Disusun oleh
Agnes Afikah
13014071
Afiana Suroto
13014074
Pebriani
13014102
13014112
Abstrak
Platinum Group Metals (PGM) terdiri dari Platinum, Palladium, Rhodium, Iridium,
Osmium, dan Ruthenium.PGM banyak ditemui di Afrika Selatan, Russia, Zimbabwe dan
Amerika Utara. Karena kelimpahannya yang sangat kecil di alam, biaya yang
dibutuhkan untuk memroduksi PGM sangat tinggi, sehingga nilai ekonomis PGMpun
sangat tinggi. Platinum, Palladium dan Rhodium merupakan ketiga logam yang paling
banyak diproduksi karena nilai ekonomisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ketiga logam PGM lainnya. Secara garis besar, aplikasi PGM yaitu sebagai autokatalis
untuk pengontrolan emisi gas kendaraan bermotor. Proses produksi PGM dilakukan
dengan mereduksi ukuran(communition), flotasi, hidrometalurgi atau pirometalurgi, dan
recovery. Namun, pada proses pirometalurgi, PGM yang terbentuk hanya beruopa matte
dan dibutuhkan pemurnian lebih lanjut melalui elektrometalurgi dan hidrometalurgi.
Hasil akhir dari pemrosesan berupa padatan logam murni PGM dengan kemurnian yang
tinggi.
Kata kunci: Platinum Group Metals, Flotasi, hidrometalurgi, pirometalurgi, recovery
A. LATAR BELAKANG
Platinum Group Metals (PGM) terdiri dari enam macam logam berwarna
silver, yaitu platinum, palladium, rodium, ruthenium, iridium dan osmium. PGM
berada bersama di alam bersama dengan nikel dan tembaga. Keenam logam tersebut
diproduksi dari bijih yang sama. PGM termasuk logam yang langka dengan produksi
tiap tahunnya berkisar 400ton. Platinum, palladium dan rhodium memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan keempat logam lainnya. Sehingga,
ruthenium, iridium dan osmimum merupakan produk sampingan dari proses produksi
PGM. Sekitar 58 % produksi PGM dunia berada di Afrika Selatan (Chamber of
Mines of South Africa, 2012). 26% berada di Russia dan sisanya sebagian besar di
Zimbabwe dan Amerika Utara. Sebagian besar proses produksinya merupakan coproduct pertambangan nikel. (International Platinum Group Metals Association)
Amerika
Utara
9%
Zimbabwe
5%
Rusia
26%
Lainnya
2%
Afrika
Selatan
58%
Engelhard Industrial
Bullion Prices , harga logam-logam grup platinum yang ditinjau pada tanggal 15
April 2016 di New York, per tr.Oz-nya (31.1034768 g) adalah sebagai berikut:
Tabel A.1 Harga PGM (USD per tr. Oz)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Logam
Platinum
Palladium
Rhodium
Iridium
Ruthenium
Osmium
densitas
= 21,45 g/cm3
= 1772 C
nomor atom
= 78
massa molekular
= 195,08 g/mol
konduktivitas termal
= 73 watts/m. C
= 14 kg/mm2
B.2. Palladium
Seperti platinum, palladium berbentuk fisik putih dan berkilau. Palladium
memiliki titik leleh dan densitas yang paling rendah dibandingkan dengan
logam-logam group platinum (PGM) lainnya. Namun, titik lelehnya masih jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan logam-logam pada umumnya (4,5 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan timbal). Palladium stabil pada temperatur yang
tinggi dan resistansi korosi yang baik. Palladium juga merupakan katalis
oksidasi yang baik dan bersifat konduktif.
