Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
matapelajaran KIMIA mengenai sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV A
(golongan karbon) ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tulisan ini adalah hasil analisis masalah mengenai sifat keperiodikan
unsur-unsur golongan IV A (golongan karbon) yang telah kami lakukan selama
beberapa hari. Dalam melaksanakan tugas ini, disertai dengan analisa pustaka
dari berbagai sumber dan kesimpulan serta hal yang lain sesuai dengan tugas.
Bersama dengan ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Allah
SWT yang telah merestui terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah

ini dapat membantu kepentingan proses belajar kita. Tak

lupa pula segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan tugastugas yang lain di masa mendatang. Terimah kasih wassalam
Sinjai, 8 Oktober 2016
Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Manfaat Pembahasan
BAB II. Isi
II.1 Unsur-Unsur Golongan IV A
1. Karbon (C)
2. Silikon (Si)
3. Germanium (Ge)
4. Timah (Sn)
5. Timbal (Pb)
II.2 Sifat Keperiodikan UnsurUnsur Golongan IV A
A. Sifat Fisika
B. Sifat Kimia
1. Sifat Keperiodikan Unsur
Karbon (C)
2. Sifat Keperiodikan Unsur
Silikon (Si)
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Germanium (Ge)
4. Sifat Keperiodikan Unsur
Timah (Sn)
5. Sifat Keperiodikan Unsur
Timbal (Pb)
II.3 Kelimpahan Unsur Golongan
IV A di Alam
II.4 Manfaat Unsur-Unsur
Golongan IV A
II.4 Dampak Negatif UnsurUnsur Golongan IV A
BAB III. Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka

................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................

i
ii
iii
iv
1
1
2
2
3
3
3
4
4
4
5

................................................................
................................................................
................................................................

6
6
8

................................................................

14

................................................................

16

................................................................

21

................................................................

23

................................................................

26

................................................................

33

................................................................

34

................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................

36
38
38
39
40

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Unsur Karbon (C)
Tabel 2. Sifat-Sifat Kimia Unsur Karbon (C)
Tabel 3. Sifat-Sifat Fisik Unsur Silikon (Si)
Tabel 4. Sifat-Sifat Kimia Unsur Silikon (Si)
Tabel 5. Sifat-Sifat Fisik Unsur Germanium (Ge)
Tabel 6. Sifat-Sifat Kimia Unsur Germanium (Ge)
Tabel 7. Sifat-Sifat Fisik Unsur Timah (Sn)
Tabel 8. Sifat-Sifat Kimia Unsur Timah (Sn)
Tabel 9. Sifat-Sifat Fisik Unsur Timbal (Pb)
Tabel 10. Sifat-Sifat Kimia Unsur Timbal (Pb)
Tabel 11 Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan

.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................

IV A di alam
Tabel 12. Manfaat Unsur-Unsur Golongan IV A

....................................... 33

di Alam

10
11
17
18
21
22
23
25
25
26

....................................... 34

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksinya untuk membentuk materi yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari mengenai pemahaman sifat dan interaksi
atom tunggal dengan tujuan untuk menerapkan penetahuan tersebut pada tingkat
maksoskopik. Kajian ilmu kimia mencakub unsur-unsur penyusun berbagai
macam materi, itulah mengapa ilmu kimia sangatlah penting bagi manusia.
Kebutuhan manusia untuk hidup diperoleh dari senyawa-senyawa yang
terdapat di bumi, baik yang berasal dari kerak bumi maupun dari atmosfer. Kajian
mengenai unsur-unsur penyusun senyawa tersebut dalam ilmu kimia sangat
penting dan mendasar untuk diketahui dan di pahami. Diantara unsur-unsur
tersebut dalam sistem periodik adalah unsur-unsur golongan IV A.
Unsur-unsur golongan IV A atau golongan karbon terdiri atas unsur C
(karbon), Si (Silikon), Ge (Germanium), Sn (Timah), dan Pb (Timbal), Uuq
(Ununquadium) namun dalam pembahasan tidak di uraikan mengenai
ununquadium sesuai dengan arahan guru. Unsur-unsur golongan IV A sangat
penting keberadaannya di alam, contohnya unsur C (Karbon) merupakan
penyusun dasar kehidupan di bumi, Si (Silikon) sangat penting sebagai menyusun
kerak bumi, Ge (Germanium) sebagai bahan bahan semikonduktor, Sn (Timah)
sebagai bahan pembuatan solder, dan Pb (Timbal) sebagai bahan utama
pembuatan baterai.
Unsur-unsur golongan IV A dapat di manfaatkan untuk berbagai
kepentingan manusia. Namun pemanfaatan tersebut dapat menimbulkan dampak
positif dan dampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem dan kelangsungan
hidup manusia. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut kita harus mengenali
bagaimana sifat unsur-unsur golongan IV A sehingga dalam pemanfaatan unsurunsur tersebut beserta senyawanya dapat dihindari dampak negatifnya.

Dalam kajian unsur-unsur kimia, penting untuk menitikberatkan pada


sifat-sifat keperiodikan unsur, khususnya golongan IV A. Sistem periodik unsur
disusun dengan memerhatikan beberapa sifat fisis dan sifat kimia. Dengan adanya
sifat periodk unsur tersebut, sifat-sifat unsur serta pola keteraturannya dapat di
prediksi berdasarkan letaknya dalam sistem periodik unsur. Demikianlah latar
belakang penulisan makalah mengenai sifat keperiodikan unsur-unsur golongan
IV A (golongan karbon).
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV A
(golongan karbon) adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa saja Unsur-unsur golongan IV A?


Bagaimana sifat fisis dan kimia unsur-unsur golongan IV A?
Bagaimana Keberadaan unsur-unur golongan IV A di alam?
Apa Manfaat unsur-unsur golongan IV A?
Apa Dampak Negatif unsur-unsur golongan IV A?

1.3 Manfaat Penulisan


Makalah sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV A di harapkan dapat
menjadi bahan review, sumber informasi ilmiah, memperkaya khazaah referensi
ilmu Kimia untuk menambah pengetahuan dan membantu masyarakat khususnya
Siswa-Siswi SMAN 1 Tellulimpoe mengenal dan memahami unsur-unsur
golongan IV A.

BAB II
ISI
Golongan (famili) adalah kumpulan kolom unsur-unsur penyusun tabel
periodik unsur-unsur kimia. Saat ini dikenal terdapat 18 golongan dalam tabel
periodik unsur. Goongan tersebut terbagi menjadi golongan utama dan golongan
transisi. Golongan utama diantaranya adalah golongan IV A. Golongan IV A
dikenal menurut rekomendasi dari International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC) sebagai golongan 14 (Golongan IV A) dengan nama golongan
berdasarkan unsur adalah golongan Karbon. Nama Trivial berdasarkan
persetujuan IUPAC untuk golongan IV A adalah tetrels (dari bahasa Yunani
Tetra artinya empat, IV).
Penggolongan unsur-unsur (termasuk unsur golongan IV A) di dasarkan
pada kesamaan sifat keperiodikan (sifat fisika dan kimia) pada elektron kulit
terluarnya berdasarkan nomor atom. Sifat-sifat fisika yang dimaksud beberapa
diantaranya adalah ukuran atom, sifat logam energi ionisasi, keelektronegatifan,
dan afinitas elektron. Adapun sifat-sifat kimia beberapa diantaranya adalah
kereaktifan dan reaksi-reaksi kimia.
II.1 Unsur-Unsur Golongan IV A
1. Unsur Karbon (C)
Unsur karbon disimbolkan dengan C menempati periode ke-2 golongan IV
A. Kata karbon berasal dari bahasa Latin Carbo yang artinya batu bara
(sedimen kehitaman yang mudah terbakar). Karbon termasuk unsur utama yang
keberadaannya diketahui sejak zaman kuno.
Karbon termasuk dalam unsur yang melimpah di alam, menempati urutan
ke-15 kelimpahannya di kerak bumi, sementara itu di alam semesta kelimpahan
karbon menempati urutan ke-4. Karbon menyusun basis kehidupan terdapat pada
semua jenis mahluk hidup. pada manusia karbon termasuk unsur terbanyak kedua
sebanak 18,5% setelah oksigen. Hal ini dikarenakan karbon dapat membentuk
ribuan jenis senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer, selain itu
unsur karbon sangat stabil dan isotop karbon

12

C dijadikan patokan mengukur

satuan massa atom.

