Materi Ekonomi Manjerial PDF
Materi Ekonomi Manjerial PDF
EKONOMI MANAJERIAL :
PENERAPAN FUNGSI DEMAN SUPLAI DAN PRODUKSI
Dalam
KEBIJAKSANAAN BISNIS
mm18-upnjatim
mm18-upnjatim
2
Gambar 1
PERANAN EKONOMI MANAJERIAAL
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MASALAH MANAJERIAL DI
BIDANG BISNIS :
*
*
*
*
Produk
Input
Harga
Pemasaran
TEORI KEPUTUSAN
* Analisis Numrerik
* Estimasi Statistik
* Peramalan
* Teori Permainan
* Optimasi
TEORI EKONOMI
* Consumer Behavior
* Producer Behavior
* Demand Supply
* Pricing Theory
* Market Structure
EKONOMI
MANAJERIAL
SOLUSI
OPTIMAL
Y = f (X)
(Mempunyai nilai maksimum dan atau minimum)
MEMAKSIMUMKAN
NILAI PERUSAHAAN
dY
= 0
akan diperoleh Xi
dX
SECOND ORDER CNDITION :
OPTIMAALISASI
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
dY
a)
<0
2
dX
x=xi
d2Y
b)
>0
2
dX
x=xi
UNIT
PRODUKSI
d2Y
c)
=0
2
dX
UNIT
PEMASARAN
UNIT
KEUANGAN
UNIT
SDM
UNIT
ADM
x=xi
Gambar 2
Peran Unit-unit Dalam Perusahaan Dalam Upaya
Memaksimumkan Nilai Perusahaan
5
MODEL EKONOMI
P = p(Q)
TR = Q x P
TR =
Q x p(Q)
TC = c(Q)
= TR TC
Q p(Q) -
c(Q)
Dalam
KEBIJAKSANAAN
DI BIDANG HARGA DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
MODEL EKONOMI
P = p(Q)
TR = Q x P
TR =
Q x p(Q)
TC = c(Q)
= TR TC
Q p(Q) -
c(Q)
Q
QA
Permintaan
Individual A
Q
QB
Permintaan
individual B
Gambar 4
Permintaan Individual dan Permintaan Pasar
P
Q
QD
Permintaan pasar
merupakan total
permintaan individual
10
Sifat hubungan
Harga produk
Harga produk substitusi
Harga prod komplementer
Promosi
Kualitas produk
Desain produk
Saluran distriusi
Pendapatan konsumen
PX
PS
PC
A
K
S
C
Y
9
10
11
Rasa/selera
Pendidikan
Ekspektasi konsumen pada
harga yang akan datang
T
E
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif (br. nornal)
Negatif (br. nferior)
Positif
Positif
PE
Positif
QE
Negatif
YE
CK
Positif
Negatif
SK
KK
AK
Negatif
Negatif
Negatif
13
13
14
15
16
Notasi
1
2
3
4
5
6
7
8
12
Variabel Penentu
11
12
120
472
B
C
130
140
460
448
D
E
F
150
160
170
436
424
412
=
=
=
=
=
Bilamana :
Harga Senia
Harga Grand Livina
Pendapatan masyarakat
Advertensi
Gambar 5
PV
170
F {412 ; 170}
160
E {424 ; 160}
150
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
125
145
36
75
juta
juta
juta/kapita/tahun
juta /unit
140
C {448 ; 140}
130
B {460 ; 130}
120
A {472 ; 120}
D {436 ; 150}
QDV
412
424
436
448
460
472
13
14
Variabel Penentu
Harga produk X
Harga masukan (input)
Harga produk substitusi
Harga produk komplementer
Ekspektasi harga
Teknologi yang tersedia
Banyaknya produsen sejenis
Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi Politik
Keamanan
Notasi
Sifat
hubungan
P
Pi
PS
PC
PE
Tn
N
G
L
A
Positif
Negatif
Negatif
Positif
Negatif
Positif
Positif
Positif
Positif
Positif
15
16
Contoh 2 :
Berdasarkan hasil riset, perubahan jumlah penawaran
bulanan mobil station Avanza di Jawa, yang didasarkan
pada bebagai variabel pengaruhh yaitu perubahan harga
Avanza (PV), harga Senia (PS), upah tenaga kerja (W),
suku bunga pinjaman (i). Model fungsi penawaran Avanza
hasil analisis dinyatakan sebagai berikut :
Q
QA
Penawaran
Individual
Produsen A
QB
Penawaran
individual
Produsen B
QS
Penawaran
pasar (total
penawaran
individual
17
18
P (SU)
Excess supply
170
QS = a + b P
P1
A
160
P0
150
P2
G
Excess demand
QD = m + n P
140
130
120
0
Q/t
636
686
736
786
836
886
Q0
Q/bulan (Unit)
19
20
1,8 PV
% perubahan Q
EX =
1
% perubahan Xi
Qt Qt-1
P (Rp.juta)
(Qt + Qt-1)
QS = 36 + 1,8 P
EX =
Xt Xt-1
145
(Xt + Xt-1)
Qt Qt-1
EX =
QD = 616 - 1,2 P
442
Q/bln
Xt + Xt-1
x
Xt Xt-1
Qt Qt-1 = Q
Qt + Qt-1
dan Xt Xt-1 = X.
21
22
Arc Elasticity :
EXi = Limit
Xi
dQ
=
Q
Xi
EP =
Pt + Pt-1
x
Pt Pt-1
Qt + Qt-1
x
dXi
Qt Qt-1
Elastisitas
Permintaan
Q
terhadap
harga
barang/jasa jbs (Own Price Elasticity of Demand,
dirumuskan sebagai :
EQ/Y =
PY
x
dPY
.....
Arc Elasticity :
Point Elasticity :
Qt Qt-1
dQ
EP =
P
x
dP
EQ/Y =
PXt + PXt-1
x
PXt PXt-1
.......
Qt + Qt-1
23
24
Xi
x
dXi
.....
Contoh 4
Untuk memperjelas bagaimana menghitung elastisitas
permintaan terhadap perubahan
harga
baik
elastisitas titik maupun elastisitas busur. Perhatikan
kembali contoh Fungsi Permintaan mobil Avanza
yaitu
QDV
=
616 1,2 PV yang kurvenya
sebagaimana Gambar 8 berikut ini :
Arc Elasticity :
Qt Qt-1
EQ/Y =
Xit + Xit-1
x
Xit Xit-1
......
Qt + Qt-1
25
26
170
EP =
F {412 ; 170}
P
x
dP
145
G {442 ; 145}
130
Pada titik B
B {460 ; 130}
Q B QF
EP =
412
442
460
Q/bln
PF
x
dP
PB + PF
x
PB PF
130 + 170
x
130 170
460 + 412
Contoh 5
Checkers Pizza baru-baru ini memutuskan
untuk
menaikkan harga pizza ukuran besar dari $ 9 menjadi $
12 mengikuti kenaikan biaya tenaga kerja dan bahan
baku. Sayangnya penjualan merosot tajam dari 16.200
menjadi 9.000 pizza per minggu. Dalam usaha untuk
memperoleh kembali penjualan yang hilang tersebut,
27
28
Checkers Pizza
melakukan promosi kupon yang
menawarkan pemotongan harga sebesar $ 5 dari harga
rutinnya.
Pencetakan kupon
dan biaya distribusi
berjumlah $ 50 per minggu dan merupakan kenaikan
yang cukup besar dalam anggaran periklanan yang
umumnya sebesar $ 3.250 per minggu.
