Anda di halaman 1dari 35

BUKU TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PANDUAN

DI KAWASAN KELURAHAN REMPANG CATE,


TANJUNG KERTANG (RT 01 / RW 02)

Dosen Pembimbing Lapangan :


Nainul Himmi Hasibuan M.Pd

Marulak Panjaitan
Eko Firmansyah
Gilang Ramadhan
Yohannes Jun Andika Mali
Intan Megasari
Reynaldo Tarigan

TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2022

I
II
III
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah serta kesehatan, sehingga kami dapat melaksanakan program
Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau Kepulauan tahun 2022. Kami juga mengucapkan syukur
karena dapat menyelesaikan “Buku Teknologi Tepat Guna, Panduan Kelayakan Sumur Tanah
Berupa Pengamanan Dan Pengaplikasian Ecoenzyme di Kelurahan rempang Cate, Tanjung
Kertang RW 02, RT 01”. Buku ini disusun dengan tujuan untuk membantu memudahkan
masyarakat pesisir pantai khususnya dalam mengidentifikasi arah angin untuk proses melaut
mencari ikan yang masih menggunakan metode tradisional.

Pengabdian Masyarakat adalah program yang ditempuh mahasiswa Universitas Riau


Kepulauan Merupakan perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
bermaksud memberikan pengalaman secara langsung baik fisik maupun mental kepada calon
sarjana dengan terjun bersama masyarakat dengan merupakan ilmu jurusan masing-masing.
Di dalam Pengabdian Masyarakat 2022 Universitas Riau Kepulauan, lokasi kegiatan tersebar
di beberapa kelurahan yang ada di Batam Kepulauan Riau.

Tak lupa kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
Kuliah Kerja Nyata ini, terima kasih kepada seluruh tim dan pihak yang terlibat dalam
mengumpulkan data, melaksanakan studi literatur dan pengumpulan referensi dalam
penyusunan buku ini Ucapan terima kasih juga diberikan kepada:
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya.
2. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
3. LPPM Universitas Riau Kepulauan, selaku penyelenggara kegiatan Pengabdian
Masyarakat.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Sri Langgeng Ratnasari, S.E., M.M, Selaku Rektor Universitas Riau
Kepulauan.
5. Ibu Nailul Himmi Hasibuan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
6. Bapak Latip, Selaku Ketua RT 01 dan Warga Kelurahan Rempang Cate, Tanjung
Kertang.

IV
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam buku ini oleh sebab itu saran dan
masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan dari isi buku
yang kami susun ini Semoga buku ini bermanfaat.

Batam, Oktober 2022

a.n Tim Penulis

V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... IV

DAFTAR ISI......................................................................................................................................... VI

PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1

1.1 SUMUR ...................................................................................................................................... 1

1.2 ECOENZYME .......................................................................................................................... 3

1.1.1 Apa itu Ecoenziyme? ................................................................................................................ 3

1.1.2 Apa manfaat Eco Enzyme? ...................................................................................................... 3

METODE KEGIATAN ........................................................................................................................ 7

ALAT DAN BAHAN .......................................................................................................................... 15

2.1 Alat ............................................................................................................................................. 15

2.2 Bahan ......................................................................................................................................... 17

2.3 Langkah-Langkah Pembuatan Dan Pemanenan ................................................................... 20

2.4 Aplikasi Eco Enzyme Pada Air Sumur ................................................................................... 23

PENUTUP ............................................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 27

LAMPIRAN......................................................................................................................................... 28

BIODATA PENULIS .......................................................................................................................... 29

VI
PENDAHULUAN

1.1 SUMUR
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan
meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan
rumahrumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter
dari permukaan tanah. Sumur gali penyediakan air yang berasal dari lapisan
tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah
terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari
tempat buangan kotoran manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah
sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang
tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat
merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka
dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat
perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak langsung antara
manusia dengan air di dalam sumur (Depkes RI, 2005). Keberadaan sumber
air ini harus dilindungi dari aktivitas manusia ataupun hal lain yang dapat
mencemari air. Sumber air ini harus memiliki tempat (lokasi) dan konstruksi
yang terlindungi dari drainase permukaan dan banjir. Bila sarana air bersih
ini dibuat dengan memenuhi persyaratan kesehatan, maka diharapkan
pencemaran dapat dikurangi, sehingga kualitas air yang diperoleh menjadi
lebih baik (Waluyo, 2009: 137).

