Anda di halaman 1dari 66

Course Outline Ilmu Tasawuf

Course Outline
ILMU TASAWUF
A. Informasi Umum
1. Data Pribadi
a.
b.

Nama Dosen
Jabatan

:
:

Eko Nani Fitriono, S.Th.


-

c.

Fungsional
Alamat Kantor

Jl. Imam Bonjol, RT 12

:
:

Kel. Selisun, Nunukan S


081350023132/085856
Jl. Fatahillah, No. 09, R

d.
e.

Telpon/HP
Alamat Rumah

Tengah, Kec. Nunukan,


2. Matakuliah
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Nama Matakuliah
Nomor/Kode
Jumlah SKS
Hari/Jam Kuliah
Jurusan
Prodi
Semester
Tahun Akademik

:
:
:
:
:
:
:
:

Ilmu Tasawuf
2 SKS
Jumat, 14.00-1
Tarbiyah
Pendidikan Ag
IV (Empat)
2015/2016

B. Arti Penting Matakuliah


1

Mata kuliah Ilmu Tasawuf merupakan


mata kuliah yang diajarkan di Jurusan
Tarbiyah,

Program

Studi

Pendidikan

Agama Islam pada Sekolah Tinggi Ilmu


Tarbiyyah (STIT) Ibnu Khaldun Nunukan.
Mata

kuliah

ini

memberikan

dirancang
bekal

untuk
kepada

mahasiswa tentang materi tasawuf agar


mereka dapat menerapkan akhlak mulia
dalam

kehidupan

sehari-hari,

menemukan model bertasawuf dalam


dunia

modern

dan

membina

lingkungannya untuk berakhlak mulia.


Secara
umum
perkuliahan
ini
membahas tentang asal usul penamaan
dan

sejarah

munculnya

tasawuf

dan

Di

samping

itu,

tasawuf

berkaitan

erat

perkembangannya.
permasalahan
dengan

puritanisme

ajaran

Islam

sehingga dapat dirumuskan dimana letak


dan kedudukannya dalam syariat Islam.
Selanjutnya, yang tidak kalah menarik

adalah

berkenaan

dengan

sejarah

tasawuf di Indonesia sebagai pijakan


utama

dalam

kedudukan

dan

melihat
fungsi

bagaimana

tasawuf

serta

perkembangannya di dunia modern.


C. Desain Konten Mata Kuliah
1. Sumber Bacaan
Rosihon Anwar dan Mukhtar Solihin, Ilmu
Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah
Sufi, Kunci Memasuki Dunia Tasawuf,
Bandung: Mizan, 1996.
Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
M. Jamil, Cakrawala Tasawuf: Sejarah,
Pemikiran, dan Kontekstualitas, Jakarta:
Garing Persada Press, 2007.
Mulyadi Kertanegara, Menyelami Lubuk
Tasawuf, Jakarta: Erlangga, 2007.
Simuh, Tasawuf dan Perkembangannya
dalam Islam, Jakarta: Grafindo Persada,
1996.

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme


dalam Islam,

Jakarta:

Bulan

Bintang,

1987.
Hawash Abdullah, Perkembangan Ilmu
Tasawuf

dan

Tokoh-Tokohnya

di

Nusantara, Surabaya: al-Ikhlas, 1980.


Hamka, Tasawuf Modern.

Hamka, Tasawuf :
Perkembangan
dan

Pemurniannya.
Abu Bakar Muhammad Al-Kaabdzi, al-Taaruf
Limadzhab Ahl al-Tasawuf, Kairo: Maktabah al-

Kulliyat al-Azhariyyah, 1969.

Al Ghazali, Ihya Ulumuddin Jilid IV


(Terjemahan), Jakarta: Faisan, 1992.

Abu Qasim al-Qusyairi,


Risalatul
Qusyairiyah

Induk

(Terjemahan),

Ilmu

Bandung:

Tasawuf
Penerbit

Pustaka, 2000.
2. Topik-topik Perkuliahan dan Time Line
No
1

Pertemuan
ke
Pertama

Kedua

Pokok Bahasan

Sub-Po
Bahas

Intro and Learning


Contract
atau
orientasi
perkuliahan
Urgensi Memahami
4

Peng

Tasawuf
Tasawuf

Ketiga

Keempat

dan

Ilmu tasawu
ilmu ta

U
hidup
bertas
Ilmu
Tasawuf, Peng
Perbedaan
dan akhlak
Persamaannya
akhlak
dengan
Akhlak, suluk.
Ilmu Akhlak, dan Perb
Suluk
tasawu
denga
akhlak
akhlak
suluk.
Sejarah Munculnya Pera
Tasawuf
kaum
muslim
mulai
zaman
umayy
sampa
denga
Abbas
yang
condo
hedon

Ge
kemba
pada
tuntun
sunna
5

Kelima

Pembagian tasawuf
atas tasawuf sunni
(amali) dan falasafi
dan
faktor-faktor
yang
melatarbelakanginy
a.

Keenam

Maqamat
Ahwal

dan

Ketujuh

Ajaran
Tasawuf
pada
Masa-Masa
Awal, Tokohnya dan
Faktor-Faktor yang
Melatarbelakanginy
6

dalam
memb
kehidu
S
pemik
tasawu
berkor
positif
denga
interak
kaum
muslim
denga
buday
(Parsi)
Sistem
jenjan
ketasa
.
S
syarat
harus
dipenu
ketika
murid
naik
jenjan

tasawu
pada
awal
khauf

a
(khauf,
mahabbah,
marifat)
8
9

10

Kedelapan
Kesembilan

Kesepuluh

raja,

raja,
mahab
dan
marifa

UTS
Ajaran
Tasawuf
pada
Masa
Berikutnya, TokohTokohnya,
dan
Faktor-Faktor yang
Melatarbelakanginy
a
(fana,
khulul,
ittihad)
Tasawuf di Masa
Nabi dan Sahabat

11

Kesebelas

Antara Tasawuf dan


Thariqat

12

Kedua
Belas

13

Ketiga
Belas

Tasawuf
di
Indonesia (Sejarah
dan
Perkembangannya)
Tasawuf
dan
Perkembangan
Modern

khulul
ittihad

Tokoh
tasawu
pada
sahab
Tokoh
tasawu
pada
beriku
S
muncu
thariqa
Sejara
perkem
an ta
di Indo
Ta
dalam
perkem
an mo

14

Keempat
Belas

15

Kelima
Belas

16

Keenam
Belas

Kedudukan Tasawuf
dalam
Syariat tasawu
Islam
kebid
Tasawuf dan Etos
Pen
Kerja
aspek
tasawu
terhad
nilai-n
spiritu
kerja.
UAS

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari matakuliah ini
selama

satu

semester

diharapkan

mahasiswa mampu dalam hal:


1.
Memahami
apa
itu
problematika,
baik

di

serta

Indonesia

tasawu,

perkembangannya
maupun

di

dunia

modern.
2. Mengetahui sejauh mana kedudukan
tasawuf dalam syariat Islam.
E. Kompetensi Umum
Mahasiswa
mampu
upaya

manusia

kesempurnaan

dalam
akhlak,

memahami

merealisasikan
pemahaman
8

tentang

hakekat

kebahagiaan
komunikasi

realitas

rohani
dan

dan

dalam

dialog

wujud

antara

roh

manusia dengan Allah serta mahasiswa


mampu mengaplikasikan konsep-konsep
Tasawuf

dalam

mensikapi

problema

kehidupan.
F. Strategi Pembelajaran
1. Learning starts with question, sebagai
langkah awal untuk mengetahui tingkat
pemahaman

mahasiswa

terhadap

matakuliah yang sedang dipelajari.


