
daging yang ada tulangnya diberikan ke buaya sedangkan untuk bagian yang
hanya dagingnya saja diberikan ke biawak.
3.3.4

Aves
Adapun langkah kerja yang di lakukan pada saat di aves adalah yang

pertama sanitasi kandang, kandang dibersihkan menggunakan sapu lidi dan


diangkut mengguanakn pengki setelah itu dibuang ke tong sampah.
Selanjutnya veses yang berada di pinggiran kolam dibersihkan menggunakan
air dari selang hingga bersih.
Selanjutnya meracik pakan, yang pertama siapkan wadah atau tempat
pakan lalu setelah itu siapkan buah buahan dan dicuci hingga bersih. Buah
buahan seperti pepaya dan pisang dibuang terlebih dahulu kulitnya kemudian
dipotong - potong menjadi bagian yang kecil. Selanjutnya buah yang sudah
dipotong potong di tempatkan pada tempat pakan lalu ditambahkan sedikit
jangkrik diatasnya, pakan buah buahan langsung diberikan pada burung
pemakan buah. Kemudian membuat pakan untuk burung pemakan daging.
Siapkan daging sapi dan ikan, lalu di cuci sampai benar benar bersih.
Kemudian

pada daging dibuang bagian lemaknya sedangkan pada ikan

dibuang bagian usus atau pencernaannya, setelah itu dicuci kembali agar tetap
bersih dan tempatkan ke tempat pakan yang sudah disediakan. Burung
pemakan daging jg diberikan anak ayam ( DOC ) yang masih hidup sebanyak
2 ekor, sebelum anak ayam diberikan, kedua kaki ayam tersebut di ikat oelh
tali. Terkahir setelah pakan sudah siap maka pakan langsung diberikan kepada
burung pemakan daging.
Untuk burung jenis flamingo pakan dibuat berbeda yaitu dengan cara di
jus, langkah yang pertama ialah siapkan blender, ember, dan tempat pakan.
Lalu siapkan pakan yang terdiri dari wortel, roti, udang, toge, telur dan ikan
kembung. Masukan wortel, toge dan roti ke dalam blender setelah itu di
blender sampai menjadi seperti jus, kemudian diangkat dan ditempatkan pada

11

ember yang sudah disediakan. Langkah berikutnya blender udang dan ikan
kembung sampai halus kemudian diangkat dan campurkan pada pakan yang
sudah di blender sebelumnya. Pakan diaduk hingga merata, setelah itu pakan
diberikan dan dibagikan dalam beberapa tempat pakan.
3.3.5

Mamalia Karnivora ( Harimau Sumatra )


Adapun cara kerja yang di lakukan pada saat di Harimau Sumatra adalah

yang pertama sanitasi kandang, sanitasi kandang dilakukan pada pukul 07.30.
sebelum kandang dibersihkan satwa digiring ke

kandang peragaan ,

selanjutnya kandang mulai dibersihkan dari kotoran dan sisa sisa makanan
menggunakan sapu lidi dengan cara dikumpulkan lalu diangkut menggunakan
pengki, setelah itu dimasukkan ke tempat sampah. Kemudian lantai disemprot
menggunakan air bersih sambil disikat hingga bersih. Selanjutnya pada pukul
13.00 memberikan pakan kepada harimau, pakan yang diberikan ada 3 ( tiga )
macam yaitu daging babi, daging sapi dan daging ayam. Yang pertama daging
babi di pilih dan dibagi menjadi sembilan bagian, masing - masing diberikan
sebanyak 5kg daging babi. daging diangkat menggunakan pengki lalu di di
masukan pada masing masing kandang harimau. Untuk pemberian ayam,
ayam yang masih hidup dipotong terlebih dahulu, setelah itu letakkan ayam di
lantai sampai benar benar mati, lalu ayam yang sudah mati dibersihkan
menggunakan air dan dibuang ujung sayapnya serta organ bagian dalamnya.
Setelah selesai ayam langsung di berikan kepada harimau, masing masing
harimau diberi satu ekor ayam dengan berat 2 kg. Kemudian pemberian
pakan yang terakhir yaitu daging sapi. daging sapi dengan berat 1 kg dipotong
potong atau dibagi rata untuk sembilan ekor harimau setelah itu daging
langsung diberikan.
3.3.6

Mamalia Herbivora ( Rusa )


Adapun langkah kerja yang di lakukan pada saat di Rusa adalah pertama

memberikan pakan pada rusa. Pemberian pakan dilakukan pada pukul 7.30
WIB. Pakan yang diberikan yaitu rumput sebanyak 10 ikat dengan berat
perikatnya + 5 kg. Pemberiannya dengan cara dilempar dari luar pagar.
Selanjutnya pada pukul 09.00 WIB rusa diberikan pakan tambahan yaitu buah

12

pisang dan ubi. Pisang dan ubi dipotong potong terlebih dahulu menjadi
bagian bagian yang kecil, lalu di tempatkan pada troli dan pakan tersebut
diberikan pada rusa.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Kebun Binatang Ragunan

13

Kebun Binatang Ragunan adalah kebun binatang pertama di Indonesia.


