Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

MINGGU KE II

“PEMBUATAN DAN STANDARISASI


LARUTAN NaOH DAN HCl”
1. JUDUL
Pembuatan dan standarisasi larutan

2. TUJUAN
Mampu menjelaskan prinsip pembuatan larutan dengan berbagai
konsentrasi dan mampu menjelaskan prinsip standarisasi larutan serta
mampu melakukan standarisasi larutan.

3. DASAR TEORI

Bahan kimia biasanya diperdagangkan dalam bentuk standar, sedangkan


untuk keperluan analisis diperlukan bahan kimia dalam bentuk teknis
dengan konsentrasi atau normalitas tertentu. Pmbuatan larutan dapat
dilakukan dengan cara melarutkan zat dalam suatu pelarut atau
mengencerkan suatu bahan pekat yang sudah diketahui konsentrasinya.

Larutan yang akan digunakan untuk analisis sebaiknya diketahui secara


pasti konsentrasi atau normalitasnya, sehingga kesalahan analisis akibat
bahan kimia yang digunakan tidak terjadi. Larutan yang telah dibuat dalam
jangka waktu lama dapat mengalami perubahan karena faktor lingkungan,
misalnya solfent/pelarutnya menguap dan terjadi perubahan
normalitasnnya. Bila larutan yang digunakan tidak diketahui
normalitasnnya dapat dicari normalitasnnya atau normalitasnya diragukan
dapat dilakukan pembakuan atau standarisasi menggunakan larutan
standar yang diketahui normalitasnnya. Untuk mengetahui normalitas
sebenernya terhadap larutan larutan NaOH dan HCl dapat dilakukan
pembakuan menggunakan larutan asam oksalat ( H2C2O4.2H2O) 0,1N.
4. ALAT DAN BAHAN
a. Pembuatan larutan
Alat:
 Batang pengaduk/sepatula
 Neraca analitik (0,0000)
 Gelas ukur 10 ml
 Labu ukur 250 ml
 Erlenmeyer 100 ml
 Pipet tetes
 Pipet ukur 10 ml
 Balp
 Botol timbang
 Buret statif 25 ml

Bahan:
 Kertas Label
 NaOH (Natrium Hidroksida) Teknis 0,25 N
 Asam Oksalat (H2C2O4) 0,1 N
 HCL (Asam Klorida) Pa 0,25 N
 Aquadest
 Indikator Phenolphtalein (PP)

5. PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan larutan:
 Larutan HCl
o Menyiapkan alat dan bahan seperti: larutan asam klorida yang
diketahuinya normalitasya (0,25 N), gelas ukur 10ml, labu ukur 250
ml, aquades, erlenmeyer 100 ml, dan kertas label.
o Menghitung volume HCl yang akan dibuat.
o Mengambil 5,20 ml HCl 0,25 N menggunakan gelas ukur 25 ml.
o Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan encerkan menggunakan
aquades sampai tanda tera.
o Menghomogenkan larutan yang sudah sudah dibuat.
o Memberi label pada labu ukur HCl 0,25 N.

 Larutan NaOH
o Menyiapkan alat dan bahan.
o Menghitung gram NaOH yang akan ditimbang.
o Menimbang NaOH 2,5 gram yang diketahui normalitasnya 0,25 N
menggunakan neraca analitik.
o Mencatat hasil timbangan sampai 4 desimal dibelakang koma (0,000).
o Memasukan NaOH 0,25 N yang sudah ditimbang ke dalam gelas
beker lalu encerkan dengan aqudes dan homogenkan.
o Masukan larutan NaOH tersebut ke dalam labu ukur 250ml dan
cukupkan dengan aquades hingga tanda tera lalu homogenkan.

b. Pembuatan larutan asam oksalat


o Menyiapkan alat dan bahan.
o Menimbang asam oksalat 0,1 gram dengan menggunakan neraca
analitik.
o Mencatat hasil timbangan sampai 4 desimal dibelakang koma
(0,000)
o Menambahkan 25 ml aquades ke dalam erlenmeyer.

c. Standarisasi larutan
 Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat ( H2C2O4)
o Menyiapkan alat dan bahan.
o Memasukan larutan NaOH yang telah dibuat ke dalam buret statif
25ml.
o Menyiapkan larutan asam oksalat yang sudah ada di dalam
erlenmeyer.
o Menambahkan indikator Phenolpthaelin sebanyak 3 tetes pada
larutan asam oksalat.
o Melakukan proses titrasi dengan cara memutar keran buret dan
menggoyang-goyangkan erlenmeyer secara perlahan.
o Mengamati larutan sampai larutan berwarna pink seulas.
o Mencatat volume NaOH yang digunakan.
o Mengitung standarisasi larutan.