2. Unsur silikon (Si)


Silikon adalah unsur yang menempati periode ke-3 golongan IV A dan
termasuk dalam blok p. Kata Silikon berasal dari bahasa latin Silicium artinya
logam. Silikon di temukan oleh Jons Jacob Berzelius pada tahun 1824 dan di beri
simbol Si dalam sistem periodik unsur.
Silikon menempati urutan ke-8 sebagai elemen terbanyak di alam semesta,
namun sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni. Silikon terdistribusi dalam
planetoid, planet, pasir, dan debu. Silikon membentuk kerak bumi dengan
persentase 25,7% menempati unsur terbanyak kedua setelah oksigen. Silikon
ditemukan sebagian besar dalam bentuk oksida silikon seperti silika atau pasir,
kuarsa, agate, jasper, opal, batu kristal, dan amethyst. Silikon juga dapat di
temukan sebagai mineral asbes, mika, tanah liat, feldspar.
Silikon seringkali di manfaatkan dalam dunia kecantikan sebagai bagian
pengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon. Dalam ekonomi modern silikon
dimanfaatkan dalam industri kimia, penyulingan baja, bahan semikonduktor
elektronik, pengencoran aluminium. Silikon diketahui juga merupakan penyusun
dasar struktur tubuh hewan, selain itu juga di butuhkan untuk elemen esensial
tubuh meskipun dalam jumlah kecil.
3. Unsur Germanium
Germanium disimbolkan dengan Ge, menempati periode ke-4 golongan IV
A. Germanium diperidiksi keberadaanya oleh ilmuwan bernama Mendeleev
Omitri pada tahun 1871. Kata Germanium berasal dari bahasa latin Germania
yang artinya Jerman, di beri nama germanium oleh penemunya ahli kimia Jerman
Clemens Winkler pada tahun 1886 sebagai penghormatan untuk tanah
kelahirannya. Winkler menemukan Germanium dalam bentuk mineral argyrodite.
Germanium ditemukan di alam dalam bijih germanite, seng, argyrodite,
dan dalam batu-bara. Germanium tidak di temukan dalam bentuk unsur bebas di
alam. germanium telah banyak di gunakan sebagai bahan semikonduktor
perangkat-perangkat elektronik dan alat transistor.
4. Unsur Timah (Sn)
timah disimbolkn dengan Sn, menempati periode ke-5 golongan IV A
dalam sistem periodik unsur. Timah telah di ketahui keberadaannya sejak zaman

kuno, nama timah berasal dari bahasa latin Stannum yang artinya menjadi cair
atau basah yang merujuk kepada sifat Timah.
Timah tidak ditemukan sebagai unsur bebas. Bijih timah yang sangat
penting adalah kasiterit atau timah oksida SnO2. Timah banyak di tambang di
negara Zaire, Inggris, Malaysia, Thailand, Nigeria dan Indonesia. Timah di
manfaatkan sebaga agen insektisida dan bakterisida dalam industri aerospace,
bahan campuran perunggu, sebagai lapisan peindung bejana tembaga.
5. Unsur Timbal (Pb)
Timbal di simbolkan dengan Pb, meempati periode ke-6 golongan IV A
dalam sistem periodik unsur. Timah telah dikenal sejak zaman kuno, kata Timbal
berasal dari bahasa Latin Plumbum artinya logam lunak.
Timbal termasuk sebagai logam berat yang terdapat di kerak bumi secara
alami. Selain itu timbal juga di hasilkan dari aktivitas manusia. Timbal digunakan
dalam industri pipa air anti korosi, bahan cat, campuran bahan bakar bensin dan
cat. Timbal dapat terkonsentrasi di udara, makanan, minuman, dan debu tercemar.
Timbal cukup berbahaya karena bersifat toksik bagi manusia dan mengganggu
metabolisme tubuh.
II.2 Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur Gologan IV A
Unsur-unsur baik dalam satu golongan maupun satu periode memang
memiliki kemiripan. Namun, di antara unsur-unsur tersebut memiliki perbedaan
tertentu. Sifat-sifat yang berbeda tersebut berubah dengan kecenderungan tertentu
sesuai dengan berubahnya nomor atom.
Kecenderungan tersebut berulang dalam golongan dan periode berikutnya
sehingga disebut dengan sifat periodik. Sifat-sifat periodik tersebut adalah sebagai
berikut. Dalam bahasan sifat keperiodikan unsur, dapat diklasifikasikan dua sifat
setiap unsur, yaitu sifat fisika dan sifat kimia unsur dalam sistem periodik. Berikut
ini diuraikan mengenai sifat fisika dan sifat kimia unsur :
A. sifat fisika unsur
Sifat fisika adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah
komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur
titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu
berapa es tersebut berubah menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal

penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan
fisis. Demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es seperti
mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk kedalam sifat
fisisnya. Sama halnya bila kita mengatakan Helium lebih ringan daripada udara,
kita mereferensikannya pada sifat fisis helium tersebut. Beberapa sifat fisika yang
cukup penting dari unsur-unsur dalam sistem periodik adalah sebagai berikut :
1. Ukuran atom
Dalam menentukan ukuran atom pendekatan yang dapat digunakan adalah
memahami daerah keberadaan elektron dalam suatu orbital atom dan menentukan
jaraknya terhadap inti. Daerah keberadaan elektron tersebut dianggap bulat,
sehingga dapat ditentukan jari-jarinya.

Jari jari atom


Jari-jari atom adalah Jarak lintasan terluar dari atom terhadap inti atom. Dalam
lintasan tersebut ditemukan keberadaan elektron.
Jari-jari kovalen
Jari-jari pada ikatan kovalen adalah setengah jarak antar 2 inti atom dalam
ikatan tunggal kovalen.

Jari-jari non Logam(Jari-jari van der Walls)

Pada atom-atom yang bersentuhan namun tidak berikatan memiliki jarak tanpaikatan yang terdekat. Jarak ini disebut dengan jari-jari van der Walls.

Jari-jari Logam
Jari-jari logam adalah Setengah jarak dua atom Kristal padat unsur
logam. Jari-jari ini mirip dengan jari-jari kovalen.

Jari jari ion


Ukuran jari-jari ion pada logam akan berbeda dengan aslinya. Jarijari ion positif lebih kecil dari jari-jari kovalen dan sebaliknya jari-jari
ion negatif lebih besar dari jari-jari kovalen. Ketika suatu atom
kehilangan elektron disebut kation dan ketika suatu atom menarik
elektron disebut anion. Ketika sebuah atom kehilangan elektronnya,

tarikan inti terhadap elektron terluar dari atom akan semakin besar,
sehingga

akan

terjadi

suatu

penciutan

terhadap

kulit

dan

menyebabkan jari-jari terlihat mengecil. Begitu juga sebaliknya,


ketika sebuah atom mendapatkan sebuah elektron, tarikan inti
terhadap elektron terluarnya semakin kecil, sehingga jari-jari atom
tersebut terlihat lebih besar.

Adapun kecenderungan jari-jari atom suatu unsur kimia secara teoritis


adalah sebagai berikut :

Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan akan terjadi pengecilan jari-jari atom.
Hal ini terjadi karena jumlah valensi terus bertambah namun tidak diikuti
dengan penambahan kulit.

Secara vertikal (golongan), penambahan suatu jari-jari atom pada unsur


menemukan keteraturan dari atas ke bawah. Hal ini seiring dengan
bertambahnya jumlah kulit atom dari golongan unsur.

2. Energi ionisasi (EI)


Energi ionisasi dijabarkan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk
melepas satu elektron dari atom netralnya. Dalam ilmu yang berkembang, dikenal
adanya energi ionisasi pertama(I1), energi ionisasi kedua (I2), energi ionisasi
ketiga, energi ionisasi keempat, energi ionisasi suksesif (berturut-turut), dan
seterusnya. Angka 1 dan 2 pada energi ionisasi menunjukkan di orbital manakah
elektron tersebut telah hilang.
Energi ioniasasi sangat ditentukan oleh Muatan pada inti dan Jarak dari
elektron pada inti. Pada tabel periodik unsur dikenal beberapa keteraturan
terhadap arah golongan dan periode. Namun, keteraturan ini tidak absolute.
Berikut ini kecenderungan energi ionisasi dalam tabe periodik unsur :

Keteraturan berdasarkan periode

Dalam periode, Energi ionisasi suatu unsur ditemukan semakin bertambah dari
arah kiri dan kanan. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan muatan
atom namun dalam jumlah kulit yang tetap.

Keteraturan berdasarkan golongan


Secara vertikal, penambahan jumlah Energi Ionisasi ditemukan dari bawah ke
atas pada suatu golongan. Hal ini dapat dikaitkan dengan ukuran dari atom
suatu unsur dimana semakin kecil ukuran atom berarti semakin dekat jarak
elektron valensi terhadap inti atom sehingga gaya tarik inti semakin besar dan
untuk melakukan pelepasan elektron tersebut diperlukan energi yang sangat
besar. Namun secara garis besar, keteraturan ini tidak pernah absolute.

3. Afinitas Elektron
Berseberangan dengan energi ionisasi, afinitas elektron dapat dikatakan
sebagai sejumlah energi yang dilepaskan suatu atom saat atom tersebut
menambahkan suatu elektronnya menjadi suatu anionnya.
Afinitas elektron dapat mengalami ketidak beraturan pada unsur-unsur
dalam sistem periodik karena adanya daya tarik tambahan terhadap elektronnya
sehingga muatan efektif pada elektron yang masuk lebih kecil. Hal ini
mengakibatkan untuk menambahkan satu elektron membutuhkan energi dari luar.
4. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas dapat dijabarkan sebagai kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dari atom lain. Elektronegatifitas ini dapat dipangaruhi oleh jarijari atom dan gaya tarik inti terhadap elektron terluar dari suatu atom.
Keteraturan:

Secara vertikal dalam golongan, keelektronegatifan suatu atom akan semakin


kecil. Hal ini karena kekuatan gaya tarik inti semakin melemah dan cenderung
melepaskan elektron.

Secara horizontal, keelektronegatifan semakin ke kanan semakin besar. Hal ini


karena semakin banyak elektron pada kulit terluar dan kemungkinan untuk
menarik elektron lain semakin besar.

B. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan
kimiawi. Sebagai contoh, pernyataan yang menyebutkan bahwa Gas hidrogen
terbakar oleh gas oksigen dan membentuk air yang mendeskripsikan sifat kimia
dari hidrogen, karena untuk menyelidikinya kita harus melakukan perubahan
kimiawi, dalam hal ini pembakaran. Setelah terjadi perubahan kimiawi, zat mulamula, yakni Hidrogen, menghilang dan berubah menjadi zat kimia lain-air. Kita
tidak dapat mengembalikan Hidrogen dari air sebagaimana perubahan-perubahan
fisis seperti pelelehan atau pembekuan.
Sifat-sifat periodik unsur golongan IV A menurut sifat kimianya adalah
sebagai berikut :

1. Sifat Kelogaman
Sifat kimia dari unsur-unsur logam dianggap dapat muncul dari
kemampuan unsur untuk melepas elektron untuk membentuk lautan elektron yang
mengikat kation bersama-sama dan membentuk ikatan logam. Dalam tabel
periodik, sifat kelogaman unsur-unsur semakin berkurang dalam satu periode dan
semakin bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Unsur yang bersifat
logam memiliki ciri khas yakni mudah melepaskan elektron sehingga dapat
dihubungkan dengan energi ionisasi, yakni sejumlah energi yang dibutuhkan
untuk melepas satu elektron dari atom netralnya.
2. Sifat pereduksi dan pengoksidasi
Daya pereduksi dan pengoksidasi berkaitan dengan kemampuan melepas
dan menyerap elektorn. Kecenderungan zat pereduksi atau reduktor adalah
melepas elektron pada reaksi redoks, sementara zat pengoksidasi atau oksidator

sifatnya menyerap elektron. Jadi makin mudah suatu spesi melepas elektron
makin kuat daya pereduksinya. Sebaliknya makin kuat menyerap elektron makin
kuat daya pengoksidasinya.
Untuk reaksi yang berlangsung dalam larutan, kecenderungan untuk
mereduksi atau mengoksidasi dinyatakan dalam harga potensial elektrode. Makin
positif harga potensial elektrode, makin mudah mengalami reduksi. Sebaliknya
makin kecil atau negatif harga potensial elektrode, makin mudah mengalami
oksidasi. Jadi reduktor kuat mempunyai potensial elektrode yang sangat negatif,
sementara itu oksidator kuat mempunyai potensial elektrode yang sangat positif.
3. Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur dikaitkan dengan kemampuannya menyerap
elektron membentuk ion negatif. Salah satu besaran yang menggambarkan sifat
tersebut adalah afinitas elektron. Afinitas elektron adalah energi yang menyertai
penyerapan satu elektron

oleh suatu atom netral dalam wujud gas sehingga

membentuk ion bermuatan negatif satu. Sebaliknya jika penyerapan elektron itu
disertai dengan penyerapan energi, maka afinitas elektronnya diberikan tanda
positif. Jadi makin negatfi nilai afinitas elektron, berarti makin besar
kecenderungan atom unsur tersebut menyerap elektron.

Berikut ini di uraikan sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV A, baik


sifat fisika maupun sifat kimianya :
4. Sifat Keperiodikan Unsur Karbon (C)
a. Sifat fisika unsur karbon (C)
Sifat fisis unsur karbon adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Sifat fisika unsur karbon (C)

Sifat Fisis
Nama, Lambang
Nomor Atom
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)

Unsur Karbon (C)


Karbon, C
6
IV A, p, ke-2
12,011

10

Kalor peleburan
(kJ/mol)
Kalor penguapan
(kJ/mol))
Kapasitas kalor
(kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals
(pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
Sifat magnet
Jenis unsur
Modulus young (GPA)
Konduktivitas termal
(W/mK)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS

117
4327
Intan (6155) grafit (8517)
3825
4830
2,26
Amorf (1,8-2,1), Intan (3,515), Grafit (2,267)
0,77
padatan
Bening-hitam
77(sp), 73(sp), 69(sp)
170
10 (intan), 1-2 (grafit)
18.350
Diamagnetik
Nonlogam
1050
900-2300 (intan), 119-165 (grafit)
478
442
0,1
7440-44-0

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki

1. Warna dan bau


Karbon dalam bentuk allotropnya seperti Intan berwarna bening, pada
Grafit berwarna hitam. Jenis karbon lainnya seperti arang juga berwarna Hitam.
Beberapa senyawa karbon seperti CO tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak
berasa. Demikian juga CO2.
2. Wujud Karbon
Senyawa karbon bersifat non Polar seperti CH4. yang ikatan
kimianya tetap merupakan ikatan kovalen polar, tetapi bersifat
non polar karena bentuk molekulnya simetris dan atom pusat
tidak mempunyai pasangan elektron bebas.
Senyawa nonpolar memiliki gaya tarik antar molekulnya
berupa gaya London dapat dilihat pada Massa Molekulnya yang
semakin bertambah Amorf (1,8-2,1), Grafit (2,267), Intan (3,515).

11

Sehingga Karbon dapat berbentuk padatan pada suhu ruang,


dalam bentuk gas seperti CO2 sangat mudah dipadatkan karena
sifatnya menyublim di bawah tekanan atmosfir.
3. Titik didih dan titik lebur
Titik didih karbon adalah 4830C, sementara itu titik Cairnya
38250C. Titik didih karbon dan titik lelehnya cukup tinggi, hal ini
terjadi karena massa molekulnya yang besar menyebabkan
ikatan gaya tarik antar molekulnya juga besar.
4. Kelarutan
Molekul karbon bersifat nonpolar sehingga tidak larut
dalam pelarut-pelarut polar seperti air H2O.
b. Sifat kimia unsur karbon (C)
Sifat kimia unsur karbon (C) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Sifat-sifat kimia unsur karbon

Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)

Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)

Unsur karbon (C)


[He] 2s2 2p2
Ke-1: 1086.5
ke-2: 2352.6
ke-3: 4620.5
-122
4
Hexagonal
2,55

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki; http://hedisasrawan.blogspot.co.id

12

1. Struktur kimia atom karbon


Atom karbon memiliki empat elektron valensi, keempat elektron valensi
tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan bersama
pasangan elektron dengan atom-atom C atau atom nonlogam lainnya.

Gambar 1. (a) atom C dengan 4 elektron valensi


(b) atom C membentuk ikatan kovalen dengan 4 atom C yang lain
Sumber : http://www.ebook.sman1-slo.sch.id

2. Ikatan kimia unsur karbon


ikatan kimia yang dibentuk unsur karbon, baik sebagai ikatan tunggal,
ikatan rangkap atau sebagai ganda tiga sangat kuat. Ini terbukti dari besarnya
energi ikatan yang dapat kita lihat di bawah ini :

Ikatan tunggal : C - C dengan enegi ikatan : + 356 kJ 1/mol


Ikatan rangkap: C=C dengan energi ikatan + 598kJ 1/mol
Ikatan ganda tiga: C=C dengan energi ikatan: + 813 kJ 1/mol
Ikatan tunggal: C - H dengan energi ikatan : + 416 kJ 1/mol
Terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga ini

menyebabkan karbon dapat membentuk senyawa organik yang beragam, misalnya


C2H6, C2H2, dan C2H4. Unsur karbon dapat mengadakan katenasi, yaitu
kemampuan untuk membentuk rantai karbon. Ada dua bentuk rantai karbon, yaitu
terbuka (alifatik, yang terdiri atas rantai lurus dan rantai bercabang) dan tertutup
(siklik). Akibat dari katenasi itu adalah timbulnya peristiwa isomeri, yaitu zat - zat
kimia yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi rumus strukturnya
berbeda.
3. Sifat atom karbon menurut allotropiknya
Karbon ditemukan di alam ditemukan dalam tiga bentuk alotropik, yaitu
amorf, grafit, dan berlian (diamond). Adapun sifat-sifat karbon berdasarkan
alotropiknya antara lain:
13

Amorf

Gambar 2. Amorf
Sumber : Wordpress.com

Unsur karbon dalam bentuk amorf, selain terdapat dialam,juga dihasilkan dari
pembakaran terbatas minyak bumi (jumlah oksigen terbatas, sekitar 50 % dari
jumlah oksigen yang diperlukan untuk pembakaran sempurna). Secara alami,
karbon amorf dihasilkan dari perubahan serbuk gergaji, lignit batu

bara,gambut,kayu,batok kelapa,dan biji-bijian.


Grafit

Gambar 3. Grafit
Sumber :gstatic.com

Grafit adalah zat bukan logam yang mampu mengantarkan panas dengan
baik. Bentuk kristal mikro grafit banyak kita kenal sebagai arang,jelaga,atau
jelaga minyak. Sifat fiska grafit ditentukan oleh sifat dan luasnya permukaan.
Bentuk grafit yang halus akan mempunyai permukaan yang relatif lebih
luas,sehingga dengan sedikit gaya tarik akan mudah menyerap gas dan zat
terlarut. Grafit, terdapat dalam bentuk padatan yang memiliki ukuran kristal

dan tingkat kemurnian yang berbeda-beda. Contoh grafit adalah isi pensil.
Diamond
Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki

14

optikal optis sehingga banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk bahan
baku perhiasan. Diamond menjadi mineral alami terkeras yang pernah ada,
tidak ada unsur alam yang dapat memotong diamond maupun menarik
(merenggangkan) diamond.

