Anda di halaman 1dari 39

PINDAH PANAS/KALOR

(HEAT TRANSFER)

DR. Dewi Kartika Sari


Mekanisme Perpindahan Panas/Kalor

Tiga cara perpindahan kalor yaitu :


1) Konduksi (hantaran)
2) Konveksi (aliran)
3) Radiasi (pancaran)
Konduksi
Adalah perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa
disertai perpindahan partikel-partikel zat. Umumnya
melalui zat padat.
Panas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ketempat
yang suhunya lebih rendah, dengan media penghantar
panas tetap.
Berdasarkan daya hantar kalornya, zat dapat dibedakan:
 Konduktor : zat yang mudah menghantarkan kalor
Contoh : logam
 Isolator : zat yang sukar menghantarkan kalor
Contoh : kayu, karet, air, udara
Konduksi

Contoh:
kalor pada ujung spatula yang berada dekat minyak panas
berpindah ke ujung spatula dekat tangan,
partikel2 pada ujung yang dipanaskan bergetar lebih cepat dan
suhunya naik atau energi kinetiknya (EK) bertambah dan
sebagian EK diberikan ujung yang lain.
pada logam kalor dipindahkan melalui elektron2 bebas.
Contoh perpindahan kalor secara konduksi
• Benda yang terbuat dari logam akan terasa panas, hangat jika
benda tersebut dipanaskan,
• Knalpot motor yang menjadi panas pada saat mesin motor
dihidupkan.
• Mentega yang dipanaskan pada wajan yang menjadi meleleh
disebabkan karena panas.
• Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
• Air akan mendidih pada saat dipanaskan dengan menggunakan
panci logam dan sejenisnya.
• Membuat kopi atau lain sebagainya minuman panas.
• Membakar besi, logam, dan juga sejenisnya.
• Saat memegang gelas yang panas, maka telapak tangan kita
juga akan menerima panas dari gelas tersebut.
• Saat menyetrika baju, panas yang berasal dari setrika berpindah
ke baju karena digosokkan dengan secara langsung sehingga
baju tersebut menjadi hangat.
Faktor-Faktor Mempengaruhi Laju Kalor Konduksi

1) Beda suhu di antara kedua permukaan (T)


makin besar suhu maka makin cepat
perpindahan kalor.
2) Ketebalan dinding (x atau d), makin tebal
dinding maka makin lambat perpindahan
termal zat,
3) Luas permukaan (A), makin besar luas
permukaan maka makin cepat perpindahan
kalor.
4) Konduktivitas termal zat (k), makin besar nilai
k maka makin cepat perpindahan kalor.
A
T2
T1

k (konstansa konduksi)

ΔT =T2-T1
Konduktivitas Termal (k)
BAHAN k (Watt/m.K)
Perak (Silver), Ag 429
Tembaga (Copper), Cu 401
Aluminium Murni, Al 237
Rhodium, Rh 150
Nikel (Nickel), Ni 90,7
Stainless Steel, AISI 302 15,1
Concrete Block, 20 cm thick 1,1
Asbestos-Cement Board 0,58
Plywood 0,12
Aspal (Asphalt 0,062
Laju perpidahan kalor secara koduksi

Q k.A
 (T2  T1 )
t L
Q/t = laju kalor (kkal/s atau J/s = W)
k = konduktivitas kalor (W/mK)
A = luas penampang (m2)
L = panjang bahan (m)
T2-T1 = selisih temperatur (K atau oC)
T2 = temperatur tinggi (K atau oC)
T1 = temperatur rendah (K atau oC)
X = jarak/ketebalan benda (m)
Soal 1:
Sebuah lempeng baja mempunyai luas
penampang 20 cm2 panjang 50 cm.
Jika perubahan suhu antara 2 titik yang jaraknya
1 m pada lempeng baja tersebut adalah 50oK
dan Konduktivitas kalor dari lempeng baja
tersebut adalah 0,16 W/mK.
Berapa laju perpindahan kalor ?
Diket:
A = 20 cm2 = 20 . 10-4 m2
k = 0,16 W/mK
p = 50 cm ;  T = 50oK ; x = 1 m
Ditanya: Laju perpindahan kalor
Dijawab:
Q = (0,16 . 20 . 10-4 . 50)/ 1
= 160 . 10-4
= 16 . 10-3 W
Konveksi
Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada
medium cair dan gas. Perpindahan kalor ini disertai
dengan perpindahan medium perambatannya.
Perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat
dengan fluida yang mengalir di sekitarnya, dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida (cairan/gas)
2 jenis konveksi:
Konveksi Alamiah, pergerakan fluida terjadi akibat
perbedaan massa jenis.
Konveksi paksa, terjadi ketika cairan/fluida dibuat
bergerak melalui dorongan eksternal. Misalnya pompa, fan,
atau angin menyebabkan gerakan fluida lebih cepat.
Konveksi alami

 Air dipanaskan akan memuai, bagian fluida yang


menerima kalor (dipanasi) memuai dan massa
jenisnya menjadi lebih kecil sehingga bergerak ke
atas. Dibagian bawah digantikan oleh fluida dingin
yang massa jenisnya lebih besar.
Konveksi paksa

