Anda di halaman 1dari 51

BAB I

LINEAR PROGRAMING

1. LINEAR PROGRAMING

Linear Programing (LP) : Merupakan model matematika pengalokasian sumber daya yang
langka dalam rangka mencapai tujuan tunggal untuk memaksimumkan laba atau
meminimumkan biaya. Program Linier merupakan salah satu teknik OR yang digunakan paling luas
dan diketahui dengan baik.

Pioner dari Program Linier adalah George B. Dantzig dkk. Merupakan peneliti matematika
untukmemecahkan masalah logistic militer Angkatan Udara Amerika pada Perng Dunia II. Nama
asli teknik ini adalah Program Saling Ketergantungan Kegiatan-kegiatan dalam Suatu Struktur
Linier yang kemudian disingkat menjadi Linear Programing. Paper pertama yang berisi metode
solusi sekarang dikenal dengan Metode Simpleks,dipublikasikan Dantzig dkk tahun1947.

2. BENTUK UMUM MODEL LINEAR PROGRAMING (LP)


Secara umum suatu masalah LP akan ditentukan Variabel Keputusan, Fungsi Tujuan dan Fungsi
Kendala yang bersama sama membentuk suatu model matematika :
n
Maksimum (Minimum) Z = ∑CuXj
J=i
Dengan syarat: aijxj (≤, =, ≥) bi, dan untuk semua I (1= 1,2,….n) semua Xj≥ 0
Keterangan :
Z= Nilai Fungsi Tujuan
aij = Banyaknya Sumber daya I yang dikonsumsi sumber daya j
xij = Banyaknya kegiatan j, dimana j = 1,2,…n, n merupakan banyaknya variable keputusan
bi = Banyaknya sumber daya I (I = 1,2,3….m) berarti bayaknya m jenis sumber daya
cj = Sumbangan per unit kegiatan j, untuk masalah maksimisasi Cj menunjukan keuntungan atau
penerimaan perunit, untuk maslah minimisasi Cj menunjukan biaya perunit.

3. FORMULASI MODEL
Masalah yang sering dihadapi oleh pengambil keputusan adalah alokasi optimum dari sumber daya
yang langka. Sumber daya dapat berupa:
- Uang
- Tenaga Kerja
- Bahan Mentah
- Kapasitas Mesin
- Waktu
- Kapasitas Ruangan
- Teknologi

Setelah masalah diidentifikasi, tujuan ditetapkan dan selanjutnya adalah formulasi model
matematika yang meliputi tiga langkah:
a. Tentukan Variabel (variable keputusan) dan nyatakan dalam symbol matematika
b. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukan sebagai suatu hubungan linier (bukan perkalian)
dari variable keputusan
c. Menentukan kendala dari masalah tersebut dan mengekspresikan dalam persamaan dan
pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variable keputusan yang
mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah tersebut.

Contoh Formulasi Model 1:


Masalah Kombinasi Produk:

Sebuah perusahaan menghasilkan tiga produk yaitu: Sepatu, Tas, dan Dompet. Jumlah waktu yang
tersedia adalah 240 jam dan bahan mentah yang tersedia adalah 400 kg, harga dari masing masing
produk seperti data dibawah ini:

Tabel 1.1
Jenis Produk Kebutuhan Sumber Daya Harga (Rp/unit)
Buruh (Jam/unit) Bahan (Kg/unit)
Produk 1 (sepatu) 6 8 5
Produk 2 (tas) 4 10 7
Produk 3 (dompet) 8 6 4

Masalah yang dihadapi perusahaan adalah menetukan jumlah masing masing produk yang harus
dihasilkan agar keuntungan maksimum, selanjutnya masalah tersebut dirumuskan dalam model
LP.
a. Menentukan Variabel (variabel keputusan)
Dalam masalah ini variable ada tiga yaitu,
Variabel 1 adalahJumlahProduk 1 dilambangkan dengan X1
Variabel 2 adalahJumlah Produk 2 dilambangkan dengan X2
Variabel 3 adalah Jumlah Produk3 dilambangkan dengan X3

b. Fungsi Tujuan
Tujuan dari dari masalah kombinasi produk tersebut adalah untuk memaksimumkan
penerimaan total.
- Penerimaan total produk 1 (X1) adalah perkalian antara jumlah produk 1 dengan harga per
unit produk 1 (Rp 5)
- Penerimaan total produk 2 (X2) adalah perkalian antara jumlah produk 2 dengan harga per
unit produk 1 (Rp 7)
- Penerimaan total produk 3 (X3)adalah perkalian antara jumlah produk 1 dengan harga per
unit produk 3 (Rp 4)

Penerimaan Total (Z) dapat dituliskan Zmax = 5X1 + 7X2 + 4X3 .

c. Sistem Kendala
Dalam hal ini kendala yang dihadapi adalah jumlah buruh dan bahan mentah yang terbatas.
1) Kendala Buruh dengan jam kerja yang tersedia adalah 240 jam
- Produk 1 (X1) Jam kerja buruh untuk tiap unit adalah 6 jam ditulis 6X1 jam.
- Produk 1 (X2) Jam kerja buruh untuk tiap unit adalah 4 jam ditulis 4X2 jam.
- Produk 1 (X3) Jam kerja buruh untuk tiap unit adalah 8 jam ditulis 8X3jam.

Fungsi kendala (1)untuk Jumlah Buruh adalah :6X1 + 4X2 + 8X3 ≤ 240
2) Kendala Bahan Mentah
- Produk 1 (X1) bahan mentah untuk tiap unit adalah 8 kg ditulis 8X1 kg.
- Produk 1 (X2) bahan mentah untuk tiap unit adalah 10 kg ditulis 10X2 kg.
- Produk 1 (X3) bahan mentah untuk tiap unit adalah 6 jam ditulis 6X3 kg.

Fungsi kendala (2) untuk Jumlah Buruh adalah :8X1 + 10X2 + 6X3 ≤ 400

Ada batasan bahwa masing-masing variable hanya pada nilai positif karena tentunya tidak
masuk akal jika menghasilkan produk dengan jumlah negative. Kendala-kendala ini dinamai
dengan non-negativity constraints, secara matematika ditulis dengan :
X1 ≥ 0, X2 ≥ 0, X3 ≥ 0

Masalah Linear Programing diatas secara lengkap secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Maksimum, Z = 5X1 + 7X2 + 4X3 .
Kendala 6X1 + 4X2 + 8X3 ≤ 240
8X1 + 10X2 + 6X3 ≤ 400
X1 , X2 , X3 ≥ 0

Contoh Formulasi Model 2:


Masalah Transportasi

Bulog ingin mengangkut beras dari dua daerah surplus ke tiga daerah yang kekurangan pangan.
Pasokan dari daerah surplus dan permintaan dari daerah kekurangan serta ongkos angkut per unit
pada masing-masing jalur transportasi disajikan melalui data berikut:
Daerah Tujuan Pasokan
DKI Kaltim NTT
Jatim 8 5 6 120
Daerah asal
Sulsel 15 10 12 80

100 70 60 200
Permintaan
230

Permasalahan yang dihadapi bulog adalah menentukan pola pengiriman (distribusi) sedemikian rupa
sehingga biaya transportasi total dapat diminimumkan. Agar masalah ini dapat dirumuskan dalam
model LP diperlukan dua asumsi:
1) Hanya ada satu jenis beras sehingga kekurangan dapat diambil dari mana saja dan kelebihan
dapat diirim kemana saja.
2) Onkos angkut perunit adalah tetap atau tidak dipengaruhi oleh jumlah yang diangkut.

a. Variabel Keputusan
Yang harus dirumuskan disini adalah volume beras yang diangkut dari setiap daerah surplus ke
daerah kekurangan, Misalnya :
XijadalahVolume beras dari sumber i ketujuan j
Dimana :i = 1 adalah Jatimdan i= 2 adalah Sulsel
j = 1 adalah DKI, j = 2 Kaltim, j = 3NTT ,Berarti terdapat 6 variabel.

b. Fungsi Tujuan
Tujuan Bulog adalah menekan biaya transportasi total, maka fungsi tujuan dapat dituliskan

Z = 8X11 + 5X12 + 6X13 + 15X21 + 10X22 + 12X23

C. Fungsi Kendala
Kendalanya adalah jumlah permintaan lebih besar dari pasokan, berarti seluruh pasokan akan
habis, sehingga kendala pasokan bertanda =, tidak semua pasokan akan terpenuhi sehingga
kendala permintaan bertanda ≤ , maka model LP maslah tersebut menjadi:

Minimumkan Z = 8X11 + 5X12 + 6X13 + 15X21 + 10X22 + 12X23


Dengan syarat X11 + X12 +X13 = 120
X21 + X22 + X23 = 80
X12+ X21 ≤ 100
X11 + X22 ≤ 70
X11 + X12 ≤ 60
Ciri khas masalah transportasi adalah pada kendala yang mangatakan bahwa semua koefisien
nilainya sama dengan satu.
Menyelesaikan Permasalahan Linear Programing

A. Masalah Maksimisasi
Masalah maksimisasi biasanya akan berupa upaya untuk memaksimalkan keuntungan atau
hasil.
1. Kasus Maksimisasi

Toko Mainan Anak menjual 2 (dua) macam jenis mainan, yaitu mainan A dan mainan B. Kedua
produk berbahan baku yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Bahan baku dan
jumlah yang dibutuhkan adalah Sbb:

Jenis Mainan Bahan Baku Plastik (ons/unit) Bahan Perekat (pack/unit)

A 5 2

B 4 1

Jumlah yang Tersedia 100 30

Setiap menjual 1 buah A produk PMA bisa mendapatkan keuntungan sebesar $3. Keuntungan
untuk 1produk B sebesar $2. Berapa banyak produk yang harus dijual Pabrik PMA agar
memperoleh keuntungan maksimal?

Diketahui:
a. Variabek Keputusan A = Produk A = X1
B = Produk B = X2

b. Fungsi Tujuan Zmax = 3X1 + 2X2

c. Fungsi Kendala Plastik : 5X1 + 4X2< 100


Perekat : 2X1 + X2 < 30
X1 dan X2 ≥ 0

Penyelesaian:
a. Tentukan perpotongan masing masing garis sumbu x dengan sumbu y. Caranya Sbb:
5 X1 + 4 X2 = 100 Jika X1 = 0, maka
(5.0) + 4X2 = 100
4X2 = 100 X2 = 100/4 X2 = 25 -> (0, 25)

Jika X2 = 0, maka
5X1+(4.0) = 100
5X1 = 100 X1 = 100/5 X1 = 20 -> (20, 0)

Jadi, garis 5X1 + 4X2 = 100 memotong sumbu y dititik (0,25) dan memotong sumbu x dititik
(20,0).