Kebun binatang ini didirikan pada tahun 1864 dengan nama Planten En
Dierentuin yang berarti "Tanaman dan Kebun Binatang." Terletak pada tanah
seluas 10 hektaree di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang merupakan pemberian
seorang pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh. Saat itu, Planten En Dierentuin
dikelola oleh Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia yang tergabung
dalam Culturule Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia. Tahun 1949, nama
Planten En Dierentuin diubah menjadi Kebun Binatang Cikini dan pada tahun
1969 dipindahkan ke kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada
tahun 1964.
Pemerintah DKI Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 hektaree yang
menjadi rumah bagi kebun binatang ini. Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin
meresmikan Taman Margasatwa Ragunan pada 22 Juni 1966. berada di ketinggian
50 m di atas permukaan laut dengan curah hujan 2300 mm, suhu 27C dan
kelembapan 60 %. Taman Margasatwa Ragunan berdiri di atas tanah latosol
merah seluas 147 ha. Taman Margasatwa Ragunan didirikan pada tanggal 19
September tahun 1864 di Batavia (kini Jakarta) dengan nama Planten en
Dierentuin ini pertama kali di kelola oleh perhimpunan penyayang Flora dan
Fauna Batavia (Culture Vereniging Planten en Dierentuin at Batavia). Taman ini
berdiri di atas lahan seluas 10 ha di Jalan Cikini Raya No 73 yang di hibahkan
oleh Raden Saleh, pelukis ternama di Indonesia.
Setelah Indonesia Merdeka, pada tahun 1949 namanya di ubah menjadi
Kebun Binatang Cikini. Dengan perkembangan Jakarta, Cikini menjadi tidak
cocok lagi untuk peragaan satwa. Pada tahun 1964. Pada masa Gubernur DCI
Jakarta Dr. Soemarno dibentuk Badan Persiapan Pelaksanaan Pembangunan
Kebun Binatang untuk memindahkan dari Jl. Cikini Raya no 73 Ke Pasar Minggu
Jakarta Selatan yang diketuai oleh Drh. T.H.E.W. Umboh. Pemerintah DKI
Jakarta menghibahkan lahan seluas 30 ha di Ragunan, Pasar Minggu. Jaraknya
kira-kira 20 Km dari pusat kota. Kepindahan dari Kebun Binatang Cikini ke
Ragunan membawa lebih dari 450 ekor satwa yang merupakan sisa koleksi
terakhir dari Kebun Binatang Cikini.
Kebun Binatang Ragunan dibuka secara resmi pada 22 Juni 1966 oleh
Gubernur DKI (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta Mayor Jenderal Ali Sadikin

14

dengan nama Taman Margasatwa Ragunan. Pada tahun 1974 Taman Margasatwa
Ragunan dipimpin oleh Benjamin Galstaun direktur pertama waktu itu. Pada
tahun 1983 berubah namanya menjadi Badan Pengelola Kebun Binatang
Ragunan. Pada tahun 2001 berubah lagi menjadi Kantor Taman Margasatwa
Ragunan dan terakhir pada tahun 2009 berubah menjadi UPT (Unit Pelayanan
Teknis) Taman Margasatwa Ragunan. Pada tahun 2010 namanya berubah menjadi
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) Taman Margasatwa Ragunan. Saat ini
luas Taman Margasatwa Ragunan mencapai 147 Ha dengan koleksi satwa 2101
ekor satwa dari 220 spesies.
4.2 Hasil Observasi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ( PKL )
4.2.1 Mamalia
A. Harimau Sumatra (Panthera tigris)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum

: Chordata

Kelas

: Mamalia

Ordo

: Carnivora

Famili

: Felidae

Genus

: Panthera

Spesies

: Panthera tigr

Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau sumatera


mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya,
pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet.
Harimau sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke
buntut atau sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300
pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat
mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar

15

198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera
lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit harimau sumatera
merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak
janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan.
Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput
di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.
Jenis dan jumlah pakan
Harimau merupakan mamalia pemakan daging ( karnivora ), dengan
gigi taringnya yang kuat dan tajam harimau dapat memakan makanannya
dengan baik. jenis pakan yang diberikan di taman margasatwa ragunan
yaitu daging babi, ayam dan sapi. pakan diberikan satu kali dalam sehari
dengan konsumsi pakan perharinya terdiri dari 5 kg daging babi, 2 kg
ayam dan daging sapi.
Gambar 1. Harimau Yang Sedang Memakan
Daging Babi

Gambar 2. Pengambilan organ dalam ayam sebelum diberikan ke


harimau.

16

Pada gambar 2. Dapat dijelaskan sebelum ayam diberikan kepada


harimau, organ bagian dalamnya dibuang terlebih dahulu, karena harimau
kurang menyukai bagian tersebut.
Sanitasi kandang
Sanitasi kandang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan kandang dari segala macam bentuk mikroorganisme yang
bersifat patogen. Hal ini dilakukan agar hewan atau satwa terjaga
kesehatannya serta nyaman berada pada kandangnya.. Sanitasi kandang
harimau terdiri dari sanitasi kandang peragaan dan sanitasi kandang
tertutup, Sanitasi dilakukan setiap hari dengan waktu pada pagi hari.
Sanitasi yang utama dilakukan yaitu sanitasi kandang tertutup dengan
harimau yang sudah digiring terlebih dahulu ke kandang peragaan.
Selanjutnya kegiatan sanitasi dilakukan secara bergantian.
Sistem perkandangan
Kandang adalah struktur atau bangunan di mana

