Anda di halaman 1dari 25

http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-jenis-pengendalian-variabelpenelitian-serta-contoh.html 29 Maret 2016 8.

53
Pengendalian Variabel Asing (tidak ada hubungannya)
Pengacakan adalah satu cara terbaik untuk mengendalikan variabel asing.
Pengacakan efektif dalam menciptakan setara, kelompok representatif yang
pada dasarnya dianggap sama pada semua variabel yang relevan oleh peneliti,
dan mungkin bahkan beberapa tidak memikirkan. Pembentukan kelompok
secara acak membentuk karakteristik unik untuk penelitian eksperimen; yaitu
faktor kontrol tidak mungkin dengan penelitian kausal-komparatif.
Pengacakan harus digunakan sedapat mungkin, seperti peserta harus dipilih
secara acak dari suatu populasi dan ditetapkan secara acak kepada kelompok,
dan perperlakuan harus secara acak untuk kelompok. Variabel lingkungan dalam
hal ini dapat dikontrol dengan menahan mereka secara konstan untuk semua
kelompok. Pengendalian peserta variabel sangat penting.
Matching adalah teknik untuk menyamakan kelompok. Pendekatan yang paling
umum digunakan untuk pencocokan melibatkan tugas acak pasangan anggota,
satu anggota untuk setiap kelompok. Masalah utama dengan pencocokan
tersebut adalah bahwa selalu ada peserta yang tidak memiliki kecocokan dan
harus dikeluarkan dari penelitian. Ini merupakan salah satu cara untuk
memerangi hilangnya peserta karena kurang sesuai. Sebuah prosedur yang
terkait adalah dengan peringkat semua peserta, dari tertinggi sampai terendah,
berdasarkan skor mereka pada variabel kontrol; setiap dua nilai yang berdekatan
merupakan sepasang.
Cara lain untuk mengendalikan variabel ekstra adalah untuk membandingkan
kelompok yang homogen berkenaan dengan variabel tersebut. Pendekatan yang
serupa tapi lebih memuaskan adalah untuk membentuk sub kelompok yang
mewakili semua tingkatan dari variabel kontrol. Jika peneliti tertarik tidak hanya
dalam

mengontrol

variabel,

tetapi

juga

dalam

melihat

apakah

variabel

independen mempengaruhi variabel dependen yang berbeda pada tingkat yang


berbeda dari variabel kontrol, pendekatan terbaik adalah untuk membangun hak
variabel kontrol ke dalam desain.

Menggunakan peserta sebagai pemiliki kontrol mereka sendiri melibatkan


mengekspos kelompok yang sama terhadap perlakuan yang berbeda, satu
pengobatan pada suatu waktu.
Selain itu juga dapat dilakukan dngan Analisis kovarian, yaitu metode statistik
untuk menyamakan kelompok secara acak yang dibentuk pada satu atau lebih
variabel. Ini menyesuaikan nilai pada variabel dependen atas perbedaan awal
pada beberapa variabel lainnya yang terkait dengan variabel dependen.
1. Gay, L. R. 2000. Educational Research: Competencies for Analysis and
Application. 6ed. Nwe Jersey. Prentice-Hall, Inc
2. Tuckman, Bruce W. 1972, Conducting Educational Research. New York:
Harcourt Bruce Javanovich, Inc
3. Secara umum ada beberapa pendapat mengenai karakteristik penelitian
eksperimen. Menurut Ary (2011: 342) ada tiga unsur penting dalam
pelaksanaan suatu eksperimen yaitu:
4. 1.
Pengendalian
5. Pengendalian merupakan inti metode

eksperimen

karena

tanpa

pengendalian peneliti tidak mungkin dapat menilai secara tegas pengaruh


variabel bebas. Pengendalian, menurut Sukardi (2013: 181) adalah usaha
peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabel terikat
yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan
mengendalikan suatu variabel atau subyek dalam penelitian eksperimen
memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan kendali secara
sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat melakukan evaluasi
dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat.
6. Menurut Ary (2011: 342-343) ada dua asumsi yang menjadi dasar
penelitian eksperimen yaitu sebagai berikut
7. a.
Apabila dua situasi sama dalam segala hal, kecuali faktor yang
ditambahkan ke atau dibuang dari salah satu situasi itu, maka setiap
perbedaan yang muncul di antara kedua situasi tersebut dapat dikaitkan
dengan faktor tersebut. Pernyataan ini disebut hukum variabel tunggal
(law of the single variable).
8. b.
Apabila dua situasi tidak sama tetapi dapat ditunjukkan bahwa
tidak ada satu variabel pun yang signifikan dalam menimbulkan gejala
yang sedang diselidiki, atau gejala variabel-variabel yang signifikan itu
dibuat sama, maka setiap perbedaan yang terjadi di antara kedua situasi

itu sesudah dimasukkannya variabel baru ke dalam salah satu di


antaranya, dapat dianggap sebagai disebabkan oleh variabel baru
tersebut. Pernyataan ini disebut hukum satu-satunya variabel yang
signifikan (the law of the only signifikan variable).
9. Tujuan pengendalian dalam penelitian eksperimen adalah untuk mengatur
situasi sehingga pengaruh variabel dapat diselidiki. Dalam penelitian kita
tidak dapat menghindari bercampurnya variabel yang tidak ada kaitannya
dengan masalah penelitian (extraneous variable) dengan variabel bebas.
Kekacauan tersebut dapat dihilangkan dengan jalan mengendalikan
pengaruh variabel-variabel luar (extraneous variable) yang relevan. Ada
lima prosedur pengendalian perbedaan subyek menurut Ary (2011:345)
yaitu:
10.a.
Penempatan secara acak (random assignment)
11.Random assignment Penempatan subyek ke dalam kelompok sedemikian
rupa sehingga untuk setiap kali penempatan, setiap anggota populasi
memiliki peluang yang sama untuk ditempatkan di kelompok manapun,
kelompok eksperimen atau kelompok kontrol.
12.b.
Pemadanan teracak (randomized matching)
13.Metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subyek. Yang
pertama dilakukan adalah menetapkan variabel yang akan digunakan
untuk memadankan, seperti IQ, usia mental, pretest, status sosio ekonomi,
umur, jenis kelamin. Variabel yang digunakan sebagai patokan harus
mempunyai korelasi yang tinggi dengan variabel terikat agar mempunyai
nilai guna.
14.c.
Pemilihan yang homogen
15.d.
Analisa kovariansi (analysis of covariance)
16.merupakan metode untuk menganalisis perbedaan variabel terikat di
antara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah memperhitungan setiap
perbedaan ukuran pratest atau ukuran variabel terikat relevan lainnya
yang telah ada sebelumnya di antara kelompok-kelompok tersebut.
Analisis

kovariansi

adalah

metode

statistik

yang

memberikan

pengendalian sebagian terhadap variabel-variabel luar yang mengacaukan


(extraneous variable) hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
17.e.
Penggunaan subyek sebagai pengendali mereka sendiri.
18.Prosedur pengendalian yang menempatkan subyek ke semua kondisi
eksperimen

dan

kemudian

mengukur

hasil

subyek

tersebut

dan

menjadikan hasil pengukuran tersebut sebagai dasar dalam pembagian


kelompok.

