Pengertian Komunikasi Dalam Kebidanan
Pengertian Komunikasi Dalam Kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat
kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk
sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain
dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya
adalah komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak
dimengerti oleh suku bangsa). Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien
untuk mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan. Kemampuan komunikasi tidak
terlepas dari tingkah laku yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar
belakang sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.
2. Rumusan Masalah
1.
Pengertian Komunikasi
2.
3. Tujuan
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Dalam perilaku manusia,komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada
profesi kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukkan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan
dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengeetian
antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.
Burgers (1988) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna ,dan
pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi
dari pengirim pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Yuono (1985) mengemukakan
komunikasi adalah kegiatan yang mengajukan pengeertian yang diinginkan pengirim informasi
pada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
Dari ketiga pengertian diatas intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan,ide,sikap,atau gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk
mengubah serta membentuk prilaku komunikan atau penerima berita( pola,sikap,pandangan,dan
pemahamannya) kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama .
B. JENIS JENIS KOMUNIKASI
Ada 2 jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan
dapat dijalin secara lisan dan tulisan. Komunikasi kebahasaan ini lazim digunakan dalam
kegiatan sehari-hari, termasuk dalam pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan, atau perawat di
rumah sakit ataupun ditempat pelayanan kesehatan.
Penggunaan komunikasi kebahasaan biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Simbol yang
digunakan sebagai alat adalah kata yang digunakan untuk mengekspresikan ide atau perasaan,
membangkitkan respon emosional, atau menguraikan objek, observasi, dan ingatan. Sering juga
komunikasi berbahasaan digunakan untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji
minat seseorang. Keuntungan komunikasi kebahasaan yang dijalain secara lisan, dengan cara
tatap muka memungkinkan tiap individu untuk berhubungan secara langsung.
Misalnya,
Komunikasi kebahasaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan yang tersembunyi
sudah gaharu cendana pula, makna yang tersembunyi dalam kalimat tersebut adalah sudah
tahu bertanya pula.
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan atau keperawatan di
rumah sakit adalah informasi verbal, terutama dalam percakapan tatap muka.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan maupun
tulisan tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar dan bahasa sikap. Proses pemindahan
pesan atau menggunakan kata kata. Komunikasi jenis ini merupakan cara yang paling
meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, terutama pada penyandang tuna
rungu atau tuna wicara. Komunikasi non verbal memindahkan pesan tanpa menggunakan kata
kata. Bidan perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang di sampaikan klien mulai dari
saat pengkajian sampai evaluasi.
Bahasa kial adalah bahasa yang menggunakan gerak tangan atau tubuh sebagai isyarat atau
lukisan suatu perbuatan, gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalamm konteks komunikasi.
Misalnya :
ketika bidan memipin persalinan terdengar suaru gaduh dari keluarga yang menunggu diluar
kamar bersalin kemudia bidan membuka pintu memandang orang tersebut dengan
menggelengkan kepala dan menempelkan jari telunjuk pada bibir. Makna atau pesan yang ingin
di sampaikan bidan adalah agar penunggu jangan gaduh.
Bahasa gambar adalah yang mengekspresikan pesan dalam komunikasi dalam bentuk gambar.
Bahasa gambar ini sering digunakan dalam bentuk rambu lalu lintas. Penyampaian pesan
peraturan lalu lintas juga digunakan dalam pesan kesehatan.
Misalnya :
a. Pesan kesehatan, tidak merokok karena dapat mengganggu karena dapat menggangu kesehatan.
Pesan tidak boleh merokok dalam gambar. Rokok yang menyala kemudian diberi tanda silang.
b. Pesan keluarga berencana ( KB ) yang menggambrkan bahwa upaya keluarga berencana untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sebagai upaya penanaman norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Penggambaran dalam pesan tersebut adalah gambar ibu dan ayah
dengan dua anak laki laki dan perempuan.
Bahas sikap adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan aatu
mengekspresikan pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya, bukam, dingin, tak acuh. Dalam
proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan bila terjadi suatu kemacetan dalam
inter aksi komunikasi diam tanpa ekspresi. Wajah ataupun tidak ada ungkapan bahasa kial.
Menunjukkan terjadinya respon penolakan dari pihak komunikan terhadap informasi atau pesan
yang disampaikan komunikator.
Bahasa sikap yang menggambarkan sikap dingin, di ekspresikan dengan mata kosong
tanpa adanya reaksi kial tanpa peduli terhadap lingkungan sekitarnya, kondisi apatis. Bahasa
sikap yang menunjukkan sikap dingin ini bisa terjadi pada klien yang mengalami kecemasan
kompleks.
Misalnya :
Klien yang hamil pertama kali dengan muntah berlebihan, riwayat perkawinan sudah lebih dari
10 tahun belum pernah punya anak mendambakan seorang anak , karena kecemasannya ketika di
ajak berkomunikasi oleh bidan tidak ada reaksi sedikitpun.
Bahasa sikap yang menggambarkan sikap tak acuh atau tidak memperdulikan, tidak
menarik perhatian terhadap stimulus atau rangsangan dari orang lain. Bahasa sikap tak acuh
biasanya diekspresikan dalam bentuk tingkah laku memalingkan wajah ketika diajak bicara,
menjawab pertanyaan dengan kata kata sekenanya dan tidak memperhatikan lawan bicara.
Bagi klien yang mengekspresikan sikap tersebut biasanya karena ada ketidakpuasan terhadap
pelayanan atau situasi tidak nyaman pada saat itu. Bidan sebagai pelaku komunikasi kebidanan
dalam pelayanan kebidanan harus tanggap terhadap pesan dalam komunikasi kebahasaan
maupun komunikasi dengan bahasa kial.
Bahasa gambar maupun bahasa sikap yang disampaikan klien diketahui mulai pengkajian
sampai evaluasi. Terlebih ketika respon klien menunjukkan adanya isyarat bahasa non verbal
yang menggejala, ini perlu adanya pemahaman khusus dan tinjauan dilaksanakan pada seluruh
aspek kegiata pelayanan kebidanan yang telah diberikan.