Walaupun
memerlukan biaya tambahan, promosi tersebut dinilai
berhasil karena terbukti sangat populer di antara para
pelanggan. Dalam periode terakhir sebelum berakhirnya
masa promosi itu, kupon dipergunakan 40 % dari semua
pembelian dan penjualan mingguan meningkat menjadi
15.000 pizza.
a. Hitunglah elastisitas harga busur yang disiratkan oleh
tanggapan awal terhadap kenaikan harga Chekers
pizza
b. Hitung penurunan harga efektif yang dihasilkan dari
promosi kupon
c. Berdasarkan penurunan harga yang dikaitkan dengan
promosi kupon tersebut, dan dengan mengasumsikan
tidak adanya perubahan dalam elastisitas harga dari
permintaan, hitung elastisitas busur dari periklanan
Checkers pizza tersebut
12 + 9
E =
= -2
12 9
9000 + 16200
A2 + A1
x
A2 A 1
Q2 + Q1
15.000 - 16.200
=
x
50 - 3,25
Jawab 5
a) P0 = $ 9 dan P1 = $ 12
Q0 = 16.200 unit/minggu
unit/minggu
EA/B
dan
50 + 3,25
15.000 + 16.200
= - 0.044
Q1 = 9000
29
30
Contoh 6
Permintaan kopi bubuk Kapal Karam diasumsikan
10 ton per minggu dengan harga Rp. 12 juta/ton.
Pemerintah akan menetapkan kenaikan harga eceran
gula dari Rp.4 juta / ton menjadi Rp. 4,5 juta / ton.
Tentu saja produsen kopi bubuk Kapal Karam
kawatir akan berpengaruh pada volume penjualan
produknya. Oleh karena itu ia melakukan survei. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa Elastisitas Harga
Silang Kopi Bubuk Kapal Karam terhadap harga
gula yaitu EK/G = -1,5. Bilamana kebijaksanaan itu
dilaksanakan, berapa penurunan penjualan kopi
bubuk Kapal Karam tersebut per minggu ?
Jawab 6
-1,5 =
PG2 + PG1
x
PG2 PG1
QK2 + QK1
QK2 10
4,5 + 4,0
-1,5 =
x
4,5 4,0
QK2 + 10
QK2 QK1
EK/G =
QK2 QK1
PG2 + PG1
x
PG2 PG1
QK1 = 10 ton
PG1 = Rp. 4 juta/ton
QK2 = ?
PG2 = Rp. 4,5 juta/ton
EK/G = -1,5
31
32
Contoh 7
Jawab 7
Misal volume penjualan Djarum Super setelah
kebijaksanaan harga oleh PT. GGRM adalah QD2
PG1 = Rp. 47.500
QD2 = ?
QD2 - 10.000
ED/S =
49.500 + 47.500
x
49.500 47.500
QD2 + 10.000
= 10.529 slop
33
34
Manajemen
dalam
pengambilan
keputusan
penjualan diasumsikan bertindak rasional, artinya
dalam keputusan yang berkenaan dengan harga
dan penjualan, ditujukan untuk mencapai penjualan
optimal yaitu penjualan yang memaksimumkan
laba.
Untuk mengidentifikasi penjualan yang memaksimumkan laba dapat
dilakukan dengan
pendekatan marjinalitas.
Teori ekonomi menjelaskan bahwa
suatu
penjualan akan menghasilkan laba maksimum
bilamana Marginal Revenue (MR) sama dengan
Marginal Cost (MC). Teori ini bisa dibuktikan
sebagai berikut :
a) Berdasarkan
pendekatan
teori
ekonomi
kuantitas permintaan merupakan fungsi dari
harga atau
Q = q(P) dan dengan pendekatan
matematika fungsi permintaan dapat juga
dinyatakan harga sebagai fungsi permintaan
atau P = p (Q).
dr(Q)
dc(Q)
dQ
= 0
dQ
35
dr(Q)
dc(Q)
dQ
=0
dQ
dr(Q)
dc(Q)
=
dQ
36
(a)
dQ
dr(Q)
= Marginal Revenue (MR)
dQ
dc(Q)
= Marginal Cost (MC)
dQ
Syarat Tercapainya
Laba Maksimum
MR = MC
37
38
MC
P (SU)
MC
OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksimumkan laba dengan harga sebesar OA
dan cost per unit (average cost) sebesar OD.
B
AC
D
C
TR
TC
E
0
QM
H
MR
Q/t
AR = P = Demand
AR
= Average Revenue = P = a + bQ
MR
AC
MAK = TR TC
(b < 0)
39
40
Contoh 8
Manajemen perusahaan ingin mendapatkan informasi tentang
harga, penjualan, penerimaan penjualan (revenue) dan laba
(profit) pada masa-masa lalu
sehingga dapat digunakan
sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan
penjualan optimal yang akan datang. Departemen Research &
Development melakukan penelitian dengan mengumpulkan
data mingguan di suatu wilayah pemasaran tertentu yang
berkenaan dengan harga, jumlah permintaan dan biaya
sebagai berikut :
Jawab 8
Dengan menggunakan analisis linear regression pada
Program SPSS ataupun Progran Statistik lainnya diperoleh
:
Harga (SU)
10
20
30
40
50
60
70
80
Biaya (SU)
37,5
35,0
32,5
30,0
27,5
25,5
22,5
20,0
780
730
680
630
580
530
480
430
Biaya,
Coefficients
Unstandard
ized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
40.000
P
-.250
a Dependent Variable: Q
Std. Error
.000
.000
Standar
dized
Coeffici
ents
Beta
Sig.
.
.
-1.000
.
.
Coefficients
Unstandar
dized
Coefficient
s
Model
B
1
(Constant)
30.000
Q
20.000
a Dependent Variable: C
Standa
rdized
Coeffici
ents
Std. Error
Beta
.000
.000
1.000
Sig.
.
.
a) Persamaan Fungsi :
Fungsi Demand : Q = 40 0,25 P
Fungsi Biaya
: C = 30 + 20 Q
Fungsi Revenue :
Q = 40 0,25
P = 160 4 Q
R = PQ
R = (160 4 Q)(Q)
0,25 P = 40 - Q
.
.
41
42
R = 160 Q 4 Q2
Keuntungan :
= - 30 + 140 Q 4 Q2
Q = 20 unit maka
= - 30 + 140 (20) 4 (202)
= 1.170 SU
Fungsi Keuntungan :
= RC
= 160 Q 4 Q2 (30 + 20 Q)
= - 30 + 140 Q 4 Q2
b) Pada saat Penerimaan Penjualan maksimum
R = 160 Q 4 Q2
Syarat RMak adalah MR = 0
MR = 160 8 Q = 0
8 Q = 160
Q = 20 Unit
Keuntungan Maksimum :
Harga Produk :
P = 160 4 Q
Q = 17,5 unit maka
P
= 160 4 (17,5) = 90
P = 90 SU
Biaya produk :
C = 30 + 20 Q
Q = 20 Unit maka
C = 30 + 20 (20) = 430
C = 430 SU
= - 30 + 140 Q 4 Q2
Syarat Mak : d/dQ = 0
d/dQ = 140 8 Q = 0
8 Q = 140
Q
= 17,5 Unit
Biaya produk :
C = 30 + 20 Q
Q = 17,5 Unit maka
C = 30 + 20 (17,5) = 380
C = 380 SU
A. Yusuf Imam Sujai
43
44
Total Revenue :
R = 160 Q 4 Q2 untuk Q = 17,5 Unit maka
R = 160 (17,5) 4 (17,52) = 1575
R = 1.575 SU
45
46
R = MC
AR
500
0,5Q
Q
R = 1050 x 500 SU
R = 525.000 SU
MC
Contoh 9
Misal suatu produk dijual dengan harga Rp. 500/Unit dan
biaya dinyatakan sebagai C = 20 - 25 Q + Q2
Syarat laba maksimum : MR = AR = MC
MR = AR = P
AC
C
Q
C
C
=
=
=
=
20 25 Q + Q2
1050 maka
20 25 (1050) + (10502)
249.395 SU
D
C
QM
Q/t
Laba :
= RC
= 525.000 SU 249.395 SU
= 275.605 SU
OQM = jumlah penjualan barang/jasa yang memaksimumkan laba dengan harga sebesar OA dan
cost per unit (average cost) sebesar OD.
