BAB
PENDAHULUAN
ingga saat ini yang telah kita pelajari adalah penyelesaian permasalahan
linear programming dengan tanda pertidaksamaan yang biasanya kita jumpai dalam
permasalahan dengan fungsi tujuan maksimisasi. Prosedur dalam penyelesaian
permasalahan maksimisasi dapat juga kita gunakan untuk menyelesaikan permasalahan
minimisasi yang biasanya mempunyai tanda dan atau = pada fungsi kendalanya.
Pada bab 3 ini akan kita bahas penyelesaian permasalahan LP dengan fungsi
tujuan minimisasi. Pembahasan akan dimulai dengan memformulasikan permasalahan
sesuai dengan standard simpleks, kemudian dilanjutkan dengan melakukan iterasi atau
perbaikan tabel hingga optimal dan bagian terakhir pada bab ini akan dikemukakan
beberapa issue teknis yang sering kita jumpai dalam metode simpleks
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:
1.
2.
3.
4.
3.29 55
TOPIK 1
3.29 56
variabel ini secara phisik tidak mempunyai arti, dan hanya digunakan untuk kepentingan
perhitungan saja.
Untuk lebih memahami permasalahan ini marilah kita lihat permasalahan Galuh
Chemical Company. Galuh Chemical Company harus membuat 1000 unit campuran
phospate dan postassium. Biaya per unit phospate adalah $5, sedangkan biaya per unit
postassium $6. Jumlah phospate yang dapat digunakan tidak lebih dari 300 unit
sedangkan postassium harus digunakan minimal 150 unit. Berapa masing-masing
jumlah phospate dan postassium yang harus digunakan agar biaya total minimum ?
Permasalahan Galuh Chemical Company dapat kita
formulasikan ke dalam
Z = 5X1 + 6X2
Fungsi kendala :
X1 + X2
= 1000
X1
300
X2
X1, X2
Dimana
150
0
= 1000
3.29 57
fungsi tujuan. Koefisien +M ini menunjukkan angka yang sangat besar nilainya,
sehingga dalam kasus ini dapat diinterpretasikan biaya yang sangat tinggi. Fungsi tujuan
dalam permasalahan Galuh Chemical Company akan menjadi :
Minimisasikan biaya Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2
Formulasi sesuai standard simpleks dari permasalahan Galuh Chemical Company secara
lengkap adalah :
Fungsi Tujuan :
Minimisasikan biaya Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2
Fungsi kendala :
X1 + X2 + A1
= 1000
X1 + S1 = 300
X2 S2 + A2 = 150
X1, X2, S1, S2, A1, A2 0
Apabila pada fungsi kendala terdapat artificial variabel, sedangkan fungsi
tujuannya maksimisasi, maka koefisien artificial variabel pada fungsi tujuan adalah M.
B. MEMBUAT TABEL AWAL SIMPLEKS
Seperti halnya yang telah kita pelajari pada bab 2 , langkah selanjutnya untuk
menyelsesaikan permasalahan LP dengan metode simpleks adalah membuat tabel awal.
Pada dasarnya untuk membuat tabel awal pada permasalahan minimisasi sama dengan
permasalahan maksimisasi yang telah kita bahas pada bab 2. Hanya saja karena pada
permasalahan Galuh Chemical Company kita mengenal variabel lain selain slack
variabel yaitu surplus variabel dan artificial variabel, maka variabel yang boleh masuk
ke kolom product mix pada tabel awal ini hanyalah slack variabel dan artificial variabel.