hewan

dipelihara. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya hewan


tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan pada
hewan yang dikandangkan tersebut. Di tempat harimau sumatra terdapat
kandang yang terdiri dari 4 (empat) kandang peragaan dan 10 (sepuluh)
kandang tertutup yang tepatnya berada di dalam, yang tidak memungkin
pengunjung dapat melihatnya. Setiap harinya harimau yang di lepas ke
kandang peragaan digilir secara bergantian dan sisanya ada pada kandang
tertutup. Ada beberapa harimau yang sengaja tidak ditampilkan pada
kandang peragaan dikarenakan harimau tersebut berusaha memanjat
dinding kandang. Sedangkan pada hari senin semua harimau berada pada
kandang tertutup, karena pada hari itu merupakan hari dimana kunjungan
pada satwa diliburkan. Sehingga tidak ada harimau yang di tampilkan ke
kandang peragaan.
Gambar 3. Kandang Peragaan Harimau Sumatra

17

Kandang peragaan harimau sumatra menggunakan jenis kandang


terbuka, hal ini memungkinkan pengunjung dapat melihat harimau secara
langsung dan jelas.
B. Rusa Sambar (Cervus unicolor).

Klasifikasi
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mamalia
Ordo
: Artiodactyla
Famili
: Cervidae
Genus
: Cervus
Spesies
: Cervus unicol
Rusa sambar atau sambar india (disebut juga rusa sambur, sambhur,
Tamil: Kadaththi man), adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia.
Spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu
kecoklatan. Sambar dapat tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm sampai bahu
dengan berat sekitar 546 kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan
bergantung pada tanaman semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup
dalam kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota. Rusa sambar ( Cervus
unicolor syn. Cervus aristotelis ) mendiami sebagian besar Asia Selatan
dengan batas sampai wilayah Himalaya. Selain itu dapat pula ditemukan di
hutan tropis Burma, Thailand, Indocina, the Semenanjung Malaya ),
Tiongkok Selatan (termasuk Hainan), Taiwan, serta di pulau sumatra dan
kalimantan indonesia.

18

Jenis dan jumlah pakan


Rusa

sambar

merupakan

jenis

mamalia

pemakan

tumbuhan

(Herbivora), jenis pakannya ialah rumput (Gambar 4) dan juga terkadang


memakan ubi dan wortel sebagai pakan tambahan (Gambar 5). Pakan
diberikan setiap pagi hari dengan takaran + 20 kg rumput/ kandang. Setiap
hari senin diberikan dedak dan pelet. Sedangkan untuk minumnya diganti
3 hari sekali.
Gambar 4. Pakan utama rusa sambar

Gambar 5. Pakan tambahan rusa sambar

Gambar 6. Pemberian pakan tambahan

19

Sanitasi Kandang
Kegiatan sanitasi pada kandang rusa bawean dan rusa sambar dilakukan
seminggu sekali. Kegiatan sanitasi tersebut dilakukan secara rutin
bergantian dengan kegiatan sanitasi kandang satwa yang lainnya yang
berada disekitar kandang rusa. Sanitasi yang dilakukan ialah diawali
dengan pembersihan pakan sisa kemudian dilanjutkan dengan pembersihan
feses rusa tersebut.
4.2.2

Primata Smuthzer
A. Kukang (Nycticebus coucan)
Klasifikasi
Regnum
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Chordata
: Mammalia
: Primates
: Lorisidae
: Nycte3icebus
: Nycticebus coucang

20

Kukang adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya


beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada
punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu
bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh
dewasa 19-30 cm. Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa
dan Kalimantan. Kukang (Nycticebus coucang) adalah jenis primata yang
lucu dan menggemaskan sehingga tidak heran banyak masyarakat umum
yang menjadikan primata ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan
peliharaan. Keluarga kukang atau sering disebut-sebut malu-malu, terdiri dari
8 marga (genus) dan terbagi lagi dalam 14 jenis. Penyebarannya cukup luas,
mulai dari Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India, Srilanka, Asia Selatan,
Asia Timur dan Asia Tenggara.
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia,
menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun
bambu. Kukang tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan di
Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data
yang pasti dan akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi
jika dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan
perdagangan illegal bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di
alam mengalami penurunan.
Jenis dan jumlah pakan
Makanan yang disukai kukang yaitu buah pisang dan serangga. Setiap
harinya pakan diberikan sebanyak 5 (lima) buah pisang di tambah dengan
serangga sebanyak +20 ekor jangkrik untuk per ekornya (Gambar 7).
Gambar 7. Pakan utama kukang

21

Sanitasi kandang
Kegiatan sanitasi pada kandang kukang dilakukan setiap hari dengan
menyapu ruang kandang yang terlihat kotor. Dengan tingkah laku kukang
yang gerakannya lambat dan jinak, sanitasi mudah untuk dilakukan tanpa
harus memindahkan kukang tersebut.