TR = OA x OQM = luas empat persegi panjang OABQM
TC = OD x OQM = luas empat persegi panjang ODCQM
MAK = TR TC = luas empat persegi panjang ABCD
Demand-Supply : Penerapannya dalam Bisnis
47
48
1
MR = P
1 -
.................................... 9
E
dTR
P = f(Q)
dQ
MR =
= P
dQ
dP
+ Q
dQ
dQ
dP
MR = P +
dQ
MR = P
dP
1 +
1
MR = P
dianalisis tiga
TR, MR dan
a. Bilamana EP =1
(unitary elasticity), maka
(1 1/EP) = 0, sehingga MR = 0, dan sesuai
dengan teori marjinalitas, pada saat MR = 0,
maka TR mencapai maksimum
Dari persamaan
(9),
dapat
kemungkinan hubungan antara
Elastisitas harga, yaitu :
1 +
-E
49
Gambar - 11 :
50
P1
EP > 1
P3
P0
EP < 1
P2
0
Q/t
Demand
MR
TR
TR0
TR3
TR2
TR1
Q1
Q0
Q2
Q/t
51
52
Ilustrasi 10
Laba maksimum : MR = MC
MC = MR = 375
TR = PQ
dTR
dQ
MR =
= P
dQ
dP
+ Q
dQ
dQ
dP
MR = P +
Q
dQ
MR = P
dP
dQ
1 +
Jawab 10
1
TC = 9000 + 375 Q
MR = P
1 +
E=
-E
10
=
dP/P
MR = P
-2,5
MR = 0,75 P
4
E = -4
1 -
53
54
Jawab 11
0,75 P = 375
P = 375 : 0,75
P = $ 500
Contoh 11
Industri Rokok Kretek Cap Gudang Sakti di Malang,
dalam upaya meningkatkan penerimaan penjualan
telah menurunkan harga rokoknya dari Rp. 45.000,/slop menjadi Rp. 40.500,- /slop, dan dengan
penurunan harga tersebut volume penjualan rokok
mengalami kenaikan dari 8.750 slop menjadi 9.875
slop.
a. Hitung Elastisitas harga busur dari penurunan
penjualan rokok tersebut.
b. Kenaikan volume penjualan rokok tersebut masih
dirasakan belum memadai, oleh karena
itu
Manajemen merencanakan penurunan harga lagi
menjadi
Rp. 39.000,-/slop dengan harapan
volume penjualan lebih meningkat lagi sehingga
penerimaan
penjualan
meningkat.
Menurut
Saudara apakah kebijkan penurunan harga
menjadi
Rp. 39.000,-/slop
sudah tepat atau
sebaliknya ? Berikan alasan Saudara disertai
analisisnya.
x
40500 45000
40500 + 45000
9875 + 8750
= - 1,148
55
dQ
56
E =
x
dP
P = 39.000 SU
dan Q = ?
= 20.000 - 0,25 P
= 39.000 SU
= 10.250
dQ
Misal Q = a + b P
Pada titik penjualan I { 8750 ; 45.000}
8750
x
dP
8750
= a + 45000 b
9875
= a + 40500 b
= -0,25 x
10.250
= - 0,95
(Permintaan inelastis)
-1125 = 0 + 4500 b
b = - 0,25
8750 =
Q
39.000
dQ/dP = - 0,25
= a + 45000 b
9875
a + 45000 b
57
Q
58
= 20.000 - 0,25 P
0,25 P = 20.000 - Q
P
= 80.000 - 4 Q
= 80.000 Q 4 Q2
untuk Q = 9.8750
= 399.937.500 SU
Q
R
R
= 10.250
= 80.000 (10250) 0,25 (102502)
= 399.750.000 SU
untuk Q = 10.250
Contoh 12
Tepung terigu dan telur ayam adalah 2 bahan baku
utama untuk membuat produk makanan seperti mie,
roti dan produk makanan lainnya. Ketika harga telur
Rp. 6000 ribu per ton, permintaan tepung terigu
produksi PT.Bogasari mencapai 1500 ribu ton per
minggu. Kenaikan harga konsentrat / makanan ayam
membawa dampak naiknya harga telur menjadi Rp.
6.500 ribu per ton. PT. Bogasari mengkawatirkan
bahwa kenaikan harga telur ini akan berimbas pada
menurunnya permintaan tepung terigu. Untuk
mengetahui seberapa jauh penurunan permintaan
tepung terigu atas kenaikan harga telur tersebut,
maka Departemen Research & Development (R & D )
PT. Bogasari melakukan riset dengan mengumpulkan
data variasi permintaan mingguan tepung terigu pada
berbagai variasi harga telur. Hasilnya memperlihatkan
bahwa Elastisitas Silang permintaan tepung terigu
terhadap perubahan harga telur adalah :
25
EG/T =
11
59
60
Pertanyaan :
a. Bila diasumsikan bahwa semua industri yang
menggunakan bahan baku tepung terigu dan telur
mempertahankan kualitas produknya dan semua
faktor penentu permintaan tepung terigu selain
harga telur ayam adalah konstan :
a.1 Berapakah permintaan tepung terigu per
minggu akibat kenaikan harga telur tersebut
?
a.2 Berapa ton penurunan permintaan tepung
terigu per minggu ?
b.
61
62
Jawab 12
Jawaban b
Jawaban a
b1.
dan
QG1
= 1500
dan
QG2
1,25 P = 6000 Q
25
EG/T = 11
QG2 QG1
PT2 + PT1
x
PT2 PT1
25
= 4800 0,8 Q
Q1
P1
TR1
TR1
= QG2 + QG1
QG2 1500
11
6500 + 6000
x
b2.
25
= 6000 1,25 P
11
Q2
P2
P2
= 4800 1000
P2
= -
6500 6000
QG2 + 1500
25(QG2 1500)
25
= -
QG2 + 1500
11
12 QG2 = 15.000
QG2 =
1.250
63
64
6500 + 6000
x
6500 6000
= - 2,273
1250 + 1500
E1-2 = - 2,273
= 4800 0,8 Q
TR
= PxQ
TR
TR
= 4800 Q - 0,8 Q2
MR
= 4800 - 1,6 Q = 0
1,6Q = 4800
Q
65
66
Gambar 12 Penarikan Surplus Konsumen dengan
Strategi Diskriminasi Harga
P
MC
P2
MC
P1
AC
P0
AC
AR
0
Q0
Q/t
AR
0
Q2
Q1
Q0
MR
(a)
Q/t
MR
(b)
67
68
d. Total penerimaan :
TR = TR1
TR = r1(Q1) + r2(Q2)
e. Total Biaya :
TC = c(Q1 + Q2)
Q = Q1 + Q2
TC = c(Q)
f. Keuntungan
+ TR2
= R-C
b. Penerimaan di Pasar-1 :
TR1 = P1Q1
P1
= f1(Q1)
TR1 = Q1 f1(Q1)
TR1 = r1(Q)
dQ1
TR2 = P2Q2
P2
MR1
TR2 = Q2 f2(Q1)
TR2 = r2(Q)
dr1(Q1)
dQ1
dc(Q1 + Q2)
d(Q1 + Q2)
= 0
c. Penerimaan di Pasar-2 :
= f2(Q2)
- MC = 0
MR1 = MC (a)
69
d
dQ2
dr2(Q1)
dQ2
dc(Q1 + Q2)
= 0
d(Q1 + Q2)
MR2 - MC = 0
Persamaan
sehingga :
70
MR2 = MC . (b)
(a)
MR1 = MR2
1
P1
1-
= P2
1 -
E1
MR1 = MR2 = MC ............................................................