Pada saat ini Universitas Riau Kepulauan sedang menyelenggarakan


kegiatan Pengabdian Masyarakat dimana mahasiswa yang mengikuti kegiatan
ini dibagi ke beberapa kelurahan yang ada di pesisir kota batam. Salah satunya
tim Pengabdian masyarakat kelompok 07 yang ditempatkan di Kelurahan
Rempang Cate, Tanjung Kertang (RW 02 RT 01) tersebut membuat dan
menjalankan proker untuk membantu RT 01 merealisasikan dan memberikan
ruang untuk warga sekitar dalam mengembangkan usaha serta perekonomian
warga desa setempat.

Salah satu program kerja yang direalisasikan yaitu membuat dan


memasangkan penutup bagian atas bibir sumur terbuat dari besi ulir, yang

1
berfungsi sebagai penghalang baik itu warga maupun sampah agar tidak masuk kedalam sumur.
Dan untuk menjaga kwalitas air kami juga menuangkan cairan Eco Enzyme pada sumur warga.
Karena dari segi kesehatan penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya
tidak benar-benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran
dapat diupayakan pencegahannya, pencegahan-pencegahan ini dapat dipenuhi dengan
memperhatikan syarat-syarat fisik dari sumur tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari
pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter
dari sumber pencemar, lantai sumur sekurang-kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari
dinding sumur dan kedap air, saluran pembuangan air limbah minimal 10 meter dan permanen,
tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan memiliki
tutup sumur yang kuat dan rapat (Indan, 2000: 45).

Selama ini warga Kelurahan Rempang Cate, Tanjung Kertang menjadikan Sumur tanah
menjadi sumber utama air bersih mereka, baik itu untuk kegiatan mandi dan mencuci bahkan
untuk makan dan minum sekaligus. Perbaikan Sumur yang dilakukan pada 2 buah sumur yang
berada di tempat yang berbeda, namun masih berada di sekitar pemukiman warga. Ada pun
gambar sumur yang dipasang penutup dan menuangkan cairan Eco Enzyme seperti dibawah:

Sumur 1 berdiameter 175 cm Sumur 2 berdiameter 96.5cm

2
1.2 ECOENZYME
1.1.1 Apa itu Ecoenziyme?

Ecoenzyme merupakan salah satu metode olah sampah yang cocok dipraktikkan oleh

rumah tangga. Pembuatan eco enzyme dinilai cukup mudah dan tidak membutuhkan banyak

biaya. Berikut adalah langkah dan cara membuat eco enzyme yang baik. Eco enzyme

merupakan hasil dari proses dekomposisi senyawa karbon yang terdapat pada substrat. Eco

enzyme juga dihasilkan dari dekomposisi dari senyawa protein, garam mineral, dan asam

organic. Eco Enzyme memiliki banyak manfaat yang berasal hasil limbah dari buah-buahan

dan sayuran mentah (yang belum dimasak atau diproses) yang kemudian diolah secara

fermentasi untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

adanya inovasi pemanfaatan limbah rumah tangga organik bila dilaksanakan secara massif

akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Larutan EE pertama kali ditemukan dan dikembangkan di Thailand oleh Dr. Rosukan

Poompanvong yang aktif pada riset mengenai enzim selama lebih dari 30 tahun. Larutan EE

berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, dan meningkatkan

kualitas dan rasa buah dan sayuran yang ditanam (Sasetyaningtyas, 2018).

Karena kandungannya, eco Enzyme memiliki banyak cara untuk membantu siklus alam seperti

memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga

membersihkan air yang tercemar. Selain itu bisa juga ditambahkan ke produk pembersih rumah

tangga seperti shampoo, pencuci piring, deterjen, dll.

1.1.2 Apa manfaat Eco Enzyme?

Manfaat Eco Enzyme secara empiris telah banyak dibuktikan dan belakangan banyak

mahasiswa dan dosen telah menguji efektivitas dari eco enzyme tersebut. Pembersih enzim ini

3
100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai dan lembut di tangan dan lingkungan.

Cairan ini juga penolak serangga alami yang membuat semut, serangga dll menjauh.

Air merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam kehidupan karena semua makhluk

hidup di dunia ini memerlukan air. Tumbuhan dan hewan sebagian besar tersusun oleh air. Sel

tumbuhan mengandung lebih dari 75% air dan sel hewan mengandung lebih dari 67%. Kurang

dari 0,5% air secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia (Widiyanti, 2004).

