Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu proses fisiologis. Untuk itu perlu dilakukan suatu
pemeriksaan untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan. Kehamilan dikatakan
fisiologis apabila selama kehamilan tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun
kesakitan pada ibu dan janin yang dikandungnya.
Perkembangan dunia internasional sangat ditujukan dalam pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM serta angka kesakitan dan angka kematian
pada wanita hamil dan bersalin harus dimulai sejak dini. Oleh karena itu kehamilan
yang sehat sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan dikemudian hari.
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan harapan kita untuk dapat melakukan
perhatian tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator yang
dapat digunakan untuk menilai pencapaian hasil.
Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya
berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3
trimester yang masing-masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 2 selama
15 minggu (minggu ke- 13 sampai minggu ke-27).

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian ibu hamil pada trimester II?
1.2.2 Bagaimana pengkajian pada ibu hamil trimester II?
1.2.3 Bagaimana diagnosa pada ibu hamil trimester II?
1.2.4 Bagaimana perencanaan pada ibu hamil trimester II?
1.2.5 Bagaimana implematasi pada ibu hamil trimester II?
1.2.6 Bagaimana evaluasi pada ibu hamil trimester II?

1.3

Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui ibu hamil pada trimester II
1.3.2 Untuk mengetahui pengkajian pada ibu hamil trimester II
1.3.3 Untuk mengetahui diagnosa pada ibu hamil trimester II
1.3.4 Untuk mengetahui perencanaan pada ibu hamil trimester II
1.3.5 Untuk mengetahui implematasi pada ibu hamil trimester II
1.3.6 Untuk mengetahui evaluasi pada ibu hamil trimester II

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kehamilan Trimester ke II


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi, kehamilan normal
biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi
3 trimester yang masing-masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 2
selama 15 minggu (minggu ke- 13 sampai minggu ke-27).
Kehamilan trimester ke II adalah kehamilan dengan usia 12-28 minggu (Sarwono
Prawirohardjo, 2008). Pendapat lain menyebutkan bahwa kehamilan trimester II adalah
kehamilan dengan usia kehamilan 14-28 minggu ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal
253 ).
Kehamilan trimester II adalah kehamilan dengan usia kehamilan 12-28 minggu
(dr. Rustam Mochtar, 1998). Pada trimester ke II ini kehamilan biasanya sudah jelas,
wanita dengan keluarganya sudah mengatur kehamilan dan kunjungan pertama/kedua
sudah lengkap. Pada trimester ke II, perut ibu sudah kelihatan membesar. Trimester ini
dianggap sebagai masa kehamilan yang terbaik sebab ibu akan merasa lebih nyaman.
Perut belum terlalu besar sehingga ibu masih dapat melakukan aktifitas keseharian,
dimana rasa mual, lemas dan keluhan lainnya pada trimester pertama akan hilang,
bahkan ibu merasa lebih energik.
Pada trimester ini terjadi quikening. Ketika ibu merasakan gerakan bayinya
pertama kali. Pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk
baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologis yang kuat.
2.2 Pengkajian
1. Anamese
Data ini bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien
dengan petugas kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas kesehatan
dengan orang lain yang mengetahui keadaan/kondisi klien (alo anamnesa).
Anamnesa dapat dilakukan pada pertama kali klien datang (secara lengkap) dan
2

anamnesa selanjutnya/ulang untuk hal yang diperlukan saja setelah melakukan


review data yang lalu.
Hal hal yang perlu dikaji dalam dat subjektif, meliputi :
a. Biodata
1) Nama klien, Dimaksudkan agar lebih mengenal klien sehingga tercipta
hubungan interpersonal yang baik, sehingga bidan lebih mudah dalam
memberikan asuhannya karena klien lebih kooperatif.
2) Umur, Untuk mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia produktif
atau usia beresiko tinggi untuk hamil, karena umur yang < 20 tahun atau >
35 tahun beresiko tinggi bila hamil.
3) Pendidikan, Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat
intelegensi klien, sehingga bisa menyesuaikan cara pemberian konseling,
Informasi dan Edukasi (KIE) dengan kemampuan daya tangkap klien.
4) Pekerjaan, Dimaksudkan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien
yang tentunya berpengaruh dengan kemampuan klien dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisinya.Hal ini juga dapat membantu bidan dalam pemberian
KIE tentang nutrisi ibu hamil.Selain itu juga untuk mengetahui apakah
pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan atau tidak.
5) Suku atau Bangsa, Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari
hari.
6) Agama atau Kepercayaan, Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui agama
atau kepercayaan yang dianut klien, sehingga bidan secara tidak langsung
dapat menyesuaikan pemberian KIE yang sesuai dengan ajaran-ajaran
maupun norma-norma agama atau kepercayaan yang dianut.
7) Alamat, Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila
diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut,
bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkunganya.
Dengan tujuan untuk mempermudah menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan saat kunjungan
rumah.
8) Penanggung jawab, Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab
terhadap klien, sehingga bila sewaktu waktu dibutuhkan bantuannya
dapat segera ditemui.
b. Keluhan Pasien
Perlu dikaji untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam
kehamilannya ini, terutama keluhan saat pengkajian dilakukan dan alasan ibu
datang untuk melakukan pemeriksaan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu
3