2. Ceramah, sebagai pengantar untuk
memberi

pemahaman

awal

terhadap

mahasiswa atas materi yang sedang


dipelajari.
3.
Everyone
memberikan
mahasiswa
pengalaman

is

teacher,

kebebasan

dengan
kepada

untuk

mengekspresikan

dan

pengetahuannya

berkaitan dengan materi yang sedang


dipelajari.

4. Student-created case studies, dengan


memberikan
5.

masalah/kasus

tertentu

untuk dicarikan kerangka teoritisnya.


Problem solving, menjawab dan
menyelesaikan masalah/kasus tertentu
berkaitan dengan kebijakan pemerintah
baik

nasional

maupun

lokal

untuk

dianalisis secara komprehensif.


6. Penugasan, yang menekankan kepada
aspek produk studi seperti pembuatan
makalah

(paper)

secara

berkelompok

ataupun individual.
G. Evaluasi
1. UTS; memiliki bobot penilaian (20%).
2. UAS; ujian yang dilaksanakan pada akhir
semester

dengan

materi

yang

telah

dipelajari (30%).
3. Pembuatan makalah; setiap mahasiswa
membuat sebuah makalah dengan
memilih salah satu topik perkuliahan
yang ada dengan mengkonsultasikannya
kepada dosen (15%).
4. Presentasi; mahasiswa secara bergiliran
menyampaikan pokok-pokok pikiran atau
10

konsep-konsep dari hasil studi terhadap


materi atau topik yang ada (10%).
5. Keaktifan kelas; mahasiswa diharapkan
aktif

terlibat

pemikiran,
maupun

memberikan

baik

berupa

komentar

kontribusi
pertanyaan

dalam

suasana

kebebasan akademik (15%).


6. Presentasi atau kehadiran mahasiswa
yang meliputi ketepatan waktu masuk
dan pengisian presensi di atas 75 %
kehadiran dari tiga belas kali pertemuan
(10%) .
H. Bentuk Evaluasi
Dalam
menjaring
mahasiswa,

evaluasi

hasil

dilakukan

belajar
dalam

bentuk;
1.

Tes tertulis berupa essai (diterapkan


untuk Ujian Tengah Semester dan Ujian
Akhir Semester).

2. Tes Performance (diterapkan dalam


proses perkuliahan/studi).
3. Pembuatan Makalah, Penugasan
Terstruktur dan Portofolio.
11

I. Ketentuan Penulisan Makalah


Pada dasarnya penulisan makalah
harus

memenuhi

ilmiah,

dan

Sebagai

standar

paradigma

karya

tulis

yang

penulisan
perkuliahan.
berstandar

ilmiah, harus dilengkapi dengan referensi


(minimal 6 buah buku), berupa footnote
dan daftar kepustakaan. Secara rinci
format

pembuatan

makalah

sebagai

berikut:
1. Format Makalah
a)

Jumlah halaman antara 10 s/d 20


halaman.

Gunakan

font

Times

New

Roman dengan size 12.


b) Makalah diketik di kertas A4, jarak 1,5
spasi dengan ukuran:
Margin kanan

: 3 cm

Margin kiri

: 4 cm

Margin atas

: 4 cm

Margin bawah

: 3 cm

c) Makalah diketik dengan menggunakan


catatan kaki (foot-note).
12

Contoh: Abudin Nata, Metodologi Studi Islam,


(Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 23.
d) Istilah asing yang kurang dikenal atau
belum dikenal harus dicetak miring.
e) Gunakan satu model transliterasi.
f)

Sertakan daftar pustaka pada bagian


akhir.
Contoh: Nata, Abudin. 2009. Metodologi
Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.

2. Sistematika Makalah
a) Pendahuluan
Berisi

latar

belakang

masalah,

rumusan masalah pada bagian akhir


pendahuluan berupa pertanyaan atau
stressing point tentang masalah yang
akan

diteliti,

serta

tujuan

penelitian.

(seluruhnya dirangkai dalam satu subbab bukan dalam bentuk per-item).


b) Isi, berupa:
1) Uraian (yang bersifat analisis, sintesis,
atau evaluatif) tentang masalah yang
telah

dikemukakan

atau

dinyatakan
13

dalam

pendahuluan,

atau

penilaian

(evaluasi) terhadap pendahuluan secara


rinci.
2) Isi merupakan penjabaran (analisis) atau
pembuktian

(sintesis)

(evaluasi)

terhadap

atau

penilaian

tesis

dalam

pendahuluan secara rinci.


3)

Pendekatan dan metode disesuaikan


pada masalah yang diteliti.

4) Semua argumen harus didukung oleh


referensi yang jelas.
5) Argumen harus dimungkinkan didukung
oleh

teori-teori

dan

hasil

penelitian

terdahulu.
c) Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban-jawaban
singkat sebagai statement akhir yang
berasal

dari

pertanyaan

rumusan

masalah dan intisari dari berbagai uraian


penting

dari

isi

sehingga

tidak

berpanjang lebar, harus jami-kaliim atau


singkat dan padat.
14

Contoh-contoh

makalah

dapat

dilihat pada:
http://blogekokasela.blogspot.co
.id/
Setelah mendapat masukan dalam
proses seminar dan diskusi kelas, baik
dari

teman

pengampu,

sebaya

maupun

mahasiswa

dosen
wajib

menyempurnakan karya tulisnya untuk


diserahkan sebagai perbaikan nilai tugas
dan

dikirim

melalui

alamat

satu.management@yahoo.co.id

e-mail:
paling

lambat pada waktu UAS matakuliah Ilmu


Tasawuf.
J. Ketentuan/Sanksi Tindakan
Indisipliner
1. Terlambat.
2. Tidak melaksanakan tugas.
3. Tidak masuk kuliah.
K. Saran-Saran

15

Jika
maksimal

Anda
dan

menginginkan

nilai

pengetahuan

yang

maksimal pula, ikuti setiap alur dan


petunjuk

yang

tertera

dan

biasalah

membaca buku.










.




::
:

Selanjutnya,
hendaklah
seorang
penuntut
ilmu
selalu
bersungguhsungguh, kontinu, dan mulazamah
(konsisten). Sebab ketiganya itu telah
diisyaratkan oleh Allah swt. dalam alQuran,
Dan
orang-orang
yang
bersungguh-sungguh
mengharapkan
ridha-Ku, sungguh akan Aku tunjukkan
kepada mereka jalan-Ku. Barang siapa
mencari
sesuatu
dengan
disertai
kesungguhan, tentu ia akan memperoleh
apa yang diharapkannya. Dan barang
siapa yang mengetuk pintu berkali-kali,
maka pasti dapat memasuki.1[1]
1[1] Ahmad Zacky el-Syafa dan Faizah Ulfah
Choiri, Kitab Para Pencari Ilmu Sumber
16

Acuan Etika Belajar Mengajar dalam Islam:


Terjemah Kitab Talim al-Mutaalim Syaikh alZarnuji, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2014),
hlm. 73.
17

Kado Buat Para Koruptor di Negeri Tercinta


Indonesia

KADO BUAT PARA KORUPTOR DI


NEGERI TERCINTA INDONESIA
Oleh: Eko Nani Fitriono, S.Th.I., M.P.I.

