Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKUAPONIK (GABUNGAN ANTARA AKUAKULTUR DAN


HIDROPONIK)

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Khairun Nisyah Nasution


Lathya Duhita
Natalia Datik Sulistyani
Nidya Desy Kurnia
Nugraheni Nuriya
Nur Aisyah

(H0913044)
(H0913047)
(H0913061)
(H0913064)
(H0913069)
(H0913071)

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjuan dengan tema Akuaponik
sebagai Salah Satu Sistem Pertanian Terpadu yang Berkelanjutan. Makalah
ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pangan Fungsional. Penulis
menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu,
makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen

pengampu

mata

kuliah

Sistem

Pertanian

Terpadu

Berkelanjutan Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, M.S.

2.

Pihak-pihak lain yang telah membantu terselesaikannya makalah ini


dengan baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan nilai

guna dalam menambah pengetahuan mengenai akuaponik sebagai salah satu


sistem pertannian terpadu yang berkelanjutan. Penulis menyadari bila masih
banyak terdapat kesalahan yang ada di dalam makalah ini. Untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.

Surakarta, Maret 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang subur. Namun sayang, saat ini
lahan pertanian telah banyak dialih fungsikan menjadi perumahan,
hotel, dan tempat wisata. Sehingga menyebabkan luas lahan petanian
berkurang. Dengan berkurangnya luas lahan pertanian, hal tersebut
berimbas pada turunnya produtivitas lahan. Sementara kebutuhan dan
permintaan akan bahan pangan terus meningkat setiap harinya.
Menurunnya tingkat produktivitas bahan pangan tidak hanya
disebabkan oleh lahan yang sempit, melainkan juga kualitas air, serta
kesuburan tanah. Akibat penggunaan pupuk anorganik perlahan-lahan
menyebabkan ketidak suburan tanah. Disamping itu juga menyebabkan
mutasi pada hama maupun mikroorganisme yang ada di dalam tanah
sehingga menyebabkan hama semakin resisten tetapi menyebabkan
kematian pada mikroba penyubur tanah. Untuk itu dibutuhkan suatu
teknologi yang memiliki efisiensi tinggi pada lahan sempit.
Salah satu cara menanggulangi permasalahan diatas ialah dengan
menerapkan suatu sistem yang disebut akuaponik. Akuaponik adalah
sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan
hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Sitem ini tidak
hanya dapat diterapkan pada lahan yang luas tetapi juga dapat
digunakan pada lahan yang sempit. Dengan menerapkan sistem
akuaponik pada lahan yang sempit maka lahan dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:

1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan sistem akuaponik?


Apakah kelebihan dan kekurangan dari sistem akuaponik?
Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan sitem akuaponik?
Bagaimana mekanisme sistem akuaponik?
Bahan pangan apa saja yang dapat ditanam pada sistem akuaponik?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka didapatkan tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sistem akuaponik
2. Kelebihan dan kekurangan penerapan sistem akuaponik
3. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sitem akuaponik
4. Mekanisme sistem akuaponik
5. Bahan pangan yang dapat ditanam pada sistem akuaponik
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak untuk mendalami mengenai akuaponik sebagai salah satu
contoh sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuaponik
Akuaponik merupakan suatu sistem kombinasi antara akuakultur
dengan budidaya tanaman hidroponik. Ikan dan tanaman tumbuh pada