Tabel awal permasalahan Galuh Chemical Company dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3.29 58
+M
+M
X1
X2
S1
S2
A1
A2
A1
+M
1000
S1
300
A2
+M
-1
150
Zj
+M
2M
-M
+M
+M
1050M
Cj-Zj
5-M
6-2M
Angka pada baris Cj (5, 6, 0, 0, +M, +M) tersebut adalah koefisien pada fungsi
tujuan. Sedangkan angka (1, 1, 0, 0, 1, 0) pada baris A1 serta angka (1, 0, 1, 0 0, 0)
pada baris S1 dan angka (0, 1, 0, -1, 0, 1) pada baris A2 adalah koefisien pada kendala
1, 2 dan 3. Angka
diperoleh dari
penjumlahan hasil kali kolom Cj dengan kolom yang bersesuaian. Sebagai contoh kita
akan menentukan nilai Zj kolom X1 = (M x 1) + (0 x 1) + (M x 0) = M. Dengan cara
yang sama kita peroleh nilai Zj pada kolom yang lain. Angka pada baris Cj Zj
diperoleh dari angka pada baris Cj dikurangi dengan angka pada baris Zj. Sebagai
contoh kita akan menghitung nilai Cj Zj pada kolom X1 = 5 (yaitu angka pada baris
Cj) M (angka pada baris Zj) = 5 - M . Demikian juga untuk menghitung nilai Cj Zj
untuk kolom-kolom yang lain digunakan cara yang sama.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda
mengerjakan latihan berikut ini !
1. Apakah yang dimaksud dengan surplus variabel ?
2. Bagimanakah formulasi yang sesuai dengan standard simpleks untuk fungsi
kendala dengan tanda .
3.
Variabel apa sajakah yang boleh masuk ke dalam kolom product mix pada
tabel awal simpleks?
3.29 59
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan!
1. Misal diketahui kendala suatu masalah program linier adalah :
4x + 2y 10
2x + y = 12
Maka bila kendala itu diubah menjadi bentuk simplex yaitu
A. 4x + 2y SL = 10 , 2x + y = 12
B. 4x + 2y + A1 = 10, 2x + y A2 = 12
C. 4x + 2y + SP = 10, 2x + y + SL = 12
D. 4x + 2y SL + A1 = 10, 2x + y + A2 = 12 *
Keterangan :SL = slack variabel
SP = surplus variabel
A1 = artificial variabel untuk kendala 1
A2 = artificial variabel untuk kendala 2
3.29 60
2). Dalam table awal simpleks dengan fungsi tujuan minimisasi, variable yang masuk ke
dalam kolom product mix adalah:
A. hanya slack variable saja
B. slack dan surplus variable
C. surplus dan artificial variable
D. slack dan / atau artificial variable *
3) Untuk masalah minimisasi, koefisien dari fungsi tujuan untuk artificial variable
adalah:
A. nol
B. +M *
C. M
D. 1
3.29 61
3.29 62
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi
Kegiatan Belajar 1.
Rumus
Tingkat penguasaan =
= baik
70 % - 79 %
= sedang
3.29 63
TOPIK 2
3.29 64
Tabel 3.2. Menentukan Pivot Column dan Pivot Row Kasus Galuh
Chemical Company
Cj
Product Mix
+M
+M
X1
X2
S1
S2
A1
A2
A1
+M
1000
S1
300
A2
+M
-1
150
Zj
+M
2M
-M
+M
+M
1050M
Cj-Zj
5-M
6-2M
Pivot row
Pivot
column
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variable yang mempunyai nilai Cj Zj
negatif dan angkanya paling besar adalah variabel X2, karena M menyatakan bilangan
yang sangat besar nilainya. Dengan demikian variabel X2 disebut sebagai Pivot
Column. Untuk menentukan pivot row, kita akan membagi angka pada kolom kuantitas
dengan pivot column (kolom X2), kemudian kita pilih hasil bagi non-negatif terkecil.
Pada kasus Galuh Chemical Company, variabel yang merupakan pivot row (baris kunci)
adalah variabel A2. Oleh karena itu pada tabel berikutnya (Tabel 2), variabel A2 akan
keluar dan digantikan oleh variabel X2.
3.29 65
menghitung baris X2 untuk tabel 2 ini yaitu dengan cara baris A2 tabel awal dibagi
pivot number (angka kunci), yaitu 1.
