Anda di halaman 1dari 21

HOSPITAL SYSTEM INFORMATION (HIS)

1) Nursing Information System


Kita tahu bahwa dalam sistem informasi keperawatan sudah lebih maju. Penggunaan
catatan pasien yang terkomputerisasi (computerized patient records) yang berkembang pesat,
membutuhkan bahasa yang baku dalam menggambarkan masalah-masalah pasien. Diagnosis
keperawatan melengkapi kebutuhan tersebut dan membantu menetapkan lingkup praktik
keperawatan, dengan menggambarkan kondisi perawat yang dapat merawat secara mandiri.
Diagnosis keperawatan menyertakan pemikiran kritis dan pembuatan keputusan, serta
menyediakan istilah yang dipahami secara universal dan konsisten diantara para perawat
yang bekerja pada beragam tempat, termasuk rumah sakit, klinik rawat jalan, fasilitas
perawatan lain, fasilitas kesehatan okupasi, dan praktik pribadi/swasta. (Doenges et al. 1999)
Pembakuan klasifikasi dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat
penting, apalagi jika kita bicara dalam konteks komputerisasi. Kesepakatan istilah dan
terminologi akan memperbaiki proses komunikasi, menghilangkan ambiguitas dokumentasi
serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem kompensasi, penjadwalan, evaluasi
efektivitas intervensi maupun sampai kepada upaya identifikasi error dalam manajemen
keperawatan. Salah satu tantangan besar dalam informatika kesehatan adalah disepakatinya
standar klasifikasi dan terminologi yang mencakup berbagai konsep (kedokteran,
keperawatan, laboratorium, obat, patient safety, images, pertukaran data, demografis)
(Suparti, 2005)
Sistem Informasi Keperawatan yang di design dalam sistem ini adalah seluruh
dokumentasi yang diperlukan dalam aktifitas keperawatan di ruang rawat inap. Dokumentasi
Asuhan Keperawatan tentu menjadi yang paling utama dalam sistem ini. Selain dokumen
Askep, juga ada laporan-laporan yang lain :
1. 20 Diagnosa Perawatan Terbesar
2. 20 Tindakan Perawatan (NIC) terbesar
3. Resume Keperawatan (otomatis)

4. Format Discharge Planning


5. Laporan Tindakan Keperawatan
6. Standar Operating Procedure dari NIC
Contoh yang dapat kita ketahui adalah simbak. simbak adalah sistem informasi
manajemen berbasis asuhan keperawatan. simbak mempermudah cara pendokumentasian
keperawata. hal ini membuat kinerja perawat berjalan dengan mudah. di Indonesia masih
belum banyak manajemen rumah sakit yang belum menerapkan sistem informasi ini. padahal
hal ini mempermudah cara pendokumentasian. di luar negeri sistem informasi dalam
keperawatan yang menggunakan komputerisasi sudah sangat banyak dan lebih maju.
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi
kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat
menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan
meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.
2) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Web-Based
ZIGNOSA adalah sebuah solusi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)
yang berbasis web++. Apa itu web++? Dengan fitur tersebut ZIGNOSA tidak sekedar dapat
berjalan di atas web browser saja, tapi ZIGNOSA juga mempunyai kelebihan lain yaitu
memiliki tampilan aplikasi yang sangat mirip dengan aplikasi desktop. Hal itu dimungkinkan
karena ZIGNOSA dibangun dengan menggunakan framework Purefect sebuah framework
untuk implementasi webOS yang merupakan karya asli Saltanera.