19.Selain

perbedaan

antar

subyek,

variabel

situasional

juga

perlu

dikendalikan agar subyek tidak merasa sedang diteliti. Ada tiga metode
yang biasanya digunakan untuk mengendalikan variabel situasional yaitu:
20.a.
menjaga agar keadaan variabel tersebut tetap seperti semula,
21.b.
mengacak variabel tersebut
22.c.
memanipulasi variabel tersebut secara sistematis dan terpisah dari
variabel bebas yang utama.
23.2.
Manipulasi
24.Karakteristik utama penelitian eksperimen adalah adanya tindakan
memanipulasi variabel secara terencana oleh peneliti. Manipulasi dalam
penelitian

eksperimen,

menurut

Emzir

(2012:

65)

adalah

peneliti

memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel bebas (sebab) yang akan
diambil

dan kelompok

mana akan

mendapat bentuk yang

sama.

Manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang


peneliti

atas

dasar

pertimbangan

ilmiah

yang

dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek


dalam variabel terikat (Sukardi, 2013: 181).
25.3.
Pengamatan
26.Menurut Sukardi (2013: 182), tindakan pengamatan atau observasi
dilakukan dengan tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena
yang

muncul

pengendalian

dalam
dan

variabel

manipulasi

terikat
variabel.

sebagai

akibat

Sederhananya,

dari

adanya

pengamatan

dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh manipulasi variabel


bebas terhadap variabel terikat.

Manipulasi terhadap kondisi perlakuan (Manipulation of the treatment conditions)


Peneliti memanipulasi kondisi perlakuan yang berbeda antara kelompok
4.

eksperimen dan kelompok kontrol.


Hasil tindakan (Outcome measures)
Hasil eksperimen adalah pengaruh suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap

5.

variabel terikat (dependent variable)


Membandingkan kelompok (Group comparisons)
Membandingkan hasil penelitian pada tiap-tiap kelompok, kelompok eksperimen

6.

dengan kelompok kontrol.


Ancaman terhadap validasi (Threats to validity)
Peneliti harus teliti terhadap faktor-faktor yang dapat menjadi ancaman bagi
validitas internal dan validitas eksternal yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
Berikut beberapa kareakteristik penting dari penelitian eksperimen menurut
Fraenkel&Wallen (2006: 263).

1.

Perbandingan Kelompok (Comparison of group)


Dalam

penelitian

eksperimen

terdapat

dua

kelompok,

yaitu

kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin


sama (homogen) atau mendekati sama karakteristiknya. Pada kelompok
eksperimen diberikan pengaruh atau treatment tertentu, sedangkan pada
kelompok kontrool tidak diberikan. Selanjutnya proses penelitian berjalan dan
diobservasi untuk menentukan perbedaan atau perubahan yang terjadi pada
kelompok eksperimen. Tentunya perbedaan tersebut merupakan hasil bandingan
keduanya.
2.

Manipulasi

variabel

bebas

(Manipulate

of

the

independent

variable)

Karakteristik penting yang kedua dari semua penelitian eksperimen adalah


memanipulasi variabel indipenden. Maksudnya peneliti sengaja dan langsung
menentukan bentuk variabel bebas yang akan diambil dan menentukan grup
yang mana yang mendapatkan bentuk itu.
3.

Randomization
Aspek penting dari semua eksperimen adalah penempatan secara acak dari
subjek dalam grup.

VALIDITAS EKSPERIMEN
Hasil penelitian eksperimen akan dikatakan valid secara ideal menurut
1.

Sukardi (2013: 188), apabila:


Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang

2.

dimanipulasi secara sistematis,


Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasi pada kondisi eksperimen
yang berbeda.
Ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang
baik dan tidak bervariasi, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) menjelaskan tentang validitas
internal dan validitas eksternal, serta beberapa ancaman bagi validitas internal
dan validitas eksternal.

1.

Validitas Internal
Validitas internal

berkaitan

dengan

pertanyaan:

Apakah

perlakuan

eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variabel terikat?


Apakah variabel bebas benar-benar membuat perbedaan yang signifikan?
Campbell dan Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) mengidentifikasi delapan
faktor atau ancaman utama terhadap validitas internal, yaitu:

a.

Sejarah

(history)

Kejadian-kejadian

khusus

yang

bukan

perlakuan

eksperimen, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel


b.

bebas.
Maturation (Pematangan), dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti
atau obyek yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu

c.

yang mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.


Pemberian pra-tes. Pemberian pra-tes mungkin dapat mempengaruhi
penampilan subyek pada tes kedua, apapun perlakuan eksperimen yang

d.

diterimanya.
Alat pengukuran. Perubahan alat pengukur, penilai, atau pengamat yang
dipergunakan mungkin mengakibatkan perubahan-perubahan pada ukuran yang

e.

diperoleh.
Kemunduran statistik (statistical regression). Apabila kelompok itu dipilih
berdasarkan skor yang ekstrim, regresi (kemunduran) statistik mungkindapat
menimbulkan

f.

efek

yang

dapat

disalah-tafsirkan

sebagai

efek

perlakuan

ekperimen.
Pemilihan subyek yang berbeda. Mungkin kelompok-kelompok itu sudah
mempunyai

perbedaan

penting,

bahkan

sebelum

diberikannya

perlakuan

eksperimen.
g.
Hilang dalam eksperimen. Kelompok-kelompok yang diperbandingkan itu,
mungkin ada responden yang hilang dalam jumlah yang berbeda, sehingga akan
h.

mempengaruhi penyelidikan.
Interaksi pematangan dengan seleksi. Jenis interaksi ini dapat terjadi dalam
desain quasi-eksperimen di mana kelompok coba dan kelompok pengendali tidak
dipilih secara acak melainkan merupakan kelompok-kelompok utuh yang sudah
ada sebelumnya.
Kedelapan faktor ini perlu dikontrol agar variabel yang direncanakan dapat

2.

mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel terikat.