satu sistem yang sama dan saling terintegrasi sehingga menciptakan


suatu simbiotik keduanya (Zulkifli dalam Ratna dan Rifai, 2011).
Prinsip dasar akuaponik adalah mengkombinasikan sistem
akuakultur dan budidaya tanaman, dimana ikan dan tanaman budidaya
tumbuh dalam satu sistem yang terintegrasi, dan saling bersimbiosis.
Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan di
dalam tangki atau kolam pemeliharaan yang disituasikan dalam
kepadatan yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti bahwa
air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran
ikan ini berbentuk Amonia yang beracun bagi ikan. Sementara itu,
Hidroponik bergantung pada aplikasi nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini
dapat dibuat dari bahan kimia, garam dan unsur-unsur mikro yang
disusun dan dicampur dengan teliti untuk membentuk keseimbangan
optimal untuk pertumbuhan tanaman. Akuaponik menggabungkan
kedua sistem tersebut. Sederhananya, akuaponik menggunakan kotoran
ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga menggunakan tanaman dan
medianya untuk membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam
akuaponik terjadi simbiosis antara tanaman dan ikan.
Dengan teknologi akuaponik ini para petani dapat memanen
hasilnya sekaligus dengan memanfaatkan ruang dan fasilitas-fasilitas
yang disajikan dalam teknologi ini, terutama dalam penggunaan air
bersih, yang mana dalam satu kali pengairan air ke objek tanaman dan
ikan tersebut berlangsung secara bersama-sama, sehingga dapat
menghemat waktu, tenaga dan biaya (Siregar dkk, 2013). Dalam
akuakultur yang normal, ekskresi dari ikan yang dipelihara akan
terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang.
Namun pada sistem akuaponik, ekskresi ikan diberikan kepada tanaman

agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan
dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Selanjutnya air kemudian
mengalami sirkulasi kembali dan masuk ke sistem akuakultur.
B. Kelebihan dan Kekurangan Akuaponik
Manfaat yang diperoleh dari penerapan sistem akuaponik selain
para petani dapat memanen secara sekaligus, limbah dari hasil
metabolisme ikan dapat termanfaatkan. Menurut Dauhan, dkk (2014),
amonia yang ada di perairan berasal dari sisa metabolisme ikan yang
terlarut dalam air, feses ikan, serta dari makanan ikan yang tidak
termakan dan mengendap di dasar kolam budidaya. Ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan konsentrasi amonia meningkat antara lain
membusuknya makanan ikan yang tidak termakan, menurunnya kadar
oksigen terlarut pada kolam yang apabila oksigen terlarut berkisar
antara 1-5 ppm mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat
sedangkan oksigen terlarut yang kurang dari 1 ppm dapat bersifat toksik
bagi sebagian besar spesies ikan. Sistem akuaponik memanfaatkan
tumbuhan budidayanya untuk mereduksi amonia dengan menyerap air
buangan budidaya atau air limbah dengan menggunakan akar tanaman
sehingga amonia yang terserap mengalami proses oksidasi dengan
bantuan oksigen dan bakteri, amonia diubah menjadi nitrat. Pada
kegiatan budidaya dengan sistem tanpa pergantian air, bakteria
memiliki peranan penting dalam menghilangkan partikel amonia
melalui proses nitrifikasi. Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu
nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah amoniak
menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri
Nitrobacter.

Tanaman

kemudian

menyerap

nitrat

ini

untuk

pertumbuhannya.
Adapun kelebihan yang diperoleh dari akuaponik adalah dapat
diterapkan pada lahan sempit, dengan hasil yang efisien. Limbah yang

dapat menjadi racun dapat dijadikan pupuk bagi tanaman sehingga tidak
tterbuang secara sia-sia. Selain itu sistem ini juga efektif dan efisien
dalam penggunaan air. Sedangkan kelemahan yang terdapat pada sistem
ini antara lain dengan lamanya proses penanaman dengan persiapan
penanaman berupa penyemaian tanaman sebelum ditanam pada media
akuaponik. Selain itu, ikan yang telah berukuran besar perlu
dipindahkan ke dalam kolam yang lebih dalam agar feses ikan yang
telah dewasa tidak merusak nutrisi tanaman.
C. Bahan yang Diperlukan untuk Sistem Akuaponik
Tentu saja pemilihan jenis ikan dan tanaman harus disesuaikan satu
sama lain. Ikan dan tanaman yang dipilih harus memiliki kebutuhan
yang sama, baik suhu dan pH. Akan selalu ada beberapa kompromi
dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin dekat dengan
kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih
berhasil dalam teknik akuakultur. Sistem aquaponik yang akan
diterapkanpun disesuaikan juga dengan keadaan. Sebagai gambaran
apabila menggunakan air tawar, dapat dikombinasikan ikan dengan
tanaman seperti selada, dan tanaman herbal yang dalam keadaan
demikian akan dapat tumbuh dengan baik. Sedang sistem hidroponik
yang dapat diterapkan dalam keadaan demikian adalah Rafting dan
NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan dapat dikombinasikan
dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan sistem
aquaponik yang memerlukan tangki-tangki air untuk ikan.

