Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
matapelajaran KIMIA mengenai sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV A
(golongan karbon) ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tulisan ini adalah hasil analisis masalah mengenai sifat keperiodikan
unsur-unsur golongan IV A (golongan karbon) yang telah kami lakukan selama
beberapa hari. Dalam melaksanakan tugas ini, disertai dengan analisa pustaka
dari berbagai sumber dan kesimpulan serta hal yang lain sesuai dengan tugas.
Bersama dengan ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada Allah
SWT yang telah merestui terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah
lupa pula segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan tugastugas yang lain di masa mendatang. Terimah kasih wassalam
Sinjai, 8 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Manfaat Pembahasan
BAB II. Isi
II.1 Unsur-Unsur Golongan IV A
1. Karbon (C)
2. Silikon (Si)
3. Germanium (Ge)
4. Timah (Sn)
5. Timbal (Pb)
II.2 Sifat Keperiodikan UnsurUnsur Golongan IV A
A. Sifat Fisika
B. Sifat Kimia
1. Sifat Keperiodikan Unsur
Karbon (C)
2. Sifat Keperiodikan Unsur
Silikon (Si)
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Germanium (Ge)
4. Sifat Keperiodikan Unsur
Timah (Sn)
5. Sifat Keperiodikan Unsur
Timbal (Pb)
II.3 Kelimpahan Unsur Golongan
IV A di Alam
II.4 Manfaat Unsur-Unsur
Golongan IV A
II.4 Dampak Negatif UnsurUnsur Golongan IV A
BAB III. Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
i
ii
iii
iv
1
1
2
2
3
3
3
4
4
4
5
................................................................
................................................................
................................................................
6
6
8
................................................................
14
................................................................
16
................................................................
21
................................................................
23
................................................................
26
................................................................
33
................................................................
34
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
36
38
38
39
40
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Unsur Karbon (C)
Tabel 2. Sifat-Sifat Kimia Unsur Karbon (C)
Tabel 3. Sifat-Sifat Fisik Unsur Silikon (Si)
Tabel 4. Sifat-Sifat Kimia Unsur Silikon (Si)
Tabel 5. Sifat-Sifat Fisik Unsur Germanium (Ge)
Tabel 6. Sifat-Sifat Kimia Unsur Germanium (Ge)
Tabel 7. Sifat-Sifat Fisik Unsur Timah (Sn)
Tabel 8. Sifat-Sifat Kimia Unsur Timah (Sn)
Tabel 9. Sifat-Sifat Fisik Unsur Timbal (Pb)
Tabel 10. Sifat-Sifat Kimia Unsur Timbal (Pb)
Tabel 11 Kelimpahan Unsur-Unsur Golongan
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
.......................................
IV A di alam
Tabel 12. Manfaat Unsur-Unsur Golongan IV A
....................................... 33
di Alam
10
11
17
18
21
22
23
25
25
26
....................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat
zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksinya untuk membentuk materi yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari. Kimia juga mempelajari mengenai pemahaman sifat dan interaksi
atom tunggal dengan tujuan untuk menerapkan penetahuan tersebut pada tingkat
maksoskopik. Kajian ilmu kimia mencakub unsur-unsur penyusun berbagai
macam materi, itulah mengapa ilmu kimia sangatlah penting bagi manusia.
Kebutuhan manusia untuk hidup diperoleh dari senyawa-senyawa yang
terdapat di bumi, baik yang berasal dari kerak bumi maupun dari atmosfer. Kajian
mengenai unsur-unsur penyusun senyawa tersebut dalam ilmu kimia sangat
penting dan mendasar untuk diketahui dan di pahami. Diantara unsur-unsur
tersebut dalam sistem periodik adalah unsur-unsur golongan IV A.
Unsur-unsur golongan IV A atau golongan karbon terdiri atas unsur C
(karbon), Si (Silikon), Ge (Germanium), Sn (Timah), dan Pb (Timbal), Uuq
(Ununquadium) namun dalam pembahasan tidak di uraikan mengenai
ununquadium sesuai dengan arahan guru. Unsur-unsur golongan IV A sangat
penting keberadaannya di alam, contohnya unsur C (Karbon) merupakan
penyusun dasar kehidupan di bumi, Si (Silikon) sangat penting sebagai menyusun
kerak bumi, Ge (Germanium) sebagai bahan bahan semikonduktor, Sn (Timah)
sebagai bahan pembuatan solder, dan Pb (Timbal) sebagai bahan utama
pembuatan baterai.
Unsur-unsur golongan IV A dapat di manfaatkan untuk berbagai
kepentingan manusia. Namun pemanfaatan tersebut dapat menimbulkan dampak
positif dan dampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem dan kelangsungan
hidup manusia. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut kita harus mengenali
bagaimana sifat unsur-unsur golongan IV A sehingga dalam pemanfaatan unsurunsur tersebut beserta senyawanya dapat dihindari dampak negatifnya.
BAB II
ISI
Golongan (famili) adalah kumpulan kolom unsur-unsur penyusun tabel
periodik unsur-unsur kimia. Saat ini dikenal terdapat 18 golongan dalam tabel
periodik unsur. Goongan tersebut terbagi menjadi golongan utama dan golongan
transisi. Golongan utama diantaranya adalah golongan IV A. Golongan IV A
dikenal menurut rekomendasi dari International Union of Pure and Applied
Chemistry (IUPAC) sebagai golongan 14 (Golongan IV A) dengan nama golongan
berdasarkan unsur adalah golongan Karbon. Nama Trivial berdasarkan
persetujuan IUPAC untuk golongan IV A adalah tetrels (dari bahasa Yunani
Tetra artinya empat, IV).
