Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

FARMASI RUMAH SAKIT


TIROID

DISUSUN OLEH

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS


FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2016

Tiroid

1. Defenisi Tiroid

37
2. Etiologi
.
.40
3. Epidemiologi

41
4. Petofisiologi

41
5. Patogenesis
.
.44
6. Gejala
.
.44
7. Mekanisme Test
.
.46
8. Mekanisme
Pengobatan
.
.50
9. Obat-Obat
Penyakit Tiroid

.
.53
10. Obat-Obat Herbal

59
11. Daftar Pustaka

60

TIROID

1. Defenisi
Penyakit Tiroid atau adalah penyakit yang terjadi karena
gangguan pada kelenjar tiroid atau gondok manusia yang
bentuknya seperti kupu-kupu. Ia terletak di daerah leher
sebelah depan pada ruas ke 2 dan 3 daritenggorokan.
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di
bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trachea.
Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar
ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini
mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di
masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di
dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana
hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi
darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior.
Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis
eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan
dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat
suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri.
Dipersarafi

oleh

saraf

adrenergik

dan

kolinergik.

saraf

adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik


berasal dari nervus vagus. Jaringan

tiroid

terdapat

pada

semua vertebrata. Pada hewan menyusui, tiroid berasal dari


evaginasi dasar farings, dan duktus tiroglosus

menandai

jalur perjalanan tiroid dari lidah ke leher, yang kadang-kadang


menetap sampai dewasa.

Tiroid terbentuk dari banyak (Folikel). Masing-masing folikel


sferis dikelilingi oleh suatu lapisan sel dan di isi oleh bahan
proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid. Saat
kelenjar tidak aktif koloid berjumlah banyak, folikel berukuran
besar dan sel-sel yang membatasinya tipis. Bila kelenjar aktif
maka folikel menjadi kecil, sel-selnya kuboid atau kolumnar dan
tepi folikel mengalami lekukan-lekukan membentuk banyak
lakuna reabsorpsi
Tiroid berfungsi untuk membentuk dan mensekresi beberapa
hormon yaitu liotironi (T3) dan tiroksin (T4). Dibawah
pengaruh

hormone

TRH

(Tyrotropin

Releasing

Hormone,

protirelin) dari hipotalamus, hipofise mensekresi TSH (Thyreoid

Stimulating Hormone) yang selanjutnya menstrimulasi tiroid


untuk memisahkan T3 dan T4.
Fungsi lain hormon-hormon tiroid antara lain adalah:
a.

Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya


meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi
oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak,
lien, paru-paru
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda
dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih
kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding
dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat
dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang

peranan

penting

dalam

pertumbuhan

fetus

khususnya pertumbuhan saraf dan tulang


d.

Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

e. Efek

kronotropik

dan

Inotropik

terhadap

jantung

yaitu

menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama


jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi
kompensasi

kekuatan

tubuh

dan

terhadap

ritme

pernapasan

kebutuhan

sebagai

oksigen

akibat

metabolisme
h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan
kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium
di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin
adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang
rendah

akan

menekan

pengeluaran

tirokalsitonin

dan

sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang

pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet


kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
2. Etiologi
Gangguan-gangguan

pada

kelenjar

tiroid

ini

dapat

disebabkan oleh :
1. Defisiensi iodium, pada umumnya penderita terdapat
didaerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang
mengandung iodium, misalnya didaerah pegunungan.
2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa
hormon tiroid.
3. Stimulasi tiroid oleh globulin darah yang memiliki aktivitas
TSH yang disebut LATS (long acting thyroid stimulator)
yang menyebabkan hipertiroidisme.
4. Kelebihan minum obat yang mengandung iod atau iodida
(obat batuk) selama waktu panjang ataupun makan
dengan kedar iod tinggi seperti lumut laut.
5. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti
substansi dalam kol, lobak, dan kacang kedelai).
6. Akibat gangguan ini kapasitas kelenjar tiroid
mensekresi

tiroksin

terganggu,

untuk

mengakibatkan

peningkatan kadar TSH.


7. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan misalnya
thiocarbamide, sulfonilurea dan lithium.
Bila dilihat dari fungsi, tiroid dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertiroid, di mana kelenjar gondok akan menghasilkan
hormon gondok yang berlebihan.
Penyebab-penyebab umum dari hipertiroid termasuk:
a. Penyakit Graves
b. Functioning adenoma ("hot nodule") dan Toxic
c.
d.
e.
f.