Air dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Sumur merupakan

sumber utama penyediaan air bersih bagi penduduk, baik di perkotaan maupun dipedesaan.

Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan

permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang be-rasal

dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga.kualitas sumber

mata air di uji berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi.

Air tanah yang baik haruslah memiliki PH berkisar antara 6.8—7.2 untuk rentang sempit atau

6.5—7.5 untuk rentang yang lebih lebar. Air tanah yang terlalu asam berbahaya untuk

diminum manusia, bahkan hewan peliharaan/ternak. Cara mengukur PH air tanah bisa dengan

menggunakan berbagai alat ukur yang tersedia di pasaran. Air tanah yang mengandung banyak

bakteri dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare dan penyakit berat seperti

typus, hepatitis, dan kolera.

Desa Rempang Cate merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Kelurahan

Tanjung Kertang, Batam. Seluruh warga memanfaatkan air sumur sebagai sumber air utama

untuk kebutuhan sehari-hari. Kualitas air yang kurang baik tentunya akan mempengaruhi

kesehatan dalam jangka waktu pendek atau jangka panjang. Menurut kesaksian warga, air

sumur yang digunakan selama ini tidak pernah kekeringan saat musim kemarau. Hal ini

tentunya merupakan suatu anugerah bagi masyarakat desa, yang mana pipanisasi air bersih

belum sampai ke Desa Rempang Cate.

4
Kualitas air sumur di desa tersebut secara rata-rata dinilai cukup baik, namun masih didapati

beberapa kasus gangguan pada kulit. Permasalahan ini mendorong kami untuk mencoba

memberi perlakuan terhadap sumur yang ada di Desa Rempang Cate.

Hasil Observasi

Sumur I tair = 2.5 m Kondisi air saat diuji


rcincin = 0.75 m pH 6.49
Vair = π.r2.t
= 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2,5
= 4.415,625 m3
= 4.415,625 liter
Sumur III tair = 1.1 m Kondisi air saat diuji
rcincin = 0,5 pH 5.56
Vair = π.r2.t
= 3,14 x 0,5 x 0,5 x 1,1
= 0,8635 m3
= 863,5 liter

Penuangan Eco Enzyme

Penuangan I Penuangan II Penuangan III


11 September 2022 17 September 2022 24 September 2022
Sumur 1 1 : 12.000 (ml) 1 : 5.000 (ml) 1 : 5.000 (ml)
Vair = 4.415,625 367,96875 ml ; 883,125: 4.415.625 883,125: 4.415.625
liter 4.415.625
Sumur 3 1 : 12.000 (ml) 1 : 5.000 (ml) 1 : 5.000 (ml)
Vair = 863,5 liter 71,9708 ml : 863.650 172.73 : 863.650 172.73 : 863.650

5
Kondisi Tampak Sumur 1 Kondisi Tampak Sumur 2
11 September 2022 11 September 2022

Kondisi Tampak Sumur 1 Kondisi Tampak Sumur 2


17 September 2022 17 September 2022

6
METODE KEGIATAN

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat Kelayakan Sumur Tanah Berupa


Pengamanan Dan Pengaplikasian Ecoenzyme RT 01/RW 02, Kelurahan Rempang Cate,
Tanjung Kertang oleh kelompok 07 terdiri dari beberapa tahapan kegiatan:

Langkah Kegiatan Keterangan Pelaksana Waktu


1 a. Melakukan didkusi Pengamanan Mahasiswa Minggu, 4
dengan Bapak RT 02 Sumur Dan september
sekaligus survei lokasi Pengaplikasian 2022
b. Proses Pengecekan dan Ecoenzyme
pengukuran diameter
pada sumur

2 a. Pembelian Alat dan Pengamanan Mahasiswa Kamis, 8


Bahan Sumur Dan september
Pengaplikasian 2022
Ecoenzyme
3 a. Pengukuran, Pengamanan Mahasiswa Kamis, 8
pemotongan Pengelasan Sumur Dan September
dan pewarnaan pada Pengaplikasian 2022
besi. Ecoenzyme
b. Pengukuran kedalaman
Sumur
c. Pengabilan sample
pengecekan pH air pada
kedua sumur
4 a. Tahap Finishing yang Pengamanan Mahasiswa, Sabtu, 10
belum sempurna dan Sumur RT 01 dan, September
dilanjutkan dengan Tokoh 2022
pemasangan penutup masyarakat
bagian atas sumur setempat