CONTOH KOMUNIKASI YANG BAIK
Menatapklien
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Menunjukkanminat,salam, sambutanramah, dudukenak,berikomentar
yaatauterus,arahkanpembicaraanbilaklienpindahketopik lain.
Menggunakanpertanyaanterbuka
Mengulangpertanyaanklien
Menerangkandenganjelas
Menyimpulkan
Merespons
Memberidukungan
Memperlakukankliendengansopansesuaidenganumumnya
Memberiinformasi yang diperlukan
Menggunakan humor ataucara lain yang lebihsantai
Tidakmengkritik
Intonasisuarasamadenganklien
Menggunakanekspresiwajah
Berbicaratidakterlaucepatataulambat
Menafsirkandengan kata-kata sendiri
Tidakmenyala
Tidakmengambilalihpembicaraan
Wajar
Mohonmaafsebelummenanyakanmasalah sensitive ataupribadi
Tidakadaekspresiwajah
Factor-faktor yang memperngaruhikomunikasikonselor-klien
Factor pasien
Mudahdiajakberbicara
Merasabahwakonselorini bias dipercaya
Factor konselor
Dapatmenjagakerahasian
Berpandanganpositifdimanaklienadalhseseorang yang bermasalah
Dapatmenerimareaksidariklienakibat stress yang dialaminya
Menaruhempatidenganmelakukangerakannon verbalsepertimenggangukankepala
Memberikankebebasankepadaklienuntukmengambilkeputusansendiri
Komunikasiadalahmenyampaikanpesandariseseorangke orang lain.
Kominikasi verbal
Adalah pertukaran informasi , pemikiran atau informasi , pemikiran atau perasaan secara tatap
muka melalaui suara atau bahasa.
Komunikasi non-verbal
Adalah pertukaran informasi ,pemikiran atau oerasaan secara tatap muka melalui cara tanpa
suara
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Perbedaan nilai dan norma
Perbedaan agama atau kepercayaan
Perbedaan lingkungan lain daerah atau lain negara
Perbedaan adat istiadat/kebiasaan/budaya
Perbedaan tingkat pendidikan /sosial/ekonomi
Perbedaan pengalaman/pandangan hidup
Peserta dapat menambah sendiri faktor-faktorlain sesuai yaang dialami atau yang diketahui
Diskusi bersama bagaiamana faktor-faktor tersebut dapat diatasi dalam menjalani hubungan
interpersonal yang baik.
Hal-hal penting dalam hubungan interpersonal
Ada berbagai sisi dalam suatu interaksi antar individu verbal maupun nonberval . bidan
hendaknya menaruh perhatian betul ,tidak saja terhadap tanda-tanda verbal, tetapi juga terhadap
perilaku yang non verbal .
Taddna-tanda verbal dan non verbal yang bidan tunjukkan kepada klien dapat mempunyai efek
panjang terhadap apa yang iningin kita dcapai.
Jika kita mengharapkan klien kembali untuk pemeriksaan,melahirkan dan mendapat asuhan
kesehatan lainnya, kita harus pertama-tama mendapatkan kepercayaan klien dan menunjukkan
perhatian kepada klien .
Bidan perlu introspeksi terhadap perilakunya sendiri maupun terhadap perilakunya kliennya .
o
o
o
o
o
Bedanya konseling krisis berpusat pada mas kinisedangakn konseling pemecahan maslah
berkaitan dengan apa yang klien harus lakukan misalnya rencana pencegahan
penularan,menhadapi penyakit,dan pengobatan
- Konselor membantu klien memandang permasalahannya dari berbagai sudut pandang
- Pada konseling ini empati dan dukungan emosional sangat diharapkan
3. Koneling pengambilan keputusan
- Konselor membantu klien mengambil keputusan tentang berbagai hal
Misalnya cara hidup yang bagaiman yang harus diubahh supaya tetap sehat
- Membantu klien memahami konsekuensi positif maupun negatif dari keputusan yang diambil
Hal-hal penting dalam konseling
Sediakan waktu yang cukup untuk konseling,karena hubungan konselor dan klien butuh waktu
untuk membangunya
Klien harus merasa konselor dapat menerimanya tanpa memandang kelas sosial ,ekonomi
,ras,latar belakang agama,pekerjaan,ataupun hubungannya dengan sesamanya
Rahasia harus dijaga karena yng dibicarakan adalah maslah pribadi
Kepercayaan adalah faktor yang sangat penting dalam hubungan konselor dan klien.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam perilaku manusia,komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna. Pada
profesi kebidanan komunikasi menjadi penting karena merupakan metode utama dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukkan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan
dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengeetian
antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan. Ada
da jenis Komunikasi yaitu Komunikasi Verbal dan Komunikasi Non Verbal.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan. Komunikasi kebahasaan
dapat dijalin secara lisan dan tulisan. Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi yang tidak
menggunakan bahasa lisan maupun tulisan tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar dan
bahasa sikap. Proses pemindahan pesan atau menggunakan kata kata.
DAFTAR PUSTAKA
Sujianto Untung. dkk. (2002). Komunikasi Kebidanan. Jakarta:
Kedokteran EGC
Modul Pelatihan Konseling bagi Bidan pada Klinik IBI. (2006).
Diposkan 13th March 2015 oleh novianti tri hastuti
0
Tambahkan komentar
Welcome to My Blog
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Jul
10
Tonight
Sebelumnya gue udah pernah cerita, tentang diri gue, kehidupan gue, dan orang
tersayang yang ada di samping gue.
Gue disini mau sedikit cerita, tentang kesibukan gue dan kesibukan dia.
Banyak orang yang berfikir punya pacar seorang dokter itu menyenangkan dan
bangga, buat gue itu gak. Buat gue ngerasa sedih, karna gue harus liat pacar gue
belajar mati-matian. Dari pagi, gak jarang ketemu pagi lagi. Sehari bisa tidur itu lebih
dari 4 jam udah bersyukur banget. Hal itu yang buat gue sedih. Deadline itu setiap
hari, pagi kuliah, siang praktikum, malam laporan. Kaya gitu tiap hari, sampe orangorang mikir "Dia sibuk, lo juga sibuk, gimana bisa komunikasian?". Nyatanya gue
tetep bisa komunikasian dengan baik, meskipun harus curi-curi waktu cuma untuk
komunikasian.