2X1 + X2 = 30 Jika X1 = 0, maka


(2.0) + X2 = 30
X2 = 30 -> (0, 30)

Jika X2 = 0, maka
2X1 + (0) = 30
2X1 = 30 X1 = 30/2 X1 = 15 -> (15, 0)

Garis 2X1 + X2 = 30 memotong sumbu y dititik (0,30) dan memotong sumbu x dititik (15,0).

Gambar Grafiknya:

30

25

2X1 + X2 ≤ 30

X2
(6,67 , 16,67)

5X1 + 4X2 ≤ 100

(0,0) 15 20

X1

Untuk mencari titik potong antara garis 5X1 + 4X2< 100 dengan garis 2X1 + X2< 30 ,
digunakan cara berikut:
2X1 + X2 = 30 X2 = 30 - 2X1

Subsitusikan X2 ke persamaan 5X1 + 4X2 = 100


5X1 + 4 (30 – 2X1) = 100
5X1 + 120 – 8X1 = 100
- 3X1 = -20 X1 = -20/-3
X1 = 20/3 X1 = 6,67

X2 = 30 - 2(20/3) X2 = 16,67

Untuk mengetahui titik daerah mana yang diarsir, maka uji titi (0,0) maka:
5X1 + 4X2 ≤ 100 5.0 + 4.0 = 100

0 ≤ 100 (benar bahwa 0 lebih kecil dari 100, jadi arsir kearah titik (0,0

2X1 +X2 ≤ 30 2.0 + 0 = 100

0 ≤ 100 (benar bahwa 0 lebih kecil dari 30, jadi arsir kearah titik (0,0)

Uji hasil yang paling optimum :

Titik Zmax = 3X1 + 2X2


0,0 3.0 + 2.0 = 0

0,25 3.0 + 2.25 = 50

15,0 3.15 + 2.0 = 45

20/3, 50/3 3 (6,67) + 2 (16,67) = 53,34 -> Zmax

2. Kasus Maksimisasi
Sebuah prabrik akan memproduksi dua jenis produk yaitu kain sutera dan wol. Untuk
berproduksi dibutuhkan bahan baku benang sutera, bahan baku wol juga tenaga kerja.
Maksimum penyediaan benang sutera adalah 60 kg per hari, wol 30 kg per hari, dan tenaga
kerja 40 jam per hari, seperti tabel dibawah ini
Bahan Baku dan Kg bahan baku dan Jam Tenaga Kerja Maksimum
Tenaga kerja Kain Suteran (X1) Kain Wol (X2) Penyediaan

Benang Sutera 2 3 60 kg

Benang Wol - 2 30 kg

Tenaga Kerja 2 1 40 Jam

Kedua jenis produk akan memberikan keuntungan sebesar Rp 40 juta untuk kain sutera dan
Rp 30 Juta untuk kain wol.

Masalahnya: Dengan ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang ada, Bagaimana
menentukan jumlah unit setiap jenis produk yang akan diproduksi setiap hari
agar keuntunganya maksimal (maksimisasi).

Langkah-langkah penyelesaian:
1) Variabel Keputusan ; X1 = Kain Sutera
X2 = Kian Wol
2) Fungsi Tujuan : ZMax = 40X1 + 30X2
3) Fungsi Kendala/batasan : 1. 2X1 + 3X2 ≤ 60 (Benang Sutera)
1. 2X2 ≤ 30 (Benang Wol)
2. 2X1 + X2 ≤ 40 (Tenaga Kerja)
4) Membuat Grafik:
a. 2X1 + 3X2 = 60 -> X1 = 0 , X2 = 60/3 = 20
X2 = 0 , X1 = 60/2 = 30

b. 2X2 = 30 -> X2 = 30/2 = 15

c. 2X1 + X2 = 40 -> X1 = 0 , X2 = 40
X2 = 0 , X1 = 40/2 = 20
X2

40

(1) 2X1 + 3X2 ≤ 60

20

15 E D C 2X2

(3) 2X1 + X2 ≤ 40
A B
0 20 30 X1
Daerah Penyelesian
Cara mendapatkan solusi optimal:
Titik A : X1 = 0 , X2 = 0, Maka Z = 40 (0) + 30 (0) = 0
Titik B : X1 = 20, X2 = 0, Maka Z = 40 (20) + 30 (0) = 800

Titik C : Mencari titik potong garis 1 dan 3; 2X1 + 3X2 = 60


2X1 + X2 = 40
2X2 = 20 -> X2 = 10

Masukkan X2 Kedalam kendala 1:


2X1 + 3X2 = 60
2X1 + 3 (10) = 60 -> 2X1 = 30 -> X1 = 15

Masukan nilai X1 dan X2 ke Fungsi Tujuan (Z):


ZMax = 40X1 + 30X2 = 40 (15) + 30 (10) = 600 + 300 = 900 (Optimal).

Titik D : 2X2 = 30 -> X2 = 15, - > 2X1 + 3X2 = 60 ,- > 2X1 + 3(15) = 60
2X1 + 45 = 60, -> 2X1 = 15
ZMax = 40X1 + 30X2 = 40 (7,5) + 30 (15) = 300 + 450 = 750

Kesimpulan:
Solusi optimal akan tercapai pada persilangan garis kendala (1) dan (3) yaitu pada titi C.
Jadi untuk memperoleh keuntungan maksimal, maka jumlah X1 = 15, dan jumlah X2 = 10,
dengan keuntungan sebesar Rp 900 juta.

3. Soal Maksimisasi
Sebuah Perusahaan Meubel mengahsilkan duan buah produk. Produkk Meja dan Kursi Antik.
Harga dan kebutuhan sumber daya untuk masing masing produk terlihat sbb:

Produk Bahan Mentah Tenaga Kerja Harga /unit


(00,000)
Meja Antik 1 6 4

Kursi Antik 2 6 5

Sember daya yang 10 36


tersedia

Dengan Permintaan Meja yang tak melebihi 4 Unit, dengan batasan yang ada berapa jumlah
produk yang harus dibuat agar penerimaan maksimum?

a. Fungsi Tujuan: Zmax = 4X1 + 5X2

b. Kendala 1) Bahan mentah : X1 + 2X2 ≤ 10


2) Tenaga Kerja : 6X1 + 6X2 ≤ 36
X1 ≤ 4
X1 , X 2 ≥ 0

Mencari titik perpotongan garis X1 , X2 (Sumbu X dab Sumbu Y)

X1 + 2X2 = 10 , Jika X1 = 0 2X2 = 10 maka X2 = 5

Jika X2 = 0 X1 = 10 maka X1 = 10

6X1 + 6X2 = 36 Jika X1 = 0 6X2 = 36 maka X2 = 6

Jika X2 = 0 6X1 = 36 maka X1 = 6

Mencari titik potong antara garis X1 + 2X2 ≤ 10 dengan garis 6X1 + 6X2 ≤ 36

X1 + 2X2 = 10 => X1 = 10 – 2X2

Mensubstitusikan X1 ke persamaan 6X1 + 6X2 = 36

6X1 + 6X2 = 36 => 6(10 – 2X2) + 6X2 = 36

60 – 12X2 + 6X2 = 36 => - 6X2 = -24 X2 = 4

X1 = 10 – (2.4) X1 = 10 – 8 , X1 = 2

X2
8 X1 = 4

6 6X1 + 6X2 = 36

4 B X1 + 2X2 = 10

E D

0 2 4 6 8 10 X1

Daerah ABCDE adalah daerah solusi, sedangkan titi B (2,4) merupakan titik solusi yang optimum.

4. Kasus Maksimasi
Sebuah Perusahaan Tas memproduksi dua jenis tas yaitu tas Merek Super Girl dan Tas Merek
Super Boy. Untuk membuat Tas tersebut perusahaan memiliki 3 mesin Yaitu mesin A untuk
memberi logo Super Girl, Mesin B untuk memberi Logo Super Boy dan mesin C untuk menjahit
dan memberi ritsleting kedua tas tersebut.
- Untuk Tas Super Girl, dikerjakan di mesin A selama 2 jam, selanjutnya langsung kemesin 3
selama 6 jam
- Untuk Tas Super Boy, Mesin B selama 3 jam dan mesin 3 selama 5 jam
- Kerja maksimum untuk mesin A setiap hari adalah 8 jam, mesin B 15 jam dan Mesin C 30
jam.
- Laba penjualan setiap unit Tas Super Girl Rp 3 ribu, dan Tas Super Boy Rp 5 ribu.

Produk Mesin A Mesin B Mesin C Harga /unit (OOO)


Tas SG 2 6 3
Tas SB 3 5 5
Jam Kerja mesin/hari ≤8 ≤ 15 ≤ 30

- Berapa unit Tas Super Girl dan Super Boy yang harus diproduksi agar laba maksimum?

B. Masalah Minimisasi
1. Latihan Soal Minimisasi
Permasalahan minimsiasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi optimal akan
dicapai pada saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah yang terdekat dengan titik origin
(daerah fisible)

Contoh Soal Minimisasi:


Sebuah Perusahaan Home Industri memproduksi Jaket, Perusahaan tersebut memproduksi dua
jenis Jaket yaitu jaket A dan jaket B, Kedua jenis jaket tersebut berbahan Kulit dan Bahan Sintetis.
Jaket A paling sedikit diproduksi 2 unit perhari dan jakt B 1 unit. Ketersediaan bahan kulit minimum
perhari 16 unit dan Bahan sintetis 24 unit Tabel berikut menunjukan kebutuhan Minimum per unit
akan bahan dan biaya per unit dari produknya:
Jenis Jaket Bahan Kulit Bahan Sintetis Biaya per uniy (Rp,000)
Jaket A 4 4 200
Jaket B 2 6 160
Kebutuhan Minimum 16 24

Bagaimana menentukan kombinasi jenis jaket agar meminimumkan biaya produksi.

Langkah-langkah penyelesaian:
1. Tentukan Variabel Keputusan:
X1 = Jaket model A
X2 = Jaket model B

2. Fungsi Tujuan:
Zmin = 200X1 + 160X2

3. Fungsi Kendala:
1) 4X1 + 2X2 ≥ 16 (Bahan kulit)
2) 4X1 + 6X2 ≥ 24 (bahan sintetis)
3) X1 ≥ 4
4) X2 ≥ 2

4. Membuat grafik
1. 4X1 + 2X2 = 16 X1 = 0 , X2 = 8
X2 = 0 , X 1 = 4

2. 4X1 + 6X2 = 24 X1 = 0 , X2 = 4
X2 = 0 , X 1 = 6

3. X1 = 2
4. X2 = 1

Mencari Persilangan garis kendala (1) dan (2)


4X1 + 2X2 = 16
4X1 + 6X2 = 24
-4X2 = -8 X2 = 2

Masukkan X2 ke dalam kendala (1)


4X1 + 2X2 = 16
4X1 + 2 (2) = 16 4X1 = 12 X1 = 3

Masukan nilai X1 dan X2 ke dalam Fungsi tujuan

Zmin = 200X1 + 160X2 = 200(3) + 160 (2) = 600 + 320 = 920

Solusi optimal diperoleh pada titik B (titik yang terdeket dengan titik origin), yaitu persilangan
garis (1) 4X1 + 2X2 ≥ 16 dengan garis (2) 4X1 + 6X2 ≥ 24

X2

(1) (3)
8

4 (2) C Daerah Penyelesaian

B (3,2)

1 A (4)

2 4 6 X1

Kesimpulan: Untuk memnimumkan biaya produksi, Maka Jaket A (X1) harus diproduksi 3
Unit perhari dan Jaket B (X2) harus diproduksi 2 unit. Dengan total biaya produksi Rp 920
ribu.