Gambar 4. Diamon/Intan
Sumber :wordpress.com

Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen pada
empat atom karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedral. Dan
tetrahedral ini membentuk 6 cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk
konformasi kursi sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan
yang mengalami ketegangan. Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah
membuat sifat diamond menjadi keras.
4. Kereaktifan unsur karbon
Pada umumnya karbon jarang bereaksi di bawah temperatur dan tekanan
standar, karbon tahan terhadap segala oksidator terkecuali oksidator yang terkuat.
Karbon tidak bereaksi dengan asam sulfat, asam klorida, klorin, maupun basa
lainnya. Pada temperatur yang tinggi, karbon dapat bereaksi dengan oksigen,
menghasilkan oksida, yaitu karbon oksida dalam suatu reaksi yang mereduksi
oksida logam menjadi logam. Reaksi ini bersifat eksotermik dan digunakan dalam
industri besi dan baja untuk mengontrol kandungan karbon dalam baja:
Fe3O4 + 4 C(s) 3 Fe(s) + 4 CO(g)
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon
bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk
kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation
sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan
muatan begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin.
Pada temperatur tinggi, karbon yang dicampur dengan logam tertentu akan
menghasilkan

karbida

logam,

seperti

besi

karbida sementit dalam

baja,

15

dan tungsten karbida yang digunakan secara luas sebagai abrasif. Berikut ini
Reaksi-reaksi unsur karbon :
1) Reaksi karbon dengan udara
Karbon seperti grafit terbakar jika bereaksi dengan udara membentuk oksida
karbon, (karbon dioksida CO2). Intan adalah bentuk karbon yang juga terbakar
di udara ketika dipanaskan sampai 600-800C.
C (s) + O2 (g) CO2 (g)
Ketika udara atau oksigen terbatas, akan terjadi reaksi pembakaran tidak
sempurna membentuk karbon monoksida (CO) terjadi menurut reaksi berikut :
2C (s) + O2 (g) 2CO (g)
2) Reaksi karbon dengan air
Karbon, baik sebagai grafit atau berlian tidak bereaksi dengan air dalam
kondisi normal. Dalam kondisi forsing lebih, reaksi menjadi penting. Dalam
industri, air ditiup melalui kokas panas. gas yang dihasilkan disebut gas air dan
campuran hidrogen (H2, 50%), karbon monoksida (CO, 40%), karbon dioksida
(CO2, 5%), nitrogen dan metana (N2 + CH4, 5%). Ini adalah gas bahan baku
penting bagi industri kimia.
C + H2O CO + H2
Reaksi ini endotermik (H = 131,3 kJ mol-1; S = 133,7 J K-1 mol-1) yang
berarti bahwa kokas mendingin selama reaksi. Untuk mengatasi ini, aliran uap
digantikan oleh udara untuk memanaskan coke memungkinkan reaksi lebih
lanjut.
3) Reaksi karbon dengan halogen
Karbon seperti Grafit bereaksi dengan fluorin F2 pada suhu tinggi membentuk
campuran tetrafluoride karbon CF4 menghasilkan C2F6 dan C5F12, seperti reaksi
berikut ini :
C (s) + 20F2 (g) CF4 (g) + C2F6 + C5F12
Pada suhu kamar, reaksi dengan fluor yang kompleks. Hasilnya adalah "grafit
fluoride". Halogen lainnya tidak bereaksi dengan karbon.
4) Reaksi karbon dengan asam
Karbon tidak reaktif dengan basa tetapi Karbon dapat bereaksi dengan dengan
asam dalam suhu tinggi, misalnya dengan asam sulfat dan asam nitrat
menghasilkan CO2. Berikut ini reaksinya :
C + 2H2SO4 CO2 + 2SO2 + 2H2O
C + 4HNO3 CO2 + 4NO2 + 2H2O
5. Sifat kelogaman unsur karbon
Karbon

termasuk

unsur

nonlogam

karena

Karbon

tidak

dapat

menghantarkan arus listrik, selain itu karbon juga memiliki energi ionisasi yang

16

besar sehingga karbon sangat sulit untuk melepas elektron sebagai syarat
pembentukan ikatan logam sehingga karbon tidak termasuk unsur logam.
6. Sifat pengoksidasi dan pereduksi Karbon
Karbon bersifat sebagai reduktor yang lemah karena kecenderungannya
untuk menyerap elektron dalam reaksi redoks sehingga hanya dapat bereaksi
dengan oksidator-oksidator kuat. Sementara itu karbon termasuk oksidator lemah
dibandingkan dengan unsur karbon lainnya (Si, Pb, Sn, dan Ge). Karbon berperan
sebagai reduktor misalnya CO dalam pengolahan berbagai jenis logam. Misalnya
pembentukan karbida besi. Berikut ini contoh reaksi karbon sebagai reduktor :
C + H2O H2 + CO
o CO + H2O H2 + CO2
o C + ZnO Zn + CO
o 3CO + Fe2O3 3CO2 + 2Fe
a. Keperiodikan Unsur Silikon (Si)
a. Sifat Fisik Silikon
Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur dan titik
didih masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Silikon mempunyai massa
jenis yang lebih besar ketika dalam bentuk cair dibanding dalam bentuk
padatannya. Namun silikon tidak akan bercampur ketika dalam fase padatnya, tapi
hanya meluas, sama seperti es yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada air.
silikon mempunyai konduktivitas thermal yang tinggi (149 Wm1K1), sehingga
bersifat mengalirkan panas.
Dalam bentuk kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik. Seperti
germanium, silikon agak kuat tapi sangat rapuh dan mudah mengelupas. Seperti
karbon dan germanium, silikon mengkristal dalam struktur kristal kubus berlian,
dengan jarak kisi 0,5430710 nm (5.430710 ).

17

Gambar 5. silikon
Sumber :wikipedia.org

Orbital elektron terluar dari silikon mempunyai 4 elektron valensi. Kulit


atom 1s,2s,2p, dan 3s terisi penuh, sedangkan kulit atom 3p hanya terisi 2 dari
jumlah maksimumnya 6. Berikut ini daftar sifat fisik unsur Silikon :
Tabel 3. Sifat-sifat fisik unsur Silikon

Sifat Fisis
Nomor Atom
Nama, lambang
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
Jenis unsur
Konduktivitas termal (W/mK)
Modulus young (GPA)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS

Unsur Silikon (Si)


14
Silikon, Si
IV A, p, ke-3
28.0855
50.21
359
19.789
1414
3265
2,33
2.3290
1,11
padatan
diamagnetik
Abu-abu metalik
111
210
7
8433
Metaloid
149
130-188
51-80
97,6
0.064 - 0.28
7440-21-3

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki

Silikon dioksia tidak memiliki warna tetapi jika ada

campuran sedikit logam yang kadang bisa memberikan warna

18

ungu,

merah

muda,

cokelat,

atau

kuning.

Dalam

bentuk

kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik.


Dalam suhu kamar silikon berwujud padatan atau solid
dengan kerapatan sebesar 2329 kg/cm3.
Titik leleh silikon 14140C dan titik didihnya sebesar 32650C.
Kondisi ini disebabkan oleh kekuatan Ikatan kovalen silikonoksigen yang sangat kuat harus diputuskan terlebih dahulu
sebelum meleleh. Siliko memiliki struktur kovalen raksasa seperti
intan, setiap atom silikon terikat secara kovalen pada emat atom
silikon. Zat dengan struktur kovalen raksasa memiliki titik leleh
serta titik didih yang sangat tinggi.
b. Sifat Kimia Silikon
Berikut ini sifat-sifat kimia unsur Silikon (Si) :
Tabel 4. Sifat-sifat kimia Silikon

Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)

Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala pauling)

Unsur Silikon
[Ne] 3s 3p2
Ke-1: 786.5
ke-2: 1577.1
ke-3: 3231.6
-134
4
Diamond Cubic
1,9
2

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki; http://hedisasrawan.blogspot.co.id

1. Reaktifitas silikon
Silikon tidak reaktif pada suhu biasa, Bila bereaksi tidak ada
kecenderungan atom silikon melepaskan elektron-elektron terluar dan membentuk
kation sederhana Si4+. Ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu
tinggi dan dapat bereaksi dengan persekutuan antara elektron membentuk ikatan
kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen
dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO 2
yang bersifat asam.
Reaksi silikon dengan udara
Silikon bersifat reaktif terhadap udara dalam suhu tinggi 900 oC Membentuk
silikon dioksida SiO2. Pada suhu 1400oC, silikon dapat bereaksi dengan N2
membentuk nitrida silikon SiN dan Si3N4.
19

Si (s) + O2 (g) SiO2 (s)


2si (s) + N2 (g) 2SiN (s)
3si (s) + 2N2 (g) Si3N4 (s)

Reaksi silikon dengan air


Silikon tidak reaktif terhadap air hal ini di sebabkan karena silikon dilindungi
oleh lapisan tipis di permukaan dari lapisan silikon dioksida hal ini membuat

silikon kurang inert untuk air.


Reaksi silikon dengan hidrogen
Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrida,

dan dengan halogen membentuk halide, seperti:


Si(s) + 2H2 SiH4
Reaksi silikon dengan halogen
Silikon sangat reaktif dengan semua halogen untuk membentuk tetrahalida
silikon. silikon bereaksi dengan fluorin F2; klorin Cl2; brom Br2; dan yodium, I2
untuk membentuk masing-masing silikon (IV) fluorida, SiF4, silikon (IV)
klorida, SiCl4, silikon (IV) bromida, SiBr4, dan silikon (IV) iodida, SiI4. Reaksi
dengan fluorin terjadi pada suhu kamar tapi yang lain memerlukan pemanasan
lebih dari 300 C. Berikut ini daftar reaksi Silikon dengan Unsur-Unsur
Halogen :
1) Si (s) + 2F2 (l) SiF4 (g)
2) Si (s) + 2Cl2 (l) SiCl4 (g)
3) Si (s) + 2Br2 (l) SiBr4 (l)
4) Si (s) + 2I2 (l) SiI4 (s)
Reaksi silikon dengan asam
Silikon tidak bereaksi dengan asam kecuali asam fluorida (HF).
Si (s) + 6HF (aq) [SiF6]2- (aq) + 2H+ (aq) + 2H2 (g)
Reaksi silikon dengan basa
Silikon bereakis dengan basa seperti larutan natrium hidroksida membentuk
silikat.
Si (s) + 4NaOH (aq) [SiO4]4- (aq) + 4Na+ (aq) + 2H2 (g)
2. Sifat logam dan nonlogam
Silikon tergolong metaloid dan bersifat semikonduktor. Setiap atom silikon
dapat terikat dengan empat atom silikon lain secara kovalen membentuk
jaringan tiga dimensi yang dikenal dengan struktur kovalen raksasa.
3. Sifat pereduksi dan pengoksidasi
Silikon adalah reduktor yang sangat lemah sehingga hanya dapat bereaksi
dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya dengan klorin dan oksigen. Berikut
ini reaksinya :
2Si + 2 Cl2 2SiCl
Si + O2 SiO2
20

