Anda di halaman 1dari 5

613.

26
9
Ind
p

PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN
PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI


613.269
Ind
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.
p
Pedoman penyelenggaraan pelatihan konseling
menyusui dan pelatihan fasilitator konseling menyusui.
-- Jakarta: Departemen Kesehatan, 2007
I. Judul

1. BREASTFEEDING-EDUCATION

KATA PENGANTAR
Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat digantikan oleh makanan
atau minuman apapun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal. ASI aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Lebih dari itu, ASI tersedia setiap saat
dan gratis sehingga tidak merepotkan ibu untuk memberikannya.
Mempertimbangkan keunggulan ASI tersebut, WHO/UNICEF (2002) dalam dokumen Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF) merekomendasikan pola pemberian makan
terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi kesempatan pada bayi untuk
melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif sejak
lahir sampai umur 6 bulan; 3) Mulai memberi makanan pendamping ASI yang bergizi sejak bayi
berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan
mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing negara.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut
dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang menetapkan bahwa
pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru
melahirkan.
Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi tentang pola
makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang
menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin,
Puskesmas dan jaringannya, bidan praktek swasta, dan sebagainya, perlu memiliki tenaga konselor
menyusui yang mampu membantu ibu dan keluarganya dalam melakukan inisiasi menyusu dini dan
menyusui eksklusif selama 6 bulan.
Terkait dengan maksud tersebut, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan
bermaksud menyediakan tenaga konselor menyusui melalui pelatihan konseling menyusui dan
pelatihan fasilitator dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Sejalan
dengan era desentralisasi yang memungkinkan banyak pihak melaksanakan pelatihan konseling
menyusui, maka dalam rangka memperoleh standar pelatihan yang berkualitas, disusunlah
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui ini.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan keahliannya dalam
menyusun pedoman ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Saya mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaan pedoman ini di
masa mendatang.
Jakarta, 1 November 2007
Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes RI,

Dr. Ina Hernawati, MPH

NIP 140 095 507


DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar

iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1
1

B. Tujuan

C. Pengertian

BAB II MODUL PELATIHAN

BAB III PENYELENGGARAAN PELATIHAN KONSELING MENYUSUI

A.
B.
C.
D.

Ketentuan Peserta
Ketentuan Fasilitator
Ketentuan Master of Training (MoT)
Ketentuan Panitia Penyelenggara

BAB IV PENYELENGGARAAN PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI


A.
B.
C.
D.

Ketentuan Peserta
Ketentuan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
Ketentuan Master of Training (MoT)
Ketentuan Panitia Penyelenggara

BAB V PROSES PELATIHAN

12
12
13
14

15
17
18

BAB VI PENUTUP

Lampiran 2.

12

15

A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi

Lampiran 1.

9
9
10
11

19

Contoh kerangka acuan pelatihan konseling menyusui dan


pelatihan fasilitator konseling menyusui
Contoh jadual pelatihan pelatihan konseling menyusui

20

23

Lampiran 4
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.

Dan pelatihan fasilitator konseling menyusui


Daftar ceklis kebutuhan pelaksanaan pelatihan konseling
Menyusui dan fasilitator konseling menyusui
panduan praktik klinik pelatihan konseling menyusui
Manuskrip simulasi praktik klinik
Alir proses pembelajaran
Pre dan post test pelatihan konseling menyusui
Cek list untuk keterampilan melatih
Evaluasi penyelenggaraan pelatihan
Evaluasi proses belajar mengajar
Evaluasi tahap proses pemebelajaran

Lampiran 12.

Formulir untuk menilai dan merubah pelayanan

58

Lampiran 13.

Contoh surat pernyataan

64

Lampiran 3.

25
30
33
42
43
47
49
53
54

Anda mungkin juga menyukai