Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan
persoalan yang apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah
matematika. Dengan mengubahnya kedalam bahasa atau persamaan
matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan
dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari
hubungan antara variabel-variabelnya. Bahkan di dalam dunia radiologi
konsep matriks digunakan dalam pencitraan.
Matriks, pada dasarnya merupakan suatu alat atau instrumen yang
cukup

ampuh

untuk

memecahkan

persoalan

tersebut.

Dengan

menggunakan matriks memudahkan kita untuk membuat analisa-analisa


yang mencakup hubungan variabel-variabel dari suatu persoalan. Pada
awalnya matrik ditemukan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh
seorang ilmuan yang berasal dari Inggris yang bernama Arthur Cayley
(1821-1895) yang mana studi yang dilakukan untuk meneliti persamaan
linier dan transformasi linear, awal dari semua ini matrik dianggap sebagai
sebuah permainan karena matrik dapat diaplikasikan, sedangkan pada
tahun

1925

matrik

digunakan

sebagai

kuantum

dan

pada

perkembangannya matrik digunakan dalam berbagai bidang.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas ka/mi

menemukan permasalahan

sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana sejarah Matriks?


Apa pengertian Matriks?
Sebutkan macam-macam Matriks?
Apa pengertian dari Determinan, Adjoin dan Invers?
Bagaimana operasi penyelesaian matriks dan permasalahan pada

matriks?
6. Bagaimana peranan konsep matriks dalam dunia radiologi?

1.3 MANFAAT PENULISAN


Berdasarkan uraian di atas kami menemukan permasalahan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sejarah penemuan matriks
2. Mengetahui makna dari matriks serta cara penyelesaian soal-soal
matriks
3. Mengetahui macam-macam matriks
4. Mengetahui pengertian dari Transpose, Determinan, Adjoin dan
Invers?
5. Menjelaskan tentang jenis-jenis operasi matriks

dan penyelesaian

masalah pada matriks.


6. Mengetahui peranan konsep matriks dalam dunia radiologi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Matriks
Arthur Cayley merupakan seorang ahli matematika berkebangsaan
Inggris. Dia merupakan orang pertama yang menemukan rumus matriks.

Arthur Cayley lahir di Richmond, London, Inggris, pada tanggal 16


Agustus 1821. Ayahnya, Henry Cayley, adalah sepupu jauh dari Sir
George Cayley sang inovator aeronautics engineer, dan diturunkan dari
keluarga Yorkshire kuno. Ia menetap di Saint Petersburg, Rusia, sebagai
seorang pedagang. Ibunya Maria Antonia Doughty, putri William Doughty.
Arthur menghabiskan delapan tahun pertamanya di Saint Petersburg.
Dia terus berada di Cambridge selama empat tahun, selama waktu
itu dia mengambil beberapa murid, tapi pekerjaan utamanya adalah
persiapan 28 memoir untuk Journal Matematika. Dia membantu
mendirikan sekolah di Inggris modern matematika murni. Dia bekerja
sebagai pengacara selama 14 tahun. Ia membuktikan teorema CayleyHamilton-bahwa setiap matriks persegi akar polinomial karakteristik
sendiri. Dia adalah yang pertama untuk mendefinisikan konsep grup
dengan cara modern-sebagai satu set dengan operasi biner memuaskan
hukum tertentu. Dahulu, ketika matematikawan berbicara tentang
kelompok, mereka berarti kelompok permutasi. Pada tahun 1889
Cambridge University Press meminta dia untuk menyiapkan makalah
matematika untuk publikasi dalam permintaan-dikumpulkan membentuk
yang ia dihargai sangat banyak. Mereka dicetak dalam volume kuarto
megah, yang tujuh muncul dengan keredaksian sendiri. Saat mengedit
buku ini, ia menderita penyakit internal menyakitkan, yang ia menyerah
pada tanggal 26 Januari 1895, pada tahun ke-74 dari usianya. Ketika
pemakaman berlangsung, suatu kumpulan besar bertemu di Trinity
Chapel, terdiri dari anggota Universitas, perwakilan resmi dari Rusia dan
Amerika, dan banyak filsuf yang paling terkenal dari Inggris. Sisa kertas itu
telah diedit oleh Prof Forsyth, penggantinya di Kursi Sadleirian. The
Dikumpulkan Matematika nomor tiga belas volume kertas kuarto, dan
mengandung 967 kertas. Cayley ditahan ke menyukai terakhir untuk
novel-membaca dan untuk bepergian. Dia juga merasakan kesenangan
khusus dalam lukisan dan arsitektur, dan ia berlatih melukis air-warna,
yang bermanfaat kadang-kadang dalam membuat diagram matematika.
Dia wafat pada tahun 1895.

2.2 Pengertian Matriks


Matriks adalah susunan suatu kumpulan bilangan dalam bentuk
persegi panjang yang diatur menurut baris dan kolom dan dibatasi oleh
kurung biasa atau kurung siku. Sebuah matriks terdiri dari baris dan
kolom. Baris suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang
mendatar dalam matriks, sedangkan kolom suatu matrik adalah susunan
bilangan-bilangan yang tegak (vertikal) dalam matrik.
Notasi Matriks
Cara penulisan matriks adalah menggunakan dengan huruf besar,
A, B, C dan sebagainya.Pada umumnya aij akan menyatakan entri matriks
A yang berada pada baris i dan kolom j. Jadi jika A adalah matriks m x n ,
maka:
a11 a12

a1n

a21 a22

a2n

am1 am2

amn

Jika matriks A, maka entrinya aij , matriks B entrinya bij , dan C = cij , dan
seterusnya. Matriks yang memiliki hanya satu baris atau satu kolom di
sebut vektor. Jika tupel- n dinyatakan sebagai matriks 1 x n disebut Vektor
baris, dan matriks n x 1 disebut vektor kolom.
Contoh:
Penyelesaian persamaan linier
X1