2. Kasus Minimasi

Sebuah Toko Menyediakan 2 jenis pupuk, yaitu Pupuk Kualitas Standar dan Pupuk Kualitas Super.
Setiap jenis pupuk mengandung campuran bahan nitrogen dan fosfat dalam jumlah tertentu.
Seorang Petani membutuhkan paling sedikit 16 kg Nitrogen dan 24 kg Fosfat untuk lahan
pertanianya. Harga pupuk standar Rp 3 ribu/kg dan super Rp 6 ribu.

Berikut data kandungan kimia dari pupuk:

Jenis Pupuk Kandungan Bahan Kimia Harga Masing masing

Nitrogen (kg/sak) Fosfat (kg/sak) (Rp,0000

Standar 2 4 3

Super 4 3 6

Kabutuhan Petani 16 24

Berapa masing masing pupuk harus dibeli petani agar biaya pengeluaran pupuk minimum dan
kebutuhan pupuk untuk lahanya terpenuhi.
Penyelesaian:

a. FungsiTujuan : Zmin = 3X1 + 6X2


b. FungsiKendala : 1) Kebutuhan Nitrogen = 2X1 + 4X2 ≥ 16
2) Kebutuhan Fosfat = 4X1 + 3X2 ≥ 24
X1 , X 2 ≥ 0

2X1 + 4X2 = 16 X 1 = 0 , X2 = 4

X2 = 0 , X 1 = 8

4X1 + 3X2 = 24 X 1 = 0 , X2 = 8

X2 = 0 , X 6 = 8

X2

8 4X1 + 3X2 = 24

Optimum

2X1 + 4X2 = 16

0 4 6 8 X1

Titik potong persamaan 4X1 + 3X2 = 24 dengan 2X1 + 4X2 = 16 dapat ditentukan dengan:

4X1 + 3X2 = 24 , maka 3X2 = 24 – 4 X1

X2 = 8 – 4/3.X1

Substitusikan dengan persamaan 2, 2X1 + 4X2 = 16., Maka 2X1 + 4(8 – 3/4.X1) = 16

2X1 + 32 – 16/3.X1 = 16

10/3. X1 = 16

X1 = 16.3/10 = 4 4/5

Diperoleh; X2 = 8 – 4/3.X1 = 8 . 4.4/5 = 8 -96/15 X2 = 1 3/5

Sehingga titik-titik sudut penyelesaianyan: (0,8) 4 4/5, 1 3/5) dan (8,0)

Zmin = 3X1 + 6X2 = 3 (4 4/5) + 6 (1 3/5) = (3 . 4 4/5 + 6. 1 13/5) = 14 2/5 + 9 3/5 = 24 => OPTIMUM
3. Soal Minimasi
Sebuah Pabrik Pengecoran Logam menghasilkan Dua Jenis logam campuran X1 dan Logam
Campuran X2.
Masing-masing Logam campuran terdiri atas Campuran Baja , Besi dan Nikel .
- 1 kg Logam Campuran X1 terdiri atas 5 ons baja, 3 ons Besi dan 2 ons Nikel.
- 1 Kg Logam Campuran X2 terdiri atas 2 ons baja, 3 ons besi dan 5 ons nikel.
- Sebuah suku M cadang dibuat sedemikian rupa dengan biaya semurah-murahnya dari
campuran sekurang kurangnya logam X1 dan X2, yang terdiri atas 6 kg baja dan 7,2 kg besi
dan 6 kg nikel.
-
Jenis logam Campuran Bahan Harga /kg
Baja ons/kg Besi ons/kg Nikel ons/kg
X1 5 3 2 4000

X1 2 3 5 2000

Suku Cad M 6 7,2 6

Jika harga logam X1 Rp 4000 /kg dan X2 2000/kg, Berapa harga minimum SUKU CADANG tersebut.
Penyelesaian:
a. Fungsi tujuan : Zmin = 4000X1 + 2000X2
b. Fungsi Kendala: 5X1 + 2X2 ≥ 6
3X1 + 3X2 ≥ 7,2
2X1 + 5X2 ≥ 6

X1 , X2 ≥ 0

5X1 + 2X2 = 6 X 1 = 0 , X2 = 3

X2 = 0 , X1 = 6/5 = 1,2

3X1 + 3X2 = 7,2 X1 = 0 , X2 = 7,2/3 = 2,4

X2 = 0 , X6 = 2,4

2X1 + 5X2 = 6 X1 = 0 , X2 = 6/5 = 1,2

X2 = 0 , X 1 = 3

X2
3 5X1 + 2X2 = 6

2,4 Daerah Solusi

3X1 + 3X2 = 7,2


1,2

2X1 + 5X2 = 6

0 1,2 2,4 3 X1

5X1 + 2X2 = 6 2X2 = 6 – 5X1 , X2 = 6 – 5X1 = 3 - 5X1/2 DST


2
4. Soal Minimisasi

Minimumkan Zmin = 5X1 + 2X2

Kendala 1) 6X1 + X2 ≥ 6

2) 4X1 + 3X2 ≥ 2

3) X1 + 2X2 ≥ 4,

X1 , X 2 ≥ 0

6X1 + X2 = 6 X1 = 0 , X2 ≥ 0
BAB II

METODE SIMPLEKS

Karena kesulitan menggambar grafik yang berdimensi banyak, maka penyelesaian masalah LP yang
melibatkan lebih dari dua variabel menjadi tidak praktis.Dalam keadaan ini kebutuhan metode solusi
yang lebih umum menjadi nyata. Metode umum ini dikenal dengan nama Algoritma Simpleks yang
dirancang untuk menyelesaikan masalah LP. Metode ini menyelesaikan masalah LP melalui
perhitungan ulang (iteration), dimana langkah perhitungan yang sama diulang berkali-kali sampai
solusi optimum tercapai.

Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam pemrograman linier adalah
metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik
eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per
satu dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan
tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari iterasi sebelumnya.

Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya :

1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai
tabel sebelumnya.
2. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi.
Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu sama dengan derajat bebas dalam
sistem persamaan.
3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada
solusi awal, variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi kendala merupakan
pertidaksamaan ≤ ) atau variabel buatan (jika fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan
≥ atau =). Secara umum, jumlah variabel basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas
(tanpa fungsi non negatif).
4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih tersedia. Pada
solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal yang
ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala untuk
mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=). Penambahan variabel ini terjadi
pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik kendala untuk
mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=). Penambahan ini terjadi pada
tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus tidak dapat berfungsi sebagai variabel
basis.
7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala dengan
bentuk ≥ atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal. Penambahan variabel ini terjadi
pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus bernilai 0 pada solusi optimal, karena kenyataannya
variabel ini tidak ada. Variabel hanya ada di atas kertas.
8. Kolom Kunci (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada kolom
ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris kunci .
9. Baris Kunci (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang memuat
variabel keluar.
10. Angka kunci adalah angka/elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan baris kunci .
angka kunci akan menjadi dasar perhitungan untuk tabel simpleks berikutnya.
11. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis pada iterasi
berikutnya. Variabel masuk dipilih satu dari antara variabel non basis pada setiap iterasi.
Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai positif.
12. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan
digantikan oleh variabel masuk. Variabel keluar dipilih satu dari antara variabel basis pada
setiap iiterasi. Variabel ini pada iterasi berikutnya akan bernilai nol.

BENTUK BAKU

Sebelum melakukan perhitungan iteratif untuk menentukan solusi optimal, pertama sekali
bentuk umum pemrograman linier dirubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk baku
dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala ke dalam bentuk sama dengan,
tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal. Variabel basis awal
menunjukkan status sumber daya pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan. Dengan kata
lain, variabel keputusan semuanya masih bernilai nol. Dengan demikian, meskipun fungsi kendala
pada bentuk umum pemrograman linier sudah dalam bentuk persamaan, fungsi kendala tersebut
masih harus tetap berubah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelesaian dengan metode simpleks, yaitu :

1. Nilai kanan fungsi tujuan harus nol (contoh: Z – 3X1 – 2X2 – S1 – S2 –S3 = 0)
2. Nilai kanan fungsi kendala harus positif, apabila negatif nilai tersebut harus dikalikan dengan
angka -1
3. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan menambahkan satu variabel slack (maximun). Variabel slakc bisa juga disebut
sebagai variabel dasar.
4. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah menjadi persamaan
(=) dengan mengurangkan satu variabel surplus (minimum).
5. Fungsi kendala dengan persamaan dalam benttuk umum (=), ditambahkan satu artificial
variabel (variabel buatan M). Artificial variabel ini secara fisik tidak mempunyai arti, hanya
digunakan untuk kepentingan perhitungan saja

1. MODEL DAN TABEL SIMPLEKS


Metode simpleks didasarkan atas gagasan dan langkah-langkah sbb:
a. Dimulai dari suatu titik asal yang biasanya disebut solusi awal
b. Bergerak dari satu titik asal ketitik lainya yang berdekatan, pergerakan ini akan menghasilkan
fungsi tujuan yang lebih baik (meningkat untuk masalah maksimisasi dan menurun untuk
minimisasi). Jika solusi yang lebih baik sudah diperoleh, , prosedur simplek dengan sendirinya
akan menghilangkan solusi-solusi lain yang kurang baik.
c. Proses ini diulang-ulang sampai suatu solusi yang lebih baik tak dapat ditemukan, Proses
simpleks ini kemudian berhenti dan solusi telah diperoleh.
PROGRAM LINIER DENGAN METODE SIMPLEKS

Contoh 2.1 : Maksimasi I

Diketahui :

a. Fungsi Tujuan : Z max = 3X1 + 2X2


b. Fungsi Kendala 1) X1 + X2 ≤ 15
2) 2X1 + X2 ≤ 28
3) X1 + 2X2 ≤ 20
X1 , X 2 ≥ 0

Penyelesaian Model LP dengan Tabel Simpleks


Langkah-langkahnya adalah sbb:

1. Model LP datas diubah menjadi bentuk baku:


Z – 3X1 – 2X2 – S1 – S2 –S3 = 0
X1 + X2 + S1 = 15
2X1 + X2 + S2 = 28
X1 + 2X2 + S3 = 20

2. Informasi diatas dapat dirangkum dalam bentuk tabel Simpleks awal seperti dibawah ini:

V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q

Z 1 -3 -2 0 0 0 0

S1 0 1 1 1 0 0 15

S2 0 2 1 0 1 0 28

S3 0 1 2 0 0 1 20

3. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

4. Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom
Kunci (X2), Yaitu : Nilai R pada baris S1 = 15/1 = 15
Nilai R pada baris S2 = 28/2 = 14
Nilai R pada baris S3 = 20/ 1 = 20
5. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z 1 -3 -2 0 0 0 0 -

S1 0 1 1 1 0 0 15 15

S2 0 2 1 0 1 0 28 14

S3 0 1 2 0 0 1 20 20

Baris Kunci Kolom Kunci (angka 2 merupakan angka kunci


6. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S2’) dengan cara membaginya dengan angka kunci.

Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 S1 S2 S3 Q

2/2 1/2 0/2 1/2 0/2 28/2

Baris Baru S2 = 1 1/2 0 1/2 0 14

Selanjutnya S2 ditulis sebagai X1

7. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X 1 X2 S1 S2 S3 Q


(-3 -2 0 0 0 0)
NBBK = -3 (1 1/2 0 1/2 0 14) -
Baris Baru (Z’) = 0 -1/2 0 1 0 42

Baris S1 : Baris Lama = (1 1 1 0 0 15)


NBBK = 1 (1 1/2 0 1/2 0 14) -
Baris Baru (S1’) = 0 1/2 1 -1/3 0 1

Baris S3 : Baris Lama = (1 2 0 0 1 20)


NBBK = 1 (1 1/2 0 1/2 0 14) -
Baris Baru (S3’) = 0 1,5 0 -1/3 1 4

V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z’ 1 0 -1/2 0 1,5 0 42 -

S1 0 0 1/2 1 -1/2 0 1

X1 0 1 1/2 0 1/2 0 14

S3 0 0 1,5 0 -1/3 1 6

Karena baris Z masih ada yang bernilai negatif, maka langkah 3 – 6 harus diulangi sampai
mendapatkan angka yang positif atau 0.

1. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z’ 1 0 -1/2 0 1,5 0 42 -

S1 0 0 1/2 1 -1/2 0 1 2

X1 0 1 1/2 0 1/2 0 14 28
S3 0 0 1,5 0 -1/2 1 6 4

2. Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom
Kunci (X2), Yaitu : Nilai R pada baris S1 = 1/1/2 = 14
Nilai R pada baris X1 = 14/1/2 = 28
Nilai R pada baris S3 = 6/1,5 = 4
3. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z’ 1 0 -1/2 0 1,5 0 42 -

S1 0 0 1/2 1 -1/2 0 1 2

X1 0 1 1/2 0 1/2 0 14 28

S3 0 0 1,5 0 -1/2 1 6 4

4. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S1’) dengan cara membaginya dengan angka kunci.

Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 S1 S2 S3 Q

0/0,5 0,5/0,5 1/0,5 -0,51/-0,5 0/0,5 1/0,5

Baris Baru S2 = 0 1 2 1 0 2

Selanjutnya S2 ditulis sebagai X2

5. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X 1 X2 S1 S2 S3 Q


(0 -1/2 0 3/2 0 42)

NBBK = -1/2(0 1 2 1 0 2) -

Baris Baru (Z’’) = 0 0 1 2 0 43

Baris X1 : Baris Lama = ( 1 1/2 0 1/2 0 14)


NBBK =½ (0 1 2 1 0 2)
Baris Baru (X1’) = 1 0 -1 0 0 13

Baris S3 : Baris Lama = (0 3/ 2 0 -1/2 1 6)


NBBK =3/2(0 1 2 1 0 2)
Baris Baru (33’) = 0 0 -3 1 1 3
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z’ 1 0 0 1 2 0 43

X2 0 0 1 2 1 0 2

X1” 0 1 0 -1 0 0 13

S3 0 0 0 -3 1

Tabel diatas merupakan tabel dengan solusi optimal karena tidak ada variabel non basis (Baris pada
persamaan Z) yang memiliki koefisien negatif. Solusi memberikan X1 = 13 dan X2 = 2 dan nilai Z
optimum sebesar 43.

Pembuktian dengan persamaan Fungsi tujuan :Z max = 3X1 + 2X2 = 3 (13) + 2 (2) = 39 + 4 = 43
Contoh 2.2 Maksimasi II
Soal untuk tatap muka 1
Suatu perusahaan meubel menghasilkan produk meja dan kursi melalui dua bagian fungsi yaitu
pemolesan dan perakitan. Pada bagian perakitan disediakan 60 jam kerja dan bagian pemolesan 48
jam kerja. Untuk menyelesaiakan 1 meja dibutuhkan 4 jam kerja perakitan dan 2 jam pemolesan.
Untuk 1 kursi dibutuhkan 2 jam perakitan dan 4 jam kerja pemolesan. Laba untuk setiap meja dan
kursi masing masing Rp 80.000 dan Rp 60.000. Berapa meja dan kursi yang optimal bisa dihasilkan?

Proses Waktu yang dibutuhkan (per unit) Total Jam kerja


Meja Kursi
Perakitan 4 2 60
Pemolesan 2 4 48
Laba/unit 80.000 60.000

Penyelesaian:

1. Mengubah Funsi Tujuan dan Fungsi Kendala ke bentuk standar


Fungsi Tujuan : Zmax = 8X1 + 6X2 => Z – 8X1 – 6X2 – S1 – S2 = 0

Fungsi Kendala : 1) 4X1 + 2X2 ≤ 60 => 4X1 + 2X2 + S1 = 60


2) 2X1 + 4X2 ≤ 48 => 2X1 + 4X2 + + S2 = 48
S1 dan S2 adalah variabel slack

2. Menyusun persamaan kedalam tabel


V.Basis Z X1 X2 X3 X4 Q R

Z 1 -8 -6 0 0 0 -

X3 0 4 2 1 0 60 15

X4 0 2 4 0 1 48 24

Baris Kunci Kolom Kunci (Angka 4 adalah Angka Kunci)

1. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

2. Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom
Kunci (X1), Yaitu :
Nilai R pada baris X3 = 60/ 4 = 15
Nilai R pada baris X4 = 48/2 = 24
3. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil

4. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (X3 => X1) dengan cara membaginya dengan angka
kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci
X1 X2 X3 X4 Q
Baris Lama (S2) = 4 2 1 0 60
Angka Kunci = 4
Baris Baru (X1’) = 1 1/2 1/4 0 15
- Selanjutnya X3 ditulis sebagai X1’

5. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 X4 Q


(-8 -6 0 0 0)
NBBK = -8 ( 1 1/2 1/4 0 15) -
Baris Baru (Z’) = 0 -2 2 0 120

Baris X4 : Baris Lama = (2 4 0 1 48)


NBBK = 2 (1 1/2 1/4 0 15) -
Baris Baru (X4’) = 0 3 -1/2 1 18

V.Basis Z X1 X2 X3 X4 Q R

Z 1 0 -2 2 0 120

X1’ 0 1 1/2 1/4 0 15 -

X4’ 0 0 3 1/2 1 18 -

Karena baris Z masih ada yang bernilai negatif, maka langkah 3 – 6 harus diulangi sampai
mendapatkan angka yang positif atau 0.

6. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

1. Hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom Kunci (X1),
Yaitu : Nilai R pada baris Z = 120/-2 = -60
Nilai R pada baris X1’ = 15/1/2 = 7,5
Nilai R pada baris X4’ = 18/3 = 6
V.Basis Z X1 X2 X3 X4 Q R

Z 1 0 -2 2 0 120 -60

X1’ 0 1 1/2 1/4 0 15 7,5

X4’ 0 0 3 1/2 1 18 6

2. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil
3. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (X4’ => X2’) dengan cara membaginya dengan angka
kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci
X1 X2 X3 X4 Q
Baris Lama (X4’) = 0 3 1/2 1 18
Angka Kunci = 3
Baris Baru (X2’) = 0 1 -1/6 1/3 6

Selanjutnya X4’ ditulis sebagai X2’


4. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z’ = Baris Lama = X1 X2 X3 X4 Q


(0 -2 2 0 120)
NBBK = -2 (0 1 -1/6 1/3 6) -
Baris Baru (Z”) = 0 0 5/3 5/3 132)

Baris X1’ : Baris Lama = (1 1/2 1/4 0 15 )


NBBK =1/2(0 0 -1/6 1/3 6 ) -
Baris Baru (X1”) = 1 1/2 1/12 -1/6 12

V.Basis Z X1 X2 X3 X4 Q R

Z 1 0 0 5/3 5/3 132

X1” 0 1 1/2 1/12 -1/6 12

X2’ 0 0 1 -1/6 1/3 6

Nilai Z Sudah tidak ada yang negatif maka hasil yang diperoleh sudah optimum, dimana:
X1 = 12 dan X2 = 6 Maka Zmax = 8X1 + 6X2
= 8 (12) + 6 (6) = 96 + 36 = 132

Pembuktian hitungan dengan cara grafik

Fungsi Tujuan : Zmax = 8X1 + 6X2 =>

Fungsi Kendala : 1) 4X1 + 2X2 ≤ 60 =>


2) 2X1 + 4X2 ≤ 48 =>
Mencari titik poting sumbu X dan Y

1) 4X1 + 2X2 = 60 => X1 = 0, X2 = 30 X2 = 0 , X1 = 15


2) 2X1 + 4X2 = 48 => X1 = 0, X2 = 12 X2 = 0 X1 = 24
30

25 4X1 + 2X2 = 60

20

15

2X1 + 4X2 = 48

0 15 20 25 30

Mencari solusi optimal:


1) 4X1 + 2X2 = 60 => x 2 => 8X1 + 4X2 = 120
2) 2X1 + 4X2 = 48 => x 4 => 8X1 + 16X2 = 192