Palladium dapat menyerap hidrogen 900 kali dari volumenya dalam
temperatur ruang. Hal ini menyebabkan palladium merupakan media
penyimpanan dan pemurnian yang efisien dan aman untuk hidrogen. Palladium
juga digunakan dalam proses-proses kimia yang memproduksi butadiena dan
sikloheksana, bahan baku sintesis nilon dan karet. Sifat katalis palladium
menyebabkannya menjadi bagian penting dalam catalytic converters dan unit
purifikasi udara. Stabilitas kimia dan konduktivitas elektriknya membuat
Palladium menjadi plating dalam
densitas
= 12,02 g/cm3
= 1554 C
nomor atom
= 46
massa molekular
= 106,42 g/mol
konduktivitas termal
= 76 W/m.C
= 17 kg/mm2
B.3. Rhodium
Rhodium memiliki warna abu-abu dan dikenal sebagai logam yang sangat
keras dan resistansi korosinya yang sangat tinggi. Rhodium juga memiliki sifat
yang baik sebagai katalis, seperti platinum dan palladium. Rhodium dan
platinum digunakan sebagai katalis pada produksi asam nitrat. Dalam
pengontrolan emisi gas pada kendaraan, katalis yang mengandung rhodium
merupakan hal utama yang dibutuhkan dikarenakan aktivitas dan selektivitasnya
yang sangat baik. Pada saat ini, katalis tiga arah untuk mesin-mesin berbahan
bakar minyak untuk mengkatalis reduksi nitrogen oksida menjadi nitrogen.
Rhodium memiliki titik leleh dan stabilitas temperatur yang tinggi, juga
resistansi korosi yang baik. Hal ini menyebabkan rhodium banyak digunakan
pada proses-proses industrial seperti pada proses produksi fibre glass. Kekuatan
rhodium menyebabkannya menjadi agen alloy yang baik untuk menguatkan
platinum.
Properti rhodium, antara lain:
konduktivitas elektrik
densitas
= 12,41 g/cm3
= 1960 C
nomor atom
= 45
massa molekular
= 102,905 g/mol
konduktivitas termal
= 150 W/m. C
= 71 kg/mm2
B.4. Iridium
Iridium merupakan logam yang paling langka dengan resistansi korosi
paling tinggi dibandingkan dengan kelima logam grup platinum lainnya. Iridium
dalam alam berwarna putih kekuningan. Meskipun rapuh, iridium sangat keras,
empat kali dari platinum. Titik leleh, stabilitas termal dan resistansi korosi yang
tinggi pada iridium menyebabkan logam ini banyak digunakan pada unit-unit
bertempartur tinggi, contohnya dalam proses pembentukan kristal untuk
teknologi laser. Secara biologis, iridium banyak diaplikasikan dalam bidang
operasi medis. Iridium digunakan dalam teknologi medis untuk melawan kanker,
penyakit Parkinson, penyakit hati, bahkan tuli dan kebutaan. Iridium juga
membuat perhiasan semakin kuat. Iridium juga diaplikasikan pada proses
produksi klorida dan sodium hidroksida.
Properti iridium antara lain :
konduktivitas elektrik
densitas
= 22,65 g/cm3
= 2443 C
nomor atom
= 77
massa molekular
= 192,22 g/mol
konduktivitas termal
= 148 W/m. C
= 112 kg/mm2
B.5. Ruthenium
Ruthenium murni adalah metal berwarna putih yang jarang digunakan.
Ruthenium tetap keras dan rapuh meskipun pada temperatur tinggi, sekitar
1500C. Ruthenium berfungsi sebagai penambah pada platinum dan palladium
untuk meningkatkan tingkat kekerasan pada beberapa alloy perhiasan dan untuk
meningkatkan resistansi abrasi dalam permukaan kontak elektrik. Dalam industri
elektronik dan kimia, ruthenium memiliki peran penting karena sifat elektrik dan
elektrokimia, sifat dan aktivitas katalis, resistansi korosi yang baik dan
kestabilannya dalam kondisi operasi yang bervariasi.