10
E2
Bilamana E2 > E1
1
Maka
<
dQ1
dMR2
dQ2
dMR1
3)
d(Q1 + Q2)
1 E2
dMC
dMR2
dMC
-
d(Q1 + Q2)
dQ2
P1 > P2
< 0
dQ1
1
= P2
< 0
d(Q1 + Q2)
dMC
P1 1 E1
dMC
Sehingga
2)
E2
1
Pada hal
1)
1 -
E1
1 -
>0
d(Q1 + Q2)
71
72
Secara grafis
mekanisme kebijaksanaan diskriminasi
harga pada dua pasar yang terpisah (separate market)
seperti Gambar - 13 berikut ini :
Gambar - 13
Ilustrasi 13
Misalnya produsen menjual produknya di dua pasar terpisah
yaitu Pasar-1 dan Pasar-2. Analisis data pada masing-masing
pasar tentang hubungan antara harga barang, jumlah barang
dan total biaya menghasilkan persamaan demand dan biaya
sbb. :
Fungsi
Pasar-1
Pasar-2
Demand
P1 = 80 5 Q1
P2 = 180 20 Q2
Biaya
P1
Jika diinginkan laba maksimum, berapakah jumlah dan harga
Q di masing-masing pasar harus dijual serta keuntungannya ?
P2
D2
Jawab - 13
P1
D1
= 80 5 Q1
Q1.1 Q1.2
Q2.1
Q2.2
P2
MR1
MR 2
= 180 20 Q2
E1
<
E2
MR2 = 180 40 Q2
P1
>
P2
= 50 + 20 (Q)
Q = Q1 + Q2
MC = 20
73
74
R2
= 180 Q2 20Q22
MR1 = MR2 = MC
R2
= 180(4) 20(42)
80 10 Q1 = 180 40 Q2 = 20
R2
400 SU
80 10 Q1 = 20
10 Q1 = 60
Q1 = 6 unit
dP1/dQ1 = - 5
dQ1/dP1 = - 1/5
E1 = - 1,667
40 Q2 = 160
dP2/dQ2 = - 20
Q2 = 4 unit
dQ2/dP2 = - 0,05
E2 = - 1,250
P1 = 80 5(6)
P1 = 50 SU
P2 = 180 20 Q2
50 + 20 (Q1 + Q2)
P2 = 180 20(4)
Q2 = 4 unit maka :
50 + 20 (6 + 4)
250 SU
P2 = 100 SU
Keuntungan :
R1 = 80 Q1 5Q12
R1 = 80 (6) 5(62)
= R1 + R2 C
= 300 + 400 250
= 450
R1 = 300 SU
Dalam
KEBIJAKSANAAN DI BIDANG
PRODUKSI DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
75
76
Gambar 1
Aktivitas Produksi
seba-
INPUT
PROSES
SMB.DAYA
* T.Kerja
* Bahan
* Energi
* Modal
* informasi
* Skill
* Tanah
Sistim dan
teknologi :
proses
penciptaan
nilai guna
dan nilai
tambah
OUTPUT
Produksi :
Penciptaan
nilai guna
dan nilai
tambah
Feedback :
Proses evaluasi dan
pengendalian
77
78
Q= f
79
80
= f (L , K)
L
K
dapat ditulis
Q = f( L )
TOTAL PRODUCT
Total produk adalah Q yaitu sejumlah produk yang
dihasilkan oleh sejumlah masukan L
AVERAGE PRODUCT
Produk rata-rata (Average Product) untuk masukan
L (APL) sama dengan total produk (Q) per satu
unit masukan L atau APL = Q/L
MARGINAL PRODUCT
Marginal Product untuk masukan L (MPL) adalah
perubahan total produk yang dihasilkan (Q) dibagi
dengan perubahan jumlah masukan yang
digunakan ( L ) atau MPL = Q / L dan input
lainnya konstan
81
82
APL
MPL
71
71
71
71
160
80
89
89
261
87
121
121
368
92
107
107
475
95
107
107
576
96
101
101
665
95
89
89
736
92
71
71
783
87
47
47
10
800
80
17
17
11
781
71
-19
-19
12
720
60
-61
-61
83
84
MAXIMUM PRODUCT
Pada saat Marginal Procuct MPL = 0, Total
Product (Q) mencapai maksimum (800 unit lebih),
saat penggunaan L antara 10 dengan 11 unit (10
unit < L < 11 unit )
HUBUNGAN ANTARA MPL DENGAN APL
Pada level penggunaan input dari L = 1 unit
sampai dengan penggunaan input L = 6 unit
(
APL maksimum = 96 unit) maka MPL > APL dan
kemudian pada level penggunaan input
L,
berikutnya
(dengan
semakin
bertambahnya
penggunaan input L ) maka MPL < APL.
Menurut teori, ketika APL mencapai maksimum,
kurvenya memotong kurve MPL sehingga pada saat
nilai APL maksimum maka APL = MPL
Maksimum MPL terjadi pada penggunaan input L
pada Inflexion Point (Titik Belok)
85
86
Gambar 2 :
Total, Average and Marginal Product
= APL
Q
sehingga
L
Q
1
APL
selanjutnya :
Q
Q
800
736
665
576
475
368
= MPL
261
L
160
sehingga :
71
MPL
EL =
10 11 12
APL
87
88
FUNGSI PRODUKSI
Gambar 3
Q
EL =1
EL= 0
800
Qmaksimum
576
dY
= 0
akan diperoleh Xi
dX
Total Produk
Q yg menghasilkan APL
maksimum
<0
2
dX
368
dan Ymak = f ( Xi )
x=xi
d2Y
107
96
a)
APL
dX
L
0
I
EP >1
10
II
1 > EP > 0
>0
2
MPL
III
EP < 0
dan Ymin = f ( Xi )
x=xi
d2Y
c)
=0
2
dX
x=xi
89
90
MENGIDENTIFIKASI
TOTAL PRODUKSI MAKSIMUM
Ilustrasi 1
Berikut ini data observasi selama 3 tahun terakhir dari
PT. XX yang memproduksi jaket kulit
Mengidentifikasi Produk Maksimum yang dihasilkan oleh seperangkat input yang digunakan
merupakan hal yang penting
bagi seorang
produsen
agar ia bisa mengevaluasi apakah
aktivitas produksi yang telah dilaksanakan selama
ini sudah efisien atau belum.
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi
maksimum adalah :
produk
Pertama :
Mengumpulkan data jumlah penggunaan input dan
produk yang dihasilkan sebanyak mungkin.
Kedua :
Entry data ke dalam program statistik (misalnya
SPSS), data kemudian diplot dalam Scatter
Diagram (diagram pencar) untuk menentukan
model fungsi produksi yang sesuai.