B. Siamang (S. Syndactylus)

Klasifikasi
Kerajaan

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Mammalia

Ordo

: Primates

Famili

: Hylobatidae

Genus

: Symphalangus

Spesies

: S. Syndactylus
22

Siamang adalah kera hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada
pohon-pohon. Pada umumnya, siamang sangat tangkas saat bergerak di
atas pohon, sehingga tidak ada predator yang bisa menangkap mereka.
Siamang

merupakan

spesies

terancam,

karena deforestasi habitatnya

cepat. Siamang tidak memliki ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang
tegak. Siamang juga memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang
berwarna hitam agak cokelat kemerahan. Kera ini memiliki anyaman antara
jari kedua dan ketiga. Siamang ditutupi oleh rambut yang lebat di sebagian
besar tubuhnya, kecuali wajah, jari, telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki
mereka. Beberapa spesies siamang memiliki wajah berbentuk cicin dan
berwarna putih. Siamang memiliki wajah berbulu dengan mata gelap dan
hidung kecil. Siamang memiliki tangan dengan empat jari panjang ditambah
jempol yang lebih kecil. Mereka memiliki kaki dengan lima jari, ditambah
jempol kaki. Siamang bisa memegang dan membawa barang-barang dengan
kedua tangan dan kaki mereka. Ketika mereka melakukan ayunan di pohon
(brachiating), mereka menggunakan empat jari-jari tangan mereka seperti
kail, tetapi mereka tidak menggunakan jempol. Siamang banyak hidup
di Asia Tenggara. Mereka juga banyak ditemukan di beberapa tempat,
seperti Semenanjung Malaysia dan Sumatera.
C. Owa Jawa (Hilobates moloch)
Klasifikasi
Kerajaan
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Chordata
: Mammalia
: Primates
: Hylobatidae
: Hilobates
: Hilobates molo

Owa jawa adalah hewan diurnal dan arboreal, sepenuhnya hidup di atas
tajuk pepohonan. Berat tubuhnya rata-rata mencapai 8 kg. Kelompok ini akan
berupaya mempertahankan teritorinya, biasanya luasnya mencapai 17 hektare,

23

dari kehadiran kelompok lain. Pagi-pagi sekali, dan juga di waktu-waktu


tertentu di siang dan sore hari, owa betina akan memperdengarkan suaranya
untuk mengumumkan wilayah teritorial keluarganya. Dari suara yang
bersahut-sahutan antar kelompok, dan terdengar hingga jarak yang jauh ini,
para peneliti dapat memperkirakan jumlah kelompok owa yang ada, dan
selanjutnya menduga jumlah individunya. Spesies ini hanya didapati di
bagian barat Pulau Jawa, yakni di hutan-hutan dataran rendah dan hutan
pegunungan bawah. Penyebaran paling timur adalah di wilayah Gunung
Slamet serta di jajaran Pegunungan Dieng sebelah barat di wilayah
Pekalongan.
Jenis dan jumlah pakan
Siamang dan owa jawa merupakan hewan omnivora. Sekitar 75%
makanan mereka adalah buah, sisanya daun, bunga, biji-bijian, dan kulit
kayu.

Mereka juga memakan

serangga,

laba-laba,

telur burung,

dan burung kecil. Pada taman margasatwa ragunan jenis pakan yang
diberikan yaitu terdiri dari 60% buah buahan, 30% sayuran, dan 10%
serangga (Gambar 7). Selain itu satwa tersebut diberikan pakan tambahan
berupa roti dengan madu.
Gambar 8. Pakan utama siamang
dan owa jawa

24

Gambar 9. Pakan tambahan berupa roti yang sudah ditambahkan


dengan madu

Pakan setiap harinya diberikan pada saat pagi hari atau setelah kegiatan
sanitasi telah selesai dilakukan. Pakan disimpan pada tempat yang sudah
disediakan di kandang. Berikut gambar pada saat pemberian pakan.
Gambar 10. Tempat pakan disimpan

Sanitasi Kandang
Kegiatan sanitasi yang dilakukan dikandang siamang dimulai saat pagi
hari, sebelum dilakukannya pemberian pakan pada satwa. Setiap harinya
kandang siamang di taman margasatwa ragunan dibersihkan dari sampah
sampah dedaunan yang jatuh dari pohon pohon rindang yang berada
disekitar kandang, selain itu kandang dibersihkan juga dari sisa sisa
makanan dan kotoran hingga benar benar bersih.
Sistem Perkandangan
25

Kandang siamang dan owa jawa di primata smuthzer berbentuk


melingkar, tinggi dan besar. Tipe dari kandangnya itu sendiri termasuk ke
dalam jenis kandang semi tertutup. Dengan kandang yang luas siamang
mampu mengekspresikan sifat alamiahnya dan merasa nyaman berada
dikandangnya.

Selain kandang peragaan terdapat juga kandang yang

dikhususkan sebagai tempat siamang makan makanannya.


