Asal Usul Telaga Ngebel Ponorogo 1
Asal Usul Telaga Ngebel Ponorogo 1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul SEJARAH TELAGA NGEBEL
Makalah ini berisikan tentang informasi SEJARAH TELAGA
NGEBEL atau yang lebih khususnya membahas asal usul telaga ngebel
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang telaga ngebel
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Telaga Ngebel
legenda
yang
potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Secara ajaib, sang ular
menjelma menjadi anak kecil yang kemudian mendatangi masyarakat
dan membuat sayembara untuk mencabut lidi yang ditancapkan di tanah.
Tak satupun berhasil melakukannya. Kemudian, dia sendirilah yang
akhirnya mencabut lidi tersebut dan dari lubang bekas lidi tersebut
keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang dan
menjadi telaga Ngebel.
Konon telaga Ngebel mempunyai peran penting dalam sejarah
Kabupaten Ponorogo karena salah seorang pendiri Kabupaten Ponorogo,
batoro katong, Sebelum melakukan syiar agam Islam di Kabupaten
Ponorogo menyucikan diri terlebih dahulu di suatu mata air di dekat
telaga Ngebel yang saat ini dikenal sebagai Sumber/Kucur Batoro.
Obyek wisata Telaga Ngebel memang layak untuk dikunjungi,
kedaan disekitar telaga pun begitu asri dan indah. Dengan suasana yang
disajikan telaga ngembel, mungkin bisa mengusir kepenatan dan rasa
lelah yang Anda alami sehari-hari.
Sejuk dan teduh. Itulah kesan pertama yang akan dilontarkan oleh
siapa saja tatkala pertama kali memasuki kawasan Telaga Ngebel,
Kabupaten Ponorogo. Berhamparkan air yang jernih nan tenang, telaga
ini berhiaskan pohon-pohon tua di tepiannya. Dan ini bisa menjadi
penawar lelah para wisatawan setelah mereka melewati jalan berliku,
naik-turun, untuk menuju objek wisata ini.
Jaman dahulu kala, ada sepasang suami istri yang tinggal di suatu
kampung yang melahirkan anak seekor ular naga. Naga itu diberi nama
BARU KLINTING. Melihat keanehan wujud Baru Klinting ini, mereka
tak berani tinggal di kampung tersebut karena takut menjadi bahan
gunjingan tetangga.Mereka pun mengungsi ke puncak gunung untuk
mengasingkan diri dan memohon pada dewa agar mengembalikan rupa
putra mereka ke wujud manusia.
Doa itu pun didengar. Syarat yang harus dilakukan oleh Baru
Klinting adalah melakukan pertapaan selama 300 tahun dengan cara
melingkarkan tubuhnya di gunung Semeru. Sayang, panjang tubuhnya
kurang sejengkal untuk bisa melingkari seluruh gunung. Maka, untuk
menutupi kekurangan itu, ia menyambungkan/ menjulurkan lidahnya
hingga menyentuh ujung ekornya.
Saat waktu bertapa hampir selesai, ada kepala kampung yang akan
menikahnya anaknya. Kepala kampung pun sibuk mempersiapkan segala
sesuatunya, terlebih lagi soal hidangan. Konon, mereka akan menggelar
pesta pernikahan yang sangat mewah dan sangat besar. Untuk menutupi
kekurangan bahan makanan, secara sukarela warga pun membantu
berburu di hutan. Ada yang mencari buah-buahan, ranting/ kayu bakar
hingga hewan buruan seperti rusa, kelinci, maupun ayam hutan.. Sudah
beberapa lama warga berburu,namun tak mendapatkan hasil buruan
apapun.
Tanpa sengaja, ada segolongan warga yang istirahat karena lelah
berburu mengayunkan parangnya pada pokok pohon tumbang. Namun,
alangkah kagetnya mereka ternyata parang itu malah berlumuran darah.
Dari pokok pohon tumbang itu mengucur darah segar. Bahkan, mereka
baru sadar kalau yang mereka tebas tadi bukan pohon tumbang tetapi
ular raksasa/ ular naga. Melihat hal ini, warga pun beramai-ramai
mengambil dagingnya untuk dimasak dalam pesta pernikahan tersebut.
Bu, tadi saya pikir sudah tak ada lagi orang baik di kampung ini.
Rupanya, masih ada orang seperti Anda. Bu tolong siapkan lesung (kayu
tempat menumbuk padi) bila terjadi sesuatu ibu segeralah naik lesung
tersebut Begitu pesan Baru Klinting selesai makan. Si wanita tua itu
pun menuruti ucapan Baru Klinting tanpa banyak pertanyaan kenapa,
Lalu, Baru Klinting pun kembali ke tempat pesta.
Keanehan pun terjadi. Dari lidi itu mengucur air, terus menerus
hingga menenggelamkan kampung tersebut.
Cerita ini merupakan sejarah telaga ngebel sebagai salah satu icon
dan tujuan wisata para wisatawan di kabupaten PONOROGO
semoga menjadi bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga
dijadikan ilmu pengetahuan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Ponorogo tak hanya terkenal dengan budaya reognya.....namun
juga terkenal memiliki obyek wisata yang terkenal yaitu Telaga
Ngebel. Terletak 24 km ke arah Timur Laut Ponorog. Telaga Ngebel
berada di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter DPL dan
suhu 22-23 derajat Celsius.Dengan luas permukaan sekitar 1,5 km telaga
Ngebel dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km.
Cerita asal mula telaga ngebel berawal dari sebuah sayembara
untuk mencabut lidi. Dan akhirnya dari lidi tersebut menjadi genangan
air sampai membentuk telaga.