Ketiga :
Mengestimasi fungsi produksi berdasarkan data
penggunaan input dan produk yang dihasilkan
Tabel 2
Obs
Obs
4.00
368.00
18
11.00
790.00
9.00
783.00
19
2.50
250.00
6.00
576.00
20
7.50
680.00
2.00
160.00
21
12.00
725.00
12.00
720.00
22
14.50
250.00
1.00
71.00
23
5.60
485.00
7.00
665.00
24
11.00
770.00
11.00
781.00
25
8.50
750.00
3.00
261.00
26
11.00
775.00
10
5.00
475.00
27
13.00
650.00
11
8.00
736.00
28
3.00
261.00
12
10.00
750.00
29
5.00
475.00
13
13.00
611.00
30
8.00
736.00
14
15.00
225.00
31
10.00
750.00
15
14.00
448.00
32
12.00
630.00
16
5.00
500.00
33
15.00
300.00
17
8.00
725.00
34
14.00
400.00
91
92
Pertanyaan :
1) Tentukan estimasi model fungsi produksi
2) Berapa unit L yang digunakan agar menghasilkan Q maksimum
Langkah II :
Mengestimasi Nodel Fungsi Produksi. Berdasar pada
Scatter Diagram, maka model fungsi produksi yang
sesuai adalah fungsi pangkat 3 (cubic production
function). Dengan menggunakan program SPSS 11,
maka model fungsi produksi estimasi adalah :
Jawab 1 :
Langkah I
Data hasil observasi dituangkan dalam Scatter
Diagram untuk menentukan model fungsi produksi
yang sesuai. Dengan menggunakan program SPSS
11, hasil Scatter Diagramnya adalah sbb. :
t-Stat
Sig
( -9.459 )
( 0.000 )
( 4.328 )
( 0.000 )
( 3.349 )
( 0.002 )
( 0.112 )
( 0.912 )
800
600
Tabel 3
Coefficients
UnstandarStandardized
dized
Coefficients
Coefficient
B
Std. Error
Beta
400
Model
1 Constant
10
12
14
16
.912
63.631
18.501
1.197
3.439
.002
10.771
2.489
3.473
4.328
.000
L3
-.935
.099
-4.548
-9.459
.000
a Dependent Variable: Q
.112
39.034
Sig.
4.370
200
93
94
Langkah III
Mengidentifikasi penggunaan
mumkan Q
yang memaksi-
dQ/dL
Coefficients
Unstandardize
d Coefficients
Model
1
Standardiz
ed
Coefficient
s
Sig.
dQ/dL = 0
Std. Error
Beta
L_3
-.926
.060
-2.378
-15.495
.000
L_2
10.533
1.267
2.078
8.315
.000
65.567
6.457
1.076
10.155
.000
a Dependent Variable: Q
b Linear Regression through the Origin
Syarat Q maksimum :
= - 2.778
= 21.066
= 65.567
kwadrat ini
digunakan
( koefisien dari L2 )
( koefisien L )
( konstanta )
- b b2 4ac
L1,2 =
2a
t-Stat
Sig
( -15.495 )
( 0.000 )
( 8.315 )
( 0.000 )
( 10.155 )
( 0.000 )
95
- 21.0662
96
443.7764 + 728.5805
L1,2 =
- 5.556
- 21.0662 34.2397
L1,2 =
- 5.556
Ilustrasi 2
Misalkan
hasil estimasi fungsi produksi
3
Q = - 2 L + 45 L2 + 600 L
L1
L1
L1
L2
= - 5.556 L2 + 21.066
adalah
Pertanyaan :
1. Sampai dengan penggunaan L berapa Total
Produk naik dengan kondisi increasing Marginal
Product ?
2. Penggunaan L dari dan sampai berapa unit Total
Produk naik dengan kondisi diminishing Marginal
Product ?
3. Pada saat penggunaan L berapa Total Produk
maksimum ?
4. Berapa
L
yang
digunakan ketika rata-rata
produksi untuk masukan L mencapai maksimum
d2Q
dL
Jawab 2 :
= -2 L3 + 45 L2 + 600 L
Q
= -0.926 L3 + 10.533 L2 + 65.567 L
Untuk L = 9.95 maka :
dQ/dL
= MPL = - 6 L2 + 90 L + 600
d2Q/dL2 = dMPL / dL = - 12 L + 90
97
98
L1
L2 =
= 20 unit
- 12
d2Q
d Q/dL = - 12 L + 90 = 0
- 12 L + 90
12 L
L
= - 12 L + 90
dL2
= 0
= 90
d2Q
= 7.5 unit
dL2
Jadi L
= -2 L3 + 45 L2 + 600 L
= 20 maka :
- 6 L + 90 L + 600 = 0
berkurang
- 90 902 (4)(-6)(600)
L1,2 =
= 20 unit
2( -6 )
- 90 150
digunakan L = 20 unit
L1,2 =
- 12
99
100
Tabel 4
= -2 L3 + 45 L2 + 600 L
Q = - 2 L3 + 45 L2 + 600 L
Cross Ceck
L
APL
643
d2Q
< 0
dL2
APL
= -2 L2 + 45 L + 600
dAPL / dL
= -4 L + 45 = 0
4 L = 45
L = 11.25 Unit
Jadi
bila digunakan
L = 11.25
unit
akan memaksi-
mumkan APL
APL = -2 L2 + 45 L + 600,
Maksimum APL
MPL
643
643
643
1364
682
721
721
2992
748
1628
814
4788
798
1796
898
5719
817
931
931
7.5
6187.5
825
0.5
468.5
937
6656
832
0.5
468.5
937
10
8500
850
1844
922
11
9383
853
883
883
11.25
9597.66
853.13
0.25
214.66
858.63
12
10224
852
0.75
626.34
835.12
16
12928
808
2704
676
18
13716
762
788
394
19.9
13999.25
703.48
1.9
283.25
149.08
20
14000
700
0.1
0.75
7.5
20.1
13999.25
696.48
0.1
-0.75
-7.5
21
13923
663
0.9
-76.25
-84.72
101
102
Ilustrasi 3
Misalnya suatu sistem produksi dinyatakan sebagai Q
= -L3 + 15 L2 + 72 L, di mana L = jumlah tenaga kerja
yang digunakan, Q = total produksi. Harga input L
Rp. 100.000 per unit
dan biaya input tetapnya
adalah Rp. 1.000.000.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, berikut disajikan
skedul produksi dan Total Biaya.