Gambar 11.Bentuk kandang peragaan siamang
dan owa jawa

D. Gorila (Gorilla gorilla)


Klasifikasi
Regnum
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Chordata
: Mamalia
: Primates
: Hominidae
: Gorilla
: Gorilla gorilla

26

Gorila adalah jenis primata yang terbesar. Gorila berasal dari hutan tropis
di Afrika. 97-98% DNA gorila identik dengan DNA manusia. Gorila adalah
spesies kedua setelah simpanse yang terdekat dengan manusia. Ada dua
spesies dalam genus gorila, yaitu gorila timur (eastern gorila) dan gorilla
barat (western gorila). Di taman margasatwa ragunan hanya terdapat 3 ekor
gorilla yang semuanya berjenis kelamin jantan.
Dibandingkan bentuk tubuh manusia, gorilla mempunyai tangan dan kaki
yang panjang, dimana tangannya lebih panjang dari kaki. Dada gorila besar
dan sebagian besar tubuhnya berbulu, kecuali jari-jemari, wajah, ketiak,
telapak kaki dan telapak tangan. Kepala gorila besar, matanya kecil dan
berwarna kecoklatan. Gorila tidak mempunyai ekor. Setiap ekor gorila
mempunyai hidung yang unik, seperti manusia yang mempunyai sidik jari
yang unik. Gigi gorila dewasa berjumlah 32. Panca indra gorila hampir
serupa dengan manusia. Tubuh gorila jantan hampir dua kali besarnya
dibandingkan gorila betina. Gorila kebanyakan makan tumbuh-tumbuhan.
Setiap hari gorila butuh sekitar 25 kilogram makanan yang teriri dari daundaunan, bunga-bungan, biji-bijian, batang dan tangkai pohon, dan kuncup
bunga. Kadang-kadang, gorila juga makan semut dan sejenis rayap. Karean
mendapat cairan cukup dari makanannya, gorila sangat jarang minum. Gorila
adalah binatang yang mempunyai tingkat kepandaian tinggi. Beberapa
penyelidikan menunjukkan bahwa gorila bisa berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa sandi. Contohnya adalah gorila Koko dan Michael.
Gorila adalah binatang yang pemalu dan sosial. Gorila bisa hidup sampai 50
tahun di kebun binatang. Di alam liar, gorila biasanya mencapai usai 35
tahun. Gorila bisa melakukan reproduksi saat berusia 10-12 tahun.
Jenis dan jumlah pakan
Makanan gorila terdiri dari sayur-sayuran, buah - buahan walaupun
kadang juga makan serangga. Karena itu gorila dapat digolongkan sebagai
binatang omnivora. Melihat tubuhnya yang besar pakan yang diberikan di
taman margasatwa ragunanpun terbilang banyak. Pemberian pakan dalam

27

sehari dilakukan sebanyak empat kali pemberian ditambah dengan


pemberian susu atau teh sebanyak 1 liter di pagi hari.
Sanitasi kandang
Sanitasi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan
sebagai langkah dalam pencegahan timbulnya suatu penyakit. Selain itu
dengan dilakukannya sanitasi maka satwa akan merasa nyaman
dikandangnya. Sanitasi yang dilakukan terdiri dari sanitasi kandang
peragaan dan sanitasi kandang yang berada didalam (kandang tertutup),
kegiatan ini dilakukan setiap hari secara berkala.

Gambar 12. Sanitasi Kandang tertutup

Sistem perkandangan
Kandang gorila merupakan kandang terluas di primata smuthzer dengan
luas tempat mencapai + 1 hektar, kandang peragaan tersebut awalnya
dihuni oleh tiga ekor gorilla jantan, namun di karenakan gorilla tersebut
sering berkelahi akhirnya ketiga gorilla tersebut dipisahkan dan
dikandangkan dengan kandang yang berbeda. Penempatan ketiga ekor
gorilla ada yang ditempatkan pada kandang terbuka, tertutup dan semi
tertutup.
28

Gambar 13. Kandang peragaan


gorilla

4.2.3

Aves
A. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Kalsifikasi:
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Family
Genus
Spesies

: Animalia
: Chordata
: Aves
: Falconiformes
: Accipitridae
: Nisaetus
: Nisaetus bartelsi

Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang


tubuh antara 60-70cm(dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna
coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu,

29

panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak
keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih,
mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat
gelap. Kerongkongankeputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam
membujur di tengahnya. Ke bawah,ke arah dada, coret-coret hitam menyebar
di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah
lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawo
matang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-buluperut dan
kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari.
Ekor kecoklatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak
jelas di sisibawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa,
sedikit lebih besar. Iris mata kuning atau kecoklatan, paruh kehitaman, sera
(daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda
dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklatkayu manis terang,
tanpa coretan atau garis-garis. Kecoklatan, paruh kehitaman, sera (daging di
pangkal paruh) kekuningan, kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan
kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna coklat kayu manis terang, tanpa
coretan atau garis-garis.
Jenis dan jumlah pakan
Elang jawa merupakan hewan pemakan daging (karnivora), pada taman
margasatwa ragunan pakan yang diberikan terdiri dari ons daging sapi, 4
ekor ikan, 1 ekor anak ayam (doc), dan tikus putih.
Gambar 14. Pakan utama burung
elang jawa.