- 12X2 = - 72 , X2 = 6

4X1 + 2X2 = 60 => 4X1 + 2(6) = 60 => 4X1 = 60-12 => X1 = 48/4, X1 = 12

Zmax = 8X1 + 6X2 => 8 (12) + 6(6) = 96 + 36 = 132


Contoh 2.3 : Maxsimasi III

Soal Latihan perkuliahan II


a. Fungsi Tujuan : Zmax = 3X1 + 5X2

b. Fungsi Kendala : 1) 2X1 ≤8


2) 3X2 ≤ 15
3) 6X1 + 5X2 ≤ 30

Penyelesaian:
Fungsi Tujuan : Zmax = 3X1 + 5X2 => Z – 3X1 – 5X2 = 0

Fungsi Kendala : 1) 2X1 ≤ 8 => 2X1 + X3 = 8


2) 3X2 ≤ 15 => 3X2 + X4 = 15
3) 6X1 + 5X2 ≤ 30 => 6X1 + 5X2 + X5 = 30

1. Menyusun persamaan kedalam tabel

V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z 1 -3 -5 0 0 0 0 -

S1 0 2 0 1 0 0 8 ~

S2 0 0 3 0 1 0 15 5

S3 0 6 5 0 0 1 30 6

Kolom Kunci

6. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

7. Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom
Kunci (X2), Yaitu : Nilai R pada baris X3 = 8/0 =~
Nilai R pada baris X4 = 15/ 3 = 5
Nilai R pada baris X4 = 30/ 5 = 5
8. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil

9. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S2 => X2) dengan cara membaginya dengan angka
kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci = 0/3 0/3 3/3 0/3 1/3 15/3
0 0 1 0 1/3 5
- Selanjutnya S2 ditulis sebagai X2

10. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 X4 X5 Q


(-3 -5 0 0 0 0)
NBBK = -5 ( 0 1 0 1/3 0 5) -
Baris Baru (Z’) = -3 0 0 5/3 0 25
Baris S1 : Baris Lama = (2 0 1 0 0 8)
NBBK = 0 (0 1 0 1/3 0 5) -
Baris Baru (S1’) = 2 0 1 0 0 8

Baris S3 : Baris Lama = (6 5 0 0 1 30)


NBBK = 5 (0 1 0 1/3 0 5) -
Baris Baru (S3’) = 6 0 0 -5/3 1 5

V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q R

Z’ 1 -3 0 0 5/3 0 25 -

S1’ 0 2 0 1 0 0 8 ~

X2 0 0 1 0 1/3 0 5 5

S3’ 0 6 0 0 -5/3 1 5 6

Karena baris Z masih ada yang bernilai negatif, maka langkah 3 – 6 harus diulangi sampai
mendapatkan angka yang positif atau 0.

7. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

5. Hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom Kunci (X1),
Yaitu : Nilai R pada baris S1’ = 8/2 =4
Nilai R pada baris X2’ = 5/ 0 = ~
Nilai R pada baris S3’ = 5/ 6 = 5/6
6. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 NK I

Z’ 1 -3 0 0 5/3 0 25 -

S1 0 2 0 1 0 0 8 4

X2 0 0 1 1/3 0 0 5 ~

S3 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6

7. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (X5’’) dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci = 6/6 0/6 0/6 -5/3 /6 1/6 5/6
1 0 0 -5/18 1/6 5/6
Selanjutnya S3 ditulis sebagai X1
8. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z’ : Baris Lama = X1 X2 X3 X4 X5 Q


(-3 0 0 5/3 0 25)
NBBK = -3 (1 0 0 -5/18 1/6 5/6) -
Baris Baru (Z’) = 0 0 0 5/3 1/2 27,5)
Baris X2’ : Baris Lama = (0 1 1/3 0 0 5)
NBBK = 0 (1 0 0 -5/18 1/6 5/6) -
Baris Baru (X2”) = 0 1 0 0 0 5

Baris S1’ : Baris Lama = (2 0 1 0 0 8)


NBBK = 2 (1 0 0 -5/8 1/6 5/6) -
Baris Baru (S1’’) = 0 0 1 5/4 -1/3 6 1/3
V.Basis Z X1 X2 S1 S2 S3 Q

Z’ 1 0 0 0 5/3/ 1/2 27 1/2

S1 0 0 0 1 5/4 -1/3 6 1/3

X2 0 0 1 0 0 0 5

X1 0 1 0 0 5-/18 1/6 5/6

Optimum

Hasil yang diperoleh adalah: X1 = 5/6 dan X2 = 5 Maka Zmax = 3X1 + 5X2
= 3 (5/6) + 5 (5) = 27, 5
Contoh 2.4: Maksimasi IV

Penyelesaian Masalah dengan Prosedur Metode Simpleks

Toko Mainan Anak menjual 2 (dua) macam jenis mainan, yaitu mainan A dan mainan B. Kedua produk
berbahan baku yang sama, namun dalam jumlah yang berbeda. Bahan baku dan jumlah yang
dibutuhkan adalah Sbb:

Jenis Mainan Bahan Baku Plastik Bahan Perekat Bahan Pewarna


(ons/unit) (pack/unit)

A 5 2 2

B 4 1 2

Jumlah yang Tersedia 100 30 20

Setiap menjual 1 buah A produk PMA bisa mendapatkan keuntungan sebesar $3. Keuntungan untuk
1 produk B sebesar $2. Berapa banyak produk yang harus dijual Pabrik PMA agar memperoleh
keuntungan maksimal (Maksimisasi)?

Diketahui:
a. Variabek Keputusan X1 = Produk A
X2 = Produk B

b. Fungsi Tujuan Zmax = 3X1 + 2X2

c. Fungsi Kendala Plastik : 5X1 + 4X2 ≤ 100


Perekat : 2X1 + X2 ≤ 30
Pewarna : 2X1 + 2X2 ≤ 25
X1 dan X2 ≥ 0
Penyelesaian:
Fungsi tujuan: Zmax = 3X1 + 2X2

Fungsi Kendala 5X1 + 4X2 ≤ 100 => 5X1 + 4X2 + X3 = 100 (2)
2X1 + X2 ≤ 30 => 2X1 + X2 + X4 = 30 (3)
2X1 + 2X2 ≤ 25 => 2X1 + 2X2 + X5 = 25 (4)

A. Langkah 1
Untuk metode simpleks fungsi kendala dari masalah tersebut menjadi:
Plastik : 5A + 4B + 1S1 + 0S2 = 100
Perekat : 2A + B + 0S1 + 1S2 = 30
Basis A B S1 S2 Q R

Cj - 3 2 0 0 - -

0 S1 5 4 1 0 100 -

0 S2 2 1 0 1 30 -

- Zj

- Cj - Zj
Menentukan Zj : (Cj S1 x Nilai Baris S1) + (Cj S2 x Nilai Baris S2)
A = (0 x 5) + (0 x 2) = 0
B = (0 x 4) + (0 x 1) = 0
S1 = (0 x 1) + (0 x 0) = 0
S2 = (0 x 0) + (0 x 1) = 0
Q = (0 x 100) + (0 x 30) = 0

Menentukan Cj – Zj : A=3–0=3
B =2–0=2
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – 0 = 0

Tabel 2 :

Cj Basis A B S1 S2 Q R

- - 3 2 0 0 - -

0 S1 5 4 1 0 100 -

0 S2 2 1 0 1 30 -

- Zj 0 0 0 0 0 -

- Cj - Zj 3 2 0 0 - -

Kolom Angka Paksi

Pada fungsi tujuan maksimisasi, jika nilai (Cj - Zj) masih ada yang bernilai positif (+) maka hasilnya
belum optimum. Jadi masih ada langkah/prosedur berikutnya. Namun sebelum mengerjakan
prosedur berikutnya, harus ditentukan dulu “ Angka Paksi “ .

Angka Paksi adalah angka yang terletak pada pertemuan baris dan kolom. Kolom Angka Paksi
adalah dengan memilih kolom dengan nilai (Cj - Zj) paling besar, lalu beri kolom tersebut
penanda (diarsir).

Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan niali di kolom A,
Yaitu : Nilai R pada baris S1 = 100/ 5 = 20
Nilai R pada baris S2 = 30/ 2 = 15

Tabel 3:
Basis A B S1 S2 Q R

Cj - 3 2 0 0 - -

0 S1 5 4 1 0 100 20

0 S2 2 1 0 1 30 15

- Zj 0 0 0 0 0 -

- Cj - Zj 3 2 0 0 - -
B. Langkah 2
- Pilihlah baris dengan niali R terkecil dan positif, yaitu baris S2. .
- Tentukan Angka Paksi, yang merupakan perpotongan antara kolon A dan baris S2 Yaitu
angka 2.
- Tentukan baris S2 baru dengan membagi angka dibaris S2 dengan Angka Paksi 2
Baris Baru kunci = Baris Kunci : Angka Kunci

Baris Lama = 2/2 ½ 0/2 1/2 30/2


Baris baru S2 = 1 0,5 0 0,5 15

- Ganti Huruf S2 dengan Huruf A’


- Menentukan angka dalam baris S1 yang baru :
Baris baru = Baris Lama – (koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris S1 Lama = A B S1 S2 Q
5 4 1 01 100
NBBK = 5(1 0,5 0 0,5 15) -
Baris Baru S1 = 0 1,5 1 -2,5 25

- Menentukan Zj baru : (Cj S1 x Angka baris S1) + (Nilai Cj A’ x Nilai Baris A’)
A = (0 x 0) + (3 x 1) =3
B = (0 x 1,5) + (3 x 0,5) = 1,5
S1 = (0 x 1) + (3 x 0) =0
S2 = (0 x -2,5) + (3 x 0,5) = 1,5
Q = (0 x 25 ) + (3 x 15) = 45

- Menentukan Cj - Zj = A = 3 – 3 = 0
B = 2 – 1,5 = 0,5
S1 = 0 – 0 = 0
S2 = 0 – 1,5 = -1,5

Tabel 4:
Basis A B S1 S2 Q R

Cj - 3 2 0 0 - -

0 S1 0 1,5 1 -2,5 25 -

3 A’ 1 0,5 0 0,5 15 -

- Zj 3 1,5 0 1,5 45 -

- Cj - Zj 0 0,5 0 -1,5 - -

Pada tabel diatas nilai (Cj - Zj) masih ada yang positif maka tujuan maksimisasi hasilnya
belum optimum. Jadi masih ada prosedur berikutnya.
C. Langkah 3:
- Tentukan Angka Kunci dengan memilih kolom yang memiliki nilai (Cj - Zj) yang paling besar
dan positif, yaitu kolom B dengan Angka Paksi sebesar 0,5, dan beri arsir kolom B .
- Hitung nilai R dengan membagi antara Q dengan nilai kolom B, Yaitu :
Nilai R pada baris S1 = 25/1,5 = 50/3
Nilai R pada baris A = 15/0,5 = 30
- Pilih baris dengan nilai R terkecil dan positif, yaitu baris S1 (50/30)

