Makalah SPTB
Makalah SPTB
Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
(H0913044)
(H0913047)
(H0913061)
(H0913064)
(H0913069)
(H0913071)
pengampu
mata
kuliah
Sistem
Pertanian
Terpadu
2.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang subur. Namun sayang, saat ini
lahan pertanian telah banyak dialih fungsikan menjadi perumahan,
hotel, dan tempat wisata. Sehingga menyebabkan luas lahan petanian
berkurang. Dengan berkurangnya luas lahan pertanian, hal tersebut
berimbas pada turunnya produtivitas lahan. Sementara kebutuhan dan
permintaan akan bahan pangan terus meningkat setiap harinya.
Menurunnya tingkat produktivitas bahan pangan tidak hanya
disebabkan oleh lahan yang sempit, melainkan juga kualitas air, serta
kesuburan tanah. Akibat penggunaan pupuk anorganik perlahan-lahan
menyebabkan ketidak suburan tanah. Disamping itu juga menyebabkan
mutasi pada hama maupun mikroorganisme yang ada di dalam tanah
sehingga menyebabkan hama semakin resisten tetapi menyebabkan
kematian pada mikroba penyubur tanah. Untuk itu dibutuhkan suatu
teknologi yang memiliki efisiensi tinggi pada lahan sempit.
Salah satu cara menanggulangi permasalahan diatas ialah dengan
menerapkan suatu sistem yang disebut akuaponik. Akuaponik adalah
sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan
hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Sitem ini tidak
hanya dapat diterapkan pada lahan yang luas tetapi juga dapat
digunakan pada lahan yang sempit. Dengan menerapkan sistem
akuaponik pada lahan yang sempit maka lahan dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka didapatkan tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sistem akuaponik
2. Kelebihan dan kekurangan penerapan sistem akuaponik
3. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sitem akuaponik
4. Mekanisme sistem akuaponik
5. Bahan pangan yang dapat ditanam pada sistem akuaponik
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak untuk mendalami mengenai akuaponik sebagai salah satu
contoh sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuaponik
Akuaponik merupakan suatu sistem kombinasi antara akuakultur
dengan budidaya tanaman hidroponik. Ikan dan tanaman tumbuh pada
agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan
dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Selanjutnya air kemudian
mengalami sirkulasi kembali dan masuk ke sistem akuakultur.
B. Kelebihan dan Kekurangan Akuaponik
Manfaat yang diperoleh dari penerapan sistem akuaponik selain
para petani dapat memanen secara sekaligus, limbah dari hasil
metabolisme ikan dapat termanfaatkan. Menurut Dauhan, dkk (2014),
amonia yang ada di perairan berasal dari sisa metabolisme ikan yang
terlarut dalam air, feses ikan, serta dari makanan ikan yang tidak
termakan dan mengendap di dasar kolam budidaya. Ada beberapa hal
yang dapat menyebabkan konsentrasi amonia meningkat antara lain
membusuknya makanan ikan yang tidak termakan, menurunnya kadar
oksigen terlarut pada kolam yang apabila oksigen terlarut berkisar
antara 1-5 ppm mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat
sedangkan oksigen terlarut yang kurang dari 1 ppm dapat bersifat toksik
bagi sebagian besar spesies ikan. Sistem akuaponik memanfaatkan
tumbuhan budidayanya untuk mereduksi amonia dengan menyerap air
buangan budidaya atau air limbah dengan menggunakan akar tanaman
sehingga amonia yang terserap mengalami proses oksidasi dengan
bantuan oksigen dan bakteri, amonia diubah menjadi nitrat. Pada
kegiatan budidaya dengan sistem tanpa pergantian air, bakteria
memiliki peranan penting dalam menghilangkan partikel amonia
melalui proses nitrifikasi. Ada dua jenis bakteri yang berbeda yaitu
nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas mengubah amoniak
menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh bakteri
Nitrobacter.
Tanaman
kemudian
menyerap
nitrat
ini
untuk
pertumbuhannya.