Jum'at, 10 Juli 2014 tepat di tanggal jadian gue dan dia yang ke 4 bulan. Berbarengan
juga, dengan kesibukan gue yang berakhir, dimana selama 2 bulan gue bener-bener
sibuk karna jadwal perkuliahan. Mulai dari praktik klinik dirumah bidan, praktik di
rumah sakit, lanjut di sambut ujian tulis dan ujian praktik. Tiap hari gue harus bangun
jam 5 pagi, padahal gue malemnya tidur jam 12. Gue akui, gue emang sering
insomnia. Suatu mukjizat buat gue, bisa tidur di bawah jam 10 malem. Tapi, gue tidur
jam segitu bukan semata-mata online sosmed ya, haha. Gue gak jauh beda sama dia,
gue di kejer-kejer laporan praktik dan pendalaman materi untuk persiapan praktik
(belajar gitu). Seperti, sambil menyelam menangkap ikan. Gue ngerjain laporan
sampe larut malem, sambil di temenin dia yang juga ngerjain laporan. Gak kerasa
kangennya sih waktu sama-sama sibuk, dan gak jarang dia gak gue kabarin seharian
karna kegiatan gue yang padet. Sabar yaa...
Setelah kegiatan gue berakhir semuanya, eh sekarang gantian dia yang sibuk -_- dan
benar-benar sibuk. Malem yang harusnya bisa untuk komunikasian, gue harus di
tinggalin dia untuk tugas dan buat laporan. Suka sedih gitu, disaat seharian udah gak
komunikasian, tiba-tiba pas mau komunikasian "Sayang, saya tinggal ngerjain tugas
dulu ya, Love you, mwah". Ih buat gue unmood tiba-tiba. Kesel kalo dia udah kaya
gitu, tapi mau gimana lagi. Kaya malem ini, udah seharian gak komunikasian, pas
mau komunikasian di gituin. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa tidak!!!!
Gak jarang loh, kita orang iri liat hubungan orang lain. Yang bisa jalan, ketemu,
komunikasian kapan aja. Gak kaya kita, yang harus nunggu liburan kuliah baru bisa
ketemu dan harus nunggu larut malam baru bisa komunikasian. Ya gak jarang sih,
cekcok. Mungkin karna kita udah terlalu lama gak ketemu dan rasa kangen yang
berlimpah membuat kita lebih sensitif hahhaa.
Udah dulu ah cerita gue, hhehe
Diposkan 10th July 2015 oleh novianti tri hastuti
0
Tambahkan komentar
2.
Jul
10
Rekan mahasiswa, selamat berjumpa dalam mata kuliah Komunikasi dalam Praktik
Kebidanan. Mata kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan pada semester 02 kali
ini akan terdiri dari enam (6) pokok bahasan. Selamat mengikuti dan semoga
kesuksesan selalu bersama Anda.
pelayanannya dengan pasien atau klien untuk suatu kesembuhan itulah komunikasi
terapeutik.Dengan memiliki ketrampilan dalam komunikasi terapeutik, bidan akan lebih
mudah dalam menjalin hubungan saling percaya dengan klien sehingga lebih efektip dalam
mencapai tujuan asuhan kebidanan yang diterapkan, memberikan pelayanan secara
profesional.
kepada perempuan dalam kurun siklus reproduksinya. Konseling ini sangat bermanfaat
karena berfungsi sebagai pencegahan,pemecahan, perbaikan dan pengembangan.
KOMUNIKASI
A.
PENDAHULUA
N
Manusia pada
hakekatnya
adalah
mahkluk
sosial, yang
dalam
kehidupan
sehari- hari
tidak bisa
lepas dari
kegiatan
interaksi dan
komunikasi.
Komunikasi
merupakan
bagian
integral
kehidupan
manusia,
apapun
statusnya di
masyarakat.
Sebagai
mahkluk
sosial,
kegiatan
sehari- hari
selalu
berhubungan
dengan orang
lain dalam
upaya
pemenuhan
kebutuhan
hidup.
Bentuk
Komunikasi
a.
Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa ialah
komunikasi
melalui media
masa modern
yang meliputi
surat kabar,
siaran radio
dan televisi.
Komunikasi
massa
menyiarkan
informasi,
gagasan, dan
sikap kepada
komunikan
yang beragam
dalam jumlah
yang banyak
menggunakan
media
melakukan
komunikasi
massa ini
kebih sukar
dibanding
komunikasi
antar pribadi.
b.
Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
interpersonal
didefinisikan
sebagai
komunikasi
yang terjadi
antara dua
orang atau
lebih secara
tatap muka
( R. Wayne
Pace, 1979 ).
Sedangkan
menurut
Joseph A.
Devito
komunikasi
interpersonal
adalah proses
pengiriman
dan
penerimaan
pesan- pesan
antara dua
orang atau
diantara
sekelompok
kecil orang
orang dengan
beberapa efek
dan beberapa
umpan balik
seketika.
1)
Menurut
sifatnya
komunikasi
interpersonal
dibedakan
menjadi dua
yaitu:
a)
Komunikasi
diadik yaitu
komunikasi
antara dua
orang dalam
situasi tatap
muka. Dapat
dilakukan
dalam bentuk
percakapan
dialog dan
wawancara.
Dialog
dilakukan
bentuk
percakapan
dialog dan
wawancara.
Dialog
dilakukan
dalam situasi
yang lebih
intim, akrab,
lebih personil,
sedang
wawancara
lebih serius.
b)
Komunikasi
triadik yaitu
adalah
komunikasi
antar pribadi
yang
pelakunya
lebih dari tiga
orang yakni
seorang
komunikator
dan dua orang
komunikan.