Tanaman yang sesuai untuk di tanam pada sitem akuaponik ialah


sayuran daun hijau adalah selada, kemangi, tomat, okra, melon dan
paprika. Selain itu, spesies lain antara lain buncis, kacang polong, kol,

selada air, talas, lobak, stroberi, melon, bawang, lobak, lobak dan ubi
jalar. Disamping itu rempah-rempah juga dapat menjadi pilihan
tanaman yang bisa ditanam secara akuaponik.
Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan menyediakan
hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat
digunakan dalam sistem akuaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim
lokal dan jenis yang tersedia di pasaran. Sedangkan jenis ikan air tawar
yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik skala rumah
tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Sehingga
teknologi akuaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan
terutama di perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga
sangat sempit. Teknologi akuaponik ini dapat menjadi langkah awal
yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa
Indonesia.

D. Sistem Akuaponik Tekhnik Pasang Surut


Sebenarnya terdapat beberapa macam teknik dalam sistem
akuaponik seperti deep Water Culture yang merupakan sistem yang
sering dipergunakan untuk aquaponik dengan skala komersial. Cara
kerja sistem ini adalah dengan memompa air dari tangki ikan melalui
sistem filtrasi. Kemudian air dipompa ke saluran panjang di mana rakit
terapung yang diisi dengan tanaman berada permukaan air. Atau dengan
Aquaponik bermedia, yang merupakan teknik paling sederhana dari
penanaman aquaponik dan yang paling cocok bagi para pemula. Sistem
ini terdiri dari dua macam. Yang pertama dengan aliran air terus
menerus ke bedeng tanam (grow bed) dengan permukaan air konstan
dan yang kedua, air dalam bedeng tanam (grow bed)
menyerupai siklus pasang surut.

dibuat

Dari beberapa teknik atau metode tersebut, teknik yang akan


diulas selebihnya adalah akuaponik sistem pasang surut. Akuaponik
sistem pasang surut adalah sistem dimana air di media tanam akan
mengalami pasang surut secara otomatis dengan bantuan alat yang
bernama bell siphon yang bisa dibuat sendiri. Komponen utama dari
sistem akuaponik pasang surut ini adalah:
1. Kolam ikan.
Untuk kolam, kita bisa menggunakan berbagai macam kolam, bisa
kolam beton, kolam fiber, kolam terpal, kolam dari box ibc, dll.
Mungkin bagi yang sudah memiliki kolam, kita bisa memanfaatkan.
2. Pompa air.
Dalam hal ini, pompa air yang dimaksud, adalah pompa air khusus
kolam. Dalam memilih pompa air, kita harus menyesuaikan dengan
volume dari kolam ikan, dalam arti pompa yang dipilih harus dapat
menguras total air kolam ikan dalam satu jam. Jadi jika volume
kolam 1000 liter, minimal pompa yang dipilih adalah pompa yang
memiliki debit 1000 liter/jam. Tentu saja kita juga harus
mempertimbangkan ketinggian dari media tanam yang akan kita aliri
air, jadi perlu dilihat juga saat memilih pompa, berapa ketinggian
yang dapat dijangkau oleh pompa tersebut, sehingga sistem dapat
bekerja dengan baik.
3. Bak/wadah untuk menanam (grow bed)
Ada banyak wadah yang bisa kita gunakan, tapi yang terpenting,
wadah tersebut harus tahan air, tidak mudah pecah dan tidak bocor,
karena wadah tersebut nantinya akan di isi media tanam dan selalu
digenangi air dari kolam. Untuk ukuran, sebaiknya memilih wadah
jangan terlalu kecil, karena nanti tidak bisa berfungsi maksimal, dan
hanya memuat sedikit tanaman, tapi juga jangan terlalu luas, karena
jika terlalu luas maka air di dalam kolam bisa habis. Mungkin
sebagai gambaran, jika luas kolam P x L = 1 m x 1 m dan tinggi 70
cm, kita bisa menyediakan wadah atau grow bed dengan luas yang
sama 1 m x 1 m dan tinggi 30 cm. Nantinya, ketinggian air kolam