X2 =

X1

X2

3
1

Vektor baris = [ 2 6 8 ]
Vektor kolom =

Biasanya persamaan-persamaan dalam matriks digunakan vektor kolom


( n x 1), maka notasi baku vektor kolom adalah huruf kecil:

x1
x

x2
x3

Diberikan suatu matriks A berordo mx n, vektor baris ke-I dari A dinyatakan


oleh a (1,: ) dan vektor kolom ke j dinyatakan oleh a ( :, j).
Bila A suatu matriks m x n , vektor baris A diberikan oleh a ( 1,: ) = (a i1,
ai2, . . . ain ) i = 1, 2, 3, . . . , n , vektor kolom a ( :, j ) adalah sama dengan :
a1j
a2j
amj
sehingga matriks A dinyatakan oleh vektor baris / kolom
A = ( a1, a2, . . . ., an ) atau :a ( 1, . . . )
a ( 2, . . . )
a ( m, . . . )
Agar dua matriks menjadi sama, maka kedua matriks harus mempunyai
ordo yang sama dan entri-entri yang seletak sama.
Definisi:
Dua matriks A dan B berordo masing-masing berordo m x n
dikatakan sama, jika aij = bij untuk setiap I dan j.

2.3 Jenis-Jenis Matriks


1. Matriks baris
Matriks yang hanya memiliki satu baris
Contoh : A = [ 2 3 0 7 ]
2. Matriks kolom
Matriks yang hanya memiliki satu kolom

3. Matriks persegi

Matriks

yang

jumlah

baris

dan

kolomnya sama.

4. Matriks Identitas
Matriks persegi yang elemen-elemen pada diagonal utamanya
1, sedangkan semua elemen yang lainnya nol.
Contoh :

5. Matriks segitiga atas


Matriks persegi yang elemen-elemen dibawah diagonal utamanya nol.

6. Matriks segitga bawah


Matriks persegi yang elemen-elemen diatas diagonal utamanya nol.
Contoh :
6

7. Matriks nol
Matriks yang semua elemennya nol.
Contoh :

2.4 Transpose, Determinan, Invers dan Kesamaan Matriks


A. Transpose Matriks
Perubahan bentuk matriks dimana elemen pada baris menjadi elemen
pada kolom atau sebaliknya.
Contoh :

Catatan : matriks transpose mempunyai sifat (AT)T = A


Soal Transpose

1. Transpose dari matriks


A.
B.
C.

[ ]
6 2
1 3

adalah.....

[ ]
[ ]
[ ]
1 6
2 3

6 1
2 3

1 2
6 3

[ ]
[ ]
6 3
2 1

D.

2 6
1 3

E.

Pembahasan :

[ ]
6 2
1 3

2. Jika matriks A =
matriks
1
3
A.
7

B.

C.

D.

E.

[
[
[
[
[

[ ]
1 3 7
5 9 2
3 0 1

[ ]
6 1
2 3

(B)

adalah transpose dari matriks A, maka

A adalah....
5 3
9 0
2 1

7 3 1
2 9 5
1 0 3
3 0 1
5 9 2
1 3 7
1 2 7
0 9 3
3 5 1
3 0 2
5 9 7
1 3 1

]
]
]
]
]

Pembahasan :

AT =

[ ]
1 3 7
5 9 2
3 0 1

1 5 3
3 9 0
7 2 1

[ ]

(A)

3. Transpose dari matriks B =

A =

A.

B.

C.

D.

E.

[
[
[
[
[

6 2 2
1 3 4

adalah.....

]
]
]
]
]

1 6
3 2
4 2
2 1
2 3
4 1
6 1
2 3
2 4
2 4
2 3
6 1
2 4
2 3
4 1

Pembahasan :

6 2 2
1 3 4

4. Jika matriks BT =

A.
B.

[
[

1 2 4
3 2 5
1 4 2
3 2 5

[ ]
6 1
2 3
2 4

[ ]
1 3
4 2
2 5

(C)

maka matriks B adalah.....

]
]
9

C.
D.
E.

[
[
[

3 2 5
1 4 2

2 4 1
5 2 3
5 2 3
2 4 1

]
]
]

Pembahasan :

BT =

[ ]

B =

1 3
4 2
2 5

1 4 2
3 2 5

5. Transpose dari matriks


A.
B.
C.
D.
E.

[
[
[
[
[

2 5
1 4

2 4
1 5
1 4
2 5

4 5
1 2
5 2
4 1

(B)

[ ]
2 1
5 4

adalah...

]
]
]
]
]

Pembahasan :

[ ]
2 1
5 4

[ ]
2 5
1 4

( A)

10

B. Determinan Matriks Persegi


Determinan untuk setiap matriks persegi A dapat menentukan tepat
satu bilangan real yang diperoleh dengan aturan tertentu terhadap
unsur-unsur di A.
a. Determinan Matriks Tingkat Dua

Determinan

dari

matriks

A=

aij

didefinisikan

sebagai

| A|=aij

Determinan dari matriks

A=

a11 a12
a 21 a22

didefinisikan sebagai

| A|=a11 a22a21 a12

Determinan dari matriks 2x2 diperoleh dengan mengambil hasil


kali unsur diagonal utama kemudiandikurangkan dengan
hasilkali unsur diagonal lainnya.
(+)
(-)
a
a
A= 11 12 =a11 a22a 21 a12
a 21 a22

b. Determinan Matriks Tingkat Tiga

A=

a 11 a12 a13
a 21 a22 a23
a 31 a32 a33

Determinan dari Matriks diatas adalah

| A| =

a 11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33

Jika dalam suatu permutasi ( susunan ) bilangan-bilangan yang


lebih besar terletak di depan bilangan yang lebih kecil, maka

11

permutasi itu disebut mempunyai inversi. Hasil kali susunan


bilangan-bilangan dalam determinan A yang bertanda negatif
apabila permutasi dari bilangan mempunyai banyak inversi ganjil,
dan bertanda positif apabila permutasi mempunyai inversi nol atau
genap.
Misalnya, permutasi dari 3 bilangan { 1 , 2 , 3 } yaitu :
123 , 132 , 213 , 231 , 312 , 321

