Makalah Keluarga Dengan Hipertensi
Makalah Keluarga Dengan Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
a. .
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
.
B. ETIOLOGI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu: (Lany Gunawan,2001)
1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya,
namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas, merokok dan stress.
2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Dapat
diakibatkan
karena
penyakit
parenkim
renal/vakuler
renal.
Penggunaan
Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau
72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
c. Menghentikan merokok
d. Diet tinggi kalium
e. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit
hipertensi
dan
pengelolaannya
sehingga
pasien
dapat
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang,
dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan
kualitas yang terdiri dari:
Sumber karbohidrat : biji-bijian.
Sumber protein hewani : ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu
rendah/bebas lemak.
Sumber protein nabati : kacang-kacangan dan polong-polongan serta
hasil olahannya.
Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah-buahan segar.
H. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI
Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,
selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula
penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan
diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
o Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
o Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
o Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet.
Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu,
dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari atau
dapat menggunakan garam lain diluar natrium.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker,
3. keripik dan makanan kering yang asin).
4. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buahbuahan
5. dalam kaleng, soft drink).
6. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
7. pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
8. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
9. hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
10. kulit ayam).
11. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco
12. serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
13. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. RIWAYAT KASUS
Di keluarga Tn. A (58 tahun) ada istrinya yaitu Ny. R (48 tahun) yang mengalami
hipertensi. Tn. A dan Ny. R tinggal bersama kedua anaknya yaitu M (22 tahun) putri
pertamanya dan A (15 tahun) putra kedua mereka. Keluarga mengatakan bahwa Ny. R
telah menderita penyakit darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga juga
mengungkapkan bahwa Ny. R lebih cepat tersinggung dan gampang marah. Ny. R
sering mengeluh pada keluarganya kalau ia sering mengalami sakit di belakang
kuduk, sering pusing, kepala berdenyut-denyut dan jantung berdebar-debar. Keluarga
mengatakan bahwa Ny. R suka makan ikan asin dan daging.
14 Pada pemeriksaan fisik Ny. R, didapatkan tekanan darahnya 150/100 mmHg.
15
Ketika ditanya kepada keluarga mengenai penyakit Ny. R, keluarga mengatakan
3
bahwa7penyakit Ny. R merupakan penyakit yang diturunkan dari ayahnya yang sudah
58
meninggal.
Keluarga mengatakan Ny. R dibawa ke Puskesmas kalau penyakitnya
kambuh dan keluarga juga menyatakan jika mereka tidak melarang memakan
makanan kesukaannya dan keluarga tidak memisahkan makanan yang dikonsumsi
1
: Tn. A
Alamat
RW III Martapura
Timur
Genogram :
10
11
48
13
22
Keterangan:
X
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
1
: Ibu dari Tn. A
2
: Bapak dari Tn. A
3
: Ibu dari Ny. R
4
: Bapak dari Ny. R
5,6,8,9 : Saudara(i) dariTn. A
7
: Tn. A (58 th)
10
: Saudara dari Ny. R (50 th)
11
: Ny. R
12
: Saudara Ny. R (45 th)
13
: An. M. (22 th)
14
: An. A (15 th)
Komposisi keluarga
Nama
Gender
Hubung
Usia
an
Tn. A
Ayah
58 th
MTP
PNS
Status
an
kesehatan
S1
Sehat
11
Ny. R
M
A
P
P
L
Ibu
Anak
Anak
Tipe keluarga
48 th
22 th
15 th
MTP
MTP
MTP
IRT
SMA
Mahasiswi S1
Pelajar
SMU
Sakit
Sehat
sehat
Identifikasi Religius
Status Ekonomi
Aktivitas Rekreasional
2.
Struktur Keluarga
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua
12
dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat
Banjar.
3.
Fungsi Keluarga:
Fungsi afektif
Menurut Ny. R ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang
Koping Keluarga
13
Adaptasi keluarga
-
5.
Harapan Keluarga
Keluarga berharap penyakit tekanan darah tinggi Ny. R bisa sembuh.
Pemeriksaan Fisik
TD
: 150/100 mmHg
Bunyi jantung III
RR
: 24x/menit
DN
: 100x/menit
Nafas
: cepat dan pendek, tidak teratur
Kulit
: sianosis
BB
: 70 kg
TB
: 150 cm
6.
C. ANALISA DATA
No
1
Data
Masalah
DO: Kurang pengetahuan keluarga Tn. A
DS:
(58 th)
Keluarga mengatakan bahwa
penyakit darah tinggi Ny. R
merupakan penyakit yang di
turunkan
oleh
keluarganya
ikan
asin
dan
untuk
anggota
14
R
DO:
Resiko intoleransi aktivitas pada Ny.
TD = 150/110 mmHg
R (48 th)
Nadi = 100x/menit
Frekuensi nafas = 24x/menit
Nafas pendek dan cepat.