Validitas Eksternal
Validitas eksternal mengacu pada kondisi bahwa hasil yang diperoleh
dapat digeneralisasikan dan dapat diterapkan pada kelompok dan lingkungan di
luar setting eksperimen. Bracht dan Glass (dalam Ary, 2011: 365), menyebutkan

a.

dua macam validitas eksternal, yaitu validitas populasi dan validitas ekologi.
Validitas populasi. Peneliti berharap agar hasil penelitian terhadap kelompok
eksperimen itu dapat digeneralisasi kepada populasi yang jauh lebih besar,

meskipun populasi tersebut tidak/belum diteliti.


b.
Validitas ekologi. Para peneliti berharap hasil yang diperoleh dari penelitian
juga akan diperoleh dalam kondisi lingkungan eksperimen yang lain.
Menurut Cook dan Campbell dalam Creswell (2012: 306) tiga ancaman
a.

yang dapat mempengaruhi generalisasi adalah:


Interaksi seleksi dan perlakuan (Interaction of selection and treatment)

Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan hasil pada kelompok di luar


kelompok percobaan karena faktor ras, sosial, geografis, usia, jenis kelamin, atau
b.

kepribadian.
Interaksi pengaturan dan perlakuan (Interaction of setting and treatment)
Ketidakmampuan untuk menggeneralisasikan pengaturan yang berbeda di

c.

dalam suatu percobaan.


Interaksi sejarah dan perlakuan (Interaction of history and treatment)
Ketika peneliti mencoba menggeneralisasikan hasil penelitian pada situasi masa
lalu dan masa depan, maka hasilnya tentu saja akan berbeda.
Campbell dan Stanley (dalam Emzir, 2012: 79-84) mengidentifikasi

a.

beberapa ancaman utama terhadap validitas eksternal, yaitu:


Interaksi pra-tes perlakuan. Interaksi pra-tes perlakuan muncul bila respon
subyek atau bereaksi secara berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti

b.

pra-tes.
Interaksi seleksi perlakuan. Interaksi seleksi perlakuan sama dengan masalah
seleksi subyek berbeda yang diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal dan

c.

juga muncul bila subyek tidak dipilih secara acak untuk perlakuan.
Spesifisitas variabel. Spesifisitas variabel mengacu pada fakta bahwa suatu
studi yang diberikan dilakukan dengan jenis subyek spesifik, penggunaan
instrumen pengukur spesifik, pada waku yang spesifik, atau kondisi yang

d.

spesifik.
Pengaturan reaktif. Pengaturan reaktif mengacu pada sejumlah faktor yang
diasosiasikan dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta

e.

sikap subyek yang dilibatkan.


Interferensi perlakuan jamak. Interferensi perlakuan jamak dapat muncul bila
subyek yang sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian, ia
mengacu pada efek perlakuan yang menyulitkan untuk menilai keefektifan

f.

perlakuan yang lebih belakang.


Kontaminasi dan bias pelaku eksperimen. Kontaminasi muncul bila keakraban
peneliti dengan subyek mempengaruhi hasil penelitian, peneliti dapat dengan
tidak sengaja memengaruhi perilaku mereka atau menjadi subyektif dalam
penilaian perilaku mereka.

E.

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN


Validitas eksperimen merupakan fungsi langsung dari tingkatan untuk
mana variabel luar dikontrol. Apabila variabel tersebut tidak dikontrol, sulit untuk
dievaluasi efek variabel bebas dan generalisabilitas. Efek variabel bebas
mungkin dicampuri oleh variabel luar demikian yang sulit untuk menentukan
efeknya. Hal ini yang harus dikontrol oleh desain penelitian eksperimen. Desain
penelitian eksperimen yang baik mengontrol banyak sumber ketidakvalidan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol variabel luar agar
1.

tidak berefek pada variabel terikat (Emzir, 2012: 86-91), yaitu:


Pengontrolan variabel luar. Randomisasi merupakan cara tunggal upaya
mengontrol banyak variabel luar pada waktu yang sama. Randomisasi efektif
dalam menciptakan kesamaan, kelompok representatif yang secara esensial

sama pada semua variabel yang relevan.


2.
Pemadanan. Pemadanan adalah suatu teknik untuk penyamaan kelompok
pada satu atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai
berhubungan dengan penampilan pada variabel terikat. Pendekatan yang paling
umum digunakan adalah dengan melibatkan penempatan anggota pasangan
3.

secara random, satu anggota untuk setiap kelompok.


Perbandingan kelompok dan subkelompok homogen. Cara lain untuk
mengontrol variabel luar adalah membandingkan kelompok yang homogen

4.
5.

tentang variabel tersebut.


Penggunaan subyek sebagai pengendalian diri mereka sendiri.
Analisis kovarian. Analisis kovarian adalah suatu metode statistik untuk
penyamaan kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih
variabel kontrol. Analisis kovarian mengatur skor pada suatu variabel terikat
untuk perbedaan awal pada beberapa variabel lain.

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN


Validitas eksperimen merupakan fungsi langsung dari tingkatan untuk
mana variabel luar dikontrol. Apabila variabel tersebut tidak dikontrol, sulit untuk
dievaluasi efek variabel bebas dan generalisabilitas. Efek variabel bebas
mungkin dicampuri oleh variabel luar demikian yang sulit untuk menentukan
efeknya. Hal ini yang harus dikontrol oleh desain penelitian eksperimen. Desain
penelitian eksperimen yang baik mengontrol banyak sumber ketidakvalidan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol variabel luar agar
1.

tidak berefek pada variabel terikat (Emzir, 2012: 86-91), yaitu:


Pengontrolan variabel luar. Randomisasi merupakan cara tunggal upaya
mengontrol banyak variabel luar pada waktu yang sama. Randomisasi efektif
dalam menciptakan kesamaan, kelompok representatif yang secara esensial

2.

sama pada semua variabel yang relevan.


Pemadanan. Pemadanan adalah suatu teknik untuk penyamaan kelompok
pada satu atau lebih variabel yang telah diidentifikasi peneliti sebagai
berhubungan dengan penampilan pada variabel terikat. Pendekatan yang paling

umum digunakan adalah dengan melibatkan penempatan anggota pasangan


3.

secara random, satu anggota untuk setiap kelompok.