Aplikasi utama ruthenium dalam sektor elektronika adalah kegunaannya
dalam resistor. Ruthenium juga digunakan dalam hard disc komputer untuk
meningkatkan densitas dimana data disimpan. Kedepannya, kegunaan ruthenium
dalam alloy untuk turbin pesawat akan membantu mereduksi efek CO2 dalam
lingkungan udara penerbangan. Baru-baru ini, telah dikembangkan prototype
ruthenium dengan titik leleh dan stabilitas termal yang tinggi akan meningkatkan
efesiensi pembakaran bahan bakar pesawat. Dalam beberapa aplikasi, ruthenium
juga dapat digunakan sebagai katalis pada teknologi konversi gas menjadi cair
dalam pembuatan bahan bakar sulphur-free berkualitas tinggi.
Properti ruthenium antara lain:
konduktivitas elektrik
densitas
= 12,45 g/cm3
= 2310 C
nomor atom
= 44
massa molekular
= 101,7 g/mol
konduktivitas termal
= 105 W/m. C
= 165 kg/mm2
B.6. Osmium
Osmium adalah logam yang paling padat dan paling keras dibandingkan
dengan logam-logam grup platinum lainnya. Tingkat kekerasan osmium sepuluh
kali lebih besar dibandingkan dengan platinum. Osmium juga memiliki titik
leleh yang paling tinggi dibandingkan dengan PGM lainnya. Osmium banyak
dijadikan kebentuk alloy dengan logam platinum dan iridium. Osmium banyak
digunakan dalam benda sehari-hari seperti ujung pulpen, stylus dan instrumen
pivot. Seperti PGM lainnya, osmium merupakan katalis oksidasi yang sangat
efisien. Secara khusus, osmium bentuk osmium tetraoksida diaplikasikan dalam
bidang sains forensic untuk menandakan sidik jari dan DNA.
Properti osmium antara lain :
konduktivitas elektrik
densitas
= 22,61 g/cm3
titik leleh
= 3050 C
nomor atom
= 76
massa molekular
= 190,3 g/mol
konduktivitas termal
= 87 W/m. C
Crushing
Crushing merupakan tahap pertama dalam pengecilan ukuran untuk
Platinum group metal setelah diambil dari alam. Terdapat 4 tahapan dalam
proses peremukan ini, yaitu primary, secondary, tertiary, dan quaternary
crushing. Proses keseluruhan peremukan ini menghasilkan ukuran akhir 3,2
mm.
Grinding circuit
Setelah Platinum Group Metals mengalami crushing, hasil dari crushing
ini akan di grinding menggunankan semi-autogeneous grinding (SAG) dan
autogeneous grinding (AG). SAG merupakan alat untuk grinding yang
media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
Sedangkan, AG bila penggerusnya adalah bahan galian sendiri. Hasil dari
grinding ini adalah ukuran bijih menjadi kurang lebih 1 mm.
Fine grinding
Fine grinding bertujuan untuk mengecilkan ukuran bijih hasil dari
grinding circuit menjadi kurang dari 8 m dengan dibantu oleh tower mills,
stirred mills
C.2. Flotatsi
Bijih UG-2 mengandung krom, alumunium dan senyawa-senyawa kompleks
silika. UG2 ore tidak dapat diproses secara langsung jika komposisi krom,
alumunium dan senyawa kompleks silika masih tinggi. Untuk krom, Bijih UG2
hanya dapat diproses jika komposisi krom maksimal sebesar 1,8%. Sedangkan,
komposisi krom dalam dalam bijih UG2 pada umumnya sebesar 3-4%.
Sehingga, proses flotasi dilakukan untuk menghilangkan senyawa kompleks
silika, alumunium dan krom. Separasi bijih ini didasari pada mineralogy UG-2
yaitu terdapat mineral yang kaya akan PGM, bersamaan dengan krom (high
grade) dan fraksi komposisi rendah PGM, kaya akan silica (low grade).
Flotasi dilakukan pada masing-masing aliran, baik aliran high grade,
maupun low grade, yang dihasilkan dari proses primary autogenous milling.