hanya akan berkurang kira-kira setinggi 15-20 cm, hal tersebut,


karena di dalam media tanam ada bagian yang selalu kering yaitu
bagian permukaan, sekitar 5 cm, bagian yang mengalami pasang
surut yaitu bagian tengah setinggi 15 cm dan bagian yang akan
selalu tergenang air yaitu bagian bawah sekitar 5 cm.
4. Media tanam.
Untuk beberapa model akuaponik seperti rakit apung, NFT tidak
memerlukan media, akan tetapi untuk pasang surut lebih sering
memerlukan media tanam, meskipun bisa tanpa media. Media tanam
memiliki beberapa fungsi yaitu, sebagai pijakan akar tanaman
sehingga bisa berdiri dengan kuat, sebagai media filter dan sebagai
tempat menempel bakteri nitrifikasi, karena bakteri tersebut bersifat
nonmotil yaitu menempel pada suatu permukaan benda. Untuk
media tanam sendiri bisa bermacam-macam dan saya pernah
mencoba beberapa seperti batu kerakal, kerikil, arang kayu, pecahan
genting, pecahan batu bata dan bisa juga dilakukan kombinasi batu
krakal arang kayu dan tanah dengan menerapkan sistem pasang surut
dikombinasikan dengan sistem sumbu.
5. Bell Siphon
Bell siphon adalah suatu alat yang yang bekerja secara otomatis
sehingga air di wadah atau grow bed bisa mengalami pasang surut.
Alat tersebut dapat kita buat sendiri dengan mudah. Untuk membuat
bell siphon bisa di artikel dengan judul Cara Membuat Bell Siphon

E. Mekanisme Sistem Akuaponik


Prinsip yang digunakan pada sistem akuaponik ialah dengan
memanfaatkan air dari pemeliharaan ikan ke tanaman secara terusmenerus dan begitu pula sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan.
Penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan
memanfaatkan sistem sirkulasi merupakan inti dari sistem akuaponik.
Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya
permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk
budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang merupakan
salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan
berbagai tanaman sayuran.
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini :

Gambar 1. Desain Sistem Akuaponik


Keterangan:
1. Kolam pemeliharaan ikan
2. Pompa air
3. Wadah pemeliharaan tanaman
4. Pipa saluran pemasukan dari kolam pemeliharaan
5. Penyangga wadah pemeliharaan tanaman
6. Pipa saluran pengeluaran dari pemeliharaan Tanaman

Air yang berasal dari wadah pemeliharaan ikan dialirkan dengan


menggunakan pompa air ke tempat menanam tanaman, kemudian air
yang sudah difilter oleh tanaman tersebut dialirkan kembali kedalam
kolam ikan dialirkan secara terus menerus, sehingga amoniak yang
berada di kolam akan tersaring sampai 80 % oleh tanaman tersebut.
Jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil cukup baik adalah
kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai. Karena media filter tidak
menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh baik perlu disemaikan
dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap dipindahkan pada sistem
akuaponik.