Multinodular Goiter (TMNG)


Pemasukkan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid
Pengeluaran yang abnormal dari TSH
Tiroiditis (peradangan kelenjar tiroid)
Pemasukkan yodium yang berlebihan

2. Hipotiroid yaitu produk hormon yang dihasilkan oleh


kelenjar tiroid berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
Hipotiroid memiliki 3 tipe yaitu:
a. Primer
(termasuk
tipe

yang

paling

sering

muncul,gangguan pada kelenjar tiroid,dapat disebabkan


karena

penyakit

ataupun

Hashimoto

penggunaan

(penyakit

radioioiodine

autoimun)

pada

terapi

hipertiroid)
b. Sekunder (terjadi apabila kelenjar pituitari menghasilkan
TSH dalam jumlah yang tidak mencukupi). Gangguan ini
dapat

disebabkan

karena

adanya

kerusakan

pada

kelenjar pituitari (tumor radiasi atau pembedahan)


c. Tersier (ketika hipotalamus gagal memproduksi TRH.
Padahal TRH berfungsi merangsang Kelenjar Pituitari
untuk menghasilkan TSH)
Umumnya penyakit ini disebabkan karena ketidakstabilan
hormon atau infeksi, ada juga yang disebabkan karena
gangguan

autoimun,

di

mana

tubuh

menghasilkan

zat

antibodi yang berpengaruh pada kelenjar gondok, sehingga


bisa

menyebabkan

kekurangan

atau

kelebihan

produksi

hormon gondok. Khusus untuk gondok endemik, gangguan


disebabkan karena kurangnya zat yodium yang masuk ke
dalam tubuh.
3. Epidemologi
Hipotiroid diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi
mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih
umum terjadi pada wanita dari pada pria dan kejadiankejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
4. Patofisiologi
Hipotiroid

Pada Penyakit Tiroiditis Auto Imun Walaupun etiologi pasti


respon imun tersebut masih belum diketahui, berdasarkan
data epidemiologik diketahui bahwa faktor genetik sangat
berperan dalam patogenesis PTAI. Selanjutnya diketahui pula
pada Penyakit Tiroiditis Auto Imun terjadi kerusakan seluler
dan perubahan fungsi tiroid melalui mekanisme imun humoral
dan seluler yang bekerja secara bersamaan (Tomer Y, Davies
TF, 2003 dan Prummel MF et al, 2004). Kerusakan seluler
terjadi

karena

limfosit

tersensitisasi

(sensitized

T-

lymphocyte) dan/atau antibodi antitiroid berikatan dengan


membran sel tiroid, mengakibatkan lisis sel dan reaksi
inflamasi. Sedangkan gangguan fungsi terjadi karena interaksi
antara
blocking

antibodi

antitiroid

dengan

yang

reseptor

di

bersifat

membran

stimulator

atau

sel

yang

tiroid

bertindak sebagai autoantigen (Tomer Y, Davies TF, 2003 dan


Prummel MF et al, 2004).

Gambar 7. Skema Respon autoimmum Antigen Dengan


Infiltrasi sel limfosit
Gampathogenic

mechanism

of

Hashimoto's

thyroiditis

Mekanisme patogen yang mungkin dari Tiroiditis Hashimoto.

Faktor genetik predisposed individu dapat dipengaruhi oleh


faktor lingkungan (contoh: diet iodine, infeksi, kehamilan, terapi
sitokin) yang termasuk respon autoimun melawan antigen
spesifik tiroid dengan infiltrasi sel imun. Proses autoimun
menghasilkan T helper tipe 1 (Th1) respon imun mediate dan
induksi apoptosis dari sel tiroid yang mengakibatkan hipotiroid
Hipertiroid
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves,
goiter

toksika.

Pada

kebanyakan

penderita

hipertiroidisme,

kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran


normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan
sel-sel folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran
kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih
besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun,
karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya bahanbahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI
(Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang
aktivasi

CAMP

hipertiroidisme.
konsentrasi

TSI

dalam
Karena

sel,
itu

meningkat.

dengan
pada
Bahan

hasil

akhirnya

pasien
ini

adalah

hipertiroidisme

mempunyai

efek

perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama


12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu
jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan


hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan
tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis
pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat

dari

sifat

hormon

tiroid

yang

kalorigenik,

akibat

peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan


akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai
akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor
otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga
penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang
takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek
hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang
terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai
daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya
bola mata terdesak keluar.
5. Patogenesis
Pembesaran kelenjar tiroid yang sudah ada sejak anak lahir
disebut gondok kongenital. Sindroma Pendred adalah suatu
penyakit keturunan yang ditandai dengan bisu-tuli dan gondo
kongenital.
Bahan utama bagi pembentukan hormon tiroid adalah
yodium. Ini terdapat banyak dalam bahan yang berasal dari
laut (ikan laut, ganggang dan sebagainya) atau terdapat
dalam alam masuk tubuh lewat minuman serta makanan.
Nasib unsur yodium tersebut yang sudah berada dalam
saluran makanan adalah sebagai berikut (yodium diserap
usus, masuk sirkulasi dan ditangkap oleh bermacam-macam
kelenjar antara lain : choroid, ciliary body, kelenjar susu,