Pada umumnya, sirkuit ini memiliki konfigurasi rougher/cleaner/re-cleaner
konvensional. Flotasi aliran high grade dan low grade secara garis besar sama.
Namun, pada aliran high grade, dilakukan masing-masing dua kali flotasi
baik pada rougher, cleaner, dan re-cleaner. Reagen yang digunakan pada
proses flotasi adalah sodium isobutil xanthate, sodium ditiofosfat, tembaga
sulfat untuk mengaktivasi besi sulfida, poliglikol eter sebagai frother dan
polimer berbasis CMC. Hasil dari flotasi merupakan froth PGM dan base metal
dalam bentuk sulfida, sulfur, Au dan Ag.
D. HIDROMETALURGI
Hidrometalurgi merupakan salah satu cabang tersendiri dari metalurgi. Proses
hidrometalurgi adalah suatu proses yang menggunakan pemakaian suatu zat kimia
yang cair untuk dapat melarutkan suatu partikel tertentu. Reaksi kimia yang dipilih
biasanya yang sangat selektif. Artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan
bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tidak diinginkan. Pelarut
yang digunakan dalam pengolahan hidrometalurgi dapat berupa asam atau senyawa
pengompleks.
Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan antara lain :
1. Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
3. Suhu prosesnya relative lebih rendah.
4. Reagen yang digunakan relative murah dan mudah didapatkan.
5. Produk yang dihasilkan memiliki struktur nanometer dengan kemurnian yang
tinggi.
Untuk mengekstraksi kelompok logam platinum dengan proses hidrometalurgi,
ada beberapa langkah yang dilakukan sebagai berikut.
FLOTATION
CONCENTRATE
PRESSURE
OXIDATION
LEACHING
ROASTING
HCl/Cl2 LEACH
FILTRATION
CEMENTATION
PGM concentrate
D.1. Pressure Oxidation Leaching
Dalam proses ini akan dihasilkan produk slurry yang mengandung base
metal sulphates. Tujuan dari proses ini adalah untuk memisahkan platinum
Group Metal dari base metal sulphates
D.2. Roasting
Roasting merupakan proses yang untuk mereduksi pengotor atau bahan
yang tidak diinginkan. Pada proses ini tujuannya untuk merubah platinum group
metal menjadi bentuk yang dapat larut dalam HCl / Cl2
D.3. HCl / Cl2 leaching.
Leaching adalah proses pelarutan selektif yang hanya logam-logam tertentu
yang dapat larut. Pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan sehingga
bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh. Dan pada proses ini akan
dihasilkan larutan yang masih mengandung platinum group metal. Pada proses
ini, asam yang digunakan cukup pekat. Dan reaksi yang terjadi adalah :
3Pt + 18HCl + 4HNO3
D.4. Sementasi
Sementasi dilakukan dengan penambahan aluminium-powder / zinc powder
(untuk menetralisasi asam yang berlebih). Residu dari proses sementasi
ditreatment dengan cara aluminium tersebut dicuci kembali dengan asam
klorida. Hasil sementasi diperoleh campiuran PGM yang disebut crude
platinum.
E. PIROMETALURGI
E.1. Tipe Bijih yang Dapat Diolah di Afrika Selatan
1. Bijih Merensky Reef
Merensky Reef Ores mengandung sekitar 3% base-metal dalam bentuk
mineral sulfida. Base metal Mineral sulfida tersebut diantaranya pyrrhotite atau
sulfida besi (45%), pentlandite atau sulfida besi-nikel (32%), chalcopyrite atau
sulfida tembaga-besi (16%), and pyrite atau sulfida besi (2 hingga 4%).
Mineral lain yang ada dalam bijih ini dan mengandung logam golongan
Platinum adalah braggite(Pt,Pd,Ni)S, cooperate(PtS), laurite(RuS). Kandungan
logam golongan platina dalam mineral ini yaitu sekitar 4-10 g/t. Sementara
material ikutan(gangue) yang memiliki komposisi terbanyak adalah pyroxene,
plagioclase feldspar,biotite.
