Disusun Oleh :
NIM 228114055
Golongan / Meja : A2 / 4
LABORATORIUM KIMIA
YOGYAKARTA
2023
A. Tujuan
● mampu membuat dan membakukan larutan baku asam dari senyawa baku sekunder
yang berupa cairan.
● Mahasiswa mampu membuat dan membakukan larutan baku basa dari senyawa baku
sekunder yang berupa padatan.
● Mahasiswa mampu menetapkan kadar asam salisilat dengan metode alkalimetri.
B. Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam atau basa
dengan menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa asam atau basa yang
telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam diperlukan untuk
menetapkan konsentrasi basa dan larutan standar basa diperlukan untuk menetapkan
konsentrasi asam. Keadaan dengan jumlah ekivalen asam sama dengan basa disebut titik
ekivalen. pH larutan mengalami perubahan selama titrasi dan titrasi diakhiri pada saat pH
titik ekivalen telah tercapai (Pratama dkk., 2015).
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui
proses titrasi asidi-alkalimetri. Alkalimetri merupakan titrasi yang menggunakan larutan
standar basa untuk menentukan asam (Yurida dkk., 2013). Alkalimetri adalah jenis
analisis volumetri yang menjadi reaksi fundamental dan suatu reaksi netralisasi. Reaksi
netralisasi adalah reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral (Ulfa dkk, 2016).
Netralisasi dapat juga dikatakan sebagi reaksi pemberi proton (asam) dengan penerima
proton (basa) (Gultom, 2020).
Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui kadar keasaman
suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa. Basa yang digunakan biasanya
adalah natrium hidroksida (NaOH). Sebelum digunakan, larutan NaOH harus
distandarisasi dahulu dengan asam oksalat (H2C2O4). Hidroksida hidroksida dari
natrium, kalium dan barium umumnya digunakan sebagai larutan standar alkalis (basa).
Ketiganya merupakan basa kuat dan sangat mudah larut dalam air. Pembuatan larutan
standar alkalis dari amonium hidroksida tidak dibenarkan, kecuali bersifat sebagai basa
lemah, sebab pada proses pelarutan dilepaskan gas amonia (beracun) (Yurida dkk., 2013).
Dalam bidang farmasi, asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar
suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen lebih kecil
sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu
perubahan warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin (Yurida
dkk, 2013).
Penentuan kadar asam salisilat dalam percobaan ini dilakukan berdasarkan prinsip
reaksi netralisasi menggunakan larutan baku basa (NaOH), reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
(Cartika,2017)
C. Alat dan Bahan
a) Pembuatan dan pembakuan larutan baku asam klorida 0,1 N
Alat: Bahan :
a) Buret 50mL a) Asam Klorida Pekat
b) Gelas Ukur 100mL b) Natrium Karbonat Anhidrat
c) Labu Takar 500mL
d) Gelas Beaker
D. Cara Kerja
a) Pembuatan Reagen
● Pembuatan larutan metil jingga
20 mg natrium p-dimetilamino azobenzen sulfonat C14H14N3NaO3S
dilarutkan kedalam 50 mL etanol 20%
● Pembuatan fenolftalin
200 mg fenolftalin dilarutkan dalam 60 mL etanol 90%
↓
Larutan tersebut dititrasi dengan larutan asam klorida 0,1 N
menggunakan indikator jingga metil hingga warna kuning berubah
menjadi merah.