Penggolongan unsur-unsur (termasuk unsur golongan IV A) di dasarkan
pada kesamaan sifat keperiodikan (sifat fisika dan kimia) pada elektron kulit
terluarnya berdasarkan nomor atom. Sifat-sifat fisika yang dimaksud beberapa
diantaranya adalah ukuran atom, sifat logam energi ionisasi, keelektronegatifan,
dan afinitas elektron. Adapun sifat-sifat kimia beberapa diantaranya adalah
kereaktifan dan reaksi-reaksi kimia.
II.1 Unsur-Unsur Golongan IV A
1. Unsur Karbon (C)
Unsur karbon disimbolkan dengan C menempati periode ke-2 golongan IV
A. Kata karbon berasal dari bahasa Latin Carbo yang artinya batu bara
(sedimen kehitaman yang mudah terbakar). Karbon termasuk unsur utama yang
keberadaannya diketahui sejak zaman kuno.
Karbon termasuk dalam unsur yang melimpah di alam, menempati urutan
ke-15 kelimpahannya di kerak bumi, sementara itu di alam semesta kelimpahan
karbon menempati urutan ke-4. Karbon menyusun basis kehidupan terdapat pada
semua jenis mahluk hidup. pada manusia karbon termasuk unsur terbanyak kedua
sebanak 18,5% setelah oksigen. Hal ini dikarenakan karbon dapat membentuk
ribuan jenis senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer, selain itu
unsur karbon sangat stabil dan isotop karbon
12
kuno, nama timah berasal dari bahasa latin Stannum yang artinya menjadi cair
atau basah yang merujuk kepada sifat Timah.
Timah tidak ditemukan sebagai unsur bebas. Bijih timah yang sangat
penting adalah kasiterit atau timah oksida SnO2. Timah banyak di tambang di
negara Zaire, Inggris, Malaysia, Thailand, Nigeria dan Indonesia. Timah di
manfaatkan sebaga agen insektisida dan bakterisida dalam industri aerospace,
bahan campuran perunggu, sebagai lapisan peindung bejana tembaga.
5. Unsur Timbal (Pb)
Timbal di simbolkan dengan Pb, meempati periode ke-6 golongan IV A
dalam sistem periodik unsur. Timah telah dikenal sejak zaman kuno, kata Timbal
berasal dari bahasa Latin Plumbum artinya logam lunak.
Timbal termasuk sebagai logam berat yang terdapat di kerak bumi secara
alami. Selain itu timbal juga di hasilkan dari aktivitas manusia. Timbal digunakan
dalam industri pipa air anti korosi, bahan cat, campuran bahan bakar bensin dan
cat. Timbal dapat terkonsentrasi di udara, makanan, minuman, dan debu tercemar.
Timbal cukup berbahaya karena bersifat toksik bagi manusia dan mengganggu
metabolisme tubuh.
II.2 Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur Gologan IV A
Unsur-unsur baik dalam satu golongan maupun satu periode memang
memiliki kemiripan. Namun, di antara unsur-unsur tersebut memiliki perbedaan
tertentu. Sifat-sifat yang berbeda tersebut berubah dengan kecenderungan tertentu
sesuai dengan berubahnya nomor atom.
Kecenderungan tersebut berulang dalam golongan dan periode berikutnya
sehingga disebut dengan sifat periodik. Sifat-sifat periodik tersebut adalah sebagai
berikut. Dalam bahasan sifat keperiodikan unsur, dapat diklasifikasikan dua sifat
setiap unsur, yaitu sifat fisika dan sifat kimia unsur dalam sistem periodik. Berikut
ini diuraikan mengenai sifat fisika dan sifat kimia unsur :
A. sifat fisika unsur
Sifat fisika adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah
komposisi atau susunan dari zat tersebut. Sebagai contoh, kita dapat mengukur
titik leleh dari es dengan memanaskan sebuah balok es dan mencatat pada suhu
berapa es tersebut berubah menjadi air. Air dengan es hanya berbeda dalam hal
penampilan saja, bukan dalam komposisi, jadi ini termasuk kedalam perubahan
fisis. Demikian juga bila kita membekukan air tersebut kembali menjadi es seperti
mula-mula. Karena itu, titik leleh dari suatu zat termasuk kedalam sifat
fisisnya. Sama halnya bila kita mengatakan Helium lebih ringan daripada udara,
kita mereferensikannya pada sifat fisis helium tersebut. Beberapa sifat fisika yang
cukup penting dari unsur-unsur dalam sistem periodik adalah sebagai berikut :
1. Ukuran atom
Dalam menentukan ukuran atom pendekatan yang dapat digunakan adalah
memahami daerah keberadaan elektron dalam suatu orbital atom dan menentukan
jaraknya terhadap inti. Daerah keberadaan elektron tersebut dianggap bulat,
sehingga dapat ditentukan jari-jarinya.
Pada atom-atom yang bersentuhan namun tidak berikatan memiliki jarak tanpaikatan yang terdekat. Jarak ini disebut dengan jari-jari van der Walls.
Jari-jari Logam
Jari-jari logam adalah Setengah jarak dua atom Kristal padat unsur
logam. Jari-jari ini mirip dengan jari-jari kovalen.
tarikan inti terhadap elektron terluar dari atom akan semakin besar,
sehingga
akan
terjadi
suatu
penciutan
terhadap
kulit
dan
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan akan terjadi pengecilan jari-jari atom.