Perhitungan nilai pada baris X2 adalah sebagai berikut :
X1
X2
S1
S2
A1
A2
KUANTITAS
0
1
0
-1
0
1
150
-1
150
Angka-angka pada baris X2 secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
PRODUCT MIX
X2
X1
Cj
6
X2
0
S1
1
S2
0
A1
-1
A2
Q
1
150
Langkah selanjutnya adalah mengisi baris yang lain yang bukan merupakan
pivot row, yaitu angka pada baris lama tabel sebelumnya dikurangi dengan hasil
perkalian antara angka pada pivot column baris bersangkutan, dengan angka pada baris
baris yang menggantikan. Dalam kasus Galuh Chemical Company ada 2 variabel yang
akan dihitung nilai pada baris yang baru yaitu baris A1 dan S1.
A1 yang
yang Lama
Column baris A1
Baru
1
-1
-1
850
1000
150
3.29 66
X1
Cj
X2
+M
S1
S2
0
A1
1
A2
Q
-1
850
Angka Baris S1
S1 yang Baru
yang Lama
pada Baris S2
Column baris S1
-1
300
300
150
X1
Cj
X2
S1
0
S2
1
A1
0
A2
Q
0
300
Tabel 2 dari kasus Galuh Chemical Company secara lengkap adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3. Tabel 2 Kasus Galuh Chemical Company
Cj
Product Mix
A1
S1
X2
+M
0
6
Zj
Cj-Zj
+M
+M
X1
X2
S1
S2
A1
A2
-1
0
1
6-M
850
300
150
900+850M
1
1
0
+M
0
0
1
0
1
0
1
0
-1
M-6
5-M
6-M
1
0
0
+M
0
6+2M
Perbaikan tabel ini akan kita lakukan hingga kita memperoleh tabel optimal,
yaitu apabila baris Cj Zj sudah positif atau nol. Karena pada tabel 2 ini masih kita
jumpai angka yang bertanda negatif pada baris Cj-Zj yaitu angka pada kolom X1 (5-M)
3.29 67
dan kolom S2 (6-M), maka kita akan melakukan perbaikan tabel dengan membuat tabel
3 dan seterusnya hingga memperoleh tabel optimal. Langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk membuat tabel perbaikkan sama dengan langkah-langkah yang telah
kita lakukan pada saat membuat tabel 2 yaitu: tentukan pivot column, pivot row, pivot
number, kemudian hitung angka pada baris yang menggantikan serta angka pada baris
yang lainnya.
Pivot column pada tabel 2 di atas adalah kolom X1 (karena mempunyai angka
negatif terbesar yaitu 5-M), dan pivot row adalah baris S1 (karena merupakan hasil bagi
non-negatif terkecil). Untuk lebih jelasnya perhatikan perhitungan untuk menentukan
pivot row berikut ini :
Untuk baris A1 : 850/1 = 850
Untuk baris S1 : 300/1 = 300 rasio non-negatif terkecil pivot row
Untuk baris X2: 150/0
Seperti halnya pada saat kita membuat tabel 2, untuk membuat tabel 3 ini setelah
kita menentukan pivot column dan pivot row maka kita akan menentukan pivot number
dan kemudian akan mengisi angka pada baris yang menggantikan yaitu baris X1. Pivot
number pada tabel 2 adalah 1, yaitu angka pada perpotongan kolom X1 dan baris S1.