plasenta, kelenjar air ludah, mukosa lambung serta intestinum


tenue dan paling banyak oleh kelenjar tiroid).
Bila jumlah yodium dalam makanan kurang maka sintesis
hormon tiroid akan berkurang juga sehingga kadar tiroksin
bebas menurun. Hal ini berakibat peninggian sekresi TSH
sehingga kelenjar tiroi membesar.

Hormon tiroi meningkat, aktivitas adrenergik lebih


besar

Perubahan konsentrasi protein pengikat pada stress


operasi, infeksi, atau penurunan afinitas ikatan.

Respon selular perifer meningkat terhadap hormon


tiroid pada keadaan hipoksia jaringan, infeksi, asidosis
laktat.

6. Gejala
Gejala hipotiroid:
Otot melemah, lemas, tidak suka udara dingin, depresi,
kram otot, nyeri sendi, pucat, jarang berkeringat, kulit
kering,

gatal,

denyut

jantung

konstipasi (sembelit) .
Bicara lambat, serak
Gangguan siklus menstruasi
Suhu tubuh rendah

Gejala Penyerta:

Gangguan daya ingat


Susah berkonsentrasi
Kadar gula darah rendah
Rambut rontok
Anemia
Gangguan menelan
Nafas pendek dan dangkal
Mengantuk
Gangguan fungsi ginjal
Peningkatan kolesterol serum
Penurunan libido

lambat

(bradikardi),

Pembesaran payudara pada laki-laki (gynecomasti)

Gejala Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid
bekerja berlebihan (overactive) sehingga menghasilkan hormon
Tiroid (T3 dan T4) dalam jumlah berlebihan pula. Hormon tiroid
berfungsi untuk regulasi metabolisme tubuh dan menjaga fungsi
normal sel. Jika hormon ini berlebih akan terjadi overstimulasi
metabolisme dan meningkatkan efek sistem saraf simpatis
sehingga menyebabkan peningkatan kecepatan sistem tubuh.
Peningkatan frekuensi denyut jantung
Berdebar-debar, tremor (tangan bergetar)
Cemas
gangguan pencernaan (diare)
penurunan berat badan.
Gejala Penyerta :
mudah tersinggung
intoleransi terhadap pana
berkeringat banyak
berat badan berkurang
kelemahan otot
Insomnia
eksoftalmos (protrusi bola mata).
7. Mekanisme Test (Diagnosa)
Tes tiroid terdiri atas:
a) Tes untuk mengukur aktivitas/fungsi tiroid terdiri dari :
- Tiroksin serum (T4)
- Tri-iodotironin serum (T3)
- Kadar T4 bebas (FT4)
- Kadar T3 bebas (FT3)
- Indeks T4 bebas (FT4I)
- Tes TSH
- Tes TRH.
b) Tes untuk menunjukkan penyebab gangguan fungsi tiroid :
- Antibodi Tiroglobulin (anti Tg)
- Antibodi tiroid peroksidase (anti TPO) /Antibodi mikrosomal
- Tiroid Stimulating Antibodies (TSAb)
c) Tes untuk monitoring terapi :
- Tiroksin serum (T4)
- Tri-iodotironin serum (T3)

Tes FT4
Tes FT3
Tes TSH

Nilai rujukan dari masing-masing tes sebagai berikut.


1. TES T4
a)
b)
-

Nilai Rujukan :
Dewasa
: 50-113 ng/L (4,5mg/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Diatas : diatas 16,5 mg/dl
Anak-anak : diatas 15,0 mg/dl
Usila : menurun sesuai penurunan kadar protein plasma
Interpretasi :
Meningkat: hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan,
penyakit hati kronik, penyakit ginjal, diabetes mellitus,

neonatus, obat-obatan: heroin, methadone, estrogen.


Menurun: hipotiroidisme, hipoproteinemia, obat2an seperti
androgen,

kortikosteroid,

antikonvulsan,

antitiroid

(propiltiouracil) dll.
2. TES T3
a)
b)
-

Nilai Rujukan:
Dewasa
: 0,8 2,0 ng/ml (60-118 ng/dl)
Wanita hamil, pemberian kontrasepsi oral : meningkat
Infant dan anak-anak kadarnya lebih tinggi.
Interpretasi :
Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut,
peningkatan TBG, obat-obatan:T3 dengan dosis 25 mg/hr
atau

lebih

dan

obat

T4

300

mg/hr

atau

lebih,

dextrothyroxine, kontrasepsi oral


Menurun: hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus
kadar T3 normal), starvasi, penurunan TBG, obat-obatan:
heparin, iodida, phenylbutazone, propylthiuracil, Lithium,
propanolol, reserpin, steroid.