Hal ini terjadi karena jumlah valensi terus bertambah namun tidak diikuti
dengan penambahan kulit.
Dalam periode, Energi ionisasi suatu unsur ditemukan semakin bertambah dari
arah kiri dan kanan. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan muatan
atom namun dalam jumlah kulit yang tetap.
3. Afinitas Elektron
Berseberangan dengan energi ionisasi, afinitas elektron dapat dikatakan
sebagai sejumlah energi yang dilepaskan suatu atom saat atom tersebut
menambahkan suatu elektronnya menjadi suatu anionnya.
Afinitas elektron dapat mengalami ketidak beraturan pada unsur-unsur
dalam sistem periodik karena adanya daya tarik tambahan terhadap elektronnya
sehingga muatan efektif pada elektron yang masuk lebih kecil. Hal ini
mengakibatkan untuk menambahkan satu elektron membutuhkan energi dari luar.
4. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas dapat dijabarkan sebagai kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron dari atom lain. Elektronegatifitas ini dapat dipangaruhi oleh jarijari atom dan gaya tarik inti terhadap elektron terluar dari suatu atom.
Keteraturan:
B. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan
kimiawi. Sebagai contoh, pernyataan yang menyebutkan bahwa Gas hidrogen
terbakar oleh gas oksigen dan membentuk air yang mendeskripsikan sifat kimia
dari hidrogen, karena untuk menyelidikinya kita harus melakukan perubahan
kimiawi, dalam hal ini pembakaran. Setelah terjadi perubahan kimiawi, zat mulamula, yakni Hidrogen, menghilang dan berubah menjadi zat kimia lain-air. Kita
tidak dapat mengembalikan Hidrogen dari air sebagaimana perubahan-perubahan
fisis seperti pelelehan atau pembekuan.
Sifat-sifat periodik unsur golongan IV A menurut sifat kimianya adalah
sebagai berikut :
1. Sifat Kelogaman
Sifat kimia dari unsur-unsur logam dianggap dapat muncul dari
kemampuan unsur untuk melepas elektron untuk membentuk lautan elektron yang
mengikat kation bersama-sama dan membentuk ikatan logam. Dalam tabel
periodik, sifat kelogaman unsur-unsur semakin berkurang dalam satu periode dan
semakin bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Unsur yang bersifat
logam memiliki ciri khas yakni mudah melepaskan elektron sehingga dapat
dihubungkan dengan energi ionisasi, yakni sejumlah energi yang dibutuhkan
untuk melepas satu elektron dari atom netralnya.
2. Sifat pereduksi dan pengoksidasi
Daya pereduksi dan pengoksidasi berkaitan dengan kemampuan melepas
dan menyerap elektorn. Kecenderungan zat pereduksi atau reduktor adalah
melepas elektron pada reaksi redoks, sementara zat pengoksidasi atau oksidator
sifatnya menyerap elektron. Jadi makin mudah suatu spesi melepas elektron
makin kuat daya pereduksinya. Sebaliknya makin kuat menyerap elektron makin
kuat daya pengoksidasinya.
Untuk reaksi yang berlangsung dalam larutan, kecenderungan untuk
mereduksi atau mengoksidasi dinyatakan dalam harga potensial elektrode. Makin
positif harga potensial elektrode, makin mudah mengalami reduksi. Sebaliknya
makin kecil atau negatif harga potensial elektrode, makin mudah mengalami
oksidasi. Jadi reduktor kuat mempunyai potensial elektrode yang sangat negatif,
sementara itu oksidator kuat mempunyai potensial elektrode yang sangat positif.
3. Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur dikaitkan dengan kemampuannya menyerap
elektron membentuk ion negatif. Salah satu besaran yang menggambarkan sifat
tersebut adalah afinitas elektron. Afinitas elektron adalah energi yang menyertai
penyerapan satu elektron
membentuk ion bermuatan negatif satu. Sebaliknya jika penyerapan elektron itu
disertai dengan penyerapan energi, maka afinitas elektronnya diberikan tanda
positif. Jadi makin negatfi nilai afinitas elektron, berarti makin besar
kecenderungan atom unsur tersebut menyerap elektron.
Sifat Fisis
Nama, Lambang
Nomor Atom
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)
10
Kalor peleburan
(kJ/mol)
Kalor penguapan
(kJ/mol))
Kapasitas kalor
(kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals
(pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
Sifat magnet
Jenis unsur
Modulus young (GPA)
Konduktivitas termal
(W/mK)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS
117
4327
Intan (6155) grafit (8517)
3825
4830
2,26
Amorf (1,8-2,1), Intan (3,515), Grafit (2,267)
0,77
padatan
Bening-hitam
77(sp), 73(sp), 69(sp)
170
10 (intan), 1-2 (grafit)
18.350
Diamagnetik
Nonlogam
1050
900-2300 (intan), 119-165 (grafit)
478
442
0,1
7440-44-0
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
11
Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)
Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)
12
Amorf
Gambar 2. Amorf
Sumber : Wordpress.com
Unsur karbon dalam bentuk amorf, selain terdapat dialam,juga dihasilkan dari
pembakaran terbatas minyak bumi (jumlah oksigen terbatas, sekitar 50 % dari
jumlah oksigen yang diperlukan untuk pembakaran sempurna). Secara alami,
karbon amorf dihasilkan dari perubahan serbuk gergaji, lignit batu
Gambar 3. Grafit
Sumber :gstatic.com
Grafit adalah zat bukan logam yang mampu mengantarkan panas dengan
baik. Bentuk kristal mikro grafit banyak kita kenal sebagai arang,jelaga,atau
jelaga minyak. Sifat fiska grafit ditentukan oleh sifat dan luasnya permukaan.
