Abstrak - Telah dilakukan pengukuran konduktivitas termal (k) dengan metode plat tunggal dari beberapa jenis bata
merah pejal yang berasal dari daerah di provinsi Bengkulu diantaranya dari Nakau, Pinang Mas, Blok V, Blok VI,
Talang Pauh, Medan Baru dan Pekik Nyaring. Pengukuran ini bertujuan untuk melihat kekuatan bata merah pejal
berdasarkan besarnya konduktivitas termalnya. Kekuatan fisik bata merah sangat ditentukan oleh deformasi termal
yang berhubungan dengan ukuran rata-rata pori (porous) yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk
partikel dan struktur tanah dan jenis tanah serta komposisi bahan pengisi pada saat dilakukan proses pemanasan
(pematangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga konduktivitas termal masing-masing sampel batu merah
pejal memberikan kontribusi yang berbeda, namun hasilnya tidak memberikan perbedaan angka yang signifikan. Batu
merah pejal yang mempunyai harga konduktivitas termal yang paling tinggi adalah batu merah yang berasal dari
daerah Nakau dengan k = 0,380 (J s-1 m-1 K-1), sedangkan batu merah pejal yang mempunyai harga konduktivitas termal
yang paling rendah adalah batu merah yang berasal dari daerah Pekik Nyaring dengan konduktivitas termal k = 0,150
(J s-1 m-1 K-1).
Kata Kunci : Konduktivitas termal; deformasi termal; metode plat tunggal
1. Pendahuluan
Untuk memenuhi kriteria suatu bangunan yang kokoh
harus ada dua persyaratan utama yaitu kondisi tanah
tempat akan dibangunnya bangunan sipil tersebut serta
material yang digunakan. Para teknisi lapangan harus
mampu memperlakukan tanah sebagaimana juga
halnya material-material lain yang dihadapinya seperti
baja dan beton. Teknisi dituntut mampu melakukan
pengenalan atau identifikasi dan pengklasifikasian
tanah sehingga dapat diketahui apakah material sudah
cukup memadai untuk konstruksi sebuah bangunan [4] .
Salah satu material yang sangat berpengaruh untuk
material bangunan adalah bata merah pejal yang bahan
bakunya tanah. Kekuatan fisik bata merah sangat
ditentukan oleh jenis tanah serta komposisi bahan
pengisi pada saat dilakukan proses pemanasan
(pematangan). Pada proses pemanasan bertujuan untuk
memperbaiki sifat fisisnya seperti deformasi termal,
sifat-sifat hantaran kalor dan listrik [5]. Bata merah
pejal yang diharapkan setelah dilakukan uji
konduktivitas termal ini adalah memiliki daya hantar
panas yang tinggi, kekuatan tinggi, tahan terhadap
korosi dan bahan kimia.
153
zat cair
gas
gas
k=
W d
t A T
154
(2)
155