Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH RANGKAIAN

ELEKTRIK II
TRANSFORMASI HUBUNGAN STAR-DELTA

DISUSUN OLEH :
AMIRUL FAHMI

TEKNIK ELEKTRO
152045910982

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Makalah TRANFORMASI HUBUNGAN STAR-DELTA Penulisan makalah
merupakan

tugas

salah

satu

tugas

dan

persyaratan

untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah RANGKAIN ELEKTRIK 2.


Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis merasa masih
banyak kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, terutama kelompok kami yang sangat
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas makalah ini.
Secara khusus kami sebagai penulis menyampaikan terima kasih
kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, bantuan
dan doa serta pengertiannya, baik selama mengikuti perkuliahan
maupun dalam menyelesaiakan makalah ini. Dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.
Harapan

penulis

membantu

semoga

dalam

dengan

penyelesaian

adanya

soal-soal

makalah
maupun

ini

dapat

tugas-tugas

praktek dalam memecahkan masalah kesulitan belajar Rangkaian


elektrik. Untuk kesempurnaan makalah ini penulis berharap para
Dosen mata kulaiah RANGKAIAN ELEKTRIK 2 sudi kiranya dapat
memberikan kritik dan saran-saran yang bersifat konstruktif.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat
menjadikan

semua

RobbalAlamiin.

bantuan

ini

sebagai

ibadah,

Amiin

Yaa

Malang
10 Oktober 2016

penul
is

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian tranformasi Star Delta ..........................................................2
2.2. Daya pada Sistem 3 Fase.........................................................................4
2.3 Contoh soal...............................................................................................8
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. sistem 3 fase.............................................................................................2


Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye)....................................................................3
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, , D...............................................................3
Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.....................................4
Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase............................. ...........5
Gambar 6.STAR(Y)..................................................................................................6
Gambar 7. DELTA()...............................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Untuk menghitung rangkaian resistor komplek kadang-kadang kita menjumpai suatu
rangkaian dalam bentuk Delta, sehingga rangkaian resistor tersebut tidak dapat
diselesaikan. Cara mudah untuk menyelesaikannya yaitu dengan mengubah rangkaian
delta menjadi rangkaian pengganti Star seperti gambar 1 di atas. Berikut proses
transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star.
Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata
bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari
sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau
bintang atau rangkaian tipe Y, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau
rangkaian tipe , maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun
sebaliknya.

1.2 TUJUAN
a. Mahasiswa/i dapat menerangkan dan menyelesaikan bentuk rangkaian dengan
menggunakan transformasi star-delta
b. Mahasiswa

dapat

menyederhanakan

rangkaian

dengan

menggunakan

tranformasi Delta Wye.


c. Mahasiswa dapat mengaplikasikan penggunaan tranformasi Delta Wye.
d. Mahasiswa dapat mengerjakan soal-soal yang menyangkut materi transformasi
Delta Wye

BAB II
TRANSFORMASI HUBUNGAN RESISTANSI
STAR DELTA
2.1 PENGERTIAN TRANSFORMASI STAR DELTA
Rangkaian Star dan Delta adalah jenis rangkaian dalam instalasi listrik sisitem 3
fase,terutama pada mesin-mesin listrik.Rangkaian star adalah peralatan listrik 3 fase
dimana didalamnya terdiri dari 3 unit/bagian (belitan misalnya) yang sama dirangkai
seperti membentuk huruf Y dimana ujung-ujungnya adalah tersambung sebagai line
dan bagian tengahnya adalah bagian netral.
Rangkaian delta adalah peralatan listrik 3 fase dimana didalamnya terdiri dari 3
unit/bagian (belitan misalnya) dirangkai seperti membentuk bangun segitiga dimana
ujung- ujungnya adalah tersambung sebagai line,dan tidak mempunyai netral.bila ingin
mendapatkan netrlanya biasanya diambil

dari

ground dengansyarat

sumber

tegangannya juga digrooundkan. Rangkaian star delta biasanya dipakai pada industry
kecil dan manufaktur yang bertujuan untuk menghindari pemakaian daya yang tinggi
saat startimg awal suatu motor.