↓
Reaksi :
mg kalium biftalat
N NaOH =
BM kalium biftalat ×mL NaOH
Reaksi :
Perhitungan :
mg bahan ×0,1
E. Data perhitungan
Replikasi I
Kertas saring = 0,2300 g
Isi + kertas = 0,6297 g
Isi = 0,3997 g
Sisa = 0,2300 g
Replikasi II
Kertas saring = 0,2301 g
Isi + kertas = 0,6303 g
Isi = 0,4002 g
Sisa = 0,2301 g
Replikasi III
Kertas saring = 0,2292 g
Isi + kertas = 0,6294 g
Isi = 0,4002 g
Sisa = 0,2292 g
b. Replikasi II
400,2 𝑚𝑔
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 204,2 × 22,5 𝑚𝐿
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,0871 𝑁
c. Replikasi III
400,2 𝑚𝑔
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 204,2 × 22,5 𝑚𝐿
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0,0871 𝑁
Rata-rata N NaOH
(0,0869 + 0,0871 + 0,0871)
𝜋= 3
𝜋 = 0,08703
(0,0869−0,0870)2+(0,0871−0,0870)2+(0,0871−0,0870)2
SD = √
3
SD = 0,00011547
Persentase kesalahan
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = [ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 − 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠] 𝑥 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,0870 − 0,1
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = [ ] 𝑥 100%
0,1
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 13 %
Persen Recovery
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
0,0870
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
0,1
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 87 %
Replikasi I
Wadah = 15,0630 g
Isi + kertas = 15,3376 g
Isi = 0,02731 g
Sisa = 15,0045 g
Replikasi II
Wadah = 15,0637 g
Isi + kertas = 15,3005 g
Isi = 0,2355 g
Sisa = 15,0650 g
Replikasi III
Wadah = 15,0633 g
Isi + kertas = 15,3017 g
Isi = 0,2372 g
Sisa = 15,0645 g
d. Replikasi I
4,36 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 13,81
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
273,1 𝑚𝑔 𝑥 0,1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 22,047%
e. Replikasi II
5,55 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 13,81
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
235 𝑚𝑔 × 0,1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 32,545%
f. Replikasi III
5,5 𝑚𝐿 𝑥 0,1 𝑁 𝑥 13,81
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 𝑥 100%
237,2 𝑚𝑔 𝑥 0,1
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 32,021 %
(22,047−28,871)2+(32,545−28,871)2+(32,021−28,871)2
SD = √
3
SD = 4,830036301
Persentase kesalahan
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = [ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 − 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠] 𝑥 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
28,871 − 25,96
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = [ ] 𝑥 100%
25,96
% 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 11,213 %
Persen Recovery
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
28,871
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 𝑥 100%
25,96
% 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 = 111,213 %
F. Pembahasan
Menurut (Byju`s, 2023) mengatakan bahwa jika perentase semakin kecil maka
semakin baik dan dapat diterima artinya jika persen kesalahan 1% maka akan semakin
dekat dengan nilai terima, tetapi jika persen kesalahannya 45% dapat dikatakan itu jauh
dari nilai terima.
Berikut table persentase kesalahan:
G. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dpat disimpulkan bahwa kadar asam salisilat yang kita
dapatkan rata rata 28,871 dengan persen kesalahan 11,213% dan CV sebesar
16,72971598% dan pada persentase recovery sebesar 111,213% hasil ini melebihi dari
syarat dan lebih sedikit dari range yang memenuhi syarat. Pada penetapan baku
mendapatkan persentase kesalahan 13 % dan CV sebesar 0,132673367 % dan kadar
recovery 87% hasil ini tentu sesuai dengan teori dan masuk kedalam syarat dan ketentuan
teori. Jadi praktikum yang kami laksanakan sudah mendapatkan hasil yang baik dan
dengan praktikum ini kami memahami bagimana penetapan kadar sampel dan dan
penetapan baku dengan metode titrasi aside-alkalimetri.
DAFTAR PUSTAKA
Byj`us., 2023. `persen kesalahan- definisi, rumus, dan contoh soal`. Byj`us, URL:
https://byjus.com/maths/percent-error/ (diakses pada tanggal 10/10/2023).
Cartika, H., 2017. KIMIA FARMASI II. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Selatan. Gultom, P. S., 2020. ANALISA KADAR ASAM SALISILAT PADA BEDAK BAYI,
Politeknik
Kesehatan KEMENKES Medan, Medan, Sumatera Utara.
Pratama, Y., Prasetya, T.A., Latifah. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Daun Jati Sebagai Indikator
Titrasi Asam Basa. Indonesian Journal of Chemical Science. 4: 2.
Siswanto, A., Fudholi, A., Nugroho, A. K., Martono, S., 2016. Validasi Metode HPLC untuk
Penetapan Aspirin dan Asam Salisilat dalam Plasma Kelinci (Lepus curpaeums)
secara Simultan. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 6(2), 76.
Suryani, M., Jufri, L.H., dan Firdaus., 2021. Kesalahan Peserta Didik Menyelesaikan Soal Cerita
Pada Materi Matriks Berdasarkan Kriteria Watson. Inovasi Matematika (Inomatika),
2:130
Ulfa, A. M., 2016. Analisa Kadar Tablet Antasida Di Beberapa Apotek Kota Bandar Lampung
Secara Alkalimetri. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 2:1- 6.
Wahyuniati, D., Yulianti, C.H., dan Suryandari, M., 2018. Validasi Metode Analisis Formaldehid
Pada Tisu Basah. Journal of Pharmacy and Science, 3: 49
Yurida, M., Afriani, E., & Susila, A.R., 2013. Asidi-Alkalimetri. Jurnal Teknik Kimia, 19:1-2.
Lampiran
1) Perhitungan
2) Hasil titrasi sampel asam salisilat