Anda di halaman 1dari 7

Term of Reference

Seminar - Semangat Dakwah


Header
Tempat
Waktu
Durasi
Metode
Pembicara
Peserta

:
:
:
:
:
:

Tujuan
1. Mengenalkan peserta tentang arti dakwah sesungguhnya dalam arti
sempit maupun luas.
2. Memunculkan ghiro/rasa semangat peserta untuk ber dakwah.
Parameter
1. Memahami dakwah dalam arti sempit maupun luas
2. Muncul rasa ingin memperbaiki diri dan ingin mengajak orang lain ke
dalam kebaikan
Indikator
1. Peserta
2. Peserta
3. Peserta
4. Peserta

mampu menjelaskan apa itu dakwah


mengetahui keutamaan dan pentingnya dakwah
mengetahui factor pentingnya dakwah
mampu melakukan dakwah di dalam kehidupan sehari-hari.

Rincian Bahasan
Pengertian Dakwah
Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah
artinya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan bantahan
(argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari
kegelapan jahiliyyah kepada cahaya Islam (kehidupan Islami), mengkafirkan
thoghut dan beriman kepada Allah semata (16:125; 2:256)).

Tujuan dakwah
Tujuan akhir dari dakwah adazlah mengembalikan manusia agar menyembah
Allah semata.
Objek dakwah
Objek dakwah adalah seluruh umat manusia.
Metode dakwah

Metode yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah dengan
menggunakan hikmah dan pelajaran yang baik. Hikmah adalah perkataan
yang tepat, tegas, dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan
yang bathil. Aspek tepat dalam hal ini berkaitan dengan penggunaan kabar
gembira (basyiron) dan kabar peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan
pelajaran yang baik dalam dakwah adalah berdakwah dengan seluruh
kepribadian juru dakwah. Dalam hal ini seorang daI harus memiliki akhlaq
yang kokoh dan harus menjadi suri teladan bagi masyarakatnya.

Target dakwah :

Agar manusia mengingkari thaghut (Illah selain Allah) dan beriman kepada
Allah.

Agar manusia keluar dari kegelapan (jahiliyyah kebodohan terhadap Allah


dan Islam) menuju cahaya Islam.
Keutamaan dakwah
Merupakan perbuatan / perekataan yang terbaik (41:33; 33:45-46).

Merupakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra,
Rasulullah SAW bersabda , Barangsiapa menyuruh kepada petunjuk,
maka ia mendapatkan pahala sepeti pahala orang yang mengikutinya
tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. (HR. Muslim).
Rasulullah SAW pernah bersabda, kepada Ali ra : Demi Allah, jika Allah
memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu, itu lebih baik
daripada uunta merah. (HR. Muttafaqun alaih).

Pentingnya Dakwah
Merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tanpa dakwah manusia
akan rusak dan tanpa aturan. Di lain pihak banyak penyeru / pengajak ke
arah kebathilan yang tidak henti-hentinya juga berdakwah untuk
kebatilan.
Merupakan kebutuhan sosial, yaitu dengan alasan :
Karena manusia membutuhkan orang yang menjelaskan kepada mereka
apa-apa yang diperintahkan oleh Allah (36:6; 17:15).
Karena kondisi kehidupan umat saat ini diwarnai oleh kerusakan
kerusakan moral, dan para pelakunya ingin agar kerusakan-kerusakan
terssebut tersebar di masyarakat (4:89; 9:67).
Kewajiban yang dituntut syari.
Dawah adalah wajib atas setiap muslim (3:104-110; 9:71). Dari Numan
bin Basyir ra, dari Nabi SAW, ia berucap bahwa Nabi SAW bersabda,
Perumpamaan orang yang senantiasa melaksanakan hukum-hukum
Allah dan orang yang terperosok di dalamnya adalah laksana orangorang yang membagi tempat dalam suatu bahtera, di mana ada
sebagian orang yang duduk di atasnya, ada pula yang di bawahnya.

