Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DAKWAH MENURUT JALALUDDIN RAKHMAT. 1.

Konsep Konsep berasal dari bahasa Inggris concept yang berarti pengertian atau ide yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit, juga berarti ide umum, pengertian, pemikiran, rancangan dan rencana dasar. Pengertian lain dari konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang di rumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Konsep yang dimaksud adalah pengertian, gambaran,dan ide dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat 2.dakwah Dalam hal ini dakwah dapat diartikan sebagai seruan, ajakan, dan panggilan.4 Dapat pula diartikan mengajak, menyeru, memanggil dengan lisan ataupun dengan tingkah laku atau perbuatan nyata.5 Atau lebih tegasnya bahwa dakwah adalah proses penyampaian ajaran Islam dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Penyampaian ajaran tersebut dapat berupa perintah untuk melakukan kebaikan dan mencegah dari perbuatan yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya (amr maruf nahy al-munkar). Usaha dakwah hendaknya dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk terbentuknya individu dan keluarga yang bahagia (khayr al-usrah) dan masyarakat atau umat yang terbaik (khayr al-ummah) dengan cara taat menjalankan ajaran Islam yang bisa dilakukan melalui bahasa lisan, tulisan, maupun perbuatan/ keteladanan. 3. Jalaluddin Rakhmat atau lebih akrab disapa dengan panggilan Kang Jalal adalah satu di antara cendikiawan Muslim Indonesia yang memiliki komitmen dengan dunia dakwah. Ia seorang doktor di bidang politik dari Australian National University (ANU), Canberra, namun sehari-hari dikenal oleh masyarakat luas sebagai mubaligh atau ustad dan ahli komunikasi dibanding sebagai ahli politik atau politisi. Ia lebih memilih menjadi seorang penyeru kebaikan ketimbang terjun ke dunia politik. Ini dilakukan karena dakwah sudah menjadi cita-cita dan pilihan hidupnya, mengingat ayahnya juga seorang ajengan atau kiai di kampungnya. Sebagai seorang mubaligh, Jalaluddin Rakhmat bisa disebut sebagai dai plus atau dai yang lengkap, karena ia memiliki kemampuan bahasa yang lengkap, yakni bahasa tulis dan lisan yang sama-sama baik. Ia mampu mengartikulasikan pesan-pesan dakwah melalui lisan di hadapan para audiensnya maupun melalui tulisan-tulisan yang dipublikasikan lewat buku, koran dan majalah. Selain itu Jalaluddin Rakhmat bukan saja memiliki pemahaman ilmu-ilmu keIslaman yang baik seperti al-Quran, hadis, fiqih, dan tarikh, tetapi juga memiliki keahlian dalam ilmu komunikasi, psikologi, sosiologi, dan politik. Ia juga memiliki kemampuan dalam berbahasa Arab, Inggris, Prancis, Persia, Belanda dengan baik, di samping bahasa Sunda, Indonesia, dan Jawa.

Berbekal kemampuan yang dimilikinya itulah yang membuat Jalaluddin Rakhmat dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya mudah dicerna dan diikuti para audien. Selain itu, buku-bukunya pun banyak dibaca dan diminati orang, mulai dari kalangan mahasiswa sampai masyarakat umum

Jadi orang yang paling baik perkataan dan perbuatannya adalah orang yang mengajak manusia kepada Allah membimbing mereka kepadanya, mengajari mereka urusan agama mereka, memberikan pemahaman agama kepada mereka, bersabar dalam menjalankannya, dan mengamalkannya apa yang didakwahkanya. Dalam hadist Rasulullah bersabda : barang siapa yang mengajak manusia kepada hidayah ( pentunjuk) niscanya dia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka itu sedikit pun. Dan siapa yang mengajak manusia kepada kesesatan, maka dia menanggung dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.( HR. Muslim 16/374 no 3674) Di dalam shahihain ( Shahih Bukhari dan Shahis muslim) dari Sahl bin Saad As Saidi dari Nabi Sholollohualaiwassalam, beliau bersabda kapada Ali ketika mengutusnya membebaskan Khaibar, kata beliau : .. maka demi Allah sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada seorang melalui engkau, maka itu lebih baik bagimu daripada seekor onta merah ( HR. Al Bukhari Kitabul Jihad 6/211 no 2942) Dengan demikian jelaslah, bahwa dakwah mempunyai kedudukan yang sangat mulia. Karena dia merupakan tugas para Nabi dan Rasul. Bahkan merupakan tugas paling utama yang dengan sebab inilah diutusnya Rasulullah dan dibebankan pula kepada para pengikutnya. Allah berfirman : katakanlah : inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata (Yusuf : 108)