30

Sanitasi kandang
Sanitasi kandang elang hanya dapat dilakukan oleh perawat taman
margasatwa ragunan, hal ini dikarenakan sifat elang yang suka menyerang
saat seseorang berada di dalam kandang elang tersebut. Kegiatan sanitasi
dilakukan di pagi hari dengan membersihkan sampah dedaunan dan sisa
makanan.
B. Flamingo (Phoenicopterus)
Kalsifikasi:
Kingdom

:Animalia

Filum

:Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Phoenicopteriformes

Family

: Phoenicopteridae

Genus

: Phoenicopterus

Flamingo adalah spesies burung berkaki

jenjang

yang

hidup

berkelompok. Mereka berasal dari genus Phoenicopterus dan familia


Phoenicopteridae. Burung ini ditemukan di belahan bumi barat dan timur,
namun lebih banyak terdapat di belahan timur. Terdapat 4 spesies flamingo

31

di Amerika dan 2 jenis flamingo di Dunia Lama. Burung flamingo yang


berada di taman margasatwa ragunan berjumlah 5 ekor.
Jenis dan jumlah pakan
flamingo merupakan jenis burung yang memakan ikan, tahu, sayuran
dan udang. Pakannya dibuat dengan cara di jus menggunakan belender
Dan dibuat sebanyak 1 ember untuk dibagikan kepada 5 ekor burung
flamingo.
Gambar 15. Pakan burung
flamingo

C. Bebek mandarin (Aix galericulata)

Kalsifikasi:
Kingdom

:Animalia

Filum

:Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Anseriformes

Family

: Anatidae
32

Bebek

mandarin

Genus

: Aix

Spesies

: A. Galericulata

adalah bebek berukuran

sedang

yang

memiliki

kekerabatan dengan Bebek Kayu Amerika Utara. Bebek ini memiliki ukuran
panjang 41 - 49 cm dan bentang sayap 65 - 75 cm. Bebek jantan memiliki
paruh berwarna merah dan pola bulan berwarna putih di atas mata. Dadanya
berwarna ungu dengan dua buah garis berwarna putih. Betina memiliki ciri
yang mirip dengan betina bebek Kayu dengan cincin mata berwarna putih.
Jenis dan jumlah pakan
Pakan bebek mandarin di taman margasatwa ragunan diantaranya yaitu
dedak, kangkung, toge, dan tomat. Total berat pakan yang diberikan
sebanyak kg pakan/ hari.
Gambar 16. Pakan bebek
mandarin

D. Burung julang mas


Kalsifikasi:
Kingdom

:Animalia

33

Filum

:Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Coraciiformes

Family

: Bucerotidae

Genus

: Aceros

Spesies

: R. undulatus

Julang emas (bahasa Latin: Aceros undulatus) adalah spesies burung dari
keluarga Bucerotidae, dari genus Aceros. Burung ini merupakan jenis burung
pemakan buah-buahan, Ficus, kepiting, kodok yang memiliki habitat di hutan
dataran rendah, perbukitan. tersebar sampai ketinggian 2.000 m dpl. Julang
emas memiliki tubuh berukuran besar (100 cm). Punggung, sayap, perut
hitam. Ekor putih. Burung jantan: Kepala krem. Bulu harus kemerahan
bergantung dari tengkuk. Kantung leher kuning tidak berbulu dengan setrip
hitam. Burung betina: Kepala dan leher hitam. Kantung leher biru. Iris merah,
paruh kuning dengan tanduk kecil kerenyut, kaki hitam. Terbang dengan
kepakan sayap yang berat dan suara keras. Terbang berpasangan atau dalam
kelompok kecil. Sarang berupa lubang pohon yang ditutupi kotoran, dengan
betina terkurung didalamnya. Telur berwarna putih berbintik merah dan
coklat, jumlah 1-2 butir. Berbiak bulan Juli-September.
Jenis dan jumlah pakan
Pakan burung julang mas di taman margasatwa ragunan adalah terdiri
dari pepaya, pisang, roti, dan jangkrik. Untuk pakan tambahannya yaitu 2
butir telur yang sudah direbus. Jumlah pakan keseluruhan diberikan
sebanyak kg per harinya.
Gambar 17. Pakan burung julang mas

34

Sanitasi kandang
Sanitasi di kandang burung flamingo, bebek mandarin dan burung
julang mas

dilakukan pada pagi hari saat sebelum diberinya pakan.

Sanitasitasi dilakukan dengan membersihkan sampah sampah yang ada


di kandang dan kotoran yang menempel pada dinding kolam.
Gambar 18. Sanitasi kandang aves

Sistem perkandangan
Kandang pada burung elang jawa, flamingo, bebek mandarin dan julang
mas berbentuk persegi dan menggunakan sistem kandang semi tertutup
dengan luas kandang + 3 x 4 x 15 m3 yang dikelilingi oleh kawat (gambar
15).
Gambar 15. Kandang burung di taman
margasatwa ragunan

35

4.2.4

Reptil
A. Buaya (Crocodylusno vaeguineae)
Klasifikasi
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Animalia
: Chordata
: Sauropsida
: Crocodilia
: Crocodylidae
: Crocodylus
: Crocodylusno vaeguin

Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan


yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif
lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang
kepala terdapat 47 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet
melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik
besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 811 lajur dan 1118
deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 2328 deret
(rata-rata 25 deret) dari depan ke belakang.
Reptil yang umumnya nokturnal ini menghuni di perairan air tawar, di
sungai-sungai, rawa dan danau. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin,
buaya ini jarang-jarang dijumpai di perairan payau, dan tak pernah ditemui di
tempat di mana terdapat buaya muara. Anak buaya yang baru menetas

36

berukuran antara 26-32 cm panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan


anak-anaknya hingga dapat mencari makanannya sendiri.
Jenis dan jumlah pakan
Buaya merupakan jenis reptil pemakan daging (karnivora), pakan
diberikan 1 kali dalam seminggu, banyaknya pakan yang diberikan yaitu
berjumlah 2 ekor ayam dengan berat 1 kg yang di potong, bersihkan dan
dicincang - cincang terlebih dahulu.
B. Biawak (Veranus sp.)

Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Famili
: Varanidae
Genus
: Varanus
Spesies
: Varanus sp.
Hewan ini memiliki kulit dengan sisik yang tebal dan berwarna hitam
pada bagian dorsal dilengkapi dengan corak bulatan atau garis kuning.
Sementara kulit bagian ventral juga dilengkapi sisik yang tebal dengan warna
kuning.
Kulit biawak berfungsi untuk penyerapan cahaya matahari di siang hari
dimana radiasi matahari diserap pada kulit daerah dorsal. Sekitar 85%
digunakan sebagai energi dan 15% sisanya dia pantulkan kembali pada kulit
daerah os sacrum sebagai emisi untuk mempertahankan suhu di kulitnya. Ini
merupakan kontrol fisiologis dari biawak air untuk mengatur suhu tubuhnya.
Biawak mempunyai mata dan kelopak mata serta bentuk kepala lonjong
dilengkapi dengan rahang yang kuat serta lidah yang panjang dan bercabang
dua. Hewan ini memiliki kaki yang kokoh serta kuku yang tajam yang
biasanya digunakan hewan ini untuk memanjat pohon , menggali sarang di
37

bawah tanah dan untuk mempertahankan diri. Biawak juga dilengkapi dengan
ekor yang panjang dan sangat kuat dan kokoh dimana biasanya digunakan
untuk memecut dalam rangka mempertahankan diri dari serangan juga untuk
mendukung pergerakan ketika berenang dalam air.
Jenis dan jumlah pakan
Biawak merupakan hewan pemakan segalanya (omnivora), pakan yang
diberikan pada taman margasatwa ragunanan adalah terdiri dari buah
pepaya, pisang dan daun daunan dengan berat pakan yg diberikan
sebanyak kg/ hari. Dalam seminggu sekali biawak diberi pakan daging
ayam sebanyak ons.
Sanitasi kandang
Sanitasi dilakukan seminggu sekali bersamaan dengan pengurasan
kolam dan pergantian air.
Gambar 16. Sanitasi kandang reptil

Sistem perkandangan
Kandang buaya dan biawak berbentuk persegi dan menggunakan sistem
kandang tertutup dengan luas kandang + 4 x 5 x 3 m3 yang dibatasi oleh
kaca.
4.3 Pemeriksaan dan penyimpanan pakan satwa
Untuk mendapatkan kualitas pakan yang baik maka dari itu perlu sesekali
dilakukan pengecekan dan penimbangan yang dilakukan pada saat pakan datang

38

ke dapur atau gudang pakan taman marga satwa ragunan. Jika dalam pengecekan
terdapat pakan yang rusak maka pakan tersebut akan segera dikembalikan untuk
ditukar dengan pakan yang lebih baik.setelah melalui pengecekan dan
penimbangan pakan yang diterima ditempatkan pada tempat penyimpanan paka
yang telah ditentukan sesuai dengan jenis pakannya. Untuk jenis pakan buah
buahan dan sayuran ditempatkan pada lemari pendingin dengan suhu 15 30 c.
Agar pakan tersebut tidak layu dan tetap segar. Untuk pakan daging ditempatkan
di dalam freezer agar daging tetap segar dan tidak rusak. Sedangkan untuk pakan
kering ditempatkan di ruangan terpisah terpisah yang tidak lembab, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan penurunan kandungan
nutrisi dari pakan tersebut. Lalu terakhir untuk tikus putih dan ayam hidup
langsung diambil dan diberikan ke satwa.
Gambar 17. Tempat penyimpanan
pakan

Gambar 18. Penimbangan pakan sebelum


di distribusikan

4.4 Penanganan kesehatan satwa


Kesehatan satwa yang ada di taman margasatwa ragunan merupakan salah
satu faktor penting yang mendukung kelancaran kegiatan pemeliharaan dan
39

penangkaran di taman margasatwa ragunan, penanganan kesehatan di taman


margasatwa ragunan ditangani oleh empat orang dokter hewan dan beberapa tim
medis. Tindakan penanganan kesehatan antara lain :
Program preventif, yaitu dengan pemberian imunisasi, obat cacing, mineral,
dan vitaminserta pemeriksaan rutin secara laboratoriumprogram ini dilakukan
setiap tiga bulan sekali atau enam bulan sampai satu tahun sekali.
Tindakan kuratif ( pengobatan di klinik ), tindakan ini dilakukan jika ada
laporan dari perawat lapangan mengenai satwanya yang perlu diberikan
pengobatan.
Tindakan chirugis yaitu tindakan yang dilakukan dengan cara mengoperasi
satwa yang menderita sakit parahyang tidak dapat disembuhkan dengan
pengobatan. Contohnya seperti penyakit fraktur tulang, kanker dsb.
Perbaikan status gizi, merupakan tindakan untuk meningkatkan kesehatan
satwa agar lebih rentan terhadap berbagai penyakit dengan cara meningkatkan
mutu pakan baik nilai gizinya maupun jumlahnya.
Peningkatan sanitasi kandang dan lingkungan, yang bertujuan untuk
memelihara kesehatan satwa dari berbagai macam penyakit yang mudah
menyerang.
Karantina dan rumah sakit satwa, merupakan tempat pengobatan satwa yang
sakit dan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kepada satwa yang
sehat.