Bentuk grafit yang halus akan mempunyai permukaan yang relatif lebih
luas,sehingga dengan sedikit gaya tarik akan mudah menyerap gas dan zat
terlarut. Grafit, terdapat dalam bentuk padatan yang memiliki ukuran kristal
dan tingkat kemurnian yang berbeda-beda. Contoh grafit adalah isi pensil.
Diamond
Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki
14
optikal optis sehingga banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk bahan
baku perhiasan. Diamond menjadi mineral alami terkeras yang pernah ada,
tidak ada unsur alam yang dapat memotong diamond maupun menarik
(merenggangkan) diamond.
Gambar 4. Diamon/Intan
Sumber :wordpress.com
Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen pada
empat atom karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedral. Dan
tetrahedral ini membentuk 6 cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk
konformasi kursi sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan
yang mengalami ketegangan. Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah
membuat sifat diamond menjadi keras.
4. Kereaktifan unsur karbon
Pada umumnya karbon jarang bereaksi di bawah temperatur dan tekanan
standar, karbon tahan terhadap segala oksidator terkecuali oksidator yang terkuat.
Karbon tidak bereaksi dengan asam sulfat, asam klorida, klorin, maupun basa
lainnya. Pada temperatur yang tinggi, karbon dapat bereaksi dengan oksigen,
menghasilkan oksida, yaitu karbon oksida dalam suatu reaksi yang mereduksi
oksida logam menjadi logam. Reaksi ini bersifat eksotermik dan digunakan dalam
industri besi dan baja untuk mengontrol kandungan karbon dalam baja:
Fe3O4 + 4 C(s) 3 Fe(s) + 4 CO(g)
Karbon sangat tak reaktif pada suhu biasa. Apabila karbon
bereaksi, tidak ada kecenderungan dari atom-atom karbon untuk
kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation
sederhana seperti C4+. Ion ini akan mempunyai rapatan-rapatan
muatan begitu tinggi sehingga eksistensinya tidaklah mungkin.
Pada temperatur tinggi, karbon yang dicampur dengan logam tertentu akan
menghasilkan
karbida
logam,
seperti
besi
baja,
15
dan tungsten karbida yang digunakan secara luas sebagai abrasif. Berikut ini
Reaksi-reaksi unsur karbon :
1) Reaksi karbon dengan udara
Karbon seperti grafit terbakar jika bereaksi dengan udara membentuk oksida
karbon, (karbon dioksida CO2). Intan adalah bentuk karbon yang juga terbakar
di udara ketika dipanaskan sampai 600-800C.
C (s) + O2 (g) CO2 (g)
Ketika udara atau oksigen terbatas, akan terjadi reaksi pembakaran tidak
sempurna membentuk karbon monoksida (CO) terjadi menurut reaksi berikut :
2C (s) + O2 (g) 2CO (g)
2) Reaksi karbon dengan air
Karbon, baik sebagai grafit atau berlian tidak bereaksi dengan air dalam
kondisi normal. Dalam kondisi forsing lebih, reaksi menjadi penting. Dalam
industri, air ditiup melalui kokas panas. gas yang dihasilkan disebut gas air dan
campuran hidrogen (H2, 50%), karbon monoksida (CO, 40%), karbon dioksida
(CO2, 5%), nitrogen dan metana (N2 + CH4, 5%). Ini adalah gas bahan baku
penting bagi industri kimia.
C + H2O CO + H2
Reaksi ini endotermik (H = 131,3 kJ mol-1; S = 133,7 J K-1 mol-1) yang
berarti bahwa kokas mendingin selama reaksi. Untuk mengatasi ini, aliran uap
digantikan oleh udara untuk memanaskan coke memungkinkan reaksi lebih
lanjut.
3) Reaksi karbon dengan halogen
Karbon seperti Grafit bereaksi dengan fluorin F2 pada suhu tinggi membentuk
campuran tetrafluoride karbon CF4 menghasilkan C2F6 dan C5F12, seperti reaksi
berikut ini :
C (s) + 20F2 (g) CF4 (g) + C2F6 + C5F12
Pada suhu kamar, reaksi dengan fluor yang kompleks. Hasilnya adalah "grafit
fluoride". Halogen lainnya tidak bereaksi dengan karbon.
4) Reaksi karbon dengan asam
Karbon tidak reaktif dengan basa tetapi Karbon dapat bereaksi dengan dengan
asam dalam suhu tinggi, misalnya dengan asam sulfat dan asam nitrat
menghasilkan CO2. Berikut ini reaksinya :
C + 2H2SO4 CO2 + 2SO2 + 2H2O
C + 4HNO3 CO2 + 4NO2 + 2H2O
5. Sifat kelogaman unsur karbon
Karbon
termasuk
unsur
nonlogam
karena
Karbon
tidak
dapat
menghantarkan arus listrik, selain itu karbon juga memiliki energi ionisasi yang
16
besar sehingga karbon sangat sulit untuk melepas elektron sebagai syarat
pembentukan ikatan logam sehingga karbon tidak termasuk unsur logam.
