1.
PENDAHULUAN
2.
untuk
mengoreksi
letak
gigi
yang
tidak
beraturan
atau
menyesuaikan rahang atas dan bawah. Alat ini secara ideal dipasang jika
gigi tidak beraturan dalam lengkung rahang , seperti bertumpuk, tidak
lurus, tidak rata, atau gigi dengan rahang yang tidak normal. Susunan gigi
yang tidak teratur atau asimetris tentunya akan sangat mempengaruhi
estetis dan menimbulkan masalah psikososial bagi penderita, seperti
kurangnya rasa percaya diri. Gigi yang susunannya tidak pas atau kurang
ideal, dapat menyebabkan gangguan fungsi kunyah atau masalah sendi
rahang, selain itu juga dapat mengganggu komunikasi karena tidak nyaman
saat bicara. Gigi yang berjejal atau tumpang tindih lebih sulit dibersihkan,
sehingga lebih rentan terhadap karies (lubang gigi), penyakit periodontal
(jaringan pendukung gigi) atau trauma. Keluhan-keluhan seperti yang
disebutkan di atas dikenal dengan Maloklusi.
Dokter gigi spesialis ortodonti akan mendeteksi kelainan pada
susunan gigi dan bentuk rahang sedini mungkin serta menentukan waktu
yang
tepat
untuk
perawatan
ortodonti,
apakah
perlu
segera
atau
dalam
menentukan
diagnosa
dan
rencana
perawatan,
wewenang
untuk
melakukan
tindakan
pemasangan
behel
sehingga tidak ada bukti untuk pasien. Sedangkan dari sisi lahan pekerjaan,
pemasangan behel oleh tukang gigi sama saja mengambil lahan pekerjaan
bagi dokter spesialis orthodontist, tidak dapat dipungkiri masih banyak
orang yang lebih mementingkan harga murah dibandingkan kualitas baik.
Kita perlu mengetahui apa wewenang dari tukang gigi dan apa dampak dari
tindakan pemasangan behel oleh tukang gigi.
1.2 Skenario
1.2.1 Sesi 1
Surat kabar Rakyat Merdeka menulis mengenai penggunaan behel
atau kawat gigi menjadi trend dikalangan remaja hingga orang dewasa
dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, banyak masyarakat memasang
behel bukan di dokter gigi spesialis melainkan di tukang gigi.
1.2.2 Sesi 2
Saat ini masyarakat belum menyadari resiko besar yang dapat terjadi
dengan memasang behel di tukang gigi, dimana gigi menjadi rusak yang
dapat mengakibatkan gigi menjadi bengkak dan goyang hingga rahang
menjadi asimetris.
1.3 Pertanyaan
1.3.1 Sesi 1
1.) Apakah perlu izin dalam usaha tukang gigi dan siapa yang harus
mengeluarkannya?
2.)
Sebutkan
peraturan
perundang-undangan
yang
mengatur
Bagaimana
pandangan
menurut
Humaniora,
Antropologi,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara khusus
bangsa
berpegangan
teguh
2.5 Pancasila
Menurut A Manshur (2011) Setiap negara di dunia ini mempunyai
hidup
yakni
adalah
mewujudkan
membangun
masyarakat
masyarakat
Indonesia
yang
yang
makhluk
sosial,
manusia
membutuhkan
hidup
menjadi
cita-cita
utama
untuk
membangkitkan
bangsa
merupakan
ilmu
pengetahuan.
Sebuah
pengetahuan
3.
4. BAB III
5. PEMBAHASAN
7.
8.
6.
3.1 Undang-Undang yang Berkaitan dengan Tukang Gigi
Dalam usaha tukang gigi diperlukan izin yang dilandaskan
atau
cara
lain
yang
menimbulkan
kesan
seolah-olah
Nomor
339/MENKES/PER/V/1989:
Dicantumkan
dengan keterangan
dokter, tidak
sedang mengalami
Permenkes no.339/Menkes/Per/V/1989
19. Tentang pekerjaan tukang gigi yang memberikan
kewenangan kepada tukang gigi untuk :
1. membuat gigi tiruan lepasan dari akrilik sebagian
atau penuh
2. memasang gigi tiruan lepasan
penambalan
gigi
dengan
tambalan
apapun
b. melakukan pebuatan dan pemasangan gigi tiruan
cekat atau mahkota tumpatan tuang dan sejenisnya
c. menggunakan
obat-obatan
yang
berhubungan
e. melakukan
teindakan0tindakan
medis
termasuk
pemberian obat-obatan
f. mewakilkan pekerjaannya kepada siapapun
20.
Setiap
orang
yang
dengan
sengaja
pelayanan
kepada
masyarakat
yang
tanda
registrasi
registrasi
dokter
gigi
dokter
atau
atau
surat
surat
izin
tanda
praktik
2.
Penggunaan
dimaksud
alat
pada
dan
teknologi
ayat
(1)
sebagaimana
harus
dapat
Permenkes
No.1871/Menkes/Per/IX/2011
pencabutan
peraturan
menteri
tentang
kesehatan
nomor
Permenkes
No.39
tahun
2014
tentang
pembinaan,
dengan
upaya
peningkatan
derajat
informasi
jasa
yang
tentang
pencatatan
jelas
tindakan
pelayanan
dan
yang
yang
tepat
kepada
dilakukannya;
dibuat
dalam
membuat
gigi
tiruan
lepasan
sebagian
yang
memenuhi
kesehatan.
27. 2.
memasang
gigi
ketentuan
tiruan
persyaratan
lepasan
sebagian
penambalan
gigi
dengan
tambalan
apapun;
2. melakukan pebuatan dan pemasangan gigi tiruan
cekat
atau
mahkota
tumpatan
tuang
dan
sejenisnya;
3. menggunakan
obat-obatan
yang
berhubungan
5. melakukan
tindakan-tindakan
medis
termasuk
pemberian obat-obatan;
6. mewakilkan pekerjaannya kepada siapapun.
Menurut
promosi
yang
mencantumkan
pekerjaan
Open bite
32.
tidak harmonis.
copot
Penularan penyakit
35.
gigi
tidak
memiliki
pengetahuan
klinis,
gigi
spesialis
ortodontik.
Hanya
dalam
kasus
behel.
Selain
pengetahuan,
teknik
yang
tukang
gigi
merupakan
buruk.
perawat
gigi
yang
pemasangan
behel
seperti
halnya
dokter
gigi
maupun
sesudah
pemasangan.
Sebelum
kesehatan;
39.
40.
Humaniora
meningkatkan
kesehatan
dan
kebersihan
mulut
masyarakat.
Sosiologi
Filsafat ilmu :
tindakan
pemasangan
behel
seharusnya
Kadeham
asasi manusia.
Pancasila
seluruh
Indonesia,
kebabasan
masyarakat
harus
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa dalam
membuka usaha tukang gigi harus memiliki izin yang dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Daerah. Usaha tukang gigi tersebut diatur
oleh beberapa peraturan undang-undang yang menyatakan jelas
mengenai perizinan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengawasan.
Peraturan terbaru tentang tukang gigi adalah dalam Permenkes RI
Nomor 39 Tahun 2014. Seorang tukang gigi seharusnya
bertugas
pemerintah
lebih
memerhatikan
peraturan
tentang