Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM KEBIDANAN


Tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
Komunikasi Dan Konseling Dalam Kebidanan

Dibuat oleh :
Isda (04222008)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA
PERSADA PALOPO
2023/2024
PEMBAHASAN MATERI
Sebelum berkomunikasi, kita harus mengetahui pengertian komunikasi sehingga
apa yang kita sampaikan dapat diterima dan dipahami orang lain.

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi berasal dari kata berikut ini.

1. Communicare (bahasa Latin) yang artinya menjadikan sesuatu milik bersama.


2. Comunis yang arti harfiahnya milik bersama, yaitu dengan proses komunikasi
gagasan seseorang disampaikan kepada orang yang terlibat, diterima,
dimengerti, dan disetujui maka gagasan tersebut menjadi milik bersama (Cherry,
1983).

Ada banyak pendapat dari ahli tentang pengertian komunikasi yang bisa kita
pahami, yaitu:

1. Proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan


makna atau arti dan pemahaman dari pengirim kepada penerima pesan (Burgess,
1988, Taylor,1993).
2. Interaksi antar pribadi yang menggunakan simbol linguistik, seperti sistem
simbol verbal (kata-kata), nonverbal (Knapp, 2003).

Dari dua pengertian terebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses
pertukaran informasi antar pribadi dengan menggunakan simbol, baik verbal maupun
nonverbal. Banyaknya definisi komunikasi yang disampaikan oleh para ahli
dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif (mekanistis, sosiologistis, psikologistis, dan
antropologistis). Dari perspektif yang melatarbelakanginya, komunikasi dapat
dikelompokkan dan didefinisikan sebagai berikut.

1. Komunikasi secara mekanistis adalah suatu proses dua arah yang menghasilkan
transmisi informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat
(Kossen, 1986).
2. Komunikasi secara sosiologistis adalah suatu proses dimana seseorang
memberikan tafsiran terhadap perilaku orang lain (ucapan, gerak, dan sikap)
kemudian yang bersangkutan memberikan reaksi terhadap perasaan yang
disampaikan oleh orang lain tersebut (Sukanto,1994)
3. Komunikasi secara psikologistis adalah suatu proses dimana komunikator
mentransmisikan stimuli (biasanya verbal) untuk menggerakkan individu lain
(audience) berperilaku (Hovland dkk, 1953).
4. Komunikasi secara antropologistis adalah suatu peristiwa yang terjadi apabila
makna diberikan kepada suatu perilaku tertentu.

Melihat banyaknya pengertian komunikasi tersebut maka bisa ditarik kesimpulan


bahwa komunikasi merupakan seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap/gagasan)
dari komunikator untuk mengubah/membentuk perilaku komunikan (pola, sikap,
pandangan,dan pemahaman) ke pola pemahaman yang dikehendaki bersama.
Sedangkan komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien seperti misalnya ketika
seorang bidan mencari data atau mengkaji klien, melaksanakan asuhan, ataupun
melakukan evaluasi terhadap asuhan yang sudah diberikan.

B. JENIS KOMUNIKASI

1. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan bahasa lisan


maupun tulisan, tetapi menggunakan bahasa kial, bahasa gambar, dan bahasa sikap.
Proses pemidahan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi jenis ini
merupakan cara yang paling meyakini untuk menyampaikan pesan pada orang lain,
terutama pada penyandang tunarunggu atau tunawicara. Komunikasi nonverbal
mencakup gerak gerik, sikap, ekspresi wajah, dan penampilan. Komunikasi non verbal
tidak menggunakan kata-kata dan disebut juga bahas tubuh ( body language ).

Komunikasi nonverbal memindahkan pesan tanpa menggunakan kata-kata. Bidan


perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan klien mulai dari
pengkajian samapai evaluasi.

a. Bahasa kial
Bahasa kial adalah bahasa yang menggunakan gerak tangan atau tubuh
sebagai isyarat atau lukisan suatu perbuatan, gerakan tersebut mempunyai
arti pesan dalam konteks komunikasi.