Tabel 5
Q = -L3 + 15 L2 + 72 L dan
Penggu Total
naan
Produksi
input
(L)
(Q)
TC = 1.000.000 + 100.000 L
TFC
(rK)
TVC
(wL)
TC
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1.000.000
1.000.000
196
1.000.000
200.000
1.200.000
464
1.000.000
400.000
1.400.000
756
1.000.000
600.000
1.600.000
1024
1.000.000
800.000
1.800.000
12
1296
1.000.000
1.200.000
2.200.000
103
Gambar 5 :
104
AVERAGE COST
Average Cost sama dengan Total Cost dibagi Total
Product yang dihasilkan ( AC = TC/Q)
C (Rp.000)
TC
TC = TFC + TVC,
2200
maka
TC
1800
AC =
1600
TFC + TVC
=
Q
TVC
1400
TFC
TVC
+
AC = AFC + AVC
1200
TFC
1000
Ilustrasi 5
Untuk memberikan ilustrasi AFC, AVC dan AC baik
data numerik maupun kurvenya, digunakan data pada
Ilustrasi 3
Tabel 6 : AFC, AVC dan AC
Q
0
196
464
756
1024
1296
Ouput
Q
TFC
Rp.000
TVC
Rp.000
TC
Rp.000
AFC
Rp
AVC
Rp
AC
Rp
196
1000
200
1200
5102
1020
6122
464
1000
400
1400
2155
862
3017
756
1000
600
1600
1323
793
2116
1024
1000
800
1800
977
781
1758
1296
1000
1200
2200
772
976
1698
105
106
Gambar 6
AFC, AVC, AC dan MC
MC
SMC
dTC
TC
SMC =
AC
ATC
=
dQ
Q
Ilustrasi 6
MATC
AVC
MAvC
TC
TC
SMC = TC/Q
1.000.000
196
1.200.000
196
200.000
1020.41
464
1.400.000
268
200.000
764.27
756
1.600.000
292
200.000
684.93
1024
1.800.000
268
200.000
735.29
1296
2.200.000
272
400.000
1470.59
SMC
ATC
AFC
107
108
Ilustrasi 7
Isi sel kosong pada tabel berikut ini (Ma -Tho : 353)
Q
TC
TFC
TVC
AFC
AVC
AC
MC
100
260
200
60
0.6
2.6
2.6
200
290
200
90
300
200
400
200
500
200
600
200
700
200
800
2040
0.3
0.5
1.05
VC
360
(wL)
SMC =
3.0
=
Q
1.6
TVC
AVC =
200
= w
1
= w
w
=
MPL
w L
=
L
= w
MPL
w
=
APL
APL
Jawab 7
Q
TC
TFC
TVC
AFC
AVC
ATC
MC
100
260
200
60
2.00
0.60
2.60
2.60
200
290
200
90
1.00
0.90
2.90
0.30
300
350
200
150
0.67
0.50
1.17
0.60
400
420
200
220
0.50
0.55
1.05
0.70
500
560
200
360
0.40
0.72
1.12
1.40
600
860
200
660
0.33
1.10
1.43
3.00
700
1320
200
1120
0.29
1.60
1.89
4.60
800
2040
200
1840
0.25
2.30
2.55
7.20
Tabel 8
APL, MPL , AVC dan SMC dalam SRPF DAN SRC
Labor
(L)
Product
(Q)
APL
( Q/L)
MPL
(Q/L)
AVC
(w/APL)
0
2
4
6
8
12
0
196
464
756
1024
1296
98
116
126
128
108
98
134
146
134
68
1020
862
793
781
976
SMC
(w /
MPL)
1020.41
764.27
684.93
735.29
1470.59
109
110
Syarat maksimum
First order condition
:
: d / dL = 0
dTR
=
dTC
-
dL
df(L)
=P
dL
dL
df(L)
- w
dL
= MPL
dL
d
= P MPL - w = 0
P(MPL) = w
dL
dTR
P MPL =
Bilamana :
Fungsi produksi
dTC
Total Revenue
TR = P f(L)
Total biaya
Profit
= f(L)
MRPL = MFCL
TC = a + w L
atau
w
MPL
atau
P
w
= TR TC = P f(L) - (a + w L)
=
MPL
111
112
PRODUKSI OPTIMUM
Ilustrasi 8
Msal hasil observasi data produksi menghasilkan
Fungsi Produksi Estimasi Q = - L3 + 12 L2 + 144 L.
Harga input L Rp. 90 ribu, dan harga Produk Q Rp.
15 ribu. Biaya tetap Rp. 15,000 ribu.
Gambar 7
Q
M
QM
QO
O
Q = f(L)
QB
w
MPL =
P
w/P
0
LB
LO
LM
L
MP L
QM
QO
QB
Pertanyaan :
1. Agar tercapai keuntungan maksimum, berapakah
a. Input L yang digunakan
b. Keuntungan maksimum
c. Total Produk yang dihasilkan
d. Average Product (APL) dan biayanya.
2. Ketika mencapai Average Product maksimum,
berapakah :
a. Jumlah input L yang digunakan
b. APL maksimum dan Total Produk(Q)
c. Keuntungan
3. Ketika Total Produk
mencapai
berapakah :
a. Jumlah input L yang digunakan
b. Total Produk Maksimum
c. Average Product
d. Keuntungan
maksimum,
113
114
Jawab 8
-8
82 (4)(-1)(46)
L1,2 =
2( -1 )
-8
248
L1,2 =
-2
R = 15 (- L3 + 12 L2 + 144 L)
- 8 15.748
R = - 15 L3 + 180 L2 + 2160 L
L1,2 =
-2
Keuntungan = R C
- 8 + 15.748
L1
: d/dL
2
- 8 - 15.748
= 0
L1
d/dL
= - 45 L + 360 L + 2070
d2/dL2 = - 90 L + 360
First order condition
dL
- 45 L2 + 360 L + 2070 = 0
d2Q
- L2 + 8 L + 46 = 0
dL2
= 11.874
-2
115
Jadi L
= 11.874 unit
116
- 2 L + 12
keuntungan
2L
=0
= 12
L =6
APL
= - L2 + 12 L + 144
unt L = 6
APL
= - 62 + 12 x 6 + 144
APL
= 180 unit
- 15000
b. Total Produk
c) Q
= - L3 + 12 L2 + 144 L
= 1727.621
= L x APL = 6 x 180
= 1080
c. Keuntungan :
= 1080 x Rp. 15 ( 6 x Rp. 90 + Rp. 15000 )
= Rp. 660 ribu
= - L + 12 L + 144 L
2
= - L3 + 12 L2 + 144 L
= - L3 + 12 L2 + 144 L
MPL
= -3 L2 + 24 L + 144
dMPL / dL = - 6 L + 24
APL = - L2 + 12 L + 144
dAPL / dL
a. Q
= - 2 L + 12 = 0
: MPL = dQ/dL = 0
117
-3 L2 + 24 L + 144 =
L2 - 8 L - 48 =
(L+ 4)(L 12 ) =
L+4 =
118
c. Average Product :
APL = Q / L = 1728 / 12 = 144 unit
d. Keuntungan :
= 1728 x Rp. 15 ( 12 x Rp. 90 + Rp. 15000 )
L1 = - 4 (tidak digunakan)
L 12 =
L2 = 12
Tabel 9 Resume
Kondisi
-maks
Q-maks
APL-maks
11.874 Unt
12 unt
6 Unt
1727.621 Unt
1728 Unt
1080 Unt
Rp. 9845.65
Rp. 9840
Rp. 660
145,5 Unt
144 Unt
180 Unt
dMPL
= - 6 L + 24
dL
dMPL
= - 6 (12) + 24 = - 48 < 0
dL
L = 12
Jadi L
b. Q
APL
= 1728 unit
119
120
Ilustrasi 9
Isi sel yang kosong pada tabel berikut ini
L
APL
40
2
3
48
138
44
5
6
MPL
24
210
29
-27
Q
= 0
Jawab 9
dan
= 0
M
APL
MPL
40
40
40
88
44
48
138
46
50
176
44
38
200
40
24
210
35
10
203
29
-7
176
22
-27
Q
= - 2L - 10M + 80 = 0
L
Q
= 5M -10L + 15 = 0
= 0
= 0
+
22L
-110
= 0
121
122
Ilustrasi 10
Tabel berikut menunjukkan Total Produk yang dihasilkan dari
kombinasi penggunaan L dan K (K konstan)
22L = 110
L = 5 unit
Unit of
Labor
1
2
3
4
5
2L + 10M 80 = 0, untuk L = 5
10 + 10M 80 = 0
10M = 70
M = 7
Q = - L2 + 2,5M2 -10LM + 80L + 15M
unt uk
L = 5
dan
M = 7
Unit of Capital
K=2
K=3
120
160
260
360
360
510
430
630
480
710
K=1
50
110
150
170
160
K=4
180
290
560
690
790
MPL
APL
120
120
120
120.0
260
140
140
130.0
360
100
100
120.0
430
70
70
107.5
480
50
50
96.0
Ketika APL meningkat MPL juga meningkat dan MPL > APL.