A.

Pendahuluan
Manusia diciptakan oleh Allah dengan
sebaik-baiknya bentuk (f asani taqwm).
Semua
(m

ciptaan-Nya

khalaqta

mengandung

hdh

bil).

hikmah

Kalau

kita

mengenal setiap produk manusia seperti


handphone, motor dan lain sebagainya, pasti
dilengkapi dengan buku petunjuk. Begitupun
dengan manusia. Allah menciptakan manusia
dilengkapi dengan buku petunjuk. Buku yang
menjelaskan siapa itu manusia? Dari apa
manusia

diciptakan?

Dan

untuk

apa

diciptakan manusia? Buku itu adalah al18

Quran.

Tanpa

al-Quran,

manusia

akan

tersesat di dunia ini, karena di dalam alQuran berisi petunjuk jalan kebenaran dan
keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Sebagai
senantiasa

buku

petunjuk,

membimbing

al-Quran

manusia

dalam

berbagai sudut kehidupan, baik itu pada


sektor materil yang bersifat kebendaan di
dunia maupun sektor spiritual yang beredar
pada

kadar

keimanan

dan

ketakwaan

seseorang terhadap agamanya dan TuhanNya.2[1]

Sektor

dunia

berkisar

pada

pemahaman manusia dalam mengemban


tugas di dunia untuk menjadi khalifah (wakil
Allah) di muka bumi, baik itu berkenaan
dengan

kehidupannya

profesi,

pekerjaan

sehari-hari

dan

lain-lain

seperti
dalam

kehidupan dunia. Sementara sektor spiritual


lebih

memfokuskan

ketakwaan

yang

pada

keimanan

telah

dan

teraplikasi

2[1] Lihat Q.S al-Baqarah: 30 pada sektor


kehidupan manusia sebagai makhluk dunia
dan kedudukannya, sementara lihat Q.S alDzariyat: 56 pada sektor spiritual manusia.
19

sebagiannya pada sektor kehidupan dunia.


Artinya bahwa kehidupan dunia tidak dapat
dilepaskan daripada kehidupan spiritual itu
sendiri. Itulah salah satu pilar Islam dalam
menyakini adanya hari kiamat.
Mengingat

keseimbangan

dan

kebutuhan akan dua sektor tersebut, maka


manusia harus menyadari betul posisinya.
Namun banyak manusia justru terjerumus
dan terjerembab pada kehidupan dunia yang
fana ini. Alih-alih lupa kehidupan akhirat
sehingga mulailah manusia berlomba dalam
mencapai predikat ter dalam kehidupan
dunia ini (bisa berupa: terkaya, terkuat,
tertinggi jabatan, tertampan, tercantik dan
lain-lain). Padahal semua itu hanyalah buaian
dunia yang sifatnya semu dan berjangka,
dimana mati dan kehidupan seseorang tidak
terprediksi.
Berkali-kali
mengingatkan

Allah
kepada

dalam
manusia

al-Quran
tentang

dunia dan fitnah-nya. Salah satu fitnah dunia

20

adalah harta benda.3[2] Manusia yang secara


fitrah

menyukai

kebendaan

sering

terjerumus ke dalam lubang kenistaan dan


kehinaan

karena

mengumpulkan
jalan

sifat

harta

harampun

serakah

kekayaan.

lebih

banyak

dalam
Bahkan

dilakukan

ketimbang jalan ketakwaan, yang penting


kaya katanya. Perlombaan mengumpulkan
harta

tersebut

melakukan

membuat

pencurian

manusia

dan

rela

perampokan.

Pencurian yang paling popular di Indonesia


yakni Korupsi. Sangat disayangkan Negara
dengan penduduk agama Islam terbesar di
dunia, namun menempati tempat ke 3 di
Dunia
Prestasi

dalam
yang

peraihan

medali

memalukan

Korupsi.

yang

jauh

daripada ajaran agama. Entah ini warisan


turun temurun dari penjajah atau karena
memang tabiat masyarakat Indonesia yang
korup, atau karena ketidaktahuan atau pula
aji mumpung, tampaknya korupsi makin
merajalela, mulai dari pejabat pusat sampai
pejabat daerah bahkan tingkat RT pun dapat
3[2] Lihat Q.S al-Imrn ayat 14.
21

jatah uang korup. Sungguh disayangkan,


bukannya tidak bisa ditanggulangi, akan
tetapi karena banyaknya orang pesimis yang
kalah akan kerakusan sebagian manusia
bangsa ini.
Sudah saatnya kita intropeksi diri demi
menghilangkan penjajahan yang sebenarnya
bangsa ini, yakni penjajahan kemiskinan
karena

kerakusan

sebagian

pihak

yang

membabi buta karena tabiatnya yang tidak


memiliki empati dan tidak beriman. Melalui
tulisan ini penulis ingin memberikan sebuah
kado istimewa bagi para koruptor siapapun
dia,

semoga

bermanfaat,

kado

itu

disampaikan Allah melalui ajaran Rasul-Nya


yang saya teruskan melalui tulisan singkat
ini,

dimana

signifikansi
mendatang

untuk
korupsi
bangsa

mengkaji

nilai

terhadap
Indonesia

dan
masa

sehingga

menghindarkan kemurkaan Allah terhadap


bangsa yang dihuni orang-orang serakah.
Tentu kado mulia itu telah ada bersama kita

22

selama

berabad-abad

lamanya

yakni

al-

Quranul Karim.4[3]

B.

Pengertian Korupsi
Secara etimologis kata korupsi berasal
dari bahasa Latin corruption, yakni dari akar
kata kerja corrumpere yang berarti busuk,
rusak,

menggoyahkan,

menyogok.

Menurut

International

korupsi

memutarbalik,
Transparency
adalah

perilaku

pejabat publik, baik politisi maupun pegawai


negeri, yang secara tak wajar dan ilegal
memperkaya diri atau memperkaya mereka
yang

dekat

dengannya,

dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang


dipercayakan

kepada

mereka.5[4]

Kata

korupsi sendiri ketika dicari padanan katanya


4[3] Hal ini bisa dilihat pada pesan Nabi
terhadap umatnya sebelum beliau wafat,
sabdanya:
( )

23

dalam bahasa Arab berarti (1) Al-Ikhtilaa-s =


perampasan, pengambilan dengan tipuan,
pencurian.6[5] (2) Ar-Risywah = (uang) suap.7
[6] (3) Al-Fasaa-d = kerusakan, kebusukan,
pengambilan

harta

secara

dhalim,

perampasan tanpa hak.8[7]


Adapun
memiliki

secara

beberapa

terminologi
pengertian

dikemukakan,

diantaranya:

menurut

Kartono,

Kartini

korupsi
yang

Pertama,

korupsi

adalah

tingkah laku individu yang menggunakan


wewenang

dan

jabatan

guna

mengeduk

keuntungan pribadi, merugikan kepentingan


5[4]
http://www.eramuslim.com/berita/tahukahanda/apa-itu-korupsi.htm (online), diakses
tanggal 16 Februari 2012.
6[5] Ahmad Warson Munawir, Kamus alMunawir Arab-Indonesia Terlengkap.
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 388.
7[6] Ibid., 537.
8[7] Ibid., 1134.
24

umum

Negara.9[8]

dan

Kedua,

menurut

Henricus W. Ismanthono, Korupsi : Upaya


tidak sah yang dengan sengaja meletakkan
kepentingan

pribadi,

kelompok

atas

di

keluarga,

kepentingan

atau
umum.