4. Sifat asam-basa
Beberapa senyawa silikon termasuk asam silikat adalah Si(OH) 2 dan H2SiO3
yang berikatan kovalen dan bersifat asam lemah yang tidak stabil dan mudah
terurai menjadi SiO2 dan H2O. Seperti reaksi berikut :
Si(OH)4 Si(OH)2 + H2O
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (). Karena
itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi
dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH. Berikut ini reaksinya :
Si(s) + 4NaOH-(aq) Na4SiO4(aq) + 2H2(g)

21

3. Sifat keperiodikan unsur Germanium (Ge)


a. Sifat-sifat fisika unsur Germanium
Sifat-sifat fisika Germanium adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Sifat-sifat fisika Germanium

Sifat Fisis
Nama, Lambang
Nomor Atom
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (batang ringan) (m/s)
Sifat magnet
Jenis unsur
Modulus young (GPA)
Konduktivitas termal (W/mK)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS

Unsur Germanium (Ge)


Germanium, Ge
32
IV A, p, ke-4
72,63
36,94
334
23,222
937,4
2830
5,323
122
padatan
Putih keabu-abuan
122
211
6,0
5.400
Diamagnetik
Metaloid
103
60,2
478
75
0,26
7440-56-4

Sumber : Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki

1. Warna dan wujud Germanium

Gambar 5. Germanium
Sumber : Scribd.com

22

Germanium murni ditemukan dalam bentuk yang keras,


berkilauan, berwarna putih keabu-abuan, tapi merupakan
metalloid yang rapuh. Germanium stabil di udara dan air pada
keadaan yang normal, dan sukar bereaksi dengan alkali dan
asam, kecuali dengan asam nitrat.
2. Titik leleh dan titik didih
Titik leleh germanium adalah 938.25 C adapun titik
didihnya sebesar 2833 C. Titik leleh dan titik didih germanium
di pengaruhi oleh ikatan yang dibentuk oleh unsur tersebut.
Semakin kuat ikatan yang dibentuk, semakin besar energi
yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain,
semakin tinggi juga titik lebur unsur tersebut.
b. Sifat-sifat kimia unsur Germanium
Sifat-sifat kimia germanium adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Sifat-sifat Kimia Germanium

Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)

Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)

Unsur Germanium (Ge)


[Ar] 3d10 4s2 4p2
Ke-1: 762
ke-2: 1537.5
ke-3: 3302.1
-120
4, 2
Diamond Cubic
2,01

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki; http://hedisasrawan.blogspot.co.id

1. Reaktivitas Germanium
Germanium (Ge) stabil di udara & air pada keadaan yg normal, & sukar
bereaksi dengan alkali & asam, kecuali dengan asam nitrat. Germanium agak
lebih reaktif daripada silikon dan melarut dalam H 2SO4 dan HNO3 pekat. Jika
germanium direaksikan dengan HF anhidrat pada suhu 2000C akan diperoleh GeF2
yang berupa kristal berwarna putih. Dihalida germanium umumnya stabil. Berikut
adalah beberapa reaksi germanium dengan unsur atau senyawa lain :
5) Reaksi Germanium dengan Hidrogen

23

Hidrida germanium dengan Hidrogen membentuk Halida. Contoh halida yang


terbentuk adalah

GeH4 dari reaksi antara Germanium dengan Hidrogen,

berikut reaksinya :
Ge(s) + 2H2 GeH4(s)
6) Reaksi Germanium dengan Halogen
Germanium bereaksi dengan klorin membentuk dengan rumus berikut (X
adalah unsur Halogen) :
Ge+ 2X2 GeX4
Contoh reaksinya adalah Ge + 2Cl2 GeCl4(S)
7) Reaksi Germanium dengan oksigen
Germanium dapat bereaksi dengan Oksigen membentuk senyawa dengan
rumus MO2 (M adalah unsur Germanium). Reaksi germanium dengan oksigen
adalah sebagai berikut :
Ge(s) + O2(g) GeO2(S)
2. sifat logam Germanium
Germanium termasuk metaloid, yaitu unsur yang memiliki sifat logam dan
sifat nonlogam. Germanium memiliki kilau seperti logam namun rapuh seperti
nonlogam. Selain itu germanium juga bersifat semikonduktor terhadap listrik.
4.Sifat keperiodikan unsur Timah (Sn)
a. Sifat fisika unsur Timah (Sn)
Berikut ini sifat fisikan yang dimiliki oleh Timah (Sn) :
Tabel 7. Sifat-sifat fisika Timah

Sifat Fisis
Nomor Atom
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Keelektronegatifan (skala pauling)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna

Unsur Timah (Sn)


50
118,71
7,03
296,1
27,112
231,93
2602
7,31
7,365
1,96
1,41
padatan
diamagnetik
Putih, abu-abu

24

Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Struktur kristal
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)

139

217
tetragonal
1,5
2730

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki

Timah (Tin) adalah logam berwarna putih keperakan,


dengan kekerasan yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta
mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.
Dalam keadaan normal (13 1600C), logam ini bersifat
mengkilap dan mudah dibentuk.

Gambar 5. Timah
Sumber : wikipedia.org

b.Sifat-sifat Kimia Unsur Timah (Sn)


Timah punya sifat tahan karat ketika terkena air tetapi tidak tahan terkena
asam dan alkali. Ia tidak terlalu terpengaruh oleh air dan oksigen pada suhu
kamar, tidak karatan dan tidak mudah korosi.. Timah biasa digunakan sebagai
lapisan pelindung untuk logam lain. Lapisan ini berguna mencegah oksidasi
lanjutan oleh oksigen yang ada pada di udara atau air. Akan tetapi pada suhu
tinggi timah dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida timah.
Tidak hanya pada suhu tinggi, timah juga dapat bereaksi lambat dengan
asam encer seperti asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4). Selain itu, timah
mudah larut dalam asam pekat dan dalam larutan alkali panas. Timah juga
bereaksi dengan unsur-unsur halogen membentuk senyawa seperti timah klorida
dan tima bromida. Berikut ini sifat-sifat Kimia unsur Timah (Sn) :

25

Tabel 8. Sifat-sifat kimia Timah (Sn)

Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)

Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)

Unsur Timah (Sn)


[Kr] 4d 5s2 5p2
Ke-1: 708.6
ke-2: 1411.8
ke-3: 2943.0
-121
4, 2
Diamond Cubic
1,9
10

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki; http://hedisasrawan.blogspot.co.id

1. Reaktifitas Timah
Timah tidak reaktif terhadap air tetapi Timah larut dalam HCl, HNO3,
H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat, asam oksalat dan asam
sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH. Timah (II)
cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam
HCl pekat panas. Berikut adalah reaksi timah dengan unsur/senyawa :

Reaksi timah dengan hidrogen


Timah bereaksi dengan Hidrogen membentuk Hidrida, contoh Hidrida timah
adalah SnH4. Berikut ini reaksinya :
Sn(s) + 2H2 SnH4
Reaksi timah dengan Halogen
Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn(IV) klorida.
Dengan persamaan reaksi secara umum Sn+ 2X2 SnX4. (X adalah unsur
Halogen). Berikut ini contoh reaksinya :
Sn + 2Cl2 SnCl4

Reaksi dengan oksigen


Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2, oksida
dari timah yang paling stabil. Sebenarnya SnO ada tetapi sifatnya tidak mantap
dan jika dipanaskan di udara akan berubah menjadi SnO2.
Sn(s) + O2(g) SnO2(S)

26

Reaktivitas timah terhadap Asam


Timah larut dalam larutan HCl, lambat dalam asam encer dan lebih cepat jika
asamnya pekat. Berikut ini reaksinya :
Sn(s) + 2HCl (aq) Sn2+(aq)+2Cl-(aq)+H2(g)
Dalam larutan HNO3 pekat, timah teroksidasi menjadi SnO 2. Berikut ini
contoh reaksinya :
Sn(s) + 4HNO3(aq, pekat) SnO2(S)+2H2O(l)+4NO2(g)

Reaktifitas terhadap basa


Reaktivitas timah terhadap basa adalah timah dapat larut larutan NaOh pekat.
Dalam reaksi ini timah teroksidasi menjadi bilangan oksidasi +4 dalam ion

kompleks (Sn(OH)6)2-, hasil sampingnya adalah gas H2.