Ketika orang-orang yang ada di bagian bawah memerluka air, tentu


mereka harus melintasi orang-orang yang ada di bagian atas. Kemudian
mereka berkata, Kami akan lubangi saja bagian bawah ini. Jika mereka
(orang-orang yang ada di bagian atas) membiarkan apa yang diinginkan
oleh orang-orang yang ada di bagian bawah, niscaya akan binasalah
semua. Namun bila mereka mencegah perbuatan mereka, maka akan
selamat dan selamatlah semua. (HR. Imam Bukhari dan Tirmidzi)
Dari Abu Sais al-Khudri ra, ia berucap, Kudengar Rasulullah SAW
bersabda, Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, ubahlah
dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya. Jika
tidak mampu pula, maka ubahlah dengan hatinya. Dan yang demikian
itu selemah-lemahnya iman. (HR. Imam Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah).
o Adanya ancaman bagi yang tidak berdakwah. Lihat QS 2:174;
3:187; 16:44.
o Merupakan tugas kita untuk meneruskan misi perjuangan para nabi
dan rasul (42:13).
Dakwah merupakan aktivitas yang mulia dan luhur, tetapi juga
merupakan kewajiban yang berat. Agar dakwah ini berhasil ia membutuhkan
pribadi yang tangguh untuk memikulnya. Untuk itu dibutuhkan factor-faktor
yang dapat mendukung keberhasilan dakwah yaitu :
1. Ikhlas dalam berdakwah
Motivasi utama dalam berdakwah ialah rasa cinta kepada AllahSubhanahu
wa Taala, kepada agamaNya, kepada sesamanya, dan mengharapkan
kebaikan untuk orang yang didakwahi. Keikhlasan dalam berdakwah,
merupakan perkara yang paling penting bagi keberhasilan dakwahnya,
sebagaimana AllahSubhanahu wa Taala kabarkan tentang para nabi
tatkala mereka berkata kepada kaumnya :
Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah
sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan
aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah
diri (kepadaNya). [Yunus:72]
Jika dakwah didasarkan bukan karena ikhlas, tetapi karena riya,
mengharap kedudukan, harta ataupun kepentingan dunia lainnya, maka
tidak dapat disebut sebagai dakwah karena Allah Subhanahu wa Taala,

melainkan seruan untuk dirinya sendiri, kepentingan pribadi atau


maksud-maksud lainnya.

Allah Subhanahu wa Taala telah memberi

peringatan tentang hal ini dalam firmanNya:


Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan
sempurna, dan mereka, di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orangorang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa
yang telah mereka kerjakan. [Hud:15-16]

2. Mempunyai ilmu
Dalam berdakwah seseorang harus memiliki ilmu yang meliputi tiga
perkara :
a) Ilmu agama
Dalam berdakwah, seseorang harus mengetahui syariat Allah Subhanahu
wa Taala dan hukum-hukum yang berkaitan dengannya, sehingga
mampu berdakwah di atas ilmu dan hujjah. Allah telah menjelaskan
dalam firmaNya :


Katakanlah: Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.
Maha

suci

Allah,

dan

aku

tiada

termasuk

orang-orang

yang

musyrik. [Yusuf : 108]


Makna

bashirah

dalam

ini, seseorang akan


didakwahkannya

dari

ayat

mampu
segala

ini

ialah

ilmu.

Yang

mempertahankan
bentuk

syubhat

dengan

ilmu

apa

yang

ataupun

kerancuan,

menegakkan hujjah terhadap para penentangnya, sehingga kebenaran


bisa diterima dengan ijin Allah Subhanahu wa Taala. Orang yang tidak
memiliki ilmu, tidaklah pantas untuk menjadi seorang dai, karena akan
lebih banyak membuat kerusakan dibanding perbaikan. Berapa banyak
kerugian yang disebabkan para dai karbitan, baik pada dirinya, ataupun
pada dakwah itu sendiri. Tanpa memiliki ilmu, maka runtuhlah dai itu
dihadapkan kebatilan yang disebabkan karena kejahilannya atas apa
yang didakwahkannya.
b) Ilmu tentang keadaan orang yang hendak didakwahinya
Dengan

mengetahui

keadaan

orang

yang

hendak

didakwahinya,

sehingga seorang dai sudah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi


medan dakwah di depannya.
c) Seorang dai hendaklah mengetahui ilmu tentang metode
dakwah