Udara dingin pada kompartemen pendingin bergerak ke


bawah, dibantu pompa (kompresor) udara naik melalui pipa-
pipa pendingin, selanjutkan dialirkan keruang pendingin.
Kompresor sebagai tenaga penggerak, menghasilkan aliran
konveksi udara untuk mendinginkan bahan makanan
Contoh Perpindahan panas secara Konveksi:
• Gerakan balon udara.
• Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.
• Ketika kita merebus kacang hijau pada saat airnya sudah
memdidih maka ada pergerakan naik turun dari kacang hijau.
• Pada saat kita merebus air maka akan ada pergerakan air
yang panas naik dan juga yang dingin turun.
• Terjadinya angin darat dan angin laut karena adanya suatu
perbedaan pada suhu di daratan dan juga di lautan.
• Saat memanaskan air, air akan terlihat seperti diaduk. Itu
disebabkan karena, air yang paling bawah akan pertama kali
lebih dulu panas dan juga menjadi akan menjadi lebih
ringan sehingga saat berpindah ke atas.
• Proses mencairnya es batu yang dimasukkan ke dalam air
panas. Panas pada air tersebut berpindah secara bersamaan
dengan mengalirnya air panas itu ke es batu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
konveksi kalor:
 Luas permukaan benda (A),
 Perbedaan suhu (∆T),
 Kalor dipindahkan
 Koefisien konveksi (h), bergantung pada
bentuk, kedudukan permukaan dan diperoleh
dengan percobaan.
Laju Konveksi Kalor

Keterangan:
Q/t = laju perpindahan kalor (J/s atau W)
h = koefisien konveksi (W/m2 K)
Tergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan
A = luas penampang (m2)
∆T = kenaikan suhu (K)
Soal 2:
Suatu gas berada di dalam ruang tertutup
berbentuk tabung dengan penampang
melintang 80 cm2. Jika terjadi perubahan
suhu sebesar 80oK dan koefisien konveksi
gas tersebut adalah 80 W/m2K.
Berapa laju perpindahan kalor dalam gas
tersebut ?
Diket:
A = 80 cm2 = 80 . 10-4 m2
 T = 80oK
h = 80 W/mK
Ditanya: laju perpindahan kalor dalam gas
Dijawab:
Q = 80 . 80 . 10-4 . 80
= 512.000 . 10-4
= 51,2 W
Radiasi
 Radiasi adalah perambatan kalor dengan pancaran berupa
gelombang-gelombang elektromagnetik.
 Pancaran/sinaran/radiasi gelombang elektromagnetik,
tanpa memerlukan media perantara.
Dasar: Hukum Stefan-Boltzman
Contoh:
Panas matahari yang sampai kebumi melewati ruang angkasa
yang hampa udara (tanpa ada medium).
Energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Setiap benda bisa menyerap kalor dipancarkan secara radiasi.
Yang menentukan daya serap kalor bukan ditentukan oleh
jenis bahan benda tetapi warnanya.
Tubuh kita merasa hangat karena penjalaran kalor dalam
bentuk gelombang elektromagnetik
Contoh perpindahan kalor secara radiasi:
• Panas matahari yang sampai ke bumi walau dengan
melalui ruang hampa.
• Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber
api.
• Menetaskan telur unggas dengan menggunakan lampu.
• Pakaian menjadi kering pada saat dijemur di bawah terik
matahari.
• Warna hitam kusam merupakan penyerap atau pemancar
kalor yang baik
• Radiasi neutron cepat atau lambat.
Hukum Stefan-Boltzmann:
 Energi yang dipancarkan oleh suatu
permukaan hitam dalam bentuk radiasi
kalor tiap satuan waktu (Q/t) sebanding
dengan luas permukaan (A) dan
sebanding dengan pangkat empat suhu
mutlak permukaan itu (T4).
 Jumlah energi yang dipancarkan per
waktu dari satuan luas permukaan benda
hitam ideal akan sebanding dengan
kekuatan keempat suhu absolut benda
hitam tersebut.
P / = ( T / )4
2 P1 2 T1
e = emisivitas benda,
nilai e = 1 jka benda berwarna hitam dan
e = 0 jika benda putih.
σ = konstanta Stefan-Boltzman σ = 5,67 x10 -8W/mK4
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu (K)
Soal 3:
Daya radiasi yang dipancarkan suatu benda pada
suhu 227oC adalah 1200 J/s. Jika suhu benda naik
hingga menjadi 727oC, tentukan daya radiasi yang
dipancarkan sekarang !
Jwb:
T1 = 227oC = 500 K
T2 = 727oC = 1000 K
P1 = 1200 J/s (watt)

Daya radiasi yang dipancarkan sekarang :


P / T 4
2 P1 = ( 2/T1)
P /1200 = (1000/ ) 4
2 500
P2 = (1000/500)4 x 1200
P2 = (2)4 x 1200 = 16 x 1200 = 19200 watt

Anda mungkin juga menyukai