2. Sifat pereduksi dan pengoksidasi
Timah berperan sebagai reduktor yang lemah sehingga dapat teroksidasi
oleh oksidator-oksidator terkuat seperti oksigen (teroksidasi) Dalam asam nitrat
HNO3(aq) pekat, timah teroksidasi menjadi SnO2(s). berikut ini reaksi oksidasi
timah :
Sn(s) + 4HNO3(aq,pekat) SnO2(s) + 2H2O + 4NO2(g)
Larutan yang mengandung ion timah(II) (misalnya larutan timah (II)
klorida) akan mereduksi larutan iod menjadi ion iodida. Pada proses tersebut, ion
timah(II) dioksidasi menjadi ion timah(IV).
5. Sifat keperiodikan unsur Timbal (Pb)
a. Sifat fisika Timbal (Pb)
Berikut ini sifat fisika unsur Timbal (Pb) :
Tabel 9. Sifat fisika unsur Timbal (Pb)

Sifat Fisis
Nomor Atom
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)

Unsur Timbal (Pb)

82
207,2
4,77
Kalor penguapan (kJ/mol)) 179.5
Kapasitas kalor (kJ/mol))
26.650
0
Titik Cair ( C)
327.46
0
Titik Didih ( C)
1749
Kerapatan (g/cm3)
11,35
Massa Jenis (gcm3)
11.34
Keelektronegatifan (skala
2,33
pauling)

27

Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Struktur kristal
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)

1,75
padatan
diamagnetik
Abu-abu metalik
146

202
Face-centered-kubik
1,5
1190

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki

1. Warna dan wujud Timbal


Timbal memiliki warna putih kebiruan yang terlihat ketika
logam Pb dipotong akan tetapi warna ini akan segera berubah
menjadi putih kotor atau abu-abu gelap ketika logam Pb yang
baru dipotong tersebut terekspos oleh udara. Ia sangat lunak,
mudah dibentuk dan bukan konduktor listrik yang baik. Ia
memiliki resistansi tinggi terhadap korosi.

Gambar 7. Timbal
Sumber : wikipedia.org

2. Titik lebur dan titik didih Timbal


Timbal sebagai logam berat

merupakan unsur

yang

terbanyak di dunia. Istilah logam berat digunakan pada timbal


karena mempunyai kerapatan (massa jenis) yang sangat tinggi
yaitu 11,34 gram/cm3, jauh lebih tinggi daripada kerapatan
tertinggi bagi logam transisi pertama yaitu 8,92 gram/cm 3
untuk tembaga.
Timbal bersifat

lembek-lemah

dengan

titik

leburnya

327,460C adapun titik didihnya yaitu pada 17490C. Timbal akan


nampak mengkilat-berkilauan ketika baru dipotong, tetapi

28

segera menjadi pudar (buram) ketika terjadi kontak dengan


udara terbuka; hal ini karena terjadi pembentukan lapisan
timbal-oksida atau karbonat yang melapisi secara kuat
sehingga mencegah terjadinya reaksi lanjut
Harga potensial elektroda timbal adalah

-0,13

V.

Kereaktifannya yang rendah ini dapat dikaitkan dengan


overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen. Jadi, timbal tidak
terlarutkan oleh H2SO4 encer dan HCl pekat.
a. Sifat kimia unsur Timbal (Pb)
Berikut ini sifat-sifat kimia unsur Timbal (Pb) :
Tabel 10. Sifat-sifat kimia unsur Timbal :

Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)

Unsur Timbal (Pb)


[Xe] 4f 5d10 6s2 6p2
ke-1: 715.6
ke-2: 1450.5
Ke-3: 3081.5

Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)

-110
4, 2
Diamond Cubic
1,9

14

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki; http://hedisasrawan.blogspot.co.id

1. Reaktifitas Timbal
Harga potensial elektroda timbal adalah -0,13V. Kereaktifannya yang
rendah ini dapat dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen.
Jadi, timbal tidak terlarutkan oleh H2SO4 encer dan HCl pekat. Reaksi timbal
dengan HCl atau H2SO4 encer berhenti tidak lama setelah reaksi dimulai sebab
hasilnya PbCl2(s) dan PbSO4( s) melindungi logam dari serangan lebih jauh. Tetapi
PbCl2(s) lama kelamaan larut dalam larutan HCl pekat dengan pembentukan ion
kompleks [PbCl3]- . Setelah itu, timbal dapat larut seluruhnya.
Timbal dilarutkan oleh H2SO4 pada suhu di bawah 2000C. Hasil reaksi oleh
HNO3 ialah Pb(NO3)2 dan bermacam-macam oksida nitrogen, bergantung dari
keadaan reaksinya. Reaksi-reaksi timbal adalah sebagai berikut :

Reaksi Timbal dengan air


Timbal dapat bereaksi dengan air membentuk Pb(OH)2. Reaksinya berikut ini :

29

Pb + OH Pb(OH)2.

Reaksi timbal dengan Halogen


Timbal dapat bereaksi dengan Halogen dengan cepat. Berikut ini contoh reaksi
timbal dengan halogen :
Pb + Cl2 PbCl2

Reaksi timbal dengan asam


Timbal dapat bereaksi dengan senyawa asam seperti HCl(aq). berikut ini
reaksinya :
Pb(s) + 3HCl(aq,pekat) (PbCl3)-(aq) + H+(aq) + H2(g)
Reaksi PbO dengan asam asetat (CH3COOH) menghasilkan timbal (II) asetat,
Pb(CH3COO)2. Berikut ini reaksinya :
PbO + CH3COOH Pb(CH3COO)2 + H2O
Reaksi antara Pb3O4 dan asam asetat menghasilkan timbal (IV) asetat atau
timbal tetrasetat, Pb(CH3COO)4. berikut ini reaksinya :
Pb3O4 + CH3COOH Pb(CH3COO)4
Logam Pb tidak larut dalam asam sulfat maupun asam klorida, melainkan larut
dalam asam nitrat dengan membentuk gas NO dan timbal nitrat yang larut.
Berikut ini reaksinya :
3Pb + 8H+ + 8 NO3- 2 Pb2+ + 6 NO3- + 2NO + 4OHBila dipanaskan dengan nitrat dari logam alkali maka logam timbal akan
membentuk

[Pb(OH)2]4-. Berikut ini reaksinya :


PbO + 2OH- + H2O [Pb(OH)2]4-

Klorinasi terhadap larutan diatas menghasilkan timbal dengan biloks +4.


Berikut ini reaksinya :
[Pb(OH)2]4- + Cl2 PbO2 + 2Cl- + 2H2O
Timbal dapat dioksidasi oleh pengoksidasi kuat, seperti HNO 3: Berikut ini
reaksinya :
3Pb(s)+8HNO3(aq)3Pb(NO3)2 (s) + 2NO (aq) + 4H2O (l)
Timbal dengan klor membentuk PbCl2: Berikut ini reaksinya :
Pb (s) + Cl2 (aq) PbCl2 (s)
Timbal dapat larut dalam basa membentuk ion plumbat, Berikut ini reaksinya :
Pb + 2OH- + 2H2O [Pb(OH)4]2- +H2

30

2. Sifat logam Timbal


Timbal termasuk unsur logam dengan ciri berwujud padat
pada suhu kamar, penghantar listrik yang baik serta kalor, dapat
di tempa, kekerasannya sangat tinggi, memiliki kilau khas logam.
Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di
dalam kerak bumi. timbal disebut logam berat karena memiliki
massa jenis atau kerapatan yang sangat tinggi. Dalam deret
volta unsur logam, timbal memiliki potensial elektroda sebesar
-0,13.

3. Sifat pereduksi dan pengoksidasi Timbal


Timbal adalah oksidator terkuat (Paling mudah mengalami
reduksi) dalam golongan IV A. Diantara semua unsur timbal
memiliki kecenderungan untuk untuk menyerap elektron. Timbal
dapat mencegah korosi pada berbagai jenis logam lain melalui
perlindungan katodik seperti pada Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe
Cd Co Ni Sn. Berikut ini beberapa reaksi oksidasi timbal :
Pb(s) + SO4-2(aq) PbSO4(s) + 2e
Timbal dapat mengalami reduksi Pb(IV) menjadi Pb(II) dalam
reaksinya dengan asam sulfat berikut :
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO4-2 + 2e PbSO4(s) + 2H2O
Kecenderungan Sifat Pada Golongan IV A
1. Struktur
Kecenderungan dari non-logam ke logam jika turun dalam satu golongan
jelas terlihat pada struktur unsur-unsur itu sendiri. Karbon pada posisi paling atas
mempunyai struktur kovalen raksasa dengan dua allotropi yang sangat dikenal
intan dan grafit. Intan memiliki struktur tiga dimensi dari atom-aton karbon yang
masing-masing tergabung secara kovalen dengan 4 atom lainnya. Gambar berikut
menunjukkan bagian kecil dari strukturnya.
Struktur yang sama seperti ini ditemukan pada silikon, germanium, dan
pada salah satu allotropi timah timah abu-abu atau alfa-timah. Allotropi
yang umum untuk timah (timah putih atau beta-timah) merupakan logam dan
atom-atomnya terikat oleh ikatan logam. Strukturnya berupa terjejal yang

31

terdistorsi. Pada struktur terjejal, masing-masing atom dikelilingi oleh 12 atom


tetangga terdekat. Selanjutnya anda dapatkan timbal, atom-atomnya tersusun
dalam struktur logam berkoordinasi 12.
Hal itu merupakan kecenderungan yang jelas dari ikatan kovalen yang
umum ditemukan pada non-logam dan ikatan logam pada logam, dengan
perubahan yang jelas, terdapat dua struktur yang sangat berbeda pada timah.
Jadi menurut kelogamannya, unsur golongan IV A dalam satu golongan
semakin ke bawah semakin besar.
2. Titik Leleh dan Titik Didih
Jika melihat kecenderungan titik leleh dan titik didih pada golongan IV A
dari atas ke bawah, sangat sulit membuat alasan yang masuk akal tentang
pengaruh perubahan dari ikatan kovalen ke ikatan logam. Kecenderungan
menggambarkan ikatan kovalen atau ikatan logam makin lemah dengan makin
besarnya atom dan makin panjang ikatan.
Titik leleh timah yang lebih rendah dibandingkan dengan timbal
dikarenakan timah membentuk struktur koordinasi 12 yang terdistorsi, bukan
murni. Nilai titik leleh dan titik didih timah pada tabel merupakan nilai untuk
logam timah putih.
3. Kekerasan
Terdapat perbedaan yang jelas antara non-logam dan logam jika anda
melihat kerapuhan unsurnya. Karbon sebagai intan, tentu, sangat keras
menggambarkan kekuatan ikatan kovalen. Namun demikian, jika anda
memukulnya dengan palu, intan akan pecah. Perlu energi yang cukup untuk
memecah keberadaan ikatan karbon-karbon. Silikon, germanium, dan timah abuabu (semuanya memiliki struktur yang sama dengan intan) juga berupa padatan
yang rapuh. Timah putih dan timbal mempunyai struktur logam. Atom-atom dapat
diputar satu sama lain tanpa menimbulkan kerusakan permanen pada ikatan logam
disebabkan oleh sifat-sifat logam yang umum seperti dapat ditempa dan dapat
diubah bentuknya. Timbal merupakan logam yang lunak.
4. Konduktivitas listrik
Karbon sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron
terikat erat dan tidak bebas bergerak. Tidak seperti intan (yang tidak