Komunikasi
interpersonal
berlangsung
secara
dialogis
sehingga
memungkinka
n interkasi
dan dianggap
sebagai
komunikasi
yang paling
ampuh dalam
mengubah
sikap,
kepercayaan,
opini dan
perilaku
komunikan,
karena
dilakukan
secara tatap
muka.
2)
3 perilaku
dalam
komunikasi
interpersonal
yaitu :
a)
Perilaku
spontan
spontaneus
behaviour
) adalah
perilaku yang
dilakukan
berdasar
desakan
emosi dan
dilakukan
tanpa sensor
serta revisi
secara
kognisi.
b)
Perilaku
menurut
kebiasaan
(
script
behaviour
) adalah
perilaku
berdasarkan
kebiasaan
kita. Perilaku
itu khas
dilakukan
pada suatu
keadaan misal
mengucapkan
selamat pagi
dll.
You're reading a free preview.
Pages 2 to 14 are not shown in this preview.
Filosofi Kebidanan
kebidanan
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Caracter Building
KEHAMILAN RISTI
KELOMPOK 3 - ADNEKSITIS
Kelompok 7 - Endometriosis
Lamp Iran
KELOMPOK 2 - ENDOMETRITIS
COVER.docx
KLIMAKTERIUM
INFERTILITAS
COVER.docx
Browse books
Site directory
Tentang Scribd
Our blog
Hubungi Kami
Mitra
Penerbit
Pengembang / API
Memberships
Join today
Invite Friends
Gifts
Dukungan
Bantuan
FAQ
Accessibility
Tekan
Purchase help
AdChoices
Legal
Terms
Privasi
Hak cipta
PENDAHULUAN
Beranda
Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan merupakan mata kuliah di kebidanan
yang memberikan kemampuan untuk melakukan komunikasi interpersonal/konseling kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan pokok bahasan: pengertian komunikasi,
komunikasi efektif, prinsip hubungan manusia, komunikasi interpesonal/konseling,
keterampilan inti KIP/K, penerapan keterampilan KIP/K dalam kegiatan asuhan kebidanan,
keterampilan komunikasi dalam kegiatan kelompok.
Komunikasi
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Definisi KAP KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008). KIP ...
Komunikasi Terapeutik
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan
dan menentukan rencana tindakan. Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku
yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial,
pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan ...
Komponen Komunikasi
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Terkini
ASI
Eksklusif
Anatomi
Asuhan Kebidanan I
Asuhan Kebidanan II
Asuhan Kebidanan IV
Asuhan Kebidanan V
Dokumentasi Kebidanan
Fisiologi
Ginekologi
Gizi
Beranda
Komunikasi dan Konseling
Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan merupakan mata kuliah di kebidanan
yang memberikan kemampuan untuk melakukan komunikasi interpersonal/konseling kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan pokok bahasan: pengertian komunikasi,
komunikasi efektif, prinsip hubungan manusia, komunikasi interpesonal/konseling,
keterampilan inti KIP/K, penerapan keterampilan KIP/K dalam kegiatan asuhan kebidanan,
keterampilan komunikasi dalam kegiatan kelompok.
Komunikasi
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Definisi KAP KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua
orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non
verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar
individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008). KIP ...
Komunikasi Terapeutik
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan
dan menentukan rencana tindakan. Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku
yang melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial,
pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan ...
Komponen Komunikasi
Oleh: Lusa Rochmawati di: Komunikasi dan Konseling
Terkini
ASI
Eksklusif
Anatomi
Asuhan Kebidanan I
Asuhan Kebidanan II
Asuhan Kebidanan IV
Asuhan Kebidanan V
Dokumentasi Kebidanan
Fisiologi
Ginekologi
Gizi
Keluarga Berencana
Kesehatan Reproduksi
Obstetri
Askeb
Download
KOMUNIKASI
A. PENDAHULUAN
Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak
bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral
kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan
sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup.
B. PENYAJIAN
1. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
a.
Taylor ( 1993 ) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses
yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga
mendapatkan pengetahuan.
d.
e.
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen ( 1996:4 ) komunikasi adalah suatu proses dimana
sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).
f.
g. Gode ( 1969:5 ) komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau
lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.
h.
i.
j.
Bernard Berelsin dan Gary A. Steiner ( 1964 :527 ) komunikasi adalah transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol- simbol, dan
sebagainya.
k.
Shannon dan Weaver ( 1949 ) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Dari banyak pengertian komunikasi tersebut diatas maka kesimpulan dari pengertian
komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan berbagai bentuk/cara untuk
menyampaikan informasi atau untuk tujuan tertentu.
2. Unsur- Unsur
Unsur unsur komunikasi :
a. Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender dan ia menjadi
sumber pesan ( source ). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang yang masuk ke dalam
hubungan, baik interpersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain dalam
kelompok kecil atau dalam kelompok besar.
b. Pesan yang dikomunikasikan / massage/ content/ information
Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Agar
dapat diterima dengan baik pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat,
disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan
penerima, dan situasi waktu komunikasi dilakukan.
c.
Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan gangguan yang
terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima pesan. Setelah dikemas pesan dapat disampaikan melalui saluran ( chanel ) atau
media. Media dapat berupa lisan ( oral ), tertulis atau elektronik.
1) Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan ( oral ), baik melalui
telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau
masa. Keuntungan dari penyampaian pesan secara lisan ini adalah si penerima pesan
mendengar secara langsung tanggapan atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau
warna suara, gerak- gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan cepat.
2) Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, hand- out, gambar dll.keuntungannya
adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau
tambah seperti informasi lisan, memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya
dan rumusan kata- katanya.
3) Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya adalah prosesnya cepat,
data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat mengalami
gangguan atau masalah sehingga dapat menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa
hal- hal yang dapat menggangu panca indera seperti suara terlalu keras atau lemah, udara
panas, faktor pribadi seperti prasangka, persaan tidak cakap dll.
d. Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan
Lingkungan atau situasi ( tenpat, waktu, cuaca, iklim keadaan alam dan psikologis) ialah
faktor- faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Karena itu pada waktu
berkomunikasi dengan orang lain kita perlu memperhatikan situasi. Faktor ini dapat
diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya,
lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi, ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam komunikasi, hal ini bisa disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak
terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos dll. Faktor sosial
menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi hambatan untuk
komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang punya bahasa berbeda dan tidak saling
memahami bahasa yang digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi.
e.
f.