hamil kembar berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas


untuk masing-masing ibu. Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah
tanda dan gejala yang mengarah pada bahaya maupun ketidaknormalan
(patologis).
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Untuk mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang berbahaya
bagi kehamilannya. Selain itu untuk mengetahui apakah ibu pernah
menjalani operasi yang berhubungan dengan organ reproduksinya atau
tidak, karena akan berpengaruh pada kehamilanya
2) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar dalam
keadaan sehat, tidak menderita suatu penyakit kronis seperti ashma,
jantung, TBC, hipertensi, ginjal, DM dan lainnya, karena apabila ada
gangguan kesehatan pada saat ibu hamil akan secara tidak langsung
berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada diri ibu sendiri maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Hal penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular dalam
keluarga ibu maupun suami (seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang
dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila
ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga ibu maupun suami seperti
jantung, DM, ashma, hipertensi, dan lainnya, karena dapat menurunkan
kepada anggota keluarga yang lain dan dapat membahayakan apabila
penyakit penyakit tersebut terjadi pada ibu yang sedang hamil.

d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Beberapa hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid meliputi umur
menarche, siklus haid (teratur atau tidak), lama haid, dysmenorrhea (ya atau
tidak) dan HPHT (Haid Pertama Haid Terakhir). Dengan diketahuinya
HPHT maka bidan dapat menentukan HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia
kehamilan sehingga keadaan kehamilannya dapat dipantau, terutama untuk
memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan frekuensi

gerak anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam penegakkan


diagnose kehamilan, selain melalui palpasi dan USG.
2) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
a) Riwayat Kehamilan, Dikaji mempunyai anak berapa? Ada masalah atau
tidak dengan kehamilan yang lalu?
b) Riwayat Persalinan, Spontan / buatan ? aterm/premature? Kapan
persalinan? Lahir dimana? Ada masalah saat persalinan?
c) Riwayat Nifas, Adakah masalah pada masa nifas ? ada tidaknya infeksi?
Ada tidaknya pendarahan?
d) Anak, Jenis kelamin? BB? Hidup/mati ? kalau meninggal kenapa?
Keadaannya? Adakah kecacatan? Pemberian ASI? . Hal ini perlu dikaji
untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk
atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu,
sehingga bila memang ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka
dapat dipersiapkan tindakan-tindakan untuk pencegahan.
e) Riwayat Kehamilan Sekarang, Hal-hal yang perlu dikaji di dalamnya
antara lain :
Berapa kali ibu sudah melakukan ANC?
Di mana ibu memperoleh ANC?
Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan berapa kali

mendapatkannya?
Apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalsium dan vitamin

yang ibu peroleh setiap kali control?


Apakah ada keluhan atau komplikasi selama ibu hamil?
Apakah ibu mempunyai kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi obatobatan, merokok, minum jamu dan alcohol dan sebagainya,
sehingga bidan dapat memantau perkembangan kehamilannya. Pada
kehamilan, pemeriksaan ANC harus lebih sering guna untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung.


f) Riwayat Perkawinan
Sudah berapa lama klien menikah?
Sudah berapa kali klien menikah?
Berapa umur klien dan suami pada saat menikah?
Sehingga dapat diketahui apakah klien masuk dalam infertilitas
sekunder atau bukan.Selain itu secara normal juga untuk mengetahui
apakah anak yang dikandungnya sah secara hokum atau anak hasil
hubungan di luar nikah karena dapat berpengaruh terhadap penerimaan
ibu terhadap kehamilannya.
5

