2.1
Bahan Baku
Daging merupakan bahan pangan yang berasal dari ternak, yang
variasi
daging
mengandung
air,
lemak,
karbohidrat
dan
Jumlah (%)
66
18,8
14
0
(Astawan ,
2008).
Menurut
Hadiwiyoto
(1983),
masing-masing
jenis
hewan
b.
busuk. c.
kaku.
4
5
d. Apabila dipegang daging tidak terasa lekat pada tangan,
dan masih terasa kebasahannya.
Daging sapi yang digunakan dalam proses pengolahan sosis sapi ini adalah
bagian paha karena memiliki jaringan ikat sedikit sehingga kemungkinan
terjadi kehilangan selama proses dapat dihambat. Daging sapi yang akan
digunakan untuk pengolahan sosis sapi ini dipasok dari Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) di daerah kedurus setiap hari selama 6 hari
kerja sebanyak 15
Kg.
2.2 Bahan Pembantu
2.2.1. Tepung Tapioka
Tapioka adalah pati yang berasal dari umbi ketela pohon
(Manihot utilissima) sifatnya dapat membentuk gel yang bening, lentur
dan tidak berbau, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengental pada
makanan dan perekat yang kuat (Brandy dan Caluser, 1989 dalam Asyhari
1993). Komposisi kimia tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 2.2. di
bawah ini.
Tabel 2.2. Komposisi Tepung Tapioka per 100 gram Bahan
Komposisi
Jumlah
Energi (kalori)
365
Karbohidrat (gr)
88,20
Protein (gr)
1,10
Lemak (gr)
0,50
Air (gr)
9,50
Kalsium (mg)
84,00
Fosfor (mg)
125
Zatbesi (mg)
100
Vitamin B1 (mg)
0,40
Sumber : Soedarmo dan Sediaoetomo (1977)
Pada tahap pengolahan sosis, digunakan tepung tapioka sebagai
bahan pengisi (filler). Bahan pengisi adalah bahan yang mengikat sejumlah
air,
tetapi
emulsifikasi.
mempunyai
pengaruh
yang
kecil
terhadap
Mutu I
17
0,6
0,6
Min
94,5
3-4
4
Negatif
Mutu II
17
0,6
0,6
Min
92,0
2,5-3
4
negatif
Mutu III
17
0,6
0,6
Min
92,0
2,5
4
negatif
adalah
menghilangkan
fraksi
protein
mayoritas komponen
mayor
dari
kedelai
non-protein dan
dengan
mengandung
7
Bahan pengikat adalah material bukan daging dan berprotein
tinggi yang dapat meningkatkan daya ikat air daging dan emulsifikasi
lemak serta membantu dalam pengikatan bahan-bahan dalam sosis
sehingga terbentuk struktur
sosis
yang
kompak.
Tabel
2.4.
yang
dibuat
dengan
menghilangkan
lemak
dan
hewani tetapi juga dapat diperoleh dari tumbuhan yang sering disebut
protein nabati
yang banyak terdapat pada kacang kedelai, tahu, tempe dan kacangkacangan. Salah satu hasil produk olahan protein nabati yaitu Texture
Vegetable Protein (TVP). TVP sering dikenal dengan nama proteina terbuat
dari
kacang
kedelai
tambahan lain.
dengan
Dengan
penghilangan
menggunakan
minyak
tanpa
bahan
teknologi ekstruksi
terjadi
penggunaan air
berperan
pangan
larut
air
seperti
tepung
tapioka, merica, garam, dan pewarna. Air juga digunakan dalam proses
pencucian mesin dan peralatan serta pembersihan ruangan. Air dan es
mempengaruhi kelembutan dan juiceness dalam sosis (Kramlich, 1973).
Menurut Price (1987) dalam Soeparno (1992), fungsi penambahan air dan
es adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
Menentukan juiceness.
f.
dikehendaki. g.