Bilamana APL menurun, MPL juga menurun dan MPL < APL
b. MPL setiap level penggunaan K (konstan)
123
K=1
124
K=2
K=3
K=4
MPL
MPL
MPL
MPL
50
50
120
120
160
160
180
180
Gambar 8
110
60
260
140
360
200
390
210
150
40
360
100
510
150
560
170
170
20
430
70
630
120
690
130
180
10
480
50
710
80
790
100
Q
M
O
MPL
APL
AP L
0
LB
LO
LM
L
MP L
125
126
4. Produk optimum
yang merupakan kondisi ekuilibrium
produsen adalah tingkat produksi yang menghasilkan
keuntungan maksimum. Syarat
tercapainya produk
optimum :
w
MPL
=
P
= harga produk
= harga input
127
128
Gambar 9
MPL
APL
TC
TFC + TVC
AC =
TFC
TVC
+
AC = AFC + AVC
APL
MPL
TC
SMC =
TVC
=
MPL
SMC
AVC
TVC
AVC =
SMC
AVC
wL
=
w
=
APL
b. Bilamana MPL dan APL turun, MPL < APL, serta SMC
dan AVC naik
c. Bilamana MPL = APL maka AVC minimum
129
Dalam
KEBIJAKSANAAN DI BIDANG
PRODUKSI DAN PENJUALAN
mm18-upnjatim
129
130
Gambar 10 Isoquant
K (unit)
Qo = F (L,K)
KA
KB
Kombinasi kedua input dengan proporsi masingmasing input berbeda-beda menghasilkan tingkat
produksi yang sama bisa terjadi karena kedua
inputnya bersifat saling mensubstitusi.
B
C
KC
LA
LB
LC
L (unit)
131
132
Q2
Q1
C
Gambar 11
B
K (Unit)
400 = f (K,L)
0
L (Unit)
200 = f (K,L)
100 = f (K,L)
L (Unit)
133
134
Perhatikan Isoquant Q2
Titik C dan titik A terletak pada kurve isoquant Q2
berarti Q2C = Q2A.
Perhatikan persamaan berikut ini :
Q2A = Q2C
Q1B = Q1A
Q1A = Q2A
Karena Q1A = Q2A , seharusnya Q1B = Q2C ,
tetapi kenyataan dalam gambar tidak demikian di
mana Q1B dan Q2C tidak terletak dalam satu
kurve isoquant sehingga Q1B Q2C yang berarti
Q1A = Q2A atau dengan kata lain Q1 tidak akan
berpotongan dengan Q2
MPL =
L
Marginal Product untuk input K (MPK) adalah
perubahan Q bila input K berubah 1 unit dan input
L konstan, dan dirumuskan sebagai :
Q
MPK =
K
Ilustrasi 10
Tentukan MPK dan MPL bilamana persamaan
Isoquant adalah Q = 3K2 + 5 KL+ L2
MPK = Q/K
= 6K +5L
MPL = Q/L
= 5K +2L
135
136
Q
K +
Q
K +
= K
Q
dan
MPK
= MPK
= MPL
L
= - MRTSK,L
MPL
sehingga :
MPK K + MPL L = 0
MPK K = - MPL L
MPL
K
=L
= - MRTSL,K
MPK
137
138
Ilustrasi 11
Tabel 9 berikut ini merupakan berbagai kombinasi
input K dan input L untuk menghasilkan 500 Unit
produk Q
Tabel 9
25,0
25
19,0
-6,0
-6,0
6,0
14,0
-5,0
-5,0
5,0
10,0
-4,0
-4,0
4,0
7,0
-3,0
-3,0
3,0
5,0
-2,0
-2,0
2,0
4,0
-1,0
-1,0
1,0
3,0
-1,0
-1,0
1,0
2,5
-0,5
-0,5
0,5
10
2,0
-0,5
-0,5
0,5
11
1,6
-0,4
-0,4
0,4
12
1,3
-0,3
-0,3
0,3
13
1,2
-0,1
-0,1
0,1
K K/L=
- MRTSL,K
MRTSL,K
Gambar 13 : Isocost
K (Unit)
A
A
Co = rK + wL
LA
LB
L (Unit)
139
140
141
142
Slope Isocost :
K (unit)
C = rK + wL
C = r K + w L
karena C konstan, maka C = 0, shingga :
KM
r K + w L = 0
r K = - w L
Q o = f(L, K)
K
= -
w
=
MPK
L (Unit)
LM
143
144
C = wL + rK
MPK
Q 3 = f3 (L,K)
Q2 = f2(L,K)
Q 1 = f1 (L,K)
L
Kedua :
Input terbatas sehingga jumlah produksi
(Isoquant) sebagai kendala, sedang anggaran
tersedia cukup. Dalam kondisi demikian manajer
harus menyesuaikan anggaran yang tersedia
kepada produk yang terbatas sedemikian rupa
segingga biaya kombinasi input yang digunakan
minimum.
145
146
Gambar 16
Mengoptimalkan Produksi dengan
Total Product (Isoquant) sebagai kendala
K
C01
C02
w
=
MPK
C
03
Q = f(L,K)
Ilustrasi 12
Misalnya untuk menghasilkan 1000 unit
digunakan kombinasi masukan L dan K
sebagai berikut :
produk
(L ; K)
L
{2 : 240 }
{4 ; 18,2 }
{ 6 ; 15,4 }
{12 ; 11,7}
{8 ; 13 8 }
{10 ; 12,6}
03
dan
{40 ; 7,2 }
147
148
Jawab 12 :
Q = 1000 unit
R = 400 SU
w = 100 SU
C = 400 K + 100 L
Syarat Produksi Optimal atau ekuilibrium produsen :
MPL
K
= -
K/L
24,0
rK
WL
Total
Cost
9600
200
9.800
18,2
-5,8
-2,90
7280
400
7680
15,4
-2,8
-1,40
6160
600
6760
13,8
-1,6
-0,80
5520
800
6320
10
12,6
-1,2
-0,60
5040
1000
6040
12
11,7
-0,9
-0,45
4680
1200
5880
14
11,0
-0,7
-0,35
4400
1400
5800
16
10,4
-0,6
-0,30
4160
1600
5760
18
9,9
-0,5
-0,25
3960
1800
5760
20
9,5
-0,4
-0,20
2800
2000
5800
26
8,6
-0,9
-0,15
3440
2600
6040
32
7,9
-0,7
-0,12
3160
3200
6360
40
7,2
-0,7
-0,09
2880
4000
6880
MPK
MPL
100
=-
MPK
=-
= -
Tabel 10
= - 0,25
400
149
150
Ilustrasi 13
Estimasi isoquant : Q = L2 + 8 KL + K2 di mana Q =
total produk, L = jumlah masukan tenaga kerja dan K
= jumlah masukan modal Harga K adalah $ 5 dan
harga L adalah $ 2. Bilamana anggaran yang
tersedia adalah $1700 dan diinginkan
produksi
optimal, hitunglah : Jumlah K dan
L yang
digunakan, Total Produksi dan K yang digunakan bila
bila L = 500 unit,
= 600 unit
Jawab 13 :
L + 8 KL + K
MPL = 2 L + 8 K
MPL
MPK
= 850.000 unit
K2 + 4000 K 600.000 = 0
2
- 4000 + 40002 4 (1)(- 600000)
=
8L+2K
dan MPK = 8 L + 2 K
2L+8K
=
L2 + 8 KL + K2
K =
2
2(8 L + 2 K) = 5 (2 L + 8 K)
- 4000 + 4289,52
16 L + 4 K = 10 L + 40 K
6L
= 36 K
TC
= 2L+ 5K
K =
L = 6K
TC = 12 K + 5 K
17 K = 1700
K
= 100 unit
= 6K
= 144,76 unit
Ilustrasi 14
Suatu isoquant dinyatakan sebagai Q = K0,60 L0,90.
Harga K yaitu r = 5 dan harga L yaitu w = 3.