Inversi dari 123 adalah 0, maka tanda perkaliannya +


Inversi dari 132 adalah 1, yaitu 32,maka tanda perkaliannya -
Inversi dari 213 adalah 1, yaitu 21,maka tanda perkaliannya -
Inversi dari 231 adalah 2, yaitu 21 dan 31,maka tanda

perkaliannya +
Inversi dari 312 adalah 2, yaitu 31 dan 32,maka tanda

perkaliannya +
Inversi dari 321 adalah 3, yaitu 32, 21 dan 31,maka tanda
perkaliannya -

| A|

a 11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33

merupakan determinan dari matriks A

ordo Perkalian susunan bilangan-bilangan disesuaikan dengan


permutasi n = 3 unsur yaitu :

123

132

Lambang

213

123

213

231

312

,dan

321

artinya perkalian anggota-anggota pada baris

pertama kolom ke-2 ; baris kedua kolom ke-3 dan pada baris
ketiga kolom ke-1

| A| =

a 11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33

12

123

a11 a22 a23 +

a12 a23 a31 +

123

132

a11 a23 a32 +

a11

213

a12 a21 a33 +

231

a22 a23

| A| = a11 a22 a33 a11 a23 a32 - a12 a21 a33 +a12 a23 a31 + a13 a21 a32 a13 a22 a31
= a11 (a22 a33 - a23 a32 ) - a12 (a21 a33 - a23 a31) + a13 (a21 a32 + a22 a31 )

= a11

a22 a23
a32 a33

- a12

a21 a23
a31 a33

+ a13

a21 a22
a31 a32

Determinan ordo 3 juga dapat diselesaikan dengan cara SARRUS


:
(+)

(+)

| A| =

(+)

(-)

a 11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33

(-)

(-)

a11 a12
a21 a22
a31 a32

= a11 a22 a33 + a12 a23 a31 + a13 a22 a31 - a11 a23 a32 - a12 a21 a33 - a13
a22 a31
Contoh soal :

Jika A =

2 1 3
2 1 1
1 2 1

dan B =

1 2 3
4 5 1
2 0 1

Hitunglah
a.

| A|

b.

|B|

13

Penyelesaian :

a.

| A|

2 1 3
2 1 1
1 2 1

=2.

| |
1 1
2 1

(-1) .

| |
2 1
1 1

+ 3.

2 1
1 2

= 2 ( 1 (-2)) + (-2 (-1) + 3(4 (-1))


= 2(3) + (-1) + 3(5)
= 6 1 + 15
= 20
b. Dengan cara sarrus |B| ordo 3 dapat

|B| =

1 2 3 1 2
4 5 1 4 5
1 0 1 2 0

= (-1)(5)(1) + (2)(-1)(-2) + (3)(4)(0) (3)(5)(-2) (-1)(-1)(0)


(2)(4)(1)
= -5 + 4 + 0 + 30 0 8
= 21
Penggunaan

Determinan

Tingkat

Tiga

untuk

Sistem

Persamaan Linier
Aturan cramer untuk sistem persamaan linier dua persamaan
dengan dua variabel dapat diperumum untuk tiga persamaan
dengan dengan tiga variabel. Proses penyelesaiannya dengan
determinan tingkat tiga. Untuk persamaan linier
a11 + a12y + a13z = b1
a21 + a22y + a23z = b2
a31 + a32y + a33z = b3

14

jika

a 11 b1 a 13
a21 b2 a 23
a31 b3 a 33

Dz =

a 11 a12 a13
a21 a22 a23
a31 a32 a33

Dx

b 1 a12 a 13
b 2 a22 a 23
b3 a32 a 33

Dy

a 11 a12 b1
a21 a22 b2
a31 a32 b3

, dan D

0 maka sistemnya mempunyai

solusi tunggal yang ditentukan oleh x =

Dx
D

,y=

Dy
D

dan z =

Dz
D
Seperti pada sistem persamaan linier dua veriabel, D dinamakan
determinan matriks koefisien sedangkan Dx , Dy dan Dz dinamakan
determinan untuk mencari x , y dan z.
Contoh soal :
Tentukan solusi dari sistem persamaan linier :
2x 3y z = 5
x + 2y + 2z = 4
x + y + 3z = 7
penyelesaian :
Determinan matriks koefisiennya adalah

15

2 3 1
1 2
2
1 1
3

D=

=2

| |
2 2
1 3

| | | |
1 2
1 3

+3

1 2
1 1

= 2.4+3.1

1.(-1) = 8+ 3+ 1=12
Hitunglah determinan Dx , Dy dan Dz (kerjakan rinciannya),
diperoleh :

5 3 1
4 2
2
7 1
3

Dx =

2 3 5
1 2 4
1 1 7

2 5 1
1 4 2
1 7 3

= 24, Dy =

= -12 , Dz =

=24

Jadi, solusi persamaan liniernya adalah

x =

D x 24
= =2
D 12

, y =

D y 12
=
=1
D
12

dan z =

Dz
D

24
=2
12
1. Minor dan kofaktor
Perhatikan matriks persegi

Buanglah baris ke-1 dan kolom ke-1, diperoleh


namakan

a 11 a12
a 21 a22

a22

= minor

a21

= minor

, kita

a21

, kita

a11

Buanglah baris ke-1 dan kolom ke-2, diperoleh


namakan

a22

a12

16

Buanglah baris ke-2 dan kolom ke-1, diperoleh


namakan

a 11 a12
a 21 a22

a22

= minor

a11

= minor

a11

= minor

a 11 a12
a 21 a22

a21

(
minor

a12

a11

, kita

a22

, kita

a21

Buanglah baris ke-2 dan kolom ke-2, diperoleh


namakan

a12

a12

a 11 a12
a 21 a22

a12

a 11 a12
a 21 a22

a11

minor

a21

minor

a22

Dengan menggunakan penulisan minor, determinan matriks


persegi 2 x 2 dapat dihitung dengan empat cara berikut:

| |
a 11 a12
a21 a22

a11 ( minor a11 )a12 (minor a12)

| |
a 11 a12
a21 a22

1+1=2
1+2=3
genap
ganjil

a11 a22 a 12 a21

a 11 a12
a 21 a22

)
2+2=4
2+1=3
genap
ganjil

a11 a22 a 21 a12

a11 ( minor a11 )a21( minor a21)

| |
a 11 a12
a21 a22

a21 a12 +a22 a11

+
+

a21 ( minor a 21) +a22( minor a22 )