DS:
Keluarga mengatakan Ny. R
sering
mengeluh
jantung
tidak
Ny.
pernah
R
untuk
melakukannya
Diagnosa
1. Kurang pengetahuan keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga dalam merawat Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan
keluarga mengatakan bahwa penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit
yang di turunkan oleh keluarganya (ayah Ny. R), keluarga membiarkan Ny. R
memakan ikan asin dan daging dan tidak memisahkan makanan untuk anggota
keluarga dengan makanan Ny. R.
2. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. R (48 th) dari keluarga Tn. A (58 th)
berhubungan dengan ketidaktahuan dalam mengenal dampak dari penyakit
hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan Ny. R sering mengeluh jantung
berdebar-debar dan pusing, keluarga mengatakan bahwa Ny. R mudah lelah
saat melakukan aktivitas berat dan keluarga tidak pernah melarang Ny. R untuk
15
Data
Diagnosa
Kriteria
Keperawatan
1. Keluarga
Kurang
1. Sifat masalah 1.
2. Kemungkinan2.
pengetahuan
mengatakan
3.
masalah
keluarga
Tn.
A
4.
bahwa
diubah
5.
penyakit darah (58 th)
3. Potensi untuk
tinggi Ny. R berhubungan
dicegah
dengan
merupakan
4. Menonjolnya
penyakit yang di ketidaktahuan
masalah
keluarga
dalam
5.
Total skor
turunkan oleh
keluarganya
merawat Ny. R
yang menderita
Skor
Pembenaran
3/3 x 1 1. Keluarga
2/2 x 2
mengatakan Ny. R
3/3 x 1
2/2 x
menderita tekanan
5
darah tinggi dari
orang tuanya.
2. Adanya perawat
keluarga yang
akan memberikan
penkes dengan
lengkap.
3. Pada keluarga
hipertensi
yang
membiarkan
berlatarbelakang
Ny. R memakan
pendidikan tinggi.
4. Harus ditangani
segera supaya
memisahkan
keluarga dapat
makanan untuk
memutuskan
anggota
tindakan
keluarga dengan
perawatan yang
makanan Ny. R.
2. Keluarga
Resiko
sakit.
1. Sifat masalah 1. 2/3 x 1 A. Ny. R masih bisa
2. Kemungkinan2. x 2
16
mengatakan
intoleransi
masalah
Ny. R sering
aktivitas pada
diubah
mengeluh
jantung
keluarga Tn. A
berhubungan
dengan
mengatakan
ketidaktahuan
bahwa Ny. R
dalam mengenal
mudah lelah
dampak dari
dicegah
4. Menonjolnya
masalah
5. Total skor
3. 2/3 x 1
4. 2/2 x 1
5. 2 4/3
melakukan
aktivitas seharihari yang ringan.
B. Kebiasaan Ny. R
menyelesaikan
aktivitas rumah
tangga sendiri
C. Ada anggota
keluarga
D. Karena akan
berdampak pada
kekhawatiran Ny.
dan keluarga
melakukan
tidak pernah
aktivitas sehari-
melarang Ny. R
hari, tanggung
untuk
jawab rumah
melakukannya.
TD = 150/110
mmHg
Nadi =
R jika tidak
tangga
terbengkalai.
100x/menit
Frekuensi nafas
= 24x/menit.
Nafas pendek
dan cepat.
E. DIAGNOSA PRIORITAS
Diagnosa prioritas dari kasus di atas adalah no. 1, yaitu kurang pengetahuan
keluarga Tn. A (58 th) berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat
Ny. R yang menderita hipertensi ditandai dengan keluarga mengatakan bahwa
17
penyakit darah tinggi Ny. R merupakan penyakit yang di turunkan oleh keluarganya
(ayah Ny. R), keluarga membiarkan Ny. R memakan ikan asin dan daging dan tidak
memisahkan makanan untuk anggota keluarga dengan makanan Ny. R.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolik 90 mmHg.
2. Beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu faktor keturunan ciri
B. SARAN
Berdasarkan penulisan makalah tentang hipertensi ini, diharapkan dapat
bermanfaat untuk pembaca serta bagi penulis khususnya. Saran dan kritik sangat
diperlukan untuk penulisan makalah ini menjadi lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan
Keperawatan
dengan
(http://terselubung.cz.cc/), 2010.
Hipertensi.
19
Penjelasan
terkait
hipertensinya
belum
LATAR BELAKANG
20
dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab
berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari
penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab
kematian di Indoensia.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan
separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit
ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan
kondisi seumur hidup.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.
Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang
meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Laporan Joint
Nationale Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Presure
(1993) yang kelima mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan
penanganan hipertensi. Komite ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada
individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat berguna sebagai kriteria tindak
lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman bahwa diagnosis didasarkan pada ratarata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah.
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut WHO
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95
mmHg.
21