Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MASALAH SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

PENYEDIAAN TOILET FENOMENAL DI PANTAI PARE-PARE


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur individu mata kuliah Dasar
Kesehatan Lingkungan A
Pada hari Senin,pukul 07.00 - 08.40 WIB,Ruang Kuliah 3

Disusun Oleh :
Sindi Eka Nur Amalia (152110101158)
Dosen Pembimbing
Prehatin Trirahayu Ningrum,S.KM., M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya maka makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Salam dan shalawat semoga selalu tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul PENYEDIAAN TOILET FENOMENAL DI
PANTAI PARE-PARE ini kami susun untuk memenuhi tugas individu
terstruktur pada penugasan mata kuliah Kesehatan Lingkungan kelas A .
Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua
bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut
kami sampaikan kepada:
1. Ibu Prehatin Trirahayu Ningrum,S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan
makalah ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan secara moril maupun material
dalam penyusunan makalah ini
3. Rekan-rekan yang menempuh mata kuliah Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan dukungan moril.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan secara terperinci yang telah
ikut mendukung dan berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Penulis telah mengusahakan semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
ini namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Terakhir penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis.
Jember, 14 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB 2 TOPIK..........................................................................................................2
BAB 3 PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1

Sanitasi di Pantai Pare-Pare.......................................................................3

3.2

Penyebab Perbaikan Sanitasi Pantai Pare-Pare.........................................4

3.3

Solusi dan Alternatif..................................................................................5

BAB 4 PENUTUP...................................................................................................8
4.1

Kesimpulan................................................................................................8

4.2

Saran..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi tempat pariwisata di Indonesia tergolong masih buruk. Hal ini
dapat dibuktikan melalui masih banyakanya faktor resiko pengganggu
kesehatan yang terdapat di tempat pariwisata. Hal ini juga terjadi di tempat
pariwisata pantai.
Salah satu faktor resiko yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
pengunjung adalah toilet yang masih belum memadai. Toilet yang disediakan
di sekitar pantai masih belum cukup untuk seluruh pengunjung pantai.
Sehingga beberapa pengunjung tidak dapat menggunakan toilet dan berakhir
pada melakukan aktivitas MCK di luar toilet. Selain itu kebersihan toilet di
pantai juga masih belum memenuhi standar, sehingga meskipun toilet sudah
banyak tetap saja dapat menjadi media penularan penyakit.
Dalam menghadapi permasalahan ini, perlu direnungkan solusi dan
alternatif yang tepat supaya sanitasi di pantai dapat terpenuhi. Apabila
permasalahan sanitasi tidak di perhatikan dan tetap saja dibiarkan maka akan
banyak pengunjung yang akan terganggu kesehatannya dan akhirnya beralih
ke tempat pariwisata lain. Dengan demikian, masalah mengenai sanitasi harus
benar-benar diperhatikan, guna mencegah penyakit akibat faktor resiko di
tempat pariwisata.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis memiliki batasan masalah dalam bentuk
rumusan masalah . Berikut rumusan masalah yang dimaksud :
1. Bagaimanakah pembahasan mendalam mengenai sanitasi di pantai parepare ?
2. Apakah penyebab dari perbaikan sanitasi di pantai pare-pare ?
3. Bagaimanakah solusi dan alternatif dalam memperbaiki sanitasi di pantai
pare-pare ?

BAB 2 TOPIK
Pemkot Parepare Segera Bikin Toilet Umum bagi Pengunjung Pare Beach
dan Pasar Senggol
Minggu, 9 Oktober 2016 11:06
MULYADI
Master Plan dan Proses Pembangunan WC Umum di Pare Beach Kota Parepare
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM,PAREPARE- Rencana Pembangunan Toilet umum di
dekat Tugu Adipura yang berada di antara pusat kuliner Pare Beach dan Pasar
Senggol Kota Parepare akan menjadi penunjang bagi pengunjung di dua lokasi
yang menjadi daya tarik Parepare ini.
Salah satu pengunjung Pasar Senggol Kota Parepare, Amriadi menjelaskan,
keberadaan toilet umum ini menjadi salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan
khususnya bagi pengunjung yang datang di Pasar Senggol.
"Kerap ketika kita jalan-jalan di Pasar Senggol ingin buang air kecil maupun air
besar tetapi susah mencari WC,"katanya, Minggu (9/10/2016).
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Parepare, Syamsuddin
Taha mengatakan, pembangunan toilet ini akan dijadikan ikon baru dan tempat
yang nyaman.
"Jadi saya buat terobosan dan telah disetujui DPRD,"jelasnya.
Syamsuddin menambahkan sejumlah warga sebenarnya mengerti pembangunan
toilet mahal itu tetapi lokasinya disarankan di tempat yang lebih ramai sehingga
pemanfaatannya lebih maksimal.
"Anggarannya toilet itu berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) IPD untuk
sanitasi. di Pare Beach juga ditempatkan di Lapangan Andi Makkasau,"ujarnya.
WC Umum ini sendiri dibangun didua tempat tersebut dengan masing-masing
anggaran, Rp 700 juta di Lapangan Andi Makkasau dan Rp 660 juta pmbangunan
di Pare Beach.(*)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Sanitasi di Pantai Pare-Pare