17

| |
a 11 a12
a21 a22

a12 a21 +a22 a11

a12 ( minor a12 ) +a 22(minor a 22)

Kotak disebelah kiri menyatakan bahwa perhitungan


determinannya bertumpu pada unsur-unsur di baris atau

kolom pada kotak itu.


Tanda positif dan negatif pada perhitungan determinannya
membentuk suatu pola berdasarkan jumlah indeks yang
genap atau ganjil, lihat gambar disebelah kanan.

Kofaktor adalah minor yang disertai tandanya. Pada matriks


persegi 2x2 diatas,

Kofaktor

a11

kof a11 =(1 )

Kofaktor

a12

, ditulis
1+1

kof a11

didefinisikan sebagai

minor a 11=a 22

, ditulis

kof a12

didefinisikan sebagai

kof a12=(1 )1+2 minor a12=a21

Kofaktor

a21

kof a21=(1 )

Kofaktor

a22

, ditulis
2+1

kof a21

didefinisikan sebagai

minor a21 =a12

, ditulis

kof a22

didefinisikan sebagai

kof a22=(1 )2+2 minor a22=a11


Dengan menggunakan penulisan kofaktor, determinan matriks
persegi 2x2 dapat dihitung dengan empat cara berikut:
Perhitungan yang bertumpu pada baris pertama:
a 11 a12
a11 ( +minor a11 ) +a12 (minor a12 )
a21 a22 =

| |

a11 ( kof a11 ) +a 12( kof a12)

Perhitungan yang bertumpu pada kolom pertama:

18

| |
a 11 a12
a21 a22

a11 ( +minor a11 ) +a21 (minor a21 )

a11 ( kof a11 ) +a 21( kof a21)

Perhitungan yang bertumpu pada baris kedua:


a 11 a12
a21 (minor a 21) + a22 ( +minor a22 )
a21 a22 =

| |

a21 ( kof a21 ) +a22 (kof a 22)

Perhitungan yang bertumpu pada kolom kedua:

| |
a 11 a12
a21 a22

a12 ( minor a 12) + a22(+ minor a22)

a12 ( kof a12 ) +a22 (kof a 22)


2. Adjoint Matriks
Adjoint dari matriks persegi ordo 3
Jika A = (aij) adalah suatu matriks persegi ordo 3 dengan
elemen-elemen aij adalah

kofaktor aij, maka didefinisikan

adjoint A adalah :
a 11 a21 a 31
adj A = a 12 a22 a 32
a13 a23 a 33

contoh soal :
Tentukan adjoin matriks A =

4 2 1
10 6 3
3 2 2

Solusi :

| |
| |
|

|M 11|= 62

|M 12 = 10
3

3 =126=6 =(1)1+1 .6=6


11
2
3 = 209=11 =(1)1+2 .11=11
12
2

19

|
| |
| |
| |
| |
| |
| |

|M 13|= 10
3

6 =2018=2 =(1)1 +3 .2=2


13
2

|
|
|
|

|M 21 = 22

1 =42=2 =(1)2 +1 .2=2


21
2

|M 22 = 43

1 =83=5 =(1)2+2 .5=5


22
2

|M 23 = 43

2 = 86=2 =(1)2 +3 .2=2


23
2

|M 31 = 26

1 =66=0 =(1)3+1 .0=0


31
3

|
|

4
|M 32 = 10

1 = 1210=2 =(1)3+2 .2=2


32
3

4
|M 33 = 10

2 =2420=4 =(1)3+3 .4=4


33
6

||

a11 a21 a31


6 2 0
adj A= a12 a22 a32 = 11 5 2
Jadi ,
2 2 4
a13 a23 a33

3. Invers Matriks Persegi


Matriks persegi A=(aij)n xn dikatakan mempunyai inversjika
terdapat matriks B yang berukuran sama sehingga AB = BA = I
matriks satuan.
Kondisi agar matriks persegi A=(aij)n xn mempunyai invers
adalah | A| 0

, determinannya taknol. Invers dari matriks A

ditulis A-1, dan memenuhi AA-1 = A-1A= I


Matriks persegi A yang mempunyai invers dinamakan matriks
non singular, sedangkan yang tidak mempunyai invers
dinamakan matriks singular.
Matriks persegi paling banyak hanya mempunyai satu invers.
Dengan perkataan lain, jika A matriks persegi dan

| A| 0 ,

maka invers matriks A tunggal.


a. Invers Matriks Berordo 2x2

20

Menentukan invers suatu matriks berukuran 2x2 yang

( )

A= a b
c d

determinannya tak nol. Jika

akan ditentukan matriks

( )

B= x y
z u

dengan ad bc 0,

sehingga AB = BA = I,

dengan I matriks satuan. Kondisi AB = I memberikan

(ac bd )( xz uy )=( 10 01)


Kalikan matriks di ruas kiri, maka diperoleh kesamaan
matriks

(axcx++bzdz

)( )

ay+ bu = 1 0
cy +du
0 1

Dari sini diperoleh system persamaan linear


bz=1
{ax+
cx +dz=0

x=

dan

bu=0
{ay+
cy + du=1

, yang solusinya adalah

d
c
b
a
, z=
, y=
, u=
adbc
adbc
ad bc
adbc

Jadi invers matriks A adalah

d
A1=B= x y = adbc
z u
c
adbc

( )

b
adbc = 1
d b
a
adbc c a
adbc

Jadi proses diatas merupakan bukti dari teorema berikut


Invers dari matriks persegi 2x2

21

( )