2. Bijih UG2
Bijih
ini
mengandung
kandungan
utama
berupa
kromitit(60%),
matte
yang
dihasilkan
mengandung
matte diolah dalam suatu alat converter. Gambar berikut adalah electric arc
furnace yang digunakan pada proses smelting tersebut:
Gambar E.1 Alat electric arc furnace yang digunakan pada proses smelting
3. Proses Converting
Selama proses konversi,udara dialirkan pada lelehan matte. Udara yang
dialirkan tersebut berguna untuk mengoksidasi besi dan sulfur yang
mengontaminasi lelehan matte. Converter yang umum digunakan adalah tipe
Pierce-Smith. Tahapan pertama yang terjadi adalah proses oksidasi sulfida besi
dan tembaga. Berikut adalah reaksi yang terjadi:
FeS + O2 FeO + SO2
CuS + O2 CuO + SO2
S + O2 SO2
Karena besi memiliki afinitas terhadap oksigen lebih besar dibanding
tembaga,maka oksida tembaga akan kembali menjadi bentuk sulfida seperti
semula dengan reaksi sebagai berikut:
CuO + FeS CuS + FeO
Untuk membentuk slag yang lebih ringan maka silica ditambahkan dan akan
bereaksi dengan besi oksida membentuk fayalit sesuai reaksi berikut:
2 FeO + SiO2 Fe2SiO4
Proses oksidasi tersebut bersifat sangat eksotermik sehingga cukup untuk
mempertahankan
konverter
pada
suhu
1250
C.
Agar
suhu
tidak
F.1. Reduksi dan Recovery Platina dan Paladium dengan Pelarutan dalam Aqua
Regi
Logam platina dapat larut dalam pelarut aqua regia pada suhu 900C.
Residu dari hasil distilasi mengandung logam Pt, Pd dan juga Au akan larut
Ekstraksi pelarut untuk logam platina dalam larutan asam klorida menggunakan
pelarut alamine336 membentuk reaksi sebagai berikut:
Dalam proses klorinasi basah platina bereaksi dengan HCl membentuk ion
kompleks PtCl62-. Reaksi yang terjadi antara ion klompleks dengan pelarut
alamine336 adalah:
Sedangkan untuk palladium dalam proses klorinasi basah berekasi dengan HCl
membentuk ion kompleks PdCl42-. Palladium dapat diekstrak dengan
Daftar Pustaka
Bateman. 2004. PGM Industry. Belanda. p. 24-30
Gouldsmith, A.F.S. dan Wilson. B,. 1963. Extraction and Refining of Platinum
Metals, Platinum Metals Rev. p 136-143
International Platinum Group Metals Association. 2013. Autocatalysts and PGMs.
Jerman. p. 3-6
International Platinum Group Metals Association. 2013. The environmental
profile of PGms. Jerman. p. 3-11.
Jones, R.T. 2005. An Overview of Southern African PGM Smelting. Annual
Conference of Metallurgists. p. 147-178
Martin, C.J., Ohrling T., Olsen T., dan Taggart, P. 2003. Addresing Palladium
Flotation Start-up Problems at the New Lac Des lles Concentration. Thunder
Bay, Ontario. SGS Minerals Services
Ndlovu, July. 2004. Overview of PGM Processing. Anglo American Company.
Nel, E. dan Theron, J. 2011. PGM Ore Processing at Impalas UG-2 Concentrator in
Rustenburg, South Africa. Afrika Selatan. Impala Platinum Ltd. p 2-11.
Paijo, Andry. Pengertian Teori Tujuan Kominusi, Operasi Pengecilan Ukuran
Pemahaman Operasi Kominusi, Comminution. (2016). 10-16
S.G. King. 1974. Electric Smelting Furnaces in Southern Africa. Private Consulting
Engineer of South Africa. 135-142