Angka-angka pivot column, pivot row serta pivot number pada tabel 2 dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Untuk mengisi angka-angka pada baris X1 tabel 3 kita akan membagi angkaangka pada baris S1 tabel 2 dengan pivot number. Perhitungan selengkapnya adalah
sebagai berikut :
Kolom X1
1 1=1
Kolom X2
0 1= 0
Kolom S1
1 1= 1
Kolom S2
0 1= 0
Kolom A1
0 1 = 0
Kolom A2
0 1 = 0
Kolom Kuantitas
300 1 = 300
3.29 68
Cj
X1
X2
S1
S1
A1
A2
X1
300
Setelah mengisi angka-angka pada baris X1 maka untuk melengkapi tabel 3 kita
harus mengisi angka-angka pada baris A1 dan X2. Cara untuk mengisi angka-angka
pada baris A1 dan X2 sama dengan cara untuk mengisi baris lainnya pada tabel 2 di
atas. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Mengisi angka pada baris A1
Angka Baris
A1yang Baru
yang Lama
Column baris A1
-1
-1
-1
550
850
300
Cj
X1
X2
S1
S2
A1
A2
A1
-1
-1
550
3.29 69
X2 yang
yang Lama
Column baris X2
Baru
0
-1
-1
150
150
300
Cj
X1
X2
S1
S2
A1
A2
X2
-1
150
+M
+M
X1
X2
S1
S2
A1
A2
Product
Mix
A1
+M
-1
-1
550
X1
300
X2
-1
150
Zj
5-M
-6+M
+M
2400+550M
Cj-Zj
5+M
6-M
-65M
6M-6
Pivot
row
Pivot
column
Dari tabel 3.4 ternyata belum optimal karena pada baris Cj-Zj masih kita jumpai
angka negatif yaitu pada kolom S2. Oleh karena itu kita akan membuat tabel yang ke 4.
pivot column pada tabel 3 adalah kolom S2 sedangkan pivot row adalah baris A1.
Perhatikan hasil perhitungan berikut ini.
Baris A1: 550/1 = 550 pivot row
3.29 70
Baris X1 = 300/0 = 0
abaikan
abaikan
Dari informasi di atas berarti variabel yang akan masuk ke tabel 4 adalah
variabel S2 sedangkan variabel yang akan keluar adalah variabel A1. untuk membuat
tabel 4 kita akan mengisi angka pada baris S2 terlebih dahulu baru kemudian angka
pada baris X1 dan X2.
X1
X2
S1
0
-1
:
:
1
1
=
=
0
-1
S2
A1
A2
Q
-1
550
:
:
1
1
=
=
-1
550
Cj
X1
X2
S1
S2
A1
-1
A2
-1
550
Angka
Baris X1
yang Lama
Angka pada
Pivot Column
baris X1
Angka yang
bersesuaian
pada Baris X2
0
1
0
0
0
300
0
1
0
0
0
300
0
0
0
0
0
0
1
0
-1
0
1
150
3.29 71
Cj
X1
X2
S1
S2
A1
X1
A2
Q
0
300
Angka yang
bersesuaian
pada Baris X2
Angka pada
Pivot Column
baris A1
-1
1
0
-1
0
1
-1
-1
-1
-1
-1
0
-1
1
1
-1
150
-1
550
Angka Baris
A1 yang
Lama
0
1
-1
0
1
0
700
Angka
Baris A1
yang Baru
0
Cj
X1
X2
S1
S2
A1
-1
A2
0
Q
700
+M
+M
X1
X2
S1
S2
A1
A2
Product
Mix
S2
-1
-1
550
X1
300
X2
-1
700
Zj
-1
5700
Cj-Zj
M-6
Karena pada baris Cj Zj pada tabel 4 tersebut sudah positif dan nol maka tabel 4
merupakan tabel optimal. Dari tabel 4 dapat kita simpulkan bahwa jumlah X1 yang
diproduksi 300 unit, X2 700 unit dengan biaya total $ 5.700. S2 sebesar 550
3.29 72
menunjukkan bahwa jumlah postassium yang dipakai lebih dari yang tersedia. Besarnya
kelebihan tersebut adalah 550.
semua kendala. Jika kita menyelesaikan secara simpleks, infeasibility ini akan terlihat
jika semua angka pada baris Cj Zj sudah menunjukkan solusi yang optimal, namun
artificial variable masih berada pada kolom product mix.
FT Mks Z = 3 X1 + 2 X 2
FK 2X1 + X 2 2
3 X1 + 4 X 2 12
X1 , X 2 0
Cj
3
X1
2
X2
0
S1
0
S2
-M
A2
0
-M
Zj
Cj-Zj
2
3
-3M
3+3M
1
4
-4M
2+4M
Pivot
column
1
0
0
0
0
-1
+M
-M
0
1
-M
0
Cj
3
X1
2
X2
0
S1
0
S2
-M
A2
2
-5
4+5M
-1-5M
1
0
-4M
0
1
-4
0
-2-4M
0
-1
+M
-M
0
1
-M
0
Product
Mix
S1
A2
Product
Mix
S1
A2
2
-M
Zj
Cj-Zj
Q
2
12
-12 M
Q
2
4
4-4 M
3.29 73
Unboundedness
permasalahan LP tidak mempunyai batasan solusi. Hal ini terjadi pada kasus
maksimisasi. Dalam metode simpleks, situasi unboundedness akan terlihat apabila saat
kita akan menentukan pivot row, tidak ada angka yang memenuhi syarat, yaitu: tidak
ada hasil bagi yang non-negatif.
Fungsi tujuan: Maks Z = 15 X1 + 10 X2
Subject to
5 X2 25
2X1 + X2 4
Tabel
Cj
15
X1
10
X2
-M
A1
0
S1
0
S2
0
-M
Zj
Cj-Zj
0
2
-2M
15+2M
Pivot
column
5
1
-M
10+M
0
1
-M
0
1
0
0
0
0
-1
+M
-M
Cj
15
X1
10
X2
-M
A1
0
S1
0
S2
0
1
15
0
5
0.5
15/2
5/2
0
0.5
15/2
-M-15/2
1
0
0
0
0
25
-0.5
2
-15/2
30
15/2
unbounded
ness
Product
Mix
S1
A2
Product
Mix
S1
X1
0
15
Zj
Cj-Zj
Degeneracy
Q
25
4
-4 M
25/0
4/2 =2
bernilai nol. Hal ini diindikasikan adanya hasil bagi yang mempunyai nilai terkecil
sama, saat kita menentukan pivot row.
Kasus
Max 5X1 + 8 X2
3.29 74
Subject to
4X1 + 6X2 < 24
2X1 + X2 < 18
3X1 + 9X2 < 36
X1, X2 >= 0
Cj
0
0
0
Product
mix
S1
S2
S3
Zj
Cj-Zj
5 8
X1 X2
Q
24
18
36
0
4
2
3
0
5
0
S1
0
S2
6
1
0
1
0
1
9
0
0
0
0
0
8
0
0
*
Optimal column
0
S3
0
0
1
0
0
4 Minimal Row
18
4 Minimal Row
Pada table berikut Q pada S1 bernilai 0, kendati menjadi salah satu variabel pada
solusi. Kalau terjadi bahwa variabel pada solusi bernilai 0, variabel dan solusi tersebut
disebut degenerasi.
Cj
0
0
8
Product mix
S1
S2
X2
Zj
Cj-Zj
Q
0
14
4
32
5
8
0
X1
X2
S1
2
0
1
1.67
0
0
0.33
1
0
2.67
8
0
2.33
0
0
*
Optimal Solution
0
S2
0
1
0
0
0
0
S3
-0.7 #DIV/0!
-0.1 0.12
0.11 0.08
0.89
-0.89
Degenerasi
Alternative optima adalah situasi dimana terdapat lebih dari satu solusi
optimal. Hal ini terjadi jika nilai pada baris Cj Zj sama dengan nol untuk variabel
yang tidak berada pada kolom Product Mix.
FT Mks Z = 2 X1 + 4 X2
FK
X1 + 2 X2 5
X1 + X2 4
3.29 75
X1 , X2 0
Cj
Product
Mix
S1
S2
0
0
Zj
Cj-Zj
Cj
Product
Mix
X2
S2
4
0
Zj
Cj-Zj
2
X1
4
X2
0
S1
0
S2
1
1
0
2
2
1
0
4
Pivot
column
1
0
0
0
0
1
0
0
2
X1
4
X2
0
S1
0
S2
1/2
1/2
2
0
non basic
variable
=0
1
0
4
0
1/2
-1/2
2
-2
0
1
0
0
Q
5
4
0
5/2
4/1
Q
5/2
3/2
10
LATIHAN
3.29 76
RANGKUMAN
Penyelesaian permasalahan simpleks untuk kasus minimisasi pada
dasarnya sama dengan penyelesaian permasalahan maksimisasi. Perbedaannya
hanyalah pada saat menentukan pivot column yaitu kita pilih angka pada baris
Cj Zj yang merupakan tanda negatif dan angkanya paling besar. Tabel
disebut optimal jika angka pada baris Cj Zj sudah positif atau nol.
Pada metode simpleks seringkali dijumpai beberapa kasus yaitu
infeasibility, unboundedness solution, degeneracy, serta alternative optima.
TES FORMATIF 2
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1) Manakah dari hal berikut ini yang mengindikasikan bahwa table simpleks dengan
fungsi tujuan minimisasi sudah optimal ?
A. Semua nilai baris Cj-Zj sudah positif atau nol *
B. Semua nilai baris Cj-Zj sudah negative atau nol
C. Tidak ada slack variable yang berada pada kolom product mix
D. Semua angka yang berada pada pivot colum bernilai nol atau negative
2) Dalam menentukan pivot column untuk permasalahan LP dengan fungsi tujuan
minimisasi adalah dengan memilih angka pada :
A. baris Zj positif terbesar
B. baris Zj negative terbesar
C. baris Cj Zj positif terbesar
D. baris Cj Zj negative terbesar *
3.29 77
3). Dalam menentukan pivot row untuk fungsi tujuan minimisasi adalah dengan
memilih hasil bagi kolom kuantitas dengan pivot column :
A.
B.
C.
D.
positif terbesar
negative terbesar
negative terkecil
non-negatif terkecil *
Cj
2
-M
Zj
Cj-Zj
3
X
2
-5
2
Y
1
0
0
SL
1
-4
0
SP
0
-1
-M
A
0
1
Kuantitas
2
4
3.29 78
Keterangan :
X = produk X
Y = produk Y
SL = slack variable
SP = surplus variable
A = artificial variable
Selesauikan table di atas kemudian jawablah pertanyaan berikut ini
8) Nilai Zj kolom kuantitas adalah :
A. 4
B. 6
C. 6M
D. 4 4M *
9) Yang merupakan pivot kolom adalah :
A. kolom X
B. kolom Y
C. kolom SL
D. tidak ada karena table sudah optimal *
10). Jika table di atas diselesaikan sampai dengan optimal maka kita jumpai adanya
issue teknis yaitu :
A. infeasibility *
B. unboundedness
C. alternative optima
D. degeneracy
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi
Kegiatan Belajar 2.
3.29 79
Rumus
Tingkat penguasaan =
= baik
70 % - 79 %
= sedang
3.29 80
Tes Formatif 2
1) A
2) D
3) D
4) D
5) C
6) B
7) A
8) D
9) D
10) A
3.29 81
INDEX
INDEX
alternative optima, 17
metode simpleks, 2, 3
angka negatif, 11
minimisasi, 1, 9
artificial variable, 3, 4
N
D
non-negatif terkecil, 11
degeneracy, 16
P
F
fungsi tujuan, 4
pivot column, 8, 9, 10
pivot row, 8, 9, 10
I
infeasibility, 15
U
unboundedness, 15
3.29 82
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
KODE MK
/ STEKPI / BAB 3
Daftar Kepustakaan
Levin, Richard I., David S. Rubin, Joel P. Stinson, dan Everette S. Gardner, Jr. (1992).
Quantitative Approaches to Management, eighth edition, New York, McGrawHill.
Render, Barry dan Jay Heizer. (1997). Principles of Operations Management, second
edition, Upper Saddle River, New Jersey, Prentice Hall, Inc.
Render, Barry, Ralph M. Stair Jr., dan Michael E. Hanna. (2003). Quantitative Analysis
for Management, eighth edition, Upper Saddle River, New Jersey, Prentice
Hall, Inc.
Taha, Hamdy A. (1997). Operations Research, an Introduction, sixth edition, Upper
Saddle River, New Jersey, Prentice Hall, Inc.
3.29