A= a b dengan adbc 0 adalah


c d

Invers dari matriks

A1=

1
d b
adbc c a

Sistem Persamaan Linear dengan Invers Matriks


Sistem persamaan linear dua peubah dan dua anpeubah
by= p
{ax+
cx+ dy=q

dapat ditulis dalam bentuk perkalian matriks

( ) ( xy)=( qp)
a b
c d

Jika ad-bc 0, kalikan persamaan matriks

satuan, maka ruas kiri, diperoleh


1

( ) (( ) ( )) ( ) ( pq)
a b
c d

a b
c d

x =a b
y
c d

Karena perkalian matriks bersifat asosiatif dan


perkalian invers dengan matriksnya adalah matriks satuan,
maka ruas kirinya adalah matriks dngan unsure x dan y dicari.
1

( ) ( ) ( qp)
x =a b
y
c d

Dalam konteks ini matriks dapat menjadi suatu alat dalam


penyelesaian sistem persamaan linear diatas.
Contoh :

Tentukan invers dari matriks

( )

1 2
3 5

Solusi:
22

Invers dari matriks

1
5 2
A= 1 2 adalah A1=
3 5
1.52.3 3 1

( )

(53 12 )

Cek jawaban
1 2 5 2 = 1 0 = 5 2 1 2
3 4 3 1
0 1
3 1 3 4

( )(

)( )(

)( )

b. Invers Matriks Berordo 3x3


jika A adalah matriks persegi berordo 3 x 3 , maka invers dari
matriks A dinyatakan dengan

contoh :
Tentukan invers matriks A =

4 2 1
10 6 3
3 2 2

Solusi :
determinan dari matriks A (metode sarrus)
4 2 1 4 2
| A| 10 6 3 10 6
3 2 2 3 2

| |

( 4.6 .2 ) + ( 2.3 .3 ) + ( 1.10 .2 )( 3.6 .1 )( 2.3 .4 )( 2.10 .2 )


48+18+ 20182440

adjoin matriks A
6 2 0
adj A= 11 5 2
2 2 4

invers matriks A

6 2 0
1
1
1
A =
adj A
A = 4 11 5 2
detA
2 2 4
1

23

| |

3
2
11

4
1
2

1
2
5
4
1
2

1
2
1

| |

3
2
4 2 1
1
11
jadi , invers dari A= 10 6 3 adalah A =
4
3 2 2
1
2

1
2
5
4
1
2

1
2
1

c. Sifat-sifat invers matriks:


1. Jika A dan B adalah matriks yang memenuhi AB = BA = I,
maka matriks A dan B dikatakan sebagai matriks yang
saling invers karena A = B1 dan B = A1
2. Jika matriks A mempunyai invers, maka inversnya tunggal
3. Jika A dan B adalah matriks yang mempunyai invers dan
ordonya sama maka :
a). AB mempunyai invers
b). (AB) 1= B 1 A 1
c). (A 1) 1= A
d). (kA) 1= k
1 A 1, k 0
Bila suatu matriks A mempunyai determinan nol atau det(A)
= 0 maka
matriks A tidak mempunyai invers. Suatu matriks yang tidak
mempunyai invers disebut matriks singular. Bila det(A) 0,
maka matriks A pasti mempunyai invers. Suatu matriks
persegi yang mempunyai invers disebut matriks non
singular.
Contoh soal :

1. Invers dari matriks A =

[ ]
1 2
4 3

adalah...

24

a.

b. .

c.

d. .

e.

[ ]
[ ]
[

3
5
4
5

2
5
1
5

3
5
4
5

2
5
1
5

3 2
4 1

[ ]
[ ]
5
3
4
5

1
3
1
4

2
5
1
5

1
2
1
5

Pembahasan

[ ]
1 2
4 3

Jika A =

maka

A d b
c a
A1=
1

1 3 2
A1 = 5 4 1

A1 =

[ ]
3
5
4
5

2
5
1
5

25

[ ]
]
]
]
]
2 3
5 7

2.Jika A =
a.
b.
c.
d.
e.

[
[
[
[
[ ]

7 3
5 2

, tentukan matriks (A-1)T

7 5
3 2

7 3
5 2
2 3
5 7

7 3
5 2

Pembahasan
2 3
Jika A = 5 7

[ ]
(

A d b
c a
A1 =
1

1
7 3
A1 = 1415 5 2

(75 23 )

A1 =
(A-1)T=

(73 25 )

3. Tentukan nilai x agar matriks P=

(25 3x)

merupakan sebuah

matriks yang tidak memiliki invers.


15
a.
2
b.

15
2

26

2
15

c.

2
15

d. e. 7

Pembahasan
Matriks yang tidak memiliki invers , disebut matriks singular.
Determinan dari matriks singular sama dengan nol.
Det P = ad bc = 0
(2) (x) (3)(5) = 0
2x 15 = 0
X=

15
2

4. Diketahui matriks A =

(33 12)

dan B =

(21 11 )

memenuhi AX =

B, tentukan matriks X
2 1
a.
1 1

b.

(33 12)

c.

(12 11 )

d.

(11 11 )

e.

(11 12 )
Pembahasan

Jika AX=B, maka X = A-1 B

27

X=

1
2 1
3.21.3 3 3

X = A-1 B=

X=

1 2 1
3 3 3

1 3 3
3 3 6

a.

b.

(34 21 )

c.

(13 24)

d.

2
(4
3 1)

e.