 Standarisasi larutan NaOH dengan asam klorida (HCl)


o Menyiapkan alat dan bahan.
o Memasukan larutan NaOH yang akan dilakukan standarisasi ke
dalam buret statif 25 ml.
o Memasukan 10 ml larutan HCl yang akan dilakukan standarisasi ke
dalam erlenmeyer.
o Menambahkan indikator Phenolpthaelin ke dalam larutan HCl.
o Melakukan proses standarisasi larutan dengan cara memutar kran
buret dan menggoyang-goyangkan erlenmeyer secara perlahan-
lahan.
o Mengamati larutan hingga berwarna pink seulas.
o Mencatat volume NaOH yang digunakan.
o Menghitung standarisasi HCl.
6. DIAGRAM ALIR
a. PembuatanLarutan
 Larutan HCl

Siapkan alat dan bahan

Hitung volume HCl yang akan dibuat

ambil 5,20 ml HCl 0,25N menggunakan gelas ukur 10ml

Masukkan ke dalam labu ukur 2500ml dan encerkan menggunakan aquades


sampai tanda tera

Homogenkan larutan yang sudah sudah dibuat.

Pindahkann larutan kedalam erlenmeyer dan beri label HCl 0,25N.

 LarutanNaOH

Siapkan alat dan bahan

Hitung gram NaOH yang akan ditimbang.

Timbang NaOH 0,25 N menggunakan neraca analitik


Catat hasil timbangan

Masukkan NaOH 0,25N yang sudah ditimbang ke dalam gelas beker lalu
encerkan dengan aqudes dan homogenkan.

Masukan larutan NaOH tersebut ke dalam labu ukur 250ml dan cukupkan dengan
aquades hingga tanda tera lalu homogenkan.

 LarutanAsamOksalat

Menyiapkan alat dan bahan.

Timbang asam oksalat 0,1 gram dengan menggunakan neraca analitik

Catat hasil timbangan

Menambahkan 25 ml aquades ke dalam beker gelas.


b. StandarisasiLarutan

 Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat ( H2C2O4)

Siapkan alat dan bahan

Masukkan larutan NaOH yang sudah dibuat kedalam buret 25 ml

Siapkan larutan asam oksalat yang sudah ada di dalam erlenmeyer

Tambahkan indikator Phenol phtaeilin sebanyak 3 tetes pada larutan asam oksalat

Lakukan proses titrasi dengan cara memutar keran buret dan menggoyang-
goyangkan erlenmeyer secara perlahan.

Amati larutan sampai berubah menjadi warna pink seulas.

Hitung standarisasi larutan.


 Standarisasi larutan NaOH dengan asam klorida (HCl)

Menyiapkan alat dan bahan

Masukkan 10ml larutan HCl yang akan dilakukan standarisasi ke dalam


erlenmeyer.

Tambahkann indikator Phenolphtailin ke dalam larutan HCl

Lakukan proses standarisasi larutan dengan cara memutar kran buret dan
menggoyang-goyangkan erlenmeyer secara perlahan-lahan.

Mengamati larutan hingga berwarna pink seulas

Hiung standarisasi HCl

7. HASIL PENGAMATAN
 Pembuatan larutan
a) NaOH 0,25 N
Diketahui:
N= 0,25 N
BM NaOH= 40
V= 250 ml
Ditanya X=....?
Maka:

N= X/BM x 1000/V
0,25= X/40 x 1000/250
0,25= X/40 x 4
X = 40 x 0,25 / 4
X = 10 / 4
X = 2,5 gram

b) HCl 0,25N
Diketahui:
N1= 12
V2= 250ml
N2= 0,2 5
Ditanya V1=....?
Maka:

V1 x N1= V2 x N2

V1 x 12= 250 x 0,25


V1 = 62,5 / 12
V1= 5,20 ml

 Standarisasi larutan

a. Standarisasi Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Asam Oksalat


(H2C204)

1. Titrasi Asam oksalat pertama

Diketahui:
Asam oksalat = 0,1277 gram
Volume titrasi = 6,55 ml
Maka: N NaOH = gr asam oksalat X 2 / 0,126 X ml titrasi NaOH
N NaOH = 0,1277 X 2 / 0,126 X 6,55
N NaOH = 0,2488 N
2. Titrasi asam oksalat Kedua

Diketahui:
Asam oksalat = 0,1008 gram
Volume titrasi = 6,55 ml
Maka: N NaOH = gr asam okslat X 2 / 0,126 X ml titrasi NaOH
N NaOH = 0,1008 X 2 / 0,126 X 6,55
N NaOH = 0,2443 N

3. Hasil dari rata-rata kedua titrasi asam oksalat

N = N NaOH I + N NaOH II / 2
= 0,2488 + 0,2496 / 2
= 0,24

b. Standarisasi Natrium Hidroksida (NaOH) dengan Asam


Klorida (HCl)

1.Titrasi HCl pertama

Diketahui: N1 ? V1 = 25
N2 = 0,2492 V2 = 21,85
Ditanya: N1..?
Maka: V1 x N1 = V2 x N2
25 x N1 = 21,85 x 0,2492
N1 = 5,4450 / 25
N1 = 0,2178 N