Tabel 5:
Cj Basis A B S1 S2 Q R

- - 3 2 0 0 - -

0 S1 0 1,5 1 -2,5 25 50/3

3 A’ 1 0,5 0 0,5 15 30

- Zj 3 1,5 0 1,5 45 -

- Cj - Zj 0 0,5 0 -1,5 - -

- Tentukan Angka kunci yang merupakan perpotongan kolom B dengan S1, Yaitu angka 1,5.
- Tentukan Baris kunci yaitu S1 baru dengan membagi angka dai baris S1 lama dengan Angka
kunci (1,5).
Baris Baru kunci = Baris Kunci : Angka Kunci

Baris lama = 0/1,5 1,5/1,5 1/1,5 -2,5/1,5 25/1,5


Baris Baru S1 = 0 1 0,6667 -1,6667 16,6667

Selanjutnya S1 diberi tanda B


- Menentukan angka dalam kolom A’ baru:
Baris baru = Baris Lama – (koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)
Baris A’ Lama = A B S1 S2 Q
1 0,5 0 0,5 15
NBBK = 0,5(0 1 0,6667 -1,6667 16,6667) -
Baris Baru A’’ = 1 0 -0,3333 1,3333 6,6667

Tabel 6 :
Basis A B S1 S2 Q R

Cj - 3 2 0 0 - -

2 B 0 1 0,6667 -1,6667 16,6667 -

3 A” 1 0 -0,3333 1,3333 6,6667 -

- Zj 3 2 0,3333 0,6667 53,3333 -

- Cj - Zj 0 0 - 0,3333 -0,6667 - -
- Menentukan Zj : (CjB x Angka baris B) + (CjA” x Angka baris A”)
A = (2 X 0) + (3 X 1) =3
B = (2 X 1) + (3 X 0) =2
S1 = (2 X 0,6667) + (3 X ( -0,3333)) = 0,3333
S2 = (2 X (-1,6667)) + (3 X 1,3333) = 0,6667
Q = (2 X 16,6667) + (3 X 6,6667) = 53,3333
- Menentukan Cj - Zj :
A = 3 -3 = 0
B=2–2=0
S1 = 0 – 0,3333 = - 0,3333
S2 = 0 – 0,6667 = - 0, 6667

Hasil Cj - Zj sudaha tidak ada yang positif maka solusi sudah optimum (angka nol dianggap
negatif). Jadi solusinya adalah agar perusahaan mampu menjual produk A sebanyak 6,6667
buah dan Produk B sebanyak 16,6667 buah untuk mendapatkan keuntungan maksimun sebesar
$ 53,3333.
Contoh 2.4 Maksimasi V

Bu ANI membuka usaha Kue, Ia akan memproduksi tiga jenis kue Tar yaitu keu A, Kue B, Kue C. Bu
Ani turun langsung dalam pembuatan kue dan dibantu oleh 1 (satu) orang tenaga kerja. Jam kerja
yang dibutuhkan dalam sehari ditargetkan selama 9 jam. Untuk membuat kue tar dibutuhkan
bahan sbb:
Kue A : 300 gram tepung terigu dan 200 gram gula untuk 1 kue A
Kue B : 500 gram tepung terigu 400 gram gula untuk 1 kue B
Kue C : 400 gram tepung terigu 500 gram gula untuk 1 kue C

Jam kerja yang dibutuhkan adalah 60 untuk kue A dan 120 menit untuk kue B dan C. Dalam satu
hari Bu Ani hanya akan menggunakan 6 kg tepung terigu dan 4 kg gula untuk memproduksi kue-
kuenya. Harga jual yang direncanakan untuk masing masing kuadalah: Kue A = Rp 15.000, Kue B =
Rp 30.000 dan Kue C = Rp 20.000 dari penjualan tersebut Bu Ani menargetkan laba 40% dari harga
jual.

Bagaimana sebaiknya Bu Ani mengatur jenis kue yang harus diproduksi agar setiap hari
mendapatkan keuntungan yang maksimum? Dan berapa keuntungan maksimum yang bisa
diperoleh dalam 1 hari?

Jenis Kue Sumber daya per unit

Tepung (gram) Gula (gram) Tenaga kerja (menit)

A 300 200 60
B 500 400 120
C 400 500 120

Catatan:
Tenaga kerja dua orang yakni Bu Ani dan 1orang karyawan, jam kerja 9 jam, maka:
2 x 9 jam = 18 jam, 18 jam x 60 menit = 1080 menit
Cara I:

Diketahui :

a. Variabel Keputusan : X1 = Kue Tar jenis A


X2 = Keu Tar jenis B
X3 = Kue Tar jenis C

b. Fungsi Tujuan : Profit kue tar A = 40% X Rp 15.000 = Rp 6.000


Profit kue tar B = 40% X Rp 30.000 = Rp 12.000
Profit kue tar C = 40% X Rp 20.000 = Rp 8.000

Z = 6000X1 + 12000X2 + 8000X3 (dalam Rp)

c. Fungsi Kendala :Tepung (gram) -> 300X1 + 500BX2+ 400X3 ≤ 6000


Gula (gram) -> 200X1 + 400X2 + 500X3 ≤ 4000
Tenaga Kerja (menit) -> 60X1 + 120X2 + 120X3 ≤ 1080

Penyelesaian:

Fungsi Tujuan : Z - 6000X1 - 12000X2 - 8000X3 – S1 – S2 - S3 = 0


Fungsi Kendala : 300X1 + 500BX2 + 400X3 + S1 = 6000
200X1 + 400X2 + 500X3 + S2 = 4000
60X1 + 120X2 + 120X3 + S3 = 1080

1. Menyusun persamaan kedalam tabel Simpleks Awal

V.Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Q

Z 1 -6000 -12000 -8000 0 0 0 0

S1 0 300 500 400 1 0 0 6000

S2 0 200 400 500 0 1 0 4000

S3 0 60 120 120 0 0 1 1080

11. Menentukan kolom kunci, yaitu kolom yang nilai Z nya negatif terbesar

12. Selanjutnya hitunglah nilai R (Rasio) dengan membagi nilai Q (Jumlah) dengan nilai di kolom
Kunci (X2), Yaitu : Nilai R pada baris S1 = 6000/500 = 12
Nilai R pada baris S2 = 4000/ 400 = 10
Nilai R pada baris S3 = 1080/ 120 = 9
13. Menentukan baris kunci, yaitu baris yang nilai indeks/rasio nya terkecil

Tabel Simplek Iterasi I


V.Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Q R

Z 1 -6000 -12000 -8000 0 0 0 0

S1 0 300 500 400 1 0 0 6000 12

S2 0 200 400 500 0 1 0 4000 10

S3 0 60 120 120 0 0 1 1080 9

14. Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S3) dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci =
60/120 120/120 120/120 0/120 0/120 1/120 1080/120
1/2 1 1 0 0 1/120 9
- Selanjutnya S3 ditulis sebagai X2

15. Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 S1 S2 S3 Q


(-6000 -12000 -8000 0 0 0 0)
NBBK = -12000( 1/2 1 1 0 0 1/120 9) -
Baris Baru (Z’) = 0 0 4000 0 0 100 108.000
Baris S2 : Baris Lama = ( 200 400 500 0 1 0 4000)
NBBK = 400 (1/2 1 1 0 0 1/120 9) -
Baris Baru (S2’) = 0 0 100 0 1 -10/3 400

Baris S1 : Baris Lama = ( 300 500 400 1 0 0 6000)


NBBK = 500 (1/2 1 1 0 0 1/120 9) -
Baris Baru (S1’) = 50 0 -100 1 0 -25/6 1500

Tabel Simpleks Iterasi II

V.Basis Z X1 X2 X3 S1 S2 S3 Q R

Z 1 0 0 4000 0 0 100 108.000

S1’ 0 0 50 0 -100 1 -25/10 1500

X2 0 0 0 100 0 1 -10/3 400

S3’ 0 1/2 1 1 0 0 1/120 9

Karena baris Z Sudah tidak ada yang bernilai negatif, maka solusi sudah optimal.

Keputusan Akhir:
1. Jika ingin mendapatkan keuntungan yang maksimum, Bu Ani harus memproduksi 9
buah kue tar jenis B dan tidak perlu memproduksi kue tar jenis A dan C.
2. Keuntungan maksimum yang bisa Bu Ani PEROLEH dengan hanya menjual kue tar jenis
B adalah sebesar Rp 108.000

Z = 6000X1 + 12000X2 + 8000X3 = 6000(0) + 12000 (9) + 8000 (0) = 108.000


Cara II

Diketahui :

d. Variabel Keputusan : X1 = Kue Tar jenis A


X2 = Keu Tar jenis B
X3 = Kue Tar jenis C

e. Fungsi Tujuan : Profit kue tar A = 40% X Rp 15.000 = Rp 6.000


Profit kue tar B = 40% X Rp 30.000 = Rp 12.000
Profit kue tar C = 40% X Rp 20.000 = Rp 8.000
Z = 6000X1 + 12000X2 + 8000X3 (dalam Rp)

f. Fungsi Kendala :Tepung (gram) -> 300X1 + 500BX2+ 400X3 ≤ 6000


Gula (gram) -> 200X1 + 400X2 + 500X3 ≤ 4000
Tenaga Kerja (menit) -> 60X1 + 120X2 + 120X3 ≤ 1080

Dalam Metode Simpleks Fungsi Kendala Diubah Menjadi:


Tepung (gram) -> 300X1 + 500X2 + 400X3 + X4 = 6000
Gula (gram) -> 200X1 + 400X2 + 500X3 + X5 = 4000
Tenaga Kerja (menit) -> 60X1 + 120X2 + 120X3 + X6 = 1080

Tabel 1.
Cj - 6000 12000 8000 -
-
- X1 X2 X3 X4 X5 X6 Q R

0 X4 300 500 400 1 0 0 6000

0 X5 200 400 500 0 1 0 4000

0 X6 60 120 120 0 0 1 1080

- Zj

- C j - Zj

9. Nilai R dicari dengan membagi nilai Q dengan nilai pada kolom Kunci
10. Kolom kunci dari masalah diatas adalah Kolom X2, dan Angka Kunci adalah 120.
11. Menentukan nilai Zj :
X1 = (0 X 300) + (0 X 200) + (0 X 60) =0
X2 = (0 X 500) + (0 X 400) + (0 X 120) =0
X3 = (0 X 400) + (0 X 500) + (0 X 120) =0
X4=(0 X 1) + (0 X 0) + (0 X 0) =0
X5=(0 X 0) + (0 X 1) + (0 X 0) =0
X6=(0 X 0) + (0 X 0) + (0 X 1) =0
Q =(0 X 6000) + (0 X 4000) + (0 X 1080) = 0
Tabel 2:
Cj - 6000 1200 8000 -
-
- X1 X2 X3 X4 X5 X6 Q R