3. TES FT4 (FREE THYROXIN)


a) Nilai Rujukan: 10 27 pmol/L
b) Interpretasi :

Meningkat: pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang

disebabkan kelebihan produksi T4.


Menurun: hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder,
tirotoksikosis karena kelebihan produksi T3.

4. TES FT3 (FREE TRI IODOTIRONIN)


a) Nilai Rujukan : 4,4 9,3 pmol/L
b) Interpretasi
:
- Meningkat: pada penyakit Graves dan tirotoksikosis yang
-

disebabkan kelebihan produksi T3.


Menurun: hipertiroidisme primer, hipotiroidisme sekunder,
tirotoksikosis karena kelebihan produksi T3.

5. TES TSH (TIROID STIMULATING HORMONE)


a) Nilai rujukan : 0,4 5,5 mIU/l
b) Interpretasi :
- Meningkat: hipotiroidisme primer,

tiroiditis

(penyakit

autoimun Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme,


hipertiroidisme

sekunder

karena

hiperaktifitas

kelenjar

hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan


-

misalnya litium karbonat dan iodium potassium.


Menurun: hipertiroidisme primer, hipofungsi
hipofisis

anterior,

obat-obatan

misalnya

kelenjar
aspirin,

kortikosteroid, heparin dan dopamin.


6. TES TSHs (TSH 3rd Generation)
a)
b)
c)
-

Nilai rujukan : 0,4 5,5 mIU/l


Batas pengukuran : 0,002 20 mIU/L
Interpretasi :
Meningkat: hipotiroidisme pimer,

tiroiditis

(penyakit

autoimun Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme,


hipertiroidisme

sekunder

karena

hiperaktifitas

kelenjar

hipofisis, stress emosional berkepanjangan, obat-obatan


misalnya litium karbonat dan iodium potassium.

Menurun: hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme primer,


hipofungsi kelenjar hipofisis anterior, obat-obatan misalnya
aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.

7. Antibodi Tiroglobulin
a) Nilai rujukan : 3-42 ng/ml
b) Interpretasi :
- Meningkat: hipertiroidisme, subakut tiroiditis, kanker tiroid
yang tidak diterapi, penyakit Graves, tumor benigna, kista
-

tiroid.
Menurun: hipotiroidisme neonatal.

8. Antibodi Mikrosomal
a) Nilai rujukan : hasil tes negatif
b) Interpretasi: Adanya antibodi

mikrosomal

menunjukkan

penyakit tiroid autoimun, juga dapat ditemukan pada kanker


tiroid.

Pada penderita dengan pengobatan tiroksin, bila

ditemukan antibodi tiroid memberi petunjuk kegagalan


fungsi tiroid.
9. TS Ab
1) Nilai rujukan: hasil tes negatif
2) Interpretasi : TSAb ditemukan pada 70-80% penderita
Graves

yang

tidak

mendapat

pengobatan,

15%

pada

penyakit Hashimoto, 60% pada penderita Graves oftalmik


dan pada beberapa penderita kanker tiroid.
Pemeriksaan penunjang laboratorium lainnya meliputi :
a. Pemeriksaan

hormon

tiroid

dan

TSH

paling

sering

menggunakan radioimmuno-assay (RIA) dan cara enzyme


linked immuno-assay (ELISA) dalam serum atau plasma darah.
Pemeriksaan T4 total dikerjakan pada

semua penderita

penyakit tiroid, kadar normal pada orang dewasa adalah 60150 nmol/L atau 50-120 ng/dl; T 3 sangat membantu untuk
hipertiroidisme, kadar normal pada orang dewasa antara 1,0-

2,6 nmol/L atau 0,65-1,7 ng/dl; TSH sangat membentu untuk


mengetahui hipotiroidisme primer, kadar normal TSH adalah
0,400-4,000 mg/dl, kadang-kadang meningkat sampai 3 kali
normal.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi

diperlukan untuk

mendeteksi

nodul yang kecil atau nodul diposterior.