Jadi inilah jalan para Rasul shalawatullahi wa salammuhualaihim. Merekalah para pemberi peringatan dan berita gembira, sebagaimana firman Allah : maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan ( Al Quran) kepada hambanya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam ( Al Furqan: 1) Oleh karena itu Allah jadikan dakwah ini sebagai kewajiban agama yang paling mulia. Allah mewajibkan dakwah ini kepada seluruh kaum muslimin, masing masing sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Allah Taala mensifatkan kaum mukminin yang berdakwah ini sebagai mukmin yang sempurna, memuji mereka yang telah menjalankan dakwah ini, saling tolong menolong dan mewasiatkan kepada sesama mereka adalah sebaik-baik manusia orang. Sebagaimana Firman Allah Taala : kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang maruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah ( Ali Imran 110) Umat manusia sangat membutuhkan dakwah islamiyah ini. Mereka sangat butuh kepada ajaran agama Allah yang kokoh ini. Dan Allah telah menciptakan manusia ini dalam keadaan penuh kekurangan. Dari sini, maka bagaimana pun luas dan hebatnya pengetahuan mereka, manusia tetap dalam kekurangan dan keterbatasanya. Karena inilah manusia sangat membutuhkan orang yang mengajak untuk kembali kepada Allah. Berkaitan dengan masalah ini Ibnul Qayyim mengatakan : kebutuhan manusia kepada syariat islam ini adalah kebutuhan sangat mendesak, melebihi kebutuhan mereka terhadap yang lainnya. Dan kebutuhan mereka terhadap syariat ini jauh lebih hebat dibandingkan hajat mereka terhadap udara untuk pernafasan mereka, bahkan jauh di atas kebutuhan terhadap makan dan minum. Oleh sebab itu tidak ada seorang pun dari manusia yang kebutuhannya kepada sesuatu jauh lebih hebat di bandingkan kebutuhan mereka terhadap ilmu

pengetahuan tentang apa yang di bawa oleh Rasulullah melaksanakannya mendakwahkannya dan bersabar menghadapinya Kepentingan dan keutamaan dakwah ini semakin terlihat jelas ketika fitrah manusia telah mengalamai perubahan seiring dengan penyimpangan dari manhaj yang lurus ini menuju peribadatan kepada selain Allah, baik melalui aturan pendidikan, lingkungan keluarga, atau masyarakat yaang buruh atau dengan adanya dai dai sesat yaitu padat syaitan dari kalangan jin dan manusia. Sebagaimana Sabda Rasulullah : tidak ada seoarang anak yang dilahirkan melainkan di lahirkan di atas fitrah ( Islam). Lalu kedua orang tuanya yang membuatnya jadi yahhudi, Nashrani, atau majusi ( HR. Bukhari dalam kitab Tafsir Surat Rum , 9/465 no/4775 dan Muslim Kitabul Qadar) Maka tatkala berbagai hal yang merupakan faktor penyebab kesesatan manusia, Allah memberi perintah untuk berdakwah dan Allah menurunkan kitab-kitabNya serta mengutus para Rasul-Nya untuk berdakwah mengajak manusia kembali kepadaNya.

Selayaknya untuk diungkapkan bahwa konsekuensi keberadaan mereka sebagai pengikut Rasulullah adalah berdakwah mengajak manusia kepada Allah. Bahkan mutabaah itu tidak dianggap sempurna kecuali dengan terpenuhinya hal ini. Sebab itulah dalam FirmannYa dengan tegas menyatakan : katakanlah : inilah jalanku ( agama) ku , aku dan orang-orang yang yang mengikuti mengajak ( kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik ( Yusuf : 108) Termasuk hal-hal yang menonjol kepentingan dakwah kepada Allah ini di atas manhaj yang benar yaitu adapada sebagian wilayah muslimin cara-cara dan hal hal yang berkaitan dengan keadaan ini menghalangi kaum muslimin untuk memahami aqidah yang lurus. Dari sini tampak pula betapa butuhnya manusia kepada segala sesuatu yang dapat menjelaskan aqidah yang lurus dan murni yang di tegakkan di atas nash kedua wahyu yaitu Al Quran dan As Sunnah.

KEPUSTAKAAN al-Quran al-Karim. Achmad, Amrullah (Ed), 1982b. Dakwah dan Perubahan Sosial. Prima Duta, Yogyakarta.
Razak, Nasruddin. 1976. Metodologi Dakwah. Semarang: Toha Putra. Basit, Abdul, 2006. Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sulthon, Muhammad, 2003. Desain Ilmu Dakwah Kajian Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Supena, Ilyas 2007, Filsafat Ilmu Dakwah Perspektif Filsafat Ilmu Sosial

Anda mungkin juga menyukai