6. Sifat pengoksidasi dan pereduksi Karbon
Karbon bersifat sebagai reduktor yang lemah karena kecenderungannya
untuk menyerap elektron dalam reaksi redoks sehingga hanya dapat bereaksi
dengan oksidator-oksidator kuat. Sementara itu karbon termasuk oksidator lemah
dibandingkan dengan unsur karbon lainnya (Si, Pb, Sn, dan Ge). Karbon berperan
sebagai reduktor misalnya CO dalam pengolahan berbagai jenis logam. Misalnya
pembentukan karbida besi. Berikut ini contoh reaksi karbon sebagai reduktor :
C + H2O H2 + CO
o CO + H2O H2 + CO2
o C + ZnO Zn + CO
o 3CO + Fe2O3 3CO2 + 2Fe
a. Keperiodikan Unsur Silikon (Si)
a. Sifat Fisik Silikon
Silikon berbentuk padat pada suhu ruangan, dengan titik lebur dan titik
didih masing-masing 1.400 dan 2.800 derajat celsius. Silikon mempunyai massa
jenis yang lebih besar ketika dalam bentuk cair dibanding dalam bentuk
padatannya. Namun silikon tidak akan bercampur ketika dalam fase padatnya, tapi
hanya meluas, sama seperti es yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada air.
silikon mempunyai konduktivitas thermal yang tinggi (149 Wm1K1), sehingga
bersifat mengalirkan panas.
Dalam bentuk kristalnya, silikon murni berwarna abu-abu metalik. Seperti
germanium, silikon agak kuat tapi sangat rapuh dan mudah mengelupas. Seperti
karbon dan germanium, silikon mengkristal dalam struktur kristal kubus berlian,
dengan jarak kisi 0,5430710 nm (5.430710 ).
17
Gambar 5. silikon
Sumber :wikipedia.org
Sifat Fisis
Nomor Atom
Nama, lambang
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
Jenis unsur
Konduktivitas termal (W/mK)
Modulus young (GPA)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
18
ungu,
merah
muda,
cokelat,
atau
kuning.
Dalam
bentuk
Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)
Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala pauling)
Unsur Silikon
[Ne] 3s 3p2
Ke-1: 786.5
ke-2: 1577.1
ke-3: 3231.6
-134
4
Diamond Cubic
1,9
2
1. Reaktifitas silikon
Silikon tidak reaktif pada suhu biasa, Bila bereaksi tidak ada
kecenderungan atom silikon melepaskan elektron-elektron terluar dan membentuk
kation sederhana Si4+. Ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu
tinggi dan dapat bereaksi dengan persekutuan antara elektron membentuk ikatan
kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen
dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO 2
yang bersifat asam.
Reaksi silikon dengan udara
Silikon bersifat reaktif terhadap udara dalam suhu tinggi 900 oC Membentuk
silikon dioksida SiO2. Pada suhu 1400oC, silikon dapat bereaksi dengan N2
membentuk nitrida silikon SiN dan Si3N4.
19
4. Sifat asam-basa
Beberapa senyawa silikon termasuk asam silikat adalah Si(OH) 2 dan H2SiO3
yang berikatan kovalen dan bersifat asam lemah yang tidak stabil dan mudah
terurai menjadi SiO2 dan H2O. Seperti reaksi berikut :
Si(OH)4 Si(OH)2 + H2O
Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat membentuk
ikatan (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan tunggal (). Karena
itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak bereaksi dengan asam, tetapi
dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH. Berikut ini reaksinya :
Si(s) + 4NaOH-(aq) Na4SiO4(aq) + 2H2(g)
21
Sifat Fisis
Nama, Lambang
Nomor Atom
Golongan, blok, periode
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (batang ringan) (m/s)
Sifat magnet
Jenis unsur
Modulus young (GPA)
Konduktivitas termal (W/mK)
Modulus shear (GPA)
Modulus bulk (GPA)
Rasio poisson
Nomor CAS
Gambar 5. Germanium
Sumber : Scribd.com
22
Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)
Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)
1. Reaktivitas Germanium
Germanium (Ge) stabil di udara & air pada keadaan yg normal, & sukar
bereaksi dengan alkali & asam, kecuali dengan asam nitrat. Germanium agak
lebih reaktif daripada silikon dan melarut dalam H 2SO4 dan HNO3 pekat. Jika
germanium direaksikan dengan HF anhidrat pada suhu 2000C akan diperoleh GeF2
yang berupa kristal berwarna putih. Dihalida germanium umumnya stabil. Berikut
adalah beberapa reaksi germanium dengan unsur atau senyawa lain :
5) Reaksi Germanium dengan Hidrogen
23
berikut reaksinya :
Ge(s) + 2H2 GeH4(s)
6) Reaksi Germanium dengan Halogen
Germanium bereaksi dengan klorin membentuk dengan rumus berikut (X
adalah unsur Halogen) :
Ge+ 2X2 GeX4
Contoh reaksinya adalah Ge + 2Cl2 GeCl4(S)
7) Reaksi Germanium dengan oksigen
Germanium dapat bereaksi dengan Oksigen membentuk senyawa dengan
rumus MO2 (M adalah unsur Germanium). Reaksi germanium dengan oksigen
adalah sebagai berikut :
Ge(s) + O2(g) GeO2(S)
2. sifat logam Germanium
Germanium termasuk metaloid, yaitu unsur yang memiliki sifat logam dan
sifat nonlogam. Germanium memiliki kilau seperti logam namun rapuh seperti
nonlogam. Selain itu germanium juga bersifat semikonduktor terhadap listrik.
