Anda di halaman 1dari 1

III.

1 Standarisasi Larutan NaOH dengan Bahan Baku Asam oksalat


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan larutan standar NaOH
dengan titrasi menggunakan larutan asam oksalat. Variabel dari percobaan ini yaitu larutan asam
oksalat dan arutan NaOH. Adapun langkah-langkah dalam melakukan percobaan ini yaitu, pertamatama membuat larutan asam oksalat 0,07 N. Notasi N merupakan lambang dari normalitas yang
memiliki definisi sebagai banyaknya zat dalam garam ekuivalen dalam satu liter larutan. Selain itu
normalitas juga merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang
terkandung dalam sebuah larutan.(Melati,2012)
Cara membuat larutan asam oksalat 0,07 N yaitu dengan menggunakan padatan asam oksalat
(H2C2O4) sebanyak 0,315 gram. Stetelah menimbang padatan H 2C2O4 menggunakan neraca analitik,
selanjutnya padatan H2C2O4 dilarutkan dengan menggunakan sedikit pelarut aquadest pada gelas
erlenmeyer. Pengenceran ini bertujuan agar mempermudah pemindahan padatan menuju labu takar.
Setelah memindahkan larutan H2C2O4 pekat menuju labu takar, praktikan menambahakan aquadest
hingga batas tera labu takan yang menujukkan 50 mL larutan. Setelah itu, mengkocok larutan hingga
larutan menjadi homogen.
Larutan asam oksalat ini merupakan larutan yang menjadi standar primer pada proses titrasi
asam basa. Standar primer merupakan suatu zat yang tersedia dalam bentuk murni atau keadaan
dengan kemurnian yang telah diketahui, agar dapat menstandarisasi suatu larutan. Adapun syarat
standar pimer yaitu substan (larutan) harus stabil. Stabil yang dimaksud disini ialah mudah dikerigkan
dan tidak terlalu higroskopis sehingga tidak banyak air yang diserap pada saat penimbangan massa.
(underwood, 2001)
Tahap kedua yaitu membuat larutan NaOH 0,1N. Setelah menggunakan perhitungan, maka
untuk membuat larutan NaOH 0,1 N dibutuhkan 0,4 gram padatan NaOH. Pembuatan larutan NaOH
0,1N ini dimulai dengan menimbang sebanyak 0,4 gram padatan NaOH menggunakan neraca
analitik. Dengan menggunakan kaca arloji yang diletakkan pada neraca, praktikan meletakkan
padatan NaOH sedikit demi sedikit di atas kaca arloji hingga mencapai massa yang diperlukan.
Setelah itu, memindahkan padatan NaOH dari kaca arloji menuju gelas erlenmeyer. Langkah
selanjutnya, melarutkan padatan NaOH tersebut dengan pelarut aquadest hingga menunjukkan angka
100 mL pada gelas Erlenmeyer serta di goyangkan secara terus menerus hingga larutan NaOH
menjadi homogen. Pada langkah ini, praktikan harus melakukannya dengan sesegera mungkin
karena NaOH merupakan salah satu senyawa yang bersifat higroskopis. Pada saat pembuatan larutan,
gelas erlenmeyer juga harus ditutup menggunakan aluminium foil karena senyawa higroskopis
merupakan suatu sifat yang menunjukkan bahwa suatu zat dapat menyerap air dari lingkungannya,
misalnya Kristal NaOH, CaC2, anhydrous, dan asam sulfat pekat. (Melati,2012)
Dikarenakan sifatnya yang higroskopis, pembuatan larutan NaOH oleh praktikan belum
sepenuhnya benar mencapai 0,1 N. Untuk mengetahui nilai normalitas yang akurat dari larutan NaOH
yang dibuat pada saat percobaan, maka praktikan menggunakan metode asidi alkalimetri. Asidimetri
atau titrasi asam basa merupakan proses dimana larutan standar yang bersifat asam ditambahakan ke
dalam larutan basa yang belum diketahui konsentrasinya. Dan pada proses titrasi ini dibutuhkan
larutan indicator. (Melati, 2012)
Introduction to dinastrial microbiology buku mikro

Anda mungkin juga menyukai