Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH MANAJEMEN PUBLIK

MINI PAPER 2

Oleh
Nuraida Muji Kurnia E. P.
NIM 100910201068

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2011

Organisasi Profit VS Organisasi Nonprofit


Secara umum, tipe organisasi yang berkembang saat ini dikategorikan ke dalam dua
kelompok, yaitu organisasi profit dan organisasi non profit. Namun, sebelum sampai pada
pengklasifikasian tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu pengklasifikasian awal dari tipe
organisasi. Menurut Mahsun (2006), awalnya tipe organisasi digolongkan menjadi 4 1,Pure- profit
organization merupakan organisasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam bentuk
barang dan jasa dengan orientasi utama untuk memperoleh laba sebanyak-banyaknya untuk
kepentingan/untuk mensejahterakan pemilik dari organisasi itu sendiri. Sumber dana yang dimiliki
organisasi tipe ini berasal dari investor dan kreditor. Tipe organisasi yang identik dengan pure-profit
organization yaitu quasi-profit organization. Perbedaannya yaitu quasi-profit organization memiliki
tujuan sampingan sesuai kehendak pemilik di samping tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya. Sumber dana tidak hanya berasal dari investor swasta dan kreditor, tetapi juga dari
investor pemerintah dan anggota. Tipe organisasi yang merupakan paradoks dari kedua tipe tersebut
yaitu pure-profit organization. Tipe organisasi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, baik barang maupun jasa, dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sumber dana pada organisasi ini yaitu berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laba
BUMN/BUMD, dan penjualan aset negara. Sedangkan tipe organisasi yang identik dengan tipe ini
yaitu quasi-nonprofit organization, perbedaannya, di samping untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, quasi-nonprofit organization juga berorientasi untuk memperoleh keuntungan/surplus.
Namun, pengertian keuntungan di sini sangat berbeda dengan organisasi profit. Seperti yang
diungkapkan Mardiasmo (2009:8)2 bahwa organisasi sektor publik juga memiliki tujuan finansial,
yang diorientasikan untuk maksimisasi pelayanan publik, karena untuk memberikan pelayanan
publik, diperlukan dana yang besar.
Dalam praktiknya, ternyata timbul kesulitan untuk membedakan ke-empat tipe organisasi
tersebut, sehingga tipe tersebut dimampatkan menjadi 2 tipe organisasi, yaitu organisasi profit dan

Mahsun,
M,
Pengukuran
Kinerja
Sektor
Publik,
Yogyakarta,
BPFE
UGM,
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/AKBS704/work/48f3b89632b85bab_2_konsep_org_nirlaba.pdf
2
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta, CV.Andi, 2009, halaman 8.

2006,

di

organisasi nonprofit. Terdapat beberapa hal yang substansial untuk membedakan kedua tipe
organisasi tersebut, antara lain: 1) Dilihat dari tujuan organisasi, organisasi profit berorientasi utama
pada perolehan laba semaksimal mungkin, sedangkan organisasi nonprofit tujuan utamanya yaitu
memberikan pelayanan publik seoptimal mungkin; 2) Teknik pengambilan keputusan pada
organisasi profit dilakukan dengan strategi bisnis, biasanya secara top-down. Sedangkan pada
organisasi nonprofit, pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis, yaitu dengan proses
bottom-up; 3) Sumber dana pada organisasi profit bersifat lebih fleksible, yaitu berasal dari laba
yang diinvestasikan kembali ke perusahaan, utang bank, penerbitan obligasi, dan penerbitan saham.
Sedangkan pada organisasi nonprivat, sumber dana berasal dari pajak dan retribusi, laba dari
BUMN/BUMD, utang luar negeri, dan pendapatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
undang-undang; 4) Pola pertanggungjawaban organisasi profit yaitu kepada pemegang
saham/pemilik perusahaan dan kreditor. Sedangkan pada organisasi nonprofit, pertanggungjawaban
kepada otoritas yang lebih tinggi dan kepada masyarakat umum; 5) Struktur kelembagaan pada
organisasi profit bersifat sangat fleksible sesuai dengan pilihan organisasi dengan cara kerja yang
mengutamakan efektivitas dan efisiensi. Sedangkan organisasi non profit memiliki struktur yang
kaku, hierarkhis, dan birokratis dengan cara kerja yang cenderung red tape. Berdasarkan
karakteristik anggaran dan sistem akuntansi, Mardiasmo (2009:12)3 mengemukakan bahwa pada
organisasi profit, sistem anggaran cenderung tertutup karena merupakan rahasia perusahaan,
sedangkan pada organisasi nonprofit, transparansi anggaran harus dilakukan supaya masyarakat
dapat mengevaluasi anggaran yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Sistem akuntansi yang biasa
digunakan pada organisasi profit adalah akuntansi berbasis akrual, sedangakan pada organisasi
nonprofit menggunakan akuntansi berbasis kas.
Menurut Benn&Gauss terdapat indikator pembedaan karakteristik organisasi publik dan
organisasi non publik sebagai berikut4: 1) Interest (kepentingan) apakah keuntungan dan
kerugiannya ditanggung secara komunal atau individual; 2) Akses: apakah fasilitas, sumber daya
dan informasi dapat diakses secara umum atau tidak; 3) agency (badan) apakah seseorang atau suatu
3

