A. Pendahuluan
Sayuran adalah tanaman hortikultura yang umumnya mempunyai
umur relatif pendek dan merupakan tanaman musiman. Setiap jenis dan
varietas sayuran mempunyai warna, rasa, aroma dan kekerasan yang
berbeda-beda sehingga sebagai bahan pangan, sayuran dapat menambah
variasi makanan. Struktur sayuran dibagi menjadi sistem jaringan, sistem
jaringan kulit, sistem dasar atau fundamental dan sistem pembuluh.
Contoh beberapa jenis sayuran seperti kubis, tomat, wortel, kentang,
buncis dan brokoli.
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau tua jenis Brassica, keluarga
tanaman yang meliputi kangkung, kubis, dan kembang kol. Sayuran ini
berasal di Italia, berasal dari kata broccolo Italia, yang berarti cabang
dan pertama kali dibudidayakan di abad ke-17 atau ke-18. Brokoli adalah
salah satu sayuran yang paling populer di seluruh dunia yang digunakan
dalam berbagai hidangan dan masakan. Sayuran ini bisa dimakan mentah
atau dimasak, tapi cara terbaik adalah memakannya mentah sebagai salad,
karena yang melindungi nutrisi di dalamnya. Brokoli telah lama dianggap
sebagai salah satu makanan super yang dikemas dengan manfaat kesehatan
yang luar biasa. Nilai gizi dari brokoli dapat dianggap sebagai pembangkit
tenaga zat besi, protein, kalsium, kromium, karbohidrat, vitamin A dan
vitamin C. Brokoli juga mengandung phytochemical penting dan
antioksidan, yang melawan berbagai penyakit dan infeksi.
B. Morfologi
Brokoli memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun
berlekuk-lekuk panjang. Tangkai bunga brokoli lebih panjang dan lebih
besar dibandingkan dengan kubis bunga. Massa bunga brokoli tersusun
secara kompak membentuk bulatan berwarna hijau tua, atau hijau kebirubiruan, dengan diameter antara 1520 cm atau lebih (Rukmana, 1994).
Menurut Rukmana (1994), pada kondisi lingkungan yang sesuai,
massa bunga brokoli dapat tumbuh memanjang menjadi tangkai bunga
yang penuh dengan kuntum bunga, tiap bunga terdiri atas 4 helai kelopak
bunga (calyx), empat helai daun mahkota bunga (corolla), enam benang
sari yang komposisinya empat memanjang dan dua pendek. Bakal buah
terdiri atas dua ruang, dan setiap ruang berisi bakal biji. Biji brokoli
memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu bulat kecil berwarna
coklat sampai kehitaman. Biji tersebut dihasilkan oleh penyerbukan
sendiri ataupun silang dengan bantuan sendiri ataupun serangga. Buah
yang terbentuk seperti polong-polongan, tetapi ukurannya kecil, ramping
dan panjangnya sekitar 3-5 mm Sistem perakaran relatif dangkal, dapat
menembus kedalaman 60-70 cm. Akar yang baru tumbuh berukuran 0,5
mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan sistem perakaran menyebar ke
samping pada kedalaman antara 20-30 cm.
Bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari
kubis bunga. Brokoli tersusun dari bunga-bunga kecil yang berwarna
hijau, tetapi tidak sekompak kubis. Dibandingkan dengan kubis bunga,
bunga brokoli akan terasa lebih lunak setelah direbus (Dalimartha, 1999).
Panen bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari
sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih
berwarna hijau. Jika bunganya mekar, tangkai bunga akan memanjang dan
keluarlah kuntum-kuntum bunga berwarna kuning.
C. Sifat Kimia
Brokoli (Brassica oleraceae L. var. italic) merupakan salah satu
komoditi hortikultura yang mudah rusak (perishable) karena memiliki
kandungan air yang tinggi (90%) dan kelas laju respirasi yang sangat
tinggi. Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan
buah dan sayuran sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai
ukuran laju jalannya metabolisme, dan oleh karena itu sering dianggap
sebagai petunjuk mengenai potensi daya simpan buah dan sayuran. Laju
respirasi yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek. Hal
itu juga merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya sebagai
bahan makanan. Faktor yang sangat penting yang mempengaruhi respirasi
dilihat dari segi penyimpanan adalah suhu. Tahap senescence brokoli pasca
berkontribusi terhadap rasa pahit pada brokoli. Salah satu jenis senyawa
glucosinolates yang banyak terkandung pada brokoli adalah glucoraphanin
yang jumlahnya sekitar 36% dari total glucosinolates (Susanto, 2015).