7
5 a. Penuangan cairan Pegaplikasian Mahasiswa Sabtu, 17
Ecoenzyme kepada Ecoenzyme September
kedua sumur 2022
6 a. Pengambilan sample air Pegaplikasian Mahasiswa Kamis, 13
sumur yang sudah di Ecoenzyme Oktober
tuang cairan Ecoenzyme 2022
pada tanggal 17
September

Sumur Tanah Pertama

Gambar 1.1 Berdiskusi dengan Pak RT untuk mengetahui Sumur mana yang akan di pasang
menutup

Tahap pertama Mengunjungi rumah Pak RT untuk membahas sumur mana yang akan
dibuatkan penutup untuk menghindari terjadinya warga yang jatuh kedalam sumur saat
melakukan kegiatan di sekitar sumur, mengingat kondisi dinding sumur yang sangat
dekat dengan permukaan tanah.

8
Gambar 1.2 Perjalanan menuju lokasi Sumur tanah

Tim menuju lokasi sumur yang di tunjuk oleh Bapak RT, sumur tersebut merupakan
sumber air yang di gunakan Bersama-sama oleh para warga untuk kegiatan sehari-hari.

Gambar 1.3 Pengukuran Diameter Sumur dan Jarak Bibir Sumur

9
Gambar 1.4 Membuat sketsa serta ukuran sumur

Sumur Tanah Kedua

Gambar 1.5 Pengecekan Kondisi Sumur

10
Gambar 1.6 Proses Pengukuran

Gambar 1.7 Pengukuran Diameter dan Bibir Sumur

11
Tahap kedua, Pembelian alat dan bahan yang sesuai yang diperlukan dengan jumlah sesuai
dengan kebutuhan.

Tahap Ketiga, proses pengukuran, pemotongan dan pengelasan dilakukan oleh mahasiswa dan
dibantu oleh rekan kerja, sesuai dengan ukuran yang didapatkan dari tahap dua, setelah selesai
dan dilakukan finishing dan pengecatan.

Gambar 1.9 Proses Pemotongan dan pengelasan besi sesuai dengan ukuran sumur

12
Gambar 1.10 Proses Finishing dan pengecatan

Tahap keempat, pemasangan penutup sumur untuk sumur yang sudah ditentukan sebelumnya,
kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa dibantu oleh Pak RT 01 dan warga setempat.
Dikarenakan dinging cincin sumur yang keras dan sulit untuk di tembus oleh paku maka tim
memutuskan untuk menge-las besi dinding Sumur

13
SUMUR
PERTAMA

SUMUR
KEDUA

Gambat 1.11 Hasil akhir setelah penutup terpasang

14
ALAT DAN BAHAN
Alat merupakan benda yang digunakan, namun tidak habis meskipun berkali-kali
dipakai. Sedangkan bahan adalah benda yang digunakan, namun dapat habis jika digunakan
terus menerus. Kedua unsur ini sangat penting untuk digunakan dalam membuat TTG. Adapun
alat bahan yang digunakan dalam kegiatan ini, sebagai berikut:

2.1 Alat
NO Alat Fungsi Gambar
1 Meteran Meteran gulung adalah alat ukur
berbentuk gulungan yang dapat
digunakan untuk menentukan ukuran
panjang.
2 Palu Palu adalah sebuah alat atau perkakas
untuk memaku, menempa logam,
memperbaiki suatu benda, ataupun
untuk menghancurkan objek lain
3 BOR Mesin bor merupakan jenis bor alat
yang banyak dipakai untuk
pengaplikasian DIY (Do It Yourself).
Mesin bor biasanya digunakan untuk
mengebor besi, dinding, plat maupun
kayu
4 Mesin Mesin Gerinda / Cutting Mechine
Gerinda / merupakan sebuah alat yang berfungsi
Cutting untuk memotong benda keras seperti
Mechine besi dan mampu menghaluskan
permukaan yang kasar menjadi lebih
halus
5 Mesin Las Mesin Las merupakan alat yang
berfungsi untuk menyambung logam
sehingga menghasilkan sambungan
yang kuat.