g) Riwayat KB, Pernah pakai kontrasepsi? Jenis konstrasepsi? Kapan


dipakai? Dimana? Oleh siapa? Laama pemakaian? Adakah keluhan?
Kapan dilepas? Dimana? Oleh siapa? Alasan berhenti/ganti kontrasepsi?
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum
hamil atau tidak, metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah
berapa lama ibu menjadi akseptor KB serta rencana KB apa yang akan
digunakan ibu (klien) setelah melahirkan.
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari Hari
Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menunjukkan
perilaku hidup sehat dalam kehidupannya sehari hari atau belum. Pola pola
yang dikaji di dalamnya, meliputi :
1) Pola Nutrisi
Dikaji tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu hamil
(klien) sudah makan teratur 3x sehari atau belum, apakah sudah
mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan menu seimbang (nasi, laukpauk, sayur dan buah) atau belum, karena asupan nutrisi juga akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang
dikandungnya. Selain makanan, berapa kali minum dalam sehari juga perlu
dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk mencegah keadaan
kekurangan cairan.
2) Pola Eliminasi
Eliminasi yang dikaji adalah BAB dan BAK. BAB perlu dikaji untuk
mengetahui berapa kali ibu BAB setiap harinya dan bagaimana konsistensi
warna fecesnya, biasanya pada ibu hamil kemungkinan besar terkena
sembelit karena pengaruh dari hormon progesterone dan juga warna dari
fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh tablet Fe yang dikonsumsi
selama hamil.
BAK dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar
atau tidak. Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK
karena adanya penekanan pada kandungan kencing oleh uterus (TM 1) dan
oleh kepala janin (TM II-III).
3) Pola Istirahat
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup dan
tenang setiap harinya atau tidak, karena dapat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatannya apabila tidak mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
4) Pola Personal Hygiene
6

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku hidup


sehat dalam kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan harus
diperhatikan oleh ibu hamil adalah kebersihan alat kelamin (genetalia),
apabila ibu tidak menjaga genetalia akan memudahkan masuknya kuman ke
dalam kandungan.
f. Psikologi dan Sosiospiritual Ibu
Dikaji untuk mengetahui bagaimana penerimaan ibu terhadap
kehamilannya. Dikaji pula apakah pihak keluarga mendukung kehamilan ibu,
bagaiman hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat sekitar, apakah ibu
mempunyai hewan peliharaan, karena hewan peliharaan dapat menyebabkan
penyakit TORCH pada ibu hamil yang dapat mengancam janin yang
dikandungnya.

2. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Dikaji pada saat pertama kali pasien datang. Lihat apakah pasien tampak baik
atau tampak lemah dan pucat.Hal ini penting untuk mengetahui bila ibu
mengalami anemia yang merupakan komplikasi tersering dari kehamilan.
b. Tanda-tanda vital (Vital sign)
Vital sign terpenting yang harus selalu dikaji, yaitu:
1) Tekanan darah
Tekanan darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk mengetahui
bila ibu mengalami preeklamsia terutama selama trimester II dan
III.Waspadai bila tekanan darah sistolik ibu > 140 mmHg dan diastolic > 90
mmHg.
2) Berat badan
Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg 16,5 kg
selama hamil.
c. Status Present
1) Kepala
Inspeksi : Untuk melihat bentuk dan kesimetrisan bentuk kepala dan
ada/tidaknya hiperpigmentasi kulit.
Palpasi : Untuk mengetahui ada/tidaknya benjolan
2) Mata
Inspeksi : Untuk mengetahui mata simetris atau tidak
Palpasi : Untuk mengetahui apakah terjadi anemia atau tidak pada
conjungtiva, sklera ikterik atau tidak.
3) Hidung
Inspeksi : Melihat ada/tidaknya secret, ada atau tidaknya polip
7

Palpasi : Untuk mengetahui ada bentuk yang abnormal atau benjolan.