Ibid, halm 12
Rutiana, Perbedaan Sektor Publik dan Sektor Privat, 2009, di
administrasi-negara.html
4

http://rutianad.blogspot.com/2009/12/perbedaan-

organisasi bertindak secara individu atau sebagai perwakilan masyarakat. Dari indikator tersebut,
dapat di-breakdown dalam bentuk contoh tipe organisasi untuk lebih memahami perbedaannya.
Salah satu contoh dari tipe organisasi profit yaitu perusahaan biro perjalanan dan wisata (travel
agent), sedangkan contoh dari tipe organisasi nonprofit yaitu Puskesmas. Mengapa penulis
memberikan contoh tersebut?? Biro perjalanan dan wisata merupakan sebuah organisasi/perusahaan
yang dimiliki oleh perseorangan, memiliki sistem manajemen yang fleksible, dengan pelayanan
yang lebih cepat, efektif dan efisien. Pelayanan yang efektif dan efisien ini dapat dirasakan apabila
seorang pelanggan/konsumen hendak berpergian dengan menggunakan jasa travel, maka pelanggan
tersebut tidak perlu mengurus keperluan administrasi yang lama dan berbelit-belit. Cukup dengan
memesan via telepon dari perusahaan travel tersebut, pelanggan dapat menentukan pilihan fasilitas
yang ditawarkan. Karena biro perjalanan dan wisata ini berorientasi kepada profit, maka pelanggan
yang ber-uang akan mendapatkan fasilitas yang eksklusif dan memuaskan. Pertanggungjawaban
pada organisasi ini langsung kepada pemilik perusahaan, sehingga untung/rugi ditanggung sendiri
oleh pemilik perusahaan. Berdasarkan ciri-ciri itulah, biro perjalanan dan wisata dapat
dikategorikan ke dalam organisasi profit. Sedangkan puskesmas merupakan organisasi yang
dibentuk oleh pemerintah, didanai oleh pemerintah, dan dioperasionalkan oleh petugas/aparat yang
berprofesi sebagai pegawai pemerintah dengan jenjang karir tertentu. Puskemas adalah fasilitas
publik yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan masyarakat tidak berorientasi profit, oleh karena itu masyarakat dapat mendapatkan
pelayanan dengan biaya yang sangat terjangkau, bahkan gratis. Mekanisme pertanggungjawaban
pada organisasi ini bersifat horisontal dan vertikal. Pertanggungjawaban secara horisontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas, sedangkan pertanggungjawaban secara vertikal
adalah pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas atau kepada otoritas yang lebih tinggi.
Namun, sebagai organisasi nonprofit tidak menampik kenyataan bahwa pelayanan yang diberikan
oleh puskesmas seringkali bersifat red-tape, tidak efektif dan kurang berkualitas. Hal ini terjadi
dengan dalih alokasi dana kesehatan dari pemerintah sangat minim.

Anda mungkin juga menyukai