32

menghantarkan

listrik),

silikon,

germanium,

dan

timah

abu-abu

merupakan semikonduktor. Timah putih dan timbal merupakan logam yang dapat
menghantarkan listrik. Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas
karbon sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang
merupakan logam. Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon
sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang
merupakan logam.
5. Elektronegativitas
Elektronegativitas merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk
menarik elektron. Biasanya diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang
paling elektronegatif (fluor) elektronegativitasnya 4. Suatu atom yang
elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya bahwa atom
ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan dengan atom lain.
Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial atau
membentuk ion positif. Sifat logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas
yang rendah.
Elektronegativitas turun dari karbon ke silikon, tetapi setelah itu terjadi
ketidakteraturan. Karena itu, sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara
non-logam hingga logam dengan elektronegativitas.
6. Energi ionisasi
Jika memikirkan pembentukan ion positif, cara tepat untuk memulai
adalah bagaimana energi ionisasi berubah dari atas ke bawah pada golongan 4.
Energi ionisasi didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron terluar, dinyatakan dalam kJ mol-1.
Unsur golongan 4 tidak ada yang membentuk ion 1+, jadi mengamati
energi ionisasi pertama saja tidak penting. Beberapa unsur membentuk ion 2+ dan
(untuk beberapa tingkat) 4+.
Dapat dilihat bahwa energi ionisasi cenderung turun dari atas ke bawah
dalam satu golongan meskipun ada sedikit peningkatan pada timbal.
Kecenderungan ini disebabkan atom-atom menjadi lebih besar karena
bertambahnya elektron. Elektron terluar makin jauh dengan inti atom, sehingga

33

daya tarik inti kurang dan elektron lebih mudah lepas. Selain itu, elektron terluar
terlindungi dari pengaruh inti dengan bertambahnya elektron yang lebih dalam.
Jika anda melihat besarnya energi ionisasi yang diperlukan untuk membentuk ion
4+, polanya sama, tetapi tidak semuanya mirip. Sekali lagi, nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Diperlukan energi ionisasi dalam jumlah besar untuk membentuk ion 2+,
dan lebih besar lagi untuk membentuk ion 4+. Namun demikian, pada tiap contoh
ada penurunan energi ionisasi jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam satu
golongan yang sepertinya menjadikan timah dan timbal dapat membentuk ion
positif namun demikian, tidak ada indikasi unsur-unsur tersebut membentuk ion
positif. Energi ionisasi karbon pada puncak golongan terlalu besar dan tidak
memungkinkan untuk membentuk ion positif yang sederhana.
II.3 Keberadaan Unsur Golongan IV A di Alam
Keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam cukup melimpah. Ada
yang di temukan sebagai unsur bebas maupun dalam bentuk mineral. Berikut ini
uraian mengenai keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam :
Tabel 1. Keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam

Unsur
Karbon (C)

keberadaan
Sebagai unsur bebas : C amorf, intan, dan grafit
Dalam bentuk Karbonat : calcium carbonate
(limestone)
Dalam bentuk Hidrokarbon : batu bara, petroleum,
gas alam
Dalam bentuk Oksida : CO2 di atmosfir

Silikon (Si)

Tidak ditemukan sebagai unsur bebas


Dalam bentuk Oksida : Sand, quartz, rock crystal,
amethyst, agate, flint, jasper, and opal
Dalam bentuk Silikat : Granite, hornblende, asbestos,
feldspar, clay, mica

Germanium (Ge)

Tidak ditemukan sebagai unsure bebas, tetapi Dalam


bentuk mineral germanite, argyrodite,dan beberapa
batuan Zn

Timah (Sn)

Tidak ditemukan sebagai unsure bebas tetapi sebagai

34

mineral cassiterite (SnO2). Kebanyakan di Malaya,


Bolivia, Indonesia, Zaire, Thailand, dan Nigeria
Timbal (Pb)

Mineral galena (PbS), anglesite (PbSO4), minim


(Pb3O4), cerussite (PbCO3)
II.4 Manfaat unsur-unsur golongan IV A
Unsur-unsur golongan IV A telah banyak digunakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan manusia sebagai penunjang kemaslahatan hidup manusia.
Unsur golongan IV A digunakan baik untuk industri, ilmu pengetahuan, bahan
bakar, dan lain-lain. Berikut ini uraian mengenai kegunaan atau manfaat unsurunsur golongan IV A :
Tabel 2. Manfaat Unsur-Unsur Golongan IV A

Unsur
Karbon (C)

Manfaat
Dalam bentuk senyawa-senyawa hidrokarbon
seperti minyak bumi dan turunannya digunakan
sebagai bahan bakar, obat-obatan, dan industriindustri petrokimia, untuk produksi gasoline dan
kerosin
Karbon dalam bentuk senyawaan tertentu adalah
sebagai sumber makanan untuk kelangsungan
makhluk hidup di bumi, kita tahu bahwa berbagai
macam makanan yang kita konsumsi adalah
tersusun atas karbon, misalnya glukosa sumber
energi dalam makanan, buah, dan lainnya.
Gas korbondioksida oleh tumbuhan digunakan
untuk proses fotosintesis yang menghasilkan gas
oksigen untuk pernapasan manusia.
Isotop karbon-14 digunakan dalam bidang
arkheologi.
Dalam bentuk batubara digunakan sebagai bahan
bakar.
Digunakan dalam bidang industri baja, plastik,
cat, karet, dan lain-lain
Dalam bentuk intan dapat digunakan sebagai
perhiasan dan untuk membuat alat pemotong,
karena sifatnya yang sangat keras.
Celulosa merupakan polimer yang mengandung
karbon dalam bentuk katun, wool, linen, dan sutra
dipakai sebagai bahan pakaian.

35

Silikon (Si)

Germanium (Ge)

Timah (Sn)

Timbal (Pb)

Digunakan dalam indrustri baja sebagai campuran


pokok baja silikon, yang digunakan sebagai inti
transformator karena baja-silikon menunjukkan
karakteristik histerisis yang rendah.
Baja campuran yang dikenal dengan duriron
(mengandung 15% silikon) digunakan untuk
mencegah korosi logam.
Digunakan sebagai campuran logam tembaga,
kuningan, dan perunggu.
Digunakan sebagai bahan untuk membuat piranti,
semikonduktor (elektronika) seperti IC, dioda dan
transistor.
Silika dan silikat digunakan dalam pembuatan
kaca, seme, dan porselin.
Silikon monoksida (SiO) digunakan sebagai
pelindung bahan-bahan lain.
Kristal germanium digunakan pada alat detektor
radio yang tinggi dan sinyal-sinyal radar.
Kristal germanium digunakan pada pembuatan
piranti, semikonduktor, seperti transistor dan
dioda.
Germanium oksida digunakan dalam pembuatan
kaca optik dan pembuatan anemia.
Dalam bentuk lembaran timah digunakan untuk
lapisan pelindung kaleng atau bejana dari
tembaga.
Digunakan sebagai logam campuran perunggu.
Digunakan untuk perekat komponen elektronika
pada PCB (timah solder)
Dicampur dengan titanium dan digunakan dalam
industri aerospace dan bahan insektisida.
Logam dan dioksidanya untuk baterai, bahan
antiknock dalam minyak bumi, peredam suara,
Digunakan sebagai bahan pengisi baterai dan
pelapis kabel listrik.
Digunakan dalam industri pipa, tank dan alat sinar
X, bahan campuran cat dan gelas, alloy, dan
insektisida

36

Karena mempunyai kerapatan yang cukup tinggi,


timbal digunakan sebagai alat pelindung bahanbahan radioaktif.
Dicampur dengan timah digunakan sebagai alat
perekat komponen-komponen elektronika pada
PCB.

Sumber : diolah dari berbagai sumber

37

II.5 Dampak Negatif Unsur-Unsur Golongan IV A


Sejatinya di alam unsur-unsur kimia dapat memberikan keuntungan,
sekaligus dampak negatif. Demikian pula unsur-unsur golongan IV A. Berikut ini
dampak negatif yang ditimbulkan oleh unsur-unsur Golongan IV A :
1. Unsur Karbon (C)
Senyawa karbon monoksida CO menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga dapat membuat pusing, kejang dan kematian karena daya ikatnya
terhadap hemoglobin 200 kali lebih kuat dari oksigen; menyebabkan penyakit
jantung, syaraf, dan gangguan salurang pernafasan. Bagi lingkungan CO
merusak kualitas udara sehat. Gas CO, CO2 adalah meningkatkan efek rumah
kaca yang berdampak pada pemanasan global.
2. Unsur Silikon (Si)
Berikut ini beberapa efek negatif silikon :

Debu silikon memiliki sedikit dampak buruk pada paru-paru dan tidak
memicu penyakit organik signifikan.

