Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

DESKRIPSI SINGKAT
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) digunakan sebagai metode pembelajaran yang dapat menuntun
perawat dalam suatu kelompok diskusi di rumah sakit untuk berbagi pengetahuan dan
pengalaman klinik yang didasarkan atas standar yang telah ditetapkan.
DRK ini akan membahas masalahmasalah keperawatan yang aktual, menarik, baik yang lalu
maupun yang sedang berlangsung. Selain itu juga dibahas tentang pengalaman keberhasilan
dalam melaksanakan tugas pelayanan dengan pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia.
Permenkes No.836/Menkes/SK-VI/2005 menjelaskan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan
salah satu bagian dari PMK (Pengembangan Manajemen Kinerja).

TUJUAN DRK
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Mengembangkan profesionalisme perawat
2.
Meningkatkan aktualisasi diri.
3.
Membangkitkan motivasi belajar.
4.
Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar keperawatan yang
telah ditetapkan.
5.
Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak mendengarkan, tidak
menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan kerja sama.
Langkah-langkah dalam melakukan DRK
A.
B.
C.
D.
E.

Memilih/menetapkan kasus yang akan didiskusikan


Membuat jadwal kegiatan DRK
Waktu pelaksanaan
Melakukan DRK sesuai peran masing-masing personal dalam DRK
Menulis laporan

A. Memilih/Menetapkan Kasus Yang Akan Didiskusikan


Topiktopik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam DRK antara lain:
Pengalaman pribadi perawat yang aktual dan menarik dalam menangani kasus/pasien di
lapangan. Pengalaman dalam mengelola pelayanan keperawatan dan isu-isu strategis.
Pengalaman yang masih relevan untuk dibahas dan akan memberikan informasi
berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan.
DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

Proses diskusi ini akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk
merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya, dan mengarahkan maupun
meningkatkan pemahaman perawat terhadap standar yang akan memacu mereka untuk
melakukan kinerja yang bermutu tinggi.
B. Menyusun Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK disepakati dalam kelompok kerja.
Kegiatan DRK dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan dan sebaiknya jadwal disusun
untuk kegiatan satu tahun. Sehingga para peserta yang telah ditetapkan akan mempunyai
waktu yang cukup untuk mempersiapkannya.
Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan fasilitator/moderator
selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya, sehingga seluruh anggota kelompok akan
mempunyai kesempatan yang sama berperan sebagai penyaji, fasilitator/moderator maupun
sebagai peserta. Peserta dalam satu kelompok diupayakan antara 5 8 orang.
Contoh:
JADWAL KEGIATAN DRK
Ruang Y / RS X
No
1.

Topik Bahasn
Kekeliruan memberi obat

2.

Pengisian dokumentasi
Askep

3.

Waktu/Bulan
14 januari

Penyaji
Br .Salim

Moderator
Br. Taslim

16 Februari

Zr. Ita

Sr. Rike

Askep Thypoid

15 Maret

Zr. Aisah

Br. Jono

4.

Menghitung cairan

12 April

Zr Ani

Zr. Ida

5.

Melepas infus pada


pasien gelisah

15 Mei

Zr. Titi

Zr. Ike

Ket.

C. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut
perincian sebagai berikut:

Pembukaan
: 5 menit

Penyajian
: 15 menit

Tanya jawab
: 30 menit

Penutup/rangkuman
: 10 menit

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

minimal 60 menit, dengan

D. Peran Masing-Masing Personal Dalam DRK


Dalam Diskusi Refleksi Kasus (DRK) ditetapkan suatu aturan main yang harus dipatuhi
oleh semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3 peran yang
telah disepakati dan dipahami dalam pelaksanaan DRK yaitu:
1. Peran penyaji
2. Peran peserta
3. Peran fasilitator/moderator
E. Penulisan Laporan
Setelah melakukan kegiatan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan DRK. Agar
kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan, anggota kelompok maupun teman
sejawat lainnya maka kegiatan tersebut harus dicatat/didokumentasikan sebagai laporan.
Bentuk laporan dikemas dengan menggunakan suatu format yang antara lain berisikan:
Nama peserta yang hadir
Tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan
Isu-isu atau masalah yang muncul selama diskusi
Rencana tindak lanjut berdasarkan masalah
Lampiran laporan menyertakan daftar hadir yang ditandatangani oleh semua peserta.
REFERENSI
Hennesy, D, 2001, Handout Reflective Case Discussion, disampaikan pada tutorial SPMKK di
Yogyakarta tahun 2001 (tidak dipublikasikan).

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

Anda mungkin juga menyukai