Berapakah K dan L yang digukan bila Q = 1800
151
152
= 1800 unit
1800
Jawab 14 :
1800
Q = K0,60 L0,90
1800
= 2,50,90 K1,50
C= 5K+ 3L
MPL
= 5K+ 3L
= (5)(85) + (3)(213)
= 1064 SU
MPK
MPL
=
3
=
MPK
0,60 K
0,90 K
-0,40
=
0,60 L
0,90
1,80 L = 4,5 K
5
L = 2,5 K
Long-run Production and Cost
153
154
Q4
IRTS
Disebut juga kodisi Economies of Scale, adalah
kondisi teknologi prodiksi (jangka panjang) di mana
pada kondisi IRTS :
Q3
Q2
Q1
Return to Scale (RTS) atau Tingkat Pengembalian Skala adalah suatu kondisi teknologi
produksi yang hanya terjadi pada LongRun
Production Fungtion
Expansion Path
3
C4
C3
C2
C1
MPL2
=
MPK1
MPL3
=
MPK2
MPL4
=
MPK3
w
=
MPK4
155
156
CRTS.
Adalah kondisi teknologi produksi (jangka panjang)
di mana pada kondisi CRTS :
bila semua masukan digandakan secara
proporsionil maka produk
akan bertambah
dengan proporsi yang sama.
dari aspek biaya, penambahan semua input
secara proporsionil biaya rata rata produksi
tidak berubah (konstant).
DRTS
Disebut juga kondisi Diseconomies of Scale, yaitu
suatu kondisi teknologi produksi (jangka panjang)
dimana pada kondisi DRTS :
bila semua masukan digandakan secara
proporsionil maka produk
akan bertambah
dengan proporsi yang lebih kecil.
dari aspek biaya, penambahan semua input
secara proporsionil akan menaikkan biaya rata
rata produksi.
Dimislkan Long-Run Production Function menggunakan dua input L dan K dinyatakan sebagai Q
= F (L, K) dan kemudian semua input digandakan
dengan t kali, maka :
Q* = F ( tL, tK)
Q* = tS F (L, K)
Q* = tS Q
S
>
<
157
158
Ilustrasi 15
Suatu teknologi produksi yang direfleksikan sebagai
fungsi produksi dinyatakan sebagai berikut :
Q = L2 + 5 LK + K2 . Biaya produksi dinyataka
sebagai C = 4 L + 5 K. Bilamana C = 59,
berapakah kombinasi L dan K yang digunakan
agar tercapai produksi optimal dan berapa produksi
tersebut ?
Buatlah skedul produksi, total biaya dan biaya ratarata apabila semua masukan dikalikan dengan : 2
kali, 3 kali, 4 kali dan 5 kali.
Mengidentifikasi Return to Scale :
Misal semua input digandakan dengan t kali :
Q* = (tL)2 + 5 (tL)(tK) + (tK)2
Q* = t2 L2 + 5(t)(t)(L)(K) + t2 K2
Q* = t2 ( L2 + 5KL + L2)
Q* = t2 Q
S
= 2
> 1
mengindikasikan bahwa
teknologi
= L2 + 5LK + K2
MPL = 2L + 5K
MPK = 5L + 2K
Long-run Production and Cost
159
160
Tabel 11
Input
naik
t kali
Prod
naik t2
kali
=
MPK
2L + 5K
40
2L + 5K
=
5L + 2K
4
=
50
5L + 2K
12
8,5
309,75
59
0,19
22
17,0
10
1239,00
118
0,10
34,0
20
4956,00
236
0,05
Tabel 11 memperlihatkan
bila
digandakan t kali, produksi naik t2
produksi rata-rata menurun.
10L = 17K
L = 1,7K
C = 4L + 5K
= 4 (1,7K) + 5K
11,8K = 59
K = 5
L = 1,7 K
2
L = 8,5
2
= 309,75 Unit
AC
59
semua input
kali dan biaya
Ilustrasi 16 :
Fungsi Produksi : Q = 10L0,5 K0,3, dan anggaran
dinyatakan 64 = 4 L + 5 K. Dari data ini akan
diidentifikasi RTS dan penggunaan kombinasi input
yang mengoptimalkan produksi.
Identifikasi RTS :
Q = 10 L0,5 K0,3
semua input dinaikkan t kali lipat
Q* = 10 (tL)0,5 (tK)0,3
Q* = (t0,5)(t0,3)(10 L0,5 K0,3)
Q* = t 0,8 Q
S = 0,8 < 1 berarti fungsi produksi dalam kondisi
DRTS
161
162
Tabel 12
Input Prod
naik
naik
0,8
t kali t kali
w
=
MPK
r
0,5
MPL
3 L0,5 K- 0,7
=
MPK
5K
25 K = 12 L
5
= 0,48 L
4L + 5K = 64
6,4 L = 64
K
= 0,48 L
4L + 5(0,48L) = 64
L = 10,0
K = 4,8
Q
Q
= 10 L0,5 K0,3
L = 10 dan K = 4,8 maka :
= 10 (10)0,5 (4,8)0,3
= 10 (3,1623)(1,6009)
= 50,6253 50,63
AC
10,8
10
4,8
50,63
64
1,26
20,8
20
9,6
88,15
128
1,45
0,8
40
19.2
153,48
256
1,67
Tabel 12 memperlihatkan bahwa dengan menggandakan semua input dengan t kali, produksi naik
t0,8 kali dan biaya produksi rata-rata meningkat.
4
=
3L
1
0,3
Q
= 10 L K
MPL = 10(0,5) L0,5 1 K0,3 = 5 L- 0,5 K0,3
MPK = 10L0,5 (0,3)(K0,3-1) = 3 L0,5 K- 0,7
Ilustrasi 17 :
Fungsi Produksi dinyatakan sebagai Q = 10L0,6 K0,4,
anggaran biaya dinyatakan sebagai 60 = 4L + 5 K.
Dari
data ini
akan diidentifikasi
RTS
dan
penggunaan kombinasi input yang mengoptimalkan
produksi.
Identifikasi RTS :
Q
= 10 L0,6 K0,4
10 (tL)0,6 (tK)0,4
(t0,6)(t0,4)(10 L0,6 K0,4)
tQ
berarti fungsi produksi dalam kondisi CRTS
163
164
Tabel 13
w
=
MPK
r
0,6
Q = 10 L
MPL = 10(0,6) L
0,4
- 0,4
= 6L
AC
10
69,27
60
0.87
20
138,54
120
0.87
40
16
277,08
240
0.87
Tabel 13 memperlihatkan bahwa dengan menggandakan semua input dengan t kali, produksi naik
t kali juga dan biaya produksi rata-rata konstan
MPK
6K
4
=
0,4
3L
Prod
naik
t kali
0,4
0,6 1
MPL
Input
naik
t kali
0,6
3L
- 0,6
30 K = 12 L
5
= 0,4 L
4L + 5K = 64
6 L = 60
4L + 5(0,4L) = 64
L = 10
= 0,4 L
Q
Q
= 10 L0,6 K0,4
L = 10 dan K = 4 maka :
0,6
0,4
= 10 (10) (4)
Q
Q
= 10 (3,98)(1,74)
= 69,27
K = 4
165
REFERENSI
Douglas, Evan J., 1992. Managerial Economics :
Analysis and Strategy, Forth Edition,
Prentice-Hall, New Jersey.
Maurice, S. Charles & Christopher R. Thomas,
1995. Managerial Economics, Fifth
Edition, The Dryden Press
Press,
McGraw-Hill, Inc., Chicago, USA.
Papas, James L. & Mark Hirschey. Managerial
Economics, Sixth Edition, The Dryden
Press Press, McGraw-Hill, Inc., Chicago,
USA.