Perbandingan kelompok dan subkelompok homogen. Cara lain untuk
mengontrol variabel luar adalah membandingkan kelompok yang homogen

4.
5.

tentang variabel tersebut.


Penggunaan subyek sebagai pengendalian diri mereka sendiri.
Analisis kovarian. Analisis kovarian adalah suatu metode statistik untuk
penyamaan kelompok yang dibentuk secara random pada satu atau lebih
variabel kontrol. Analisis kovarian mengatur skor pada suatu variabel terikat
untuk perbedaan awal pada beberapa variabel lain.

1.
a.
-

Jenis desain penelitian eksperimen menurut Creswell (2012: 307) yaitu:


Desain Antar Grup (Between Group Design)
Eksperimen Sejati (True Experiment)
Pretes dan posttes
Penugasan
Acak
Penugasan

Acak
Hanya posttes
Penugasan
Acak
Penugasan

b.
-

Grup Kontrol

Prete

Tidak

Grup

s
Prete

perlakuan
Perlakuan

es
Postt

Eksperimen

eksperimen

es

Grup Kontrol

Tidak

Grup

perlakuan
Perlakuan

es
Postt

eksperimen

es

Acak
Eksperimen
Eksperimen Semu (Quasi Experiment)
Pretes dan posttes

Tidak

Grup

s
Prete

perlakuan
Perlakuan

s
Postte

eksperimen

Eksperimen

Terpilih
Hanya posttes

Tidak ada perlakuan


Perlakuan

ada

Postt

Prete

Postte

Posttes
Posttes

Terpilih
eksperimen
Desain Faktorial (Factorial Design)
Grup
Grup
Grup
Grup
Grup
Grup

2.
a.

ada

Grup Kontrol Terpilih

Grup Kontrol Terpilih


Grup
Eksperimen
c.

ada

1
2
3
4
5
6

Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat

1
2
3
1
2
3

Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan
Perlakuan

Desain Dalam Grup atau Desain Individual


Seri waktu (Time Series Experiment)

eksperimen
eksperimen
eksperimen
normal
normal
normal

Posttes
Posttes
Posttes
Posttes
Posttes
Posttes

Postt

Terputus (interrupted)
Terpi

Pretes

Pretes

Pretes

Interve

Posttes

Posttes

Posttes

lih

atau

atau

atau

nsi

atau

atau

atau

pese

pengam

pengam

pengam

(perlak

pengam

pengam

pengam

rta

atan

atan

atan

uan)

atan

atan

atan

untu
k
-

grup
Setara (equivalent)
Terpi

Penguku

Interve

Penguku

Interve

Penguku

Interve

Penguku

lih

ran atau

nsi

ran atau

nsi

ran atau

nsi

ran atau

pese

pengam

(perlak

pengam

(perlak

pengam

(perlak

pengam

rta

atan

uan)

atan

uan)

atan

uan)

atan

untu
k
b.

c.

grup
Eksperimen berulang (Repeated Measures Experiment)
Terpilih

Pengukura

Eksperim

Pengukura

Eksperim

Pengukura

peserta

en ke-1

en ke-2

untuk

pengamat

atau

atau

pengamat

pengamat

grup
an
an
Eksperimen subjek tunggal (Single Subject Experiment)
Subjek

tunggal

yang

terpilih

diamati

atau

setiap

an
waktu,

setiap

perkembangan, digambarkan dalam bentuk grafik.


Berikut disajikan tabel dari karakteristik dari setiap jenis desain penelitian
eksperimen menurut Creswell (2012: 307), yaitu:
Tabel. Jenis Penelitian Eksperimen

Perihal

Jenis Desain Eksperimen


Eksperim Eksperim Faktorial

Seri

Eksperi

Subjek

en Sejati

Waktu

men

Tungga

Berulan

en Semu

g
Karakter
Penugasa

Ya

n Acak
Jumlah

grup/indivi

lebih

du

yang

Tidak
atau

2
lebih

atau

Mungkin

Tidak

Tidak

Tidak

1 grup

1 grup

lebih

atau

individu
belajar

dibanding

pada

kan

suatu
atau

atau

atau

atau

atau

waktu
1 atau

Jumlah

intervensi

lebih

lebih

lebih

lebih

lebih

lebih

1 kali

1 kali

1 kali

Setelah

Setelah

Banyak

variabel

banyak

banyak

waktu

terikat

diberika

diberikan

diukur/dia

intervens

mati

interve

nsi
Grup

Kovarian

yang
digunakan
Jumlah

Kontrol
yang
digunakan

Pretes,
Pencocoka

Pretes,
Pencocoka

Pretes,
Pencocoka

n,
Pengeblok

n,
Pengeblok

n,
Pengeblok

Individu

menjadi

al

pengon

menjadi

trolnya
pengont
an,
an,
an,
Kovarian
Kovarian
Kovarian
rolnya
Berikut ini disajikan ancaman terhadap validitas internal menurut Creswell
(2012: 308), yaitu:
Tabel. Ancaman Terhadap Validitas Internal