4.Sifat keperiodikan unsur Timah (Sn)
a. Sifat fisika unsur Timah (Sn)
Berikut ini sifat fisikan yang dimiliki oleh Timah (Sn) :
Tabel 7. Sifat-sifat fisika Timah
Sifat Fisis
Nomor Atom
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
Kalor penguapan (kJ/mol))
Kapasitas kalor (kJ/mol))
Titik Cair (0C)
Titik Didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Massa Jenis (gcm3)
Keelektronegatifan (skala pauling)
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna
24
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Struktur kristal
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
139
217
tetragonal
1,5
2730
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
Gambar 5. Timah
Sumber : wikipedia.org
25
Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)
Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)
1. Reaktifitas Timah
Timah tidak reaktif terhadap air tetapi Timah larut dalam HCl, HNO3,
H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat, asam oksalat dan asam
sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH. Timah (II)
cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam
HCl pekat panas. Berikut adalah reaksi timah dengan unsur/senyawa :
26
Sifat Fisis
Nomor Atom
Nomor massa (sma)
Kalor peleburan (kJ/mol)
82
207,2
4,77
Kalor penguapan (kJ/mol)) 179.5
Kapasitas kalor (kJ/mol))
26.650
0
Titik Cair ( C)
327.46
0
Titik Didih ( C)
1749
Kerapatan (g/cm3)
11,35
Massa Jenis (gcm3)
11.34
Keelektronegatifan (skala
2,33
pauling)
27
Jari-jari atom ()
Wujud dalam suhu kamar
Sifat magnet
Warna
Jari-jari kovalen
Jari-jari van der waals (pm)
Struktur kristal
Kekerasan mohs
Kecepatan suara (m/s)
1,75
padatan
diamagnetik
Abu-abu metalik
146
202
Face-centered-kubik
1,5
1190
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki
Gambar 7. Timbal
Sumber : wikipedia.org
merupakan unsur
yang
lembek-lemah
dengan
titik
leburnya
28
-0,13
V.
Sifat Kimia
Konfigurasi Elektron
Energi Ionisasi (kJ/Mol)
Afinitas elektron
Bilangan Oksidasi
Struktur kristal
Keelektronegatifan (skala
pauling)
-110
4, 2
Diamond Cubic
1,9
14
1. Reaktifitas Timbal
Harga potensial elektroda timbal adalah -0,13V. Kereaktifannya yang
rendah ini dapat dikaitkan dengan overvoltage yang tinggi terhadap hidrogen.
Jadi, timbal tidak terlarutkan oleh H2SO4 encer dan HCl pekat. Reaksi timbal
dengan HCl atau H2SO4 encer berhenti tidak lama setelah reaksi dimulai sebab
hasilnya PbCl2(s) dan PbSO4( s) melindungi logam dari serangan lebih jauh. Tetapi
PbCl2(s) lama kelamaan larut dalam larutan HCl pekat dengan pembentukan ion
kompleks [PbCl3]- . Setelah itu, timbal dapat larut seluruhnya.
Timbal dilarutkan oleh H2SO4 pada suhu di bawah 2000C. Hasil reaksi oleh
HNO3 ialah Pb(NO3)2 dan bermacam-macam oksida nitrogen, bergantung dari
keadaan reaksinya. Reaksi-reaksi timbal adalah sebagai berikut :
29
Pb + OH Pb(OH)2.
30
31
32
menghantarkan
listrik),
silikon,
germanium,
dan
timah
abu-abu
merupakan semikonduktor. Timah putih dan timbal merupakan logam yang dapat
menghantarkan listrik. Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas
karbon sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang
merupakan logam. Hal itu merupakan kecenderungan sifat konduktivitas karbon
sebagai intan yang berupa non-logam, dan timah putih dan timbal yang
merupakan logam.
5. Elektronegativitas
Elektronegativitas merupakan ukuran kecenderungan suatu atom untuk
menarik elektron. Biasanya diukur dengan skala Pauling, dimana unsur yang
paling elektronegatif (fluor) elektronegativitasnya 4. Suatu atom yang
elektronegativitasnya rendah, kurang kuat menarik elektron. Artinya bahwa atom
ini akan cenderung kehilangan pasangan elektron bila berikatan dengan atom lain.
Atom yang kita amati cenderung membawa muatan positif parsial atau
membentuk ion positif. Sifat logam biasanya dikaitkan dengan elektronegativitas
yang rendah.
Elektronegativitas turun dari karbon ke silikon, tetapi setelah itu terjadi
ketidakteraturan. Karena itu, sepertinya tidak ada kecenderungan hubungan antara
non-logam hingga logam dengan elektronegativitas.
6. Energi ionisasi
Jika memikirkan pembentukan ion positif, cara tepat untuk memulai
adalah bagaimana energi ionisasi berubah dari atas ke bawah pada golongan 4.
Energi ionisasi didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk melepas satu
elektron terluar, dinyatakan dalam kJ mol-1.
Unsur golongan 4 tidak ada yang membentuk ion 1+, jadi mengamati
energi ionisasi pertama saja tidak penting. Beberapa unsur membentuk ion 2+ dan
(untuk beberapa tingkat) 4+.
Dapat dilihat bahwa energi ionisasi cenderung turun dari atas ke bawah
dalam satu golongan meskipun ada sedikit peningkatan pada timbal.
Kecenderungan ini disebabkan atom-atom menjadi lebih besar karena
bertambahnya elektron. Elektron terluar makin jauh dengan inti atom, sehingga
33
daya tarik inti kurang dan elektron lebih mudah lepas. Selain itu, elektron terluar
terlindungi dari pengaruh inti dengan bertambahnya elektron yang lebih dalam.
Jika anda melihat besarnya energi ionisasi yang diperlukan untuk membentuk ion
4+, polanya sama, tetapi tidak semuanya mirip. Sekali lagi, nilainya dinyatakan
dalam kJ mol-1.