4) Mulut
Inspeksi : Untuk mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi gigi
apakah terjadi kekeroposan atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi
adanya kekurangan kalsium atau tidak, ada stomatitis atau tidak
5) Leher
Inspeksi : Untuk mengetahui ada atau tidaknya pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi : Untuk mengetahui ada atau tidaknya pembengkakan kelenjar limfe
dan membendungnya vena jugularis.
6) Payudara
Inspeksi : Adanya pembesaran payudara, putting susu menonjol atau
mendelep atau tidak punya putting, ada atau tidaknya keluar ASI
Palpasi : dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit
(oleh karena adanya infeksi).
7) Aksila
Inspeksi : Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan.
Palpasi : Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
8) Abdomen
Inspeksi : Mengukur pembesaran perut sudah sesuai dengan trimester nya
atau tidak, ada/tidaknya hiperpigmentasi kulit/linea/strechmatch
Palpasi : Untuk merasakan dan memantau pergerakan anak, ada atau
tidaknya bekas luka
Auskultasi : Untuk mendengar dan memantau Denyut Jantung Janin. DJJ
normal 120 160 x / menit.
9) Genetalia
Inspeksi : Untuk mengetahui adanya varises pada anus (hemoroid) atau
pada vulva.
10) Ekstremitas
Atas :
Inspeksi : Ada/tidaknya pembengkakan pada jari
Palpasi : Untuk mengetahui pembengkakan pada jari
Bawah :
Inspeksi : Untuk mengetahui ada/tidaknya varises.
Palpasi : Untuk mengetahui adanya pembengkakan pada dorsal pedis
Perkusi : Untuk mengontrol reflex pada patella.
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Leopold I : Dikaji bagian janin apakah yang ada pada fundus uteri, apakah
kepala (bulat keras) atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan kembar
dapat teraba dua bagian besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan
masih dalam Trimester I dan awal Trimester II, leopold I hanya untuk
mengetahui adanya ballottement.

b. Leopold II : Digunakan bila umur kehamilan sudah menginjak usia 6 bulan,


karena bagian-bagian janin sudah mulai dapat dibedakan. Leopold II ini
dilakukan untuk mengetahui dimanakah letak punggung janin yang ditandai
dengan terabanya bagian panjang, keras, dan ada tahanan dan juga untuk
mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang dtandai dengan terabanya
bagian-bagian kecil.
c. Leopold III : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin, yaitu bulat
lunak/bulat keras. Masih bisa digoyangkan atau tidak.
d. Leopold IV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah
masuk PAP atau belum. Apabila posisi tangan difergen berarti bagian bawah
janin sudah masuk PAP dan konvergen apabila bagian bawah janin belum
masuk PAP.
Menentukan umur kehamilan dengan Leopold
Umur kehamilan

TFU

Keterangan

8 mgg

Blm teraba

Sebesar telur bebek

12 mgg

3 jari atas simfisis

Sebesar telur angsa

16 mgg

pusat simfisis

Sebesar kepala bayi

20 mgg

3 jari bawah pusat

24 mgg

Sepusat

28 mgg

3 jr ats pusat

32 mgg

pusat Px

36 mgg

1 jr di bwh Px

Kepala masih berada di atas


pintu panggul.

40 mgg

3 jr bwh Px

Fundus uteri turun kembali,


karena kepala janin masuk
ke rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan

TFU (cm)

12 minggu

16 minggu

20 minggu

20 cm (2cm)
9

22-27 minggu

UK dalam minggu=cm (2cm)

28 minggu

28 cm (2cm)

29-35 minggu

UK dalam minggu=cm (2cm)

36 minggu

36 cm (2cm)

Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur
kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan :
Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi fundus uteri pada kehamilan
pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada
kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah
Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk
ke dalam rongga panggul. (Hanifa Wiknjosastro, 2002)

2.3

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1.

Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan kecemasan ditandai dengan


nafas pendek, dan penurunan ekspirasi/inspirasi

2.

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah


ditandai dengan peningkatan berat badan pada waktu yang cepat

3.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan irama jantung ditandai


dengan aritmia dan takikardia

10

2.4

Perencanaan
Tabel 1. Ketidakefektifan Pola Nafas

11

Tabel 2. Kelebihan Volume Cairan

12

Tabel 3. Penurunan Curah Jantung

2.5 Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi

2.6 Evaluasi
1. Evaluasi Formatif : merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap respon
langsung pada intervensi keperawatan
13

2. Evaluasi Sumatif : merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan analisis


mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.

14

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kehamilan trimester ke II adalah kehamilan dengan usia 12-28 minggu (Sarwono
Prawirohardjo, 2008). Pendapat lain menyebutkan bahwa kehamilan trimester II adalah
kehamilan dengan usia kehamilan 14-28 minggu ( Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, hal
253 ).
Kehamilan trimester II adalah kehamilan dengan usia kehamilan 12-28 minggu
(dr. Rustam Mochtar, 1998). Pada trimester ke II ini kehamilan biasanya sudah jelas,
wanita dengan keluarganya sudah mengatur kehamilan dan kunjungan pertama/kedua
sudah lengkap.
3.2 Saran
Diharapkan pada pembaca dapat memahami dan mengetahui asuhan keperawatan
ibu hamil pada trimester II

15

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Mitayani. (2009).Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika.
Hamilton, Persis. (2005). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hulliana, Mellyna. (2001). PanduanMenjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara
Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

16

Anda mungkin juga menyukai