Perihal

Jenis Desain Eksperimen


Eksperim Eksperim Faktorial

Seri

Eksperi

Subjek

en Sejati

Waktu

men

Tungga

Berulan

en Semu

g
Untuk Peserta
Sejarah
Terkontrol

Kematang
an

Terkontrol

Potensi

Terkontrol,

Mungkin

Mungkin

Potensi

ancaman

jika diacak

jika

jika

ancama

interval

interval

pendek

pendek

tdk

tdk

digunaka

digunaka

Potensi

Terkontrol,

n
Bisa

n
Terkontro

Terkontr

ancaman

diacak

dikontrol

ol

jika pola
terdeteks
i

Regresi

Terkontrol

Potensi

Terkontrol,

Bisa

Terkontro

Terkontr

ancaman

diacak

dikontrol

ol

Terkontro

Terkontr

jika skor
tdk biasa
Seleksi

Terkontrol

Potensi

Terkontrol,

tercatat
Terkontro

Kematian

Terkontrol

ancaman
Potensi

jika diacak
Terkontrol,

l
Bisa

l
Terkontro

ol
Terkontr

ancaman

jika diacak

dikontrol

ol

jika
keluarny
a
Interaksi

Potensi

Terkontrol,

tercatat
Terkontro

Terkontro

Terkontr

ancaman

jika diacak

ol

Potensi

Potensi

Dengan

Potensi

Terkontr

ancaman

ancaman

ancaman

pengukur

ancaman

ol

jika pretes

jika pretes

jika pretes

an ulang

jika

dan

dan

dan

dan

pretes

posttes

posttes

posttes

pengama

dan

digunakan

digunakan

digunakan

tan

posttes

sebelum

digunaka
n
Bisa

Mungki

Terkontrol

Untuk Prosedur
Testing
Potensi

Instrumen

Potensi

Potensi

Potensi

nya
Bisa

ancaman

ancaman

ancaman

dikontrol

dikontrol

jika

jika

jika

jika

jika

ancama

instrumen

instrumen

instrumen

prosedur

prosedur

dan

dan

dan

terpanta

terpanta

banyak

pengamat

pengamat

pengamat

interven

an

an

an

si

berubah

berubah

berubah

digunak
an

Model desain penelitian eksperimen, Campbell dan Stanley (dalam Ary,


2011: 374-404) mengemukan berjumlah 12 model dan terbagi dalam tiga
kelompok besar, yaitu pra-eksperimen (pre-experiment), eksperimen sejati (trueexperiment), dan eksperimen semu (quasi-experiment).

jika

1.
a.

Pra-Eksperimen (pre-experiment)
Desain 1. Prates pascates dengan satu kelompok

b.

Pra tes
Variabel Bebas
Y1
X
Desain 2. Desain statis dengan dua kelompok

2.
a.

Kelompok
Variabel Bebas
Eksperimen
X
Kontrol
Eksperimen Sejati (true-experiment)
Desain 3. Desain yang hanya menggunakan pasca

Pasca tes
Y2
Pasca tes
Y2
Y2
tes dengan subyek diacak

dan dua kelompok

b.

Kelompok
Variabel Bebas
Pasca tes
(R) Eksperimen
X
Y2
(R) Kontrol
Y2
Desain 4. Desain yang hanya menggunakan pasca tes, subyek dipadankan
dan diacak, dua kelompok

c.

Kelompok
Variabel Bebas
Eksperimen
X
(M1) Kontrol
Desain 5. Desain yang menggunakan pra tes

Pasca tes
Y2
Y2
dan pasca tes dengan

kelompok-kelompok yang diacak


Pasca tes
Y2
Y2

d.

Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
(R) Eksperimen
Y1
X
(R) Kontrol
Y1
Desain 6. Desain tiga kelompok solomon

Pasca tes
Y2
Y2
Y2

e.

Kelompok
Pra tes
Variabel Bebas
(R) Eksperimen
Y1
X
(R) Kontrol 1
Y1
(R) Kontrol 2
X
Desain 7. Desain empat kelompok solomon

f.

Kelompok
(R) Eksperimen
(R) Kontrol 1
(R) Kontrol 2
(R) Kontrol 3
Desain 8. Desain faktorial

Pra tes
Y1
Y1
sederhana

Variabel Atribut (X2)


Eksperimen
(M1) Kontrol
3.
a.

Variabel Bebas
X
X
-

Pasca tes
Y2
Y2
Y2
Y2

Variabel Eksperimen (X1)


Perlakuan A
Perlakuan B
Kotak 1
Kotak 3
Kotak 2
Kotak 4

Eksperimen Semu (quasi-experiment)


Desain 9. Desain yang menggunakan pra tes dan pasca tes dengan kelompok
kontrol tidak acak
Kelompok

Pra tes

Variabel Bebas

Pasca tes

b.

Eksperimen
Y1
Kontrol
Y1
Desain 10. Desain berimbang

X
-

Y2
Y2

Perlakuan Eksperimen
X1
X2
Kelompok A
B
Kelompok B
A
Kelompok C
D
Kelompok D
C
Rerata kolom Rerata

Replikasi
1
2
3
4

X3
C
D
A
B
Rerata

X4
D
B
C
A
Rerata

c.

1
kolom 1
kolom 1
Desain 11. Desain rangkaian waktu dengan satu kelompok

d.

Y1
Y2
Y3
Y4
X
Y5
Y6
Desain 12. Desain rangkaian waktu dengan kelompok kontrol
Kelompok
Eksperim
en
Kontrol

kolom 1
Y7

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

Y8

Y8

Berikut disajikan faktor-faktor yang merusak validitas desain eksperimen


menurut Sukardi (2013: 189-190), secara ringkas dapat dilihat seperti tabel
berikut:
Tabel. Faktor yang Merusakkan Validitas Eksperimen
Desain Penelitian
Pra
Eksperimen
Eksperim
Sejati
en

Sumber Validitas

Validitas Internal
1 Sejarah
2 Kematangan
3 Prosedur pretesting
4 Pengukuran
5
6
7
8

instrumen
Statistik regresi
Perbedaan seleksi
Mortalitas
Interaksi
antara
pemilihan

eksperimen

Semu
1

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
?

+
+
+
+

+
+
+
+

?
+
+
-

+
+
+
?

+
+
+
+

+
+
+
+

3 4 5 6

+
?
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

?
+
+
-

+
-

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

dan

kematangan
Validitas Eksternal
1 Interaksi
pemilihan
dan

Eksperimen

variabel

2 Interaksi

pretesting

dengan

+ + -

+ +

variabel

eksperimen
3 Reaksi
prosedur
eksperimen
4 Interferensi

multi

treatment
Keterangan:
+ = menunjukkan adanya kontrol terhadap faktor
-

= menunjukkan tidak adanya kontrol terhadap faktor

? = menunjukkan masih dipertanyakan kontrol terhadap faktor


= (kosong) menunjukkan bahwa faktor yang dimaksud tidak relevan
F.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengevaluasi Penelitian Eksperimen


Wiersma (dalam Emzir, 2012: 93-95) mengemukakan sejumlah kriteria
untuk suatu desain penelitian eksperimen yang baik, yaitu:
Kontrol eksperimen yang memadai,
Kekurangan artifisialitas,
Dasar untuk perbandingan,
Informasi yang memadai dari data,
Data yang tidak terkontaminasi,
Tidak mencampurkan variabel yang relevan,
Keterwakilan,
Kecermatan.
Bausell (1994) dalam Creswell (2012: 325) menjelaskan beberapa kriteria
untuk mengevaluasi penelitian eksperimen, percobaan yang baik memiliki
beberapa kriteria yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Percobaan memiliki intervensi yang kuat


Kelompok perlakuan sedikit jumlahnya
Peserta akan mendapatkan dari intervensi
Peneliti mengambil jumlah peserta per kelompok dengan cara sistematis.
Peneliti menggunakan langkah-langkah dan pengamatan yang valid, dapat
diandalkan, dan sensitif.
Peneliti mengontrol faktor-faktor luar yang mungkin mempengaruhi hasilnya.
Peneliti membahas ancaman terhadap validitas internal dan eksternal.
Hasil pengukuran valid dan reliabel.

DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald, Jacobs, L. C. dan Razavieh, Asghar. 2011. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, John W. 2008. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education Inc.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Fraenkel, Jack R dan Norman E. Wallen. 2006. How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGrow-Hill Inc.
Gall, M.B., Gall, J.P. and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction. New
York: Pearson Education Inc.
McMillan, James H. 2012. Educational Research: Fundamentals for The Consumer. Sixth
Edition. Virginia: Pearson.
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

http://sulistiyaingwarni.blogspot.co.id/2015/03/penelitian-eksperimen.html

KARAKTERISTIK DESAIN PENELITIAN YANG BAIK


Apa yang terdapat dalam desain penelitian yang baik? Ada beberapa
jawabanumum, seperti halnya desain penelitian harus sesuai dengan hipotesis
atau harusdapat dengan mudah mendapatkan sumber-sumber penelitian.
Namun, untuk lebihspesifik, dibahas empat karakteristik yang mempertinggi nilai
desain penelitian.Karakteristik ini tidak terpisah satu sama lain, akan tetapi salng
melengkapi. Kitaingin penelitian tidak hanya menjadi do-able akan tetapi
menghasilkan

sesuatuyang

dapat

di

interpretasikan

dengan

terpercaya.1 . B e b a s d a r i b i a s / k e b e r p i h a k a n Salah satu karakteristik dari


penelitian yang baik adalah memberikan datayang adil, tidak bias/bebas dari
keberpihakan

dalam

membandingkan

antarakelompok.

Artinya

bahwa

perhatiannya ditujukan untuk memastikan bahwabeberapa perbedaan diantara


kelompok-kelompok dapat dihubungkan padav a r i a b l e
diteliti.

Data

d a r i perbandingan

dan

kelompok

statistic
tersebut

tanpa

bebas

yang

diperhitungkan
mengubah

langkah

sistematisnya,mengharapkan karena mungkin akan dipengaruhi oleh variabel


independen.Semua variasi lain berasal dari fluktuasi acak.Perbandingan yang
tidak

adil

dapat

masuk

kedalam

penelitian

dalam

sebuahcara,

yaitu

memasukan tugas bias individu pada perlakuan eksperimen. D a l a m


kimia

contohnya

jika

siswa

ke m a m p u a n

yang

lebih

tinggi

s e m u a ditugaskan ke salah satu metode pengajaran. Tugas acak dari siswa


kepadakelompok-kelompok akan menghilangkan kebiasan dari penempatan
siswaberkemampuan tinggi dalam satu metode. (kemungkinan tugas bias
yangacak ada, tetapi probabilitasnya akan sangat kecil). Perbandingan
yangt i d a k a d i l y a n g l a i n a k a n t e r j a d i ke t i k a p e s e r t a s u k a r e l a w a n
berada
tersisa

d i kelompok eksperimental dan mereka yang tidak sukarela yang


untukd i j a d i k a n

sebagai

kel o m p o k

ko n t ro l .

Ke l o m p o k -

k e l o m p o k i n i p a s t i a k a n berbeda dalam hal motivasi dan juga dalam hal


variabel independen.2 . B e b a s

dari

k e b a u r a n Kebiasan dapat masuk

kedalam data dengan cara lainnya, yaitu melalui k e b a u r a n .


(ataulebih)

variable

l a i n n y a merupakan

bebas

variable

yang

dan/atau

baur

jika

Dua

variable

pengaruhnya

tidak

dapat

dipisahkan.Desain penelitian yang baik menghilangkan kebauran dari variablevariabelatau

meminimalisirnya

hasilnyadapat

ditafsirkan

sehingga

tanpa

efeknya

mengalami

dapat

dipisahkan

kebingungan.

Contoh

dan

dalam

kimia,kebauran dapat terjadi jika tiga guru yang digunakan, masing-masing


hanyamenggunakan satu metode, dan ada banyak perbedaan dalam
efektivitaspengajaran mereka. Kemudaian guru dan metode dapat menjadi
terbaur. Jikasiswa dari salah satu metode mempunyai skor yang lebih tinggi
dalam ujiankimia dibanding yang lainnya dari dua metode lainnya, kita tidak
akan tahuapakah prestasi tertinggi berkaitan dengan metode atau guru.
Pengaruh dari
Dua

atau

lebih

variable

terbaur

jika

pengaruh-pengaruhnya

tidakdapat

dipisahkan guru dan metode tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing guru
hanyamenggunakan

sebuah

metode.3.Mengendalikan

variable-variabel

ekstraWalaupun variable-variabel ekstra bukan merupakan variable-variabel


yangmenjadi

perhatian

tersebutm u n g k i n
terikat.

utama

mempunyai

dalam

sebuah

sebuah

studi

pengaruh

penelitian,
pada

variable
variable

U n t u k mengendalikan variable-variabel seperti itu adalah mampu

untukm e n g i d e n t i fi k a s i ,

menyeimbangkan,

meminimalisir,

atau

m e n g h i l a n g k a n pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh tersebut yaitu pada saat


merekamempengaruhi varians dalam variabel dependen, sehingga kontrol
variabelekstra dicapai melalui kontrol varians, seperti dijelaskan sebelumnya.
Dalamkimia contohnya, , tingkat kemampuan siswa dianggap sebagai
variabele k s t r a ,
dibahas.

dan

berbagai

pendekatan

dalam

ko n t ro l n y a

D e s a i n penelitian yang baik akan mengontrol variable-variabel

seperti ini daripadadengan membaurkan pengaruh-pengaruhnya dengan semua


variable lainnyaatau mengabaikan semua pengarunya.4.Ketepatan statistika
untuk

pengujian

melibatkan

hipotesisAnalisis dalam penelitian kuantitatif biasanya

beberapa

tipeprosedur

statistic,

karena

penelitian

kuantitatif

melibatkan angka-angka danhipotesis yang memerlukan uji statistika. Sangat


penting untuk mempunyaidata yang sesuai dan akurat sehingga hipotesis
dapat diuji denganterpercaya. Di dalam statistika, presisi meningkat selama
varians acak ataueror (kesalahan) menurun. Presisi statistika meningkat dengan
sampel yanglebih besar dan ketika tambahan variable bebas dibangun dalam
desainpenelitian.
variabletambahan
prosedur