Korupsi bukan sekedar kejahatan ekonomi


melainkan
kekuasaan

sekaligus
(abuse

menguntungkan
kelompoknya.

penyalahgunaan

of

power)

dirinya
(Kamus

untuk

sendiri
Istilah

atau

Ekonomi

Populer : 133).10[9] Ketiga, Badan Pengawas


Keuangan

dan

mendefinisikan

Pembangunan
korupsi

sebagai

(BPKP)
tindakan

yang merugikan kepentingan umum dan


masyarakat luas demi keuntungan pribadi
atau kelompok tertentu.11[10]

9[8] ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan


Masyarakat Madani (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2001), 233.
10[9] Fauzan Syamiel, Tindak Pidana Korupsi
Perspektif Islam korupsi/tindak-pidanakorupsi-perfektif-islamfauzan.htm (online),
diakses tanggal 15 Februari 2012.
25

Sementara

itu

dari

sudut

pandang

hukum, tindak pidana korupsi secara garis


besar

mencakup

berikut:

12

unsur-unsur

sebagai

[11]

Perbuatan melawan hukum;

Penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan, atau sarana;
Memperkaya diri sendiri, orang lain,

atau korporasi;
Merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara;
Selain
tindak

itu

pidana

terdapat

beberapa

korupsi

yang

jenis

lain,

di

antaranya:

Memberi atau menerima hadiah atau


janji (penyuapan);

11[10] ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia,


233.
12[11] Korupsi, www.wikipedia.com (online),
diakses tanggal 15 Februari 2012.
26

Penggelapan dalam jabatan;

Pemerasan dalam jabatan;

Ikut serta dalam pengadaan (bagi


pegawai negeri/penyelenggara
negara);

Menerima gratifikasi (bagi pegawai


negeri/penyelenggara negara).
Dari beberapa definisi korupsi yang

telah

dipaparkan

di

atas

yakni

saling

melengkapi satu sama lain, dimana korupsi


dapat diartikan penyalahgunaan wewenang
atau amanat yang dilakukan oleh individu
atau

kelompok

pribadi

atau

untuk

memperkaya

kelompok

(yang

diri

banyak

dilakukan pejabat) yang hasil tindakannya


merugikan

banyak

pihak

secara

tidak

langsung namun nyata dirasakan. Misalnya


kemiskinan berkepanjangan, pembangunan
yang

mandek

kebijakan

yang

dan

ketidakmerataan

berakibat

hancurnya

struktural dan cita-cita masyarakat bangsa.

27

C.

Wacana al-Quran tentang Korupsi dan


Pandangan Ulama Terhadapnya
Korupsi

di

Indonesia

agaknya

telah

menjadi persoalan yang amat kronis. Ibarat


penyakit, korupsi telah menyebar luas ke
seantero negeri dengan jumlah yang dari
tahun

ke

meningkat

tahun
serta

cenderung
modus

semakin

yang

makin

beragam. Kalau dulu di zaman orde baru


korupsi hanya dilakukan di pusat, sekarang
dengan

adanya

otonomi

daerah

maka

berlomba pulalah dari pusat hingga daerah


melakukan

korupsi,

seakan

menjadi

perlombaan mengumpulkan harta terbanyak,


tanpa melihat faktor haram dan haramnya.
Dan yang anehnya korupsi dilakukan lebih
banyak secara berjamaah, ketimbang shalat
yang lebih senang dilakukan oleh sendirisendiri (munfarid).
Hasil riset yang dilakukan oleh berbagai
lembaga, juga menunjukkan bahwa tingkat
korupsi

di

negeri

yang

penduduknya
28

mayoritas muslim ini termasuk yang paling


tinggi di dunia. Bahkan koran Singapura, The
Straits Times, sekali waktu pernah menjuluki
Indonesia sebagai the envelope country,
karena segala hal bisa dibeli, entah itu
lisensi,

tender,

wartawan,

hakim,

jaksa,

polisi, petugas pajak atau yang lain. Pendek


kata segala urusan semua bisa lancar bila
ada amplop.13[12]
Suatu sindiran yang tidak boleh kita
pungkiri

faktanya

di

negara

Indonesia.

Berbagai lembaga di negara ini sakit karena


manusianya

sebagai

penggerak

sektor

tersebut juga dalam keadaan sakit secara


moral. Kalau sekiranya secara moral telah
sakit, maka sudah tidak ada lagi perbedaan
antara benang yang putih dan hitam, sudah
jelas bahwa yang hak dan batil bisa menjadi
13[12] Achmad Fauzi Zulchizar, Cara
Pemberantasan Korupsi dalam
Perspektif Islam,
http://zulchizar.wordpress.com/2010/07/10/c
ara-pemberantasan-korupsi-dalamperspektif-islam/ (online), diakses tanggal 14
Februari 2012.
29

satu

demi

suatu

menguntungkan
golongannya,
korupsi

kepentingan
diri

yang

sendiri

apapun

caranya.

membawa

dan
Padahal

dampak

pada

kesenjangan ekonomi akibat memburuknya


distribusi kekayaan. Akibat korupsi pula uang
tidak dapat terdistribusi secara sehat, hal itu
telah kita lihat bersama bahwa yang kaya
semakin kaya, yang miskin semakin miskin
yang menimbulkan kesenjangan yang jauh.
Maka akibat akhirnya adalah berbagai tindak
kemungkaran dan kejahatan meraja lela di
negeri ini, akibat ketidakpuasan akan suatu
sistem.
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang
berbicara soal kemiskinan. Dan korupsi itu
jelas dampaknya menimbulkan kemiskinan.
Beberapa

ayat

dalam

al-Quran

yang

memberi argumen cukup tegas bahwa dalam


setiap

harta

yang

dimiliki

manusia,

senantiasa ada hak yang tersurat. Dan hak


itu, jelas bukan miliknya. Allah berfirman:

30






( 24




(25)
Artinya: Dan orang-orang yang dalam hartanya
tersedia bagian tertentu, Bagi orang (miskin)
yang meminta dan orang yang tidak
mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta), (QS. al-Maarij: 24-25).
Dengan ungkapan yang berbeda, Allah
ingin

memberi

sesungguhnya

ketegasan,

seorang

manusia

bahwa
harus

menafkahkan atas harta yang dikuasai. Allah


berfirman:

(7)

Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan rasulNya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah Telah menjadikan kamu
31

menguasainya14[13].
Maka
orang-orang
yang beriman di antara kamu dan
menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar. (QS. alHadid: 7).
Lalu, jika korupsi dilakukan, bukankah
itu

merupakan

pengingkaran

besar

atas

amanah kebendaan yang dititipkan pada


manusia. Hanya saja, ini sekadar menjadi
kesadaran kultural, tidak punya daya paksa
struktural, sehingga sang koruptor menjadi
tak bergeming.
Sebenarnya
kekuatan
masyarakat.

untuk

al-Quran

mempunyai

membentuk

Al-Quran

memiliki

budaya
impetus

emosional yang dapat menggerakkan umat


Islam untuk bersikap sesuai dengan ajaran
yang

dikandungnya.