Diperlukan energi ionisasi dalam jumlah besar untuk membentuk ion 2+,
dan lebih besar lagi untuk membentuk ion 4+. Namun demikian, pada tiap contoh
ada penurunan energi ionisasi jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam satu
golongan yang sepertinya menjadikan timah dan timbal dapat membentuk ion
positif namun demikian, tidak ada indikasi unsur-unsur tersebut membentuk ion
positif. Energi ionisasi karbon pada puncak golongan terlalu besar dan tidak
memungkinkan untuk membentuk ion positif yang sederhana.
II.3 Keberadaan Unsur Golongan IV A di Alam
Keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam cukup melimpah. Ada
yang di temukan sebagai unsur bebas maupun dalam bentuk mineral. Berikut ini
uraian mengenai keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam :
Tabel 1. Keberadaan unsur-unsur golongan IV A di alam
Unsur
Karbon (C)
keberadaan
Sebagai unsur bebas : C amorf, intan, dan grafit
Dalam bentuk Karbonat : calcium carbonate
(limestone)
Dalam bentuk Hidrokarbon : batu bara, petroleum,
gas alam
Dalam bentuk Oksida : CO2 di atmosfir
Silikon (Si)
Germanium (Ge)
Timah (Sn)
34
Unsur
Karbon (C)
Manfaat
Dalam bentuk senyawa-senyawa hidrokarbon
seperti minyak bumi dan turunannya digunakan
sebagai bahan bakar, obat-obatan, dan industriindustri petrokimia, untuk produksi gasoline dan
kerosin
Karbon dalam bentuk senyawaan tertentu adalah
sebagai sumber makanan untuk kelangsungan
makhluk hidup di bumi, kita tahu bahwa berbagai
macam makanan yang kita konsumsi adalah
tersusun atas karbon, misalnya glukosa sumber
energi dalam makanan, buah, dan lainnya.
Gas korbondioksida oleh tumbuhan digunakan
untuk proses fotosintesis yang menghasilkan gas
oksigen untuk pernapasan manusia.
Isotop karbon-14 digunakan dalam bidang
arkheologi.
Dalam bentuk batubara digunakan sebagai bahan
bakar.
Digunakan dalam bidang industri baja, plastik,
cat, karet, dan lain-lain
Dalam bentuk intan dapat digunakan sebagai
perhiasan dan untuk membuat alat pemotong,
karena sifatnya yang sangat keras.
Celulosa merupakan polimer yang mengandung
karbon dalam bentuk katun, wool, linen, dan sutra
dipakai sebagai bahan pakaian.
35
Silikon (Si)
Germanium (Ge)
Timah (Sn)
Timbal (Pb)
36
37
Debu silikon memiliki sedikit dampak buruk pada paru-paru dan tidak
memicu penyakit organik signifikan.
38
Inhalasi:
kram
perut.
Terbakar.
Sakit
Batuk.
Kulit:
mengakibatkan
lesi
sel
darah.
Paparan
dapat
menyebabkan kematian.
4. Unsur Timah (Sn)
Timah terdistribusi terutama ke darah, jaringan lunak (ginjal, sumsum
tulang, liver, otak) dan jaringan dengan mineral (tulang dan gigi). Efek yang
ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan
metabolisme vitamin D dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan
ginjal secara kronis, dapat menembus plasenta sehingga mempengaruhi
pertumbuhan janin.
5. Unsur Timbal (Pb)
Paparan Timbal menyebabkan penyakit Skizofrenia atau penyakit
gangguan mental halusinasi, dan pikiran kacau; menyebabkan
disfungsi ereksi bagi pria; bersifat racun bagi manusia dan
hewan;
bersifat
kontaminan
atau mengotori
dan
merusak
makanan.
39
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah sifat keperiodikan unsur-unsur golongan IV
A (golongan karbon) adalah sebagai berikut :
1. Unsur-unsur golongan IV A terdiri atas unsur C (karbon), Si (Silikon), Ge
(Germanium), Sn (Timah), dan Pb (Timbal).
2. Sifat keperiodikan unsur terdiri atas sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika
seperti jari-jari atom, titik didih, titik leleh, massa jenis dan sebagainya; sifat
kimia terdiri atas keelektronegatifan, afinitas elektron, bilangan oksidasi,
kemampuan reaktifitas dan sebagainya. Pada golongan IV A Di temukan
beberapa kecenderungan diantaranya adalah sifat logam semakin ke bawah
semakin besar, kerapatannya semakin ke bawah semakin besar; dan sifat
oksidatornya semakin e bawah semakin besar.
3. Unsur Karbon (C) ditemukan Sebagai amorf, intan, dan grafit; unsur Silikon
(Si) Dalam bentuk Silikat Granite, hornblende; unsur Germanium (Ge)
ditemukan Dalam bentuk mineral germanite, argyrodite; Unsur Timah (Sn)
sebagai mineral cassiterite (SnO2); unsur Timbal (Pb) Mineralgalena (PbS),
anglesite (PbSO4), minim (Pb3O4), cerussite (PbCO3).