Seperti

dikontrol,

statistic

u n t u k setidaknya

yang

kita

bahas

varians

digunakan

beberapa

hipotesis,

didalam contoh

acak

cenderung

untuk
dalam

hal

ketika

berkurang.Ke t i k a

menguji
ini

kimia,

perlu

hipotesis,
menghasilkan

perkiraanvarians dari data acak. Perkiraan yang lebih seksama, analisis


yang lebihpeka akan mempengaruhi variabel bebas. Artinya, analisis
akan lebihcenderung menunjukkan pengaruhnya jika, dalam kenyataannya,
salah satuada. Variable extra penggelembungan estimasi varians acak dan
cenderungmembuat uji statistik tidak peka timbul, dalam perbedaan yang
nyata.Desain penelitian harus menyediakan data untuk menguji hipotesis
peneltian.Kadang-kadang hipotesis yang banyak dan kompleks dilibatkan,
sehinggapeneliti

harus

memeriksa

desainya

secara

hati-hati

dan

mengidentifikasibagian mana dari desain penelitian yang akan menyediakan


untuk mengujihipotesis tersebut.

Freedom from bias


One characteristic of a good research design is that will provide data that allow
fair,u n b i a s e d c o m p a r i s o n s a m o n g g r o u p s . T h i s m e a n s t h a t c a r e
h a s b e e n t a k e n t o ensure that any differences between groups can be
attributed to the independentvariables under study. The data and the statistics
computed from them do not varysystematic way expect as they may be
influenced by the independent variables. Allother variation stems from random
fluctuations.Unfair comparisons can enter the research in a number of

ways, including biasedassignment of the individuals in the chemistry example


if the higher ability studentswere all assigned to one teaching method. Random
assignment of students in onem e t h o d . ( t h e p o s s i b i l i t y o f a w i l d l y
b i a s e d a s s i g n m e n t d o e s e x i s t , b u t i t s probability would be very
small). Another unfair comparisons would occur when p a r t i c i p a n t s
volunteer to be in the experimental group and those who did
n o t volunteer are left to serve as control group. These groups would
surely diff er interms of motivation as well as in terms of the independent
variable.Freedom from confoundingAnother way that bias can enter the data is
through confounding. Two (or more) independent and/or other variables are
confounded variables if their effects cannotbe separated. A good research design
eliminates confounding of variables or keepsit to a minimum so that eff ects
can be separated and results can be interpretedwithout confusion. In
the chemistry examples, confounding would occur if three t e a c h e r a r e
used,

each

using

only

one

method,

and

the re

we re

c o n s i d e r a b l e diff erences in their teaching eff ectiveness. Then teacher


and method would beconfounded. If the students of one method scored
higher on the chemistry exam t h a n t h o s e o f t h e o t h e r t w o m e t h o d s ,
w e w o u l d n o t k n o w w h e t h e r t h e h i g h e r performance was due to the
method or to the teacher. The eff ects of teacher and method cannot be
separated, because each teacher uses only a single method. Two or more
variables are confounded if their effects cannot be separated.
Ketepatan statistik untuk pengujian hipotesisAnalisa dalam penelitian kuantitatif
biasanya

melibatkan

beberapa

tipe

prosedurstatistik,

karena

penelitian

kuantitatif melibatkan angka-angka dan hipotesis yangmemerlukan uji statistik.


Sangat penting untuk memiliki data yang sesuai dankurang akurat sehingga
hipotesis dapat diuji dengan percaya diri. Dalam pengertianstatistik, presisi
meningkat sebagai varians kesalahan acak atau berkurang.

Statistik presisi meningkat dengan sampel yang lebih besar dan ketika
variabelindependen tambahan dibangun dalam desain penelitian. Seperti yang
kitadiskusikan dalam kimia contoh, ketika variabel tambahan dikuasai, varians
acakcenderung berkurang.Bila prosedur statistik digunakan untuk menguji
hipotesis, untuk setidaknyabeberapa hipotesis, maka perlu untuk mendapatkan
perkiraan varians dari dataacak. Yang lebih tepat perkiraan ini, yang lebih

sensitif akan analisis terhadap efekdari variabel independen. Artinya, analisis


akan lebih cenderung menunjukkan efek jika, dalam kenyataannya, satu ada.
Variabel extraneous penggelembunganestimasi varians acak dan cenderung
membuat uji statistik tidak peka terhadapyang ada, perbedaan nyata.Desain
penelitian harus menyediakan data untuk menguji semua hipotesispenelitian.
Kadang-kadang banyak dan kompleks hipotesis yang terlibat, sehinggapeneliti
harus memeriksa desain yang hati-hati dan mengidentifikasi bagian daridesain
akan menyediakan untuk menguji hipotesis tersebut.Kebebasan dari biasSalah
satu

ciri

khas

dari

desain

penelitian

yang

baik

adalah

yang

akan

memberikandata yang memungkinkan adil, tidak memihak, perbandingan di


antara kelompok.Ini berarti bahwa perawatan telah diambil untuk memastikan
bahwa setiap perbedaan antara kelompok-kelompok dapat dikaitkan dengan
variabel independenyang diteliti. Data dan statistik dihitung dari mereka tidak
berubah cara sistematismengharapkan karena mungkin akan dipengaruhi oleh
variabel independen. Semuavariasi lain berasal dari fluktuasi acak.Perbandingan
yang tidak adil dapat memasukkan penelitian dalam berbagai cara,termasuk
tugas bias dari individu-individu dalam kimia contoh, jika siswakemampuan yang
lebih tinggi semua ditugaskan ke salah satu metode pengajaran.Acak tugas
siswa dalam satu metode. (kemungkinan "bias liar tugas" memang ada,namun
kemungkinan akan sangat kecil). Perbandingan yang tidak adil yang lainakan
terjadi ketika peserta sukarelawan untuk berada di kelompok eksperimentaldan
mereka

yang

tidak

sukarela

yang

tersisa

untuk

melayani

sebagai

kelompokkontrol. Kelompok-kelompok ini pasti akan berbeda dalam hal motivasi


dan jugadalam hal variabel independen.Kebebasan dari pembaurCara lain yang
bias dapat memasukkan data adalah melalui membingungkan. Dua(atau lebih)
mandiri dan / atau variabel lainnya variabel bingung jika efek merekatidak dapat
dipisahkan. Rancangan penelitian yang baik menghilangkan variabelperancu
atau menyimpannya ke minimum sehingga efek dapat dipisahkan dan hasildapat
ditafsirkan

tanpa

kebingungan.