( )

) . (21 11 )
(11 12 )
(13 24)

5. Invers dari matriks A =


2 1
3 1
2
3

1 2 1
3 3 3

adalah

2 1
3 1
2 3

Pembahasan
1 2
A= 3 4

( )

A d b
c a
A1 =
1

28

1
4 2
A1 = 46 3 1

1 4 2
2 3 1

2 1
3 1
2
3

C. Kesamaan Matriks
Dua matriks dikatakan sama jika, keduanya mempunyai ordo yang sama
dan elemen-elemen yang seletak bernilai sama.
Contoh :

Jika
maka x + y =....
A. 15/4
B. 9/4
C. 9/4
D. 15/4
E. 21/4
Pembahasan

29

Masih tentang kesamaan dua buah matriks ditambah tentang materi


bentuk pangkat, mulai dari persamaan yang lebih mudah dulu:
3x 2 = 7
3x = 7 + 2
3x = 9
x=3
4x + 2y = 8
22(x + 2y) = 23
22x + 4y = 23
2x + 4y = 3
2(3) + 4y = 3
4y = 3 6
4y = 3
y = 3/4
Sehingga:
x + y = 3 + ( 3/4) = 2 1/4 = 9/4
2.5 Operasi Aljabar Pada Matriks
Penjumlahan Matriks
Definisi:
Jika A = aij dan B = bij kedua-duanya adalah matriks m x n . maka
jumlah A + B aadalah aij + bij untuk setiap pasang ( i, j ).
Dua

matriks dengan ordo yang sama dapat dijumlahkan dengan

menjumlahkan entri-entri yang seletak.


Sifat-sifat Operasi Penjumlahan Matriks
A + B = B + A............................. (Sifat Komutatif)
(A + B) + C = A + (B + C)............(Sifat Assosiatif)
A + O = O + A = A..........................(Sifat Identitas Penjumlahan)

30

Contoh Soal

(55)+( 18)=

1.
a.

(55)

b.

(136 )

c.

(10)

d.
e.

(18)

(06)

Pembahasan
1.

(55)+( 18)=(5+5+18)=( 136 )

( )( )
( )
( )
( )

3 1 1 3
2 2 + 2 2 =
1 3 3 1

2.

a.

b.

c.

( )
( )

1 3
2 2
3 1

3 1
2 2
1 3

d.

4 4
4 4
4 2

1 1
4
1 1
e.
1 1

2 3
2 2
2 1

Pembahasan

( )( )(

)( ) ( )

3 1 1 3
3+ 1 1+3
4
+
=
=
2 2 2 2
2+ 2 2+2
4
1 3 3 1
1+3 3+1
4

4
1 1
=4
4
1 1
4
1 1

31

3. Diketahui persamaan matriks


Nilai a + b + c + d =....
A. 7
B. 5
C. 1
D. 3
E. 7
Pembahasan
Jumlahkan dua matriks pada ruas kiri, sementara kalikan dua matriks
pada ruas kanan, terakhir gunakan kesamaan antara dua buah
matriks untuk mendapatkan nilai yang diminta.

2 + a = 3
a=5
4+b=1
b=3
d1=4
d=5
c3=3
c=6
Sehingga a + b + c + d = 5 3 + 6 + 5 = 3

4. Diketahui matriks

dan

Jika A = B, maka a + b + c =....

32

A. 7
B. 5
C. 1
D. 5
E. 7
Pembahasan
4a = 12
a=3
3a = 3b
3(3) = 3b
9 = 3b
b=3
3c = b
3c = 3
c=1
a + b + c = 3 + ( 3) + ( 1) = 3 3 1 = 1

5.

(35)+(18)=

d.

(55)

e.

(213)

f.

(10)

d.
e.

(18)

(06)

Pembahasan
= 2
(35)+(18)=(3+1
5+8 ) ( 13 )

33

Pengurangan Matriks
Definisi : Jika A dan B adalah matiks berordo sama yaitu m x n , maka
matriks A dikurangi B yang dinotasikan dengan A-B , adalah matriks baru
C yang juga berordo m x n, elemen-elemenya diperoleh dengan
mengurangi setiap elemen matiks A dengan elemen dari lawan B yang
seletak dan ditulis A-B = A + (-B). Dengan kta lain jika A=[a ij] dan B=[bij],
maka C =[cij]= [aij +(- bij)] = [aij bij].

Catatan : Pengurangan matriks berlaku untuk matriks-matriks yang


berordo sama dan penguranganya dinyatakan dengan mengurangkan
elemen-elemen yang seletak.

Contoh

1.Jika A=

1 6 5
3 7 0
2 3 1

a.

2 3 0
3 7 7
8 5 1

c.

1 3 0
6 4 6
8 11 1

e.

0
3
5
3 3 7
6 5 1

[ ]
1 3 0
6 4 7
8 2 1

Tentukan A-B

b.

1 3 0
2 4 7
8 3 1

d.

0
3
5
3 3 7
6 5 0

dan B=

]
34

Penyelesaian
A-B =

1 6 5
3 7 0
2 3 1

] [ ] [
1 3 0
6 4 7
8 2 1

2. Diketahui Matriks A=

a.

[ ]

c.

5 2
0 3

e.

2 2
0 3

4 2
2 4

0
3
5
3 3 7
6 5 0

][ ]

1 2 B 5 4
0 3
2 1

b.

0
2
1 3

d.

Tentukan B-A

2 2
0 3

Penyelesaian
B-A =

[ ][

5 4 1 2
2 1 0 3

3.Diketahui X =

a.

1 2 1 0
9 13 2
2 2 1 0

] [ ]
=

4 2
2 4

1 21 0
4 13 2
2 2 1 2

b.

] [
Y=

7 2 2 1
3 20 3
3 21 5

9 2 0 1
5 06 1
7 2 1 1

Tentukan 2X-Y

]
35

c.

e.

11 2 1 0
9 13 2
2 2 1 1

9 21 0
7 13 2
2 1 1 2

d.

9 21 0
7 13 2
2 2 1 2

Penyelesaian

2X-Y = 2

1 21 0
4 13 2
2 2 1 2

4. Matriks D=

] [
-

8 6 5
6 7 0
4 3 1

a.

