Anda di halaman 1dari 3

EMIL SALIM

Prof. Dr. Emil Salim (lahir di Lahat, Sumatera Selatan, 8 Juni


1930; umur 85 tahun) adalah seorang ahli ekonomi,
cendekiawan, pengajar, dan politisi Indonesia. Emil juga
merupakan salah seorang di antara sedikit tokoh Indonesia
yang berperan internasional. Ia adalah tokoh lingkungan hidup
internasional yang pernah menerima The Leader for the
Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF), suatu
lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat
berpengalaman di dunia.[1] Ia juga penerima anugerah Blue
Planet Prize pada tahun 2006 dari The Asahi Glass
Foundation. Sebelumnya, pada tahun 1994, setelah
menyelesaikan jabatan sebagai Menteri Negara Lingkungan
Hidup dan Kependudukan, Emil beserta koleganya seperti
Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S.
Kismadi, and Nono Anwar Makarim menderikan Yayasan
Keanekaragaman Hayati (Yayasan KEHATI), sebuah
organisasi non-pemerintah (bahasa Inggris: Non-Government
Organisation) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan.

ISMID HADAD

Ismid Hadad (lahir di Surabaya, 29 April 1940; umur 75


tahun)[1] adalah seorang pemerhati lingkungan hidup,
wartawan senior[1][2], dan salah seorang aktivis Indonesia[3].
Ismid Hadad adalah Ketua Dewan Pimpinan Yayasan
KEHATI Yayasan Keanekaragaman Hayati, sebuah yayasan
konservasi keanekaragaman hayati terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 2013 hingga kini ia menjabat sebagai Penasihat
Senior Iklim Keuangan pada Kementerian Keuangan
Republik Indonesia untuk bidang Perubahan Iklim Keuangan
dan Kebijakan Multilateral. Sebelum itu selama 5 tahun
menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Mekanisme
Pendanaan di Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) di
Jakarta. Ismid juga telah berpartisipasi sebagai delegasi
Indonesia dan negosiator dalam konferensi UNFCCC (bahasa
Inggris: United Nations Framework Convention on Climate
Change) dan forum negosiasi multilateral lainnya tentang

perubahan iklim, terhitung sejak tahun 2007 sampai dengan


2012.

Anda mungkin juga menyukai