9
Sumber air yang digunakan untuk proses pengolahan disesuaikan
Batasan
Normal
Normal
Jernih
Maks 10 ppm/L
6,5 8,5
Maks 10 mg/L
Negatif
Negatif
Maks 250 mg/L
Maks 0,2 mg/L
5-10D Maks
0,5 mg/L Maks
250 mg/L Maks
3,0 mg/L Maks
0,1 mg/L
Negatif
Maks 1000 mg/L
Maks 100 koloni/g
Negatif
Sumber : Departemen Perindustrian Republik Indonesia (1975)
Air yang digunakan dalam proses pengolahan sosis sapi adalah air
bersih yang berasal dari PDAM. Dasar pemilihan air tersebut karena air
PDAM telah memenuhi persyaratan umum untuk industri pangan
yaitu tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Air PDAM akan
ditampung dalam tandon terlebih dahulu, kemudian air disalurkan melalui
pipa ke bak penampung air dan ruang proses.
goreng
memiliki
dan
juiceness sosis.
Minyak
12
11
putih
mengandung
senyawa
aliin
yaitu
senyawa
senyawa
antimikroba
(Cantwell,
2000).
Ketajaman
bau
bawang putih ini bervariasi tergantung dari asal, varietas, dan umur.
Menurut Winarno (2000), bawang putih memiliki senyawa penimbul aroma
yaitu sulfur sehingga dapat menambah cita rasa makanan. Bawang
putih diperoleh dari pasar terdekat dengan lokasi industri dan dikirim
seminggu sekali sebanyak 1 Kg untuk menjaga kesegaran bawang putih
yang akan digunakan dalam proses pengolahan sosis sapi.
2.2.7. Selongsong
Wadah yang digunakan untuk membungkus sosis disebut
selongsong (casing). Selongsong untuk sosis dibedakan menjadi 2
(dua) jenis, yaitu selongsong alami dan selongsong buatan. Selongsong
alami berasal dari saluran pencernaan hewan terutama sapi, babi, domba,
atau kambing. Sedangkan selongsong
kelompok bahan yaitu selulosa, kolagen yang dapat dimakan, kolagen yang
tidak layak dimakan dan plastik. Selongsong buatan mempunyai kekuatan
yang lebih besar daripada selongsong alami (Kramlich, 1973 dalam
Soeparno, 1992). Saat ini telah dikembangkan poly amid casing, yaitu
casing yang terbuat dari plastik. Casing jenis ini tidak bisa dimakan,
dapat dibuat berpori atau
tidak, bentuk dan ukurannya dapat diatur, tahan terhadap panas, dan dapat
6
Lada
Lada merupakan tumbuhan penghasil rempah-rempah yang
dan
penyedap rasa karena memiliki rasa pedas (spicy). Rasa pedas lada akibat
adanya kandungan senyawa piperin, piperanin dan chavicin (Rismundar,
2000).
2.2.9
Nitrit
Natrium
nitrit
merupakan
zat
tambahan
pangan
yang
konsumen.
Menurut
peraturan
menteri
kesehatan RI nomor
722/Menkes/Per/IX/88
tentang
bahan
tambahan
makanan
menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging
proses adalah
200 ppm. Sedangkan United States Departement Of Agriculture (USDA)
membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium atau
11
13
daging curing kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis (Lutfi,
2009).
2.2.10
Garam
Garam berfungsi untuk memberikan cita rasa, mengawetkan,
Gula
Penambahan gula pada pembuatan sosis untuk mengurangi rasa
asin yang berlebihan, memberikan citarasa dan warna. Gula memiliki sifat
higroskopis, memiliki daya larut tinggi, sehingga dapat menyebabkan
penurunan kandungan air dalam bahan (Winarno, 1984). Gula yang
digunakan dalam proses pengolahan sosis sapi adalah gula kristal putih.
Adapun kriteria mutu gula yang berlaku di Indonesia ditunjukkan
pada Tabel 2.7
Bahan Pengemas
Kemasan adalah suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk
mengemas suatu produk, yang telah dilengkapi dengan tulisan, label dan
keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan lain-lainnya yang dirasa
perlu disampaikan kepada konsumen. Kemasan juga merupakan suatu
wadah atau tempat yang dapat berfungsi sebagai perlindungan fisik
terhadap produk/komoditi yang dikemas misalnya gesekan, benturan, dan
2
kotoran
dan
lain-lain,
menarik
perhatian
konsumen,
13
15
Persyaratan
yang
pengemas
Pengemas Primer
Pengemas
primer
merupakan
pengemas
yang
langsung
Pengemas
beraroma
seperti sosis
mengemas
akan disimpan
beku.
jenis
High
antara
lain
Low
Density
Polyetilene
(Sulchan,
2007).
melindungi
produk
dari
plastik polietilen (PE) ini telah dilengkapi dengan label dan merek
perusahaan.