Sebagai

contoh,

14[13] Yang dimaksud dengan menguasai di


sini ialah penguasaan yang bukan secara
mutlak. hak milik pada hakikatnya adalah
pada Allah. manusia menafkahkan hartanya
itu haruslah menurut hukum-hukum yang
telah disyariatkan Allah. Karena itu tidaklah
boleh kikir dan boros. Quran in Word.
32

kehadiran

al-Quran

pada

awalnya

telah

mampu mengubah pandangan masyarakat


jahili

menjadi

lebih

bermoral

dalam

15

kedudukannya sebagai manusia. [14] Hanya


saja, yang patut disayangkan, doktrin-doktrin
normatif yang tertuang dalam al-Quran itu,
bagi kebanyakan umatnya tidak mempunyai
dimensi sosial dan intelektual yang kuat
dalam membendung realitas kemungkaran
yang

terjadi.

diperbaharui.

Asumsi
Islam

ini

jelas

bukanlah

perlu
teologi

eskapistik yang mengamini umatnya untuk


larut dalam buaian spiritual, sehingga lupa
akan tanggung jawab sosialnya. Jika ditelaah
lebih jauh, al-Quran mempunyai perangkat
teoritis yang bisa dipakai untuk membentuk
ragam manifes ketidakadilan sosial. Allah
berfirman:

15[14] Dalam sejarah kita dapat membaca


banyaknya kebobrokan moral yang dapat
diatasi nabi dalam membangun umat
berdasarkan kriteria wahyu Allah. Oleh
karenanya al-Quran dapat dikatakan
sebagai produsen budaya.
33



(77)




Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah
dianugerahkan
Allah
kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu
melupakan
bahagianmu
dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuat kerusakan. (Q.S. alQashash: 77).
Terkait
mampu

korupsi,

al-Quran

membentuk

tidak

kesadaran

saja
moral

manusia untuk tidak rakus memakan harta


rakyat.

Al-Quran

juga

punya

perangkat

teoritis untuk memberantas korupsi. Dalam

34

banyak ayat, seringkali terdapat penegasan


akan tesis Lord Action bahwa kekuasaan itu
cenderung korup (power tends to corrupt).
Hal ini menjadi alasan karena kekuasaan
sering

membuat

mena,

orang

mengindahkan

berlaku

semena-

peraturan

dan

mengambil keuntungan dengan kekuasaan


yang diraihnya.16[15] Dan al-Quran, tidak
saja menghadirkan penegasan itu, ia juga
sekaligus

melarang

umat

Islam

untuk

memilih kaum penindas jadi penguasa. Allah


berfirman:



(34)

Artinya: Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja


apabila memasuki suatu negeri, niscaya
mereka membinasakannya, dan menjadikan
penduduknya yang mulia jadi hina; dan
16[15] ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
234.
35

demikian pulalah yang akan


perbuat. (Q.S. An-Naml: 34).

mereka

Namun jika mereka terlanjur berkuasa,


melawan
Allah

itu.

oposisi

dilakukan

penindas

kaum

perlu

maka

hegemoni
berfirman:


)(9




Artinya: Dan kalau ada dua golongan dari mereka
yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! tapi kalau yang
satu melanggar perjanjian terhadap yang
lain, hendaklah yang melanggar perjanjian
36

itu kamu perangi sampai surut kembali pada


perintah Allah. kalau dia Telah surut,
damaikanlah antara keduanya menurut
keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil;
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang
yang berlaku adil. (Q.S. al-Hujurat: 9).
Jika dipahami secara kontekstual, dapat
dimengerti

bahwa

sifat-sifat

seorang

pemimpin seharusnya bukan sosok yang


korup, namun sosok populis yang dekat
dengan

rakyat,

dan

mencintai

mereka.

Korupsi sebagai bagian dari monopoli dan


konsentrasi kekuasaan juga disinggung oleh
al-Quran seraya mengutuknya.17[16]



17[16] Jaafar Usman al-Qari, Menangkal
Korupsi Menurut Perspektif al-Quran,
http://masjidrayabatam.net (online), diakses
tanggal 15 Februari 2012.
37







(7)




Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kotakota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orangorang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara
kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu,
Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu,
Maka
tinggalkanlah.
dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah amat keras hukumannya. (Q.S. AlHasyr: 7).

Al-Quran harus menjadi inspirasi dan


pelopor

untuk

melakukan

gerakan

pembebasan, termasuk dalam memberantas


korupsi. Karena selain UU Republik Indonesia

38

Nomor

20

Tahun

2001

tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi18[17],


agama

Islam

lebih-lebih

melarang

penganutnya untuk memakan harta orang


lain dengan jalan yang bathil. Perhatikan
firman Allah berikut ini:

18[17] Berdasarkan ketentuan undang-undang


nomor 31 Tahun 1999 jo undang-undang
nomor 20 tahun 2001, jenis penjatuhan
pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap
terdakwa tindak pidana korupsi adalah
sebagai berikut:a. Pidana mati (Pasal 2
ayat (1) Undang-undang nomor 31
tahun 1999 jo Undang-undang nomor
20 tahun 2001).
b.

c.

Pidana Penjara (Pasal 2 ayat 1; Pasal 3;


Pasal 21; Pasal 28; Pasal 29; Pasal 35; Pasal
36).
Pidana tambahan.
Lebih lanjut lihat Tindak Pidana Korupsi,
http://dalangkoruptor.blogsidak.com/2011/03
/02/24/ (online), diakses tanggal 17 Februari
2012.

39

(188)



Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan


harta sebahagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada
hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain
itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu Mengetahui. (Q.S. al-Bqarah: 188).
Pada

Surat

al-Baqarah

ayat

188

tersebut, disebutkan secara umum bahwa


Allah SWT melarang untuk memakan harta
orang lain secara batil. Qurtubi memasukkan
dalam kategori larangan ayat ini adalah:
riba, penipuan, ghosob, pelanggaran hakhak, dan apa yang menyebabkan pemilik
harta tidak senang, dan seluruh apa yang

40

dilarang oleh syariat dalam bentuk apapun. 19


[18]
Al-Jassos

mengatakan

bahwa

pengambilan harta orang lain dengan jalan


batil ini bisa dalam 2 bentuk:20[19]
1. Mengambil dengan cara zhalim, pencurian,
khianat, dan ghosob (menggunakan hak
orang lain tanpa izin).
2. Mengambil atau mendapatkan harta dari
pekerjaan-pekerjaan yang terlarang, seperti
dari bunga/riba, hasil penjualan khamar,
babi, dan lain-lain.
Ayat ini turun berkenaan dengan Umru
al-Qais bin Abis dan Abdan bin Asywa alHadrami yang bertengkar dalam soal tanah.
Umru al-Qais berusaha mendapatkan tanah
itu agar menjadi miliknya dengan bersumpah
19[18] Al-Qurtuby, Al- li Ahkam al-Quran, Jilid
1, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993),
225. (sumber asli).
20[19] Al-Jassos, Ahkam Al-Quran, Jilid 1,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1993), 344.
41

di depan hakim. Ayat ini (Q.S. al-Baqarah:


188) sebagai peringatan kepada orang-orang
yang merampas hak orang dengan jalan
yang batil. (diriwayatkan oleh Ibnu Abi
Hatim yang bersumber dari Said bin
Jubair).21[20]
Sementara

dalam

dikatakan

bahwa

bercerita

dari

Ali
Ibnu

Tafsir
bin

Ibnu
Abi

Abbas

Katsir

Thalhah
mengenai

seseorang yang menguasai harta kekayaan


namun tidak memiliki bukti kepemilikannya.
Maka

dia

memanipulasi

harta

itu

dan

mengadukannya kepada hakim, sedang dia


mengetahui bahwa harta itu bukan haknya
dan dia pun mengetahui bahwa dirinya
berdosa lantaran memakan barang haram.
Sebagian
janganlah

ulama
Anda

salaf

mengatakan,

mengadukan

persoalan

sedang Anda mengetahui bahwa Anda itu


zalim. Dalam shahihain dikatakan dari Ummu

21[20] Shaleh dan Dahlan, Asbbun Nuzl:


Latar Belakang Turunnya Ayat-Ayat al-Quran
(Bandung: Diponegoro, 2000), 54-55.
42

Salamah bahwa Rasulullah SAW. bersabda: 22


[21]







()
"Ketahuilah, aku hanyalah manusia dan
datang kepadaku pengaduan sengketa.
Boleh jadi ada seseorang di antara
kamu yang lebih unggul hujahnya
sehingga aku memenangkannya dan
mengalahkan yang lain. Barangsiapa
yang kumenangkan perkaranya sedang
ia mengambil hak seorang muslim,
maka kernenangan itu berupa
sebongkah api. Silakan mengambilnya
atau meninggalkannya."
(HR Bukhari dan Muslim).
22[21] Muhammad Nasib al-Rifai,
Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir, Penerj. Syihabuddin (Jakarta: Gema
Insani Press, 1999), 304-305.
43

Ayat dan hadits di atas menunjukkan


bahwa ketetapan hakim tidak mengubah
karakteristik perkara. Hakim tidak dapat
menghalalkan
berkarakter

perkara
haram

mengharamkan
berkarakter

haram

yang

dia

tidak

halal

yang

dia

hanya

dan

perkara

halal,

karena

berpegang teguh kepada zahirnya saja. Jika


sesuai, maka itulah yang dikehendaki, dan
jika tidak sesuai, maka hakim tetap beroleh
pahala dan bagi yang bermuslihat adalah
dosanya.

Oleh

karena

itu,

Allah

Ta'ala

berfirman:

"Dan janganlah kamu memakan


harta di antara kamu dengan
batil... sedang kamu
mengetahuinya,"
Yakni

mengetahui

kebatilan

perkara

yang kamu sembunyikan di dalam alasanalasan yang kamu ajukan.23[22]


Pada kalimat L ta`kul amwlakum
baynakum

(Janganlah

sebahagian

kamu

23[22] Ibid., 305.


44

memakan harta sebahagian yang lain) di


dalamnya ada lafadh L ta`kul (janganlah
kamu memakan) adalah fiil mudhari yang
dimasuki la nahiyah (yang artinya janganlah)
yang

menunjukkan

pada

sesuatu

yang

dilarang.24[23] Ilmu ushl fiqh jumhur ulama


berpendapat bahwa hukum asal setiap yang
dilarang itu hukumnya adalah haram. 25[24]
Pada kalimat itu juga ada kata Ta`kuluu
(sebahagian kamu memakan) pemakaian
kata ini karena pada kebiasaan seseorang
mengambil harta orang lain untuk dimakan,
24[23] Pada umumnya al-Quran dalam
melarang suatu perbuatan memakai uslub
(gaya bahasa) salah satunya dengan
menggunakan fiil mudhari yang dimasuki la
nahiyah. Lebih lanjut lihat Muhtar Yahya dan
Fathurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan
Hukum Fiqh Islami (Bandung: al-Maarif,
1997), 206-210.
25[24]

Artinya: Aslinya larangan itu berarti


mengharamkan.

Alasan yang mereka kemukakan ialah:


45

bukan berarti kalau tidak untuk dimakan


lantas

hukumnya

boleh,

contoh:

korupsi

untuk naik haji, korupsi untuk berbisnis,


korupsi untuk lembaga, dan lain-lain.26[25]
Kemudian pada kalimat selanjutnya ada
kata bil bathili (dengan jalan batil/ tidak
benar) kata ini mengandung banyak makna
a.

Akal yang sejahtera tentu dapat menerima


secara
pasti
tentang
keharusan
meninggalkan
suatu
perbuatan
yang
terkandung dalam lafadh nahi itu, bila tidak
ada qarinah yang mengalihkan kepada arti
yang lain.

b.

Para Ulama Salaf (Kuna) pada saat


menggunakan lafadh nahi yang tidak
mempunyai qarinah untuk mengharamkan
sesuatu.
Lebih lanjut lihat . Lebih lanjut lihat Muhtar
Yahya
dan
Fathurrahman,
Dasar-Dasar
Pembinaan Hukum, 210.

26[25] Fauzan Syamiel, Tindak Pidana


Korupsi Perspektif Islam korupsi/tindakpidana-korupsi-perfektif-islamfauzan.htm
(online), diakses tanggal 15 Februari 2012.
46

dan berlaku umum bisa kita katakan bahwa


menyuap, menipu, mencuri, merampok dan
juga korupsi adalah cara- cara yang bathil
untuk mendapatkan harta, karena hal ini
juga

dapat

mengakibatkan

kerugian

terhadap seseorang, masyarakat, lembaga


terlebih

lagi

pada

bangsa

dan

negara.

Perbuatan ini juga bukan hanya berdampak


pada lawan tetapi juga pada pelaku dan
orang sekitarnya (keluarga yang memakan
harta

tersebut)

karena

seseorang

yang

tumbuh dari barang yang haram maka telah


dipersiapkan baginya neraka di akhirat.27[26]

:


Daging

27[26]

manapun yang tumbuh dari makanan yang


haram, maka neraka adalah lebih utama
untuk dia terima. (H.R. al-Tirmidzi).

Lihat Sunan al-Tirmidzi, jus 3, bab ma dzikra


fi fadli shalat, hadits no. 558 (CD ROM:
Maktabah Symilah). Lihat juga pada Ahmad
Musthafa al-Maraghiy, Tafsir al-Maraghiy,
Penerj. Hery Noor Ali dkk (Semarang: Toha
Putra, 1989), 54.

47

D.

Solusi Pemberantasan Korupsi


Pertama,

sistem

penggajian

yang

sesuai dan layak. Aparat pemerintah harus


bekerja dengan sebaik-baiknya. Dan itu sulit
berjalan dengan baik bila gaji mereka tidak
mencukupi. Para birokrat tetaplah manusia
biasa.
Rasul dalam hadis riwayat Abu Dawud
berkata,

Barang

siapa

yang

diserahi

pekerjaan dalam keadaan tidak mempunyai


rumah, akan disediakan rumah, jika belum
beristri

hendaknya

mempunyai

menikah,

pembantu

jika

hendaknya

tidak
ia

mengambil pelayan, jika tidak mempunyai


hewan tunggangan (kendaraan) hendaknya
diberi.