Misalnya :

Ketika bidan memimpin, persalinan terdengar suara gaduh dari keluarga yang
menunggu di luar kamar bersalin, kemudian bidan membuka pintu memandang
orang tersebut dengan menggelengkan kepala dan menempelkan jari telunjuk
pada bibir. Makna atau pesan yang disampaikan bidan adalah agar penunggu
jangan ribut.

b. Bahasa gambar
Bahasa gambar adalah bahasa yang mengekspresikan pesan dalam
komunnikasi dengan bentuk gambar. Bahasa gambar ini sering digunakan
dalam bentuk rambu lalu lintas. Penyampaian pesan lalu lintas juga
digunakan dalam pesan kesehatan.
Misalnya :

a. Pesan kesehatan, tidak boleh merokok karena dapat menggangu


kesehatan. Pesan tidak boleh merokok diekspresikan dalam gambar.
Rokok yang menyala kemudian diberi tanda silang.
b. Pesan keluarga berencana yang menggambarkan bahwa upaya keluarga
berencan untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Pengambaran dalam pesan tersebut adalah gambar ibu dan ayah dengan
dua anak, laki-laki dan perempuan.

c. Bahasa sikap
Bahasa sikap adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau mengekspresikan pikiran dan perasaan atau pendirian. Misalnya,
bungkam, dingin, tak acuh. Dalam proses komunikasi antara komunikator
dengan komunikan-bila terjadi suatu kemacetan dalam interaksi,
komunikan diam, tanpa ekspresi wajah ataupun tidak tidak ada ungkapan
bahasa kial-menunjuk- kan terjadinya respons penolakan dari pihak
komunikan terhadap informasi atau pesan yang disampaikan komunikator.

Bahasa sikap yang menggambarkan sikap dingin, diekspresikan dengan


pandangan mata kosong, tanpa adanya reaksi kial, tanpa peduli terhadap
lingkungan sekitarnya, kondisi apatis. Bahasa sikap yang menunjukkan
sikap dingin ini bisa terjadi pada klien yang mengalami kecemasan
kompleks.

Misalnya:

Klien yang hamil pertama kali dengan muntah yang berlebihan, riwayat
perkawinan sudah lebih dari 10 tahun belum pernah punya anak, mendambakan
seorang anak, karena kecemasannya, ketika diajak berkomunikasi oleh bidan,
tidak ada reaksi sedikit pun.

Bahasa sikap yang menggambarkan sikap tak acuh atau tidak


mempedulikan, tidak menaruh perhatian terhadap stimulus atau
rangsangan dari orang lain. Bahasa sikap tak acuh biasanya dieks-
presikan dalam bentuk tingkah laku memalingkan wajah ketika diajak
bicara, menjawab pertanyaan dengan kata-kata sekenanya, dan tidak
memperhatikan lawan bicara. Bagi klien yang mengeks- presikan sikap
tersebut biasanya karena ada ketidakpuasan ter- hadap pelayanan atau
situasi tidak nyaman pada saat itu.

Bidan sebagai pelaku komunikasi kebidanan dalam pelayanan kebidanan harus


tanggap terhadap pesan dalam komunikasi kebahasaan maupun komunikasi dengan
bahasa kial.
Bahasa gambar maupun bahasa sikap yang disampaikan klien diketahui mulai
pengkajian sampai evaluasi. Terlebih ketika respons klien menunjukkan adanya isyarat
bahasa nonverbal yang menggejala, ini perlu adanya pemahaman khusus dan tinjauan
dilaksanakan pada seluruh aspek kegiatan pelayanan kebidanan yang telah diberikan.

2. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat


sehingga komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan.
Komunikasi kebahasaan dapat dijalin secara lisan dan tulisan. Kata-kata yang
digunakan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya, ekonomi, umur, dan
pendidikan. Dalam menggunakan suara, ada 7 pokok yang berkaitan dengan suara yang
perlu diperhatikan yaitu: gema, irama, kecepatan, ketinggian, besar/volume, naik
turunnya, dan kejelasan suara. Suara dapat menggambarkan semangat, antusias,
kesedihan, kejengkelan, atau kegirangan. Komunikasi kebahasaan ini lazim digunakan
dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan,
atau perawat di rumah sakit ataupun di tempat pelayanan kesehatan.

Penggunaan komunikasi kebahasaan biasanya lebih akurat dan tepat waktu.


Simbol yang digunakan sebagai alat adalah kata yang digunakan untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respons emosional, atau
menguraikan objek observasi dan ingatan. Sering juga komunikasi kebahasaan
digunakan untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.
Keuntungan komunikasi kebahasaan yang dijalin secara lisan, dengan cara tatap muka
memungkinkan tiap individu untuk berhubungan secara langsung.

Misalnya:

Komunikasi kebahasaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan


yang tersembunyi "sudah gaharu cendana pula", makna yang tersembunyi
dalam kalimat tersebut adalah "sudah tahu bertanya pula.

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan atau
keperawatan di rumah sakit adalah informasi verbal, terutama dalam percakapan tatap
muka.

3. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal ialah komunikasi antara dua orang dan terjadi kontak
langsung dalam percakapan. Komunikasi ini juga dapat berlangsung dengan berhadapan
muka atau melalui media. Komunikasi antara lain melalui: pesawat telfon, atau radio.
Komunikasi ini dapat disebut efektif apabila komunikasi dapat menghasilkan perubahan
sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Dibawah ini efektivitas
antarpribadi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
Efektivitas Perspektif Humaris, ciri-ciri efektivitas ini ialah:

a. Keterbukaan (openness)
b. Empati (empathy)
c. Dukungan (positiveness)
d. Kesetaraan (equality)

Efektivitas Perspektif Pragmatis, ciri-cirinya ialah:

a. Bersikap yakin
b. Kebersamaan
c. Manajemen interaksi
d. Orientasi orang lain

1. Menurut sifatnya, komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua, yaitu :


a) Komunikasi Diadik
Yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat
dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog
dilakukan dalam situasi lebih intim, akrab, lebih personil, sedangkan
wawancara lebih serius.
b) Komunikasi Triadik
Yaitu komunikasi anatrpribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang
yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi
interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan
interaksi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam
mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena
dilakukan tatap muka.
2. Tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Perilaku spontan (spontaneus behaviour )
Adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan
tanpa sensor serta revisi secra kognisi.
2. Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour )
Adalah perilaku berdasarkan perilaku kita. Perilaku itu khas dilakukan
pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
3. Perilaku sadar ( contrived behaviour )
Adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.

3. Kompetensi dan Kecakapan Komunikasi Interpersonal

Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan


dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompentensi komunikasi adalah
tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok
dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal
yang kita lakukan dengan orang lain.
Komunikasi antarpribadi disebut efektif bila akhirnya menghasilkan
perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
Keadaan komunikator dan komunikan dalam posisi seimbang dan
mempunyai kebersamaan. Untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi
dengan tatap muka maka didukung dengan penggunaan komunikasi
kebahasaan, bahasa kial, dan bahasa sikap. Ketiga peran tersebut
dilaksanakan secara gabungan, kadang disertai dengan berpelukan sehingga
muncul keserasian dalam komunikasi antarpribadi.

Misalnya :

1. Pengunaan komunikasi kebahasaan


Komunikator menggunakan katakaya menunjukkan kesediaan untuk
berkomunikasi, “Saya senang dapat berjumpa dengan Anda.”
2. Penggunaan bahasa kial
Komunikator menggunakan bahasa kial dengan gerakan tangan atau
gerakan tubuh, “komunikator mengajak berjabat tangan, atau
membungkukkan tubuh.”
3. Penggunaan bahasa sikap
Komunikator mengekspresikan perasaan senang engan memandang
penuh perhatian dan senyum dikulum.

4. Komunikasi Tulisan

Komunikasi tertulis atau written communication adalah tindakan menulis,


mengetik atau mencetak simbol seperti huruf dan angka untuk menyamapaikan
informasi. Hal ini membantu karena memberikan catatan informasi untuk referensi.
Berebda pada komunikasi pada umumnya, komunikasi tertulis cenderung mengarah
pada gaya penulisan. Secara sederhana, written communication mengandalkan pada tata
bahasa, tanda baca, serta pemilihan kata saat menyampaikan pada orang lain.

Menurut Subarna (2000) komunikasi tertulis yaitu suatu proses penyampaian


pesan komunikasi dengan memakai kata-kata dalam bentuk tulisan.

Komunikasi tertulis umumnya digunakan ketika audien berada di lokasi yang


jauh atau ketika catatan permanen harus disimpan untuk digunakan sebagai referensi
untuk menyelesaikan masalah di masa depan. Menulis biasanya digunakan untuk
berbagai informasi melalui buku, pamflet, blog, surat, memo dan lainnya.
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan lanadasan bagi profesi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan karena tugas bidan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Proses komunikasi merupakan suatu penyampaian pesan, ide, atau lambang kepada
orang lain agar dapat mencapaia persepsi yang sama sesuai dengan yang dikehendaki
komunikator. Tujuan berkomunikasi adalah memudahkan dan melancarkan pencapaian
tujuan. Jenis komunikasi ada 4 yaitu, komunikasi nonverbal, verbal, interpersonal dan
tulisan. Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh
(body language), komunikasi verbal yaitu komunikasi dengan menggunakan
komunikasi kebahasaan atau dengan lisan, komunikasi intrapersonal yaitu komunikasi
antardua orang yang saling bertatap muka, serta komunikasi tertulis adalah komunikasi
yang bertindak mennulis, mengetik, atau mencetak simbol.

Anda mungkin juga menyukai