Gambar 1. sistem 3
fase.
Hubungan Bintang (Y, wye) Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase
dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara
dua terminal dari tiga terminal a b c mempunyai besar magnitude dan beda fasa
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb
dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.

Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye).


Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap
saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan
magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, , D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga


membentuk hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, , D).


Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama,
maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

2.2 Daya pada Sistem 3 Fase


2.2.1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh
beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem
yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada
tiap-tiap fasenya sama.

Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.


Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar , maka besarnya daya perfasa
adalah
Pfase = Vfase.Ifase.cos
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan
dapat dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka
tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus
fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan
fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya
menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya
pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja
dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
2.2.2 Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang

Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga
tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada
ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama,
maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan
tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat
atau hubung terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan
permasalahannya,

oleh

karena

itu

kami

hanya

akan

membahas

mengenai

ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.

Gambar

5.

Ketidakseimbangan

beban pada sistem 3 fase


Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus
listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi
naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai
perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
Untuk menyederhanakan rangkaian,kita dapat menggunakan teorema transformasi StarDelta (Y).Gambar 1 dibawah ini menyatakan hubungan star (Y), sedangkan gambar
2 menyatakan hubungan delta ().

Gambar 6. STAR (Y)

Gambar 7. DELTA()

Transformasi dari rangkaian Delta ke rangkaian star


Untuk menghitung rangkaian resistor komplek kadang-kadang kita menjumpai suatu
rangkaian dalam bentuk Delta, sehingga rangkaian resistor tersebut tidak dapat
diselesaikan. Cara mudah untuk menyelesaikannya yaitu dengan mengubah rangkaian
delta menjadi rangkaian pengganti Star seperti gambar 1 di atas. Berikut proses
transformasi dari rangkaian delta ke rangkaian star.
Ringkasan :
Untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian resistor star adalah sebagai berikut :

Catatan : persamaan diatas sangat dipengaruhi oleh posisi R pada gambar, jika pengindex-an gambar diganti, maka permasaan harus disesuaikan lagi dengan gambar yang
baru.
Tranfromasi dari rangkaian star ke rangkaian delta

Berikut cara mencari resistor pengganti untuk transformasi dari rangkaian star ke delta.
Dari transformasi delta ke star didapat :

Kemudian kalikan tiap-tiap R pada rangkaian star :

Kemudian jumlahkan ketiga persamaan (1) (2) dan (3) :


Ringkasan : Untuk mengubah dari rangkaian resistor star ke rangkaian resistor delta
dengan memperhatikan gambar dapat dilakukan secara cepat sebagai berikut :

2. Transformasi Star ke delta

Dik etahui :
ZA 8j
ZC

ZB 12j

Z2

Z3

Ditanya:

ZC 5

ZB

1. Z1 = ?

1. Z2 = ?
2. Z3=?

Z1

ZAZB ZAZC ZB ZC
ZC
8 j(1 2 j) 8 j 5 (1 2 j) 5
5

2
8 j 16 j 40 j 5 10 j
5

38 j 16 j 2
5

7,6 j 3,2 j 2 8,267,1


Z ZAZB ZAZC ZB ZC
3
ZA
2
38 j 16 j

8j

41,267,1
80

5,1567,1

Z 2 Z A Z B Z A ZC Z B ZC
ZB

38 j 16 j

12j
41,267,1

2,23 63,4
18,4130,5

3.1 Kesimpulan
jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang atau rangkaian
tipe Y, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe , maka
diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya. Sehingga dapat
disimpulkan, rumus untuk mengubah dari rangkaian delta ke rangkaian resistor wye / star
adalah sebagai berikut : R 1 = R 2 = R 3 = Catatan : persamaan diatas sangat dipengaruhi
oleh posisi R pada gambar.

REFERENSI
https://djukarna.wordpress.com/transformasi-rangkaian-delta-ke-star
http://muchammadsalim.blogspot.co.id
http://scribd.com/transformasi-star-delta/dosen-rangkaian-listrik-2/FariedWadji

Anda mungkin juga menyukai