Menurut WHO, sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia terutama terhadap halhal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsungan hidup. Dalam topik ini, penulis membahas mengenai sanitasi di
Pantai Pare-Pare. Pantai adalah tempat pariwisata yang sifatnya umum atau dapat
dikunjungi oleh siapapun. Maka dari itu sanitasi di pantai tergolong dalam sanitasi
tempat-tempat umum.
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitik beratkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan / kesehatan tempattempat umum (TTU) dalam melayani masyarakt umum sehubungan dengan
aktivitas tempat-tempat umum tersebut secara fisiologis, psikologis, mencegah
terjadinya penularan penyakit atau kecelakaan serta estetika, antar penghuni,
pengguna, dan masyarakat sekitarnya (Suyono & Budiman, 2010).
Perbaikan sanitasi di Pantai Pare-Pare diwujudkan dalam pembangunan toilet
fenomenal. Toilet ini dibangun dengan menghabiskan dana kurang lebih sebesar
RP 700 juta. Pembangunan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya toilet di sekitar
Pantai Pare-Pare sehingga penunjung merasa kesusahan untuk mencari toilet
ketika ingin buang air kecil maupun buang air besar. Selain itu, toilet fenominal
ini nantinya akan dijadikan icon tersendiri untuk Pantai Pare-Pare.
Diharapkan

dengan

pembangunan

toilet

ini

akan

dapat

menarik

pariwisatawan untuk mengunjungi Pantai Pare-Pare. Namun bersamaan dengan


adanya toilet ini maka akan dapat mencegah penularan penyakit atau kecelakaan
akibat berkunjung ke tempat-tempat umum.
Namun, dalam pembangunan toilet ini tidak hanya arsitektur bangunan yang
harus diperhatikan, tetapi pihak masyarakat sekitar atau pengelola Pantai ParePare juga harus memperhatikan mengenai sumber air bersih dan pembuangan
limbah toilet.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif
dari penggunaan toilet fenomenal ini dengan cara membangun sebuah alat

pengolahan limbah pada kawasan watershed, sehingga limbah yang di bawa oleh
sungai tidak langsung menuju laut tetapi melalui kegiatan pengolahan terlebih
dahulu agar tidak mencemari kawasan pantai.
Ketika sanitasi di Pantai Pare-Pare tercapai maka tujuan penyelanggaraan
kepariwisataan menurut Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 11 Tahun 2008
Tentang

Usaha

Kepariwisataan

tercapai.

Yaitu

memperkenalkan,

mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik


wisata.
3.2 Penyebab Perbaikan Sanitasi Pantai Pare-Pare
Penyebab perbaikan sanitasi di Pantai Pare-Pare ini berkaitan erat dengan
keinginan tercapainya peranan sanitasi di Pantai Pare-Pare . Peranan Sanitasi
antara lain :
1. Peranan Fisik
Peranan fisik tempat-tempat umum adalah terjaminnya kebersihan secara
umum sehingga dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. (Suyono &
Budiman, 2010) Salah satu aspeknya adalah kebersihan kamar mandi atau WC.
2. Peranan Psikologis (Suyono & Budiman, 2010)
Peranan psikologis tempat-tempat umum adalah terjaminnya kepuasan
pengunjung, pengguna atau konsumen, serta para karyawannya :
a. Relax : santai, istirahat penuh
b. Comfort : kenyamanan dan kegembiraan
c. Security : keselamatan, perlindungan
d. Privacy : kebebasan pribadi
3. Peran Estetika.
Aspek estetika sangat penting untuk keuntungan TTU itu sendiri,menjamin
pengunjung dari segi privasi dan safety. (Suyono & Budiman, 2010). Aspek
dalam peranan estetika yang berhubungan dengan topik ini adalah tidak ada
kesan TTU yang jorok, kumuh, kotor, berantakan/tidak beraturan.
Dengan terwujudnya peranan sanitasi ini, nantinya diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit akibat tempat-tempat umum dan diharapkan akan
banyak pengunjung yang mendatangi Pantai Pare-Pare ini.
Selain itu menurut (Suyono & Budiman, 2010) pengawasan mengenai
sanitasi yang perlu dilakukan di tempat rekreasi adalah air bersih, kebersihan