3. Komponen Komunikasi
Komponen dari proses komunikasi meliputi pengirim pesan ( sender ), penerima pesan (
receiver ), pesan ( massage ), serta variable pesan ( massage variables ) yang meliputi
komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi ( noise ), keterampilan komunikasi ( communication
skill ), penempatan ( setting ), media, umpan balik
environment ).
a. Pesan
Adalah informasi yang dikirim oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan. Pesan
yang efektif adalah pesan yang jelas dan teroganisasi serta diekspresikan oleh pengirim
pesan.
b. Pengirim pesan
Adalah encorder, yaitu seseorang yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain di mana pesan tersebut disampaikan secara verbal maupun nonverbal.
Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus berupa ide ke dalam bentuk yang dapat
diterima oleh orang lain atau penerima pesan secara tepat.
c.
Variabel Pesan
Meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi, keterampilan komunikasi, penempatan,
media, umpan balik dan lingkungan.
1) Komunikasi verbal. Bahasa merupakan ekspresi ide atau perasaan. Kata- kata merupakan
alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, mengembangkan dan
membangkitkan respons emosional, atau menguraikan objek, observasi, dan ingatan.
2)
3)
Suara atau bunyi. Bunyi mengacu pada sistem komunikasi untuk menghindari
penyampaian pesan yang tidak akurat.
4)
Media. Merupakan channels sensory yang membawa pesan. Channels sensory meliputi
pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Sebagai contoh, bidan melalui
channels sensory penglihatan, melihat air mata klien.
Saluran komunikasi itu meliputi:
Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk
menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai
sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan
profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang
abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan
dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini
dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan
seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
e.
Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih,
senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu
mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada
dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah
sadarnya.
f.
Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned
( 1990 )
menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia
tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan
bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan
mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan
kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka
melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat
pengetahuan
mempengaruhi
komunikasi.
Seseorang
yang
tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal
dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan
klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat
kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi.
Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan
pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i.
Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising,
tidak
ada
privasi
yang
tepat,
akan
menimbulkan
keracunan,
ketagangan,
dan
ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu
bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke
tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda
apabila berbicara dengan pimpinannya.
j.
Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan
kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba
berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien
pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan
jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan
kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l.
Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan
mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.
6. Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat
kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap
kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media
melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
b. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito
komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua
orang atau diantara sekelompok kecil orang orang dengan beberapa efek dan beberapa
umpan balik seketika.
1) Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
a)
Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat
dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk
percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab,
lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
b)
Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga
orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal
berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai
komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku
komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.
d. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung
antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang.
Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam
kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group communication ),
dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group
communication ). Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil
atau besar bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses
komunikasi.
Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah :
1) Komunikasi kelompok kecil
Adalah kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya
berlangsung secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal ).
Dalam kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan
misalnya kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan
komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2) Komunukasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan
( hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya komunikan bersifat
heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dll.
BAB II
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. PENDAHULUAN
Komunikasi efektif menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp dalam bukunya An
Introduction to Interpersonal Communication mengatakan bahwa komunikai yang efektif
dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan ( acurancy ) yang paling tinggi derajatnya
antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Komunikasi yang lebih efektif
terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan
bahasa. Melakukan komunikasi efektif tidak mudah, beberapa ahli komunikasi menyatakan
bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang benar- benar efektif. Ada
banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi.
B. PENYAJIAN
1. Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change ) pada orang
yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa
lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik.
Komunikasi efektif adalah komunikasi di mana :
a.
b.
Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diamati oleh
pengirim.
c.
Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharunya dilakukan untuk menindaklanjuti
pesan yang dikirim.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian
komunikan. Untuk merancang suatu pesan yang dapat menarik perhatian ini sebaiknya
komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu
penyampai pesan yang menarik dan mudah dipahami.
b. Pesan harus menggunakan lambang- lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan dengan beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan
yang disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera misal dapat dilihat, didengar dan
diraba akan lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya disampaikan secara lisan.
c.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikasi dan menyarankan beberapa cara
untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi pesan sesuai harapan atau sesuai kebutuhan
penerima pesan. Pesan yang disampaikan akan terasa membosankan dan tidak ada arti bagi
penerima pesan apabila pesan itu tidak dibutuhkan.
d.
Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan, dimana komunikan
digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan
masalah harus dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
c.
Tetap relaks
Sikap relaks dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi
respons pada klien.
f.
Isyarat vokal
Yaitu isyarat paralinguistik, termasuk semua kualitas bicara nonverbal. Misalnya tekanan
suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan kecepatan bicara.
g. Isyarat tindakan
Yaitu semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh.
h. Isyarat objek
Yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang seperti pakaian
dan benda pribadi lainnya.
i.
Ruang
Memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang, hal ini didasarkan pada
norma- norma sosial budaya yang dimiliki.
j.
Sentuhan
Yaitu kontak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi nonverbal yang paling
personal. Respons seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar
belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan.
Untuk membantu meningkatkan efektifitas komunikasi dapat dilakukan dengan
cara :
a. Sebagai pengirim
1) Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik serta dimengerti oleh penerima.
2) Menggunakan empati dengan berusaha menempatkan diri ditempat penerima.
3)
4) Mengendalikan bentuk tanggapan dengan menggunakan kode atau lambang yang tepat dan
saluran yang sesuai.
5) Bersedia menerima umpan balik positif maupun negatif.
6)
Mengembangkan kredibilitas diri sehingga dapat dipercaya karena kualitas pribadi, mutu
hidup dan keahlian profesional.
2) Waspada terhadap prasangka, bias, dan apriori dan sikap tidak terbuka dari kita.
3) Mengembangkan kecakapan menyampaikan umpan balik secara konstruktif.
4) Berusaha berfikir kreatif terhadap pesan yang diterima.