0 X4 300 500 400 1 0 0 6000 12

0 X5 200 400 500 0 1 0 4000 10

0 X6 60 120 120 0 0 1 1080 9

- Zj 0 0 0 0 0 0 0 -

- C j - Zj 6000 12000 8000 - - -

12. Dari tabel diatas ketahui Angka KUNCI adalah 120, Maka angka pada X6’ adalah:
Baris Lama : 60/120 120/120 120/120 0/120 0/120 1/120 1080
Baris Baru (X6’) : 1/2 1 1 0 0 1/120 9
13. Menentukan angka pada baris X4’ ( baru) :
X1 = 300 – (1/2 X 500) = 50
X2 = 500 – (1 X 500) = 0
X3 = 400 – (1 X 500) = -100
X4 = 1 – (0 X 500) =1
X5 = 0 – (0 X 500) =0
X6 = 0 – (1/120 X 500) = -25/6
Q = 6000 – (9 X 500) = 1500

14. Menentukan angka dalam baris X5’ (baru) :


X1 = 200 – (1/2 X 400) = 0
X2 = 400 – (1 X 400) = 0
X3 = 500 – (1 X 400) = 100
X4 = 0 – (0 X 400) = 0
X5 = 1 – (0 X 400) = 1
X6 = 0 – (1/120 X 400) = -10/3
Q = 4000 – (9 X 400) = 400
Tabel 3:
Cj - 6000 12000 8000 -

- X1 X2 X3 X4 X5 X6 Q R

0 X4’ 50 0 -100 1 0 -25/6 1500 -

0 X5’ 0 0 100 0 1 -10/3 400 -

12000 X6’ 1/2 1 1 0 0 1/120 9 -

- Zj ’ 6000 12000 12000 0 0 100 108000

- C j - Zj ’ 0 0 -400 0 0 -100

15. Menentukan nila Zj’ : X1 = (0 X 50) + (0 X 0) + (12000 X ½) = 6000


X2 = (0 X 0) + (0 X 0) + (12000 X 1) = 1200
X3 = (0 X 0) + (0 X 0) + (12000 X 1) = 1200
X4 = (0 X 0) + (0 X 0) + (0 X 0) = 0
X5 = (0 X 0) + (0 X 0) + (0 X 0) = 0
X6 = (0 X 0) + (0 X 0) + (12000 X 1/120) = 100
B = (0 X 1500) + (0 X 400) + (12000 X 9) = 108000
16. Menentukan Cj - Zj’ :
X1 = 6000 – 6000 = 0
X2 = 12000 – 12000 = 0
X3 = 8000 – 12000 = -4000
X4 = 0
X5 = 0
X6 = 0- 100 = -100
17. Keputusan Akhir:
3. Jika ingin mendapatkan keuntungan yang maksimum, Bu Ani harus memproduksi 9
buah kue tar jenis B dan tidak perlu memproduksi kue tar jenis A dan C.
4. Keuntungan maksimum yang bisa Bu Ani PEROLEH dengan hanya menjual kue tar jenis
B adalah sebesar Rp 108.000
PROGRAM LINEAR DENGAN PENYELESAIAN METODE SIMPLEKS PADA PERMASALAHAN MINIMASI

Masalah minimasi juga menggunakan langkah-langkah yang sama seperti pada masalah maximasi,
tetapi memerlukan beberapa penyesuaian.

Diantaranya:

- Konversikan semua pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan dengan menambahkan variabel


Surplus
- Tentukan penyelesaian awal, dan diperlukan variabel tambahan (artificial variabel) atau M
variabel
- Susunlah tabel Simpleks Awal dari permasalahan
- Hitunglah Koefisien nilai Z dengan menggunakan Inner Produk Rule Cj = (V).(Vj) – cj
- Pada Kasus Minimum ≥ kolom kunci ditentukan dengan melihat koefisien Z terbesar dan
baris kunci ditentukan seperti halnya pada kasus maxsimasi (≤)
- Lakukan Iterasi hingga solusi optimum diperoleh, sama halnya pada kasus maksimasi.

Contoh Permasalahan Minimasi; MINIMASI I


Permasalahan
a. Fungsi Tujuan: Zmin = 5X1 + 6X2
b. Fungsi Kendala: 1) 4X1 + 2X2 ≥ 100
2) 3X1 + 4X2 ≥ 120
X1 , X2 ,X3 ≥ 0

A. Semua tanda pertidaksamaan kendala diatas akan diubah menjadi persamaan


caranya; mengurangkan dengan variabel surplus dan menambah variabel slack
hingga diperoleh:
Fungsi Kendala dikurangi variabel surplus: 1) 4X1 + 2X2 - X3 = 100
2) 3X1 + 4X2 - X4 = 120
Atau dengan notasi matrik ditulis:
X1
4 2 -1 0 . X2 = 100
3 4 0 -1 X3 = 120
X4

Fungsi Tujuan : Z - 5X1 - 6X2 + 0X3 + 0X4 = 0


Fungsi Kendala ditambah variabel slack: 1) 4X1 + 2X2 - X3 + S1 = 100
2) 3X1 + 4X2 - X4 + S2 = 120

B. Matrik diatas tidak memuat basis, Oleh karena itu, kita perlu membuat vektor yang
diperoleh dengan menambahkan variabel buatan pada fungsi tujuan (Artificial
Variable dengan notasi M) Sehingga diperoleh:
Fungsi Tujuan : Z = 5X1 + 6X2 + 0X3 + 0X4 + MS1 + MS2
Selanjutnya permasalahan diatas akan menjadi:
Z - 5X1 - 6X2 + 0X3 + 0X4 – MS1 - MS2 = 0
4X1 + 2X2 - X3 + S1 = 100
3X1 + 4X2 - X4 + S2 = 120

Inilah penyelesaian awal yang fisibel dengan basis S1 dan S2.

C. Tabel Simplek awal dapat digambarkan sbb:


Basis X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q R

Z -5 -6 0 0 -M -M 0 -

S1 4 2 -1 0 1 0 100 -
-
S2 3 4 0 -1 0 1 120 -

D. Proses Iterasi I
Koefisien persamaan Z dalam masalah minimasi seperti diatas lebih mudah diperoleh
dengan menggunakan Inner Product Rule .
Inner Produk Rule dapat dicarai dengan: Cj = (V).(Vj) – cj

Cj : Koefisien variabel J pada persamaan Z


V : Vektor baris koefisien fungsi tujuan variabel basis
(Z = 5X1 + 6X2 + 0X3 + 0X4 + MS1 + MS2)
Vj : Vektor kolom elemen dibawah variabel j
Cj : Koefisien Variabel pada fungsi tujuan

Maka Inner Produk Rule pada masalah diatas adalah:


4 1
Cx1 = (M .M). 3 - 5 = 7M - 5 Cs1 = ( M . M). 0 - (M) = 0

2 0
Cx2 = (M M). 4 - 6 = 6M-6 CS2 = ( M M). 1 - (M) = 0

100
-1 CS2 = ( M M). 120 - 0 = 220M
Cx3 = (M M). 0 - 0 = -M

0
Cx4 = (M M). -1 - 0 = -M

E. Proses Iterasi II
Tabel Simplek Iterasi I
Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q R

Z 1 7M-5 6M-6 -M -M 0 0 220M

S1 0 4 2 -1 0 1 0 100 25

S2 0 3 4 0 -1 0 1 120 40

- Menentukan kolom kunci dengan dasar nilai Z yang paling besar


- Menentukan baris kunci deangan melihat nilai indeks (R) terkecil
R S1 = 100/1 = 25
Nilai Indeks = Nilai Kanan/Kolom Kunci = R S2 = 120/3 = 40

- Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S2) dengan cara membaginya dengan
angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q

4/4 2/4 -1/4 0/4 1/4 0/4 100/4

1 1/2 -1/4 0 1/4 0 25

- Selanjutnya S1 ditulis sebagai X1

- Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain
baris kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 X4 S1 S1 Q


(7M-5 6M-6 -M -M 0 0 220M)
NBBK = 7M-5 (1 1/2 -1/4 0 1/4 0 25)
Baris Baru (Z’) = 0 5M/2-7/2 3/4M-5/4 -M -7M/4+5/4 0 45M+125

Baris S2 : Baris Lama = 3 4 0 -1 0 1 120


NBBK = 3 (1 1/2 -1/4 0 1/4 0 25 )-
Baris Baru (X2’) = 0 5/2 ¾ -1 -3/4 1 45

Tabel Simpleks Iterasi II

Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q
Z 1 0 5M/2-7/2 3/4M-5/4 -M 7/4M+5/4 0 45M+125
X1 0 1 1/2 -1/4 0 1/4 0 25
X2 0 0 5/2 3/4 -1 -3/4 1 45
Iterasi II bukan solusi optimal maka perlu dilakukan lagi Iterasi III (Sampai baris Z tidak ada yang bernilai
POSITIF)

F. Proses Iterasi III


Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q
Z 1 0 5M/2-7/2 3/4M-5/4 -M 7/4M+5/4 0 45M+125
X1 0 1 1/2 -1/4 0 1/4 0 25 50
X2 0 0 5/2 3/4 -1 -3/4 1 45 18

- Menentukan kolom Kunci yaitu kolom dengan nilai Z terbesar


- Menentukan baris kunci deangan melihat nilai indeks (R) terkecil
R X1 = 25/1/2 = 50
- Nilai Indeks = Nilai Kanan/Kolom Kunci = R X2 = 45/5/2 = 40
- Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (X2) dengan cara membaginya dengan angka
kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q

0/5/2 5/2/5/2 3/4/5/2 -1/5/2 -3/4/5/2 1/5/2 45/5/2

0 1 3/10 -2/5 -3/10 2/5 18

- Selanjutnya X2 ditulis sebagai X2 “

- Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain
baris kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama X1= X2 X3 X4 S1 S2 Q


(0 5/2M-7/2 3/4M-5/4 -M -7M/4+5/4 0 45M+125)
NBBK = 5M/2-7/2 (0 1 3/10 -2/5 -3/10 2/5 18) -
Baris Baru (Z’) = 0 0 -1/5 -7/5 -M+4/20 -M+7/5 188

Baris X1 : Baris Lama = 1 ½ -1/4 0 ¼ 0 25


NBBK = ½( 0 1 3/10 -2/5 -3/10 2/5 18) -
Baris Baru (X1”) = 1 0 -2/5 1/5 2/5 -1/5 16

Tabel Simpleks Iterasi II

Basis Z X1 X2 X3 X4 S1 S2 Q
Z 1 0 0 -1/5 -7/5 -M+1/5 -M+7/5 188
X1” 0 1 0 -2/5 1/5 2/5 -1/5 16
X2” 0 0 1 3/10 -2/5 -3/10 2/5 18

Iterasi III Sudah merupakan solusi optiml, baris Z tidak ada yang bernilai POSITIF, dan diperoleh
X1 = 16, X2 = 18 , dan Z = 188 (Zmin = 5X1 + 6X2 => 5 (16) + 6 (18) = > 80 + 108 = 188)
MINIMASI II

Permasalahan
a. Fungsi Tujuan: Zmin = - 3X1 + X2 + X3
b. Fungsi Kendala: 1) X1 - 2X2 + X3 ≤ 11
2) -4X1 + X2 + 2X3 ≥ 3
3) -2X1 – X3 =-1
X1 , X2 ,X3 ≥ 0
Pada masalah diatas;
- Pada fungsi kendala, bentuk baku diperoleh dengan menambahkan variabel slack
pada kendala pertama
- Pada kendala kedua menambahkan variabel surplus
- Pada kendala ketiga mengalikan dengan – 1 untuk memperoleh nilai kanan yang
positif.
- Varibel Slack ditambahkan dan mencerminkan sumber daya yang terpakai
- Variabel Surplus menunjukan suatu kelebihan diatas keperluan. Baik Variabel Slack
dan surplus diberi notasi serupa, yaitu S.
- Kebutuhan utama metode simpleks adalah solusi awal yang layak.
- Pada masalah diatas terdapat 3 persamaan kendala dan 5 variabel tak diketahui
- Untuk mendapatkan solusi yang optimal variabel basis harus non negatif
- Untuk mendapatkan solusi yang layak maka perlu menambahkan satu jenis variabel
lagi yaitu Artificial Variabel (Variabel Buatan M)
- Pada masalah diatas Variabel S1 pada persamaan diatas adalah variabel Basis.
Karena pada persamaan dua dan tiga tidak ada variabel basis (var slack) kemudian
ditambahkan Artificial Variabel A1 dan A2 dan untuk menjamin bentuk baku nilai A1
dan A2 non negatif.
- Untuk bisa menjelaskan metode simpleks M, dengan mengarahkan Artificial
Variabel menjadi Nol dan suatu biaya besar ditempatkan kedalam Artificial Variabel
Tersebut.

G. Pada kasus minimasi seperti diatas perlu merubah bentuk umum ke dalam bentuk
baku.
Pada bentuk baku diperoleh:
Fungsi Tujuan menjadi : Maxsimum Z + 3X1 - X2 - X3 – SX1 – S2 = 0
Fungsi Kendala: 1) X1 -2X2 + X3 + S1 = 11
2) - 4X1 + X2 + 2X3 - S2 = 3
3) 2X1 – X3 = 1
H. Sehingga diperoleh:
Fungsi Tujuan menjadi : Maxsimum Z = - 3X1 + X2 + X3 + 0SX1 + 0S2 + MA1 + MA2
Fungsi Kendala: 1) X1 - 2X2 + X3 + S1 = 11
2) - 4X1 + X2 + 2X3 - S2 + A 1 = 3
3) 2X1 - X3 + A2 = 1

Koefisien persamaan Z dalam masalah minimasi seperti diatas lebih mudah diperoleh dengan
menggunakan Inner Product Rule .

Inner Produk Rule dapat dicarai dengan: Cj = (V).(Vj) – cj

Cj : Koefisien variabel J pada persamaan Z


V : Vektor baris koefisien fungsi tujuan variabel basis
Vj : Vektor kolom elemen dibawah variabel j
Cj : Koefisien Variabel pada fungsi tujuan

Maka Inner Produk Rule pada masalah diatas adalah:

1 0
Cx1 = (O M M). -4 - (-3) = 3-6M Cs2 = (O M M). 1 - 0 = -M
-2 0

-2 0
Cx2 = (O M M). 1 - 1 = -1+M CA1 = (O M M). 1 -M=0
0 0

3 0
Cx3 = (O M M). 2 - 1 = -1+3M CA1 = (O M M). 0 -M=0
1 1

1 11
Cs1 = (O M M). 0 -0=0 CA1 = (O M M). 3 - 0 = 4M
0 1

1) Tabel Simpleks awal dibentuk dengan S1 , A1 dan A2 sebagai variabel basis dapat kita
susun sbb:
Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q

Z 3 – 6M -1+M -1+3M 0 -M 0 0 4M

S1 1 -2 1 1 O 0 0 11 11

A1 -4 1 2 0 -1 1 0 3 3/2

A2 -2 0 1 0 0 0 1 1 1
- Menentukan kolom kunci dengan dasar nilai Z yang paling kecil
- Menentukan baris kunci deangan melihat nilai indeks (R) terkecil
R S1 = 11/1 = 11
Nilai Indeks = Nilai Kanan/Kolom Kunci = R A1 = 3/2 = 1,5
R A2 = 1/1 = 1
- Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (A2) dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q

-2/1 0/1 1/1 0/1 0/1 0/1 1/1 1/1

-2 0 1 0 0 0 1 1
- Selanjutnya A2 ditulis sebagai X3

- Menentukan kolom kunci dengan dasar nilai Z yang paling kecil


- Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain
baris kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q


(3-6M -1+M -1+3M 0 -M 0 0 4M)
NBBK = -1+3M (-2 0 1 0 0 0 1 1) -
Baris Baru (Z’) = 1 -1+M 0 0 -M 0 1-3M 1-M

Baris S1 : Baris Lama = 1 -2 1 1 0 0 0 11


NBBK = 1 (-2 0 1 0 0 0 1 1) -
Baris Baru (S1’) = 3 -2 0 1 0 0 -1 10

Baris A1 : Baris Lama = ( -4 1 2 0 -1 1 0 3)


NBBK = 2 (-2 0 1 0 0 0 1 1)
Baris Baru (X1’) = 0 1 0 0 -1 1 -2 1

TABEL SIMPLEK ITERASI I


Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q

Z 1 -1+M 0 0 -M 0 1-3M 1-M

S1 3 -2 0 1 O 0 -1 10

A1 0 1 0 0 -1 1 -2 1

X3 -2 0 1 0 0 0 1 1

Iterasi I bukan solusi optimal maka perlu dilakukan lagi Ierasi II (Sampai baris Z tidak ada yang
bernilai POSITIF)

2) Membuat Tabel simpleks Iterasi II


Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q R

Z 1 -1+M 0 0 -M 0 1-3M 1-M

S1 3 -2 0 1 O 0 -1 10 *

A1 0 1 0 0 -1 1 -2 1 1

X3 -2 0 1 0 0 0 1 1 *

- Menentukan kolom kunci dengan dasar nilai Z yang paling kecil


- Menentukan baris kunci deangan melihat nilai indeks (R) terkecil
R S1 = 10/-2 = *
Nilai Indeks = Nilai Kanan/Kolom Kunci = R A1 = 1/1 = 1
R A2 = 1/0 = *

- Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (A1) dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q

0/1 1/1 0/1 0/1 -1/1 1/1 -2/1 1/1

0 1 0 0 -1 1 -2 1

- Selanjutnya Baris A1 diubah menjadi X2


- Mengubah nilai nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain
baris kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z : Baris Lama = X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q


(1 1-M 0 0 -M 0 1-3M 1-M
NBBK = -1+M (0 1 0 0 -1 1 -2 1) -
Baris Baru (Z’) = 1 0 0 0 -1 1-M 1-M 2

Baris S1 : Baris Lama = 3 -2 0 1 0 0 -1 10


NBBK = -2 (0 1 0 0 -1 1 -2 1) -
Baris Baru (S1’) = 3 0 0 1 -2 2 -5 12

Baris X3 : Baris Lama = ( -2 0 1 0 0 0 0 1)


NBBK = 0 (0 1 0 0 -1 1 -2 1)
Baris Baru (X3’) = -2 0 1 0 0 0 0 1

TABEL SIMPLEKS ITERASI II


Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q R

Z 1 0 0 0 -1 1-M 1-M 2

S 1’ 3 0 0 1 -2 2 -5 12
X1 0 1 0 0 -1 1 -2 1

X 3’ -2 0 1 0 0 0 0 1

Ierasi II sudah merupakan solusi yang layak karena X2 dan X3 telah menjadi nol pada koefisien
Fungsi tujuan, tetapi ini bukan solusi optimal X1 masih positif yang dapat memperbaiki fungsi
tujuan jika menggantikan S1 sebagai basis ( maka perlu dilakukan lagi Ierasi III Sampai baris Z
tidak ada yang bernilai POSITIF)
3) Membuat Tabel simpleks Iterasi III
Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q R

Z 1 0 0 0 -1 1-M 1-M 2

S 1’ (3) 0 0 1 -2 2 -5 12 4

X2 0 1 0 0 -1 1 -2 1 *

X 3’ -2 0 1 0 0 0 0 1 *

- Menentukan kolom kunci dengan dasar nilai Z yang paling kecil


- Menentukan baris kunci deangan melihat nilai indeks (R) terkecil
R S1 = 12/3= 4
Nilai Indeks = Nilai Kanan/Kolom Kunci = R A1 = 1/0= *
R A2 = 1/-2= *

- Menentukan nilai-nilai baris baru kunci (S1’) dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Baris baru kunci = Baris kunci : angka kunci

X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q

3/3 0/3 0/3 1/3 -2/3 2/3 -5/3 12/3

1 0 0 1/3 -2/3 2/3 -5/3 4

- Selanjutnya Baris S1’ diubah menjadi X1


- Mengubah nilai baris lain (selain baris kunci) sehingga nilai-nilai dikolom kunci selain baris
kunci = 0
Baris Baru = Baris Lama – (Koef angka kolom kunci x nilai baris baru kunci)

Baris Z’ : Baris Lama = X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q


(1 0 0 0 -1 1-M 1-M 2
NBBK = 1 (1 0 0 1/3 -2/3 2/3 -5/3 4) -
Baris Baru (Z’) = 0 0 0 -1/3 1/3 1/3-M 5/3-M -2

Baris X3 : Baris Lama = -2 0 1 0 0 0 1 1


NBBK = -2 (1 0 0 1/3 -2/3 2/3 -5/3 4
Baris Baru (X3’) = 0 0 1 2/3 -4/3 4/3 -7/3 9

Baris X2 : Baris Lama = (0 1 0 0 -1 1 -2 1)


NBBK = 0 (1 0 0 1/3 -2/3 2/3 -5/2 4)
Baris Baru (X2’) = 0 1 0 0 -2 1 -2 1

Basis X1 X2 X3 S1 S2 A1 A2 Q R

Z 0 0 -1/3 0 -1/3 1/3-M 5/3-M -2

X1 1 0 0 1/3 -2/3 2/3 -5/3 4

X2 0 1 0 0 -2 1 -2 1

X 3’ 0 0 1 2/3 -4/3 4/3 -7/3 9

Ierasi II sudah merupakan solusi yang layak karena X1, X2 dan X3 telah menjadi nol pada koefisien
Fungsi tujuan, SOLUSINYA: X1 = 4 , X2 = 1 , X3 = 9

Anda mungkin juga menyukai