40

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kegiatan praktik kerja lapang (PKL) yang
dilakukan selama sebulan di taman margasatwa ragunan ialah yang pertama
dari hasil pengamatan terhadap satwa, banyak jenis dan macam - macam
pakan yang dimakan oleh satwa. Yang ke dua dilihat dari aspek kesejahteraan
hewan, hewan atau satwa yang berada di taman marga satwa ragunan sudah
terpenuhi aspek kesejahteraannya. Yang ketiga pengamatan dalam tindakan
kesehatan yang dilakukan tim paramedis, kegiatan dalam upaya kesehatan
satwa di taman marga satwa ragunan dilakukan dengan rutin dan selalu
tanggap dalam merespon jika ada satwa yang sakit ataupun mengalami
masalah dengan kesehatannya.
5.2 Saran
Adapun saran dari hasil praktik kerja lapang ini ialah seharusnya siswa
yang sedang melakukan PKL taman margasatwa ragunan diizinkan mengikuti
kegiatan di hari libur seperti hari sabtu dan minggu. Hal ini dilakukan agar
siswa tersebut dapat mengamati kegiatan yang dilakukan pada hari itu.

41

DAFTAR PUSTAKA

Ariom, A. 2007. Konservasi Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert 1798) di


Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Conservation International-

Departemen Kehutanan, Jakarta.


Campbell, 2004. "Deforestation trends in a tropical landscape and implications

for endangered mammals". Cons. Biol. 17: 245257.


Fithriyani, U. 2007. Variasi Pola Pakan Antar Kelompok Owa Jawa (Hylobates
molochAudebert

1798)

di

Bodogol,

Taman

Nasional

Gunung

Gede Pangrango, Jawa Barat. Dalam: Aryo, A. (Ed.). Konservasi Owa Jawa
(Hylobates

moloch Audebert

1798)

di

Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango. Conservation International-Departemen

Kehutanan, Jakarta.
Fleagle J. G. (1988). Size and Adaptation in Primates. In Jungers WL (ed).

"Size and Scaling in Primate Biology". New York: Plenum Press.


Fleagle, J.G., 1988. Primate Adaptation and Evolution. New York; Academic

Press. Harcout Brace and Company.


Gauthier, J.A.; Kluge, A.G.; Rowe, T. (1988). "The early evolution of the
Amniota". Di Benton, M.J. (ed.). The Phylogeny and Classification of the

Tetrapods 1. Oxford: Clarendon Press. pp. 103155.


Geissmann, Thomas 1991. "Gibbon Systematics and Species Identification".

Charlestown, RI: Pagonia Press


Geissmann, Thomas (1986). "Mate Change Enhances Duetting Activity in the

Siamang Gibbon (Hylobates syndactylus)". Behavior 1 (96): 1727.


Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., eds. Mammal Species of the
World: A Taxonomic and Geographic Reference (3rd ed.). Baltimore: Johns
Hopkins University Press. p. 181. OCLC 62265494. ISBN 0-801-88221-4.
http://id.wikipedia.org/wiki/aves, ( diakses pada tanggal 25 juli 2016 )
http://id.wikipedia.org/wiki/gorila, ( diakses pada tanggal 25 juli 2016 )

42

http://id.wikipedia.org/wiki/mamalia ( diakses pada tanggal 26 juli 2016 )


http://id.wikipedia.org/wiki/reptil ( diakses pada tanggal 26 juli 2016 )
Jasin, (1984). "Pictorial Guide to the Living Primates" O'Brien, T.G., M.F.

Kinnaird, A. Nurcahyo, M. Iqbal and M. Rusmanto (2004). "Abundance and


Distribution

of

Sympatric

Rainforest". International

Gibbons

Journal

in
of

Threatened

Sumatran

Primatology 25 (2):

267

284.doi:10.1023/B:IJOP.0000019152.83883.1c.
kimball. (2009). Population including Socially Monogamous and Polyandrous

Groups. Behavioral Ecology and Sociobiology. 62(8): 1307-1317.


Modesto, S.P. (1999). "Observations of the structure of the Early Permian

reptile Stereosternum tumidum Cope". Palaeontologia Africana 35: 719.


Nurcahyo, A. (2001). Daily Ranging, Home-Range, Foods, Feeding and Calling

in Siamang (Hylobates syndactylus). In WCS-IP 2001. Bukit Barisan Selatan


National Park in Space and Time. 2000 -2001 Research Report. WCS-IP/
PHKA, Bogor. 35-52. (In Indonesian)
Nurcahyo, A. 1999. Studi tingkah laku mamalia di Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan Lampung Dalam Laporan Hasil Penelitian Juli 1997- Juni
1999. Wildlife Conservation Society Indonesia Programme.
Palombit, Ryne A. (1996). Pair Bonds in Monogamous Apes: A Comparison of

the Siamang ,Hylobates syndactylus, and the White-Handed Gibbon Hylobates


lar. Behaviour. 133 (5) 321-356.

43

44

Anda mungkin juga menyukai