Pedoman Pelatihan Konseling-Cover
Pedoman Pelatihan Konseling-Cover
26
9
Ind
p
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELATIHAN KONSELING MENYUSUI
DAN
PELATIHAN FASILITATOR KONSELING MENYUSUI
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
JAKARTA
2007
1. BREASTFEEDING-EDUCATION
KATA PENGANTAR
Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah Tuhan untuk bayi yang tidak dapat digantikan oleh makanan
atau minuman apapun. Hanya ASI yang dapat memenuhi semua kebutuhan bayi untuk tumbuh dan
berkembang secara optimal. ASI aman, bersih dan mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit dan infeksi. Lebih dari itu, ASI tersedia setiap saat
dan gratis sehingga tidak merepotkan ibu untuk memberikannya.
Mempertimbangkan keunggulan ASI tersebut, WHO/UNICEF (2002) dalam dokumen Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding (IYCF) merekomendasikan pola pemberian makan
terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun adalah : 1) Memberi kesempatan pada bayi untuk
melakukan inisiasi menyusu dini dalam 1 jam setelah lahir; 2) Menyusui bayi secara eksklusif sejak
lahir sampai umur 6 bulan; 3) Mulai memberi makanan pendamping ASI yang bergizi sejak bayi
berusia 6 bulan; dan 4) Meneruskan menyusui sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan anak yang optimal, semua negara di dunia diharapkan
mengimplementasikan rekomendasi tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing negara.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah menindaklanjuti rekomendasi tersebut
dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor: 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia, yang menetapkan bahwa
pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikanya kepada semua ibu yang baru
melahirkan.
Dalam rangka meningkatkan akses ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi tentang pola
makan terbaik bagi bayi dan anak sampai usia 2 tahun, setiap fasilitas kesehatan yang
menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin,
Puskesmas dan jaringannya, bidan praktek swasta, dan sebagainya, perlu memiliki tenaga konselor
menyusui yang mampu membantu ibu dan keluarganya dalam melakukan inisiasi menyusu dini dan
menyusui eksklusif selama 6 bulan.
Terkait dengan maksud tersebut, Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan
bermaksud menyediakan tenaga konselor menyusui melalui pelatihan konseling menyusui dan
pelatihan fasilitator dengan menggunakan modul pelatihan WHO/UNICEF metode 40 jam. Sejalan
dengan era desentralisasi yang memungkinkan banyak pihak melaksanakan pelatihan konseling
menyusui, maka dalam rangka memperoleh standar pelatihan yang berkualitas, disusunlah
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Konseling Menyusui dan Fasilitator Konseling Menyusui ini.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan keahliannya dalam
menyusun pedoman ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya. Saya mengharapkan kritik dan saran perbaikan demi penyempurnaan pedoman ini di
masa mendatang.
Jakarta, 1 November 2007
Direktur Bina Gizi Masyarakat Depkes RI,
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
1
B. Tujuan
C. Pengertian
A.
B.
C.
D.
Ketentuan Peserta
Ketentuan Fasilitator
Ketentuan Master of Training (MoT)
Ketentuan Panitia Penyelenggara
Ketentuan Peserta
Ketentuan Fasilitator Senior/Master Trainer (MT)
Ketentuan Master of Training (MoT)
Ketentuan Panitia Penyelenggara
12
12
13
14
15
17
18
BAB VI PENUTUP
Lampiran 2.
12
15
A. Persiapan
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi
Lampiran 1.
9
9
10
11
19
20
23
Lampiran 4
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
58
Lampiran 13.
64
Lampiran 3.
25
30
33
42
43
47
49
53
54