8
5
5
6 1 14
1 11 1

c.

6
5
5
6 1 14
0 11 1

e.

4
5
5
5 2 14
0 11 1

7 2 2 1
3 20 3
3 21 5

] [
=

Matriks E =

b.

d.

9 2 0 1
5 06 1
7 2 1 1

[ ]
1 1 0
6 4 7
2 4 1

5
5
7
6 1 14
0 12 1

6
5
5
5 2 14
0 11 1

TentukanMatriks D-2E

Pembahasan

D-2E =

8 6 5
6 7 0
4 3 1

] [ ] [
2

1 1 0
6 4 7
2 4 1

6
5
5
6 1 14
0 11 1

]
36

5. Jika A =

a.

c.

e.

3 1 4
2 0 1
1 2 2

1
1
0
4 2 1
3 6
0

1 1 0
4 2 1
3 6
0

1 1
0
4 2 1
3 6
0

dan B =

b.

d.

1
0 2
3 1 1
2 4 1

1
2
0
4 2 1
3 8
1

Tentukan A-2B

1
1
0
4 2 1
3 6
0

Pembahasan

A-2B =

3 1 4
2 0 1
1 2 2

] [
2

1
0 2
3 1 1
2 4 1

] [
=

1
1
0
4 2 1
3 6
0

Perkalian Matriks
Lebih umum perkalian matriks A dan B jika banyaknya kolom
dari A sama dengan banyaknya baris dari B.
Definisi:
Jika a = aij adalah matriks m x n dan B = bij matriks n x r, maka
hasil kali AB = C =cij adalah matriks m x n yang entrinya di definisikan oleh:
Cij = a ( i , : ) b ij =
Contoh:
SOAL PERKALIAN MATRIKS

37

63
[52
]

1. Diketahui matriks A =

dan B =

[12 43] . Matriks AB = . . . .

6 9
[108
]
[19216 ]
021
[96
]
99
[322
]
[90307]

A.
B.
C.
D.
E.

PEMBAHASAN :

AB =

6 3
5 2

] [

6.(1)+3.2
6.3+3.4
5. (1 )+ (2 ) .2 5.3+ (2 ) .4

0 30
9 7

1 3
2 4

JAWABAN : E

2. Jika diketahui matriks A =

[ ] ,B=
21 1
101

[]
32
13
01

dan C =

[]
14
21
32

matriks A (B+C) = . . . .
14 19
A.
79
B.

[ ]
[1914
79 ]

38

C.
D.
E.

[147 199]
[74186 ]
[144 186 ]

PEMBAHASAN :

[( ) ( )]

[ ]

3 2 1 4
1 3+ 2 1
0 1 3 3

A (B+C) =

2 1 1
1 0 1

2 1 1
1 0 1

2.4+1.3+1.3 2.6+1.4+ 1.3


1.4 +0.3+1.3 1.6+0.4+ 1.3

14 19
7 9

4 6
3 4
3 3

JAWABAN : A

3. Diketahui matriks A =

[21
34 ]

dan B =

[21 21] . Maka

A 2 B=

...
A.
B.
C.

[134
8 49 ]
[134
8 49 ]
[134
823 ]
39

[184 216]
[12229 ]

D.
E.

PEMBAHASAN :
A

([ 23 14 )(23 14 )] [21 21]

2.2+(1).3 2. (1 )+(1).4 1 2
3.2+ 4.3
3.(1)+4.4 2 1

1 4
18 13

1.1+ (4 ) .(2) 1.2+(4) .1


18.1+ 13.(2) 18.2+13.1

][ ]

] [

1 2
2 1

] [
=

13 4
8 49

JAWABAN : B

4. Diketahui matriks P =

2 1 2
1 2 1

dan Q =

[ ]
2 1 4
1 2 3
2 2 1

. Hasil dari

PQ adalah . . . .
9 8 12
A.
6 7 11
B.
C.
D.

[
[
[
[

9 8 13
7 7 11
9 8 13
6 7 11

9 9 13
6 7 11

]
]
]
]

40

E.

9 8 13
6 8 11

PEMBAHASAN :

PQ

[ ]
2 1 4
1 2 3
2 2 1

2 1 2
1 2 1

2.2+1.1+2.2 2.1+1.2+ 2.2 2.4+ 1.3+ 2.1


1.2+2.1+1.2 1.1+2.2+ 1.2 1.4+ 2.3+1.1

9 8 13
6 7 11

JAWABAN : C

5. Berapakah hasil kali KM jika K =

A.

B.

C.

D.

E.

[
[
[
[
[

3 4 8
4 8 16
3 6 12
2 4 8
4 2 16
3 6 12
2 4 8
4 8 16
3 6 7
2 4 8
4 8 8
3 6 12
2 4 8
4 8 16
3 6 12

[]
2
4
3

dan M =

[ 1 2 4 ] ?

]
]
]
]
]
41

PEMBAHASAN :

KM

[]

2
4
3

[ 1 2 4 ]

2.1 2.(2) 2.4


4.1 4.(2) 4.4
3.1 3.(2) 3.4

] [
=

2 4 8
4 8 16
3 6 12

JAWABAN : E

a. Sifat-sifat Penjumlahan dan Perkalian Matriks


Jika untuk A, B, C, matriks nol 0, dan matriks satuan I
penjumlahan dan perkaliannya terdefinisi, maka

Sifat komutatif terhadap penjumlahan : A+B = B+A


Sifat asosiatif terhadap penjumlahan : (A+B)+C = A+(B+C)
Sifat matriks nol : A + 0 = A
Sifat lawan matriks : A +(-A) = 0
Sifat asosiatif erhadap perkalian: (AB)C=A(BC)
Sifat distributif kiri : A(B+C)=AB+AC
Sifat distributive kanan : (A+B)C=AC+BC
Sifat perkalian dengan konstanta : k(AB)=(kA)B=A(kB), k

konstanta real
Sifat perkalian dengan matriks satuan: AI=IA=A

2.5 Penerapan Matriks Dalam Radiologi


Untuk mengubah citra tak tampak
menggunakan

Citra

digital.Proses

menjadi
ini

citra

disebut

tampak
sebagai

pencitraan(imaging). Citra CT scan adalah tampilan digital dari

42

crossectional tubuh dan berupa matriks yang berupa matriks yang


terdiri dari pixel-pixel yang berlainan.
Sekarang CT scanner menggunakan ukuran acuan atau matriks
lebih tinggi bersamaan dengan algoritma belokan terpilih untuk
meningkatkan tampilan resolusi. CT scanner boleh menggunakan
ukuran matriks rekonstruksi 512x512 dengan pilihan ukuran pixel
antara 0,06 dan 1 mm. Ketika gambaran ini ditampilkan pada gambar
ukuran matriks 1024x1024 memudahkan perbedaan menyangkut detail
anatomis dan lebih tajam membuat garis demarkasi struktur anatomik
dengan kontras tinggi. Misal sebuah phantom berisi sejumlah angka
dari lubang yang sama jauh pada diameter antara 64 dan 44 lubang,
tergantung pada diameter dan pusat sampai jarak pusat dari 2d.
Lubang tersebut diatur atau disusun berupa bentuk matriks. Gambaran
dari struktur itu dapat dihitung berdasarkan pada fungsi yang tersebar
sebagaimana kontraksi yang diinginkan.

43

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada

dasarnya

dalam

kehidupan

sehari-hari

kita

sering

berhadapan dengan persoalan yang apabila kita telusuri ternyata


merupakan
bersentuhan

masalah
dengan

matematika.

Dengan

persoalan-persoalan

kata
yang

lain

kita

berkaitan

selalu
dengan

matematika entah itu kita sadari ataupun tidak. Agar mudah difahami
maka persoalan tersebut diubah kedalam bahasa atau persamaan
matematika supaya persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan. Tetapi
terkadang suatu persoalan sering kali memuat lebih dari dua persamaan
dan beberapa variabel, sehingga kita mengalami kesulitan untuk mencari
hubungan antara variabel-variabelnya.
Adapun matriks sendiri merupakan susunan elemen-elemen yang
berbentuk persegi panjang yang di atur dalam baris dan kolom dan di
batasi sebuah tanda kurung di sebut matriks.
3.2 Saran
Matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang paling

tidak disukai oleh anak-anak. Kenyataan di lapangan membuktikan


cukupbanyak siswa yang tidak suka bahkan membenci mata pelajaran
matematika. Dalam benak mereka matematika merupakan mata pelajaran
yang sangat sulit untuk dimengerti bahkan membosankan.
Hal ini menjadi dilema bagi para pendidik dan para ahli, karena
matematika merupakansalah satu pengetahuan untuk sains dan teknologi
yang sangat perlu bagi kelanjutan pembangunan. Apalagi dalam
memasuki

abad

ke

-21

yangditandai

dengan

kemajuan

dalam

perkembangan IPTEK, pengetahuan siapdan kepiawaian berpikir logis


yang dikembangakan dalam pelajaranmatematika sangat diperlukan.

44

Dalam

menghadapi

era

globalisasi

yang

diiringi

dengan

perkembangan IPTEK yang sangat pesat, maka peningkatan kualitaskualitas sumber daya manusia mempunyai posisi yang strategis bagi
keberhsilan dan kelanjutan pembangunan nasional. Oleh sebab itu, upaya
tersebut mutlak harus mendapat perhatian yangsungguh-sungguh dan
harus dirancang secara sistematis dan seksama berdasarkan pemikiran
yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manussia adalah pendidikan.
Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu
antara

lain

melalui

peningkatan

kinerja

guru

dan

pendidikan
peningkatan

mutupelajaran yang melibatkan MBS, Pakem, serta peran serta


masyarakat (PSM).Dalam kaitannya dengan Pakem, guru dituntut untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang
aktif, kreatif, efektif, danmenyenangkan. Situasi pakem tersebut harus
diupayakan untuk semua mata pelajaran.
Dengan begitu, diharapkan peningkatan mutu pendidikn pendidikan
dapat tercapaisecara optimal. Guru sebagai faktor penentu dan paling
berpengaruh

dalam

hal

menanamkan

konsep

terhadap

siswa.

Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru dalam


memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru
dalam menetapkan media pembelajaran sangat menentukan terhadap
keberhasilan proses pembelajaran, di samping adanya potensi dan
kemauan siswa sendiri.Terilhami oleh suatu ungkapan
saya mendengar lalu saya lupa, saya melihat lalu saya ingat,
saya berbuat lalu saya mengerti
, maka penulis berasumsi bahwa pemakaian media pembelajaran
menjadikan anak bisa melihat dan berbuat tidak hanya mendengar. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini penulis memperkenalkansebuah media
pembelajaran yang berupa alat peraga perkalian model matrik. Dengan
alat peraga perkalian siswa bisa bermain dengan angka-angka untuk
dicari hasilkalinya. Di sisi lain, dengan karya tulis ini penulis ingin

45

meningkatkan

minat

belajar

anak

terhadap

matematika

serta

menghilangkan asumsi anak bahwa pelajaran matematika membosankan.

DAFTAR PUSTAKA
http://4soalmatematika.blogspot.co.id/2013/05/transpos-matrikspembahasan-soal-dan.html
http://www.uniksharianja.com/2015/03/transpose-matriks-dan-determinanmatriks.html
http://serbah-serbih.blogspot.co.id/2013/07/jenis-jenis-matriks-danpengertiannya.html
http://contohdanpenyelesaianmatrix.blogspot.co.id/2014/06/inversmatriks_5.html
Atsan M.F. 2015. MATEMATIKA SMA KELAS X XI XII. Jakarta. Planet ilmu

46

Anda mungkin juga menyukai