5) Bersikap terbuka tetapi kritis.
6)
Benar- benar mengerti pesan komunikasi, jangan malu bertanya apabila pesan belum kita
tangkap atau tidak dimengerti.
1)
Keterbukaan yaitu kesediaan membuka diri, merasakan pikiran dan perasaan orang lain,
mereaksi pada orang lain.
Mendukung yaitu kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat
mendukung.
4) Positif yaitu menyatakan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain dan situasi.
5)
Keseimbangan yaitu mengakui bahwa kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang
sama, pertukaran informasi secara seimbang.
6) Percaya diri yaitu merasa yakin pada diri sendiri, bebas dari rasa malu.
7) Kesegaran yaitu segera melakukan kontak disertai rasa suka dan berminat.
8)
9)
Pengungkapan yaitu keterlibatan secara jujur dalam berbicara dan menyimak baik secara
verbal maupun nonverbal.
10) Orientasi kepada orang lain yaitu penuh perhatian, minat dan kepedulian kepada orang lain.
BAB III
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
A. PENDAHULUAN
Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien
dalam pelayanan kebidanan. Ciri hakiki Human Relations yaitu : proses rohaniah yang
tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah
laku, dll; aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan perasaan
bahagia ini berlangsung pada Komunikasi Antar Personal . Karena sifatnya dialogis ,
maka masing- masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya.
B. PENYAJIAN
1. Pengertian Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia satu sama lain yang bersifat action oriented mengandung unsurunsur kejiwaan yang mendalam untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang.
Hubungan antar manusia mempunyai 3 pengertian yakni pengertian menurut ahli, dalam arti
luas dan arti sempit.
a. Pengertian menurut ahli
1)
Cabot dan Kahl ( 1967 ): hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi konkret karena
meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya.
Jadi, interkasi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang
mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2)
H. Bonner ( 1975 ) : interaksi adalah hubungan antara dua lebih individu manusia dan
perilaku yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau
sebaliknya.
3) Keith Davis Human Relation adalah interkasi antara seseorang dengan orang lain dalam
situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang
bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interkasi orang- orang menuju situasi
kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan
ekonomi, psikologis dan sosial.
4) Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis
pergaulan: 1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi
pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak
rasional; 2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga
anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
b. Hubungan antar manusia dalam arti luas
HAM dalam arti sempit adalah antara seseorang dengan orang lain dalam segala
situasi di semua bidang kehidupan. Secara kodrat manusia sebagai mahkluk yang berpikir (
homo sapiens ) sehingga membedakan dengan hewan, juga sebagai mahkluk sosial ( homo
sosius ) sehingga dalam hidupnya selalu berhubungan dengan masyarakat dan
lingkungannya. Menurut Ferdinand Tonnies manusia hidup bermasyarakat ini mempunyai
dua jenis pergaulan yaitu Gemeinscaft dan Gesellscaft.
Gemeinscaft adalah seseorang yang bergaul sangat akrab, sehingga yang dialami orang ini
dirasakan pula sebagaimana terjadi pada dirinya. Adapun sifat pergaulan ini adalah statis
( tidak banyak mengalami perubahan dan dinamika ), bersifat pribadi, tidak rasional ( tidak
ada tata cara peraturan yang mengartur pergaulan tersebut ).
Gesellscaft adalah pergaulan yang memperhitungkan untung dan ruginya sehingga
anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Adapun sifatnya adalah dinamis
( hubungan dengan orang banyak secara bergantian ), tidak pribadi, rasional ( mempunyai
aturan- aturan ketat yang mengikat ). Pergulan hidup dalam Gesellscaft bersifat tak pribadi
maka komunikasi acapkali tidak berlangsung mulus disebabkan hambatan psikologis
sosilogis atau antropologis.
c.
Mendalam, ada unsur ikhlas jadi komunikasi melibatkan perasaan, dimana upaya untuk
membantu harus dengan perasaan ikhlas tanpa pamrih.
b.
Dialognya mendalam, sampai hal- hal yang bersifat pribadi bisa diutarakan untuk maksud
mengetahui permasalahan dan dapat memecahkan masalah sampai tuntas.
c.
Action oriented / berorintasi pada tindakan, jadi kegiatan benar- benar bisa teramati, bukan
suatu niat saja.
d. Aktif dan reaksi, harus ada timbal balik antara komunikator dan klien.
e.
Merubah sikap, dengan hubungan dengan orang lain sikap bisa berubah entah menjadi positif
atau negatif.
f.
Pendapat dan tanggapan. Hal ini dapat menambah wawasan dan pendewasaan dalam gaya
berpikir.
g. Perilaku bisa diamati, dengan interaksi kita akan bertemu, bergaul memberikan bantuan pada
orang lain, dan kegiatan- kegiatan itu dapat diamati
Ada unsur simpati dan empati ( diawali saling perhatian, sehingga menjalin interaksi yang
baik dan komunikasi akan berjalan lancar.
Kebutuhan manusia menurut Maslow ada 5 tingkatan :Kebutuhan yang pertama adalah
kebutuhan dasar manusia meliputi makan, minum, oksigen dan sebagainya. Hubungan antar
manusia tidak etis bila kita mengajak seseorang untuk berbicara berjam- jam tanpa dikasih
minum dan makan. Karena bila hal tersebut kita lakukan akan mengganggu komunikasi.
2) Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan rasa aman. Dalam melakukan hubungan antar
manusia maka rasa aman dan nyaman sangat penting kita perhatikan. Rasa aman tidak hanya
dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis termasuk diantaranya kita perlu menjaga
kerahasiaan klien.
3)
Kebutuhan yang ketiga adalah rasa sayang atau cinta. Rasa sayang bisa kita tunjukkan
kepada orang lain dalam bentuk simpati dan empati kepada klien.
Dengan menjalin hubungan antar manusia kita sebagai mahkluk sosial akan semakin
meningkatkan hubungan dan dapat menghindari kesalahfahaman yang mungkin terjadi
karena komunikasi akan selalu terpelihara.
d. Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku pada diri sendiri maupun orang lain dapat dirubah dengan adanya
masukan- masukan, kritik- kritik atau meniru dari apa yang kita lihat. Dengan pergaulan atau
komunikasi dengan orang lain bisa memberikan masukan negtaif atau positif pada diri kita
atau orang lain.
e.
f.