Mengenai solusi SIMRS sendiri, begitu banyak brand yang dapat kita temukan di
pasaran, mulai dari yang berharga puluhan juta hingga yang berharga miliaran rupiah. Tapi
tidak jarang kita mendengar bahwa banyak pula diantara solusi SIMRS tersebut yang
mengalami kegagalan dalam implementasinya, banyak pula diantara solusi SIMRS tersebut
yang mengalami kegagalan dalam implementasinya atau kalaupun dapat berjalan maka tidak
maksimal dimana SIMRS hanya dipakai di beberapa bagian saja sehingga masalah-masalah
yang ada terkadang masih belum terselesaikan dengan baik.
Tentunya faktor-faktor penyebab kegagalan dan ketidakmaksimalan implementasi
sebuah solusi SIMRS sangat banyak dan beragam. Salah satu penyebab yang sering
ditemukan adalah karena keterbatasan kemampuan dari solusi SIMRS itu sendiri, mulai dari
kurangnya fleksibilitas untuk proses kustomisasi dalam rangka penyesuaian dengan
kebutuhan rumah sakit hingga karena keterbatasan teknologi yang digunakan dalam
membangun solusi SIMRS tersebut sehingga SIMRS yang ada tidak dapat mengikuti
kebutuhan yang semakin berkembang.
Berangkat dari kenyataan-kenyataan di atas, maka Saltanera berusaha membangun
sebuah solusi SIMRS yang cukup inovatif. Maka lahirlah ZIGNOSA. Saltanera berharap
ZIGNOSA akan menjadi sebuah jaminan solusi SIMRS yang seluruh modul dan fiturnya bisa
diimplementasi serta dapat berjalan dengan baik dan optimal.

Berikut ini adalah fitur dan fungsi yang terdapat pada ZIGNOSA:
a. Front-end hingga back-end
Zignosa terdiri atas puluhan modul yang saling terintegrasi untuk mendukung seluruh
aktivitas operasional dan manajerial di rumah sakit. Zignosa akan mengintegrasikan seluruh
aktivitas pelayanan pasien yang dimulai dari pasien mendaftar, kemudian diberikan layanan
hingga akhirnya pasien tersebut pulang. Seluruh data transaksi pasien tersebut akan mengalir
dan tercatat otomatis secara elektronik dan real-time.
Selain modul-modul front-end operasional pelayanan, Zignosa juga dilengkapi
dengan modul-modul terkait fungsi-fungsi manajerial seperti modul keuangan, akuntasi,
laporan-laporan, hingga modul-modul terkait pengelolaan sumber daya manusia seperti
remunerasi.
b. Sistem Online
Zignosa adalah sistem informasi manajemen rumah sakit yang berbasis web. Dengan
kemampuan tersebut, selain berarti dapat diakses melalui jaringan lokal rumah sakit, Zignosa
juga dapat diatur supaya dapat diakses melalui internet sehingga informasi-informasi dapat
diakses dengan cepat, kapan saja dan di mana saja meskipun saat itu pengguna tidak sedang
berada di lingkungan rumah sakit.

Salah satu pihak yang dapat merasakan keuntungan dengan adanya kemampuan ini adalah
dokter. Seorang dokter yang notabene keberadaannya sangat mobile, dapat dengan mudah
membuat diagnosa, memberikan instruksi, memberikan resep, memonitor kondisi pasien,
berkomunikasi dengan perawat jaga secara online, real-time melalui internet dari laptopnya di
manapun dia berada.
c. Tanpa Re-entry
Seluruh pencatatan akunting dilakukan dengan jurnal tanpa re-entry. Demikian juga
untuk dokumen-dokumen tagihan, rekapitulasi piutang serta data pendukung lainnya. Datadata tersebut dibuat secara otomatis seiring berlangsungnya transaksi.
Dengan tanpa dilakukan proses re-entry tentunya akan lebih mempercepat proses
pengolahan data-data transaksi, mencegah duplikasi data, dan mengurangi ketidakkonsistenan
data. Pada akhirnya diharapkan kebocoran-kebocoran dana akan dapat ditanggulangi.
Layanan Mandiri untuk Pengunjung:

ZIGNOSASpot

ZIGNOSAMobile

ZIGNOSAView

ZIGNOSASpot
ZIGNOSASpot adalah sebuah anjugan mandiri berbasis layar sentuh (touch screen) seperti
layaknya mesin ATM yang disediakan untuk pengunjung rumah sakit. ZIGNOSASpot dapat
digunakan oleh pengunjung untuk mendapatkan layanan atau informasi dari rumah sakit
secara mandiri.
ZignosaSpot dapat dimanfaatkan sebagai mesin pendaftaran ke poliklinik dan penunjang,
mesin informasi tarif layanan, mesin informasi billing real-time pasien rawat inap, mesin
pencarian pasien rawat inap, dan fungsi-fungsi lainnya yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan rumah sakit.
Manajemen Data Master:

Data Master

Data Standar

Pengaturan Visual

Customizable Data Master


Untuk lebih mempermudah dan mempercepat proses kustomisasi ZIGNOSA agar sesuai
dengan kondisi rumah sakit, maka data-data master yang digunakan pada aplikasi ZIGNOSA
didesain agar dapat dikelola dengan mudah. Beberapa data master yang dapat dikelola dan
dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan rumah sakit antara lain:

Data wilayah dari kelurahan hingga provinsi

Item-item layanan dan obat yang dimiliki rumah sakit beserta tarifnya

Pengklasifikasian item-item layanan dan obat ke dalam kelompok yang sejenis untuk
keperluan pengelompokkan pada laporan dan billing pasien

Daftar pembayar (penjamin), IKS, serta program-program dan paket-paket layananan


yang ada di rumah sakit

Manajemen pengajuan klaim tagihan ke penjamin

Jadwal praktek di poliklinik untuk seluruh dokter

Daftar dokter beserta jadwal dari dokter tersebut selama di rumah sakit

Dan data-data standar lainnya

Teknologi Canggih & Online:

Web++

Maintenance

Data

TCO

Scalable

Berbasis Web + RIA (WebOS)


Dari tampilannya saja tentunya sudah dapat terlihat bahwa Zignosa berbeda dengan
kebanyakan solusi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang ada di pasaran. Dengan
tampilan yang memadukan kelebihan aplikasi web dan aplikasi desktop. Karena berbasis
web, maka Zignosa akan memiliki kelebihan antara lain adalah tidak diperlukannya instalasi
di komputer client. Meskipun berbasis web, Zignosa tetap dapat digunakan dengan mudah,
semudah menggunakan aplikasi berbasis desktop karena tampilan form dan kontrolkontrolnya dibuat semirip mungkin dengan aplikasi desktop. Zignosa dapat memiliki fitur
canggih ini karena dibangun di atas sebuah framework Klorofil dan Purefect yang merupakan
karya asli Saltanera yang pernah mewakili Indonesia pada ajang APICTA Internasional di
Macau China.
3) Case Mix
Contoh Penerapan Case Mix Di RS
Case-Mix pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat pada tahun 1980. Sebelum
masuk ke Indonesia, sistem Case-Mix telah diterapkan di banyak negara, seperti Amerika
Serikat, Jepang, Thailand, Australia, serta Malaysia. Case-Mix di Indonesia merupakan
adaptasi dari sistem serupa yang diterapkan di Malaysia. Dalam hal ini, Depkes RI
menggandeng Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), sebagai partner untuk merumuskan
sistem Case-Mix yang paling sesuai bagi Indonesia. Kerja sama ini berbentuk sebuah Pilot
Project Implementasi Case-Mix di 15 rumah sakit di Indonesia.
Centre for Case-Mix adalah sebuah wadah yang dibentuk Depkes RI, yang bertugas
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai pelaksanaan CaseMix di 15 rumah sakit yang telah ditunjuk pemerintah sebagai tempat uji coba sistem CaseMix. Berbekal data yang dikirimkan dari rumah sakit-rumah sakit tersebut Centre for Case-

Mix menyusun daftar INA-DRG. Adapun rumah sakit yang berpartisipasi dalam kerja sama
ini adalah :

RSUP Dr. M. Djamil, Padang

RSUP Dr. M. Hoesin, Palembang

RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

RSUP Fatmawati, Jakarta

RSUP Persahabatan, Jakarta

RS Anak Bunda Harapan Kita, Jakarta

RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta

RS Kanker Dharmais, Jakarta

RSUP Hasan Sadikin, Bandung

RSUP Dr. Kariadi, Semarang

RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta

RSUP Sanglah, Denpasar

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar

RSUP Dr. R. D. Kandou, Manado

RSU H. Adam Malik, Medan


Case-Mix merupakan sistem pembayaran pelayanan kesehatan yang berhubungan

dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem pelayanan kesehatan yang menjadi salah
satu unsur dalam pembiayaan kesehatan, serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis
kasus campuran. Case-Mix merupakan suatu format klasifikasi yang berisikan kombinasi