15
6 Palu Las Palu Las Digunakan untuk
membersihkan hasil pengelasan dari
Slag (kerak las) untuk proses las yang
jenis pelindungnya menggunakan flux
dan Spatter (percikan las)
7
Wadah bekas seperti ember
merupakan salah satu alat yang
Ember digunakan untuk memproses eco
Plastik enzyme selama fermentasi
berlangsung. Selama proses
fermentasi berlangsung, wadah harus
tertutup rapat (anaerob).
8 Pisau
Pisau digunakan untuk memotong
bahan organik menjadi ukuran lebih
kecil dan mengiris gula merah agar
lebih mudah larut saat diaduk.

9 Talenan

Talenan merupakan alat bantu yang


digunakan untuk memudahkan
pemotongan agar lebih aman.
10 Timbangan Timbangan digunakan untuk
memastikan rasio bahan-bahan yang
digunakan sesuai dengan formula 1 :
3 : 10.

16
11 saringan Saringan digunakan untuk
memisahkan cairan eco enzyme dan
bahan organik padat saat pemanenan.

2.2 Bahan
1. Besi Ulir ukuran 10mm panjang 12m

Figure 0.1 Gambar 2.1 Besi Ulir 10mm sepanjang 12m


Besi ulir adalah besi dengan bentuk permukaan berbentuk sirip melintang atau rusuk
memanjang dengan pola tertentu yang dipilin pada proses produksinya, pada kasus ini
berfungsi sebagai bahan utama menjadi penyangga yang dibentuk sesuai dengan bentuk
dan ukuran sumur.
2. Kawat las

Gambar 2.2 Kawat Las


Kawat las atau disebut juga elektroda adalah material yang dipakai pada pengelasan
listrik. Kawat las ini berperan sebagai pembakar yang menimbulkan busur nyala.

17
3. Cat Pylox

PYLOX adalah cat semprot legendaris berkualitas tinggi terbuat dari bahan modifikasi
akrilik. Memiliki keunggulan cepat kering, hasil yang keras, daya lekat sangat kuat dan
daya kilap tinggi.

4. Engsel Besi

Engsel adalah sebuah alat berupa sendi besi yang berfungsi untuk menghubungkan
furnitur yang memiliki sistem bukaan sehingga dapat berputar pada porosnya

5. Paku Beton

Paku beton bisa digunakan untuk melubangi dinding beton yang keras dan
menghubungkannya dengan bagian konstruksi lainnya secara kuat tanpa harus takut
terjadi paku menjadi patah atau rusak. Secara penampilan, paku beton memiliki bentuk
yang tebal dan keras, serta memiliki warna hitam atau putih.

6. Gula Merah
Gula merah merupakan sebutan umum olahan nira yang dipanaskan dan mengkristal
mengikuti bentuk cetakannya. Beberapa nira yang sering menjadi bahan gula merah

18
yaitu, tebu, aren, dan kelapa. Semua olahan gula merah tersebut cocok sebagai bahan
membuat eco enzyme yang baik.

Gula Merah

Gula merah akan menjadi sumber makanan mikroorganisme dan menjadi energi untuk
dapat merubah biokimia organik melalui aksi enzim.

7. Bahan Organik
Kriteria bahan organik sebaiknya dipilih dan diperhatikan kelayakannya. Syarat bahan
organik yang akan difermentasi menjadi eco enzyme adalah sebagai berikut :
a. Bahan organik belum dimasak,
b. Tidak terkena minyak dan tidak berminyak (ampas kelapa),
c. Tidak busuk (berjamur/berulat), dan
d. Bukan bahan keras (kayu)

Bahan Organik

Bahan organik dapat berupa sisa potongan sayur, kulit buah, bagian buah dan sayur
yang tidak dapat dikonsumsi. Seluruh bahan yg digunakan sebaiknya sisa organik yang
sudah tidak lagi dapat dikonsumsi.

19
8. Air

Sumber air yang biasa digunakan dalam pembuatan eco enzyme adalah air hujan, air
sumur, air sungai, air buangan AC, air isi ulang, dan air PAM. Air PAM sebaiknya
diendapkan terlebih dahulu selama 2 hari untuk mengurangi kadar kaporit yang
nantinya dapat terikut ke dalam air.