Dan

barang

siapa

mengambil

selainnya, itulah kecurangan (ghalin). Oleh


karena itu, harus ada upaya pengkajian

48

menyeluruh terhadap sistem penggajian dan


tunjangan di negeri ini.28[27]
Kedua, larangan menerima suap dan
hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan
seseorang kepada aparat pemerintah pasti
mengandung maksud tertentu, karena buat
apa memberi sesuatu bila tanpa maksud di
belakangnya, yakni bagaimana agar aparat
itu bertindak menguntungkan si pemberi
hadiah.
Saat

Abdullah

bin

Rawahah

tengah

menjalankan tugas dari Nabi untuk membagi


dua hasil bumi Khaybar separo untuk kaum
muslimin dan sisanya untuk orang Yahudi
datang orang Yahudi kepadanya memberikan
suap

berupa

perhiasan

agar

ia

mau

memberikan lebih dari separo untuk orang


Yahudi.

28[27] Lihat M. Nurul Irfan, Tindak Pidana


Korupsi di Indonesia dalam Perspektif Fiqh
Jinayah (Jakarta: Badan Diklat dan Litbang
Departemen Agama RI, 2009), 97-105.
49

Tawaran ini ditolak keras oleh Abdullah


bin Rawahah, Suap yang kalian tawarkan
adalah haram, dan kaum muslimin tidak
memakannya. Mendengar ini, orang Yahudi
berkata, Karena itulah (ketegasan Abdullah)
langit dan bumi tegak (Imam Malik dalam
al-Muwatta).29[28]
Tentang suap Rasulullah berkata:









Artinya:

Laknat

Allah

terhadap

penyuap dan penerima suap (HR. Abu


Dawud).

Tentang

hadiah

kepada

aparat

pemerintah, Rasul berkata, Hadiah yang


29[28] Imam Malik, al-Muwatha, Juz 4, hadits
no. 1198 (CD ROM: Maktbah Symilah).
50

diberikan kepada para penguasa adalah suht


(haram) dan suap yang diterima hakim
adalah kufur (HR Imam Ahmad).
Nabi

sendiri

sebagaimana

tersebut

dalam hadis riwayat Bukhari mengecam


keras

Ibnul

Atabiyah

lantaran

menerima

hadiah dari para wajib zakat dari kalangan


Bani

Sulaym.

berpengaruh

Suap

buruk

pemerintah.

dan
pada

Aparat

sebagaimana

hadiah
mental

akan
aparat

bekerja

mestinya

tidak

sampai

dia

menerima suap atau hadiah.


Ketiga, perhitungan kekayaan. Orang
yang

melakukan

korupsi,

tentu

jumlah

kekayaannya akan bertambah dengan cepat.


Meski tidak selalu orang yang cepat kaya
pasti karena telah melakukan korupsi.
Bisa

saja

ia

mendapatkan

semua

kekayaannya itu dari warisan, keberhasilan


bisnis

atau

perhitungan

cara

lain

kekayaan

yang

halal.

Tapi

dan

pembuktian

terbalik sebagaimana telah dilakukan oleh

51

Khalifah Umar bin Khattab menjadi cara yang


bagus untuk mencegah korupsi.
Semasa

menjadi

khalifah,

Umar

menghitung kekayaan para pejabat di awal


dan

di

akhir

kenaikan

jabatannya.

yang

tidak

Bila

terdapat

wajar,

yang

bersangkutan, bukan jaksa atau orang lain,


diminta membuktikan bahwa kekayaan yang
dimilikinya itu didapat dengan cara yang
halal.
Bila

gagal,

Umar

memerintahkan

pejabat itu menyerahkan kelebihan harta


dari jumlah yang wajar kepada Baitul Mal,
atau membagi dua kekayaan itu separo
untuk yang bersangkutan dan sisanya untuk
negara. Cara inilah yang sekarang dikenal
dengan istilah pembuktian terbalik yang
sebenarnya sangat efektif mencegah aparat
berbuat curang.
Keempat,

teladan

pemimpin.

Pemberantasan korupsi hanya akan berhasil


bila

para

pemimpin,

terlebih

pemimpin

tertinggi, dalam sebuah negara bersih dari


52

korupsi. Dengan takwa, seorang pemimpin


melaksanakan

tugasnya

dengan

penuh

amanah.
Dengan takwa pula, ia takut melakukan
penyimpangan,

karena

meski

ia

bisa

melakukan kolusi dengan pejabat lain untuk


menutup

kejahatannya,

Allah

SWT

pasti

melihat semuanya dan di akhirat pasti akan


dimintai pertanggungjawaban.
Di sinilah diperlukan keteladanan dari
para pemimpin itu. Khalifah Umar menyita
sendiri seekor unta gemuk milik puteranya,
Abdullah

bin

Umar,

karena

kedapatan

digembalakan bersama di padang rumput


milik Baitul Mal. Hal ini dinilai Umar sebagai
bentuk penyalahgunaan fasilitas negara.
Demi menjaga agar tidak mencium bau
secara tidak hak, khalifah Umar bin Abdul
Azis

sampai

menutup

membagi minyak
Dengan

teladan

kesturi

hidungnya

saat

kepada rakyat.

pemimpin,

tindak

penyimpangan akan mudah terdeteksi sedari


dini.
53

Nabi

sendiri

sampai

berjanji

kalau

sekiranya Fatimah putrid beliau sendiri yang


melakukan pencurian maka beliau sendiri
yang akan memotong tangannya.
Kelima,

hukuman

setimpal.

Pada

dasarnya, orang akan takut menerima risiko


yang akan mencelakakan dirinya, termasuk
bila ditetapkan hukuman setimpal kepada
para koruptor. Berfungsi sebagai pencegah
(zawajir), hukuman setimpal atas koruptor
diharapkan membuat orang jera dan kapok
melakukan korupsi. Dalam Islam, koruptor
dikenai hukuman tazir berupa tasyhir atau
pewartaan (dulu dengan diarak keliling kota,
sekarang
televisi

mungkin
seperti

bisa

yang

ditayangkan

pernah

di

dilakukan),

penyitaan harta dan hukuman kurungan,


bahkan sampai hukuman mati.
Keenam,

pengawasan

masyarakat.

Masyarakat dapat berperan menyuburkan


atau

menghilangkan

menumbuhkan

korupsi.

keberanian

Demi
rakyat

mengoreksi aparat, khalifah Umar di awal


54

pemerintahannya

menyatakan,

Apabila

kalian melihatku menyimpang dari jalan


Islam, maka luruskan aku walaupun dengan
pedang.30[29]
Terlepas daripada itu semua sebagai
orang

yang

masing

beriman

daripada

tentunya
diri

masing-

kita

untuk

membentengi diri, dengan menjaga keluarga


untuk sedini mungkin mengajarkan sikap
benci

kepada

korupsi

sehingga

berani

mengatakan SAY NO TO KORUPSI, yang


tentunya

di

yakini

dalam

hati

dan

dilaksanakan dengan perbuatan dan kita


perlu banyak belajar dan merenung untuk
menghargai
banyak

bahwa

orang,

menghargai
keyakinan

korupsi

tindakan

fitrah
tersebut,

mendzalimi

korupsi

manusia.
dimulai

tidak

Dengan
dari

tiap

30[29] Achmad Fauzi Zulchizar, Cara


Pemberantasan Korupsi dalam
Perspektif Islam,
http://zulchizar.wordpress.com/2010/07/10/c
ara-pemberantasan-korupsi-dalamperspektif-islam/ (online), diakses tanggal 14
Februari 2012.
55

individu, bukan tidak mungkin korupsi bisa


hilang di negeri tercinta ini. Bukankah Allah
berfirman:


....