Adapun kelebihan yang diperoleh dari akuaponik adalah dapat
diterapkan pada lahan sempit, dengan hasil yang efisien. Limbah yang
dapat menjadi racun dapat dijadikan pupuk bagi tanaman sehingga tidak
tterbuang secara sia-sia. Selain itu sistem ini juga efektif dan efisien
dalam penggunaan air. Sedangkan kelemahan yang terdapat pada sistem
ini antara lain dengan lamanya proses penanaman dengan persiapan
penanaman berupa penyemaian tanaman sebelum ditanam pada media
akuaponik. Selain itu, ikan yang telah berukuran besar perlu
dipindahkan ke dalam kolam yang lebih dalam agar feses ikan yang
telah dewasa tidak merusak nutrisi tanaman.
C. Bahan yang Diperlukan untuk Sistem Akuaponik
Tentu saja pemilihan jenis ikan dan tanaman harus disesuaikan satu
sama lain. Ikan dan tanaman yang dipilih harus memiliki kebutuhan
yang sama, baik suhu dan pH. Akan selalu ada beberapa kompromi
dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin dekat dengan
kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih
berhasil dalam teknik akuakultur. Sistem aquaponik yang akan
diterapkanpun disesuaikan juga dengan keadaan. Sebagai gambaran
apabila menggunakan air tawar, dapat dikombinasikan ikan dengan
tanaman seperti selada, dan tanaman herbal yang dalam keadaan
demikian akan dapat tumbuh dengan baik. Sedang sistem hidroponik
yang dapat diterapkan dalam keadaan demikian adalah Rafting dan
NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan dapat dikombinasikan
dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan sistem
aquaponik yang memerlukan tangki-tangki air untuk ikan.
selada air, talas, lobak, stroberi, melon, bawang, lobak, lobak dan ubi
jalar. Disamping itu rempah-rempah juga dapat menjadi pilihan
tanaman yang bisa ditanam secara akuaponik.
Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan menyediakan
hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat
digunakan dalam sistem akuaponik. Jenis ikan ini tergantung pada iklim
lokal dan jenis yang tersedia di pasaran. Sedangkan jenis ikan air tawar
yang paling umum digunakan dalam sistem aquaponik skala rumah
tangga maupun komersial adalah nila, lele, patin, dan belut. Sehingga
teknologi akuaponik layak untuk dikembangkan di lahan pekarangan
terutama di perkotaan yang memiliki lahan pekarangan sempit hingga
sangat sempit. Teknologi akuaponik ini dapat menjadi langkah awal
yang logis menuju kamandirian pangan keluarga dan bahkan bangsa
Indonesia.
dibuat
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.http://greenhomesindonesia.com/article/detail/4/Tips
%20memilih%20tumbuhan%20yang%20tepat%20untuk%20akuaponik
%20dan%20hydroponic. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 pukul
13.30 WIB.
Anonim.
2013.http://www.backyardakuaponiks.com/guide-toakuaponiks/what-is-akuaponiks/Diakses pada tanggal 21 Maret
2015 pukul 13.30 WIB.
Dauhan, Riska Emilia Sartika, Eko Efendi, dan Suparmono. 2014.
Efektifitas Sistem Akuaponik dalam Mereduksi Konsentrasi Amonia
pada Sistem Budidaya Ikan. Jurnal Rekayasa Dan Teknologi Budidaya
Perairan Volume 3 No 1.
Ika P, Ratna dan M. Rifai. 2012. Pemanfaatan Photovoltaik pada Sistem
Otomasi Akuaponik Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal
ELTEK Vol. 10 No. 2.
Siregar, Haryanto Rohman, Sumono, Saipul Bahri Daulay, dan Edi Susanto.
2013. Efisiensi Saluran Pembawa Air dan Kualitas Penyaringan Air
dengan Tanaman Mentimun dan Kangkung pada Budidaya Ikan Gurami
Berbasis Teknologi Akuaponik. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian
Vol 3 No 3.
Anonim. 2013. http://wana-wana-blogger.blogspot.com/2013/12/membuatakuaponik-yuk.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 pukul 13.30
WIB.
LAMPIRAN
Penyusunan Tanaman atau Sayur-Sayuran dalam Bentuk Spiral yang Telah Ditentukan
Sebelumnya
Budidaya Ikan yang Nantinya Akan Memberikan Nutrisi Bagi Tanaman (Hidroponik)