2.3 Langkah-Langkah Pembuatan Dan Pemanenan

1. Kapasitas Wadah Proses


Mengetahui kapasitas wadah dinilai penting karena hal ini menentukan rasio bahan
yang akan digunakan. Wadah proses sebaiknya hanya diisi air sebanyak 70%, sehingga ember
berkapasitas 15 liter hanya akan diisi air sebanyak 10,5 liter. Ruang 30% akan diisi oleh bahan

20
lainnya yang akan dimasukkan dan sedikit ruang kosong untuk mencegah air tumpah
dikarenakan tekanan yang dihasilkan selama proses fermentasi.
Siapkan wadah yang akan digunakan, pastikan wadah yang akan digunakan sudah
bersih. Kebersihan wadah memperkecil kemungkinan gagal hasil akhir eco enzyme.

2. Rasio Gula Merah, Bahan Organik, dan Air


Rasio antara Gula Merah : bahan organik : air adalah 1 : 3 : 10, yang mana ketiganya
berbanding lurus. Semakin banyak gula merah yang digunakan, membutuhkan air dan bahan
organik yang lebih banyak. Semakin banyak bahan organik yang ingin diproses, maka air, gula
merah, dan wadah harus semakin besar.

Gula Merah Bahan Organik Air


1 Bagian 3 bagian 10 bagian
1,05 kg 3,15 kg 10,5 liter
3 kg 9 kg 30 liter
6 kg 18 kg 60 liter
10 kg 30 kg 100 liter

a. Timbang gula merah sebanyak 1,05 kg dan iris tipis agar gula merah cepat larut
b. Timbang bahan organik sebanyak 3,15 kg dan potong kecil-kecil untuk
memkasimalkan proses fermentasi.
c. Takar air yang akan digunakan menggunakan gelas takar, atau dapat ditimbang jika
tidak memiliki gelas takar.

3. Pencampuran Seluruh Bahan

Bahan yang telah disiapkan akan disatukan ke dalam wadah proses.

21
a. Masukkan air ke dalam wadah proses,
b. Masukkan gula merah yang telah diiris tipis,
c. Aduk terlebih dahulu sampai gula merah larut,
d. Masukkan semua bahan organik yang telah ditimbang ke dalam wadah,
e. Tutup rapat menggunakan tutup ember.

4. Penyimpanan Wadah
Wadah yang sudah diisi dengan seluruh bahan akan didiamkan dalam kondisi tertutup
selama tiga bulan. Titik peletakan wadah proses sebaiknya dipertimbangkan. Wadah dapat
disimpan di tempat-tempat teduh (tidak terkena sinar matahari langsung), memiliki sirkulasi
udara yang baik, serta jauh dari barang-barang elektronik, tong sampah, tempat pembakaran
sampah, dan bahan-bahan kimia.

5. Pemanenan

Setelah bahan organik direndam selama 3 bulan, cairan eco enzyme siap dipanen. Eco
enzyme yang sudah sampai tiga bulan akan beraroma asam segar, menandakan fermentasi eco
enzyme berhasil. Air yang dipakai semua 10,5 liter, akan menghasilkan cairan eco enzyme
kurang dari jumlah air semula. Hal ini dikarenakan air ada yang terserap ke bahan organik. Sisa
organik padat yang telah dipisahkan dapat dicampurkan ke dalam reaktor kompos.

22
2.4 Aplikasi Eco Enzyme Pada Air Sumur

Menurut bukti empiris, para pegiat eco enzyme sudah banyak mempraktikkan
perlakuan air sumur dengan harapan adanya peningkatan mutu air. Beberapa penelitian
mahasiswa menunjukkan terjadinya peningkatan kualitas pada air tercemar. Mikroorganisme
dan enzim yang terdapat dalam eco enzyme dipengaruhi oleh jenis bahan organik yang
digunakan. Menurut Srihardyastutie (2018) limbah pisang mengandung mikroorganisme
(Bacillus subtillis, Bacillus sp, Aspergillus niger, Aspergillus spp. MPS-002, Phylostica spp.
MPS-001, Trapetes pubescens) dan menghasilkan enzim (amilase, selulase, invertase, lakase,
xilanase, pectinase) limbah mangga mengandung mikroorganisme (Aspergillus niger) dan
enzim (selulase), dan limbah jeruk mengandung mikroorganisme (Streptomyces sp,
Aspergillus vlafus, Pleurotus sp) dan enzim (amylase, invertase, lakase, xilanase, pectinase).
Enzim dari EE berperan sebagai katalisator, daur ulang nutrisi dan daur ulang polutan (EEN,
2021). Enzim ini juga diduga berperan dalam proses dekomposisi bahan organik.