c. Pemeriksaan Sidik Tiroid, dasar pemeriksaan ini adalah
distribusi yodium radioaktif dalam kelenjar tiroid. Yang dapat
dilihat dari pemeriksaan ini antara lain besar, bentuk dan
letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar.
d. Pemeriksaan Sitologi melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus,
ketepatan pemeriksaan sitologi untuk tipe anaplastik, meduler
dan papiler hampir mendekati 100%.
8. Mekanisme Pengobatan
Penatalaksanaan
Ada beberapa tindakan dalam penatalaksanaan penyakit tiroid
1. Pengobatan

jangka

panjang

dengan

obat-obat

antitiroid

seperti propiltiourasil atau metimazol, yang diberikan paling


sedikit selama 1 tahun. Obat-obat ini menyekat sintesis dan
pelepasan tiroksin.
2. Penyekat
dengan

beta

seperti

obat-obat

propanolol

antitiroid.

diberikan

Karena

bersamaan

menifestasi

klinik

hipertiroidisme adalah akibat dari pengaktifan simpatis yang


dirangsang oleh hormone tiroid maka manifestasi klinik
tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat beta.
Penyekat
keringat

beta
yang

menurunkan
berlebihan.

takikardia,
Propanolol

kegelisahan
juga

dan

menghambat

perubahan tiroksin perifer menjadi triyodotironin.


3. Pembedahan

tiroidektomi

propiltiourasil prabedah.

subtotal

sesudah

terapi

4. Pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI).


Tumor tiroid umumnya berupa benjolan tidak nyeri, berupa
nodul atau benjolan tunggal, pengobatannya adalah dengan cara
operasi. Pada tahap pertama dilakukan pengangkatan benjolan
dan kelenjar tiroid yang terkena, kemudian hasil jaringan
tersebut dikirim untuk diperiksa jenis histopatologi atau patologi
anatominya
Bila hasil PA dinyatakan jinak, maka hanya benjolan itu saja
dengan tiroid yang terkena saja yang diangkat, dan sesudahnya
tidak ada pengobatan lanjutkan Bila hasilnya ganas atau kanker
tiroid , maka tindakan pengobatannya tergantung pada stadium
dan jenis histopatologi kankernya. Tindakan pada kanker tiroid
adalah pengangkatan seluruh kelenjar tiroid (tiroidektomi total)
Bila sudah ada penyebaran ke kelenjar getah bening leher,
maka selain tiroidektomi total, juga dilakukan diseksi atau
pembersihan seluruh kelenjar getah bening leher yang terkena
secara radikal (diseksi leher radikal).
Di

Rumah

Sakit

yang

sudah

maju

dan

sudah

ada

pemeriksaan histopatologi potong beku, maka operasi dapat


dilakukan satu tahap. Namun bila sarana pemeriksaan ini belum
ada, maka operasi menjadi dua tahap atau dua kali operasi.
Setelah dilakukan tiroidektomi total harus dialnjutkan
dengan pengobatan:
1. 4-6 minggu setelah tiroidektomi total, dilakukan sidik seluruh
tubuh untuk mencari sisa jaringan tiroid atau adanya metastasis
di tempat lain.
a. Bila tidak ditemukan sisa jaringan tiroid atau metastasis,
langsung diberikan hormon tiroid.

b. Bila masih ada sisa jaringan tiroid atau metastasis, maka


diberikan yodium 131 terlebih dahulu, baru satu minggu
kemudian diberikan hormon tiroid.
2. 6

bulan

kemudian

dilakukan

sidik

tiroid/seluruh

tubuh

ulangan. Bila hasilnya tidak ditemukan metastasis, maka


hormon tiroid diberikan kembali. Namun bila ada metastasis,
diberikan yodium 131 dulu baru kemudian diberikan hormon
tiroid satu minggu sesudahnya.
3. Prosedur tersebut diulangi sampai tidak ditemukan lagi
adanya metastasis, dan setelah itu sidik seluruh tubuh
diulangi:
a. Setiap 6 bulan selama 2 tahun pertama.
b. Setiap tahun selama tiga tahun berikutnya.
c. Selanjutnya setiap 2-3 tahun sekali.
Pada kasus-kasus tertentu, bila kanker tiroid ditemukan pada
wanita kurang dari 50 tahun atau laki-laki kurang dari 40 tahun,
dengan kanker tiroid stadium dini yaitu, ukuran kanker kurang
dari 5 cm, belum ada infiltrasi ke jaringan sekitarnya, belum ada
metastasis ke kelenjar getah bening leher dan belum ada
metastasis jauh ke tulang kepala, ke tulang belakang dan ke
paru, sebagian para ahli mengambil tindakan berupa operasi
pengangkatan tiroid yang terkena kanker beserta kankernya
sedangkan tiroid sebelahnya tidak diangkat. Namun pada kasus
ini penderita harus di follow up secara ketat. Pada kelompok ini,
sesudah operasi penderita tidak perlu minum obat hormon tiroid
seumur hidup.
Pada jenis kanker tiroid anaplastik, yaitu yang tingkat
keganasannya