Memberikan bantuan
Kita tidak bisa hidup sendiri, semua kegiatan perlu bantuan dari orang lain, sehingga kita
perlu membina hubungan baik agar semua kegiatan bisa lancar.
terarah ).
a.
1)
Menjalin hubungan yang akrab dengan konseli sehingga tumbuh kepercayaan. Hubungan
yang akrab bisa kita mulai saat awal pertemuan, kita beri salam klien, kita kenalkan diri kita,
bersikap terbuka, dan menghilangkan sikap super.
2)
Mencari informasi masalah yang dihadapi konseli dengan pertanyaan. Pertanyaan yang
diajukan sebaiknya pertanyaan terbuka, sehingga konseli akan mengeksplorasikan perasaan
atau masalahnya.
3) Menganalisa informasi, data yang kita dapat dari konseli kita analisa, terutama ungkapan
ungkapan pokok dan yang tidak, kejujuran informasi dll.
4) Memahami masalah yang dihadapi konseli dan mendiagnosanya.
5) Menginterpretasikan informasi.
6) Memberikan nasehat dan segesti
b. Non Directive Conseling ( konseling tidak langsung yang terarah )
Adalah pendekatan yang terpusat pada konseli, dapat digunakan oleh konselor yang tidak
begitu berpengetahuan tentang psikologi. Dalam konseling ini aktivitas utama pada konseli,
sehingga konselor hanya membantu agar konseli dapat memimpin dirinya dan merasa bebas
untuk menyatakan isi hatinya tanpa ada unsur paksaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan konselor dalam melakukan Non Directive Conseling :
1) Menyingkirkan sikap super atau merasa lebih.
2) Konselor tidak boleh merasa dirinya lebih pandai dari pada konseli.
3) Masalah ditinjau dari dasar pihak konseli.
4) Masalah yang dihadapi harus dilihat dari kacamata konseli, konselor tidak boleh memberikan
advis atau nasehat- nasehat, tapi membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Berpikirlah
seolah- olah berada diposisi klien.
5) Bersikap apatik terhadap masalah konseli
Memberikan konseli yang lebih aktif, konselor menjadi pendengar yang baik, dan harus lebih
pasif, biarkan konseli menceritakan dan mengungkapkan permasalahannya dan akhirnya
konselor tinggal mengarahkan.
6. Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita yang kita dapat dari informasi
orang lain kepada kita. Konsep diri kita yang paling awal biasa dipengaruhi oleh keluarga dan
orang- orang dekat disekitar kita yang disebut significants others.
Aspek- aspek konsep diri seperti agama, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, rupa
fisik dll diinternalisasi lewat pernyataan orang lain yang menegaskan aspek-aspek tersebut
kepada kita. Identitas etnik merupakan aspek- aspek tersebut kepada kita. Identitas etnik
merupakan unsur penting dalam konsep diri. George Herbert Mead mengatakan setiap
manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam
masyarakat. Dan dilakukan dengan komunikasi. Proses konsep diri berlangsung sepanjang
hidup, dan dapat berubah- ubah dan bergantung pada respon orang terhadap kita. Kesan orang
lain tentang diri kita dan cara mereka bereaksi dipengaruhi oleh komunikasi kita dengan
mereka.
1. Teori Johary Windows
a. Mengenal diri sendiri dengan Teori Johary Windows
Mengenal diri merupakan hal penting sebab kita dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan yang ada pada diri kita. Untuk memahami diri sendiri Joseph Luft dan Harrington
Ingham memperkenalkan konsep yang dikenal dengan Johari Windows. Joseph dari kata
Joseph Luft dan Harrington Ingham sedang Windows berarti jendela. Dalam individu
diumpamakan seperti jendela yang terbagi dalam 4 kuadran yakni wilayah terbuka ( open
area ), wilayah buta
dikenal
( unknown area ).
Open area
Hidden area
Blind area
Unknown area
1) Wilayah terbuka
Wilayah ini menunjukkan kegiatan yang dilakukan komunikator disadari sepenuhnya oleh
yang bersangkutan juga oleh orang lain, ini berarti adanya keterbukaan atau tidak ada
disembunyikan pada orang lain. Menurut konsep ini kepribadian, kelemahan dan kekurangan
kita selain diketahui diri kita sendiri juga diketahui orang lain. Dengan demikian jika kita
ingin sukses dalam komunikasi maka kita harus bisa mempertemukan keinginan kita dengan
orang lain. Oleh karena itu semakin lebar atau luas area terbuka maka komunikasi akan
semakin bagus. Sebaliknya semakin sempit area terbuka maka komunikasi cenderung
semakin tertutup.
2) Wilayah buta
Pada wilayah buta ini menggambarkan bahwa perbuatan komunikator diketahui oleh
orang lain tetapi diri sendiri tidak menyadari apa yang dia lakukan. Oleh karena itu semakin
lebar wilayah buta maka akan terjadi kesulitan dalam komunikasi. Menurut Joseph Luft dan
Harrington Ingham wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit dihapuskan sama
sekali kecuali menguranginya. Cara yang bisa digunakan untuk menguranginya adalah
dengan bercermin pada nilai, norma, hukum yang diikuti orang lain.
3) Wilayah tersembunyi
Wilayah tersebunyi adalah kebalikan dari Blind Area yakni apa yang dilakukan
komunikator disadari sepenuhnya oleh dirinya sendiri, tetapi orang lain tidak dapat
mengetahuinya. Ini berarti komunikator bersikap tertutup, dia merasa bahwa apa yang
dilakukannya tidak perlu diketahui orang lain. Ada dua konsep yang megenai wilayah ini
yaitu over disclose dan under disclose. Over disclose ialah sikap terlalu banyak
mengungkapkan sesuatu sehingga hal- hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan.