2. Titrasi HCl kedua

Diketahui: N1 ? V1 = 25
N2 = 0,2492. V2 = 21,35
Maka: V1 x N1 = V2 x N2
25 x N1 = 21,35 x 0,2492
N1 = 5,3204 / 25
N1 = 0,2128 N

3. Hasil dari rata-rata kedua titrasi HCl


N = N HCl I + N HCl II / 2
N = 0,2178 N + 0,2128 N / 2
= 0,4306 / 2
= 0,2153 N

8. PEMBAHASAN

Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan dan disebut
homogen karena sifat-sifatnya sama disebuah cairan. Karena larutan adalah
campuran molekul biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam
larutan bila dibandingkan dengan larutan murni.

Dalam pembutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi


yang tidak kita inginkan. Maka untuk mengetahui konsentrasi perlu dilakukan
standarisasi. Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi . larutan standar adalah
larutan yang diketahui konsentrasinya yang akan digunakan pada analisis
volumetric. Cara menstandarkan larutan ada dua yaitu, yang pertama pembuatan
langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu.
Kemudian diencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat. Larutan
ini disebut larutan primer. Lalu cara yang kedua yaitu, larutan yang
konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat kemudian
melarutkannya untuk memperoleh volume tertentu, tetapi dapat di standarkan
dengan larutan standar primer, cara ini disebut larutan standar sekunder.

Larutan standar biasanya kita teteskan dari suatu buret ke dalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampaiselesai.
Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadi perubahan warna . perubahan
ini dapat dihasilkan oleh larutan standarnya sendiri atau karena penambahan suatu
zat yang disebut dengan indikator. Titik dimana terjadinya perubahan warna
indikator ini disebut titik akhir titrasi.

Percobaan dalam pratikum kali ini melakukan dua standarisasi larutan


yaitu, standarisasi larutan NaOH 0,25N dan standarisasi larutan HCl 0,25N.
Padaa standarisasi larutan NaOH 0,25N (gram asam oksalat) yang telah dilarutkan
kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambhakan dengan indikator
pp. Larutan tersebut di titrasi dengan larutan NaOH 0,25N sampai mencapai titik
ekuivalen. Lalu pada standarisasi HCl 0,25N, larutan HCl yang akan
distandarisasi dalam erlenmeyer ditambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes.
Larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH 0,25N sampai mencapai titik
equivalen. Titrasi kedua larutan tersebut dihentikan apabila sudah terjadi
perubahan warna menjadi pink seulas.

Perhitungan larutan standar NaOH dengan asam oksalat yaitu sebesar 0,2492 N
sedangkan hasil perhitungan larutan standar NaOH dengan HCl yaitu sebesar
0,2153 N dari kedua hasil perhitungan tersebut terlihat sedikit terjadi perubahan
angka dari konsentrasi yang diberikan oleh dosen yaitu NaOH 0,25N dan HCl
0,25N.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hasil titrasi kurang akurat yaitu :

1. Pada saat penimbangan bahan kurang teliti dalam penimbangan atau


kelebihan saat menimbang.
2. Pada saat pelarutan bahan tidak terlarut sempurna
3. Kesalahan dalam memipet larutan
4. Pembacaan skala buret
5. Lupa memberikan indikator sehingga tidak terjadi perubahan warna
6. Kebersihan alat

Dalam melakukan titrasi perlu ketelitian tingkat tinggi kemudian diperlukan


kesabaran dan ketekunan dalam melakukan titrasi karena jika titrasi dilakukan
dengan terburu buru maka kemungkinan hasil titrasi yang didapat tidak bagus
atau OD dan jika seorang analis tidak memiliki kemampuan membaca skala
buret secara teliti maka hasil data yang didapat tidak akurat atau invalid.
9. KESIMPULAN

Kesimpulan dari pratikum kali ini yaitu:

1. Untuk menguji larutan standar di lakukan dengancara standarisasi .


2. Larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dinamakan larutan standar.
3. Menentukan konsentrasi suatu larutan harus dilakukan dengan teliti.
4. Banyak tetesan indikator sangat mempengaruhi perubahan warna proses
standarisasi.
5. Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi.
6. Hasil perhitungan akhir dari pratikum ini yaitu, standarisasi NaOH dengan
asam oksalat sebesar 0,2492 N, standarisasi NaOH dengan HCl yaitu
sebesar 0,2153 N

DAFTAR PUSTAKA
1. Fardiaz, D., dkk. 1995. Analisis Pangan. Penuntun Pratikum. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
2. Sudarmadji, S., dkk. 1990. Prosedur Analisa Makanan dan Pertanian.
Penerbit Erlangga, jakarta.
3. Sumari, 2001. Keselamatan Kerja di Laboratorium Kimia. Jurnal Ilmu
Kimia dan Pembelajarannya, No.2, Tahun 5, Agustus 2001.

Anda mungkin juga menyukai