4. Unsur Karbon Dalam bentuk senyawa hidrokarbon seperti minyak bumi
digunakan sebagai bahan bakar; Unsur Silikon Digunakan sebagai campuran
logam tembaga, kuningan, dan perunggu; Unsur Germanium dalam bentuk
Kristal germanium digunakan pada alat detektor radio yang tinggi dan sinyalsinyal radar; unsur lembaran timah digunakan untuk lapisan pelindung kaleng
atau bejana dari tembaga; unsur Timbal dioksidanya untuk baterai, bahan
antiknock dalam minyak bumi, peredam suara,
5. Senyawa karbon monoksida CO menyebabkan tubuh kekurangan oksigen
sehingga dapat membuat pusing, kejang dan kematian; Silikon dapat
menyebabkan efek pernapasan kronis terutama dalam bentuk kristal silika
(silikon dioksida) ; Germanium hidrida mudah terbakar dan
meledak serta penyebab Inhalasi, kram perut, Rasa Terbakar,
Batuk, Mata: Kemerahan ;Timah bersifat toksik dan Timah terdistribusi
40
terutama ke darah, jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak) dan
jaringan dengan mineral (tulang dan gigi); Unsur Timbal dapat menyebabkan
penyakit Skizofrenia.
III.2 Saran
Berdasarkan
pembahasan
makalah
sifat
keperiodikan
unsur-unsur
golongan IV A (golongan karbon), disarankan untuk berhati-hati karena unsurunsur golongan IVA dapat menyebabkan berbagai masalah seperti keracunan, dan
gangguan fisiologi tubuh. Berkaitan dengan analisis unsur golongan IV A
sebaiknya dalam memahami mengenai unsur, sifat kimia, sifat fisika, keberadaan
dan manfaat unsur-unsur golongan IV A. Sebaiknya dalam mengkaji unsur-unsur
golongan IV A menggunakan berbagai macam sumber yang dapat di percaya
untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dapat menambah
wawasan
dan
mengkomunikasikan
informasi
yang
diperoleh
untuk
41
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Muhammad., 2013. Makalah Sifat Fisika dan Kimia Golongan III A dan
IV A. http://muhammadakb.blogspot.co.id/. diakses pada tanggal 10
Oktober 2016 pukul 13.12 WITA
Anonim I, 2015. Manfaat golongan karbon. http://www.ilmukimia.org/2015/01/
manfaat-unsur-golongan-karbon.html?m-=1. Diakses pada tanggal 08
Oktober 2016, pukul 21.35 WITA.
Anonim II, 2016. Kimia. http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/portal:kimia.
Diakses pada tanggal 08 Oktober 2016, pukul 22.18 WITA.
Anonim III., 2010. Golongan IV A. https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/
04/gol-iva.pdf. di akses pada tanggal 10 Oktober 2016, pukul 15.20
WITA
Anonim IV. Karbon; Silikon; Timah; Timbal; Germanium: periodisitas sifat
unsur. https://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016, pukul 17.48 WITA.
Arifuddin, Muh., 2014. Makalah Unsur Kimia Golongan IV A.
http://ondeshare.blogspot.co.id/2014/12/makalah-unsur-kimia-golonganiv-a.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 17.48 WITA.
Choriemei15, 2015. Sistem Periodik Unsur. https://choriesiska15.wordpress.
com/2015/06/02/sitem-periodik-unsur/. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2016, pukul 00.40 WITA
Damaiku,
2013.
Mengenai
Timah.
http://godamaiku.blogspot.co.id/2013 /12/
mengenaitimah.html. diakses pada tanggal 18 Oktober 2016. Pukul 04:08
WITA
Fasihah, Novita., 2015. Pengenalan unsur-unsur golongan IV A, Sejarah Kimia
Golongan IV A.http://novitafasihah10.blogspot.co.id/2015/04/pengenalanunsur-unsur-golongan-iva.html. diakses pada tanggal 10 Oktober 2016
pukul 13.07 WITA
Hikmat, 2015. Pengertian unsur germanium dan efeknya.
http://kliksma.com/
2015/04/pengertian-unsur-germaniumdan-efeknya.html. diakses pada
tanggal 18 Oktober 2016.
Pukul 04:06 WITA
Imas, IIM., 2012.
iimimas-chemistry.
42
Jujubandung.,
2012.
Dampak
timah
hitam/timbal.
https://jujubandung.wordpress.
com/2012/08/20/dampaktimah-hitamtimbal-pb-pada-manusia/.Diakses pada tanggal 18
Oktober 2016, pukul 04.04 WITA
Nur, Allisya., 2013. Kumpulan tabel sistem priodik unsur kimia (SPU).
http://atiqahboutique.blogspot.com/2013/11/kumpulan-tabel-sistemperiodik-unsur.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 00.31
WITA
Purnomowati, Yuli., dkk., 2016. Buku Ajar Kimia Untuk SMA/MA. CV Hayati
Tumbuh Subur, Solo.
Setiawan, Syarif Dede., 2012. Unsur Golongan IV A. http://kimiamolekul.
blogspot.co.id/2012/03/unsur-golongan-iv.html. diakses pada tanggal 10
Oktober 2016 pukul 13.10 WITA
Setyawaty, dian., 2014. Timah (Sn) http://diansetyawati11.blogspot.co.id
/2014/05/timah-sn.html. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul
00.32 WITA
Sudarmo, Unggul., 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XII. PHiETA, Jakarta.
Wibawa, Bima., 2009. Unsur karbon.http://bhimashraf.blogspot.co.id/2009/04/
karbon-oleh-bhima-wibawa-santoso-nim.html. diakses pada tanggal 12
Oktober 2016, pukul 00.10 WITA.
Winter, Mark., 2016. Lead; Germanium; tin; carbon; timbal. https://www.
webelements.com. The University of Sheffield and WebElements Ltd,
UK. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016, pukul 17.48 WITA.
43