Dalam

contoh

kimia,

membingungkan

akanterjadi jika tiga guru yang digunakan, masing-masing hanya menggunakan


satumetode, dan ada banyak perbedaan dalam efektivitas pengajaran mereka.
Laluguru dan metode akan menjadi bingung. Jika siswa dari satu metode skor
lebihtinggi pada ujian kimia daripada dua metode lain, kita tidak akan tahu
apakahkinerja yang lebih tinggi adalah karena metode atau kepada guru.
Dampak dariguru dan metode tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing
guru hanyamenggunakan metode tunggal.Dua atau lebih variabel yang bingung

jika efek mereka tidak dapat dipisahkan.Mengendalikan variabel ekstraMeskipun


variabel asing bukan kepentingan variabel utama dalam penelitian,mereka
mungkin memiliki efek pada variabel dependen. Untuk mengontrol variabelvariabel

tersebut

adalah

untuk

dapat

mengidentifikasi,

keseimbangan,

mengurangi,atau menghilangkan efek mereka. Efek yang dinyatakan saat


merekamempengaruhi varians dalam variabel dependen, sehingga kontrol
variabel ekstradicapai melalui kontrol varians, seperti dijelaskan baik. Dalam
kimia contoh, tingkatkemampuan siswa dianggap sebagai variabel asing, dan
berbagai pendekatanuntuk kontrol juga dibahas. Rancangan penelitian yang baik
variabel kontroltersebut, daripada mengacaukan efek mereka dengan orang lain
atau mengabaikanvariabel efek mereka sama sekali.Ketepatan statistik untuk
pengujian hipotesisAnalisa dalam penelitian kuantitatif biasanya melibatkan
beberapa tipe prosedur

statistik, karena penelitian kuantitatif melibatkan angka-angka dan hipotesis


yangmemerlukan uji statistik. Sangat penting untuk memiliki data yang sesuai
dankurang akurat sehingga hipotesis dapat diuji dengan percaya diri. Dalam
pengertianstatistik, presisi meningkat sebagai varians kesalahan acak atau
berkurang.Statistik presisi meningkat dengan sampel yang lebih besar dan ketika
variabelindependen tambahan dibangun dalam desain penelitian. Seperti yang
kitadiskusikan dalam kimia contoh, ketika variabel tambahan dikuasai, varians
acakcenderung berkurang.Bila prosedur statistik digunakan untuk menguji
hipotesis, untuk setidaknyabeberapa hipotesis, maka perlu untuk mendapatkan
perkiraan varians dari dataacak. Yang lebih tepat perkiraan ini, yang lebih
sensitif akan analisis terhadap efekdari variabel independen. Artinya, analisis
akan lebih cenderung menunjukkan efek jika, dalam kenyataannya, satu ada.
Variabel extraneous penggelembunganestimasi varians acak dan cenderung
membuat uji statistik tidak peka terhadapyang ada, perbedaan nyata.Desain
penelitian harus menyediakan data untuk menguji semua hipotesispenelitian.
Kadang-kadang banyak dan kompleks hipotesis yang terlibat, sehinggapeneliti
harus memeriksa desain yang hati-hati dan mengidentifikasi bagian daridesain
akan menyediakan untuk menguji hipotesis tersebut.
ANU DIANUsing

procedures

for

control

in

combination.

The

four

procedures for enhancingcontrol can be used singly or in combination.


One procedure might be used for controlling one variable and another
procedure for a second variable. Extending thechemistry example somewhat will

illustrate this point.Research design in quantitative research is used to control or


explain variance. Thisis done by using certain research conditions such as
random assignment to groups,including additional variable as independent
variables, and reducing variables to constants.Instead of using only 90
student, a large high school in which there are at least 180chemistry students
will be used. Teaching method, with the same level, is still theindependent
variable

of

primary

interest.

Two

teacher

(T1

and

T2)

will

be

used,because there will be six chemistry classes. It is known that the students
come fromv a r i o u s s c i e n c e a n d m a t h e m a t i c s b a c k g r o u n d s i n t h e
e l e m e n t a r y s c h o o l s t h e y attended and in courses they have taken
thus far in high school. (for examples, some students may have taken
Algebra II, other not). Scores on an IQ test given toall students when they were in
eighth grade are available. There are two other highschool in this district, but
there is considerable difference in the composition of thestudent bodies (for
examples, socioeconomic background) among the high schools. The four
variables (in addition to the independent variables) and their methods of control
are as follows :Menggunakan prosedur untuk kontrol dalam kombinasi. Empat prosedur
untukmeningkatkan

kontrol

dapat

digunakan

sendiri-sendiri

atau

dalam

kombinasi. Satuprosedur dapat digunakan untuk mengendalikan satu variabel dan


prosedur lainuntuk

kedua

variabel.

Memperluas

contoh

kimia

agak

akan

menggambarkan hal ini.Rancangan penelitian dalam penelitian kuantitatif


digunakan untuk mengendalikanatau menjelaskan varians. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan kondisi penelitian tertentu seperti penugasan acak
kelompok, termasuk tambahanindependen variabel sebagai variabel, dan
mengurangi variabel untuk konstanta.Alih-alih menggunakan hanya 90 siswa,
sebuah sekolah tinggi besar di manaterdapat setidaknya 180 siswa kimia akan
digunakan. Metode pengajaran, dengantingkat yang sama, masih merupakan
variabel independen bunga primer. Dua guru(T1 dan T2) akan digunakan, karena
akan ada enam kelas kimia. Diketahui bahwapara siswa datang dari berbagai
latar belakang ilmu pengetahuan dan matematikadi sekolah dasar mereka
menghadiri dan dalam kursus-kursus yang telah merekalakukan sejauh ini di
sekolah menengah. (untuk contoh, beberapa siswa mungkintelah diambil Aljabar
II, tidak lain). Skor tes IQ yang diberikan kepada semua siswaketika mereka
berada di kelas delapan yang tersedia. Ada dua sekolah tinggi lain dikabupaten
ini, tetapi terdapat banyak perbedaan dalam komposisi tubuh siswa(untuk
contoh,

latar

belakang

sosial

ekonomi)

antara

sekolah-sekolah

tinggi.

Anda mungkin juga menyukai