Silikon dapat menyebabkan efek pernapasan kronis terutama dalam bentuk


kristal silika (silikon dioksida).

Namun, kemungkinan terbentuknya kristal silika di alam amat kecil.


Kristal silika umumnya akan mempengaruhi orang-orang yang bekerja di
pertambangan, di industri tembikar, pertambangan granit, dan industri
yang melibatkan tanah diatom.

Kristal silikon dikenal mengiritasi kulit dan mata. Menghirup komponen


ini akan menyebabkan iritasi pada paru-paru dan selaput lendir.

Beberapa penelitian epidemiologi melaporkan angka signifikan atas


kematian atau kasus gangguan imunologi pada pekerja yang terpapar
silika.

Penyakit dan gangguan yang ditemui termasuk skleroderma, rheumatoid


arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan sarkoidosis.

38

3. Unsur Germanium (Ge)


Bahaya fisik yang dapat ditimbulkanoleh germanium,
dilihat dari bentuk gasnya, yang lebih berat dari pada udara
sehingga dapat berpindah dengan cepat sepanjang permukaan
bumi. Selain itu, sebagi salah satu logam berat, germanium juga
memiliki dampak negatif apabila terakumulasi dalam sistem
perairan kaena mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Germanium hidrida dan germanium tetrahydride sangat
mudah terbakar dan meledak bahkan bila dicampur dengan
udara.

Inhalasi:

kram

perut.

Terbakar.

Sakit

Batuk.

Kulit:

Kemerahan. Rasa Sakit. Mata: Kemerahan. Rasa Sakit. Efek


paparan jangka pendek: Bahan mengiritasi mata, kulit dan
saluran pernapasan. Substansi dapat menyebabkan efek pada
darah,

mengakibatkan

lesi

sel

darah.

Paparan

dapat

menyebabkan kematian.
4. Unsur Timah (Sn)
Timah terdistribusi terutama ke darah, jaringan lunak (ginjal, sumsum
tulang, liver, otak) dan jaringan dengan mineral (tulang dan gigi). Efek yang
ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan
metabolisme vitamin D dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan
ginjal secara kronis, dapat menembus plasenta sehingga mempengaruhi
pertumbuhan janin.
5. Unsur Timbal (Pb)
Paparan Timbal menyebabkan penyakit Skizofrenia atau penyakit
gangguan mental halusinasi, dan pikiran kacau; menyebabkan
disfungsi ereksi bagi pria; bersifat racun bagi manusia dan
hewan;

bersifat

kontaminan

atau mengotori

dan

merusak

makanan.

39

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV
A (golongan karbon) adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur golongan IV A terdiri atas unsur C (karbon), Si (Silikon), Ge
(Germanium), Sn (Timah), dan Pb (Timbal).
2. Sifat keperiodikan unsur terdiri atas sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika
seperti jari-jari atom, titik didih, titik leleh, massa jenis dan sebagainya; sifat
kimia terdiri atas keelektronegatifan, afinitas elektron, bilangan oksidasi,
kemampuan reaktifitas dan sebagainya. Pada golongan IV A Di temukan
beberapa kecenderungan diantaranya adalah sifat logam semakin ke bawah
semakin besar, kerapatannya semakin ke bawah semakin besar; dan sifat
oksidatornya semakin e bawah semakin besar.
3. Unsur Karbon (C) ditemukan Sebagai amorf, intan, dan grafit; unsur Silikon
(Si) Dalam bentuk Silikat Granite, hornblende; unsur Germanium (Ge)
ditemukan Dalam bentuk mineral germanite, argyrodite; Unsur Timah (Sn)
sebagai mineral cassiterite (SnO2); unsur Timbal (Pb) Mineralgalena (PbS),
anglesite (PbSO4), minim (Pb3O4), cerussite (PbCO3).
4. Unsur Karbon Dalam bentuk senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi
digunakan sebagai bahan bakar; Unsur Silikon Digunakan sebagai campuran
logam tembaga, kuningan, dan perunggu; Unsur Germanium dalam bentuk
Kristal germanium digunakan pada alat detektor radio yang tinggi dan sinyalsinyal radar; unsur lembaran timah digunakan untuk lapisan pelindung kaleng
atau bejana dari tembaga; unsur Timbal dioksidanya untuk baterai, bahan
antiknock dalam minyak bumi, peredam suara,
5. Senyawa karbon monoksida CO menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga dapat membuat pusing, kejang dan kematian; Silikon dapat
menyebabkan efek pernapasan kronis terutama dalam bentuk kristal silika
(silikon dioksida) ; Germanium hidrida mudah terbakar dan
meledak serta penyebab Inhalasi, kram perut, Rasa Terbakar,
Batuk, Mata: Kemerahan ;Timah bersifat toksik dan Timah terdistribusi

40

terutama ke darah, jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak) dan
jaringan dengan mineral (tulang dan gigi); Unsur Timbal dapat menyebabkan
penyakit Skizofrenia.
III.2 Saran
Berdasarkan

pembahasan

makalah

sifat

keperiodikan

unsur-unsur

golongan IV A (golongan karbon), disarankan untuk berhati-hati karena unsurunsur golongan IVA dapat menyebabkan berbagai masalah seperti keracunan, dan
gangguan fisiologi tubuh. Berkaitan dengan analisis unsur golongan IV A
sebaiknya dalam memahami mengenai unsur, sifat kimia, sifat fisika, keberadaan
dan manfaat unsur-unsur golongan IV A. Sebaiknya dalam mengkaji unsur-unsur
golongan IV A menggunakan berbagai macam sumber yang dapat di percaya
untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dapat menambah
wawasan

dan

mengkomunikasikan

informasi

yang

diperoleh

untuk

memasyarakatkan informasi ilmiah khususnya unsur-unsur golongan IV A.

41

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad., 2013. Makalah Sifat Fisika dan Kimia Golongan III A dan
IV A. http://muhammadakb.blogspot.co.id/. diakses pada tanggal 10
Oktober 2016 pukul 13.12 WITA
Anonim I, 2015. Manfaat golongan karbon. http://www.ilmukimia.org/2015/01/
manfaat-unsur-golongan-karbon.html?m-=1. Diakses pada tanggal 08
Oktober 2016, pukul 21.35 WITA.
Anonim II, 2016. Kimia. http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/portal:kimia.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2016, pukul 22.18 WITA.
Anonim III., 2010. Golongan IV A. https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/
04/gol-iva.pdf. di akses pada tanggal 10 Oktober 2016, pukul 15.20
WITA
Anonim IV. Karbon; Silikon; Timah; Timbal; Germanium: periodisitas sifat
unsur. https://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016, pukul 17.48 WITA.
Arifuddin, Muh., 2014. Makalah Unsur Kimia Golongan IV A.
http://ondeshare.blogspot.co.id/2014/12/makalah-unsur-kimia-golonganiv-a.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 17.48 WITA.
Choriemei15, 2015. Sistem Periodik Unsur. https://choriesiska15.wordpress.
com/2015/06/02/sitem-periodik-unsur/. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016, pukul 00.40 WITA
Damaiku,
2013.
Mengenai
Timah.
http://godamaiku.blogspot.co.id/2013 /12/
mengenaitimah.html. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016. Pukul 04:08
WITA
Fasihah, Novita., 2015. Pengenalan unsur-unsur golongan IV A, Sejarah Kimia
Golongan IV A.http://novitafasihah10.blogspot.co.id/2015/04/pengenalanunsur-unsur-golongan-iva.html. diakses pada tanggal 10 Oktober 2016
pukul 13.07 WITA
Hikmat, 2015. Pengertian unsur germanium dan efeknya.
http://kliksma.com/
2015/04/pengertian-unsur-germaniumdan-efeknya.html. diakses pada
tanggal 18 Oktober 2016.
Pukul 04:06 WITA
Imas, IIM., 2012.
iimimas-chemistry.

Makalah Germanium. http://bicindeivonkblogspot.co.id/2012/10/makalah-

42

germanium.html.. diakses pada tanggal


04:08 WITA

18 Oktober 2016. Pukul

Jujubandung.,
2012.
Dampak
timah
hitam/timbal.
https://jujubandung.wordpress.
com/2012/08/20/dampaktimah-hitamtimbal-pb-pada-manusia/.Diakses pada tanggal 18
Oktober 2016, pukul 04.04 WITA
Nur, Allisya., 2013. Kumpulan tabel sistem priodik unsur kimia (SPU).
http://atiqahboutique.blogspot.com/2013/11/kumpulan-tabel-sistemperiodik-unsur.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 00.31
WITA
Purnomowati, Yuli., dkk., 2016. Buku Ajar Kimia Untuk SMA/MA. CV Hayati
Tumbuh Subur, Solo.
Setiawan, Syarif Dede., 2012. Unsur Golongan IV A. http://kimiamolekul.
blogspot.co.id/2012/03/unsur-golongan-iv.html. diakses pada tanggal 10
Oktober 2016 pukul 13.10 WITA
Setyawaty, dian., 2014. Timah (Sn) http://diansetyawati11.blogspot.co.id
/2014/05/timah-sn.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul
00.32 WITA
Sudarmo, Unggul., 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XII. PHiETA, Jakarta.
Wibawa, Bima., 2009. Unsur karbon.http://bhimashraf.blogspot.co.id/2009/04/
karbon-oleh-bhima-wibawa-santoso-nim.html. diakses pada tanggal 12
Oktober 2016, pukul 00.10 WITA.
Winter, Mark., 2016. Lead; Germanium; tin; carbon; timbal. https://www.
webelements.com. The University of Sheffield and WebElements Ltd,
UK. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 17.48 WITA.

43

Anda mungkin juga menyukai