• Parenkima
• Kolenkima
• Sklerenkima
3. SISTEM PENGANGKUT :
• Xilem
• Floem
B.Karotenoid, Pigmen karotenoid yang terdapat pada buah misalnya likopen pada buah tomat, semangka dan pepaya akan
memberikan warna merah; karoten yang terdapat dalam jagung dan buah peach akan memberikan warna oranye; serta santofil yang
terdapat dalam jagung, peach, dan squash akan memberikan warna kuning oranye.
C.Flavonoid, Antosianin terdapat pada buah-buahan terutama yang berwarna ungu, biru atau merah, seperti pada anggur, chery.
Antosianin dapat membentuk garam dengan logam yang menyebabkan warna berubah keunguan. Antosianin merupakan warna
pigmen yang memberikan warna putih atau kuning, misalnya pada buah apel dan pisang. Dalam larutan alkali pigmen ini akan
berubah warnanya menjadi kuning karena terbentuk senyawa Kalkon.
Tanin merupakan pigmen yang tidak berwarna misalnya pada buah apel, salak, pisang dan sebagainya. Selama proses pematangan
kadar tanin dalam buah akan turun. Dengan adanya ion-ion metal seperti Ca, Mg, dan Fe, tanin dapat berubah warna menjadi
pigmen yang berwarna cokelat.
PERUBAHAN
FISIOLOGI BUAH
PASCA PANEN
1.Transpirasi (penguapan) adalah pelepasan uap air atau gas dari jaringan bahan pertanian ke lingkungan sekitar
karena kandungan bahan pertanian memiliki kandungan air lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan
sekitar. Bahan pertanian melakukan transpirasi bertujuan mengatur suhu agar tetap normal melalui proses
pendinginan.
a.Mengakibatkan susut berat (berkurangnya berat) dari bahan pertanian. Contoh : buah apel yang disimpan pada
suhu rendah (±20C) akan mengalami susut berat sekitar 0.5% tiap minggunya.
b.Tekstur bahan kurang baik karena air dalam bahan semakin berkurang sehingga kualitas produk jadi menurun
dan kurang menarik.
c.Penyimpanan bahan pertanian yang mengakibatkan proses transpirasi akan menyebabkan penurunan
kandungan vitamin C.
d.Mengurangi kualitas produk bahan pangan, karena produk bahan pangan akan menjadi layu dan keriput.
2.Respirasi
· Resprasi adalah proses metabolisme yang mengakibatkan perubahan senyawa makromolekul
(karbohidrat, protein, lemak) menjadi CO2, air dan energi. Proses respirasi yang berjalan dengan cepat
akan mempercepat proses kebusukan pada bahan pertanian. Laju respirasi akan menentukan daya tahan
menuju proses kebusukan pada bahan pertanian setelah panen, sehingga proses kebusukan atau daya
simpan setiap produk bahan pangan berbeda karena perbedaan laju respirasi dari bahan pertanian.
3.Produksi Etilen
· Etilen adalah senyawa organik yang berperan sebagai hormon yang mempercepat pertumbuahan,
perkembangan dan kelayuan. Produksi etilen dapat mempercepat kelayuan dan pembusukan. Etilen akan
membuat produk bahan pertanian mempercepat pada tahap kelayuan, maka untuk menghambat produksi
etilen yang cepat dengan cara penyimpanan bahan pertanian dengan suhu rendah, oksigen rendah dan
karbondioksida yang tinggi.
4.Perubahan Komposisi Kimiawi
· Pascapanen kandungan komposisi bahan akan mengalami perubahan tergantung dari jenis bahan
pertaniannya. Beberapa contoh perubahan adalah perubahan pigmen dari bahan pertanian, perubahan
karbohidrat menjadi air dan CO2 (pada proses respirasi).
Kerusakan bahan pertanian setelah panen sangat mudah mengalami perubahan dan kerusakan. Perubahan
yang terjadi antara lain perubahan sifat organoleptik (aroma, rasa, warna, tekstur dan kenampakan), kualitas,
kemanan dan nilai gizi. Kerusakan dihubungkan dengan terjadinya pembusukan, karena bahan pertanian
tersebut menjadi tidak berkualitas, tidak aman dan tidak layak untuk konsumsi. Bahan pertanian setelah
mengalami pemanenan akan mengalami kerusakan yang berlangsung dengan cepat atau lambat, kecepatan
proses kerusakan tergantung dari jenis bahan pertanian tersebut. Kerusakan dapat secara fisik, kimiawi
maupun secara biologis. Kerusakan dapat ditimbulkan dari kondisi penyimpanan atau lingkungan pascapanen
(panas, dingin, sinar dan radiasi, oksigen), kadar air dan mikroorganisme kontaminan dapat merusak bahan
pertanian.
Penyebab utama kerusakan bahan pertanian meliputi pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme (bakteri,
khamir dan kapang) dan binatang pengerat, aktivitas fisiologi pada bahan pertanian, suhu, panas atau dingin,
keadaan yang lembab atau kering, udara, sinar dan waktu. Faktor ini tidak dapat dikendalikan di alam (secara
alami) seperti kerusakan mikroorganisme, sinar dapat berkelanjutan menimbulkan kerusakan selama di
lapangan maupun setelah penyimpanan. Faktor pana, kadar air dan udara selain dapat menyebabkan
kerusakan juga dapat mendukung aktivitas mikroba. Berbagai bentuk keruskan terjadi pada bahan pertanian
tergantung dari jenis bahan dan lingkungan sekitar.
Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan dapat dilakukan dengan metode penanganan yang
membuat sekecil mungkin terjadinya kerusakan, seperti penanganan pasca panen (pengeringan, pendinginan,
pembekuan, penggaraman dan beberapa proses lainnya) untuk menjaga hasil panen dari kerusakan yang tidak
dikehendaki karena akan menurunkan kualitas dan kuntitasnya.
BUAH KLIMAKTERIK
Buah klimakterik adalah buah yang memiliki peningkatan laju
respirasi ke tingkat paling tinggi sebelum pemasakan, sehingga
buah cepat mengalami kerusakan atau meluasnya.
• Pengemasan
Tujuan pengemasan secara umum :
a. Melindungi bahan yang dikemas terhadap gaya mekanis dari luar
b. Mengurangi terjadinya transpirasi atau penguapan air bahan yang dikemas
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi mikroba atau serangan hama
d. Mempermudah pemindahan atau transportasi bahan ke tempat lain
e. Menambah daya tarik bagi konsumen, khususnya untuk pemasaran di tingkat pengecer