tinggi,

dengan

sifat

tumornya

cepat

sekali

membesar dan infiltrasi atau menyusup ke jaringan sekitar


sehingga dapat menyumbat jalan nafas, tindakannya adalah

dengan radiasi eksterna, setelah terlebih dahulu dilakukan biopsi


dan pemeriksaan patologi anatomi.
Pada karsinoma tiroid yang awalnya berdifferensiasi baik,
suatu saat dapat berubah menjadi ke golongan anaplastik. Pada
jenis

karsinoma

anaplastik

inilah

tingkat

harapan

kesembuhannya yang paling kecil, dan sangat membahayakan.


Apalagi di Pontianak belum ada fasilitas radioterapi sehingga
untuk kanker golongan ini mutlak harus dikirim penderitanya ke
Jawa

yang

memiliki

sarana

radioterapi.

Maka

segeralah

diperiksakan ke dokter, agar dapat ditegakkan diagnosisnya dan


mendapat pengobatan yang tepat
Tiroistatika atau zat-zat antitiroid adalah zat-zat yang
berkhasiat

menekan

produksi

hormon

tiroid.

Khususnya

digunakan pada keadaan hiperfungsi kelenjar tersebut, yang


seringkali disertai peningkatan sekresi tiroksin. Keadaan itu
disebut hipertiroidisme, hipertirosis atau thyreotoxicose.
Antitiroid bekerja menghambat sintesis hormone tiroid
dengan jalan menghambat proses pengikatan/inkorporasi yodium
pada residu tirosil dari tiroglobulin. Selain itu antitiroid juga
menghambat proses penggabungan dari gugus yodotirosil untuk
membentuk yodotironin. Obat-obat ini dapat dibagi dalam
beberapa kelompok, yakni:
a. Thionamida: karbimazol, tiamazol, dan propiltiourasil. Obatobatan ini dahulu disebut thiourea yang menghambat secara
langsung sintesa hormon tiroid dengan jalan mencegah
pengikatan iod pada tirosin atau penggandengan mono- dan
diiodtirosin menjadi T3 dan T4.
b. Bahan yang mengandung iodine: Kalium iodida, dalam dosis
tinggi menghambat sintesa dan pelepasan hormon-hormon
tiroid. Tiroid menjadi lebih padat (kecil) dan vaskularisasinya

dikurangi,

sehingga

digunakan

pula

untuk

persiapan

adakalanya

digunakan

pembedahan.
c. Adrenergik-antagonis:

Propranolol,

untuk mengurangi beberapa keluhan, seperti tachycardia dan


kegelisahan. Beta bloker ini mengurangi efek tiroksin di
jaringan perifer dengan jalan blokade susunan saraf simpatis.
9. Obat-Obat Penyakit Tiroid
1. Karbimazol : Neo, Mercazole
Derivat thiomidazol ini berkhasiat sebagai antitiroid kuat dan
paling sering digunakan. Resorpsinya dari usus cepat dan
langsung di ubah secara lengkap menjadi metabolit aktif
tiamazol. Karbimazol menghasilkan 6-7 mg tiamazol. Plasma t
nya 9 jam.
Efek sampingnya jarang terjadi pada dosis normal dan
biasanya tidak serius antara lain sakit kepala dan sendi,
gangguan lambung usus, hilang rasa dimulut, rambut rontok dan
reaksi kulit (gatal, ruam). Pada dosis tinggi dapat terjadi efek
yang hebat yaitu depresi sumsum tulang dengan antara lain
agranulocytosis dan leukopenia (reversible).
Dosisnya : Oral 3-4 dd 10 mg atau 1 dd 30-40 mg selama 6-8
minggu, kemudian ditambahkan tiroksin atau dapat juga beralih
kedosis pemeliharaan 5-20 mg/hari.
2. Propiltiourasil
Derivat pirimidin ini adalah analog dari metiltiourasil yaitu zat
antitiroid pertama (1945). Khasiat tiroistatiknya Ca 10 x lebih
lemah dari karbimazol. Resorpsinya cepat, PP-nya ca 80%,
plasma t nya singkat 1-2 jam, maka perlu ditakarkan 3-4 x
sehari. Efek sampingnya hampir mirip dengan karbimazol.

Dosisnya : permulaan 3 dd 70-200 mg selama 6-8 minggu,


pemeliharaan 50-300 mg / hari, atau dikombinasi dengan
tiroksin.
3. Kaliumiodida
Garam ini adalah obat pertama yang digunakan pada struma
dan

hipertirosis.

Sesudah

diserap

baik

oleh

usus,

iodida

diabsorpsi secara selektif oleh tiroid dan dipekatkan disini sampai


25 kali. Mulai kerjanya cepat dalam 1-2 hari, tetapi bersifat
sementara, setelah ca 2

minggu sering sekali tidak efektif

lagi dan gejalanya memburuk.


Penggunaannya bermacam-macam, yaitu :

Premedikasi, berguna memadatkan kelenjar 10-14 hari sebelum


pembedahan.

Profilakse, pada orang-orang yang terkena radiasi 25 rem atau


lebih, misalnya pada bencana reaktor di Chernobyl (Rusia,
1986). Kalium iodida (dan-iodat) mampu memblok kumulasi
radioaktif iod tersebut dalam tiroid.

Ekpektorans

dalam sirup batuk berguna

mempermudah

pengeluaran dahak. Efektivitasnya belum pernah dibuktikan


secara ilmiah dan sangat diragukan, sedangkan risiko efek
samping serius (struma) agak besar.

Tetes mata 1 % pada bular mata (cataract), cara kerjanya


kurang jelas
Cara

kerjanya

terhadap

tiroid

adalah

kompleks

dan

tergantung dari dosis serta keadaan organ. Pada orang sehat,


kelebihan iodida dapat mengakibatkan struma, umpamanya
dalam obat batuk atau dalam rumput laut
dimakan

oleh

penangkap

ikan

Jepang

yang banyak

(iod

basedow).

Sebaliknya

kekurangan

iod

dapat

menimbulkan

struma.

Kebutuhan tubuh akan iodida berjumlah sekitar 150 mcg/hari.


Efek sampingnya agak sering terjadi biasanya berupa reaksi
alergi seperti iod acne, urtikaria, juga edema dan selesma.
Dosis tinggi dan penggunaan yang lama bisa menimbulkan
hipotirosis atau struma, juga depresi, nervositas, sukar tidur,
impotensi dan myxoedema.
Dosis : untuk persiapan strumectomia oral 15 ml larutan
KJ/NaJ 1% selama 10-14 hari sebelum pembedahan. Sebagai
profilakse pada radiasi, hendaknya dimulai 24 jam sebelum
terpapar radioaktif iod : diatas 1 tahun 130 mg/hari selama 310 hari, dibawah 1 tahun 65 mg/hari.
d. Iod
Radiofarmaka merupakan kelompok obat yang digunakan
dalam ilmu kedokteran nuklear untuk terapi
berkat dayanya melepaskan sinar-sinar ionisasi.

dan diagnosa,
Iod

radioaktif. Setelah diresorpsi, iod 131 secara selektif diserap


oleh tiroid dan mulai radiasinya. Terutama memproduksi sinar
beta dengan daya penetrasi ringan (ca 2 mm) dan sedikit sinar
gama yang penetrasinya lebih mendalam. Kerjanya lama
dengan masa paruh ca 8 jam, sehingga lebih disukai daripada
isotop iod lainnya yang kerjanya lebih singkat atau lebih
lemah.
Penggunaannya, dalam bentuk natrium radioiodida (NaI
dengan I 131), antara lain pada hipertirosis. Terapi dengan
tiroistatika harus dihentikan 2 hari sebelumnya. Efeknya dapat
disamakan dengan pengangkatan sebagian kelenjar melalui
pembedahan. Disamping itu radioiod juga digunakan untuk
diagnosa fungsi tiroid atau terapi kanker tiroid.

Efek sampingnya, berupa peradangan tiroid dan sementara


memburuknya gejala hipertirosis. Efek yang lebih serius adalah
resiko kecil akan terjadinya leukemia dan kanker tiroid yang
dapat timbul 20-30 tahun kemudian. Karena itu radioiod pada
dasarnya hanya diberikan pada pasien diatas usia 40 tahun.
Wanita hamil dan menyusui tidak boleh ditangani dengan
radioiod.
Dosis, oral atau IV 925-1850 MBq sebagai larutan natrium
iodida I 131 (USP).
N
o

Nama Obat

Karbimazol
(BPJS)

Sediaan
beredar
NeoMercazol
e Tablet

Propiltiourasi
l
( BPJS)

Propilthioura
cil/PTU Tablet

Propanolol
(BPJS)

Farmadral
Tablet

Dosis

Mekanisme Kerja

Indika

Dosis
awal
kasus
ringan
sehari
3-4
tablet
dalam
dosis bagi.

Hiper
Menghambat
tiroto
ikatan
yodium
penya
sehingga tiroksin
persia
tidak terbentuk.
tindak

Obat ini merintangi


Dosis awal 300- pengubahan T4-T3
600 mg sehari (yang lebih aktif)
Hiper
terbagi tiap 8 di jaringan perifer,
jam.
misalnya
dalam
hati.