Dalam sistem irigasi perlu pula diperhatikan efisiensi dengan


tidak terjadi pemberian air. Kualitas air yang menjadi karakteristik
kolam bisanya adalah efisiensi saluran pembawa air tergantung pada
kecepatan aliran air pada pipa, luas penampang pipa, dan diameter
lubang pengeluaran air pada pipa. Berdasarkan ketiga faktor tersebut
penyebaran nutrisi dapat diusahakan seragam, dan pada budidaya
akuaponik, kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah tepat
dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi tersebut diberikan dalam
bentuk larutan yang berasal dari sisa pakan serta hasil metabolisme
budidaya ikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Akuaponik merupakan suatu sistem kombinasi antara akuakultur
dengan budidaya tanaman hidroponik. Ikan dan tanaman tumbuh

pada satu sistem yang sama dan saling terintegrasi sehingga


menciptakan suatu simbiotik keduanya
2. Kelebihan yang diperoleh dari akuaponik adalah dapat diterapkan
pada lahan sempit, dengan hasil yang efisien. Limbah yang dapat
menjadi racun dapat dijadikan pupuk bagi tanaman sehingga tidak
tterbuang secara sia-sia, sistem ini juga efektif dan efisien dalam
penggunaan air.
3. Kelemahan yang terdapat pada sistem ini antara lain dengan lamanya
proses penanaman dengan persiapan penanaman berupa penyemaian
tanaman sebeum sebelum ditanam pada media akuaponik, ikan yang
telah berukuran besar perlu dipindahkan ke dalam kolam yang lebih
dalam agar feses ikan yang telah dewasa tidak merusak nutrisi
tanaman.
4. Bahan yang diperlukan untuk membuat sistem akuaponik adalah
tanaman atau sayuran, pipa, kolam pemeliharaan ikan, pompa air,
wadah pemeliharaan tanaman , pipa saluran pemasukan dari kolam
pemeliharaan, penyangga wadah pemeliharaan tanaman, pipa saluran
pengeluaran dari pemeliharaan tanaman.
5. Bahan pangan yang dapat ditanam padasistem akuaponik adalah
kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai, selada, kemangi,
tomat, okra, melon dan paprika. Selain itu, spesies lain antara lain
buncis, kacang polong, kol, selada air, talas, lobak, stroberi, melon,
bawang, lobak, lobak dan ubi jalar.
B.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.http://greenhomesindonesia.com/article/detail/4/Tips
%20memilih%20tumbuhan%20yang%20tepat%20untuk%20akuaponik
%20dan%20hydroponic. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 pukul
13.30 WIB.
Anonim.
2013.http://www.backyardakuaponiks.com/guide-toakuaponiks/what-is-akuaponiks/Diakses pada tanggal 21 Maret
2015 pukul 13.30 WIB.
Dauhan, Riska Emilia Sartika, Eko Efendi, dan Suparmono. 2014.
Efektifitas Sistem Akuaponik dalam Mereduksi Konsentrasi Amonia
pada Sistem Budidaya Ikan. Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya
Perairan Volume 3 No 1.
Ika P, Ratna dan M. Rifai. 2012. Pemanfaatan Photovoltaik pada Sistem
Otomasi Akuaponik Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal
ELTEK Vol. 10 No. 2.
Siregar, Haryanto Rohman, Sumono, Saipul Bahri Daulay, dan Edi Susanto.
2013. Efisiensi Saluran Pembawa Air dan Kualitas Penyaringan Air
dengan Tanaman Mentimun dan Kangkung pada Budidaya Ikan Gurami
Berbasis Teknologi Akuaponik. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian
Vol 3 No 3.

Anonim. 2013. http://wana-wana-blogger.blogspot.com/2013/12/membuatakuaponik-yuk.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 13.30
WIB.
LAMPIRAN

Membentuk Kolam Ikan yang Menjadi Pusat Sistem Akuaponik Spiral

Penyusunan Tanaman atau Sayur-Sayuran dalam Bentuk Spiral yang Telah Ditentukan
Sebelumnya

Proses Pembangunan Sistem Akuaponik Spiral

Akar Tanaman yang Langsung Mendapatkan Nutrisi dari Air

Tanaman Tumbuh Segar dalam Sistem Akuaponik

Budidaya Ikan yang Nantinya Akan Memberikan Nutrisi Bagi Tanaman (Hidroponik)

Anda mungkin juga menyukai