beberapa jenis penyakit dan tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan
yang dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan.
Dalam sistem Case-Mix, terdapat 14 variabel mengenai pasien yang perlu dicatat oleh
rumah sakit, yaitu :
1. Identitas Pasien
2. Tanggal masuk rumah sakit
3. Tanggal keluar rumah sakit
4. Lama hari rawatan
5. Tanggal lahir
6. Umur ketika masuk rumah sakit (dalam satuan tahun)
7. Umur ketika masuk rumah sakit (dalam satuan hari)
8. Umur ketika keluar dari rumah sakit (dalam satuan hari)
9. Jenis kelamin
10. Status keluar rumah sakit (discharge disposition)
11. Berat badan baru lahir
12. Diagnosis utama
13. Diagnosis sekunder, seperti komplikasi dan komorbiditas
14. Prosedur atau pembedahan utama
Dalam sistem Case-Mix, yang menjadi perhatian adalah bauran kasus, yaitu apakah
diagnosis utama yang ditegakkan pasien serta komplikasi apa yang mungkiri terjadi akibat
diagnosis utama tersebut. Diagnosis utama itu lah yang dijadikan acuan untuk menghitung
biaya pelayanan. Penghitungan biaya berfokus pada variabel tersebut, sehingga rumah sakit
tidak akan mencantumkan hal-hal yang tidak seharusnya dalam pembayaran. Dengan

demikian, penghitungan biaya menjadi lebih mudah dan tepat. Tidak ada pembayaran untuk
hal-hal yang sekiranya tidak berhubungan atau tidak perlu. Prioritas pelayanan pasien akan
diberikan sesuai dengan tingkat keparahan, dan tidak dilakukan secara sembarangan. Ini
tentunya dapat menekan biaya pelayanan kesehatan yang kerap menjadi masalah bagi
masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Masyarakat tidak akan merasa ditipu akibat harus
membayar biaya di luar pelayanan yang seharusnya.
Selain memberikan fokus dalam masalah penghitungan biaya, Case-Mix juga
memberikan standar nasional mengenai berapa biaya yang harus dikenakan untuk diagnosis
tertentu. Hal ini memberikan kepastian sekaligus transparansi pada masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dengan demikian, biaya dapat diprediksi, dan
keuntungan yang diperoleh rumah sakit pun dapat lebih pasti. Pemerataan pelayanan
kesehatan di Indonesia lebih mungkin untuk tercapai karena adanya standardisasi tariff secara
nasional. Standardisasi bukan hanya berguna bagi masyarakat miskin, tetapi juga bagi
masyarakat golongan menengah atas yang terbiasa berobat ke luar negeri. Dengan adanya
tarif standar yang lebih terjangkau, mereka tentunya akan berpikir dua kali sebelum
memutuskan untuk berobat ke luar negeri.
Dengan data yang begitu lengkap dan akurat, Case-Mix juga dapat berfungsi sebagai
mjukan bagi Rumah Sakit dalam melakukan penilaian terhadap berbagai pelayanan yang
telah diberikan Dengan demikian, efektivitas pelayanan kesehatan dapat terkontrol dan
dievaluasi karena sistem yang ada sudah memiliki standar dalam hal penggunaan berbagai
sumber dayanya. Dengan demikian, rumah sakit memiliki acuan yang jelas dalam usaha
meningkatkan mutu pelayanan mereka.
Namun, pelaksanaan Case-Mix pun tidak lepas dari berbagai kendala. Salah satunya
adalah kendala dalam melakukan diagnosa dan pengkodeannya. Sampai dengan sekarang,
selain ke-15 rumah sakit berpartisipasi, rumah sakit di Indonesia banyak yang belum mulai
menggunakan pengkodean medis. padahal, kunci sukses dari penyusunan Case-Mix adalah
pada diagnosa dan pengkodean yang teliti. Depkes RI telah berusaha mengantisipasinya,
dengan mengadakan pelatihan pengkodean, diagnosis, dan prosedur yang mengikuti standar
intemasional.
Selain itu, pengumpulan informasi tentang berbagai variabel serta biaya dalam CaseMix juga tidak mudah. Memerlukan usaha yang keras, komitmen, serta motivasi yang tinggi.
Penggunaan

teknologi

informasi

dan

komunikasi

juga

tengah

diusahakan

demi

mempermudah penerapan Case-Mix. Dalam sejumlah kasus, seperti di ruang isolasi, Case-