2.3.2
Pengemas Sekunder
14
primer,
kepada
15
Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan
dengan
tujuan
untuk
memberikan
perlindungan
ekstra
Pengemas Tersier
Menurut Bumi Lestari Mikronet (2006) berdasarkan
gelombang
muka
tunggal
(single-faced
Single Face adalah media corrugated di lapis pada satu sisi saja.
Tipe ini banyak dipakai pada industri gelas atau kaca sebagai pelapis.
Single face board juga banyak dipesan untuk dilaminasi dengan bahan
cetak yang lebih halus.
b. Karton
corrugated)
gelombang
muka
ganda
(double-faced
mencakup
95%
dari
seluruh
corrugated
yang
diproduksi di Indonesia.
c. Karton
corrugated).
gelombang
Double
Wall
dinding
ganda
(double-wall
corrugated
adalah
media
corrugated
yang
mempunyai dua gelombang flute dan dilapisi pada sisi atas, tengah dan
bawah. Flute pada double wall biasanya flute B pada sisi atas dan flute
C pada sisi bawah. Board type ini memberi proteksi yang lebih besar
dari single wall, biasanya dipakai untuk kotak televisi, mesin ketik dan
alat - alat yang umumnya berat dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
d. Karton
corrugated).
gelombang
dinding
triple
(triple-wall
17
17
Triple Wall corrugated adalah media corrugated yang mempunyai
tiga gelombang flute dan dilapis pada sisi atas, tengah atas,
tengah bawah dan sisi bawah. Board type ini adalah board yang paling
kuat dan juga paling mahal tetapi sangat jarang diproduksi karena
keterbatasan aplikasi.
yang
digunakan
adalah
karton
gelombang
jenis
Double Wall dengan tipe flute BC. Jenis flute yang digunakan ini
memiliki kelebihan dibandingkan jenis flute yang lain. Flute B memiliki
ketahanan tekan datar yang lebih tinggi dibanding flute A, namun
mempunyai bantalan lebih rendah. Flute C merupakan pendekatan dari
sifat-sifat yang dimiliki flute A dan flute B. Flute A merupakan jenis flute
yang mempunyai sifat bantalan yang sangat baik. Dengan penggunaan
Double Wall tersebut memberi proteksi yang lebih besar daripada
penggunaan karton gelombang Single Wall. Karton bergelombang ini
digunakan sebagai pengemas tersier karena selain dapat berfungsi untuk
melindungi sosis dari lingkungan luar (suhu dan tekanan,) serta
memudahkan transportasi dan distribusi.
2.4
Proses Pengolahan
Proses
pengolahan
adalah
tahapan-tahapan
kegiatan
yang
dilakukan untuk mengubah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
bahan
Penggilingan
Proses penggilingan merupakan proses pengecilan ukuran yang
Penimbangan
Bahan yang akan diolah, baik bahan baku maupun bahan
Pencampuran
Proses pencampuran berlangsung selama 30 menit, berikutnya
19
19
Showering
Proses showering dilakukan dengan tujuan membersihkan bagian
Pemasakan
Proses pemasakan bertujuan untuk menyatukan komponen
(Waridi,
Spraying
Proses spraying berlangsung selama 10 menit sampai tercapai
0
20
19
Daging
Sapi
Bahan
Tambahan
Penggilingan
Penimba
ngan
Pencampuran
30
Pemasukan dalam
selongsong
Showering
Pemasakan
Pengemasan
Pembekuan
Cartoning
Penyimpanan
Spraying
Sosis Sapi
21
2.4.8
21
Pemotongan Lilitan Antar Sosis
Sebelum melakukan proses pengemasan, lilitan antara rantai-
rantai selongsong
sosis
akan
dipotong
secara
manual
dengan
Pengemasan
Hasil potongan lilitan antara rantai-rantai selongsong sosis
Pembekuan
o
jam di
tengah, apabila suhu sosis bagian tengah sudah mencapai -18 C maka
dianggap semua sosis sudah mencapai suhu tersebut.
2.4.11
Cartoning
Setelah melewati proses pembekuan, dilakukan pengemasan
2.4.12
Storage
Proses penyimpanan produk akhir dilakukan dalam cold storage
o
dengan kondisi suhu -20 C dan akan berlangsung hingga produk akan
dimuat.