kamar mandi/WC, ruang ganti setelah mandi di laut, pembuangan sampah.


Dengan demikian kebradaan kamar mandi yang memenuhi kategori sanitasi di
TTU sangat penting.
3.3 Solusi dan Alternatif
Hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat sanitasi adalah
dengan diadakannya:
1. Lomba sanitasi tempat-tempat umum
Lomba yang diadakan ini, diikuti oleh tempat-tempat umum yang sejenis.
Contoh : dalam kasus ini, di titik beratkkan mengenai sanitasi di pantai,
maka lomba yang dilaksanakan ini diadakan untuk antar pantai.\
2. Tidak hanya membangun toilet dalam rangka peningkatan sanitasi tetapi
juga dengan membangun dan mengembangkan tempat Wisata.
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
khususnya pasal 1 menyebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala
sesuatu yang memiliki keunikan keindahan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata
(DTW) adalah elemen terpenting dalam pengembangan suatu destinasi
atau daerah tujuan wisata. Dikatakan demikian kerena secara pimer
wisatawan yang bermaksud berkunjung ke daerah tujuan wisata karena
termotivasi oleh objek dan daya tarik wisata yang berbeda dari yang biasa
dilihat. Kemudian seiring perjalanan waktu motivasi itu akan berkembang
dan beragam.
Pembangunan dan pengembangan pantai yang dilakukan juga
harus memperhatikan fasilitas yang ditawarkan. Masyarakat sekitar atau
pengelola harus memantau apakah fasilitas yang disediakan sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan wisatawan dan mendukung untuk mencapai
derajat sanitasi apa belum.
Fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan terbagi dua yaitu
infrastruktur

dan

suprastruktur.

Infrastruktur

merupakan

fasilitas

pendukung kepariwisataan yang secara tidak langsung diperlukann untuk


kegiatan kepariwisataan, fasilitas ini antara lain : sistem pembuangan,
jaringan listrik, air, jaringan telokomunikasi, toilet, tempat parkir dll.

Sedangkan

suprastuktur

meliputi

fasilitas

yang

secara

langsung

dipergunakan oleh wisatawan yang antara lain meliputi : fasilitas


penginapan, transportasi, tempat makan dan minum, tempat berbelanja,
dll. (Ernawati, 2010)
3. Menggalakkan partisipasi masyarakat sekitar pantai.
Dengan diadakannya partisipasi masyarakat

ini

nantinya

diharapkan masyarakat juga merasa memiliki pantai sehingga masyarakat


akan selalu menjaga, melestarikan, dan mengembangkan pantai. Dengan
demikian, derajat sanitasi akan naik.
4. Mengadakan kerja sama dengan pemerintah.
Selama ini kerja sama yang dilakukan permerintah dengan warga
sekitar pantai atau pengelola hanya sebatas untuk kemajuan tempat wisata
yang nantinya berimbas pada kemakmuran rakyat sekitar. Namun, secara
tidak sengaja kerja sama ini juga berdampak pada sanitasi di tempat
pariwisata tersebut. Semakin berkembang tempat pariwisata maka dapat
disimpulkan semakin baik pula derajat sanitasinya.
Kerja sama antara pemerintah dengan penduduk sekitar atau
pengelola tempat pariwisata ini juga diterapkan oleh Desa Pakraman. Pada
kerja sama

ini dilakukan

pembangunan

tempat wisata,

dengan

memperhatikan : (Pemayun, 2010)


1. Kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan
ekonomi dan sosial budaya masyarakat.
2. Nilai-nilai agama, adat istiadat serta pandangan dan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.
3. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup.
4. Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri.
Ketika aspek-aspek diatas telah tercapai maka dapat dijadikan sebagai
salah satu indikator tercapainya derajat sanitasi yang baik.
5. Memberikan penyuluhan kepada pengunjung atau wisatawan, penjaga dan
masyarakat sekitar atau pengelola Pantai Pare-Pare, mengenai pentingnya
sanitasi.
6. Mengadakan

pemantauan

secara

berkala

oleh

pihak-pihak

yang

ditugaskan.
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan suatu usaha atau upaya
yang dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat-tempat yang sering
digunakan untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari agar terhindar

dari ancaman penyakit yang merugikan kesehatan.Tujuan dari pengawasan


sanitasi tempat-tempat umum, antara lain:
1. Untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala
2. Untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di tempat-tempat
umum. (Dewi & dkk, 2012)
7. Melalu pelaksanaan peraturan yang ada dan pengawasan pelaksanaan
Peraturan yang terkait dengan sanitasi di tempat-tempat umum adalah
sebagai berikut :
a. Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomer: Km.67 /
Um.001 /Mkp/ 2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan
Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil.
b. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Usaha Kepariwisataan.
c. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Parepare Tahun 2011 2031
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan.
e. Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare Periode Tahun 2013
2018.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009.Tentang
Kepariwisataan.

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Toilet fenomenal di Pantai Pare-Pare ini ditujukkan untuk meningkatkan
sanitasi di Pantai Pare-Pare. Selain itu, toilet ini nantinya akan dijadikan sebagai
ikon di Pantai Pare-Pare. Hal yang melatar belakangi pembangunan toilet ini
diantaranya adalah demi tercapainya peranan senitasi ketika sanitasi telah
tercapai.

Ketika

sanitasi

di

Pantai

Pare-Pare

tercapai

maka

tujuan

penyelanggaraan kepriwisataan menurut Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor


11 Tahun 2008 Tentang Usaha Kepariwisataan tercapai. Yaitu memperkenalkan,
mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik
wisata.
Hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan derajat sanitasi tidak hanya
melalui pembangunan toilet fenomenal, tetapi juga bisa dilakukan melalui lomba
sanitasi tempat-tempat umum, menggalakkan partisipasi masyarakat sekitar
pantai, memberikan penyuluhan kepada pengunjung atau wisatawan, penjaga dan
masyarakat sekitar atau pengelola Pantai Pare-Pare, mengenai pentingnya sanitasi,
melalu pelaksanaan peraturan yang ada dan pengawasan pelaksanaan
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami materi masalah kesehatan lingkungan
terkait

sanitasi

Tempat-Tempat

Umum,

hendaknya

pembaca

dapat

mengaplikasikan beberapa solusi untuk meningkatkan derajat sanitasi tempattempat umum. Dengan demikian penyakit akibat masalah di tempat-tempat umum
dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, D. N., & dkk. (2012). Instrumen Penilaian Sanitasi Lingkungan di Pantai
Ria Kenjeran Park Surabaya. Sanitasi , 2.
Ernawati, N. M. (2010). Analisis Pariwisata. Tingkat Kesiapan Desa Tihinganklungkung, Bali , 1-8.
Mahadi, K., & Indrawati, F. (2010). Jurnal Planesa TM . Arahan Pengembangan
Obyek Wisata Pantai Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang , 19-27.
Mulyadi. 2016. Pemkot Parepare Segera Bikin Toilet Umum bagi Pengunjung
Pare

Beach

dan

Pasar

Senggol.

Dari

http://makassar.tribunnews.com/2016/10/09/pemkot-parepare-segera-bikintoilet-umum-bagi-pengunjung-pare-beach-dan-pasar-senggol (diakses pada


tanggal 7 Oktober 2016 pukul 15.25 WIB).
Pemayun, C. I. (2010). Analisis Pariwisata. Format Kerjasama Pengelolaan Daya
Tarik Wisata Antara Pemerintah Kabupaten Gianyar Dengan Desa
Pakraman , 9-15.
Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Parepare Tahun 2011 2031
Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Usaha
Kepariwisataan.
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomer: Km.67 / Um.001 /Mkp/
2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-Pulau
Kecil.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang
Kesehatan Lingkungan.
Renstra Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare Periode Tahun 2013 2018.
Suyono, & Budiman. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks
Kesehata Lingkungan . Jakarta: ECG.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009.Tentang
Kepariwisataan.

Anda mungkin juga menyukai