Mix juga sulit diterapkan karena besar kemungkinan pasien mengalami perpindahan
diagnosis utama dari DRG menuju tingkat yang lebih mahal.
Dalam pengembangannya, Depkes RI menggunakan software Clinical Cost
Modelling Software yang menggunakan 3 macam pendekatan costing konvensional yang
berbeda, yaitu Step-Down Costing, Activity-Based Costing, dan Case-Mix Costing. Dengan
mengkombinasikan 3 pendekatan itu, informasi yang dihasilkan lebih akurat dan stabil.
4) Mirsa

MIRSA merupakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Terpadu yang mudah dioperasikan, fleksibel, a
serta mendukung strategi bisnis organisasi dalam mencapai pengembangan potensi terbesarnya.

digunakan pada beberapa rumah sakit tipe A dan B di Indonesia selama lebih dari satu dekade, dalam me
proses bisnis mereka.

Integrasi sistem informasi merupakan konsep utama dari penerapan manajemen sistem informasi, sehingga
pada setiap bagian saling terhubung dan mendukung untuk mengoptimalkan kinerja masing-masing.
MODUL

5) Symphonik

Aplikasi terintegrasi ini diimplementasikan pada klinik kesehatan untuk


mendukung pelayanannya; meliputi reservasi, registrasi, pelayanan, pembayaran, pembuatan
kartu pasien, dan farmasi.
-

Modul Reservasi berfungsi untuk melakukan reservasi terhadap kunjungan

pasien, pada klinik yang memiliki keterbatasan jumlah dokter spesialis.


Modul Registrasi, dapat melakukan pendaftaran pasien rawat jalan atau

registrasi pasien secara langsung ke instansi penunjang lainnya.


Modul Pelayanan berfungsi untuk pencatatan tindakan, penunjang (lab),
sehingga keperluan pembelian obat, resep obat, penjualan obat, serta

pencatatan visum dilakukan secara integrasi.


Modul Pembayaran, berfungsi sebagai penerbitan tagihan pasien dan
digunakan untuk melakukan pembayaran tindakan, obat, penunjang, serta
visum. Selain itu pembayaran ini juga dapat dilakukan dengan kartu kredit

yang dimiliki pasien.


Modul Kartu, berfungsi untuk menerbitkan kartu berobat pasien.
Modul Farmasi berfungsi sebagai pelayanan obat/farmasi dan melakukan
pencatatan alur barang medis/obat, supplier-distributor, yang juga dapat
digunakan untuk menghitung stock secara periodik dan melakukan stock
opname.

Modul-modul dalam Aplikasi Symphonix juga dapat melakukan analisa untuk


mengetahui jumlah pasien yang berkunjung, pemberian tindakan atau obat, laporan keuangan
klinik termasuk jaminan ke pihak ketiga.
6) Reach

Berkas rekam medik membutuhkan pengelolaan tersendiri karena memuat beragam


data. Medical Record Management and Tracking System merupakan sistem informasi yang
dibuat untuk memenuhi kebutuhan itu, yang menyediakan fitur untuk pembuatan,
pengelolaan dan pelacakan berkas rekam mediak.
Proses pelacakan sebuah dokumen rekam medis dilakukan secara elektronik dengan
menggunakan alat/peranti pemancar radio berfrekwensi tertentu. Peranti ini terdiri dari dua
bagian :

RFID reader berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label yang ditempel
pada dokumen rekam medis pasien) dan membandingkan dengan yang ada di memori
reader.

RFID label berfungsi menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas diri.

RFID label terdiri dari tiga bagian :

Lapisan pelindung dari benturan.

Lilitan antena dan sebuah kapasitor yang membentuk rangkaian beresonansi pada
frekuensi tertentu. Antena ini akan menangkap induksi medan elektromagnet dari
RFID reader dan mengubahnya menjadi arus sebagai sumber tenaga bagi chip.

ID chip yang akan memodulasi arus yang merepresentasikan bit-bit sinyal. Bit-bit
sinyal ini berisi kode yang tersimpan di dalam ID chip.
RFID reader, mengeluarkan gelombang radio dan menginduksi RFID label.

Gelombang induksi tersebut berisi password (kata kunci ) dan jika dikenali oleh RFID label,
memori RFID label (ID chip) akan terbuka. Kemudian RFID label akan mengirimkan kode
yang terdapat di memori ID chip melalui antena yang terpasang di label. RFID reader akan
membandingkan kode yang diterima dengan kode kunci yang tersimpan di RFID reader.
Medical Record Management and Tracking System tersusun atas modul-modul
sebagai berikut:

modul administrator

modul register data

modul check-in/check-out

modul pencarian/searching

modul tablet viewer

modul sinkronisasi data

modul menggambar posisi ruang


Modul administrator berfungsi untuk mengatur jalannya sistem, memberikan hak

akses terhadap user, menambahkan data-data master yang dibutuhkan oleh sistem, seperti :
mengelola data user, memberikan hak akses user, mengelola data user group, mengelola data
wilayah (data propinsi, data kodya, data kecamatan, data kelurahan), mengelola data master
agama, mengelola data master pendidikan, mengelola data master pekerjaan, mengelola data
master rumah sakit, mengelola data master gedung, mengelola data master ruang rawat,
mengelola data Instalasi, sub instalasi dan detail instalasi.
Modul register data berfungsi untuk melakukan penerbitan berkas rekam medik.
Setiap berkas rekam medik akan diberikan tag RFID sesuai dengan Nomor Rekam Medik
pasien tersebut. Pemberian tag RFID ini bersifat unik dan akan menjadi penanda pada saat
pembacaan melalui RFID reader. Setiap berkas rekam medik juga akan dilengkapi dengan
metadata sebagai penjelasan atas berkas tersebut. Modul register juga menyediakan fungsi
import data dari Sistem Informasi Rumah Sakit yang sedang berjalan.
Modul cek-in/cek-out berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sebuah dokumen RM.
Dengan modul ini sebuah dokumen RM akan diketahui berada dalam lemari penyimpanan
atau diruang lainnya, selain itu dapat juga diketahui di lemari mana berkas dokumen RM
tersebut diletakkan.
Modul tablet viewer menyediakan fitur untuk menampilkan berkas rekam medik di
piranti tablet seperti Ipad. Modul ini memberikan kemudahan bagi dokter untuk melihat
berkas rekam medik pasien yang sedang ditangani.
Modul pencarian berfungsi untuk mencari informasi lokasi berkas dokumen Rekam
Medik. Lokasi keberadaan berkas rekam medik akan divisualisasikan di layar, sehingga
memudahkan petugas rekam medik untuk mendapatkan berkas yang dicari.
Modul sinkronisasi data berfungsi untuk melakukan reposisi berkas berdasarkan
posisi terakhir berkas rekam medis terbaca oleh terminal, modul ini diperlukan untuk
menghindari terlewatnya sebuah berkas rekam medis dari pembacaan terminal karena pada
saat proses pemindahan dokumen label RFID terganggu sinyal, seperti label tertutup benda
dari logam, terhimpit dari bahan yang mengandung air, terhalang tubuh petugas atau
terganggu sinyalnya karena benda elektronik lainnya.
Modul

menggambar

posisi

ruang

berfungsi

lokasi/kamar/ruang penyimpanan berkas rekam medis.

untuk

menggambar

denah

7) Prime

Prime merupakan sistem informasi apotek, yang digunakan untuk mendukung


kegiatan operasional apotek yang terintegrasi dalam transaksi dan terintegrasi antar apotek di
seluruh indonesia. Dalam sistem ini, apotek kecil dan apotek besar serta supplier bisa
melakukan transaksi secara on line. Transaksi-transaksi yang bisa dilakukan secara online
adalah pemesanan barang dari apotek kecil ke apotek besar, penjualan dari apotek besar ke
apotek kecil, dan transaksi penjualan antar apotek kecil. Selain itu pada system ini disediakan
fasilitas untuk menangani transaksi pesanan barang kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi),
penerimaan barang dari PBF, pembayaran ke supplier (apotek kecil/besar), resep obat (apotek
kecil/besar), penjualan ke konsumen (apotek kecil/besar), retur penjualan retur ke supplier
dan stock opname.
Network
Syarat untuk mengimplementasikan Aplikasi Prime adalah komputer yang ada di apotek
harus terhubung dengan server BVK dengan menggunakan internet (virtual private network).
Database
Database yang digunakan pada Aplikasi Prime adalah Adaptive Sybase Enterprise (ASE)
yang diinstall pada server BVK.
Smart Client
Aplikasi Prime dibuat dengan menggunakan Power Builder yang dideploy sebagai smart
client. Dengan deployment secara smart client, maka komputer yang ada di apotek akan
melakukan proses update Aplikasi Prime secara otomatis ke-dari server.
8) Benefit
Sistem pendukung keputusan yang mampu menganalisa beragam
data serta menyajikan hasil analisa tersebut ke dalam bentuk report, dashboard, scorecard
KPI, prediksi atau forecast dan berbagai bentuk informasi yang dibutuhkan oleh majemen
dalam menentukan kebijakan strategis sehubungan dengan proses bisnis yang sedang

berlangsung. Dengan BENEFIT, user dapat mencari, menemukan, mengintegrasikan, serta


menganalisa informasi dalam satu tampilan yang user friendly, cepat dan menarik.
BENEFIT memberikan solusi bagi kebutuhan aplikasi Business Intelligence (BI)
rumah sakit yang disajikan dengan cepat dan flexible. BENEFIT telah digunakan oleh rumah
sakit berskala besar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Aplikasi BENEFIT dirancang
untuk menganalisa semua data yang ada. Baik itu data historical, data saat ini hingga
memberikan analisa prediksi untuk keberlangsungan proses bisnis rumah sakit.
Analitic Center
Fitur ini dapat digunakan user untuk menganalisa data rumah sakit. Data-data dianalisa mulai
dari kondisi yang diinginkan hingga diperoleh informasi yang detail. Kemudian user dapat
dengan mudah memulai lagi analisa berikutnya dengan urutan pertanyaan berbeda dari
skenario pertama.
FITUR
Benefit memberikan kemudahan dalam penelusuran informasi dan analisa mengenai:

Rekam Medik Pasien

Pemakaian Obat

Dokter

Penyakit

Pembayaran

Dokter Spesialis

Demografi Pasien

Dashboard

KEUNGGULAN BENEFIT

Pengalaman di industri rumah sakit selama lebih dari 15 tahun


Teknologi mutakhir:

In memory (Data)

High Speed Data Processing

Dashboard

Trend Analysis

What If Scenario

Forecasting

Google Map

Analytics Center

Drill Down & Drill Up

Cyclic Group

Pivot Table

Waterfall

Web Based & Desktop User Client Type

Konsultan yang berpengalaman di bidang data warehouse dan aplikasi BI

Local support

9) HL7 version 2.5.1


HL7 version 2.5.1

Heath Level 7 (HL7) adalah salah satu dari beberapa standard ANSI (American
National Standards Institute), yang telah diakreditasi oleh SDO (Standards Developing
Organizations). Standarisasi ini dipakai khususnya untuk bidang atau area healthcare system.
HL7 menciptakan standard untuk pertukaran, manajemen, dan integrasi informasi kesehatan
elektronik untuk tujuan klinis dan administratif. HL7 tidak mengembangkan perangkat lunak,
tetapi hanya menyediakan organisasi kesehatan dengan spesifikasi untuk membuat sistem
dapat saling bertukar informasi. HL7 merupakan standard pertukaran data medis yang
berbentuk teks (Benson T, 2010).
OMI^O23

Gambar 1 Penggunaan OMI Message


HL7 Message ini digunakan dalam komunikasi antar sistem informasi yang terlibat
dalam pemenuhan permintaan yang diarahkan ke departemen pencitraan, seperti Radiologi
Information System (RIS) dan Picture Archiving and Communication System (PACS).
Tabel 1 Struktur OMI Message
Segmen
MSH

Description
Message
Header,

berisi

informasi bagaimana message


diproses dan diuraikan. Ini
termasuk identifikasi message,
pengirim,
PID

message, dll.
Patient

penerima,

tipe

Identification,

digunakan untuk menyediakan


dasar
PV1

demografi

mengenai

subyek pengujian
Patient Visit, berisi informasi
kunjungan pasien di setiap

ORC

pemeriksaan
Common
Order,

berisi

informasi

dasar

pengujian

setiap order yang diterima.


Segmen

ini

mencakup

pengidentifikasi urutan, siapa


yang melakukan order, kapan
dilakukan order, tindakan apa
yang perlu diambil, dll.
Observation Request,

OBR

informasi

berisi

permintaan

pemeriksaan.

OBR

mengidentifikasi

tipe

pemeriksaan yang dilakukan,


dan mengunci informasi order
NTE
ORU^R01

pemeriksaan.
Notes and Comments

ORU^R01 dibuat untuk mengembalikan hasil laboratorium dari RIS ke HIS.


Tabel 2 Struktur ORU Message
Segmen
MSH

Description
Message
Header,

berisi

informasi bagaimana message


diproses dan diuraikan. Ini
termasuk identifikasi message,
pengirim,
OBR

penerima,

tipe

message, dll.
Observation Request,

berisi

informasi

permintaan

pemeriksaan.

OBR

mengidentifikasi

tipe

pemeriksaan yang dilakukan,


dan mengunci informasi order
OBX

pemeriksaan.
Observation/Result,

berisi

informasi hasil pemeriksaan


yang

telah

dilakukan.

Ini

Segmen

Description
termasuk

identifikasi

pemeriksaan,

hasil

pemeriksaan,

kapan

pemeriksaan dilakukan, dll.


10) RIS
Radiology Information System (RIS) merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk
mendukung alur kerja operasional dan analisis dalam suatu departemen radiologi. RIS juga
merupakan tempat penyimpanan data pasien dan pelaporan data pasien, dan memberikan
kontribusi terhadap catatan data pasien secara elektronik, baik sebagai pendiagnosa suatu
penyakit maupun sebagai acuan pemberian arah pengobatan bagi para petugas radiologi
dalam sebuah rumah sakit (The Royal College of Radiologists, 2008).
Broker
Broker HL7 adalah sebuah aplikasi yang dirancang sebagai antarmuka antar
aplikasi-aplikasi kesehatan yang ada di rumah sakit. Broker menyimpan istilah-istilah yang di
pakai dalam standard HL7. Broker bertugas menerjemahkan setiap data pasien menjadi data
HL7. Dan dikirim ke setiap aplikasi rumah sakit yang telah memakai standard HL7. Apabila
aplikasi rumah sakit tidak memakai standard HL7, maka broker tidak dapat mengirim data ke
aplikasi tersebut.

Gambar 2 Interface antar aplikasi rumah sakit


Gambar 2.2 merupakan perbandingan antara rumah sakit yang memakai standard HL7
maupun tidak. Pada rumah sakit yang tidak memakai standard HL7 membutuhkan banyak
antar muka agar bisa berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan pada rumah sakit yang
memakai standard HL7 hanya membutuhkan satu antar muka saja agar bisa berkomunikasi
satu dengan lainnya yang disebut dengan broker HL7 (Benson, 2010).
HIS

Hospital Information System (HIS) pada dasarnya adalah sebuah sistem informasi
yang membantu para penyedia layanan medis dapat mengelola semua semua informasi secara
efektif. HIS ada pertama kali pada tahun 1960 dan dengan seiring waktu mengalami
perkembangan. Saat itu HIS masih mengelola penagihan dan persediaan rumah sakit.
Sekarang HIS di desain untuk mengatur administrasi, aspek keuangan dan semua aspek klinis
yang ada di rumah sakit (EMR Consultant, 2013)

Gambar 3 Fungsi dari HIS


Fungsi dari HIS antara lain:
1. Menjadi sistem inti di rumah sakit
2. Menjadi sistem pendukung medis
3. Menjadi sistem dokumentasi medis
4. Menjadi sistem manajemen rumah sakit
5. Menjadi sistem komunikasi dan jaringan di rumah sakit

SUMBER
http://www.bvk.co.id/
http://saltanera.com/software/simrs-zignosa/

(http://www.blog-nuzil.com/2012/11/contoh-penerapan-case-mix-di-rs.html)

Anda mungkin juga menyukai