Misalnya kebiasaan- kebiasaan buruk yang dimiliki diceritakan kepada orang lain dll. Under
disclose adalah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan.
Contohnya adalah riwayat penyakit yang akan bermanfaat untuk pengobatan dirinya tetapi
disembunyikan akan ditutupi.
Memiliki wilayah ini ada keuntungan dan kerugiannya.
Keuntungannya kalau dilakukan secara wajar tetapi kalau underdisclose akan menyulitkan
tercapainya komunikasi yang mengena.
4) Wilayah tak dikenal
Merupakan wilayah yang paling kritis dalam komunikasi, sebab selain diri kita yang tidak
mengenal diri sendiri orang lain juga mengetehui sikap kita. Dalam kehidupan sehari- hari
kesalahpahaman atau kesalahan perlakuan biasa terjadi karena kita tidak saling mengenal
kelabihan, kekurangan tentang diri kita maupun orang lain.
Keempat area diatas merupakan satu kesatuan yang terdapat pada diri seseorang. Dan
kadarnya akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Dngan memperlebar wilayah
terbuka maka orang dapat mencapai kesuksesan.
b.
1)
Perubahan pada satu kuadran akan mempegaruhi / menyebabkan perubahan pada kuadran
lain.
2) Semakin kecil / sempit daerah 1 ( daerah terbuka ) semakin buruk komunikasi yang terjadi.
3) Meningkatkan komunikasi interpersonal berarti melakukan perubahan diri sehingga kiadran
1 > besar dan kuadran lain > kecil.
1
3
2
4
Keempat kuadran diatas menunjukkan bahwa individu yang mempunyai sikap kurang
memahami, tingkah lakunya terbatas, perasaan kurang terbuka, kurang jelas cara pandang dan
variasi hidupnya.
1
3
2
4
Lilin Kecil
Beranda
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Makhluk sosial adalah
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan makhluk
lain. Dalam hal ini, untuk memahami maksud dan kehendak individu lain maka
dibutuhkan suatu simbol ataupun lambang antara individu satu dengan individu
lain yang sama supaya tercapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
terciptalah komunikasi antar individu dimana komunikasi ini sangat berperan
bagi kehidupan sesama manusia.
Komunikasi adalah alat yang digunakan sebagai tukar menukar informasi
yang
mempunyai
tujuan
tertentu.
Komunikasi
merupakan
kebutuhan
fundamental bagi setiap manusia. Dalam komunikasi tersebut terdapat hal hal
yang
harus
diperhatikan
agar
tercapai
komunikasi
yang
baik.
Banyak
komunikator dan komunikan yang tidak memperhatikan bagaimana dan hal hal
apa yang harus dilakukan dalam berkomunikasi agar tercapainya tujuan tertentu
yang dicapai. Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang komunikasi dan
kaidah
kaidah
pelaksanaan
komunikasi
dalam
kehidupan
masyarakat
Agar dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran oleh para mahasiswa untuk
menambah pengertahuan mereka tentang komunikasi.
1.4.2.
BAB II
PEMBAHASAN
komunikator
maupun non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland)
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide ide sebagai sikap atau emosi
dari
seseorang
kepada
orang
lain
terutama
memalui
simbol
simbol.
4.
5.
6.
berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan (William Albig)
7.
Komunikasi berati suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan
8.
9.
13.
14.
1.
Contohnya
adalah
ceramah,
kuliah,
dakwah,
diplomasi,
dan
2.
3.
sebuah
kegiatan
yang
beralngsung
kontinu.
Koseph
De
Vito
(1996)
Komunikator
Mengembangkan ide atau pikiran yang ingin disampaikan.
Mengkode ide atau pikiran dalam bentuk lambang verbal atau nonverbal
Menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi dan menggunakan metode
4.
tertentu.
Menunggu umpan balik dari komunikan untuk mengetahui keberhasilan
komunikasi.
b.
1.
2.
3.
4.
Komunikan
Menerima lambang lambang yang disampaikan oleh komunikator.
Membaca atau menyandi lambang verbal atau nonverbal yang disampaikan
oleh komunikator.
Menggunakan pesan yang telah disampaikan.
Memberikan umpan balik kepada komunikator.
2)
adegan adalah sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui simbol apa,
3)
5)
untuk menggerakkan orang orang yang mau menerima ide ide yang
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat
sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan.
Komunikasi kebahasaan dapat dijalin secara lisan dan tulisan. Penggunaanya
lebih akurat dan tepat waktu. Simbol yang digunakan sebagai alat adalah kata
yang mengekspresikan ide dan perasaan, membangkitkan respons emosional,
atau menguraikan objek observasi dan ingatan. Misalnya, untuk mengungkapkan
perasaan Sudah gaharu cendana pula artinya sudah tahu bertanya pula.
b.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa
tulisan
ataupun
lisan,
tetapi
menggunakan
bahasa
kial,
gambar
atau
Bahasa kial menggunakan gerak tangan atau tubuh sebagai isyarat atau lukisan
suatu perbuatan. Gerakan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks
komunikasi. Misalnya ketika bidan memimpin persalinan terdengar gaduh di luar.
Lalu bidan keluar sambil menggeleng gelengkan kepala.
Bahasa Gambar
Bahasa gambar mengekspresikan sikap pesan dalam komunikasi dalam bentuk
gambar. Misalnya gambar dilarang merokok.
Bahasa Sikap
Bahasa Sikap digunakan untuk menyampaikan pesan atau mengekspresikan
pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya bungkam, dingin, dan tak acuh.
BAB III
PENUTUP
3.1.
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan
makalah
diatas
dapat
diambil
beberapa
kesimpulan,
diantaranya adalah:
Komunikasi adalah perhubungan atau proses pemindahan dan pengoperan arti,
nilai, pesan melalui media atau lambang-lambang apakah itu bahasa lisan,
2.
3.
3.2.
Saran
Dengan terselesaikannya makalah tentang komunikasi ini maka sebaiknya
komunikasi dipergunakan dengan cara yang baik dan benar agar apa yang ingin
disampaikan komunikator dan komunikan terima sejalan dan bisa tercapai
dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA