Anda di halaman 1dari 7

RUNTUHNYA KERAJAAN GRANADA,

KERAJAAN ISLAM TERAKHIR DI


SPANYOL
ADMIN JANUARY 6, 2014

17 18 33.6K 12

Pada tahun 711, umat Islam mulai memasuki semenanjung Iberia. Dengan misi
mengakhiri kekuasaan tiran, Raja Roderick. Umat Islam di bawak kepemimpinan Thariq
bin Ziyad menyeberangi lautan yang memisahkan Maroko dan daratan Spanyol. Tujuh
tahun kemudian, sebagian besar wilayah semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal
sekarang) berhasil diduduki oleh umat Islam. Dan kekuasaan tersebut berlanjut selama
lebih dari 700 tahun.
Pada tahun 900-an M, Islam mencapai puncak kejayaannya di tanah Andalusia. Lebih
dari 5 juta muslim tinggal di daerah tersebut, dengan prosentase mencapai 80%
penduduk. Kerajaan yang kuat kala itu, Dinasti Umayah II menjadi penguasa tunggal di
daerah tersebut dan menjadi kerajaan yang paling maju dan palign stabil kondisi
sosialnya di daratan Eropa. Namun, masa keemasan sosial dan politik ini tidaklah abadi.
Pada tahun 1000-an M, kerjaan ini runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa
negara kecil yang disebut tha-ifah.

Thaifah-thaifah muslim ini adalah wilayah yang memiliki otonomi masing-masing


sehingga sangat rentan diserang oleh kerajaan-kerajaan Kristen Eropa yang berada di
wilayah Utara. Sepanjang dua ratus tahun berjalan, satu per satu thaifah berhasil
ditaklukkan oleh kerajaan-kerajaan Kristen Eropa (Reconquista). Dan akhirnya pada
tahun 1240-an M, hanya tersisa satu kerajaan Islam saja di benua biru tersebut, di
ujung Selatan tanah Andalusia, itulah Kerajaan Granada.
Tulisan yang singkat ini akan memaparkan bagaimana kerajaan Islam terakhir di Eropa
ini runtuh.
Emirat Granada
Selama terjadinya reconquista, kerajaan Islam satu per satu jatuh ke wilayah
kekuasaan kerajaan Kristen yang melakukan penyerangan dari Utara. Dimulai dari
tahun 1000-an hingga 1200-an, kota-kota utama semisal Cordoba, Sevilla, Toledo
bergiliran dikuasai. Gerakan al-Murabitun dan Muwahidun (yang kemudian menjadi
sebuah daulah pen.) di Afrika Utara, turut memiliki andil membantu Kristen Eropa,
meskipun perpecahan umat Islam adalah faktor utama yang menyebabkan keruntuhan
Islam di Eropa.

Pegunungan
Sierra Nevada yang menjadi benteng alami Kerajaan Granada
Pada era tersebut, tahun 1200-an, Granada sempat berhasil menghindarkan diri dari
penaklukkan kerajaan-kerajaan Eropa. Setelah jatuhnya Kota Cordoba, Granada
menyepakati perjanjian dengan Kerajaan Castile, salah satu kerajaan Kristen yang
terkuat di Eropa. Perjanjian tersebut berisikan kesediaan dan ketundukan Granada
dengan membayar upeti berupa emas kepada Kerajaan Castile setiap tahunnya. Timbal

baliknya, Castile menjamin independensi Granada dalam urusan dalam negeri mereka
dan lepas dari ancaman invasi Castile.
Selain membayar upeti, faktor lain yang membantu Granada terhindar dari penklukkaan
adalah letak geografisnya. Kerajaan ini terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada yang
menjadi benteng alami melindungi kerajaan dari invasi pihak-pihak luar.
Peperangan Kerajaan Granada
Selama lebih dari 250 tahun, Granada tetap tunduk kepada Castile dengan membayar
upeti. Namun dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Kristen yang tidak bersahabat tetap
saja membuat Granada dalam keadaan terancam. Mereka tidak pernah aman dari
ancaman penaklukkan.

Peninggalan-peninggalan Islam di Spanyol


Suratan takdir tentang keruntuhan Granada pun dimulai, ketika Raja Ferdinand dari
Aragon menikah dengan Putri Isabella dari Castile. Pernikahan ini menyatukan dua
kerajaan terkuat di semenanjung Iberia yang merajut cita-cita yang satu, menaklukkan
Granada dan menghapus jejak-jejak Islam di benua biru.
Tahun 1482 pertempuran antara Kerajaan Kristen Spanyol dan emirat Granada pun
dimulai. Meskipun secara jumlah dan kekuatan materi Granada kalah jauh, namun
semangat juang masyarakat muslim Granada sangatlah besar, mereka berperang
dengan penuh keberanian. Sejarawan Spanyol mengatakan, Orang-orang muslim
mencurahkan seluruh jiwa raga mereka dalam peperangan, mereka layaknya seseorang
pemberani dengan tekad yang kuat mempertahankan diri mereka, istri, dan anak-anak

mereka. Demikian juga masyarakat sipil Granada, mereka turut serta dalam
peperangan dengan gagah berani, mempertahankan tanah air mereka dan
mempertahankan eksistensi Islam di tanah Eropa.
Saat itu, orang-orang Kristen bersatu padu, tidak lagi berpecah belah sebagaimana
keadaan mereka di masa lalu. Beda halnya dengan Granada yang malah menghadapi
pergolakan politik. Para pemimpin muslim dan para gubernur cenderung saling sikut,
memiliki ambisi yang berbeda-beda, dan berusaha saling melengserkan satu sama lain.
Di antara mereka ada yang berperan sebagai mata-mata Kristen dengan iming-iming
imbalan kekayaan, tanah, dan kekuasaan. Lebih parah dari itu, pada tahun 1483,
Sultan Muhammad, anak dari Sultan Granada, mengadakan pemberontakan terhadap
ayahnya sehingga memicu terjadinya perang sipil.
Raja Ferdinand benar-benar memanfaatkan situasi ini untuk membuat Granada kian
lemah, ia mendukung pemberontakan Sultan Muhammad melawan ayah dan anggota
keluarganya. Pasukan-pasukan Kristen dikerahkan oleh Ferdinand turut berperang
bersama Sultan Muhammad menghadapi anggota keluarganya. Akhirnya Sultan
Muhammad berhasil menaklukkan anggota kerajaan dan menguasai Granada. Namun
kekuasaannya ini hanya terbatas di wilayah Kota Granada saja, karena pasukan Kristen
menekan dan mengambil wilayah-wilayah pedesaannya.
Akhir dari Granada
Tidak lama setelah menguasai Granada, Sultan Muhammad mendapat surat dari Raja
Ferdinand untuk menyerahkan Granada ke wilayah kekuasaannya. Sang sultan pun
terkejut dengan permintaan Raja Ferdinand, karena ia menyangka Raja Ferdinand akan
memberikan wilayah Granada kepadanya dan membiarkannya menjadi raja di wilayah
tersebut.
Akhirnya Sultan Muhammad sadar bahwa ia hanya dimanfaatkan sebagai pion oleh
Ferdinand untuk melemahkan dan mempermudah jalan pasukan Kristen menaklukkan
Granada. Muhammad berusaha untuk menggalang kekuatan dengan bersekutu
bersama prajurit Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah untuk memerangi kekuatan
Kristen Eropa. Namun bantuan yang diharapkan Muhammad tidaklah sesuai dengan
harapannya. Turki Utsmani hanya mengirimkan sekelompok kecil angkatan laut yang
tidak berpengaruh banyak terhadap kekuatan Kristen Eropa.

Pada tahun 1491, Granada dikepung oleh pasukan-pasukan Raja Ferdinand dan Ratu
Isabella. Dari menara istananya, Muhammad melihat pasukan Kristen dalam jumlah
yang besar telah mengepung dan bersiap menyerang Granada. Muhammad pun dipaksa
untuk menandatangani surat penyerahan Granada kepada pasukan sekutu Kristen.
Peristiwa ini terjadi pada November 1491.

Pada tanggal 2 Januari 1492, pasukan Kristen memasuki Kota Granada. Pasukanpasukan ini memasuki istana Alhambra, mereka memasang bendera-bendera dan
simbol-simbol kerajaan Kristen Eropa di dinding-dinding istana sebagai tanda
kemenangan, dan di menara tertinggi istana Alhambra mereka pancangkan bendera
salib agar rakyat Granada mengetahui siapa penguasa mereka sekarang. Keadaan saat
itu benar-benar mencekam, rakyat muslim Granada tidak berani keluar dari rumahrumah mereka dan jalanan pun lengang dari hiruk pikuk manusia.
Setelah itu, Sultan Muhammad diasingkan. Beberapa saat perjalanan, di puncak
gunung, ia menoleh kepada bekas wilayahnya sambil menitikkan air mata. Ibunya yang
melihat keadaan itu tidak simpatik kepada putranya, bahkan ia memarahinya dengan
mengatakan, Jangan engkau menangis seperti perempuan, karena engkau tidak
mampu mempertahankan Granada layaknya seorang laki-laki.
Orang-orang Kristen menjanjikan toleransi dan kedamaian terhadap masyarakat Islam
Granada, walaupun kemudian perjanjian itu mereka batalkan sendiri. Ribuan umat

Islam terbunuh dan yang lainnya mengungsi menyeberang lautan menuju wilayah
Afrika Utara.
Itulah akhir dari peradaban Islam di Spanyol yang telah berlangsung lebih dari tujuh
abad lamanya. Cahaya Islam menghilang dari daratan tersebut dengan terusir dan
tewasnya umat Islam di sana, kemudian diganti dengan pendatang-pendatang Kristen
yang menempati wilayah tersebut.
Sumber: lostislamichistory.com

Read more https://kisahmuslim.com/4075-runtuhnya-kerajaan-granada-kerajaanislam-terakhir-di-spanyol.html

Anda mungkin juga menyukai