.....

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan


sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
31
[30]

E.

Kado Buat Para Koruptor


Wahai

engkau

para

koruptor

yang

makan duit rakyat dengan cara yang kotor,


ketahuilah bahwa dibalik harta yang engkau
makan adalah laknat makhluk dan Allah
yang di dalamnya.32[31] Apa yang engkau
cari dari kehidupan dunia yang tidak berseri
31[30] Q.S. al-Radu: 11.
32[31] Lihat Q.S. al-Imrn: 161.
56

ini? kekayaan, kepuasan, harta yang banyak


dan

penghormatan

akan

lenyapnya

kamu

di

Seharusnya

rakuslah

lenyap

seraya

muka

bumi.33[32]

terhadap

kehidupan

dunia dalam hal mengumpulkan bekal di


kehidupan panjang dan kekal di akherat.
Karena itu sebaik-baik bekal adalah takwa. 34
[33]
Wahai engkau para koruptor, ketahuilah
bahwa hidupmu dalam bencana, siksamu
tiada tara, bisa jadi dunia menjadi neraka
bagimu.

Ambillah

pelajaran

dari

pendahulumu yang korup, apakah mereka


bahagia

di

sengsara?

akhir
Apakah

kehidupannya
mereka

ataukah
terhormat

ataukah dilaknak? Apakah mereka pejuang


dari zero ke hero atau dari hero ke zero.
Ingat! Manusia diberikan akal pikiran agar
dia selalu bisa berpikir untuk mengambil
mana

yang

baik

yang

dapat

dijadikan

33[32] Lihat Q.S. al-Kahfi: 46.


34[33] Lihat Q.S. al- Imrn: 102.
57

pelajaran dan membuang jauh contoh yang


buruk

yang

menyengsarakan

dan

menghinakan.35[34]
Wahai

engkau

para

koruptor,

kalau

engkau tetap dalam sikapmu sebagai ahli


koruptor,
seperti

maka

tikus,

apa

yang

bedanya
hidup

dari

hidupmu
mencuri.

Mencuri pakaian, mencuri makanan, mencuri


segala macam yang kemudian di jadikan
kebanggaan. Sungguh menyedihkan. Oleh
karena itu, masih ada waktu untuk kalian
berpikir,

kemudian

bertobat,

sebelum

pengadilan Allah diputuskan bahwa kamu


adalah bagian dari orang yang celaka baik di
dunia maupun di akhirat, maka kembalilah
kepada jalan yang di ridhoi Allah SWT. 36[35]
insyaAllah dengan kamu kembali bertaubat
dan sadar, kamu akan mendapat Rahmat

35[34] Lihat Q.S. al-Kahfi: 46.


36[35] Lihat Q.S. al-Imrn: 135.
58

Allah, karena Allah maha penerima taubat


kepada hamba-hamba-Nya.37[36]

F.

Kesimpulan
Allah SWT. telah memberikan kado cinta
kepada hamba-hambanya yakni berupa alQuranul Karim yang kemudian teraplikasikan
dalam diri Nabi Muhammad SAW. melalui
perilaku

dan

tingkah

lakunya

dalam

kehidupan sebagai suri tauladan, sehingga


ketika nabi Muhammad menjelang wafat
beliau berpesan:



( )
Artinya: Ku tinggalkan dua perkara untukmu, kalian
tidak akan tersesat selama-lamanya apabila

37[36] Lihat Q.S al-Tahrim: 135.


59

berpegang

kepada

keduanya,

yakni

al-

Quran dan al-Hadits.


Islam
umatnya

tidak
untuk

bertentangan

pernah

melakukan

dengan

mengajarkan
hal-hal

fitrahnya

yang

sebagai

makhluk yang berbudi luhur seperti mencuri,


apalagi korupsi, karena Islam adalah agama
cinta kasih yang sangat menghormati setiap
makhluknya satu sama lainnya.




(107)



Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan

untuk

(menjadi)

rahmat

bagi

semesta alam.
Oleh karenanya ketika umat Islam yang
mayoritas
banyak

di

negeri

melakukan

tercinta
korupsi,

Indonesia
itu

karena

kurangnya pemahaman mereka beragama,


tentu dalam hal ini jauh daripada panduan
hidup (way of life), dalam hal ini al-Quran
dan sunnah nabi-Nya. Dan bisa jadi Islam

60

mereka hanya KTP saja. Oleh sebab itu


penting memahami al-Quran dan sunnah
agar hidup terarah dan di rahmati Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku/Kitab:

Al-Quranul Karim.

Quran in Word.

CD ROM: Maktabah Symilah.

Al-Jassos. Ahkam Al-Quran. Jilid 1. Beirut: Dar


al-Fikr, 1993.

61

al-Maraghiy, Ahmad Musthafa. Tafsir al-Maraghiy.


Penerj. Hery Noor Ali dkk. Semarang: Toha
Putra, 1989.

al-Rifai, Muhammad Nasib. Kemudahan dari


Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Penerj.
Syihabuddin. Jakarta: Gema Insani Press,
1999.

Al-Qurtuby. Al- li Ahkam al-Quran. Jilid 1.


Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1993.

Dahlan, dan Shaleh. Asbbun Nuzl: Latar


Belakang Turunnya Ayat-Ayat al-Quran.
Bandung: Diponegoro, 2000.

ICCE. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan


Masyarakat Madani. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2001.

Irfan, M. Nurul. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia


dalam Perspektif Fiqh Jinayah. Jakarta: Badan
Diklat dan Litbang Departemen Agama RI,
2009.

62

Munawir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawir ArabIndonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka


Progresif, 1997.

Yahya, Muhtar dan Fathurrahman. Dasar-Dasar


Pembinaan Hukum Fiqh Islami. Bandung: alMaarif, 1997.

Sumber Internet:
Syamiel,
Fauzan.
Tindak
Pidana
Korupsi
Perspektif
Islam.
korupsi/tindak-pidanakorupsi-perfektif-islamfauzan.htm (online).

Zulchizar, Achmad Fauzi. Cara Pemberantasan


Korupsi
dalam
Perspektif Islam.
http://zulchizar.wordpress.com/2010/07/10/c
ara-pemberantasan-korupsi-dalamperspektif-islam/ (online).

Korupsi. www.wikipedia.com (online).

63

Tindak
Pidana
Korupsi.
http://dalangkoruptor.blogsidak.com/2011/03
/02/24/ (online).

http://www.eramuslim.com/berita/tahukahanda/apa-itu-korupsi.htm (online).

64

65

66

Anda mungkin juga menyukai