F. Kandungan Gizi
Brokoli kaya antioksidan flavonoid, asam folat, karotenoid
(provitamin A), vitamin C, vitamin E, dan serat. Kandungan antioksidan
pada brokoli bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga
keremajaan kulit, dan mencegah berbagai jenis kanker. Kandungan
seratnya baik untuk memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit.
Brokoli mengandung enzim acetylcholinesterase inhibitor yang diketahui
dapat menghambat penurunan daya ingat pada lansia dan dapat mencegah
serta mengobati penderita alzheimer. Kandungan sulforaphane-nya
berfungsi
menguatkan
sistem
kekebalan
tubuh
untuk
mencegah
Kadar
89,3 g
35 Kkal
2,4 g
0,4 g
7,2 g
3,3 g
0,8 g
40 mg
67 mg
0,7 mg
0,1 mg
Seng
Niasin
Vitamin C
0,5 mg
0,6 mg
64,9 mg
G. Cara Penyimpanan
Brokoli merupakan sayuran yang tahan terhadap penyimpanan
pada suhu rendah. Suhu optimum yang disarankan untuk penyimpanan
brokoli adalah 0oC dan kelembaban antara 90-100%. Pada suhu
penyimpanan 0oC laju respirasi brokoli menurun secara drastis, namun
susut bobot brokoli terendah terjadi pada suhu penyimpanan 5oC. Setelah
dipanen brokoli harus segera ditangani dengan baik karena memiliki kadar
air yang cukup tinggi. Untuk mencegah terjadinya proses pematangan dan
pembusukan, sebelum dikemas brokoli yang telah dipanen harus disimpan
dalam ruangan yang bersuhu rendah bila memungkinkan pada suhu 0oC.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara hydrocooling atau dengan
memasukkan brokoli ke dalam kemasan peti yang diisi dengan potonganpotongan es. Secara umum kesegaran warna bunga brokoli secara yang
terbaik (dengan masa simpan lebih dari 6 hari) terjadi pada suhu
penyimpanan 5 oC dan 10 oC.
Dijelaskan oleh Andarwulan dan Koswara (l992), bahwa stabilitas
vitamin C biasanya meningkat dengan penurunan suhu penyimpanan, akan
tetapi selama pembekuan terjadi kerusakan jaringan yang cukup besar
pada bahan yang disimpan, sehingga menyebabkan stabilitas vitamin C
menurun.
Menurut Fenema (1979) dalam Gunadnya (1993) agar keawetan
sayur dan buah yang disimpan pada suhu rendah maksimum, maka perlu
diusahakan agar respirasi berlangsung pada laju yang rendah; laju respirasi
yang tinggi biasanya disertai dengan umur simpan yang pendek, hal ini
merupakan suatu petunjuk penurunan mutu.
Tabel 1.2 Suhu, RH dan Umur Simpan Beberapa Jenis Sayuran Segar
Komoditas
Brokoli
Suhu (oC)
0
RH (%)
90-95
Umur Simpan
10-14 hari
Bit
0
95
Bunga kol
0
90-95
Selada daun
0
95
Tomat matang
7,2-10
85-90
Tomat hijau
12,81-21,1
85-90
Wortel
0
90-95
Sumber: Hardenburg, Watada dan Wang (1968)
3-5 bulan
2-4 minggu
2-3 minggu
4-7 hari
1-3 minggu
4-6 minggu
H. Cara Pemilihan
Cara mengetahui brokoli segar atau tidak, tekan batang atas brokoli
dengan ujung jari, brokoli yang masih segar memiliki batang yang
masih keras dan padat (tidak lembek).
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2010. Kajian Pola Respirasi dan Mutu Brokoli (Brassica Oleraceae L.
Var Italic) Selama Penyimpanan dengan Beberapa Tingkatan Suhu.
Institut Pertanian Bogor.
Andarwulan, N., H. Wijaya, dan D.T. Cahyono. 1996. Aktivitas Antioksidan
dari Daun Sirih (Piper betle L). Teknologi dan Industri Pangan.
Capricon, Andy dan Santosa. 2013. Pengaruh Garam, Asam Sitrat dan VCO serta
Suhu Penyimpanan terhadap Umur Simpan Brokoli (Brassica oleracea,
L.). Universitas Andalas Padang.
Finger, Fernando Luiz., dkk. 1999. Physiological Changes During Postharvest
Senescence of Broccoli. Pesquisa Agropecuria Brasileira Vol.34 No.9.
Gunadnya IBP. 1993. Pengkajian Penyimpanan Salak Segar (Salacca edulis
Reinw) dalam Kemasan Film dengan Modified Atmophere. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.