Tidak melebihi Tidak begitu jelas,


320 mg sehari
diduga
karena
menurunkan curah
jantung,
menghambat
pelepasan renin di
ginjal,
menghambat
tonus simpatetik di
pusat
vasomotor

Hiper
angin
aritm
migre
subao
hipert
mioka
feokro

otak.

Kalium
Iodida

Joodkali
Tablet

Obat
yang
di
gunakan
pada
Ekspektoran
struma
dan
250-500
mg;
hipertirosis.
sebelum
Sesudah
diserap
operasi
dengan baik oleh
tirotoksis 150
usus,
iodida
mg
sehari
diabsorpsi secara
dalamdosis
selektif oleh tiroid
terbagi.
dan
dipekatkan
sampai 25 kali.

Hiper
Preme
profila
ekspe
tetes
endem

SEDIAAN
a. Bubuk tiroid (Tiroid USP) mengandung tiroksin triyodotironin
b. Tablet ekstrak tiroid tersedia sebagai tablet bersalut enteral
atau tablet biasa 6,5 mg : 16 mg ; 32 mg ; 65 mg ; 195 mg ;
325 mg.
c. Tiroglobulin ((Proloid) tersedia dalam tablet 16 mg ; 32 mg ;
65 mg ; 100 mg ; 195 mg ; 325 mg.
d. Tiroksin dipasarkan sebagai tablet 0,2 mg ; 0,4 mg ; 0,8 mg ;
2 mg.
e. Natrium levotiroksin terdapat dalam bentuk tablet dan sedian
suntukan (IV). Tablet mengandung zat aktif 0,025 mg ; 0,05
mg ; 0,1 mg ; 0,15 mg, 0,2 mg ; dan 0,3 mg. Sedangkan
sediaan suntikan 10 ml mengandung 0,1 dan 0,5 mg/ml.
f.

Natrium liotironin terdapat dalam bentuk tablet 5 g, 25 g


dan 50 g

10.

Obat-Obat Herbal

1. Ciplukan ( Physallis peruviana.L)

Kandungan kima
chlorogenik acid, asam sitrun dan fisalin. Selain itu, buahnya juga
mengandung asam malat, alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C
dan gula, juga elaidic acid.
Cara Penggunaan :
Sediakan 10-15 gram tanama ciplukan selanjutnya direbus
hingga mendidih. Minum air rebusan secara rutin setiap hari.
Khasiat :

Menyembuhkan Influenza dan Sakit Tenggorokan dan

hipertiroidisme
Mengobati Kencing manis (diabetes).
Mengobatai sakit paru-paru.
Mengobati penyakit Ayan.

Sediaan

Kandungan penting dari kapsul ciplukan adalah:chlorogenik acid, asam citrun, fisalin,
flavanoid, saponin dan polifenol. Juga mengandung asam malat, alkaloid, tanin,
kriptoxantin, gula dan vitamin C.

Berikut khasiat alami dari obat tradisional kapsul ciplukan yaitu dapat digunakan
untuk membantu mengobati sakit:

obat alami untuk sakit hipertiroid

secara alami berguna untuk penderita influenza

membantu mengobati sakit tenggorkan

obat herbal penyakit bronkitis

gondongan

pembengkakan buah pelir

Dosis

: 3 x 3 kapsul sehari

Product

: CV. Sumber Rejeki

Isi

: 60 Kapsul

Izin

: MUI 1636072001
DAFTAR PUSTAKA

Wells, Barbara G et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th


edition. United States : The McGraw-Hill Companie.
Sukandar, Elin Yulianah dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta :
PT ISFI Penerbitan.
Direktorat

Bina

Farmasi

Komunitas

dan

Klinik.

2007.

Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes. Jakarta :


Depkes RI.
Wiria, M.S.S., dan Handoko T., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi
4, Ganiswara, S.G., Editor. Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., Fisher, B.D., 2001.,
Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2.., Penerbit Widya
Medika., Jakarta.
Neal. M.J., Farmakologis Medis. Edisi V. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Sudoyo. A.W., 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, edisi 4. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.
Anonim., Kelenjar_tiroid. Wikipedia. org/wiki.
Anonim., Penyakit Kelenjar Tiroid. Ms. Wikipedia. org/wiki/
kelenjar tiroid.
Anonim., Kelenjar Tiroid. Kompasiana.com.
Ir. Winarto P.W., 2007. Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobat
Herbal. Jilid 2. Karyasari Herba Media, Jakarta.
Winotopradjoko Martono., 2006. ISO Indonesia, Volume 41, PT.
Anem Kosong Anem (AKA), Jakar

Anda mungkin juga menyukai