Perlakuan air menggunakan eco enzyme sebaiknya dilakukan berkelanjutan. Saat kita
merawat air sumur dengan menuangkan eco enzyme, sesungguhnya kita sedang merawat tanah
di sekitar dan mikroorganisme yang ada di air dan tanah. Kondisi alam yang selalu berubah
dan aktivitas manusia yang mempengaruhi kondisi lingkungan tidak dapat menjamin air sumur
akan selalu dalam kondisi yang baik.

Hasil Uji (Sebelum Perlakuan) Hasil Uji (Setelah Perlakuan)


13 September 2022 14 Oktober 2022
Sumur 1 pH 6.49 pH 5,99
Sumur 3 pH 5.56 pH 5,27

Curah hujan sepanjang Bulan Oktober cukup tinggi. Hal ini memungkinkan kondisi
tanah dan air sumur menjadi asam. Air hujan cenderung asam dengan pH sekitar 5,0 – 5,5 dan
akan lebih asam jika di sekitarnya tingkat polusi udara agak tinggi.
Menurut pengalaman beberapa praktisi eco enzyme, mendapatkan hasil optimal pada
perlakuan air sumur membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 4-6 bulan. Perubahan-
perubahan yang umumnya terjadi adalah kejernihan air yang meningkat, aroma logam yang
tercium sudah berkurang, lebih segar dan sejuk.

23
24
PENUTUP
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan
untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumahrumah perorangan sebagai air
minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Sumur gali penyediakan air yang
berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan
mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat
buangan kotoran manusia kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri.
Eco enzyme merupakan hasil dari proses dekomposisi senyawa karbon yang terdapat
pada substrat. Eco enzyme juga dihasilkan dari dekomposisi dari senyawa protein, garam
mineral, dan asam organic. Eco Enzyme memiliki banyak manfaat yang berasal hasil limbah
dari buah-buahan dan sayuran mentah (yang belum dimasak atau diproses), yang kemudian
diolah secara fermentasi untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya inovasi pemanfaatan limbah rumah tangga organik bila dilaksanakan secara
massif akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Buku panduan ini merupakan hasil dari kegiatan Kuliah Kerja nyata yang dilakukan
dengan melibatkanMahasiswa/mahasiswi dan Pak Latip selaku RT 01 dan tokoh masyarakat
setempat. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat dan dipergunakan sebagai informasi

25
dasar Kelayakan Sumur Tanah Berupa Pengamanan Dan Pengaplikasian Ecoenzyme bagi
masyarakat Kelurahan Rempang Cate, Tanjung Kertang RT 01 / RW 02.

26
DAFTAR PUSTAKA
Reposiroty Poltekkes Denpasar.ac.id, Sumur Tanah Gali
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/344/5/BAB%20II%282%29.pdf

Maurilla Imron. (2009). Zero Waste Life style, Eco-enzyme


https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/

27
LAMPIRAN

Rincian Pengadaan Material Untuk TTG (Teknologi Tepat Guna) Pengabdian Masyarakat
UNRIKA 2022
Kelompok 07 (Kelayakan Sumur Tanah Berupa Pengamanan Dan Pengaplikasian
Ecoenzyme)
Kelurahan Rempang Cate, Tanjung Kertang RW 02 / RT 01)

No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total

1 Besi Ulir 10mm panjang 12m 5 Batang 76,000.00 380,000.00

2 Kawat Las 50 Batang 1,000.00 50,000.00

3 Paku Beton 0.5 ons 5,000.00 5,000.00

4 Cat Pylox 1 botol 35,000.00 35,000.00

5 Engsel Besi 6 pcs 6,000.00 36,000.00


Sewa Mesin Gerinda dan Mesin Las
6 dan Listrik 93,000.00

Total Biaya 599,000.00

28
BIODATA PENULIS

Nama : Eko Firmansyah


NPM : 19090005
JURUSAN : TEKNIK ARSITEKTUR

Nama : Gilang Ramadhan


NPM : 19010033
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

Nama : Marulak Panjaitan


NPM : 19010001
JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

Nama : Yohanes Jun Andika Mali


NPM : 19160045
JURUSAN : ILMU HUKUM

Nama : Intan Megasari


NPM : 19010055
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

Nama : Reynaldo Tarigan


NPM : 211083043
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

29

Anda mungkin juga menyukai