3. Beramal Dengan Apa Yang Didakwahkan


Ini merupakan sifat yang wajib dimiliki seorang pendakwah. Dia harus
menjadi

suri

tauladan

bagi

orang

lain

tentang

apa

yang

didakwahkannya, sehingga bukan termasuk orang yang mengajak


kepada kebaikan namun justru dia meninggalkannya; mencegah dari
sesuatu, namun dia sendiri melakukannya. Orang seperti ini termasuk
golongan orang-orang yang merugi. Adapun orang yang beriman,
mereka menyeru kepada kebenaran, beramal dengannya, bersegera
dan bersemangat dalam mengamalkannya dan menjauhi hal-hal yang
dilarang. Allah Subhanahu wa Taala berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang


tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan [AshShaf:2-3]
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan :



Didatangkan seseorang pada hari Kiamat, kemudian dilemparkan ke
dalam nereka hingga ususnya terburai berputar-putar seperti keledai
berputar di sekeliling batu gilingan. Berkumpullah padanya penghuni
neraka dan bertanya kepadanya: Wahai, fulan! Apa yang terjadi
denganmu? Bukankah engkau dahulu yang memerintahkan kami
mengerjakan kebaikan dan mencegah kami dari kemungkaran? Dia
menjawab:

Aku

sedangkan

aku

memerintahkan
tidak

kalian

mengerjakannya.

mengerjakan
Aku

larang

kebaikan,
kalian

dari

kemungkaran, (tetapi) aku sendiri melakukannya. [HR Bukhari, Juz 4,


hlm. 1191]

4. Hikmah
Secara ringkas, makna hikmah adalah tepat dalam ucapan dan sikap,
dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Seorang dai harus
mempunyai kearifan dalam dakwahnya. Yaitu dengan menggunakan
cara yang terbaik sesuai dengan keadaan dan tempatnya, karena
manusia tidak memiliki cara yang sama dalam berfikir, tingkat
pemahaman dan tabiatnya. Demikian juga penerimaan mereka terhadap
kebenaran yang didakwahkan, ada yang langsung menerima tanpa
harus berfikir panjang, ada pula yang perlu berdiskusi terlebih dahulu,

terkadang harus diiringi dengan perdebatan yang cukup panjang.


Maka seorang dai dituntut untuk menggunakan metode yang sesuai
dengan kondisi masing-masing orang, sehingga dakwahnya bisa lebih
diterima masyarakat dan tepat sasaran. AllahSubhanahu wa Taala
berfirman :
Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih
baik [An Nahl:125]
5.

Sabar
Ini merupakan tiang utama penopang keberhasilan dakwah. Seorang
dai pasti akan mendapatkan gangguan dalam dakwahnya, misalnya
apabila

dia

menjelaskan

tentang

haramnya

syirik

kepada

Allah

Subhanahu wa Taala dan menjelaskan berbagai macam kesyrikan yang


terjadi di masyarakat. Orang-orang musrik akan bangkit menghadang
dan menentang dakwahnya. Demikian juga jika menjelaskan tentang
wajibnya berpegang dengan Sunnah dan meninggalkan bidah, maka
ahli bidah akan merintanginya, baik dengan ucapan ataupun tindakan
yang

ditujukan

pada dirinya ataupun pada dakwahnya.

Lihatlah

kesabaran pada diri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, demikian juga


para rasul sebelum Beliau Shallallahu alaihi wa sallam . Mereka sabar
menghadapi pahit getirnya berdakwah dan tantangan yang dihadapi,
sebagaimana dilukiskan Allah Subhanahu wa Taala dalam firmanNya :
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu,
akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan
(yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami
terhadap mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimatkalimat (janji-janji) Allah [Al Anam:34]

Anda mungkin juga menyukai