Relaksasi Otot Progresif
Relaksasi Otot Progresif
bereaksi terhadap stressor, respon relaksasi, mengembalikan proses fisik, mental dan emosi
(Davis, 1995).
Relaksasi otot progresif merupakan pengaktifan dari saraf parasimpatis yang
menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem saraf simpatis dan
menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatis. Masing-masing saraf
parasimpatis dan simpatis saling berpengaruh maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas
sistem yang satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993).
2.3.2 Indikasi Relaksasi Otot Progressif
1. Nyeri
2. Kecemasasan
3. Depresi
4. Insomnia, dll
2.3.3 Tujuan Relaksasi Otot Progressif
Relaksasi otot progresif bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan
cara melemaskan otot-otot badan. Dalam latihan relaksasi otot progresif lansia diminta untuk
menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian mengendorkannya. Sebelum
dikendorkan, sirasaka terlebih dahulu ketegangan tersebut sehingga individu dapat
membedakan antara otot yang tegang dengan yang lemas. Pada saat lansia berada pada
keadaan rileks maka saraf otonom akan bekerja dan tdiur yang berkualitas akan diapatkan
(Utami, 2007).
2.3.4 Macam Relaksasi Otot Progresif
Ada 3 macam relaksasi otot progresif yaitu tension relaksasi, letting go dan differential
relaksasi.
1. Relaxation via Tension-Relaxation
Individu diminta untuk menegangkan dan melemaskan masing-masing otot, kemudian
diminta untuk merasakan dan menikmati perbedaan antara ketika otot tegang dan ketika
otot lemas. Disini individu diberitahu bahwa pada fase menegangkan akan membantu dia
lebih menyadari sensari yang berhubungan dengan kecemasan, dan sensasi tersbut
bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk melemaskan ketegangan. Individu dilatih untuk
Di dalam latihan relaksasi differensial yang penting bagi individu adalah tidak hanya
menyadari kelompok otot yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tertentu, tetapi juga
mengidentifikasi dan lebih menyadari otot0otot yang tidak perlu untuk melakukan aktivitas
tersebut. Latihan akan dimulai ketika subjek sudah mencapai keadaan rileks. Latihan yang
secara teratur akan mengurangi ketegangan secara umum. Hal ini akan menyebabkan
individu tersebut nyaman ketika melakukan aktivitas sehari-hari dengan demikian relaksasi ini
dapat dilakukan tanpa individu itu berbaring.
2.3.5 Manfaat Relaksasi Otot Progresif pada Lansia
1. Menciptakan ketentraman batin
2. Mengurangi rasa cemas, khawatir, dan gelisah
3. Menjadikan tekanan dan ketegangan jiwa lebih rileks
4. Menjadikan detak jantung lebih rendah
5. Mengurangi tekanan darah tinggi
6. Menciptakan ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
7. Membuat tidur lebih lelap dan kesehatan mental menjadi lebih baik
8. Menjadikan daya ingat lebih baik dan meningkatkan daya berpikir logis
9. Meningkatkan kreativitas dan keyakinan
10. Meningkatkan daya kemauan dan intuisi
11. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain (Handoyo, 2006).
Sedangkan menurut (Dewi, 1998) manfaat relaksasi otot progresif bagi lansia, antara lain:
1. Membuat individu lebih mampu menghindari reaksi berlebihan akibat stres psikologi.
2. Menurunkan tekanan darak sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.
3. Mengurangi tingkat kecemasan.
4. Mengurangi perilaku yang sering terjadi selama periode stres psikologinya, misalnya
naiknya jumlah rokok yang dihisap, konsumsi slkohol, pemakaian onat-obatan, dan makan
yang berlebihan.
5. Meningkatkan hubungan sosial dan ketegangan.
6. Meningkatkan hubungan interpersonal.
2.3.6 Hal-Hal yang Harus diperhatikan Dalam Melakukan Relaksasi Otot Progressif
dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan rileks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
2. Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke
langit-langit.
3. Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot biseps. Otot biseps adalah otot besar yang
terdapat di bagian atau pangkal lengan. Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua
tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga
otot-otot biseps akan menjadi tegang.
4. Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan
bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini
adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.
9. Gerakan kesembilan dan kesepuluh ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian
depan dan belakang. Gerakan ini diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
otot leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat,
kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
10. Gerakan kesepuluh bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan, ini dilakukan dengan
cara membawa kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke
dadanya. Sehingga dapat meraskan ketegangan di daerah leher bagian muka.
11. Gerakan kesebelas bertujuan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung
dilengkungkan, lalu busungkan dada. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian
rileks. Pada saat tubuh rileks, letakkan kembali ke kursi sambil membiarkan otot-otot menjadi
lemas.
12. Gerakan keduabelas dilakukan untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini, klien
diminta untuk menarik nafas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapat bernafas normal
dengan lega. Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga
dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.
13. Gerakan ketigabelas bertujuan untuk melatih otot perut. Gerkan ini dilakukan dengan cara
menarik kuat-kuat perut ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan
keras. Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulangi kembali seperti gerakan awal
untuk perut ini.
14. Gerakan keempatbelas dan kelimabelas adalah gerakan untuk otot-otot kaki. Gerakan ini
dilakukan secara berurutan. Gerakan keempatbelas bertujuan untuk melatih otot-otot paha,
dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
15. Gerakan kelimabelas ditujukan untuk melatih otot-otot betis dengan mengunci lutut,
sehingga ketegangan pindah ke otot-otot betis. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu
dipelas. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran
M.
2006.
Progresif
Muscle
Relaxasationfor
Stres
and
Insomnia,
Sari, N.K. 2008. Masalah Kesehatan Pada Usia Lanjut. http://forumbebas.com/thread29202.html diakses tanggal 2 Nopember 2011
Diahwati, Dewi. 2001. Serba-serbi Manfaat dan Gangguan Tidur, Pionir Jaya, Jakarta
Ebersole, Hess, Touty, Jeff. 2005. Grontology and Healhty Aging. Second Edition. Mosby, Inc.
St Louise, Missouri
Evy, 2008. Waspadai Depresi pada Lansia, http://www.kompas.com/aboutus.php. diakses 5
Nopember 2011
Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta, EGC
Handoyo. 2006. Manfaat Relaksasi Otot progresif. Jakarta, EGC
Lumbantobing. 2004. Gangguan Tidur. FKUI. Jakarta
Selamiharja,
N.
2005.
Insomnia
dan
Rahasia
Tidur
Nyaman,